Beberapa hari lalu saya membaca status seorang suami yang dishare ribuan orang, dan terbaca saya saat ada teman di facebook yang mensharenya juga.
Saya ngga capture statusnya , tapi saya tulis ulang saja yah disini :
Punya istri cantik dan
wangi mengoda
Tiap minggu belanja di Mall,
perawatan kesana kemari
Emang sih kita menikmati
(dari jam 8 malam sampai jam 12 malam, cuma 4jam, sisanya tidur)
Yg menikmati adalah temen
temen cowoknya sekantor, menikmati wangi dan kecantikan istri, Mau?
Tiap liat chat istri
di Smartphone nya isinya PO sis, Order sis, Cek transfer sis, Warna apa aja sis,
Yg ini ada ga sis, ukuran berapa sis, Makasih sis barang sdh sampai
Dan berakhir di pojok kamar
entah Tas atau sepatu branded serta Baju yg hanya dipakai sesekali
Mau ngingetin, ga enak dia
belanja pake duit sendiri,
Akhirnya Suamipun melarikan
diri, entah menghibur diri Karaoke brg temen dgn tagline "Jangan Bilang
Merdeka kalo Karaoke ga dibolehin istri"
Sementara anak dirumah
diurus Ibu atau Mertua yg tiap pagi dirusuhi dgn cucu smp malam kita jumpa
lagi.
Hidup hanya sekali,
Smp rumah seharusnya istri
mengurus anak dan suami lebih menyibukan diri mengurus jerawat dengan krim
ratusan ribunya
Sementara Masing masing
lebih banyak memuji masakan rumah makan ini itu daripada menikmati masakan
rumah sendiri
Saat menjelang tidurpun,
Komunikasi hilang karena jempol lebih memilih dunia lain
Entah alasan pekerjaan atau
lain lagi
"mendekatkan yg jauh
dan menjauhkan yg dekat"
Bahkan saat berhubungan
suami istri
Mungkin kita sibuk
membayangkan wajah atau tubuh oranglain yg lbh sering hingap dipikiran kita
"sungguh terlalu"
Lebih banyak bercanda
dengan teman teman se klub mobil ataupun teman setongkrongan dicoffeshop
daripada nemenin anak tidur dirumah
Coba kalian balik hidup kalian, coba kalian tukar hidup kalian,
Memiliki istri dengan pendidikan tinggi tetapi rela hanya menjadi
guru, pembantu, tukang cuci, tukang setrika, juru masak tukang bersih bersih
dan baby sitter walaupun dia mampu menjadi manager dikantor multinasional tanpa
Gaji
Memiliki istri yg waktu ngeliat Jam tangan cantik ataupun tas
branded hanya membalas chat dengan " tas nya bagus sis, nanti sy bilang
suami dulu" dan nyatanya mereka ga pernah bilang suami pengen barang itu
Memiliki istri saat liat baju bagus hanya puas dengan mengelusnya
dan membolak balik label harga seraya bilang, ayah bagus ya..sayang mahal dan
ga diskon, eman eman duit segitu klo hanya buat baju, nunggu diskon aja dech..
Memiliki istri yg ga mentingin body, rela pantat dan payudara
kendur dan mata panda karena lbh mentingin anak dan suami
Hingga kita para suami sadar, bahwa seberapa banyak gaji yg
didapatkan ga akan mampu membayar pengabdian seperti itu
Hingga kita sadar bahwa acara makan diluar tidaklah enak daripada
masakan istri yg dari sore disiapkan dengan kepayahan karena mengasuh anak dan
memasak bersamaan
Sebenarnya ngga ada yang salah dengan status di atas. Kalau saya baca sih, si pembuat status ingin menyampaikan tentang betapa mulianya seorang istri yang dengan kemampuannya bisa menghasilkan uang juta juta di luaran, bisa menunjukkan eksistensi dirinya di luaran, bisa bergaya bak fotomodel, bisa beli barang branded dengan uang suaminya, tapi....... ia memilih untuk tidak melakukannya.
Ia lebih memilih di rumah mengasuh anak dan melayani suami.
Ia lebih rela menjadi " pembantu", tukang cuci", " juru masak", " tukang bersih-bersih", " baby sitter", dibanding jadi manager di perusahaan multinasional.
Dan ditutup dengan pengakuan bahwa seberapa besar pun gaji yang didapat suami, ga akan mampu membayar pengabdian yang dilakukan si istri.
Ia lebih memilih di rumah mengasuh anak dan melayani suami.
Ia lebih rela menjadi " pembantu", tukang cuci", " juru masak", " tukang bersih-bersih", " baby sitter", dibanding jadi manager di perusahaan multinasional.
Dan ditutup dengan pengakuan bahwa seberapa besar pun gaji yang didapat suami, ga akan mampu membayar pengabdian yang dilakukan si istri.
Mengharukan sekali, sehingga banyak yang menshare terutama istri-istri yang merasa terwakilkan oleh kalimat-kalimat di atas.
'
'
'
Kemudian, saya tergelitik untuk komen, #dasar lu yah, usilan banget sama status orang xixixi.
Iyaaa tergelitik gitu deh pengen komen, tapi kalo komen di facebook males, ntar jadi rame, ntar aku dikeroyok massa #mulai suudzon. Karena kan yang namanya pikiran orang beda-beda, yang namanya orang mah boleh berpendapat apa saja di FB nya, status status dia ini. Kalau ngga mau ngeliat pemikiran orang yang beda dengan pikiran kita ya udah sono nulis diary aja. Kalo apa-apa baper, udah gih, tutup akun sosmed nya, hahaha.
Nah, jadi komen disini ajalah. Kan blog sendiri ini, dan ini juga bukan buat perang status atau apa, cuma mau ngasih pendapat dari sudut pandang saya saja. Disclaimer dulu nih, biar ga salah paham.
Jadi, pertama sih saya setuju banget dengan pendapat bahwa pekerjaan yang dilakukan ibu-ibu IRT itu ngga bisa dinilai dengan uang. Bahwa betapa beruntungnya para suami yang memiliki istri yang tulus ikhlas mengabdi untuk keluarga, yang orangnya ngga pengenan, ngga hobi belanja belanji ngabisin uang suami, dan yang ngga gila ke klinik kecantikan untuk membeli krim seharga ratus-ratus bahkan jutaan itu.
No sanggahan. Iya hebat tuh istri-istri seperti itu.
Tapi, errrrrrrr trus napa yak gambaran istri nan baik budi tersebut harus dibandingkan dengan istri yangpekerja beserta streotype yang mengikutinya.
Disini dakuh mulai terusik.
Kenapa.....??? kenapa.....?
Kenapa sih, ngga cukup bilang IRT yang kayak di atas tadi itu luar biasa, titik, ngga pake perbandingan-perbandingan.
Kenapa sih, untuk menunjukkan sesuatu itu baik harus juga ikut menunjuk kalau sesuatu yang lain itu jelek.
Kenapa????? ayo coba jawab.
Padahal yah, kita masih bisa kan bilang kalau bebek slamet itu enak, tanpa harus membandingkan dengan bebek-bebek lain. Atau kita toh bisa dengan gampang bilang kalau suaranya Whitney Houston itu warbiasyak tanpa harus membandingkan dengan suara Fery AFI, misalnya #eh.
Kenapa? yah karena memang bebek Slamet itu memang beneran enak, dan karena memang suaranya si penyanyi kulit hitam itu beneran bagus. Tanpa perlu pembanding.
Beda cerita, kalau kita bilang gini.
" Iya sih, ehhhmmm Dewi Persik lumayan cantik kalau dibandingin dengan Elly Sugigi, tapi kalo dibandingin sama Dian Sastro, ngga ada apa-apanyalah", misalnya.
Nah itu kan artinya, sebenarnya Dewo Persik ngga cantik yah, tapi bolehlah kita bilang cantik kalo pembandingnya si anu, tapi kalo dibandingkan Disas, mah ngga ada apa-apanya, gitu.
Jadi, saat kita memuji sesuatu dengan membandingkannya dengan hal lain, hanya ada satu kemungkinan
Kemungkinan yang dipuji itu ngga bagus-bagus amat, jadi ngga yakin, harus ada pembanding yang lebih jelek.
Ini sih pendapat pribadi doang.
Trus kedua, yang mau saya komentarin juga, tentang streotype yang dilekatkan kepada ibu bekerja.
Iiiih kok gitu banget sih memandang ibu bekerja.
Mungkin yang ditulis di atas, blio hanya mengambil satu contoh ibu bekerja yang dikenalnya. Tapi ngga bisa dipungkiri juga, banyak banget saya membaca orang-orang yang berfikiran sama, yang mencap ibu bekerja itu kayak yang digambarkan di atas.
- Ngga bisa masak / malas masak/ suka makan di luar/ di restoran mahal
- Kerjaannya dandan, beli make-up harga ratusan bahkan jutaan
- Hobinya belanja belanji di OL shop, hobi lain jalan-jalan di mall, kongkow-kongkow ga jelas
- Tukang selingkuh, aih
Ah saya ngga mau bahas satu-satu, karena itu kembali ke kalimat klise, "sangat-sangat tergantung orangnya'"
Keempat streotype yang disematkan ke ibu pekerja itu, banyak juga dilakukan oleh ibu rumah tangga. Ngga percaya?
Coba deh, jalan-jalan ke mall pas jam kerja yah, percayalah dikau bakal menemukan ibu-ibu berdandan parlente, dengan tas harga selangit, dandanan baru keluar dari salon. Dan itu bukan ibu bekerja looooo. Xixixi, jadi jangan digeneralisir yah.
Udah deh stop dulu, saya bukan mau bahas soal ibu bekerjanya, soale ntar pasti ada yang bilang , " ya kan elu kerja, pasti belain ibu bekerjalah".
Yang mau saya sorotin malah kalimat-kalimat di status itu yang menggambarkan tentang perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga, yang saat seorang suami memilikinya ia akan merasa sangat beruntung, istri idaman bangetlah.
Aduh membacanya, saya langsung bergidik ngeri. Ngeri karena ternyata di pikiran suami dan orang-orang (soalnya sampe ribuan yang ngeshare), bahwa ibu yang baik itu ternyata yang gambarannya kayak gitu, yang rela jadi pembantu di rumah sendiri, yang lihat barang bagus cuma bisa elus-elus doang, yang harus susah payah masak sambil ngasuh anak, yang ngga mikirin kecantikannya lagi, mau peyot mah peyotlah diriku, apa itu bedak, krim kecantikan, mall, makan di luar? kalo mau dapat predikat istri idaman, lupakan itu semua. Haiiish, kibar bendera putih.
Coba deh baca satu-satu.
Memiliki istri dengan pendidikan tinggi tetapi rela hanya menjadi guru, pembantu, tukang cuci, tukang setrika, juru masak tukang bersih bersih dan baby sitter walaupun dia mampu menjadi manager dikantor multinasional tanpa Gaji
Jadi, saat kita memuji sesuatu dengan membandingkannya dengan hal lain, hanya ada satu kemungkinan
Kemungkinan yang dipuji itu ngga bagus-bagus amat, jadi ngga yakin, harus ada pembanding yang lebih jelek.
Ini sih pendapat pribadi doang.
Trus kedua, yang mau saya komentarin juga, tentang streotype yang dilekatkan kepada ibu bekerja.
Iiiih kok gitu banget sih memandang ibu bekerja.
Mungkin yang ditulis di atas, blio hanya mengambil satu contoh ibu bekerja yang dikenalnya. Tapi ngga bisa dipungkiri juga, banyak banget saya membaca orang-orang yang berfikiran sama, yang mencap ibu bekerja itu kayak yang digambarkan di atas.
- Ngga bisa masak / malas masak/ suka makan di luar/ di restoran mahal
- Kerjaannya dandan, beli make-up harga ratusan bahkan jutaan
- Hobinya belanja belanji di OL shop, hobi lain jalan-jalan di mall, kongkow-kongkow ga jelas
- Tukang selingkuh, aih
Ah saya ngga mau bahas satu-satu, karena itu kembali ke kalimat klise, "sangat-sangat tergantung orangnya'"
Keempat streotype yang disematkan ke ibu pekerja itu, banyak juga dilakukan oleh ibu rumah tangga. Ngga percaya?
Coba deh, jalan-jalan ke mall pas jam kerja yah, percayalah dikau bakal menemukan ibu-ibu berdandan parlente, dengan tas harga selangit, dandanan baru keluar dari salon. Dan itu bukan ibu bekerja looooo. Xixixi, jadi jangan digeneralisir yah.
Udah deh stop dulu, saya bukan mau bahas soal ibu bekerjanya, soale ntar pasti ada yang bilang , " ya kan elu kerja, pasti belain ibu bekerjalah".
Yang mau saya sorotin malah kalimat-kalimat di status itu yang menggambarkan tentang perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga, yang saat seorang suami memilikinya ia akan merasa sangat beruntung, istri idaman bangetlah.
Aduh membacanya, saya langsung bergidik ngeri. Ngeri karena ternyata di pikiran suami dan orang-orang (soalnya sampe ribuan yang ngeshare), bahwa ibu yang baik itu ternyata yang gambarannya kayak gitu, yang rela jadi pembantu di rumah sendiri, yang lihat barang bagus cuma bisa elus-elus doang, yang harus susah payah masak sambil ngasuh anak, yang ngga mikirin kecantikannya lagi, mau peyot mah peyotlah diriku, apa itu bedak, krim kecantikan, mall, makan di luar? kalo mau dapat predikat istri idaman, lupakan itu semua. Haiiish, kibar bendera putih.
Coba deh baca satu-satu.
Memiliki istri dengan pendidikan tinggi tetapi rela hanya menjadi guru, pembantu, tukang cuci, tukang setrika, juru masak tukang bersih bersih dan baby sitter walaupun dia mampu menjadi manager dikantor multinasional tanpa Gaji
Ah si mas, masa istri sendiri dibilang pembantu sih. Jangan gitu ah, pembantu kan kerja untuk majikan, emangnya suami dan anak-anak itu majikannya istri. Nah lho, pan mau muji kok jadi malah merendahkan dengan memakai kata " Hanya". Tuh kaaaaan, mana ada pekerjaan " hanya" di muka bumi ini.
Eh saya juga kalo lihat barang cantik di OL Shop selalu bilang ke suami , sekaian minta doi bayarin sih. Kerja sih kerja, urusan beli-beli tetap minta suami dooong, masa beli sendiri. Kan uangmu uangku, uangku uangku, #dikeplaksuami.
Nah tuh mas, kalau sadar istrinya tuh ngga sering minta ini itu, lihat tas bagus cuma dielus-elus, mbok ya sekali-kali dibeliin. Ngga mau beli bukan berarti ngga pengen lo, yang namanya perempuan pasti sukalah punya barang-barang bagus. Mungkin dia ga suka tas, tapi bisa jadi suka dompet, mungkin dia ga suka jam tangan tapi seneng banget kalo dibeliin gelang misalnya.
Baju baru?
Kalau harus ngeluarin dari uang belanja sih , memang eman-eman banget , tapi kalo dibeliin suami, pasti senyuman kami bakal mengembang lebar.
Memiliki istri yg ga mentingin body, rela pantat dan payudara kendur dan mata panda karena lbh mentingin anak dan suami
Aduuuuh tega banget sih lihat istrinya pantat dan payudaranya kendor , plus mata pandaan karena lebih mentingin situ.
Istri itu, sesibuk apapun, tetap pengen lo tampil menarik, tampil cantik. Bukan untuk siapa-siapa, ya untuk dirinya sendiri dan untuk suaminya. Istri yang penampilannya oke otomatis lebih bahagia lo dari yang awut-awutan.
Kalau sampai dia ngga bisa merawat dirinya sendiri, jangan-jangan suami nih yang ngga ngasih waktu buat istri, atau ngga pernah bantuin istri?, yah abis nganggap istrinya pembantu sih, gimana dong.
Jangan pelit-pelit ah, beliin tuh istri pakaian dalam bermerk sekali-sekali, Sorella kek, Wacoal kek, Triumph kek, ya ngga usah sampai Victoria Secret sih, pan bahannya awet, beli sekali tahan sampe bertahun-tahun lo, asal cara nyucinya bener, dan ngga sampe nguras tabungan juga.
Memiliki istri yg waktu ngeliat Jam tangan cantik ataupun tas branded hanya membalas chat dengan " tas nya bagus sis, nanti sy bilang suami dulu" dan nyatanya mereka ga pernah bilang suami pengen barang itu
Memiliki istri saat liat baju bagus hanya puas dengan mengelusnya dan membolak balik label harga seraya bilang, ayah bagus ya..sayang mahal dan ga diskon, eman eman duit segitu klo hanya buat baju, nunggu diskon aja dech.
Nah tuh mas, kalau sadar istrinya tuh ngga sering minta ini itu, lihat tas bagus cuma dielus-elus, mbok ya sekali-kali dibeliin. Ngga mau beli bukan berarti ngga pengen lo, yang namanya perempuan pasti sukalah punya barang-barang bagus. Mungkin dia ga suka tas, tapi bisa jadi suka dompet, mungkin dia ga suka jam tangan tapi seneng banget kalo dibeliin gelang misalnya.
Baju baru?
Kalau harus ngeluarin dari uang belanja sih , memang eman-eman banget , tapi kalo dibeliin suami, pasti senyuman kami bakal mengembang lebar.
Memiliki istri yg ga mentingin body, rela pantat dan payudara kendur dan mata panda karena lbh mentingin anak dan suami
Aduuuuh tega banget sih lihat istrinya pantat dan payudaranya kendor , plus mata pandaan karena lebih mentingin situ.
Istri itu, sesibuk apapun, tetap pengen lo tampil menarik, tampil cantik. Bukan untuk siapa-siapa, ya untuk dirinya sendiri dan untuk suaminya. Istri yang penampilannya oke otomatis lebih bahagia lo dari yang awut-awutan.
Kalau sampai dia ngga bisa merawat dirinya sendiri, jangan-jangan suami nih yang ngga ngasih waktu buat istri, atau ngga pernah bantuin istri?, yah abis nganggap istrinya pembantu sih, gimana dong.
Jangan pelit-pelit ah, beliin tuh istri pakaian dalam bermerk sekali-sekali, Sorella kek, Wacoal kek, Triumph kek, ya ngga usah sampai Victoria Secret sih, pan bahannya awet, beli sekali tahan sampe bertahun-tahun lo, asal cara nyucinya bener, dan ngga sampe nguras tabungan juga.
Hingga kita sadar bahwa acara makan diluar tidaklah enak daripada masakan istri yg dari sore disiapkan dengan kepayahan karena mengasuh anak dan memasak bersamaan
Pernah lihat drama korea yang judulnya Pasta In Love ngga?
Disitu si koki yang masak pasta saban hari dengan cita rasa yang bikin orang rela ngantri untuk makan di resto itu, ternyata bosen lo sama masakannya sendiri, dan milih makan di luar.
Apalagi istri yang saban hari harus masak sambil ngasuh anak, sambil beresin rumah, sambil, nyuci, nyetrika, percayalah ngga setiap saat mereka menikmatinya. Jadi, ngga apa dong pas hari libur ya makannya di luar, istri libur juga masak. Dan kalau ternyata dia kepayahan ngasuh anak sambil masak bersamaan, bolehlah minta bantuan catering , eh.
Iyaaa..... sebenarnya bukan urusan saya juga sih ya ngomentarin status orang begini.
Jangan-jangan elu baper ya win?
Ngga lah, karena saya ngga merasa jadi ibu pekerja macam itu.
Saya mah ibu pekerja yang baik ya cyiiin, tiap hari masak , bawa bekal ke kantor, ngemall cuma sama suami. Kalau ngemall sama teman kantor pastinya ngga ganggu waktu keluarga alias pas hari kerja. Belanja OL Shop selalu ijin suami ,
Jadi, ngga ada tujuan apa-apa sih, cuma usil aja pengen bahas di blog hahahaha, dan yang pasti pengen bilang, kalau kalian masih berfikir bawa streotype ibu bekerja tuh masih kayak demikian, berarti kalian kurang piknik, baca atuh keseharian blogger-blogger keren yang kerja tapi jago masak, yang kerja tapi anak terurus, yang kerja tapi tetap kece walau pake make-up lokal.
Dan kalau streotype ibu yang baik di mata kalian juga seperti yang di atas, berarti sinetron Indonesia sukses merasuki kalian, Hayuk atuh jalan-jalan ke blognya keluarga nugraha.
Ini cuma curcol belaka yah, jangan diambil hati, apalagi dianggap war-waran. #sungkem dulu sama si pembuat status dan yang banyak ngeshare ^_^
Jadi, menurut kamu istri idaman yang kayak mana?, yang bekerja di luar atau yang di rumah aja.
Kalau menurut saya sih, mau kerja di luar asal ijin suami atau yang tinggal di rumah, semua bisa jadi istri idaman, yang membuat suami merasa beruntung memilikinya. Karena istri idaman tuh yang kayak gini :
Kalau gw sih gitu, ngga tau kalau mas Anang ....^_^
Nah kalo ini contoh The Luckiest Husband in The World
Cause He has Me as His Wife ^_^
Wow...cetar, hihihi. Enak kali mbak, jadi ibu bekerja n bisa beli ini itu harga selangit atau perawatan di klinik kecantikan. Lha banyak juga yang bekerja demi menopang ekonomi keluarga mbak, kadang pengen beli tas mahal ajaa mikir seribu kali mbak, padahal pake duit hasil keringet sendiri. Enak tuh, ibu-ibu yang tinggal dapet amplop dari suami. Setiap keluarga punya persoalan dan pemecahan sendiri2 mbak.
ReplyDeletenah itu dia, kalo menurutku dan teman2ku yang kerja yah, dengan bekerja kita malah lebih hai2 ngeluarin duit, krn tau susahnya cari duit, ya ngga?
DeleteSetuju mbaaa... Sy suka ngebahas yg beginian.secara sy jg krja, alhamdulillah msh bs ngurus anak2, suami, merawat diri.. Tp ada jg lho mba, istri yg ga krja tp hobinya jln2 shoping baju sepatu tas baru, selfie hampir saban hari updet status di medsosnya.. Sy mikirny gn, nih org apa ga prnh masak kok hmpir tiap hr kuliner, selfie2 jln2 apa ga ngurusin rmhtgga nya.. Nah lo, klo yg begituan gimana mba?
Deletesetujuuuuuhh... aku kerja, dan so far, aku bisa ngelakuin apa yg disebut di situ sebagai IRT (SAHM). bisa masak (dan beres2 rumah.. urusan baju mah urusan pak suami :P) dan manak #Eh
ReplyDeletepluuuss.. ibu bekerja yg bisa juga masaak.. jd gak bisa dijadiin alasan itu IRT (SAHM) yg paling TOP. semua ibu2 di dunia ini luar biasa hebatnya, ntah itu bekerja atau tidak..
tapi tetep sik, aku meski kerja, urusan biaya rumah tangga ya urusan suami, termasuk beli2 ini itu buat penampilan anak dan istri. kan ada yg bilang, kemakmuran suami, dilihat dari penampilan istrinya :))
banyak ya mba ibu bekerja yang gape juga ngurus rumah tangga :)
DeleteKlo aku pribadi...dua tipe istri diatas sm2 bukan tipikal istri ideal....hmmm ... :D
ReplyDeleteiya ya mba, sebenarnya ngga ideal ya dua2nya.
Deletekalo istri yg bik yg gambarannya kaya di atas ko saya nyesek ya huhu...karena ternyata saya pernah (merasa) depresi dan jadi galak sama anak :(
ReplyDeleteiyaa istri juga manusia biasa ya mba, kadang bisa galak, kadang malas masak, kadang pengen bobo cantik aja. tapi tetep kalo ditawarin perawatan di salon ngga nolak ;)
DeleteYang idel itu menurutku yang bisa membuat nyaman pasangan sama keluarganya...mau bekerja atau dirumah saja itu terserah...kalau saya ga kerja, karena anak kecil2 dan ga tega kalau diasuh orang lain,secara orang tua dan sodara jauh. Selain itu jam kerja suami ga tentu, kalo saya kerja malah kawatir ga bisa ketemu hehehe...
ReplyDeletemau kerja atau tidak pasti udah dipikirin konsekuensinya yak
DeleteWaa.. Panjang.. Suami aku aja gk mau kalo aku cuma ngerjain kerjaan rumah maak.. Dia lebih mau aku ngurus diri sendiri biar enak dipandang mata Ples perhatian penuh ke dia (gk nyapu ngepel gk nyuci nyetrika gapapa, itu kerjaan pembantu katanya) huee.. Emang yaa, suami itu juga beda2.
ReplyDeletesuaminya mengerti kebutuhan dan keinginan istrinya yak
DeleteAh. Bener banget. Kenapa harus banding2in ya. Tiap orang kan punya kriteria idaman masing2
ReplyDeleteiya, ngga ada salahnya mengatakan istriyg kayak gini yg top, atau yg begitu, tapi ga usah pake bandingin, apalagi pembandingnya kok yaaaa gitu banget gambarannya. Itu sama ngga sih dengan dulu banyak yang bandingin Ratu Atut dengan siapa ituh, kan ngga apple to apple
DeleteBaru tahu ada status kyk gitu.
ReplyDeleteItu orang berlebihan. Jadi ibu rumah tangga ya gak gitu2 amat. Banyak juga ibu bekerja yg baik. Ada juga ibu rumah tangga yang gak baik. Tergantung masing2 orang.
Aku ibu rumah tangga tapi jujur aja aku butuh juga para perempuan yang bekerja untuk melayani diriku. Kalau gak ada perempuan yang kerja berarti gak ada dokter kandunga perempuan, gak ada pramusaji perempuan, gak ada tukang sayur cewek, gak ada CSO cewek. Aku mah horor kalau dapet CSO atau dokter cowok :D
Jadi sebenarnya ibu rumah tangga dan ibu pekerja saling membutuhkan. Ngapain sih ribut2 mulu :D
iya mba, sebenarnya mau mengatakan sesuatu itu baik ngga selalu hrs pakai pembanding ya
DeleteJadi ibu memang luwaar biasaaa ya. Mau jadi irt saja atau irt yang bekerja masing-masing punya risiko dipersepsikan buruk. Padahal, tidak semua demikian.
ReplyDeleteiya mba, kalimat klise " kembali ke masing2 orangnya ;)
Deletesuka dengan tulisannya, secara seperti melihat ke diri sendiri bun. Saya (sementara) memilih menjadi ibu rumah tangga, fulltime mengurus anak2 memilih menangguhkan karier di luar dan menyimpan rapi ijazah magister di dalam lemari. Tapi sebagai perempuan 'normal', masih butuh asisten rumah tangga, masih suka ke salon merawat diri yang hasilnya jg dinikmati suami, bersyukur punya suami yang memuliakan istri dengan memberi hak me time untuk menjaga supaya "tetap waras" hehehe...
ReplyDeleteJadi sebenernya seperti apa istri kita, kembali pada cara suami memuliakan istri. Miris sekali kalau istri sampe lecek, kunyel, pantat dan payudara kendor cuma dihargai dengan "bersyukur" untuk diri sendiri tapi pelit tanpa menghiraukan kebutuhan istri. Karena sebenarnya dengan memuliakan istri, berarti suami sedang memperbaiki rizkinya..
Ah suka mba komennya, setuju bgtt bahwa dgn memuliakan istri maka suami memperbaiki rizki.. suami yg bangga punya istri IRT berpendidikan hrsnya bersyukur dgn cara merawat istrinya.. Bkn malah biarin aja istri terlihat menyedihkan krn itu bentuk pengabdiannya.. Ga banget deh hihihii
DeleteAku work at home IRT yg nyaris bebas dr kerjaan rmh krn ada ART, & slalu bs pny me-time, ajak anak jalan2 pas weekday, & ga dibatasin suami utk belanja keperluan pribadi.. Selama kebutuhan kluarga udh terpenuhi & uangnya ada, sepenuhnya jd hak istri hehehe
iyaa setuju mbaaa
DeleteJadi inget daster daster q...blm dibelikan yg baru dah 2 taon..hadewwh...
ReplyDeleteminta beliin mbaaaa xixixi
Deleteya kalo suami suka yang kendor2 ya silakan aja. *kabuuur*
ReplyDeletehussssh
Deletekadang yang jadi permasalahan, udah dapatin calon istri yang sesuai namun dianya enggak sesuai sama kita, hehe
ReplyDeleteaduh , hahaha kalo ini nasib ya mas
DeleteSukaaak banget ama penuturannya. Tuh cowok yang ngebuat status berarti masih primitif banget sih yak
ReplyDeletekarena di dunia ini sebenarnya ngga hitam putih gitu sih ya, ada warna abu2 juga
DeleteKebetulan saya kerja di toko sendiri jadi masih bisa ngurus diri sendiri dan keluarga, tapi masaknya yang males, masih ngandalin emak :)
ReplyDeletealhamdulillah semua lancar jaya ya mba
DeleteHmm.. yg ngeshare kayaknya perlu piknik ya mba.. :-)
ReplyDeletemungkin perlu banyak baca2 kisah perempuan bekerja yang sukses juga di keluarga, kayak bu yoyoh itu, keren
Deletesi mas itu korban sinetron brarti mbak...hahha. nice post..bacanya sampe ngos-ngosan (baper deh gue)
ReplyDeletejadi inget cinta fitri aku mba ;)
Deletesama tersanjung
DeleteBaru tahu ada yg share status itu. Kog aku terganggu dg kata2 pantat & payudara kendor itu yaa. Kasian banget tuh istrinya ga dirawat. Yakin tuh suami rela istriny begitu? Biar bagaimana, perempuan mana pun selalu ingin tampil menarik untuk dirinya sendiri
ReplyDeleterame kemarin mba, yang ngeshare kutengok sampe 30 ribuan lebih
DeleteMana mbak? mana yang buat status? tak liate orange kayak apa kok kayake cuma lihat kehidupan dari kacamata dia doank -_____-
ReplyDeletexixixixi, ini kan cuma perwakilan mba, mungkin byk juga suami2 yang berfikiran kyk gitu. untung suamiku ga pernah mikir gitu, semoga aja
Deletesaya juga ibu bekerja mbak,tapi bukan ibu pekerja seperti yang digambarkan oleh si suami itu..
ReplyDeletealhamdulillah ya, semoga kita dijauhkan dari sifat2 jelek, karena kerja juga ibadah kan yah
DeleteJudgemental SAHM vs Working Mother dari sudut pandang suami nih... Dan bener, judgemental apapun bentuknya itu enggak asik.. Semua wanita itu istimewa, apapun profesinya, apapun pilihan hidupnya. :)
ReplyDeletetapi judgement nya ekstrim bgt.
Deleteyang terkahir ruh ngena "Istri Idaman Adalah Istri Yang Bisa Buat Kamu Ingat Sama ALLAH" . nggakmau komentar ah tentang status .. tapi mau melakukan yang terbaik tanpa harus menjadi yang paling baik :D
ReplyDeleteYang penting tuh saling menyayangi antar suami istri. Gak peduli istri bekerja atau IRT. Yang buat status belum menikah neh 😝
ReplyDeleteudah rame aja, apapun itu mau kerja atau IRT yang penting saling pengertian, menyayangi, insyallah kecantikan akan terpancar dari diri sendiri..haha wlpun saya blm mnkah :)
ReplyDeleteYang terakhir itu bener banget. Moga bisa jadi yang mengingatkan suami kpd Allah
ReplyDeletesuka banget ama tulisannya :) baca status FB itu malah jadi kepikiran.. lah itu pak suwami ngapain aja? kok istrinya sampe harus beli ini itu pake duwitnya sendiri :P
ReplyDeleteSetuju mbak.. Soal idaman itu kriteria setiap orang berbeda. Yang IRT ga mau kali sampe lupa diri hidup buat keluarga tanpa mikir diri sendiri kalau suami d luar sana liat yang bening pas plg liat istri macam pembantu tetep aja tuh suami lari nya ke klub malam hahahha .. Saya IRT kerja sih sekali2 mak untung suami pengertian keluarga harus keurus tapi sbg individu mesti tetap berkembang..
ReplyDeleteDuh kenapa ya hal ini selalu dibahas......? Bok iya lebih baik memperbaiki diri sendiri mwnjadi pribadi dan keluarga yang baik. Masalah ga bakal abis kalau hanya sekedar perbandingan. Istri bergaya glamour tidak mengenal starus irt atau pekerja begitupun istri yg sederhana, tergantung para suamu itu dulunya mendapatkannya dari mana kalau idapat karena sering ketemu di tempat dugem, kafe dll ya kalau dijadikan istri walaupun hanya sebagai irt juga akan keluyuran ga jelas dan ga ngurus keluarga. Jadi janganlah seorang lelaki menginginkan seorang istri yg sederhana tapi dianya hidup bermegah megahan, kluyuran ke kafe kafe dan sebagainya. Lelaki baik akan bertemu dengan wanita baik dan lelaki yg buruk akan ketemu dg wanita yg buruk pula. Jadi instropeksi diri saja lah.....
ReplyDeleteSetuju. Kenapa tuh ya kalau mau memuji istri di rumah mesti nyerempet-nyerempet istri yang memilih bekerja di luar rumah :p. Btw, istri di rumah kata siapa enggak peduli bodi. Kenalin sama eike, Mak hahahahaha. Walau di rumah saya rese' banget sama yang namanya berat badan *pamerinLenganBerotot* hahahahaha :p.
ReplyDeletesaya ibu pekerja, dan kayaknya gak gitu2 amat tuh, :). Tapi setuju sama ungkapan Mak Windi, kerja mah kerja, tapi waktu belanja minta beliin suami doooong yak! :)
ReplyDeleteSaya dulu kerja karena ingin bantu ortu, trus nikah tetap kerja karena ingin bantuin suami. Dan kalo sekarang ini baru resign, karena capek aja pengen istirahat di rumah. Sama bosan juga ding, kerja lama banget sih, dan suami juga udah lama pengen aku di rumah. Tapi nggak mau ah kalo sampe kendor di mana-mana *eh
ReplyDeleteWind, padahal niat awal aku nggak pengen koment, pengen numpang ngakak. Tapi napa komentku malah panjang gini ya :D
Sepertinya yg si suami ini cari adalah pembantu or pengasuh..bukan istri...wkwwkkk
ReplyDeleteKan ada banyak jalan ke surga ya. Mau pilih lewat mana. Monggo.
ReplyDeleteAku yakin semua pilihan pasti ada plus minusnya, tinggal sejauh mana kita menyikapi dan konsekuen dengan pilihan. Gitu aja.
Hidup perempuan karir! #Eh
Hihi, rame ya, mba Win. Kalau ibu bekerja selalu dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang di rumah aja pasti bakal ga ada habisnya. Hehe. bener kata mba win, yang penting suami istri saling ngingetin tentang kebaikan, dan nyari surga bareng-bareng. Ya, kalau soal jalurnya dari mana tergantung kesepakatan masing-masing pasangan. Biar enakan hehe
ReplyDeleteTuh kan, aku selalu setia baca tulisan kakwin. semacam ngomong di depanku. terus kalo ada kalimat nyolot aku malah meragain seolah aku yg cakap wkwkw
ReplyDeletesebenarnya tergantung orangnya juga sih ya gak semuanya seperti itu..
ReplyDeleteCoba berbaik sangka aja kali ya sama yg nulis status tsb.. asal mulanya mungkin secara ekonomi RT mereka masih kurang memungkinkan utk memanjakan istri.. tapi si istri tetep rela dan ikhlas bantu suami ngerjain tugas2 di rumah tanpa menuntut ini itu.. jadi si suami mengapresiasi si istri dgn status spt itu.. banyak sekali loh suami baik yg ingin memanjakan istrinya yg IRT namun apa daya dompet masih tipis hehe.. suami yg rela punya istri yg awut2an krn kondisi demikian patut diacungi jempol selama dia jg berusaha membahagiakan anak istrinya.. just imho :)
ReplyDelete