“
Sudah lah, jangan mengejarku terus, aku udah capek menghadapi kamu” Rara
berbalik meninggalkan Dodo.
“
Tunggu Ra”, Dodo berlutut
Rara
terkejut melihatnya. “ Apa-apaan sih kamu, malu tauk dilihat teman-teman”
dengan gelisah Rara celingak celinguk kanan kiri takut temen-temennya
memperhatikan adegan konyol ini.
Saat
itu sedang jam istirahat sekolah. Rara dan Dodo bertengkar di tangga
perpustakaan. Sebab musababnya, karena Rara minta putus. Rara ga tahan dengan
sikap Dodo yang cemburuan. Sebenarnya Rara masih sayang banget sama Dodo. Tapi
sikap Dodo yang sangat protektif membuat Rara gerah. Kalau udah cemburu Dodo
suka lebay.
Seperti
hari ini. Gara-gara Rara lebih memilih ke perpustakaan buat baca buku “Manusia
Setengah Salmon’-nya Raditya Dika. Dodo ngerasa diduain. Katanya kenapa Rara
lebih suka mendengar celotehannya Dika dari Dodo, sebenarnya yang pacarnya Rara
siapa, Dika atau Dodo??.
Rara
frustasi berat. Belum lagi Dodo yang maunya ngantar kemanapun Rara pergi. Rara
merasa ga punya ruang lagi untuk bernafas lega.
“
Aku kan pengen jagain kamu Ra” alasan Dodo setiap kali mengantar jemput ia
kemanapun. Ke kantin diantar, ke perpus diantar, ke koperasi diantar. Bahkan
Rara mau ke toilet pun, Dodo bersedia mengantar. Full service . Kadang Rara
berfikir, Dodo itu pacar atau satpam yah?
“
Jagain aku dari apa??” tanya Rara sebel
“
Dari cowok-cowok yang jelalatan ngeliatin kamu, abis kamu cantik banget sih”
Aaaarghh,
Rara pusing punya cowok kaya model Dodo.
Kembali
ke tangga perpustakaan.
“
Jangan tinggalin aku, aku ga bisa tanpa kamu” Dodo memandangnya dengan
pandangan memelas
“
Kamu gila yah, cepat berdiri” perintah Rara gusar
“
Iya aku emang udah gila, aku tergila-gila sama kamu Ra”
Dulu,
hati Rara pasti akan lumer mendengarnya. Tapi sekarang Rara sudah bertekad
untuk tegas kepada Dodo.
“
Ngapain kalian disitu” tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari bawah tangga.
Pak
Sihombing , guru BK SMA Teladan sudah berdiri sambil berkacak pinggang.
“
Dodo, kamu kenapa berlutut gitu” tanyanya lagi
Duuuh
Rara malu setengah mati, saat ini ingin sekali ia ketemu Dementor, biar segera
dibawa kabur, ke Azkaban pun ga apa-apa deh.
“
Eh ini pak, saya lagi mengumpulkan serpihan” jawab Dodo kalem.
“
Serpihan apa?” tanya pak Sihombing lagi, sambil memperhatikan ke lantai yang
bersih mengkilap. Mas Darno, cleaning service sekolah elite ini memang kerjanya
selalu bersih.
“
Serpihan hati saya yang diberantakin Rara pak”
Dhueeeng,
Rara melongo, Duh Gustiiiiii. Dementor mana Dementor. Sambil berharap Dementor
datang, Rara merogoh-rogoh sakunya berharap segera menemukan tongkat sihir dan
melancarkan mantra ‘Avedra Kedavra” ke Dodo, serta mantra “ Obliviate “ ke Pak Sihombing sehingga si bapak lupa
ingatan.
“
Hmm ya sudah, Rara kamu bantuin Dodo ngumpulin serpihannya, kasihan kalau ada
anak lain yang terkena beling” Jawab pak Hombing santai sambil berlalu.
Nah
Lho…. Apa-apaan ini. Rara menyimpan kembali tongkat sihirnya ke dalam saku.
Rupanya pak Sihombing sudah terlalu tua untuk mengerti bahasa percintaan anak
jaman sekarang.
Rara
jadi teringat awal perkenalannya dengan Dodo.
Waktu
itu Rara dan Dodo sama-sama anak baru di SMA ini. Rara yang imut dan manis,
sering dikerjain kakak senior. Biasalah, dimana sih senior cowok yang ga
gatel-gatel badannya lihat adik kelas bening dikit.
Karena
sering dikerjain Rara jadi terkenal. Dodo
sering mencuri-curi pandang ke arah Rara, tapi belum berani kenalan. Maka saat
Rara pingsan karena kepanasan dan dibawa ke ruang UKS, Dodo pun pura-pura
ikutan sakit. Biar bisa berduaan dengan Rara.
Di
ruang UKS, Rara yang sudah sadar kaget melihat Dodo disitu. Sebelum Rara
berkata apa-apa, Dodo sudah membuka suara.
“
Ah, akhirnya ketemu juga “ katanya
“
Ketemu apaan “ tanya Rara
“
Ketemu yang ngambil tulak rusukku” jawab Dodo
“
Kamu ngapain disini” tanya Rara tanpa mempedulikan gombalan Dodo
“
Soalnya tulang rusukku sakit, jadi aku ikutan sakit” jawab Dodo malu-malu
Rara
kaget, “ Apa?? Tulang rusuk kamu sakit, wah bahaya itu, kamu harus segera ke
dokter” panik Rara mendengarnya
“
Tenang, tenang, tulang rusuknya sekarang dah sembuh kok, jadi aku juga udah
baikan” Dodo tersenyum simpul
“
Aku akan baik-baik aja selama kamu baik-baik juga” lanjut Dodo.
Hihihi,
barulah Rara mengerti. Wajahnya merona malu. Tersipu-sipu.
“
Kenalin, gue Dodo, boleh tau gak nama lengkap kamu” dengan gentlemen Dodo
mengulurkan tangannya ke Rara, yang disambut dengan kernyitan di kening Rara.
“
Buat apa kamu tahu nama lengkap aku” tanya Rara ketus
“
Biar ga salah nama waktu berdoa dalam sholat, doa minta jodoh” , eeeaaaa
Dodo
lucu, makanya Rara suka. Kalau dirinya lagi bête, Dodo pasti menghibur dengan
kata-kata konyolnya.
Seperti
hari itu, saat Rara manyun gara-gara nilai ulangan matematikanya jeblok.
Dodo
: “Ra, kamu tau ga, persamaan kamu dengan matematika”
Rara:
“Apa?”
Dodo
: “ Sama-sama susah ditaklukkan, semakin sulit semakin bikin penasaran “.
Hihihi,
Rara mulai tersenyum sedikit.
D
: “ Trus Ra, tau gak bedanya kamu sama rumus matematika?”
R
: “ Apa emangnya”
D:
“ Kalau rumus susah diingat, kalau kamu susah dilupakan”
Hahaha
, tuh kan Dodo tuh selalu menghibur Rara. Makanya Rara sayang banget sama Dodo.
Tapi,
emang sih belakangan Dodo terkena penyakit lebay akut. Soalnya, Dodo mendengar
desas desus, bahwa Rara ditaksir sama Dion, kakak kelas yang keren mampus.
Pemain basket, ketua OSIS. Jadi bisa dimaklumi kalau Dodo merasa posisinya
sebagai calon pendamping hidup Rara mulai terancam.
Untuk
menenangkan hatinya, Dodo ingin menguji Rara.
D:
“ Ra, kamu tau kak Dion ga “
R
: “ Kak Dion??? Kyaaaa yang mukanya kaya Lee min Ho itu , ya tau dong, ih Dodo
kuper ah”
Glek,
Dodo nelen ludah. Hatinya mulai gamang. Ga berani nanya lagi, takut menerima
kenyataan. Tapi..
D
: “ Ehmmm, Ra kalau kak Dion ngajakin kamu pacaran, kamu mau ngga”
R
: “ Apaaa???, oh my God, ya mau laa. Cuma cewek bego yang ga mau sama kak Dion,
Dodo sayang”
Huh,
Dodo tersenyum kecut. Sebel dia sama Rara, bilangnya sayang tapi kok mau aja
diajak pacaran sama orang lain.
Sejak
itu Dodo ngintilin kemana pun Rara pergi. Dodo takut banget Rara berpaling dari
dirinya.
Sampai
kejadian hari ini di perpustakaan, akhirnya Rara marah besar dan mau mutusin Dodo.
Hiks, hati Dodo sedih banget.
Setelah
pak Sihombing pergi, tak lama Rara pun beranjak meninggalkannya. Tinggallah Dodo
sendiri di tangga perpustakaan, mengutipi remahan hatinya yang terserak .
***
Sudah
dua hari ini Rara tidak masuk sekolah. Rara bilang ia tidak mau ditemui Dodo.
Rara bilang dia mau cooling down
sementara waktu. Yaela Rara, kok kayak mesin pabrik aja sih, pakai cooling down segala. Dengan pasrah Dodo
harus menerimanya, karena kalau ngga, Rara mengancam akan langsung mengeluarkan
SPPP ( Surat Pernyataan Pemutusan Pacar ). Dodo belum sanggup.
Hari
itu untuk membunuh waktu yang ga mungkin mati walau ditusuk pakai pedang,
ditembak pake senapan angin, akhirnya Dodo mengambil motornya dan
berkeliling-keliling kota sambil melihat-lihat keramaian yang ada ( eh kok kya lirik lagu anak TK sih).
Di
sepanjang jalan pikirannya dipenuhi Rara, Rara dan Rara. Lihat orang makan es
krim inget Rara. Ya Rara suka banget es krim rasa strobery. Waktu Dodo tanya ,
kenapa Rara suka rasa strobery. Rara jawab, karena strobery asem, jadi biar dia
ga terlalu fokus sama wajah Dodo yang asem. Rara jahat.
Lewat
di depan Dunkin Donuts, Dodo inget Rara lagi. Waktu itu Rara lagi sedih, karena
si Miaw kucing kesayangan Rara kelindes truk sampah di depan rumah. Dodo
berusaha menghibur Rara sepenuh hati.
D:
“ Ra,kamu tau ga kenapa aku suka banget Triple coklat
R:
“ Hmm”
D:
“ Soalnya , coklat diluar coklat di dalam, sama kaya kamu, cantik di luar
cantik di dalam.”
Rara
ngelirik tajam ke Dodo. “ Gak lucu tauk”, Rara masih manyun
Dodo
ga kehilangan akal, misinya untuk membuat Rara tersenyum kembali harus
berhasil.
D:
“ Ra, kamu tau gak kenapa si Miaw ninggalin kamu”
Mata
Rara berkaca-kaca lagi.
D:
“ Sebab, kemarin Si Miaw bilang kalo dia dikirim kesini untuk jagain kamu, nah
sekarang tugas dia dah selesai, dia mo nemuin keluarganya di surga.’
R
: “ Trus yang jagain aku siapa dong”
D;
“ Kan udah ada aku”
Rara
tersenyum tipis. “ Dodo iiih”, sambil mencubit Dodo, Rara udah tersenyum
kembali.
Huuft
Dodo lega.
Aargh,
kemana pun Dodo melangkah, ada Rara dimana-mana. Dengan lunglai kahirnya Dodo
memutuskan kembali ke rumah. Mau tidur aja. Siapa tau bisa ketemu Rara di
mimpinya.
Bahkan
dalam mimpi pun Rara tidak mau bertemu dengannya. Huhuhu Rara…. Dodo kangen,
Dodo tersedu-sedu sambil memeluk guling. Karena tidak bisa tidur, ia memutuskan
menulis surat buat kekasih hatinya Rara.
Setelah
satu jam berkutat dengan suratnya, akhirnya kelar juga. Dodo pun bisa tidur
sambil tersenyum, membayangkan Rara akan kembali seperti semula setelah membaca
surat cintanya.
Keesokan
pagi, Dodo bergegas memacu motornya ke rumah Rara. Suratnya ia titipkan ke Bik
Minah, pembantunya Rara. Dodo takut Rara marah kalau Dodo maksa ketemu.
Rara
bingung saat bik Minah menyodorkan surat bersampul merah jambu itu. Hmm mana
wangi lagi. Dengan penasaran Rara membaca isi surat Dodo.
Dear Rara,…
Saat ini kamu pasti sudah tertidur
lelap di atas kasur empukmu. Sedangkan Dodo masih menatap foto Rara yang
seperti pengen keluar dari bingkainya.
Ada apa dengan kamu Rara…..
Apa Dodo harus lari ke hutan terus
ke pantai, agar Rara mau ketemu Dodo lagi.
Rara,… kamu tahu, diatas langit
masih ada langit. Di bawah tanah masih ada tanah. Namun diantara langit dan
tanah masih ada Dodo yang tulus mencintaimu.
Rara…. Sejak ketemu kamu, Dunia
Dodo seperti berhenti berputar. Jam Dodo tiba-tiba rusak. Karena waktu pun ikut
berhenti.
Melihat senyumanmu, tenggorokan
Dodo seperti dihujani sebongkah es batu, karena tiba-tiba lidah Dodo membeku.
Walaupun Dodo harus sakit gigi
setiap hari, karena manisnya senyuman yang Rara lemparkan dan Dodo telen
bulat-bulat, Dodo rela Ra, rela…..
Rara….. kalau ada orang yang bilang
bahwa tidak ada manusia yang sempurna, maka Dodo bisa pastikan orang itu belum
pernah ketemu Rara.
Rara, plis …. Jangan cuekin Dodo.
Dodo resah tanpamu.
Love
Dodo
Dodo apaan sih. Dengan gemas diraihnya BB Onix 2 whitenya. Sambil tersenyum
Rara mengetik sebaris kalimat untuk Dodo.
"Dodo, kamu udah boleh ketemu Rara
sekarang, bisul di jidat Rara udah sembuh."
Sent