Biasalaaaah mau akhir tahun, sok
bikin koleidoskop gitu apa-apa saja yang sudah terjadi plus
pencapaian-pencapaian di tahun 2015 ini.
Kemarin, kebetulan pas awal tahun
saya bikin semacam toples berisi kertas untuk nyimpen apa saja prestasi dan
rezeki yang saya peroleh selama setahun ini.
[SP] Belakangan smartwatch jadi gadget hits ya! Rata-rata merek-merek ponsel besar pasti ngeluarin produk jam tangan pintar ini.
Keren semua yaaaa, tapi menurut saya sih, rata-rata secara desain, bentuk mereka sporty dan kaku gimana gitu. Jadinya kalau mau bergaya elegan, kok agak kurang matching ya. Terlalu ‘main-main’ gitu lho, rasanya.
Coba bandingin sama smartwatch dari Huawei ini deh.
HuaweiWatch
Klasik banget ya, bener-bener desainnya tak lekang oleh waktu. Bisa dipakai kapan saja dan tetap keren. Ini didukung oleh bentuknya yang perfect circle seperti desain arloji buatan Swiss. Kalo rata-rata smartwatch merek lain keliatan seperti jam tangan digital, ini malah seperti jam tangan manual.
Yang bikin smartwatch ini timeless juga adalah pilihan casing dan tali jamnya yang tersedia sesuai karakter dan gaya kita. Pilihan material tali jamnya pun fine leather dan stainless steel! Buat gue, ini gak sekedar jam tangan pintar tapi jam tangan pintar yang stylish!
Yang masih cari ide hadiah tahun baru atau ultah atau kafo lahiran #uhuk #kodekeras buat orang istimewa, kayaknya ini bisa jadi pilihan yang tepat ya!
Coba google Huawei Watch buat informasi lengkap tentang produk ini.
Tentang Menjadi Anak Dari Ibu Bekerja
Gambar dari Sini
Bagaimana rasanya jadi anak yang dibesarkan oleh ibu bekerja?
Hmmm, ditengah banyaknya status-status dan war-war an antara ibu bekerja dan ibu yang di rumah soal pengasuhan anak, kayaknya yang paling tepat itu ditanyakan langsung deh ke anak -anaknya. Ya ngga sih?. Percuma kan buibu itu udah perang opini, lha yang merasakan enak ngga nya masing-masing peran bukannya si anak yah.
Eh Saya sudah sering banget ya bilang kalau saya itu sukaaaa sekali belanja online soalnya banyak pengalaman seru belanja online yang sudah saya rasakan.
Apalagi ntar tanggal 12 Desember bakal ada event Harbolnas alias hari Belanja Nasional, yang berarti similar to bakal banyak diskon kalau kita belanja online, yippiiiiie #ceksaldorekening.
Seperti yang sering saya bilang juga, belanja online itu banyak banget keuntungannya. Mulai dari bisa pilah-pilih barang tanpa beranjak dari tempat tidur (emak malas), sampai berbagai penawaran diskon yang setiap saat selalu ada. Siapa cobaaa yang ngga mupeng.
Pengen makan di McDonald dengan harga anak
kos bisa lo karena ada promo BRI McDonald setiap hari Selasa.
Yeaaaay, Selasa memang penuh asa.
Kayaknya memang bener deh. Hari Selasa itu
memang hari yang penuh asa, karena kita sudah berhasil melewati Senin yang
hectic dan bakal melangkah ke hari rabu yang menggebu.
Nah, biar Selasa makin berasa, saya mau
bagi-bagi info soal promo BRI McDonald yang diadakan oleh BRI,
bank kesayangan saya, ihiiiir.
Hari Juma'aaat, malam nanti waktunya kontrol kehamilan lagi.
Iya nih udah masuk 34 minggu looo. Alhamdulillah banget selama hamil kedua ini ngga ada masalah yang berarti. Palingan karena faktor U yah, rasanya kok agak berat gitu kalo jalan, nyetir juga udah mulai bengah. Apalagi ruangan kerja saya ada di lantai 3, tanpa lift, OMG naik tangga bolak-balik tiap hari bikin nafas saya ngos-ngosan. Tapi ngga apa juga sih, biar ntar lahirannya gampang , aamiin.
Kemarin dikasih link blog yang kece-kece sama para blogger. Abis jalan-jalan kesono jadi kepikiran mau nulis ini setelah baca postingannya si Baginda Ratu tentang kesan pertama.
Samaan sih ya, orang-orang juga sering banget salah persepsi kalau kenal saya pertama kali. Mungkin karena bentuk mata dan bibir saya yang cocok banget untuk peran-peran antagonis, makanya suka salah kaprah.
Sejak Tara saya masukin daycare, rutinitas saya sehari-hari mengalami perubahan yang lumayan signifikan.
Kalau dulu saat ada mba nya yang jagain Tara di rumah, saya mah bangun pagi- ya bangun pagi aja, urus keperluan diri sendiri, nyiapin keperluan suami, jam 7 teng berangkat kerja. Tara biasanya masih bobok saat saya pergi, sekali-sekali lah dia udah bangun.
Suami saya sering bilang, kalau
saya itu kelihatannya aja ngga pernah belanja-belanji, tapi tau-tau barang belanjaan
sudah nyampe di rumah tanpa terdeteksi, xixixi.
Iya, saya suka sekali belanja online. Karena belanja online itu banyak banget dapet diskonan, dan penawaran voucher, termasuk potongan belanja dari point pulsa provider nomor hape kita lho. Belanja online itu menurut saya jauh lebih hemat, asal pinter pilih website dan rajin ngeliatin promo-promonya.
Wah lagi rame ngomongin Klout, Domain Authority ( DA ), sama Alexa Rank di kalangan blogger. Gara-gara postingannya mak Annisa, jadi ikutan deh ngecek-ngecek. Baca kesitu aja yah buat lengkapnya, tentang tetek bengeknya. Saya mah ga ngerti-ngerti banget.
Iya konon katanya ketiga indikator tersebut menggambarkan tingkat kepopuleran sebuah blog dan akun sosmed, yang ujung-ujungnya bakal berkolerasi secara langsung atau tidak langsung dengan tawaran job, uhuuuuy.
[Sponsored Post] Apakah Anda
termasuk orang yang gemar mengonsumsi kopi?
Kelezatan kopi
membuat minuman yang satu ini menjadi salah satu minuman paling populer di
dunia. Disajikan hangat maupun dingin, kopi senantiasa dinanti oleh para
penggemarnya. Jika Anda termasuk salah satu penggemar kopi, maka Anda patut
mengetahui jumlah konsumsi kopi yang tepat untuk kesehatan.
Kalau ditanya, benda apa yang paling dibutuhkan orang untuk mempermudah hidupnya pada saat ini, saya pasti langsung jawab hape, tepatnya lagi smartphone. Dan saya yakin hampir sebagian penduduk bumi akan menjawab hal yang serupa.
Bagaimana tidak? fitur-fitur dalam smartphone yang dipasarkan sekarang sudah bisa memenuhi semua kebutuhan kita. Mulai dari kebutuhan para emak rempong sampai para eksekutif. Mulai dari pelajar sampai pengusaha. Fitur-fitur seperti untuk searching berita, mengirim dan menerima email, kebutuhan bersosialisasi melalui akun sosmed, sampai sekedar eksistensi diri dan hiburan seperti berselfie ria dan mengabadikan momen-moment penting dalam hidup. Semua bisa dipenuhi hanya dalam genggaman saja.
Untuk dapat melangsungkan kehidupan setiap orang dituntut
bekerja, atau paling tidak menjalankan sesuatu yang dapat memberikan income,
jenisnya sendiri beragam mulai dari menawarkan barang atau mungkin jasa yang
mereka miliki. Ada tuntutan bahwa setelah memasuki usia dewasa siapapun itu
dapat merasakan dunia kerja dan menghasilkan uang sendiri. Mungkin banyak yang
bercita-cita menjadi PNS, mengingat gaji PNS tetap dengan pekerjaan yang mudah,
hanya saja bagi yang menginginkan kekayaan tak bisa mengandalkan satu pekerjaan
tetap tersebut.
Hari ini hari ayah nasional, yeaaaay, kesempatan gosipin si papa di blog ini hahaha.
Kalau melihat hubungan Tara sama papanya, saya sebenarnya sulit mengatakan kalau suami saya itu sosok ayah ideal.
Iya lhooo, dia itu sebetulnya ga gape-gape amat ngurus anak. Main sama anak juga ga kreatif gitu. Ngga kayak ayah-ayah lain yang suka outbond atau melakukan kegiatan di alam bebas. Ih papa Tara mah hobinya tidur. Sabtu Minggu tidur, gimana dong mau ngajak main anaknya.
Di kantor saya banyak banget pekerja yang masih unyu-unyu, fresh
graduate lah istilahnya,dengan usia di range 21-25 tahun. Hwaaa berasa tua deh
gw. Kadang berasa gimana gitu kalo dipanggil dengan sebutan mba.. mba. Padahal
saya kan masih kinyis-kinyis jugaa hahaha.
Nah gara-gara dianggap dewasa aka tua, saya tuh sering
dicurhatin mereka-mereka ini. Apalagilah topik yang paling menarik bagi anak
muda selain masalah.... jodoh. Yup jodoh.....jodoh.... jodoh... jodoh
#saup-sayup terdengar suara manis manja group.
Pagi ini saat saya mau berangkat kantor, terlihat asap menghalangi pandangan. Putih dimana-mana. Sebenarnya dari kemarin sore sih, suami udah bilang nafasnya agak sesak soale asapnya makin tebal. Iya suami saya memang agak sensitif sama debu dan asap. Udah bolak balik sih ke dokter paru katanya memang gitu, jadi diusahain jangan terpapar debu atau asap sering-sering. Tapi gimana yah, kan ngga mungkin ngendon di rumah terus, kan harus kerja. Kerja berarti kan harus keluar rumah, berarti harus terpapar asap, batuk-batuk dan sesak deh jadinya.
" Kalau harus me time trus ninggalin anak di rumah, itu mah namanya
ibu-ibu egois. Bagi saya sih me time seorang ibu ya ngabisin waktu sama anaknya.
Saya ikhlas kok melakukannya ngga terbebani sama sekali. Kalau udah punya anak
itu, ya jangan egois, harus mikrin keluarga"
"
Setujuuuu bun, aku juga gitu ngapain pake me time- me time -an"
"
Setuju bund, main sama anak kan udah jadi me time yah"
Dan kemudian
komen si ibu disambut gegap gempita bunda-bunda lain yang merasa terwakili.
Hiyaaaa di jaman serba modern ini ternyata ngga membuat semua orang meninggalkan pemikiran-pemikiran kunonya lho. Contoh saja dalam hal kehamilan, proses melahirkan sampai merawat anak. Duh, kalau ingat waktu Tara masih bayi itu, ibu saya suka misuh-misuh karena katanya saya sok pinter, ngga mau dengerin nasehat ortu edebre edebre.....
Dulu, saat masih single, rasanya
gaji saya yang tak seberapa itu kok cukup-cukup aja ya buat hidup. Eh giliran
nikah, yang berarti punya penghasilan tambahan dari suami kok yaaa kayaknya
kebutuhan hidup itu makin lama makin besar. Apalagi setelah punya anak, widih
rasanya gaji sebesar apapun pengennya lebih lagi lebih lagi.
Dapat suami yang orangnya sloooow
banget. Apa-apa dibawa nyantai. “ Tenang aja dek, rezeki udah ada jatahnya,
ngalir aja jangan khawatiran gitu”
Iya sih rezeki emang udah yang
ngasih, lha giliran udah ditangan kalau ngga diatur piye dong. Bisa-bisa
capek-capek kerja, cuma dapat tagihan doang, ngga bisa punya apa-apa dan ngga
bisa ngapa-ngapain. Ya gitu kalau jodohnya suami yang anteng, nyantai kayak di
pantai.
Saya mah ogah ngikutin gayanya
dia. Kalau sama-sama begitu, bisa hajablah rumah tangga kami. Makanya sebagai
istri yang peduli masa depan keluarga #cieeee, walau sederhana, saya punya lho
perencanaan keuangan simple untuk keluarga tercintah.
" Boneka iyu iyu undaaaa" ulangnya sambil menggoyangkan kedua tangannya ke depan, seolah-olah melambai.
Hampir seharian saya ngga ngerti juga boneka apa yang dimaksud. Misteri terpecahkan saat saya bawa Tara belanja ke supermarket melewati toko bahan bangunan. Di pintu masuk toko itu ada boneka seperti ondel-ondel yang terbuat dari semacam balon gitu, melayang-layang kalau terkena udara, dan tangannya melambai-lambai.
Oleh Tara, lambaian tangan si boneka diasumsikan menjadi iyu iyu. Hahaha, Jad setiap lewat, si anak kecil bakal teriak-teriak " Bunda........ boneka iyu iyu", iyu... iyuuu. iyu.. iyu.... xixixi lucu banget kan ??
Nah, kalau anak kita kosakatanya suka aneh, ada caranya nih moms buat mengerti arti yang dese maksud.
Dengerin dulu apa yang disampaikan anak dengan seksama
Sama-samain dengan bunyi barang barang sekitar. Seperti telepon, Tara bilangnya Epong. Kan masih mirip. Trus kecoak, biasanya bunyinya jadi Coak, atau oak.Anak kecil biasanya hanya kehilangan satu atau dua huruf dalam satu kata.
Kalau dia masih geleng-geleng juga, alias tebakan kita salah, bantu dengan nunjukin bendanya. Misal nih, Tara kalau bilang kursi 'Uci", saya sempet bingung, maka saat akhirnya saya tunjuk kursi baru dia ngangguk.
Kalau belum ngerti juga, pancing dengan pertanyaan. Kayak gini: " Bundaaaa, oaaak , akuuut" ( Bunda, kecoak, takut". Karena saya ngga ngerti, saya tanya" Oaknya mau diapain?". " Uang, hush hush" (buang, hush hush). Xixixi baru deh ngerti, kalau yang dimaksud itu kecoak, karena saya asumsikan oak itu sesuatu yang membuat Tara takut, dan dia mau itu diusir. Gileeeee, cerdas banget guweh.
Sama juga kayak waktu Tara bilang " Nayang.. nayang". Sepintas terdengar seperti sayang, tapi melihat ekspresi Tara yang seperti menolak, ketahuan deh maksudnya itu larangan, " jangan".
Nah daripada kita pusing terus mengarti-artikan, biasakan anak menyebut kata dengan benar, caranya dengan selalu mengucapkan kata dengan benar juga saat berbicara dengan anak. Jangan dicadel-cadelkan. Makan ya " makan", bukan mamam, atau maem. Eh tapi kadang lucu sih ya dengerin anak ngomong cadel-cadel gitu xixixi.
Tapi, ngga usah khawatiran juga sih, seaneh apapun bahasa anak kita, pasti si emak bisa mengerti xixixi, pakai insting emak-emak. Jadi, bisa dimengerti kan, kenapa yang namanya bahasa planet anak tetap bisa dimengerti ortunya, soale seorang emak itu memang punya kemampuan bahasa planet sih ya, hahaha.
Jadi , emak -emak lain, anaknya udah bisa ngomong apa aja nih , :)
Capek menghadapi drama ART, akhirnya dua mingguan yang lalu saya putuskan untuk survey-survey daycare yang ada di Medan. Huuuuft, lumayan lelah hati adek baaaang menghadapi kelakuan ART yang ngga ada matinya bikin kepala senut senut.
Sebenarnya saya suka banget pakai jasa ART. I Looove my ART so much. Soalnya kan saya dan suami dua-duanya kerja, jadi maunya kalau pulang kerja gitu rumah sudah rapi, masakan sudah siap di meja, jadi tinggal santai-santai saja. Sabtu Minggu bisa jalan-jalan dengan tenang.
Setelah bertahun-tahun menghilang dari dunia per-SMA-an , akhirnya seminggu yang lalu saya bersedia juga dicemplungin ke group WA SMA #eeeeaaaaa.
Yup, dalam hal dunia per-renuian saya memang termasuk golongan orang-orang cemen, haish. Dari dulu agak gimana gitu kalau diajak reuni. Eh iyalah, group WA SMA atau kuliah itu kan termasuk kategori reuni yah. Berkali-kali diminta temen gabung, gw ogah, ngga mau, yang tahu no hape dan sosmed saya pun cuma segelintir teman dekat saja, dan itupun teman cewek.
Kenapa?
Ngga tahu, cuma memang rada males aja. Malas melihat masa lalu, hahahaha. takut gagal move on. Karena sadar diri saya type orang yang susah melupakan kenangan. Dan sialnya masa-masa SMA itu jejak-jejak asmaranya buanyak banget, jadi demi kebaikan semua umat, begitu menikah, saya putuskan semua contact dari masa lalu. Hahaha kayak yang dicariin aja neng. Kayaknya emang yang nyari bukan orangnya tapi pasangan si someone. Soale jamannya friendster dulu, masih bisa dilihat siapa saja yang kepoin profil kita, daaaaan eng ing eng, yang ngubek-ngubek friendster saya malah istri-istri ato pacarnya blio-blio di masa lalu.
Saya sendiri juga ngga berusaha nyari-nyari blio blio itu, kecuali beberapa orang spesial, sempetlah kulik-kulik google, ngetikin namanya pengen tahu aja kabarnya gimana. Udah tahu, ya udah, ngga niat juga buat add Fb nya atau twitter, atau apapun lah. Just want to know ajah.
Gitu gabung di group WA, whoaaaaa bener aja,segala nostalgila kembali berhamburan. Apalagilah ya ngga jauh-jauh dari ngomongiiiin............... MANTAN, bip...bip...bip alert.... alert.
'Eh inget ngga dulu kan kamu sama si anu punya cerita bla... bla bla..."
"Yang mana?"
"Yang waktu itu"
"Ah masa sih...."
" Jadi sebenarnya, yang waktu kelas sekian itu ceritanya gimana, kok bisa jadi begitu"
" Wah ternyata gitu tooh"
Ngomongin mantan sama sohib... ah biasa
Ngomongin mantan sama temen kerja, ah keciiiill...
Ngomongin mantan, dimana dia juga ada disitu. Matilah kau....# ini ngetiknya sambil senyum-senyum.
Kalau kata orang kan, mantan itu alumni hati, maka suatu saat bisa jadi reuni kembali, uhuk. Tapi bagi saya, rumus itu ngga berlakulah. Ngapain juga, dulu aja ngga nyari-nyari kok, masa gitu ketemu harus reuni hati lagi.
Trus, dari percakapan panjang kali lebar di group kemarin, sampai akhirnya tiba-tiba tercetus pertanyaan,
" Jadi Win, masih punya hati nih sama si anu, masih ada buku yang belum ditutup?"
" Ngga lah, Dia itu the one that got away".
What,?? entah napa tiba-tiba keluar kalimat itu. Spontan aja, kayaknya karena pernah baca postingan siapa gitu tentang the one that got away, abis itu langsung cari di you tube , lagunya si eneng Katty Perry. Selama ini sih ngga pernah terlalu menghayati lagu itu. ternyata lihat videonya, eeeea dalem banget cuy. Padahal kemarin maksud bilang gitu ngga ada relasinya dengan isi video. Maksudnya sih, mau bilang bahwa dia seseorang yang udah kubiarkan pergi dari hatiku, kok keluarnya malah kalimat itu #uhuklagi.
Sebenarnya kalau mau jujur, ngga bisa dipungkiri juga sih, kadang ada saat-saat tiba-tiba keinget seseorang dari masa putih abu-abu itu. Eh ternyata ga saya sendiri yang punya pikiran seperti itu. Terbukti, saat dilempar tanya, beberapa teman di group ngomongin, " Gimana kalau dulu....."
Gimana kalau dulu ngga putus
Gimana kalau dulu ngga membiarkannya pergi
Aaah. kalau udah gitu, trus dipasangin sama lagunya Katty Perry tadi, yakin deh lo, pada mewek. Apalagi kalau, ternyata sebab musabab proses menjadi mantan itu diluar kendali kita. Kayak yang ngga disetujui ortu lah, kayak yang cuma salah paham, atau malah karena berbeda prinsip. Kalau karena orang ketiga sih, go to the hell ajah, ngga usah dipikirin.
Gimana kalau....
Tapi yah gitu, hidup tidak seperti bermain games kata teman saya. Dimana saat kita failed, kita bisa restart dan ulang lagi, bisa undo sesuka hati.
Like me, bertahun-tahun memendam sakit hati. Iya boook, dakuh sakit hati, sama si blio, dulu putus tanpa penjelasan, sampai bikin saya yang ilfil gitu sama cowok ( ngga mungkiiiiiin, ahahaha). Ngga sih, ngga sampe bikin saya ngejomblo juga gara-gara dia, tapi sempat bikin saya kehilangan respek sama para pria, makanya pas kuliah tak satupun teman kuliah yang menarik di mata saya, . Sempet juga bikin saya berkhayal, kalau suatu saat ketemu blio saya bakal tampolin tuh orang muka belakang, atas bawah. Sangkinkan marahnya. Kalau bisa sambil ngeluarin segala sumpah serapah. But, kemudian saya mikir, untuk apa?.
Emangnya dengan saya marah, bisa balik lagi ke masa lalu. Lagian kalau punya mesin waktu kayak yang dibilang si eneng Katty, saya juga ngga mau. Untuk apa ?, saya juga ngga merasa dia the one nya saya. Hanya saja yaitu, ternyata rasa penasaran itu memang sungguh berbahaya. Penasaran, kenapa begini, kenapa begitu.
Yup, rasa penasaranlah yang bisa membuat pasangan-pasangan di dunia ini tercerai berai. Makanya ngga jarang kan dengar cerita gara-gara reuni, ada yang CLBK. ya karena rasa penasaran itu. Kembali lagi, gara-gara pertanyaan " gimana kalau......"
Padahal yang namanya kenangan itu bisa indah karena memang adanya cuma di memory kita, tidak berubah wujud jadi kenyataan. Makanya juga pernikahan terkadang tak seromantis yang diceritakan di film-film. Karena film itu banyakan imajinasinya, sementara pernikahan yang kita jalani itu dunia nyata. ya ngga sesuai cuuuuy. Ngga heran, banyak orang yang mencari imaji nya di luaran, padahal belum tahu aja dia, begitu imajinasinya berubah nyata, ya sami mawon, tetap ngga bakal seindah lagu-lagu atau film-film cinta itu.
Itu pernah lho kejadian sama saya. Jadi dulu banget pas jaman SMA, ada gitu yang naksir saya cTapi ngga saya tanggepin, sampai tamat SMA, kami masih contact-contact-an tapi hanya sebatas nanya kabar, gimana, dimana, basa-basi para remaja lah. Bertahun-tahun begitu. Saya tahu dia masih menyimpan rasa, dan dia tahu saya masih sibuk dengan si anu. Begitu tahu saya putus, dia pun memberanikan diri mendekati saya lagi. Padahal udah berlalu hampir 5 tahunan lho. Dan karena saya merasa dia sudah seperti sahabat ya sudah kami jadian. Apa yang terjadi? Hanya sebulan saja, lalu kami sama-sama sepakat untuk mengakhiri hubungan.
Kenapa?
Karena ternyata semua tidak seperti yang kami bayangkan. Yang dia bayangkan atau yang saya inginkan. Karena semuanya hanya pelampiasan rasa penasaran. Karena semuanya hanya mau tahu jawaban atas pertanyaan "Gimana kalau...."
Saran saya sih, kalau ada orang-orang dari masa lalu kembali, trus dia minta menjalin hubungin, lupakan. Trust me, lupakan saja. Kecuali emang lo dah cinta mati banget. Inget aja tuh kayak serial Friends, Ross yang penasaran abis sama Rachel sejak jaman sekolahan, ketemu bertahun-tahun kemudian, akhirnya jadian, malah berantem terus, malah saling menyakiti. Eh itu kan cuma film yah. Iya sih, tapi memang kenyataannya banyak yang seperti itu. Karena kita berubah, karena dia berubah, karena yang dulu kita anggap indah, keren, baik, bagus, belum tentu saat ini pas untuk kita.
Balik lagi ke soal reunian.
Trus apa sebaiknya ngga usah datang aja kalau ada reuni. Apa sebaiknya leave aja dari grup yang beranggotakan orang-orang dari masa lalu.
Kayaknya sih ngga gitu juga. Jalani aja. Kalau saya pribadi mah saat ini ngga khawatir dengan yang namanya potensi CLBK gara-gara reunian, gara-gara group WA. Soale, jujur aja ya bagi saya pasangan saat ini itu udah so perfect to me . Ngga adalah yang bisa dibandingkan dengannya, dan saya juga ngga pernah banding-bandingin suami dengan someone dari masa lalu. Gimana ngga ? Suami saya tuh orangnya benar-benar yang sebagai balancing bagi saya yang meledak-ledak, penenang sifat saya yang grasa grusu. blio juga pendengar yang baik untuk istrinya yang super duper cerewet ini. Plus, bisa memenuhi melebihi apa yang saya butuhkan hahahaha #ini penting ditulis. Dan yang pasti, dia dipilih oleh hati saya bukan karena gejolak romansa yang meletup-letup, tapi dari hasil curhat sama sang Pencipta, dipertemukan di saat yang paling tepat di waktu terbaik dalam hidup saya Coba..... mana ada yang bisa ngalahin.
So, untuk yang memiliki alumni hati, biarkanlah tetap jadi alumni. Ngga usah didengarkan rasa-rasa penasaran di dalam diri. Ngga usah dilawan tapi jangan diikuti. Ingat yah, nostalgia itu bukan untuk mengenang-ngenang yang telah berlalu, tapi untuk menyadari bahwa sutradara kehidupan tidak pernah salah.
Walau akan selalu ada terbersit tanya, gimana kalau , ah itu cuma godaan syaitooni rojiim kok. Bagaimanapun seseorang dari masa lalu itu tidak akan mungkin hilang dari kepingan puzzle-puzzle lukisan hidupmu, ucapkan terima kasih saja, karena tanpa mereka , pigura berisi kepingan puzzlemu bakal bolong-bolong. Daripada mellow yellow, dengerin aja lagu Rain feat Endang Soekamti ini " Terlatih Patah Hati",
Para mantaaaaan, mana suaranyaaaaa,,, #eeeea
Aku sudah mulai lupaSaat pertama rasakan laraOleh harapan yang pupusHingga hati cedera serius
Terima kasih kalianBarisan para mantanDan semua yang pergiTanpa sempat aku milikiTak satupun yang aku sesaliHanya membuatku semakin terlatih
Begini rasanya terlatih patah hatiHadapi getirnya terlatih disakitiBertepuk sebelah tangan (sudah biasa)Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)Penuh luka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi
NB: Tara, kalau kamu baca tulisan bunda ini, saran bunda cuma satu, JANGAN PACARAN . Ikuti jejak papamu, biar kamu ngga perlu buang-buang space di hatimu untuk sesuatu yang tidak pasti.
Untuk para alumni hati, jangan serius kali bacanya. Kisah di atas hanya fiktif belakaaa kok, ahahahaha.
UUU yeaaah, yang namanya pepatah rumput tetangga lebih hijau itu kayaknya berlaku sama saya. Bertahun-tahun tinggal di Medan, objek-objek wisata di Medan yang yahud-yahud dan terkenal seantereo negeri malah belum saya kunjungi. Malah sibuk, nyari-nyari destinasi wisata ke pulau Jawa, ke Bali, ke Lombok.
FYI aja, saya belum pernah lho masuk ke mesjid raya Medan yang sudah menjadi ikon kota Medan itu, aaiiiih parah gilak. Kalau Istana Maimoon sih udah, itu pun dulu banget saat masih kecil, dibawa bapak saya. Rumah Tjong Afie aja baru saya kunjungi beberapa bulan lalu. ( Baca: Menjelajah Masa Lalu di RUmah Tjong A Fie ). Orang Medan macam apah dirimuuuu.
Menjadi
orangtua itu memang tidak mudah. Apalagi menjadi seorang ibu. Sudahlah
mengandung selama 9 bulan, mules-mules
menjelang melahirkan, melewati sakit ribuan decibel untuk melihat si
malaikat mungil sampai akhirnya menjadi penentu tumbuh kembang si anak.
Udah
tahu sulit gitu, tapi tetap aja ya kita-kita mau bersusah payah melaluinya.
Saya sih disuruh menukar seluruh isi dunia dengan kesempatan menjadi orangtua ,
ya tetap pilih jadi ortu laaah. Soalnya jadi orangtua itu membuat kita terus
menerus harus belajar.
Belajarnya
dimana?
Itulah
dia, sayangnya tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua.
Lihat timelinne facebook, berseliweran kabar emak-emak yang baru lahiran, alhamdulillah ya senang banget melihatnya. Trus deg-degan bayangin giliran saya ntar. Masih teringat bagaimana proses lahiran anak pertama dulu. Less drama karena ngga pake kontraksi di rumah yang bikin panik. Malah tenang-tenang menyerahkan diri ke rumah sakit, sempet baca-baca novel lagi sampai akhirnya neng Tara brojol.
Yang paling menyebalkan dari memiliki smartphone itu ialah , lagi hot-hotmya browsing, klak klik sosial media, lagi live tweet acara eh tiba-tiba tuuut... tut... trus di layar hape muncul tulisan " baterai anda tinggal 5 %" (xixixi tulisan tepatnya apa yah), buru-buru cari colokan ternyata ga adaaa, kalaupun ada jauuuuh dan udah penuh dipakai orang , disitu saya merasa hampa. Duh langsung bete.
Waktu saya jadi account officer lebih parah lagi. Karena punya smartphone jadi pede aja kemana-mana ngga bawa kamera. Mau ots (on the spot) ke debitur pun senjatanya cuma hape. Padahal kan kalau mau prospek calon debitur, atau mau nilai agunan kredit, atau nilai usahanya, wajib dilengkapi dengan foto-foto sebagai bukti dan sebagai dokumentasi kredit. Ealah..... udah jauh-jauh datangi rumah si debitur, tahu-tahu hape lowbat. Mau nyolokin charger, mimpi kali yeee..... wong usaha debiturnya perkebunan sawit, manalah ada colokan listrik di tengah kebun. Akhirnya saya cuma wawancaa doang, tanpa foto dan minggu depannya balik maning, cuma untuk foto lagi hiks, sialnya dirikuh. Gitu kalau belum berpengalaman.
Emang ngga punya powerbank apa?
Ya punya, tapi nasibnya sama saja. Giliran dibutuhkan biasanya dia ikutan low juga. Ngga tau yah apa mungkin karena saya salah beli, hehehe soale pas beli powerbank yang dilihat cuma bentuknya sih. Kirain makin gede makin besar kapasitasnya. Dan saya kira juga makin berat makin bagus, aiih. salah besar ya.
Eh kebetulan beberapa waktu lalu saya dikirimin powerbank ASUS. Melihat ukurannya sih saya langsung under estimate gitu, alaaah palingan dicolokin sebentar juga lowbat juga. Soale ukurannya itu lebih kecil dari powerbank-powerbank yang pernah saya miliki. Apalagi bobotnya juga ringan, makin tidak yakinlah diriku. Makanya saya kasihkan saja sama suami. Saya tetap pakai powerbank yang lama.
Powerbank yang saya punya. Dari ukuran gede sampe mini ^_^
Hanya saja beberapa hari ke depannya , agak sedikit heran, kok suami batere hapenya awet terus yah, sementara saya rempong book. Tiap malam harus ngecharge hape. Abis hapenya penuh, ganti ngecharge powerbanknya. Sementara suami saya asik mainin hapenya yang terpasang powerbank ASUS yang saya kasih ituuuu. Isenglah saya nanya
" Emang awet ya mas"
" Iya dek, bagus nih , kapasitasnya gede. Mas charge kemarin malam, tadi mas pakai di kantor, eh ini juga masih nyala".
Waah langsung takjub. Maklum lah saya sih ngga ngerti-ngerti banget soal gadget.
" Soalnya ini dayanya sampai 10050 mAh, beda jauh sama powerbank adek yang gede itu cuma 7500 mAh "
OOo pantesan aja lebih awet . Buru-buru saya minta tukaran , hahaha , dasar ye istri ngga mau kalah.
Trus setelah saya pikir-pikir powerbank ini cocok banget untuk saya. Soalnya ASUS Zenpower ini kan ukurannya cuma sebesar kartu kredit dan ngga berat, jadi bisa masuk ke dalam dompet saya.
Asus Zen Power, Kecil dan ringan banget
Pas saya lihat di websitenya ASUS, malah mupeng sama warna-warninya. Lucu-lucu boook, ada pink, biru, gold. Cocok banget untuk gaya-gayaan. Apalagi ternyata harganya ngga nyampe 300 ribu perak. Cocok di mata cocok di kantong namanya
ekarang sih, mau ke debitur, mau jalan-jalan sama Tara, ngga pernah takut hape lowbat dan ngga bisa foto-foto. Mau meeting di kantor pun pede aja cuma bawa smartphone, kan semua data udah ada di google drive saya, asal hape nyala, ngga ada masalah lah yaauuu.
Ngga ada lagi deh cerita hape lowbat, kerjaan terganggu, mati gaya dan tas berat kebanyakan printilan.
Nah saya punya tips nih pilah pilih powerbank
Ngga ada hubungannya ya antara besar powerbank dengan kapasitasnya.
Kapasitas itu tertulisnya dalam bentuk mAh. semakin besar semakin baik. Xixixi saya juga baru tahu ini.
Charge powerbank sama kayak perlakuan terhadap hape, jangan kelamaan, jangan ditinggal tidur. Cukup 1-2 jam saja.
Tanda udah penuh, lihat titik warna di powrbank. Misalnya ada 4 titik, kalau empat-empatnya udah berwarna biru berarti sudah penuh, segera cabut chargenya.
Biar awet, jangan dikasih pinjem temen, suruh dia beli sendiri.
Dan terakhir, jangan sampai lupa masukin ke dompet, karena percuma juga punya powerbank yahud kalau ditinggal di rumah.
Kalau udah hari Jum'at bawaannya pengen santaaaaai aja, soale besoknya weekend. jadi mari kita bahas yang ringan-ringan.
Gara-gara kemarin baru dibeliin si papa hape baru #uhuk, jadi masih kemaruk buat futu-futu dan selfie sukaesih. Tapi..... ngga tau mau diposting dimanah itu foto-foto keceh aku. Ntar dianggap spammer lagi kebanyakan narsis. Kalau di blog boleh ya... boleh ya..... blog sendiri ini.
Jadi, belakangan saya suka upload di IG @winditeguh iyaaa sekalian promosi, follow IG ku kakaaaaa dengan hastag OOT,, yes Outfit Of The Day. Seringnya sih Foto Tara, soale Tara itu lagi centil-centilnya, suka banget minta dipakein baju ala Princess, Tara nyebutnya baju Sophia, itu lho baju kembang-kembang terusan gitu. Abis dipakein pasti langsung bergaya minta di foto.
Gara-gara anaknya kecentilan, emaknya pun ngga mau kalah hahaha, pengen jugalah punya hastag #ootd gitu. Tapi apalah daya seringnya pak suami ogah motoin saya.katanya saya sok kecentilan, Iiih padahal kan foto-foto obat stress yah.
Saya itu paling suka pakai baju terusan ala-ala gaun gitu,, soale lebih nyaman dan lebih pas jatuhnya di badan . Saya punya masalah bagian pinggang yang ramping tapi pinggulnya yang agak gede xixix, jadi kalau misalnya beli celana panjang, pasti pas ngeliat saya SPGnya ngirain ukuran saya 27-28 gitu # cieeee, ngga taunya ahahaha auk ah malu bilangnya.
Makanya saya ngga suka pakai celana, disamping susah nyarinya juga ngga enak aja, berasa ada yang nyangkut, kalau pakai terusan adeeeem.
Yo Wis mari kita pamer OOTD ala emaknya Tara.
Kadang-kadang suka juga pakai terusan yang pakai dalaman. Tapi ngga sering sih soalnya ribet. Lebih suka pakai yang terusan langsung kayak gini.
Ini agak burem yah cahayanya, soale memang fotonya di tempat temaram, Iyaaa itu di toilet hahaha. Sempet-sepetnya di toilet pakai futu-futu. Sekarang mau lebih syar'i dalam berpakaian, tapi koleksi khimarnya belum banyak, masih nyicil belinya.Yang mau ngasih ngga nolak lho ;).
Nah itu outfit sehari-hari kalau jalan-jalan santai sama Tara dan papanya.
Kalau undangan, teteeep saya lebih suka pakai gaun, ngga terlalu suka pakai kebaya yang model potongan soalnya saiuah sudah genduuuuut jadi suka nyesek kalau pakai rok hahaha.
Ini beberapa contoh kalau saya undangan. Ngga sering banget sih undangan, jadi ya ngga pelu juga punya baju undangan segambreng. Sebenarnya kalau undangan pengen gitu matching sama tara dan papanya. Tapiiiii pak suami kan ngga suka beli baju, jadi baju ya itu-itu aja xixixi. Ketauan istrinya yang ngabisin duit. Maknya kadang suka ngga match gitu warnanya. Tapi ga apalah ya, yang penting ngga sampai tabrak lari. Kalau sama tara diusahain matching soale lebih gampang.
Ini bajunya beli Online lho, lumayan bagus kan padahal harganya murceee :)
Ini juga Beli Online, ukurannya pas banget sama saya
Gimana....... lumayan oke kan bundanya Tara ini walau lagi hamil bukan berarti penampilan jadi kucel ya mak.
EH iya gara -gara lagi belajar berpakaian lebih sopan dan menutup aurat, saya jadi sadar ternyata semakin sederhana potongan dan model pakaian serta jilbab, bawaan hidup itu jadi lebih nyaman dan enteng yah. gga ribet puntir-puntir jilbab, Pakai baju sret-sret, pakai jilbab, masukin di kepala sematin peniti, udah selesai. Jadi kalau mau pergi-pergi , pak suami juga ngga nunggu lama-lama.
Oiya, bagi yang suka terusan dan pakai gaun kayak saya ini, saya punya tips nih bagaimana milih pakaian yang oke :
1. Modelnya
Kalau beli pakaian jadi, jangan pilih yang modelnya ngembang kayak rok payung , soale bikin kita tambah gendut. Itu tuh yang kayak banyak dijual online yang biasanya kainnya katun jepang. Kenapa? karena dia pakai karet di pinggang, trus model bawahannya ala princess. Kalau yang badannya memang lurus dan langsing dari atas sampe bawah sih cocok-cocok aja, tapi kalau yang punya pinggul gede mending ngga usah deh
Beli yang modelnya lurus saja atau A line. karena jatuhnya lebih bagus, apalagi kalau dipadukan sama khimar, lebih adem dan lebih enak lihatnya.
2. Motif dan Warna
Kalau saya lebih suka beli terusan polos dengan warna-warna netral, hitam, coklat, krem,abu, bitu dongker. SOalnya lebih gampang padu padannya. Kalaupun mau yang bermotif, pilih yang motifnya kecil-kecil. Kalau mau pilih motif yang gede kayak buga gitu, pilih yang tidak terlalu rame.
3. Bahan
Tergantung selera sih ya, tapi kalau saya menghindari bahan jersey, soalnya dia menempel di badan dan kalau keringetan agak ngga enak baunya. Kalaupun suka bahan jersey beli yang bagusan sekalian, kayak yang dijual oki setiana. Kalau harganya dibawah Rp 150 ribu biasanya bahannya masih tipis banget.
Kalau suka katun, pilih yang katun Jepang, tapi yang asli atau yang KW I lah . Kebanyakan yang dijual online tuh katun jepang abal-abal, ngga adem dipakai dan agak keras.
Paling adem sih pakai bahan kaos, yang merk lumama tuh bagus ( cari di IG pakai hesteg #lumama). Ukurannya pas dan jatuh di badan.
4. Jilbab
Belilah jilbab dengan warna hitam,coklat muda/krem,abu-abu,merah. Kalau udah punya empat warna ini, mau punya pakaian warna apapun masih bisa dimatchingin.Jilbabnya pilih yang agak panjang yah minimal menutupi dada dan bokong, biar nyaman kalau bergerak.
4. Baju Pesta
Ke undangan susah pakai pakaian syar'i?
Ngga tuh, itu baju saya yang biru masih tetap kece kan. Biar tetap agak beda sama pakaian sehari-hari, motif, brokat, atau payet yang mau dipasang letakin di bagian bawah pinggang, soalnya kalau di atas kan ketutup jilbab. Supaya lebih cantik, pilih bahan dan warna yang agak glamour, kayak warna gold, silver, atau bahan brokat dan satin.
Pokoknya ngga harus norak kok kalau undangan, pakai baju sederhana tapi dikasih detail dikit aja kita bisa tetap cantik.
Terakhir , kata suami, jangan suka numpuk-numpuk pakaian di lemari yaaaah. Beli baju secukupya saja. Kalau mau beli baju baru, jangan lupa baju lama disumbangin ke orang, biar ngga perlu beli lemari lagi.
Nah , semoga bermanfaat yah tipsnya,
Betewe kalau kalian paling suka model baju saya yang mana nih ?
Jum'at lalu akhirnya ketahuan juga jenis kelamin si dede.
Sebenarnya dari bulan lalu saya sudah menduga dokternya itu sudah tahu jenis kelaminnya. Tapi disuruh nunggu sampai bulan ini. Tadi pun pas USG si dokter tetap ngga mau bilang , nyuruh saya nunggu bulan depan lagi. Duuuh langsung curiga ane. Makanya saya bilang aja, supaya dokter bilang, apapun hasilnya no problema.
Desclaimer : Postingan ini tidak bermaksud Sara, hanya curhat semata.
Lagi iseng BW , baca tentang Diskriminasi terhadap bangsa sendiri disini. Ih jadi pengen cerita juga. Judulnya ga saya ubah, Iyaaa saya ngga kreatif hahah.
Kalian pernah ngga sih mengalami yang namanya deskriminasi? Tapi bukan oleh orang luar atau orang lain tapi oleh bangsa sendiri.
Kalau yang tinggal di Medan udah kenyanglah sama perlakuan model begini. FYI aja yah , di kota Medan itu penduduknya terdiri dari berbagai macam suku. Mulai dari Jawa, Melayu, Batak, Karo, Arab, India, sampai warga Tionghoa. Jadi salah banget yah kalau bilang orang Medan mayoritas suku batak. Ngga lho, kalau di daerah Tapanuli, Toba atau tanah Karo iya mayoritas , tapi kalau di kota Medan nya sih udah berbaur semua.
Nah , sialnya yah di Medan itu, penguasa ekonominya mayoritas adalah warga Tionghoa. Sebagian besar para pedagang skala besar adalah mereka. Mulai dari pedagang elektronik, otomotif, gadget, waaah hampir semualah. Coba aja ke Jalan Asia, jalan Sutomo, Jalan Pemuda, semuaaalllah toko-tokonya milik orang Tionghoa. Makanya berbeda dengan di Jawa, Jakarta, Bandung yang mana warga Tionghoanya gape berbahasa daerah setempat, China Medan wah boro-boro, yang ada malah kita yang orang pribumi yang harus belajar bahasa Tionghoa kalau mau melebur bersama. Aneh kan yah. Itulah sankin berkuasanya mereka disini.
Nah ngomongin diskriminasi, itu yang bikin saya sebal. Kadang perlakuan para pelayan toko yang notabene orang pribumi suka sekali membeda-bedakan antar pembeli orang Indonesia asli dengan orang keturunan. Kalau sama orang Tionghoa pasti perlakuannya manis banget, eh giliran kita yang belanja kadang diterge pun ngga. Ngga hanya belanja, kalau sedang bertransaksi di bank aja, customer service suka beda-bedain. Ngga semua sih yah tapi kebanyakn seperti itu. Pokoknya tinggal di Medan itu,, kalau masalah kayak gini, bikin empet deh.
Tapi kalau mau jujur sih ya, ini bukan salah mereka sepenuhnya. Namanya manusia pasti senanglah diperlakukan istimewa. Tapi yang bikin annoying itu ya, orang pribuminya sendiri yang suka beda-bedain orang.
Saya pikir cuma di Medan aja yang seperti itu, ternyata ngga lho. Rata-rata orang Indonesia ya kayak gitu itu. Suka berlaku diskriminatif terhadap bangsa sendiri. Mungkin karena merasa inferior yah . Padahal kita lho yang punya negeri ini. Bukan kita yang numpang
Ada suatu kejadian yang saya inget banget.
Jadi ceritanya pas saya honeymoon di Bali. Saya sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya, biar dapat tiket promo. Semua berjalan lancar saja, sampai tiba saatnya pulang.
Dan bencana pun datang saat saya check-in.
Begitu saya serahkan print out tiket dan kode booking ke petugas check-in, dengan heran si petugas memandangi saya.
“ Bu, penerbangan ini tidak ada di jadwal kami, sudah dibatalkan”
APAAA, saya kaget bukan kepalang, namun masih tetap bisa tenang.
“ Ngga ada gimana maksudnya mas, itu saya pesan online udah jauh-jauh hari lo”
“ Iya bu,namun beberapa minggu lalu kami telah memberitahukan kepada seluruh penumpang tentang perubahan jadwal yang kami lakukan “
Haduh, makin spanning saya mendengarnya.
“ Ibu silahkan ke bagian ticketing disana untuk memastikannya” kata si petugas sambil menunjuk kantor perwakilan maskapai tersebut.
Bergegas saya menuju ke tempat yang ditunjuk.
Di kantor maskapai berinisial M itu,petugas menegaskan kembali bahwa jadwal penerbangan yang tertera di tiket saya itu sudah dibatalkan. Oh my God, bukan dicancel atau di delay tapi DIBATALKAN, yang artinya kami tidak bisa terbang ke jogja hari itu. Padahal saya sudah pesan tiket lanjutan Jogja-Jakarta untuk keesokan harinya. Ya kami memang hanya merencanakan sehari saja di Jogja karena hari cuti yang terbatas.Itu artinya lagi kalau kami tidak bisa sampai di Jogja hari ini,berarti tiket lanjutan kami bakal hangus juga,Pun tiket Jakarta-Medan berikutnya. Wooow panik tingkat brahmana.
Sambil berfikir saya tetap mendengarkan penjelasan si petugas.
“Jadi bu,kami akan mengembalikan uang tiket ibu 100 %” katanya sambil menyerahkan tujuh lembar uang seratus ribuan.
Tentu saja saya tidak terima
“ Maaf ya mas kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya”
“Ada bu,semua penumpang telah kami beritahu melalui SMS”
“Tapi saya tidak mendapat SMS nya” saya mulai emosi.
Capek berdebat dengan si petugas, akhirnya saya minta dipertemukan dengan kepala perwakilan maskapai tersebut. Awalnya mereka tidak mau, dengan alasan si manajer sedang tidak berada di tempat. Namun karena saya ngotot ( sampai adu urat syaraf) kira-kira 2 jam kemudian datanglah si Manajer. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang.
Lagi-lagi penjelasan si manager sama, mereka hanya mau mengganti tiket saya dengan uang tunai 100 persen dan saya dipersilahkan untuk membeli tiket di maskapai lain secepatnya karena hanya tinggal dua penerbangan lagi ke Jogja untuk hari itu.
“ Saya ngga mau uang, saya mau diganti tiket, jadi kalian saja yang beli tiketnya, karena kesalahan bukan pada saya” ujar saya bersikeras
Si Manajer tetep ngotot bahwa semua penumpang telah diberitahu. Duuuh rasanya saya sudah pengen mengobrak-abrik itu kantor. Saya minta ditunjukkan bukti bahwa mereka sudah mengirim pemberitahuan ke saya. Saya juga minta disambungkan ke kantor pusat maskapai tersebut di Jakarta.
Saat itulah, setelah dilakukan pengecekan ke system mereka, terbukti bahwa hanya saya penumpang yang tidak diSMS untuk pemberitahuan pembatalan penerbangan. Namun demikian mereka tetap tidak mau mengganti tiket saya. Waktu semakin berjalan, jam menunjukkan pukul 5 sore, satu pesawat telah tinggal landas menuju Jogja, berarti tinggal satu penerbangan lagi.
“ Bu, percuma ibu berdebat dengan saya, nanti ibu juga yang rugi, karena kalau ibu tidak segera membeli tiket, ibu tidak bisa ke Jogja hari ini”
Sebenarnya dalam hati saya mulai ragu, terfikir untuk mengalah saja. Penerbangan yang tersisa tinggal satu itupun hanya tersisa dua kursi di kelas bisnis. Yang memberatkan saya tentu saja harga tiket yang akan diganti oleh si maskapai M tidak sebanding dengan tiket yang akan saya beli, karena dulu saya belinya saat promo, bahkan pengembalian dua tiket pun tak bisa membeli satu tiket di maskapai GI.
Tak terasa air mata saya menitik membayangkan tiket-tiket berikutnya yang bakal hangus juga. Apalagi tujuan kami ke Jogja untuk menemui orangtua suami yang tidak dapat menghadiri pernikahan kami karena factor usia dan kesehatan. Saya tahu kalau saya bersikap lemah, saya akan kalah. Padahal sekali lagi bukan saya yang melakukan kesalahan. Maka saya pun mulai mengeluarkan sisi keras diri saya.
“ Kalau kalian tidak menerbangkan kami ke Jogja malam ini saya akan kirim surat pembaca ke Kompas” ancam saya
“ Silahkan saja bu” jawab si manajer yang membuat amarah saya makin naik ke ubun-ubun.
Si manajer tidak bergeming. Ia tetap bersikeras dengan pedoman perusahaan tentang peraturan penggantian tiket.
Waktu semakin berjalan. Jam menunjukkan pukul 6 sore, hanya tersisa satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Jogja untuk hari itu. Kalau saya tidak segera membeli tiket maka pupuslah sudah. Artinya saya tidak akan ke Jogja hari itu dan tiket Jogja-Jakarta-Medan hari berikutnya juga akan hangus.
Setengah putus asa,sedih,kecewa bercampur amarah saya pun berkata dengan ketus
" Kalian memperlakukan saya seperti ini karena saya orang pribumi, coba kalau kejadian ini terjadi pada bule-bule itu, saya yakin 100 % perlakuan kalian akan sangat berbeda. Saya yakin kalian akan langsung mengganti tiketnya dengan penerbangan lain. Tapi sayang, bagi kalian bangsa sendiri itu tidak ada harganya. ".
Setelah berkata demikian, saya segera berdiri bersiap untuk pergi.
Tiba-tiba si manajer menyuruh saya duduk kembali. ENtah apa yang dikatakannya kepada pegawainya yang pasti tak lama kemudian, dua lembar tiket sudah ada di tangan saya, tertera disana nomor kursi 2A dan 2 B kelas bisnis. Satu jam kemudian kami telah menjejakkan kaki di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta.
Tuh lihat kan, apa yang saya katakan benar. Mungkin karena malu saya skak mat langsung beitu, makanya si Manajer langsung mengganti tiket kami. Tapi memang demikian adanya.
Oya, cerita tentang pembatalan penerbangan ini pernah saya tulis di blog ini,, tapi di postingan sebelumnya saya ngga mengutarakan percakapan terakhir itu. Tapi saya pikir-pikir ngga ada salahnya juga saya posting, biar nih ya siapa saja dari kita entah itu pegawai bank, penjual, pedagang, siapa aja deh, jangan lah sampai membeda-bedakan perilaku gitu, apalagi sampai mendiskriminasikan bangsa sendiri, ngga malu apa. Dan lagian kalau kita yang ngalaminya, percayalah itu sangat menyakitkan da mengecewakan.
Saran dari saya kalau mengalami atau melihat perlakuan diskriminatif seperti itu :
1. Jangan diam saja. Tegur tuh pelayan. pegawai bank, tukang parkir, pedagangnya. Bilang kita juga konsumen yang harus dilayani.
2. Jangan mau ngalah. Enak saja. Sekali-kali biar mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu tidak benar.
3. Langsung saja skak mat dengan kalimat langsung kayak saya itu, biar merasa tertampol. Tapi kalau orangnya ndableg yah sudahlah.
Pokoknya jangan terima kalau diperlakukan diskriminatif, enak saja, di mata Allah aja kita semua sama kok,, masa di mata manusia kita terima aja.
Kalau kalian, pernah ngga ngalamin perbuatan diskriminasi?
Hai! Selamat datang di Windiland. Saya ibu dua putri cantik. Sehari-hari saya bekerja sebagai banker. Blog ini isinya keseharian saya sebagai ibu bekerja, dan all about parenting. Selain itu saya juga menulis tentang beauty, fashion, pregnancy,breastfeeding. Blog ini sesekali juga menerima sponsored post. Enjoy
Windi Teguh
Hai! Selamat datang di Windiland. Saya seorang financial planner, content creator dan juga banker. Blog ini isinya seputar financial, kehidupan wanita bekerja, parenting dan relationship. Blog ini sesekali juga menerima sponsored post. Enjoy