Bagaimana Jika Suami Selingkuh?
Ya bagaimana?
Topik perselingkuhan sepertinya lagi hot banget belakangan ini. Ngga di dunia nyata, apalagi di dunia maya. Mungkin karena hidup mulai membosankan, atau karena hidup makin banyak tekanan, makanya selingkuh jadi sebuah hiburan?
Entahlah.
Saya banyak melihat dari jauh maupun dari dekat cerita perselingkuhan. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi dengan berbagai versi cerita yang sungguh kadang di luar prediksi kita.
Suami istri yang kelihatan bahagia, anak ada , harta berkecukupan, ya suaminya selingkuh.
Keluarga yang saling memuji di social media, update foto mesra terus, saling panggil dengan panggilan sayang, anak-anak yang membanggakan, ya istrinya selingkuh juga.
Suami istri yang bahagia, anak-anak hebat dan sehat, dihantam LDR, suami tak tahan, akhirnya selingkuh jadi pilihan.
Atau seremeh alasan, si suami memang dari dulu tukang jajan, pernikahan sama sekali tidak merubah karakter dan gaya hidupnya. Kalau dulu sebatas jajan tanpa ikatan, datang-pakai-bayar-pergi, eh ndilalah sekarang pakai hati, akhirnya istri ditinggalkan demi selingkuhan yang lebih memberi tantangan.
Banyak banget alasannya, sampai tidak bisa kita rumuskan, apa sebenarnya penyebab terjadinya perselingkuhan dalam rumah tangga.
Karena memang tidak ada alasan yang bener-bener valid untuk merumuskan perselingkuhan. Tidak bisa menjadikan alasan ekonomi, seks, kebutuhan komunikasi, jarak, karakter, jodoh yang sudah expired sebagai si biang kerok.
Namun berdasarkan yang saya lihat, alasan pasti perselingkuhan itu ya cuma satu “ Mereka bertemu dengan cinta yang lain”. That’s all. Cuma itu, mau ngga mau kita mengakuinya. Mau denial gimana pun ya memang itu yang terjadi. Suami ketemu perempuan lain, kemudian jatuh cinta. Ya , itulah yang terjadi.
Makanya mau seharmonis atau segimanapun kelihatan sempurnanya sebuah keluarga, celah selingkuh itu selalu ada. Karena yang namanya cinta itu memang bertebaran di mana-mana, ngga mengenal kondisi rumah tangga seseorang.
Saya ngga mau bahas soal perselingkuhannya karena yang bahas itu udah banyak banget. Artikel-artikel bertebaran membahas dari sisi si selingkuhan, karena ntar jatuhnya ke judgemental, padahal kita memang ngga pernah bisa tau apa alasan perselingkuhan, bahkan mungkin pelakunya sendiri seringnya ngga bisa mengatakan dengan pasti apa alasan ia selingkuh.
Saya mau bahas, apa yang harus dilakukan istri jika suaminya ternyata berselingkuh.
Saya banyak melihat, istri-istri yang berada dalam kegalauan dan kebingungan saat tahu suaminya selingkuh. Biasanya, istri yang punya penghasilan sendiri lebih leluasa memilih, dan kebanyakan pilihannya adalah bercerai, karena mungkin punya keyakinan bahwa ia masih bisa melanjutkan hidup tanpa suami yang berkhianat.
Untuk istri yang selama ini tidak memiliki penghasilan, lain lagi ceritanya. Walau ada juga yang memutuskan bercerai, kebanyakan memilih bertahan. Alasannya beragam , mulai dari ketidakberdayaan ekonomi, sampai alasan bertahan demi anak.
Dan istri yang memilih bertahan ini tidak hanya dari ibu rumah tangga, pun ibu yang notabene punya penghasilan sendiri banyak yang memilih bertahan. Alasannya tak tahan dengan predikat janda yang bakal diterimanya atau tidak mau membiarkan suaminya melenggang bebas bersama si selingkuhan. Atau semulia (atau senaif) harapan bahwa suaminya akan menyesal di suatu hari yang entah kapan.
Namun, kalau boleh saya menyarankan, istri-istri di luar sana, jika suamimu selingkuh , plis ambillah satu keputusan tegas. Kau hanya punya satu pilihan diantara dua, maafkan atau tinggalkan. Hanya itu.
Yup mom, kalian hanya punya dua pilihan itu, tidak ada pilihan di antaranya. Jika kalian rasa kalian bisa memaafkan dan menerimanya kembali, maka maafkanlah, berusaha melupakan setiap jejak pengkhianatan yang pernah terjadi dan hiduplah seperti biasa. Mungkin keluarga kalian masih punya harapan kembali bahagia.
Namun, jika kalian rasa perselingkuhan itu begitu menyakitkan, maka tinggalkanlah. Keluar dari pernikahan yang telah dikhianati merupakan pilihan terbaik jika kalian tidak bisa memaafkan.
Jangan pernah ambil jalan di tengah-tengah itu.
Jalan di tengah-tengah itu adalah kalian tidak bisa menerimanya, namun kalian tidak ingin keluar dari pernikahan itu. Setiap hari kalian menangis, kalian mengutuk, kalian bertengkar, namun kalian bertahan di satu atap yang sama sembari lamat-lamat berharap si pengkhianat akan berubah, akan tiba-tiba sadar dari kekhilafannya dan bersujud di bawah kakimu untuk meminta maaf.
Saya mau bilang, dari sekian kisah yang saya lihat dan saya dengar, memilih sikap di tengah itu akan merusak hidupmu lebih parah lagi.
Karena percayalah, laki-laki yang memilih meninggalkan anak istri demi selingkuhannya dan lebih membela si wanita pendatang baru, saat itu ya seperti saya bilang tadi, dia sedang jatuh cinta, dia ada di dunia mimpi, dia seperti anak remaja kembali. Dan butuh waktu serta kesabaran luar biasa jika kau berharap ia akan kembali seperti sedia kala sebelum mengenal si cinta baru.
Kalian tahu syndrome Stockholm? . Syndrom yang melanda para korban sandera perampokan bank. Jadi disitu ada peristiwa perampokan, yang mana para karyawan bank disandera oleh perampok selama berhari-hari, saat kemudian polisi menyelamatkan mereka dari perampok, para korban tersebut malah menyalahkan polisi dan berusaha melindungi para penjahat yang telah menyandera mereka. Bagi mereka si penjahat adalah pahlawan .
Oke, abaikan soal syndromenya, maksa banget ternyata wahahahah.
But seperti itulah keadaan para lelaki atau siapapun yang menemukan cinta baru. Bagi mereka, si perempuan baru adalah penyelamat hidupnya. Ia ngga akan segan mengatakan bahwa hidupnya jauh lebih berwana, lebih berarti, lebih dihargai, bahkan mungkin dia akan mengatakan bahwa dia lebih dekat dengan Tuhan sejak mengenal si perempuan baru. Kalimat lain dari “ Dia lebih segalanya dari dirimu”
Yup, karena ia sedang jatuh cinta, ia sedang dimabuk asmara. Dan orang yang jatuh cinta, akan menganggap kutu kupret orang-orang di luar poros cintanya itu.
Mom, berhentilah memikirkan anak, memikirkan bahwa kau bertahan demi anak-anak itu so bullshit. Kalaupun benar kau lakukan demi anak, maka Don’t. Jangan lakukan itu.
Anak-anakmu tentu tidak akan baik-baik saja. Mereka tersakiti, mereka merasa dibuang, mereka akan merasa diabaikan oleh ayahnya sendiri, tapi mereka akan jauh lebih baik saat kamu bisa menentukan sikapmu secara tegas.
Maafkan atau tinggalkan.
Kau hanya boleh memilih satu diantaranya. Karena sekali lagi, saat kau memilih di tengah-tengah, antara bertahan namun menyimpan sakit, ini hanya akan menjadi bom waktu yang siap meledak setiap saat.
Anak-anakmu akan bingung. Saat kau menangis namun kau masih bertahan, mereka bingung, apakah harus membenci ayah mereka atau harus tetap menyayanginya. Mereka akan menganggap pernikahan sebagai pilihan yang mengerikan. Tidak ada kebahagiaan di dalamnya.
Saat kau memilih bertahan namun kau terus mengungkit-ngungkit kesalahan ayahnya, mereka tidak tau, apakah ini ayah yang akan mereka banggakan ataukah harus ikut mencacinya seperti yang kau lakukan. Mereka akan bingung, apakah mencintai seperti ini?, mereka juga akan serba salah, saat kalian bertengkar, ia bingung harus menangis untuk menyenangkan dirimu, atau harus memaki ayahnya yang artinya berseteru dengan ayah yang masih bersama dengan ibunya.
Sungguh, itu keadaan yang sulit diterima anak-anakmu.
Ambil satu jalan moms, karena anak-anakmu akan lebih baik, saat mereka melihat ibunya memiliki sikap.
Saat kau memilih memaafkan perselingkuhan, maka kau harus benar-benar memaafkannya. Bukan untuk anakmu tapi untuk dirimu. Karena memaafkan dan menerima kembali, tidak mengungkit lagi, memulai dari awal kembali, artinya kalian memulai hidup yang baru, berusaha melupakan sakit. Saat itu, anakmu pun akan bisa menerima ayahnya kembali karena mereka tau mereka harus ikut menguatkan ibunya .
Tapi saat kau memang tidak bisa memaafkannya, dimana ini lumrah sekali, maka sudahlah tinggalkan saja. Jangan khawatirkan uang, pendapat orang, atau reputasi. Ingat bukan kau yang berbuat khianat, bukan kau yang melanggar janji, tapi suamimu, pasanganmu, maka tinggalkanlah,mulailah hidup baru tanpanya.
Anak-anakmu mungkin akan sedih di awal, akan kehilangan sosok ayahnya, tapi percayalah itu jauh lebih baik bagi mereka. Mereka tidak akan melihat kemunafikan di rumahnya. Mereka akan melihat dengan jelas, bahwa pengkhiatan adalah hal yang tidak bisa dimaafkan ibunya, maka ke depan mereka akan berfikir seribu kali saat akan melakukan bahkan hanya berniat melakukan selingkuh, karena mereka tau perselingkuhan menyebabkan mereka kehilangan ayah. Itu message yang akan mereka terima.
Jangan bersikap abu-abu yang membingungkan.
Bertahan tapi tak memaafkan, itu sungguh menyiksa seluruh isi rumahmu.Hidup akan seperti memakan permen tebak rasa. Anakmu bahkan dirimu sendiri, akan berada dalam kondisi ketidakpastian, kapan pertengkaran akan meledak, kapan kau akan menangis tersedu-sedu, kapan mereka akan dianggap sebagai alasan pengorbananmu.
Tidak ada yang suka dengan situasi seperti itu. Lama-kelamaan anak-anakmu akan apatis.
Apalagi jika perselingkuhan sudah terjadi berulang. Kau maafkan sekali, kau beri kesempatan, kemudian dia mengulanginya, Jangan habiskan waktumu untuk berharap ia berubah dan berangan-angan suatu saat ia akan bersimpuh meminta maaf di kakimu. Itu tidak akan terjadi. Kalaupun itu terjadi, bisa dipastikan, itu adalah saat dimana perempuan yang menyilaukannya sudah tidak membutuhkannya lagi. Apakah kau mau menjadi penadah barang rongsokan?
Kau mungkin mau, tapi anak-anakmu mungkin akan semakin apatis kepadamu.
Karena hidup ini pilihan.
Tolonglah pilih hal yang pasti. Tinggalkan atau maafkan. Maafkan atau tinggalkan. Kau tidak akan pernah tenang jika memilih diantaranya.
Dan buat kalian para suami/istri yang menemukan cinta baru di luaran sana.
Jika kalian merasa kalian lebih bahagia dengan cinta baru tersebut, maka bersikaplah juga dengan tegas. Pilih satu, putuskan yang lain.
Mungkin memang si dia lebih baik, mungkin memang pernikahanmu sebelumnya adalah kesalahan, atau memang mungkin kau type orang yang tidak bisa bermonogami.
Beri pasanganmu pilihan. Beri ia kebebasan untuk bersikap. Kau tidak perlu memohon-mohon untuk dimaafkan kalau kau memang tidak berniat untuk meninggalkan cinta barumu.
Kau tidak bisa jadi pengecut dengan menginginkan keduanya. Kau tidak bisa menginginkan keluargamu tetap menerimamu, sementara kau memiliki tanggung jawab baru yang kau ciptakan sendiri.
Be gentlement.
Karena keluargamu, baik yang lama ataupun yang baru memiliki hak untuk bahagia. Bahagia setelah sakit, itupun sebuah kesempatan.
Berbesar hatilah. Saat kau memang selingkuh dan mengkhianati pernikahan, entah apapun alasanmu, minta maaflah, walau setelah itu kau meninggalkan keluarga lamamu.
Maafmu bukan untuk kembali, tapi pengakuan bahwa kau sadar kau telah melanggar apa yang telah kau perjanjikan di hadapan penghulu dan Tuhan, janji setia, janji mendampinginya sampai akhir hayat. Karena maafmu mungkin tidak menghapus luka pasanganmu, tapi menenangkan jiwanya bahwa kau tau apa yang kau lakukan salah, bukan alasan-demi alasan sebagai pembenaran.
Karena sebenar-benarnya alasan untuk berselingkuh, tidak pernah benar secara norma dan agama.
But seperti itulah keadaan para lelaki atau siapapun yang menemukan cinta baru. Bagi mereka, si perempuan baru adalah penyelamat hidupnya. Ia ngga akan segan mengatakan bahwa hidupnya jauh lebih berwana, lebih berarti, lebih dihargai, bahkan mungkin dia akan mengatakan bahwa dia lebih dekat dengan Tuhan sejak mengenal si perempuan baru. Kalimat lain dari “ Dia lebih segalanya dari dirimu”
Yup, karena ia sedang jatuh cinta, ia sedang dimabuk asmara. Dan orang yang jatuh cinta, akan menganggap kutu kupret orang-orang di luar poros cintanya itu.
Mom, berhentilah memikirkan anak, memikirkan bahwa kau bertahan demi anak-anak itu so bullshit. Kalaupun benar kau lakukan demi anak, maka Don’t. Jangan lakukan itu.
Anak-anakmu tentu tidak akan baik-baik saja. Mereka tersakiti, mereka merasa dibuang, mereka akan merasa diabaikan oleh ayahnya sendiri, tapi mereka akan jauh lebih baik saat kamu bisa menentukan sikapmu secara tegas.
Maafkan atau tinggalkan.
Kau hanya boleh memilih satu diantaranya. Karena sekali lagi, saat kau memilih di tengah-tengah, antara bertahan namun menyimpan sakit, ini hanya akan menjadi bom waktu yang siap meledak setiap saat.
Anak-anakmu akan bingung. Saat kau menangis namun kau masih bertahan, mereka bingung, apakah harus membenci ayah mereka atau harus tetap menyayanginya. Mereka akan menganggap pernikahan sebagai pilihan yang mengerikan. Tidak ada kebahagiaan di dalamnya.
Saat kau memilih bertahan namun kau terus mengungkit-ngungkit kesalahan ayahnya, mereka tidak tau, apakah ini ayah yang akan mereka banggakan ataukah harus ikut mencacinya seperti yang kau lakukan. Mereka akan bingung, apakah mencintai seperti ini?, mereka juga akan serba salah, saat kalian bertengkar, ia bingung harus menangis untuk menyenangkan dirimu, atau harus memaki ayahnya yang artinya berseteru dengan ayah yang masih bersama dengan ibunya.
Sungguh, itu keadaan yang sulit diterima anak-anakmu.
Ambil satu jalan moms, karena anak-anakmu akan lebih baik, saat mereka melihat ibunya memiliki sikap.
Saat kau memilih memaafkan perselingkuhan, maka kau harus benar-benar memaafkannya. Bukan untuk anakmu tapi untuk dirimu. Karena memaafkan dan menerima kembali, tidak mengungkit lagi, memulai dari awal kembali, artinya kalian memulai hidup yang baru, berusaha melupakan sakit. Saat itu, anakmu pun akan bisa menerima ayahnya kembali karena mereka tau mereka harus ikut menguatkan ibunya .
Tapi saat kau memang tidak bisa memaafkannya, dimana ini lumrah sekali, maka sudahlah tinggalkan saja. Jangan khawatirkan uang, pendapat orang, atau reputasi. Ingat bukan kau yang berbuat khianat, bukan kau yang melanggar janji, tapi suamimu, pasanganmu, maka tinggalkanlah,mulailah hidup baru tanpanya.
Anak-anakmu mungkin akan sedih di awal, akan kehilangan sosok ayahnya, tapi percayalah itu jauh lebih baik bagi mereka. Mereka tidak akan melihat kemunafikan di rumahnya. Mereka akan melihat dengan jelas, bahwa pengkhiatan adalah hal yang tidak bisa dimaafkan ibunya, maka ke depan mereka akan berfikir seribu kali saat akan melakukan bahkan hanya berniat melakukan selingkuh, karena mereka tau perselingkuhan menyebabkan mereka kehilangan ayah. Itu message yang akan mereka terima.
Jangan bersikap abu-abu yang membingungkan.
Bertahan tapi tak memaafkan, itu sungguh menyiksa seluruh isi rumahmu.Hidup akan seperti memakan permen tebak rasa. Anakmu bahkan dirimu sendiri, akan berada dalam kondisi ketidakpastian, kapan pertengkaran akan meledak, kapan kau akan menangis tersedu-sedu, kapan mereka akan dianggap sebagai alasan pengorbananmu.
Tidak ada yang suka dengan situasi seperti itu. Lama-kelamaan anak-anakmu akan apatis.
Apalagi jika perselingkuhan sudah terjadi berulang. Kau maafkan sekali, kau beri kesempatan, kemudian dia mengulanginya, Jangan habiskan waktumu untuk berharap ia berubah dan berangan-angan suatu saat ia akan bersimpuh meminta maaf di kakimu. Itu tidak akan terjadi. Kalaupun itu terjadi, bisa dipastikan, itu adalah saat dimana perempuan yang menyilaukannya sudah tidak membutuhkannya lagi. Apakah kau mau menjadi penadah barang rongsokan?
Kau mungkin mau, tapi anak-anakmu mungkin akan semakin apatis kepadamu.
Karena hidup ini pilihan.
Tolonglah pilih hal yang pasti. Tinggalkan atau maafkan. Maafkan atau tinggalkan. Kau tidak akan pernah tenang jika memilih diantaranya.
Dan buat kalian para suami/istri yang menemukan cinta baru di luaran sana.
Jika kalian merasa kalian lebih bahagia dengan cinta baru tersebut, maka bersikaplah juga dengan tegas. Pilih satu, putuskan yang lain.
Mungkin memang si dia lebih baik, mungkin memang pernikahanmu sebelumnya adalah kesalahan, atau memang mungkin kau type orang yang tidak bisa bermonogami.
Beri pasanganmu pilihan. Beri ia kebebasan untuk bersikap. Kau tidak perlu memohon-mohon untuk dimaafkan kalau kau memang tidak berniat untuk meninggalkan cinta barumu.
Kau tidak bisa jadi pengecut dengan menginginkan keduanya. Kau tidak bisa menginginkan keluargamu tetap menerimamu, sementara kau memiliki tanggung jawab baru yang kau ciptakan sendiri.
Be gentlement.
Karena keluargamu, baik yang lama ataupun yang baru memiliki hak untuk bahagia. Bahagia setelah sakit, itupun sebuah kesempatan.
Berbesar hatilah. Saat kau memang selingkuh dan mengkhianati pernikahan, entah apapun alasanmu, minta maaflah, walau setelah itu kau meninggalkan keluarga lamamu.
Maafmu bukan untuk kembali, tapi pengakuan bahwa kau sadar kau telah melanggar apa yang telah kau perjanjikan di hadapan penghulu dan Tuhan, janji setia, janji mendampinginya sampai akhir hayat. Karena maafmu mungkin tidak menghapus luka pasanganmu, tapi menenangkan jiwanya bahwa kau tau apa yang kau lakukan salah, bukan alasan-demi alasan sebagai pembenaran.
Karena sebenar-benarnya alasan untuk berselingkuh, tidak pernah benar secara norma dan agama.
Note:
Mungkin banyak teori atau pendapat soal selingkuh, namun Hanya orang-orang yang pernah berada dalam pusaran perselingkuhan itulah yang tau dengan benar seperti apa impact tindakan itu. Kalau menikah memang bukan karena cinta sih, soal selingkuh ini jadi no issue, tapi saat perselingkuhan terjadi di keluarga yg dulunya bahagia sentosa, kalian tidak akan pernah tau seperti apa kiamat kecil itu.