Jodoh di tangan Tuhan?
Kalau Tuhan bilang dia jodoh guwe
Lo bisa apa?
Xixixi, mungkin ini meme pas banget yah diucapin oleh Haqy ke mantannya mba Selma.
Eaaaa, mau ngomongin yang lagi ngehits nih, mba Selma dan mas Haqy serta mantan yang ditinggalkan.
Duh sedih.
Cerita komplitnya mah baca sendiri yah disini :
http://www.hipwee.com/wedding/kisah-cinta-realistis-selmadena-haqy-rais-gimana-jika-ada-cowok-yang-berani-lamar-pacarmu-duluan/
Kok saya sedih. Iya sedih mikirin mantannya mba Selma. Mimpi apa dia, tiba-tiba jadi peran antagonis di kisah #HaqySelmaJourney.
" Pria punya hak memilih, namun wanita punya hak memutuskan"
Kalimat yang quotable banget nih dari mba Selma.
Benarkah demikian?
Well, benerlah masa salah sih.
Hai kalian para lelaki, terserahlah, koleksi seberapa banyak wanita yang kau inginkan, pilih sesuka hatimu. Tapi ingat, kami, wanitalah yang menentukan mau menjadikanmu MANTEN atau MANTAN, Lol.
We O We.
Yang menarik dari cerita viral ini adalah adanya dua kubu yang berseberangan. Yang satu mengelu-elukan mba Selma sebagai perempuan tegas, realistis, berani memilih, and so inspiring. Kubu lain menyebut mba Selma sang pengkhianat cinta, ealah
Seru deh.
Kalau menurut saya sendiri?
Hmmm, realistis? Yes
Inspiring? ehmmmm tunggu dulu.
Well saya ngga mau ngejudge si mba Selma ah. Hidup hidup dia ini. Serahlah mau ambil keputusan apa.
Dan jika saya ada di posisi mba Selma, mungkin (Mungkin ya) saya akan pilih Haqy. My realistic alter pasti pilih Haqy.
Tapi melihat usahanya yang begitu keras untuk menjelaskan ke publik alasan ia memilih menikahi Haqy dibanding menunggu sang mantan , setidaknya mengajarkan saya satu hal.
Bahwa sebenarnya untuk menunjukkan bahwa pilihan kita benar tak perlulah sampai melukai harga diri orang lain.
Apalagi orang lain itu adalah seseorang yang mungkin pernah mengisi mimpi mimpi kita. Mungkin orang itu adalah seseorang yang telah mengukir banyak jejak tawa di wajah kita.
Dan yang paling penting, seseorang itu harusnya jadi korban,lha napa bisa jadi penjahatnya.
Yes,menunjukkan bahwa pilihan kita benar tidak selalu berarti harus ada pihak yang salah.
Eh kalian pernah ga sih nonton drama korea . Saya ambil contoh serial Endless love yah.
Disitu ceritanya kan si kakaknya Ensu yang saat itu memiliki pacar akhirnya memilih Ensu dan meninggalkan pacarnya.
Si Ensu juga akhirnya meninggalkan Han Te Su karena memang dari dulu cintanya hanya untuk si Kakak.
Nah di serial itu kita sebagai penonton sama sekali ga menyalahkan Ensu atau kakaknya. Padahal disitu ada hati yg tersakiti yaitu pacar si kakak dan pacar Ensu yg ditinggalkan.
Kenapa?
Karena sang sutradara sama sekali tidak menggambarkan bahwa pacar mereka berdua memiliki kesalahan sehingga pantas untuk ditinggalkan.
Ceritanya hanya fokus bahwa akhirnya masing masing mereka memilih meninggalkan pacarnya dan memutuskan bersama kembali.
Sebagai penonton kita dibawa ke suasana yang membuat kita berfikir. Iyalah ga apa si pacar ditinggalkan. Toh En Su dan kakaknya saling mencintai. Kasihan si pacar tapi mau gimana lagi,namanya udah cinta.
Iyep, sama sekali ga ada digambarkan kejelekan si pacar, sehingga kita tidak diberi ruang untuk mencibir si pacar " tuh pantes lu ditinggalin rese sih misalnya"
Tidak ada digambarkan mereka mencari cari alasan bahwa dia memilih EnSu dibanding pacar, karena si pacar begini begitu. Just, i love her, so i choose her.that' s it.
Nah,kisah cinta Selma Haqy sebenarnya sangat bisa berakhir kayak endless love itu.
Sebagai penonton yang tiba2 disuguhkan cerita cinta yang katanya luar biasa ini,kita bisa banget jadi penonton endless love versi endonesia.
Tapi sayang, gagal sodara-sodara.
Yah kita harus puas disuguhi tontonan ala sinetron indonesia. Dimana si peeran utama trying too hard ingin muncul menjadi si peri baik, maka harus ada peran antagonis menyertainya.
Jadi di sinetron indonesia tuh ga bisa banget ceritanya,si pemeran utama baik,dan ga ada peran yang jahat.
Makanya ga heran ya kisah cinta SelQi ini pun ya akhirnya jadi seperti cerita cerita sinetron pada umumnya.
SelQi si pemeran utama yang happy ending,dan Senna si pemeran antagonis yang ketiban sial nerima komentar " Makanya jadi cowok jangan suka menggantung, kasih kepastian dong" lol
Padahal yah,cerita bisa banget lho dibuat ala korea gitu
Sini saya kasih skenarionya.
Pilihan mba S untuk memilih H dibanding Senna menurut saya super realistis.
Iyalah,ada cowok ganteng,anak orang terkemuka, mapan, soleh, plus kita punya perasaaan sama dia (walaupun cuma seujung kuku-bullshitlah kalo ngga) trus bilang cinta,ngajak nikah dan mau menjadikanmu ratu di istananya.
Ada setidaknya 6 K di diri Haqy yang ngga hanya Selma, mungkin perempuan lain pun sulit menolaknya : Kemapanan, Ketampanan, Kesolehan,Kepintaran, Keluarga, dan Kepastian
Wanita mana sih yang sanggup menolak paket kombo super komplit seperti itu.
Dicari-cari belum tentu ketemu, eh ini nongol mak ndudul di depan idung. Ya maulaaaah.
Dear mba Selma,percayalah . Siapapun wanitanya. Ngga cuma mba Selma pastilah langsung bilang yes kalau si Haqy nongol di depan mata.
Ngga ada yang salah sama sekali. Bukan sesuatu yang luar biasalah ini.
Wazaar banget.
Dari jzman Cinderella juga sudah terjadi.
So not inspiringlah.
Maka di posisi ini kita ngga boleh ngga setuju kalau bilang Selma adalah perempuan beruntung yang tepat dalam mengambil keputusan. No wonder.
Sip,Selma benar, Selma tidak salah. Selma hanya bertindak selayaknya wanita pada umumnya.
Not special.
Beda cerita kalau tadi doi menolak Haqy,judul cerita jadi " Seorang wanita cantik menolak lamaran putra Amin Rais demi kekasih yang sedang berjuang menyongsong masa depan" misalnya.
Nah kalau gitu mungkin ada nilai inspiringnya berupa KESETIAAN.
But, apa Selma Salah?
Off course not.
Haqi juga benar dan wajar wajar saja. Seorang pria mencintai Selma yang cantik, pintar dan dari keluarga baik baik.
Even Selma saat itu sedang berpacaran dengan seseorang. Yang penting janur kuning belum melengkung,cincin belum disematkan di jari manis. Menyatakan cinta kepada seorang gadis plus dengan berani memberi kepastian untuk menikahi harus kita akui adalah perbuatan yang laki banget, gentlemen.
Inget ya Selma belum jadi istri orang dan belum tunangan,jadi masih available sih statusnya.
Maka Haqi pantas mendapat applause. Apalagi disertai dengan memberi Selma pilihan. "Kalau mau, kita lanjut,kalau kamu tidak mau saya akan berhenti disini". Setidaknya dia mengembalikan pilihan ke tangan Selma. So good.
Bagaimana dengan mantan Selma?
Dia bisa banget menjadi seseorang yang innocent. Ngga bersalah dan ngga bisa disalahkan.
Ya gimana,namanya orang lagi kuliah ( hasil kepo ternyata doi lagi pendidikan Taruna, ya jelaslah ga bisa menikah saat ini), tentu punya pertimbangan sendiri kenapa ngga memutuskan menikahi Selma di saat itu.
Menuntut ilmu kan juga bagian dr mempersiapkan masa depan.
So cerita seharusnya, harapan penonton adalah , Selma tidak salah memilih orang yang memiliki kriteria sempurna untuk dijadikan pasangan hidup.
Ya iyalah ini Haqy gengs.
Haqi ga salah karena dengan gentle melamar seorang gadis,dan Senna sang mantan juga ga salah menuntut ilmu demi mempersiapkan masa depan bersama Selma yang waktunya sebenarnya pasti sudah terplanning namun tidak dalam waktu right time right now (napa gw agak dejavu ya xixixi).
Ngga ada yang salah.
Teman teman Cinta juga ga salah,eh.
Nah kalau begini kan jadi semua senang semua bahagia ya. Palingan kita cuma bakal puk puk mas Senna. Karena bagaimanapun benar kata neng Selma. Yang namanya patah hati itu pasti sakit,tapi akan sembuh seiring berjalannya waktu.
Dan neng Selma juga ga salah saat mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Witing tresno jarane seko kulino.
(Kalo saah dikoreksi,malas googling).
Bukankah itu sudah dipraktekkan dan dibuktikan orang orang sejak jaman dulu kala?
Palingan penonton cuma komen,yaaa yang datang lebih pasti sih. Udah paling gitu doang.
Namun cerita jadi ga asik,ga fair saat ada pihak yang pengen jadi si Cinta di aadc sehingga harus menghadirkan sosok Banyu Biru yang entah gimana kok jadi dia yang salah.
Padahal ya its oke bangetlah memilih yg terbaik untuk teman hidup.
Its oke banget memilih sesuatu yang ada di depan mata ketimbang harus bersabar menunggu.
No problema
But napa harus membuat kisah yang berpotensi indah ini jadi cacat.
Napa harus playing victim.
Di caption ini nih. Harus banget pake capslock di beberapa kata.
Dengan captionnya ini penonton digiring untuk menganggap si mantan:
Tidak punya tujuan hidup yang jelas
Tidak memberi kepastian
Membiarkan wanitanya menunggu sia sia
Tidak beriman
Duh puk puk mas mantan.
Padahal simpel banget yah.
Kalau emang tujuannya dari dulu mau langsung menikah muda mencari lelaki yang to the point ngajak ke pelaminan mengapa menghabiskan waktu dengan pacaran,LDR an pulak. Plus ternyata si mantan adalah taruna yang pastilah udah diketahui dari awal berapa lama pendidikannya.
Kalau memang ngga suka menunggu, seperti kalimatnya yang quotable banget, "wanita berhak membuat keputusan". Termasuk keputusan untuk tidak menunggu seseorang yg jelas jelas lagi study.
Iyes itu bisa banget dilakukan sejak kapan tau, sebelum ketemu sama pangeran tampan berkuda putih. Tanya ke mas mantan, kapan mau nikahi aku. Kalau masih lama,ya putuslaaaah.
Lha ini kan udah sepakat LDR-an pacaran napa tiba tiba ada kata "terpaksa" dan "menunggu sia sia", " setengah hati".
Tambahan lagi si mas mantan dibilang ga punya tujuan hidup. Huhu sejak kapan study taruna dianggap tidak punya tujuan hidup.
Waah kalau dijembrengin bisa panjang banget nih.
Jadi ga heran sih banyak penonton kecewa. Kecewa karena si pemain sekaligus penulis cerita banyak ngelesnya.
Too hard to explain.
Bahkan pakai kalimat "semoga menginspirasi "
Menginspirasi di bagian mananya 😜
Seorang perempuan memilih menikah dengan pemuda dengan 6 K yang saya sebut di atas,mah biasa.
Beruntung , mungkin
Jodoh,iya
Realistis,banget.
Menginspirasi? 😳
Padahal sekali lagi ga ada salahnya memilih seseorang yang lebih baik dr seseorang yg menjadi pacar kita untuk dijadikan pasangan hidup.
Yaelah namanya juga nyari pasangan seumur hidup, ya harus sepaketlah sampai hati dan otak bilang yess. Until your both head and heart say yes kata mba jihan.
But ga mesti juga si mantan jadi pihak yang salah.
Ini ibaratnya, lu yang ninggalin gw, napa jadi gw yang dibilang
kurang keimanan?.
Lu yang mendua hati napa gw yang disebut
tidak memberi kepastian?. (Gw lagi pendidikan cuy)
Ah si mba, playing victim banget.
Apa susahnya bilang "Iya gw pilih Haqy karena dia yang terbaik untuk gw"
" Iya gw pilih Haqy, krn Haqy memenuhi semua syarat suami impian saya"
Titik habis.
Ibaratnya , mulia tanpa menjelekkan.
Jadi pahlawan tanpa ada yang jadi penjahat juga bisa lho.
(Tapi disini ga ada yang jadi pahlawan sih)
Memutuskan tanpa harus merendahkan.
So ladies, kalo saat ini kamu lagi menunggu seseorang trus tiba tiba ada orang lain yang menurutmu lebih baik drpada yang kamu tunggu, your head and your heart say yes,go ahead. Kendali hidup ada di tanganmu.
But jangan sampe ah melukai harga diri si dia yang mungkin saat ini menyesali karena tak bisa memililkimu.
Cukuplah dia merasa kehilanganmu seraya mendoakan kebahagiaanmu tanpa harus menjadi pihak yang dipaksa bersalah.
Ga semua film kok harus ada peran jahatnya.
Huuuft ga heranlah serial korea lebih asoy geboy dibanding sinetron kita.
Buat mas senna, stop being sad and be awesome instead.
Buat mba selma, selamat berbahagia yaaaaa.
Buat mas haqy, coba ngomong gini
Bagi para pria pria kesepian, udah ga perlu langsung buru buru mau nikung jodoh yang lagi dijaga orang. Kamu bukan mas Haqy, dan yang mau kamu tikung juga bukan mas Senna,jangan bikin perkara,😂😂😂
Ini tadi hasil kepo di IG,caption - caption dari sohib Senna sang mantan,inspiratif menurut saya.
Biar ga salah paham dengan tulisan saya ini,sepertinya perlu saya buat kesimpulan :
Bahwa menurut saya (dan ini ga penting sih,siapa gw), Keputusan Selma memilih Haqy itu TEPAT dan sangat REALISTIS.
Tapi, menjelaskan di publik secara panjang lebar sembari menyudutkan sang mantan disana sini seolah olah dia begitu karena si mantan yang tak kunjung memberi kepastian,tidak gentle dst dst itu sungguhlah seharusnya tak perlu dilakukan.
Btw kalian setuju ga sih,jodoh itu di tangan Tuhan?
( Baca :
Tentang Jodoh )