Inflasi Di Masa Tidak Pasti

Saturday, July 16, 2022


Baca Sebelumnya :

Apa itu inflasi dan dampaknya bagi rakyat jelata 
Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Ngebeat Inflasi

Kenaikan Suku Bunga





Rate inflasi Indonesia saat ini ada di 4.4% per Juni 2022, tertinggi selama 5 tahun terakhir. Rate inflasi Amerika baru diumumkan mencapai 9.1% per Juni 2022, tertinggi selama 41 tahun terakhir.


Inflasi yang tinggi ini akan direspon pemerintah salah satunya dengan menaikkan suku bunga acuan. Di Amerika sendiri the FED sudah menaikkan suku bunga sampai 150 basis poin selama Semester 1-2022. Kenaikan ini paling agresif sejak 1994.




Respons kebijakan moneter ini pada akhirnya akan memukul investasi, khususnya foreign direct investment (FDI) ke negara berkembang karena modal akan condong lari ke negara-negara asalnya dan asset yang aman seperti USD.


Di Indonesia pastinya mau ngga mau BI akan melakukan hal yang sama.

Hal ini pasti akan direspon oleh para investor, imbasnya akan terjadi pada investasi high risk seperti saham, crypto, properti.

Kondisi ekonomi global yang saat ini sedang tidak menentu, mau ngga mau membuat kita agak khawatir jika ingin berinvestasi.



Ragu antara mau keep uang di tabungan atau diinvestasikan. Jika hanya ditabung khawatir tergerus karena inflasi, kalau diinvestasikan takut resesi, Yhaaaaa.



Susah ya.


Tapi ngga usah khawatir, tetap ada kok pilihan investasi yang bisa kamu pertimbangkan. Karena duit itu hanya berputar pindah dari satu instrumen ke instrumen lain.


Reksadana Pasar Uang


Reksadana pasar uang itu duit kita disimpen di deposito bank dan obligasi jangka pendek. Dengan kebijakan kenaikan suku bunga, ini akan menguntungkan nilai investasi di RDPU.


Jika memang kamu punya tujuan jangka pendek-menengah RDPU bisa jadi pilihan saat ini. Demikian juga bagi yang tujuan keuangannya sudah mau digunakan, investasi yang ada bisa dipindahkan ke RDPU untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai investasi

Obligasi Pemerintah

Dengan tingginya inflasi, bank sentral akan merespon dengan mengeluarkan beberapa kebijakan, salah satunya dengan menerbitkan surat utang negara.


Investor bisa beralih ke instumen investasi ini dulu untuk mengamankan uangnya, Di samping karena aman dijamin negara juga memiliki return fixed, sehingga ga khawatir terhadap fluktuasi nilai investasi.


Tapi tetap perhatikan ya ini obligasi sebaiknya untuk tujuan investasi > 3 tahun.


Bisa juga kamu pilih jika memang sudah di masa pensiun dan ingin memarkir duit di instrumen yang relatif aman dan stabil.



Valas


Suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap dolar. Imbasnya, nilai tukar dolar AS naik 10% sejak awal tahun, sedangkan nilai tukar mata uang lain melemah.


Nah jika kalian memang memiliki tujuan-tujuan keuangan yang memang akan menggunakan dolar atau mata uang tertentu, bisa duit investasinya dialihkan ke valas. Tujuannya agar kamu ga kena risiko nilai tukar, capek-capek nyimpen duit pas mau dipakai nilainya kalah karena nilai tukar yang lemah.


Tapi ini aku sarankan hanya untuk tujuan investasi ya, jangan untuk spekulasi karena akan malah memberatkan negara.




Emas

Di kondisi tidak pasti, emas akan selalu jadi instrumen investasi yang bisa kamu pertimbangkan. Emas memang dianggap safe heaven saat kondisi kurang kondusif. Apalagi kenaikan harga emas sangat terpengaruh oleh nilai dolar, jadi biasanya akan bersamaan antara kenaikan harga emas dan menguatnya dolar.



Namun tetap perhatikan bahwa harga emas juga bisa berfluktuasi, naik turun, sehingga disarankan jika ingin investasi emas memang untuk tujuan keuangan jangka panjang, dan bukan dalam bentuk perhiasan.




Properti


Kenaikan suku bunga acuan akan berimbas ke suku bunga kredit. Kredit KPR akan lebih tinggi, sehingga kemungkinan orang-orang akan menunda pembelian rumah. Penjualan rumah juga akan melambat, sehingga orang-orang yang akan menjual rumahnya mau ngga mau mengikuti kemampuan pasar untuk membeli.


Opsi sewa bagi yang belum memiliki tempat tinggal akan menjadi oportunity bagi pemilik properti. Demikian juga juka ingin investasi di property untuk jangka panjang. Kondisi seperti ini bisa jadi peluang, jika memang belinya ga kredit.




Saham Defensif

Investasi saham ini sama dengan dagang ya, di mana kita membeli barang dengan harga tertentu untuk kemudian dijual dengan harga lebih tinggi dari harga beli.



Di saat orang fear dengan saham, maka akan banyak saham saham perusahaan bagus dengan fundamental oke yang harganya terdiskon.



Ini merupakan kesempatan. Kita sudah melewati masa pandemi lalu, dimana saham BBRI tembus di harga 2200, namun memudian bisa kembali ke harga 4900. BBNI pernah ke 3000an sampai kemarin nembus ke 9000-an




Jadi kalau memang punya tujuan investasi jangka panjang, malah memang beli di saat harga murah, tapi tentu tetap dipilih-pilih ya sahamnya dan tetap melihat chart.



Di setiap kondisi sulit tetap ada peluang. Baca situasi dengan cermat sebelum memutuskan berinvestasi. Tentu pada saat ini yang diutamakan tetap keamanan financialmu seperti dana darurat dan proteksi, namun tetap bisa berinvestasi disesuaikan dengan risiko yang bisa kamu terima.

Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Ngebeat Inflasi

 Baca sebelumnya di sini 

Nah jika suatu negara mengalami inflasi, apa yang bisa kita lakukan untuk ngebeat inflasi?

1. Review Budget Pengeluaran


Tunda pengeluaran yang tidak penting dan mendesak. Evaluasi kembali budget yang sudah disusun. Jika diperlukan bisa mengurangi budget dengan cara ganti merk ke yang lebih murah, atau kurangi frekuensi pembelian.

Misal beli kopi seminggu 5 kali dikurangi jadi 3 kali
Biasa pakai merk tertentu ganti jadi merk toko yang biasanya lebih murah.

Sehingga penghasilan yang ada tetap bisa memiliki daya beli yang sama.

2. Tingkatkan Penghasilan





Seketat-ketatnya kamu mengurangi pengeluaran, biasanya tetap tidak bisa mengejar inflasi, maka nambah penghasilan adalah jalan agar pengeluaranmu masih bisa tercover.

Meningkatkan penghasilan bisa dengan cara menambah sumber income dari side hustle atau meningkatkan income dengan pindah kerja misalnya.

Penghasilan bertambah adalah cara paling cepat ngebeat inflasi.

3. Lunasi Utang Berbunga Tinggi dan Floating Rate



Jika inflasi tidak bisa dikendalikan, kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuan, maka bank-bank akan mengikuti. Jika memang ada dana, lunasi utang-utang berbunga tinggi yang kalian miliki. Terutama utang dengan suku bunga floating yang akan jatuh tempo, prioritas kamu selesaikan atau kurangi.

Jika berencana membeli rumah dengan KPR, pilih suku bunga fixed yang panjang.

4. Atur Kembali Strategi Investasimu




Cek investasi yang sudah dijalankan. Jika waktu penggunaan sudah dekat, bisa mulai dipindahkan ke produk-produk dengan risiko rendah.

Jika masih lama, jangan panikan, pelajari sebab musabab portofolio kita merah, kalem jangan emosi.

Biasanya masa seperti ini akan diikuti aksi pemerintah mengeluarkan surat utang, bisa jadi alternatif kalau dana investasimu sudah terkumpul atau ingin memperoleh pasif income dari dana idlemu.

Gimana? apakah kalian sudah melakukannya?



Kita memang lagi mengalami masa-masa menantang. Ingat ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak bisa Yang bisa kita kendalikan, lakukan mitigasi.

Yang ngga bisa kita kendalikan, Let It Go. Khawatir boleh, cemas boleh tapi jangan berlebihan. Semangat semua

Apa Itu Inflasi dan Dampaknya Bagi Rakyat Jelata?

Inflasi terjadi jika terjadi kenaikan harga barang secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Inflasi di tahun 2022 ini penyebabnya ada beberapa. Pertama ekonomi global yang belum pulih pasca pandemi Cosiv 19. Lalu dihadapkan pada perang Rusia-Ukraina. ditambah lagi lokdown di beberapa kota di China yang berdampka pada pasokan global, jadi combo ya.

Trus apa pengaruhnya? kok bisa terjadi inflasi?

Kita elaborate satu per satu ya.


Efek Pandemi


Selama pandemi berlangsung, banyak kapal-kapal yang tidak beroperasi, pengiriman barang ke berbagai negara jadi mandek. Saat pandemi mulai reda kapal-kapal ini mulai beroperasi kembali. Tentu saja perusahaan kapal memanfataakn kesempatan ini untuk menutup biaya operasional plus berkurangnya pemasukan selama kapal tidak jalan, maka harga transportasi dinaikkan. Saat harga transportasi naik tentu akan berimbas ke ongkos produksi, maka harga jual barang pun jadi naik.


Rusia

Rusia adalah pemasok utama komoditas minyak, gas dan logam. Dengan berlangsungnya perang Rusia-Ukraina maka ekspor minyak dari Rusia menjadi terhambat. Seperti hukum ekonomi saat supply terbatas sementara permintaan tinggi maka mau ngga mau harga akan naik dengan sendirinya, maka harga minyak pun naik. Harga minyak naik berimbas ke biaya transportasi menjadi tinggi, imbasnya ke ongkos produksi dan lagi-lagi ke harga jual barang.


Ukraina

Ukraina merupakan negara pemasok utama gandum dan jagung. Karena lagi perang juga maka ekspor gandum dan jagung dari Ukraina menjadi tersendat. Sementara gandum merupakan bahan pokok untuk membuat mie, roti dan berbagai bahan makanan yang biasa kita konsumsi. Demikian pula jagung. Hal ini menyebabkan bahan-bahan makanan berbasis gandum dan jagung pun ikut naik. 


China

Sudah tidak perlu dibahas lagi ya bagaimana ketergantungan dunia terhadap barang-barang produksi china. Dengan adanya lokdwon di negara ini maka pasokan barang impor pun terganggu, akibatnya berimbas ke kelangkaan barang. Barang langka maka harga naik.

Makanya inflasi kali ini memang berlaku secara global, tidak hanya ke negara-negara berkembang atau negara lemah tapi negara yang notabene terbilang kuat seperti Amerika, Jerman, Jepang, Singapura pun mengalami inflasi tertinggi selama beberapa tahun terakhir.


Inflasi di berbagai negara

Amerika  : 8.3%
Indonesia : 4.3%
Jepang : 2.5%, tertinggi sejak 7 tahun terakhir
Singapura : 3.6% tertinggi sejak tahun 2017

Luamayan seram ya.

Nah pemerintah akan merespon peningkatan rate inflasi ini dengan berbagai cara :


1. Kebijakan Moneter


Dengan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). Jika suku bunga dinaikkan maka diharapkan orang akan tertarik menyimpan uang di bank, akibatnya jumlah uang beredar akan sedikit sehingga nilai uang akan nai.

2. Kebijakan Fiskal


Hubungannya dengan penerimaan dan pengeluaran negara. Pemerintah akan menaikkan pajak, emngurangi belanja negara, dan bisa saja melakukan peminjaman dengan menerbitkan surat utang negara (obligasi).

3. Non Moneter Non Fiskal


Dengan emnggenjot sektor produksi. Karena barang impor mahal maka produksi akan terhambat, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang memudahkan importir, mengeluarkan kebijakan pro pengusaha, agar pengusaha bisa tetap memproduksi barang.  Pemerintah juga akan mengawasi distribusi barang agar tidak ada terjadi penimbunan barang untuk mempermainkan harga dan menetapkan harga maksimum agar yang punya barang tidak ugal-ugalan menaikkan harga, dsb.

Pada intinya akan dilakukan upaya-upaya untuk menjaga agar produksi tetap jalan, sehingga pengusaha tetap bisa menjual barang dengan harga wajar, maka daya beli masyarakat tetap ada, duit tetap berputar, maka inflasi diharapkan akan turun.


(Baca :  Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Ngebeat Inflasi)




Custom Post Signature