Showing posts with label My Stuff. Show all posts
Showing posts with label My Stuff. Show all posts

Cuti Hamil

Friday, December 4, 2015
Hari Juma'aaat, malam nanti waktunya kontrol kehamilan lagi.

Iya nih udah masuk 34 minggu looo. Alhamdulillah banget selama hamil kedua ini ngga ada masalah yang berarti. Palingan karena faktor U yah, rasanya kok agak berat gitu kalo jalan, nyetir juga udah mulai bengah. Apalagi ruangan kerja saya ada di lantai 3, tanpa lift, OMG naik tangga bolak-balik tiap hari bikin nafas saya ngos-ngosan. Tapi ngga apa juga sih, biar ntar lahirannya gampang , aamiin.

Diskriminasi Bangsa Sendiri

Tuesday, September 8, 2015
Desclaimer : Postingan ini tidak bermaksud Sara, hanya curhat semata.


Lagi iseng BW , baca tentang Diskriminasi terhadap bangsa sendiri disini. Ih jadi pengen cerita juga. Judulnya ga saya ubah, Iyaaa saya ngga kreatif hahah.

Kalian pernah ngga sih mengalami yang namanya deskriminasi? Tapi bukan oleh orang luar atau orang lain tapi oleh bangsa sendiri. 


Kalau yang tinggal di Medan udah kenyanglah sama perlakuan model begini. FYI aja yah , di kota Medan itu penduduknya terdiri dari berbagai macam suku. Mulai dari Jawa, Melayu, Batak, Karo, Arab, India, sampai warga Tionghoa. Jadi salah banget yah kalau bilang orang Medan mayoritas suku batak. Ngga lho, kalau di daerah Tapanuli, Toba atau tanah Karo iya mayoritas , tapi kalau di kota Medan nya sih udah berbaur semua.

Nah , sialnya yah di Medan itu, penguasa ekonominya mayoritas adalah warga Tionghoa. Sebagian besar para pedagang skala besar adalah mereka. Mulai dari pedagang elektronik, otomotif, gadget, waaah hampir semualah. Coba aja ke Jalan Asia, jalan Sutomo, Jalan Pemuda, semuaaalllah toko-tokonya milik orang Tionghoa. Makanya berbeda dengan di Jawa, Jakarta, Bandung yang mana warga Tionghoanya gape berbahasa daerah setempat, China Medan wah boro-boro, yang ada malah kita yang orang pribumi yang harus belajar bahasa Tionghoa kalau mau melebur bersama. Aneh kan yah. Itulah sankin berkuasanya mereka disini.

Nah ngomongin diskriminasi, itu yang bikin saya sebal. Kadang perlakuan para pelayan toko yang notabene orang pribumi suka sekali membeda-bedakan antar pembeli orang Indonesia asli dengan orang keturunan. Kalau sama orang Tionghoa pasti perlakuannya manis banget, eh giliran kita yang belanja kadang diterge pun ngga. Ngga hanya belanja, kalau sedang bertransaksi di bank aja, customer service suka beda-bedain. Ngga semua sih yah tapi kebanyakn seperti itu. Pokoknya tinggal di Medan itu,, kalau masalah kayak gini, bikin empet deh.

Tapi kalau mau jujur sih ya, ini bukan salah mereka sepenuhnya. Namanya manusia pasti senanglah diperlakukan istimewa. Tapi yang bikin annoying itu ya, orang pribuminya sendiri yang suka beda-bedain orang.

Saya pikir cuma di Medan aja yang seperti itu, ternyata ngga lho. Rata-rata orang Indonesia ya kayak gitu itu. Suka berlaku diskriminatif terhadap bangsa sendiri. Mungkin karena merasa inferior yah . Padahal kita lho yang punya negeri ini. Bukan kita yang numpang

Ada suatu kejadian yang saya inget banget.

Jadi ceritanya pas saya honeymoon di Bali. Saya sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya, biar dapat tiket promo. Semua berjalan lancar saja, sampai tiba saatnya pulang. 

Dan bencana pun datang saat saya check-in.

Begitu saya serahkan print out tiket dan kode booking ke petugas check-in, dengan heran si petugas memandangi saya.

“ Bu, penerbangan ini tidak ada di jadwal kami, sudah dibatalkan”

APAAA, saya kaget bukan kepalang, namun masih tetap bisa tenang.

“ Ngga ada gimana maksudnya mas, itu saya pesan online udah jauh-jauh hari lo”
“ Iya bu,namun beberapa minggu lalu kami telah memberitahukan kepada seluruh penumpang tentang perubahan jadwal yang kami lakukan “

Haduh, makin spanning saya mendengarnya.

“ Ibu silahkan ke bagian ticketing disana untuk memastikannya” kata si petugas sambil menunjuk kantor perwakilan maskapai tersebut.

Bergegas saya menuju ke tempat yang ditunjuk.

Di kantor maskapai berinisial M itu,petugas menegaskan kembali bahwa jadwal penerbangan yang tertera di tiket saya itu sudah dibatalkan. Oh my God, bukan dicancel atau di delay tapi DIBATALKAN, yang artinya kami tidak bisa terbang ke jogja hari itu. Padahal saya sudah pesan tiket lanjutan Jogja-Jakarta untuk keesokan harinya. Ya kami memang hanya merencanakan sehari saja di Jogja karena hari cuti yang terbatas.Itu artinya lagi kalau kami tidak bisa sampai di Jogja hari ini,berarti tiket lanjutan kami bakal hangus juga,Pun tiket Jakarta-Medan berikutnya. Wooow panik tingkat brahmana.

Sambil berfikir saya tetap mendengarkan penjelasan si petugas.

“Jadi bu,kami akan mengembalikan uang tiket ibu 100 %” katanya sambil menyerahkan tujuh lembar uang seratus ribuan.

Tentu saja saya tidak terima

“ Maaf ya mas kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya”
“Ada bu,semua penumpang telah kami beritahu melalui SMS”
“Tapi saya tidak mendapat SMS nya” saya mulai emosi.

Capek berdebat dengan si petugas, akhirnya saya minta dipertemukan dengan kepala perwakilan maskapai tersebut. Awalnya mereka tidak mau, dengan alasan si manajer sedang tidak berada di tempat. Namun karena saya ngotot ( sampai adu urat syaraf) kira-kira 2 jam kemudian datanglah si Manajer. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang.

Lagi-lagi penjelasan si manager sama, mereka hanya mau mengganti tiket saya dengan uang tunai 100 persen dan saya dipersilahkan untuk membeli tiket di maskapai lain secepatnya karena hanya tinggal dua penerbangan lagi ke Jogja untuk hari itu.

“ Saya ngga mau uang, saya mau diganti tiket, jadi kalian saja yang beli tiketnya, karena kesalahan bukan pada saya” ujar saya bersikeras

Si Manajer tetep ngotot bahwa semua penumpang telah diberitahu. Duuuh rasanya saya sudah pengen mengobrak-abrik itu kantor. Saya minta ditunjukkan bukti bahwa mereka sudah mengirim pemberitahuan ke saya. Saya juga minta disambungkan ke kantor pusat maskapai tersebut di Jakarta.

Saat itulah, setelah dilakukan pengecekan ke system mereka, terbukti bahwa hanya saya penumpang yang tidak diSMS untuk pemberitahuan pembatalan penerbangan. Namun demikian mereka tetap tidak mau mengganti tiket saya. Waktu semakin berjalan, jam menunjukkan pukul 5 sore, satu pesawat telah tinggal landas menuju Jogja, berarti tinggal satu penerbangan lagi.

“ Bu, percuma ibu berdebat dengan saya, nanti ibu juga yang rugi, karena kalau ibu tidak segera membeli tiket, ibu tidak bisa ke Jogja hari ini”

Sebenarnya dalam hati saya mulai ragu, terfikir untuk mengalah saja. Penerbangan yang tersisa tinggal satu itupun hanya tersisa dua kursi di kelas bisnis. Yang memberatkan saya tentu saja harga tiket yang akan diganti oleh si maskapai M tidak sebanding dengan tiket yang akan saya beli, karena dulu saya belinya saat promo, bahkan pengembalian dua tiket pun tak bisa membeli satu tiket di maskapai GI.

Tak terasa air mata saya menitik membayangkan tiket-tiket berikutnya yang bakal hangus juga. Apalagi tujuan kami ke Jogja untuk menemui orangtua suami yang tidak dapat menghadiri pernikahan kami karena factor usia dan kesehatan. Saya tahu kalau saya bersikap lemah, saya akan kalah. Padahal sekali lagi bukan saya yang melakukan kesalahan. Maka saya pun mulai mengeluarkan sisi keras diri saya.

“ Kalau kalian tidak menerbangkan kami ke Jogja malam ini saya akan kirim surat pembaca ke Kompas” ancam saya

“ Silahkan saja bu” jawab si manajer yang membuat amarah saya makin naik ke ubun-ubun.

Si manajer tidak bergeming. Ia tetap bersikeras dengan pedoman perusahaan tentang peraturan penggantian tiket.

Waktu semakin berjalan. Jam menunjukkan pukul 6 sore, hanya tersisa satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Jogja untuk hari itu. Kalau saya tidak segera membeli tiket maka pupuslah sudah. Artinya saya tidak akan ke Jogja hari itu dan tiket Jogja-Jakarta-Medan hari berikutnya juga akan hangus.

Setengah putus asa,sedih,kecewa bercampur amarah saya pun berkata dengan ketus

" Kalian memperlakukan saya seperti ini karena saya orang pribumi, coba kalau kejadian ini terjadi pada bule-bule itu, saya yakin 100 % perlakuan kalian akan sangat berbeda. Saya yakin kalian akan langsung mengganti tiketnya dengan penerbangan lain. Tapi sayang, bagi kalian bangsa sendiri itu tidak ada harganya. ".

Setelah berkata demikian, saya segera berdiri bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba si manajer menyuruh saya duduk kembali. ENtah apa yang dikatakannya kepada pegawainya yang pasti tak lama kemudian, dua lembar tiket sudah ada di tangan saya, tertera disana nomor kursi 2A dan 2 B kelas bisnis. Satu jam kemudian kami telah menjejakkan kaki di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta.

Tuh lihat kan, apa yang saya katakan benar. Mungkin karena malu saya skak mat langsung beitu, makanya si Manajer langsung mengganti tiket kami. Tapi memang demikian adanya.

Oya, cerita tentang pembatalan penerbangan ini pernah saya tulis di blog ini,, tapi di postingan sebelumnya saya ngga mengutarakan percakapan terakhir itu. Tapi saya pikir-pikir ngga ada salahnya juga saya posting, biar nih ya siapa saja dari kita entah itu pegawai bank, penjual, pedagang, siapa aja deh, jangan lah sampai membeda-bedakan perilaku gitu, apalagi sampai mendiskriminasikan bangsa sendiri, ngga malu apa. Dan lagian kalau kita yang ngalaminya, percayalah itu sangat menyakitkan da mengecewakan.

Saran dari saya kalau mengalami atau melihat perlakuan diskriminatif seperti itu :

1. Jangan diam saja. Tegur tuh pelayan. pegawai bank, tukang parkir, pedagangnya. Bilang kita juga konsumen yang harus dilayani.

2. Jangan mau ngalah. Enak saja. Sekali-kali biar mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu tidak benar.

3. Langsung saja skak mat dengan kalimat langsung kayak saya itu, biar merasa tertampol. Tapi kalau orangnya ndableg yah sudahlah.

Pokoknya jangan terima kalau diperlakukan diskriminatif, enak saja, di mata Allah aja kita semua sama kok,, masa di mata manusia kita terima aja.

Kalau kalian, pernah ngga ngalamin perbuatan diskriminasi?

Buka Puasa Bareng Yukkks

Thursday, June 18, 2015
Hari pertama Ramadhan enaknya ngomongin apa ya????

Daripada laper mari kita ngomongin soal buka puasa, xixixi, baru aja mulai puasa udah mikirin buka.

Iya, soale pas bulan puasa gini, pasti banyak banget ajakan buka puasa bareng. Entah dari teman kantor, teman arisan, teman kantornya suami, dari komunitas, waaah, kalau dijembrengin bisa-bisa separohnya bulan puasa bakal buka di luar teruuus. Ini aja masih setengah hari puasa, saya udah dapat undangan bukber dari dua biji.

Tentang Idealisme

Wednesday, June 10, 2015
Siang-siang bahasannya berat banget neng.

Iya dong, bukan aktivis BEM aja yang harus punya idealisme, seorang blogger pun harus punya idealisme dan konsekuen sama yang menjadi idealismenya, halah belibet.

Pengen nulis ini, soalnya saya mengalami bentrokan idealisme berulang-ulang sebagai blogger. Yah yang namanya blogger yang belum jelas niche blognya ini saya suka serabutan sih nulis tema apa saja. Dari mulai nulis tentang anak sampai otomotif. Dari gendongan bayi sampai travelling. Dari soal kosmetik sampai keuangan, hajar bleh selagi bisa. Tapi tetep yah ada juga rambu-rambu yang saya pegang dan sebisa mungkin ngga dilanggar.

Waktu Mefet Ngga Masyalah

Wednesday, May 6, 2015
Masalah yang paling menyita waktu saya sebagai ibu bekerja di pagi hari itu adalah dandan. Iya, dandan itu peer banget lah, bisa menghabiskan waktu 15 menit sendiri. Saya biasanya bangun jam setengah enam pagi, sholat subuh ( Di Medan sholat subuh emang jam segitu ya nek, bukan ane bangun kesiangan). Habis sholat, goler-goler lagi sama Tara, kalau Tara udah bangun main-main sebentar sampe jam enam lima belas. Jam 06.15 saya mandi. Nah urusan mandi ini barengan sama BAB dan lain-lain, jadi udah aja jam setengah tujuh baru kelar. Dari mulai jam setengah tujuh itu saya nyiapin buat perbekalan ke kantor.

Siapa Bilang Sedekah Itu Sulit?

Friday, April 17, 2015

Hari Jum'at.....

Ah selalu suka dengan hari Jum'at. Iyalah siapa yang ngga ya. Jum'at itu rasanya matahari bersinar selalu tidak terlalu terik, udara juga lebih sejuk, halah mulai lebay. Pokoknya kalau Jumat itu bawaannya pengen senyum terus. Soalnya mau weekend juga kan yah, yang artinya dua hari ke depan bakal puas-puasin nguyel-nguyel Tara dan papanya. Kalau di kantor saya, hari Jum'at juga waktu istirahat lebih lama setengah jam. Yang biasanya cuma satu jam ditambahi jadi satu setengah jam, duh senangnyaa. Jum'at itu membawa Inspirasi kebahagiaan bagi siapapunlah

Berbagi Bahagia dengan Saling Mendoakan Kebaikan

Thursday, April 16, 2015
Kalau ditanya, apa moment dalam hidup yang membuat saya paling bahagia??

Hmm mungkin saya akan jawab  menjadi seorang ibu adalah hal yang paling membahagiakan.

Diet Mayo Ala-Ala

Thursday, April 9, 2015
Lagi musim Diet Mayo yaaa...

Aaaah, jadi pengen nyoba. Secara sejak melahirkan Tara, BB saya belum kembali ke masa-masa imut-imut dulu. FYI, sebelum menikah itu BB saya cuma 45 kg. Dua tahun nikah naik jadi 48 kg. Menjelang hamil Tara 50 kg. Hamil naik 17 kilo jadi 67 kg, Aiiih gendut banget. Dan setelah melahirkan saya memang tidak melakukan diet apapun, lah masih menyusui juga, ya udin lah sekalian puas-puasin makan apa yang dimau, akibatnya sampai Tara hampir berusia 2 tahun, BB saya masih di kisaran 60 kilo, huhuhuhu. Padahal Tinggi saya cuma 156 cm, jadi yah gimana gitu ya. 

Kalau Rezeki Ngga akan Kemana

Tuesday, March 17, 2015
Dan setelah hampir lupa bagaimana rasanya menang lomba blog, akhirnya kemarin saya  dapat mention lagi di FB dengan ucapan, " selamaaaat" . Rasanya sesuatu. Setelah kemarau panjang berbulan-bulan hahaha.

Sahabat itu.....

Wednesday, March 11, 2015

Ada pepatah yang mengatakan, Teman itu adalah orang yang selalu memberi apa yang kita minta. Tapi sahabat, tahu apa yang dibutuhkan sahabatnya.

Dan saya bisa membuktikan pepatah itu. Bulan Januari lalu saya menulis tentang kado yang aku mau di blog ini. Waktu nulis itu sih memang agak sedikit pakai kode-kode hahaha siapa tahu ada yang mau ngasih kado ke saya , kan baru ultah ceritanya.

Sejak Dulu Kala

Friday, March 6, 2015
Hai, ketemu lagi sama aku. Dulu aku pernah lho bicara sama kalian melalui blog bunda ini, waktu aku masih dalam kandungan. Sekarang aku sudah lahir, umurku sudah hampir 2 tahun saat ini. Walau aku belum mengerti benar apa yang dikatakan bunda, tapi aku tahu pasti, setiap kata yang disampaikan bunda kepadaku mengandung hal-hal baik yang ingin ditanamkan bunda untukku. Mungkin agar di masa depan aku bisa menjadi putri terbaik negeri ini.

Setiap malam, sambil menyusuiku, ada saja yang dilakukan bunda agar aku cepat terlelap. Terkadang bunda membacakan tahlil anak kecil. Kadang juga menyanyikan lagu-lagu lucu. Terkadang bunda mendongeng.

Beberapa hari ini bunda suka menceritakan kisah tentang suatu negeri. Sepertinya negeri itu berada di antah berantah, karena nama-namanya susah sekali diucapkan.

Bunda bercerita, bahwa ada sebuah pulau di pesisir Barat bernama Svwarnadwipa. Yang berarti pulau emas. Konon katanya pulau tersebut diduga sebagai tempat armada Solomon ( Nabi Sulaiman), mengambil muatan emas dan gading. Emas tersebut dikeruk dari pegunungan yang berbaris disana. Sedikitnya ada beribu ton emas yang bisa dikeruk. Emas tersebut diangkut melalui sebuah pelabuhan tua bernama Barus. Di Barus, juga terdapat pohon besar berwarna hitam yang tinggi menjulang. Dari getahnya bisa dihasilkan benda yang disebut kapur barus . Kapur barus itu dulunya digunakan bangsa mesir untuk mengawetkan mummi firaun. Harganya sangat mahal di kala itu. Pulau itu menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai penjuru dunia.

Di hari lain, bunda bercerita tentang pulau lain bernama Labdiu, atau pulau padi.

Di pulau tersebut, segala tanaman pangan tumbuh dengan suburnya. Padi, palawija, kacang-kacangan , buah, sayur, kopi terlihat dimana-mana. Tanah yang kita injak pun begitu gembur. Tanah andosol, regosol tersebar dimana-mana. Tanah yang berasal dari abu vulkanis. Di pulau tersebut terdapat gunung-gunung api yang menyebabkan tanahnya gemah ripah akan kandungan hara. Bahkan kata bunda, kita lemparkan saja biji cabai sembarangan, niscaya dalam seminggu dua minggu akan tumbuh pohon cabai di atasnya.

Besoknya, bunda bercerita tentang sebuah pulau yang katanya pulaunya para dewata. 

Disana kita bisa melihat sunset yang begitu indah diantara Pura Pura menjulang. Siluet alam paling menakjubkan yang mungkin bisa kita saksikan. Pantai dengan ombak membuih,Sawah berundak. 

Di seberang pulau itu, akan terlihat para pedagang Cina mondar-mandir mengangkut kayu-kayu cendana .Di pulau itu juga puluhan ekor  Komodo akan bersiweran layaknya ayam di rumah oma. Kalau berani, bahkan aku bisa memegangnya.Pulau itu bernama Warunadwipa. Disana juga pedagang asing wara-wiri membawa sarang burung walet yang dibarter dengan guci keramik yang terlihat mahal. Aku terpukau mendengarnya.

Terkadang bunda bercerita tentang sebuah lembah, dimana aku bisa menyaksikan tambang batubara dengan para pekerjanya yang sibuk memacul batu.Tetesan emas hitam berupa minyak yang mengalir melalui pipa-pipa dan tangki serta gas yang menyembur-nyembur ke luar pun tak luput dari perhatian. Semua itu tercurah begitu saja sebagai anugerah Ilahi.

Kata bunda, kalau aku sudah besar, bunda akan ajarkan aku untuk menghitung berapa nominal yang bisa dihasilkan dari semua itu.

Selesai melihat tambang batubara dan gas, bunda mengajakku menaiki sebuah kapal menuju pulau di seberangnya. Di seberang menanti sebuah pulau bernama Sholibis atau pulau besi. Disini segala jenis bahan tambang ada. Mulai dari besi, tembaga, perak, nikel, titanium, mangan, semen, pasir besi, belerang, kaolin sampai bahan galian C seperti pasir, batu,kerikil dan trass. Bayangkan saja betapa makmurnya penduduk di pulau ini.


Ternyata semakin jauh bunda mengajakku berpetualang semakin menakjubkan hal-hal yang dibicarakan nya. Kami tiba di sebuah kepulauan bernama Jazirah Al-mulk, yang artinya semenanjung kerajaan. Pulau ini ternyata penghasil rempah-rempah, termasuk tanaman purbakala bernama cengkeh yang merupakan tanaman asli pulau ini. Konon harga cengkeh di masa lampau melebihi harga emas sehingga menjadi sebab peperangan. Astaga.......


Lalu bunda mengajakku menjelajah pulau Labadios. Disana kami bisa melihat burung yang sangat indah bulunya. Burung Cendrawasih, dengan warna-warni yang memukau. Tidak hanya cendrawasih, disana terdapat juga puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Kata bunda, seorang sejarahwan mengatakan di bukunya bahwa pulau Labadios merupakan dunia yang hilang. Ada juga yang menyebutnya sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Bahkan di sebuah daerahnya terdapat sumber emas yang bisa membuat rakyatnya kaya raya hanya dengan menambang dan mengolahnya. Emas disana bisa menghasilkan dua juta rupiah per detiknya. Tik... dua juta... tok ..dua juta.

Aku begitu terpesona dengan kisah yang didongengkan bunda. Saat kutanya bunda, dimana negeri itu berada, bunda katakan besok akan memberitahuku.

Ya, dan hari ini bunda membuka misteri itu. Ternyata pulau-pulau yang diceritakan bunda dari kemarin itu adalah Indonesia. Tanah tempat aku dilahirkan. Tempat bunda dan papa dilahirkan juga. Oma, opa, dan semua orang yang kusayangi juga dilahirkan di Indonesia. Aku hampir tak percaya mendengarnya. Betapa kayanya negeriku ini.

Wow kalau memang seperti itu, sungguh beruntung aku dilahirkan menjadi salah satu anak Indonesia. Bunda bilang, sebagai putri yang akan menjadi pewaris negeri ini kelak aku harus berbuat sesuatu untuk bangsaku. Bukan hanya sebagai penonton saja. Seperti yang terjadi saat ini. Bangsa Indonesia malah menjadi penonton di negeri sendiri. Kekayaan kita dibawa pergi, untuk kemudian kita bayar kembali saat menikmatinya

Kata Bunda, kekayaan itu sampai saat ini belum diberdayakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya sesuai amanat Undang-Undang 45 pasal 33. Aduh beratnya bahasa bundaku. Tapi intinya, semua kekayaan tanah airku ini masih banyak yang dikelola oleh bangsa asing.

Bukan, bukan karena kita tidak mampu tapi karena kurangnya  rasa nasionalisme di diri penduduknya. Gimana ngga ? Pemuda-pemuda negeri ini, yang pintar-pintar, yang memiliki pemikiran hebat, kebanyakan lebih suka mencari nafkah di negara lain. Alasan utamanya tentu saja materi yang lebih menggiurkan. Tidak salah sih, soalnya kalau di dalam negeri sendiri mereka kurang dihargai. Misalnya saja, di sebuah perusahaan ada dua pekerja yang sama kemampuannya. Yang satu pemuda Indonesia yang satu bule, gaji yang diterima masing-masing mereka berbeda. Paradigma disini, orang bule itu lebih mumpuni, lebih pintar sehingga akan dibayar lebih mahal. Padahal di negara lain pemuda-pemuda negeri ini dihargai sekali prestasinya. Mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri  itu selalu menjadi  juara lho di kelasnya. Mereka diakui disana. Giliran kembali ke negeri sendiri malah dinomorduakan dibanding ekspatriat.

Malah di sebuah perbankan swasta yang terkenal disini. Gaji antara pekerja pribumi dan pekerja bermata sipit berbeda lho. Sama-sama orang Indonesia tetapi berbeda ras saja bisa berbeda perlakuannya, oleh orang Indonesia sendiri. Bagaimana coba? Pusing ngga sih.

Ya contoh kecilnya saja. Kalau di keluarga sendiri kita selalu diremehkan, dibanding-bandingkan dengan anak tetangga, apa kita bakal percaya diri?. Yang ada malah sebal sama orangtua kita. Terus giliran anaknya teman ortu kita datang pas keran air rumah rusak, dia bisa memperbaikinya, ortu langsung pasang muka manis, dibeliin martabak deh dia. Padahal sebenarnya kita bisa juga memperbaikinya, hanya tidak dipercaya saja sama ortu. Bagaimana mungkin kita bisa memliki rasa bangga dengan keluarga kita. Yang ada, malah kita berniat ntuk hengkang dari rumah dan merantau sejauh-jauhnya. Ya ngga?

Jadi perkara nasionalisme dan rasa kebangsaan bukan hanya harus ada pada  diri penduduknya terutama para pemudanya. Tapi juga dari pemerintahan Indonesia sendiri. Pemerintah juga harus percaya dengan kemampuan anak negerinya. Percaya bahwa mereka bisa sebaik bahkan lebih baik dari para ekspatriat itu. Dengan kepercayaan yang diberikan, anak negeri ini akan lebih percaya diri. Tentu nantinya akan menumbuhkan juga rasa nasionalisme mereka. Hmm, aku sebenarnya tidak tahu bagaimana caranya. Tapi bunda membantuku dengan mengutip perkataan pendiri bangsa ini .

“ Siapa yang mau mencari mutiara, haruslah berani menyelam ke dasar laut yang sedalam-dalamnya
Siapa yang dengan senang hati hanya berdiri di pinggir saja, ia tidak akan dapat apapun”

Akhirnya bunda menasehatiku bahwa kita semua adalah generasi penerus dari sebuah perjalanan sejarah bangsa pada suatu masa. Yang suka atau tidak suka harus menerima keburukan ataupun kebobrokan pendahulunya. Suka atau tidak suka semua persoalan bangsa yang dihadapi pada saat ini kelak harus diberikan kepada generasi berikutnya. Sehingga tidak ada alasan bahwa kita semua tidak berjalan meski harus tertaih-tatih. Mengingat bahwa kita semua bertanggung jawab atas generasi mendatang yang tak lain adalah anak cucu kita. Untuk itu, saat ini bundaku berusaha melakukan apapun yang ia bisa untuk kebaikan bangsa ini, termasuk dari hal terkecil. Mendidik aku dengan sebaik-baiknya, menanamkan nilai-nilai baik kepadaku, karena kelak aku juga akan mewariskan apa yang diajarkan bunda kepada anak cucuku.

Bunda juga berusaha untuk melakukan pekerjaanya sebaik mungkin, sehingga bisa turut berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi negara. Kalau bunda bekerja baik, target tercapai, perusahaan laba, bisa memberi deviden ke negara. Trus negara menggunakannya untuk pembangunan, membiayai pendidikan anak negeri, memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas hidup rakyatnya, akhirnya semua berefek domino terhadap kemajuan dan perbaikan negeri ini.

Nah saat tiba waktuku nanti, bunda pun berharap aku menjadi anak yang bisa memberi manfaat bagi lingkunganku. Mungkin diawali dengan bisa memberi manfaat untuk diriku sendiri, keluarga, perusahaan dan negari ini. Kata bunda, segala hal besar dimulai dari langkah kecil. Jadi tidak ada kata terlambat untuk memberi sumbangsih kepada negeri ini. itulah cara mensyukuri Dan berterima kasih pada negeri dan bangsa ini. Seperti Kata pepatah :

Setiap orang ada masanya,setiap masa ada orangnya.

Aku pikir mass mendatang adalah milk kita.Pilihannya adadalah menjadi pelaku sejarah atau cuma menjadi penonton Saja?. 


Sayup-sayup kudengar bunda bersenandung.

Indonesia sejak dulu kala.... tetap di puja puja bangsa.

Aku tidur dulu ya. Jayalah negeriku Indonesia.Salam sayang dariku.


Keterangan :
Svarnadwipa : Pulau SUmatera
Labdiu : Pulau Jawa
Warunadwipa: NTT
Sholibis: Pulau Sulawesi
Labadios : Pulau Irian jaya








Tentang Sudut Pandang

Saturday, September 27, 2014
Peribahasa tak kenal maka tak sayang itu memang sungguh-sungguh benar adanya. 

Paling sebel sama orang yang ga kenal sama kita terus dengan seenaknya menilai diri kita dari apa yang dilihatnya. Apalagi di dunia maya, dimana diri kita hanya dinilai dari status dan tulisan beberapa karakter yang kita share. 

Belakangan banyak banget yang lagi happening di sosmed yang sampai saat ini masih saya gandrungi, facebook. Mulai dari polemik perkalian, larangan tayang kartun oleh KPAI, sampai yang tergress adalah tentang Pilkada langsung.

10 Things I Love About Jakarta

Sunday, September 2, 2012
Wah, ternyata sudah seminggu saya resmi meninggalkan Jakarta. Kota yang dulu saat saya masih di Medan menjadi kota yang paling sering kali saya cibir. Jakarta??? ih NO NO. Melihat keadaan kota ini di televisi saja sudah membuat saya bergidik. Macet, banjir, pencopetan, pemerkosaan, sampah dimana-mana. Gambaran tersebut selalu berulang-ulang ditayangkan, membuat saya selalu berfikir betapa kasihan orang-orang yang harus tinggal dan menetap di sana.

Kualat. Pernah dengar kata itu ?.

Saat saya duduk di sekolah menengah pertama dulu, setiap hari Jum'at pagi, di depan sekolah akan lewat serombongan ABRI. berlari-lari sambil menenteng senjata dan menyanyikan beberapa lagu. Saya dan teman-teman suka meneriaki mereka " Kodok ijo kodok ijo". Bahkan ada temen saya yang sering berujar. " Ih amit-amit dah sama mereka. Padahal katanya pamali bilang begitu. Benar saja, beberapa tahun kemudian teman saya yang ngomong gitu, nikah sama salah satu yang kami sebut "kodok ijo" itu. :).

Pun demikian. Saat masih bertugas di unit kerja yang lama, saya sering banget ngomong sama rekan kerja saya, " Biar dibayar berjuta-juta pun, aku ngga akan mau tinggal di Jakarta". Beuggh, ibarat kena tulah, setahun kemudian saya dimutasi ke Jakarta, oalah.


Dua tahun sudah saya tinggal di kota ini.  Pertama disini saya tinggal di apartemen Grand Tropic, full setahun. Gile, hidup berasa indah. Jauh dari suami agak terobati karena fasilitas yang diberikan kantor cihuy banget. Mau tidur, kasurnya empuk banget, mau makan tinggal ke restoran. Pengen olahraga, ada gym nya, Mau berenang tinggal nyemplung ke kolam renang. Mau nge-mall?, samping kanan ada mall taman anggrek, samping kiri ada Citraland, tinggal jalan doang.Pulang pergi ke diklat di jemput bis, aih enaknyoo.









Tiba penempatan dapetnya di kantor pusat. Ngekost di Benhil pulak. Ke Semanggi tinggal nyebrang. Mau makan? segala jenis makanan ada di benhil. Tanah abang dekat, Tamrin city tinggal ngesot, Blok M cuma sekali metromini, mau ke bandara bisa langsung masuk tol.  Ga ada yang susah.

Ternyata Jakarta tidak seperti gambaran saya selama ini. Ternyata lagi, tinggal di Jakarta itu menyenangkan. Apa-apa ada. Mau nyari apa aja semuaaaanyaa ada. Saya pasti bakal kangen sama kota ini.

Ada 10 hal yang bakal saya rindukan dari Jakarta :

1. Jakarta ga pernah mati lampu.



Baru hari pertama nyampe di Medan, udah disambut byar pett. Duuh, kalau udah gini, pengen banget bilang sama penduduk Jakarta kalau mereka beruntung banget ga pernah kena pemadaman bergilir.

2. Sinyal Penuh
Yup, di Jakarta tuh mau pakai operator apapun, sinyalnya masih bisa 3G deh. Kalo di Medan, okelah masih bisa 3G walau ilang timbul, seringnya sih GSM doang. Kalo di dalam rumah, hape diletakin di tempat yang tidak tepat udah langsung berubah jadi Edge, siigh. Rasanya percuma disini beli paket BB yang streaming Unlimited, lah ga bisa juga dipakai.

3. Wifi Dimana-mana


Saya memang seorang internet mania. Makanya menurut saya wifi itu salah satu penemuan terpenting abad ini. Kemarin-kemarin, kalau kuota modem saya udah tingggal mati segan hidup tak mau, saya tinggal kabur ke seberang kost-an. Disana ada Seven Eleven yangWifi nya lumayan kenceng. Cukup beli kopi or coklat se cup, saya bisa berjam-jam internetan gratis. Di Medan banyak juga, tapi butuh effort yang lebih besar. Kalau di rantau Prapat, huhuhu ga tau nih, belum survey juga.

4. Gampang Ketemu Para Ahli
Contohnya nih, mau ikut seminar menulis, banyak banget penulis dan penerbit yang ngadain, tinggal proaktif kita saja. Dan serunya, pembicaranya langsung penulis idola kita. Tak jarang para penulis tenar tersebut mengadakan jumpa fans, atau book signing di toko-toko buku seantereo Jakarta. Itu baru dalam dunia menulis. Mau dengerin ceramah agama??. Di istiqlal setiap minggunya pasti ada tuh ustad-ustad yang wara-wiri di televisi. Ga usah jauh-jauh ke istiqlal, di kantor saya sendiri sering mengundang penceramah yang notabene sudah diakui kehandalannya. Coba, kapan lagi dengerin Adyaksa Dault ceramah ( keren banget loh si bapak, bahasa arabnya kayak aer , lancaaar ). Di Jakarta kalau yang namanya mau belajar, kita bener-bener bisa berhadapan langsung dengan si master.

5. Kesempatan terbuka Luas


Masing-masing sih kembali ke pribadinya. Tapi, semua pilihan itu gampang dan tersedia di kota metropolitan ini. Kamu mau mengejar kebaikan, segala fasilitas tersedia, pesantren yang bagus, pengajian rutin yang terkordinir dengan baik, tempat-tempat penyalur bantuan. Pendek kata kalau mau dapet pahala gampang banget disini. Mau upgrade pendidikan, gampang banget, semua kursus ada di Jakarta. Mulai dari kursus jahit, masak, otomotif, bahasa. Istimewanya , kita bisa langsung diajar oleh yang terbaik. Suatu hal yang mungkin tidak didapat di tempat lain Namun, mau nyari tempat maksiat lebih gampang lagi. Segala jenis ada, mau yang kelas ecek-ecek sampai kelas yang Luxury.

6. Fasilitas Umum Lebih Baik


Walaupun masih banyak yang mencaci segala pelayanan publik di negeri ini, namun menurut pengalaman saya , di Jakarta tuh fasilitas dan pelayanan publik masih jauh lebih baik ketimbang di daerah. Sebutlah transportasi. Keluar gang saja, taksi udah ngider-ngider kesana kemari. Asal lu tahan di ongkosnya, kenyamanan bisa dinikmati tanpa perlu bersusah payah. Bandingkan dengan saat saya di Medan, keluar dari komplek perumahan yang masih dalam kawasan kota, nunggu taksi sampai hampir satu jam, tak satu pun yang lewat, tapi syukurnya ada pengganti taksi, yaitu becak motor, yiiiha. Kalau mau angkutan umum, busway masih merupakan alternatif yang bisa dipilih. Memang di jama-jam sibuk dan rute tertentu bisa seseknya minta ampun, sampe ga bisa bernafas. Namun saat weekend atau beberapa waktu yang tidak sibuk dan rute yang tidak favorit, naik busway sangat nyaman kok.

Itu baru transportasi, contoh lain rumah sakitnya. Banyak yang jelek, tapi banyak banget yang bagus, baik dari segi fasilitasnya maupun kualitas dokter-dokternya. Saat saya operasi gigi di salah satu RS gigi terkenal di Jakarta, saya tidak merasakan sakit yang berarti dibanding temen saya yang melakukan operasi yang sama di kota lain. Pipinya sampai bengkak dan susah makan berhari-hari, padahal saya satu jam setelah operasi sudah bisa langsung makan nasi padang.

Belum lagi sekolah. Segala sekolah yang bagus dan bermutu ada di Jakarta.

Namun kunci dari semuanya ya, asal kuat aja bayarnya :DD. Pokoknya yang penting pilihannya itu ada. Dibanding di daerah , bisa saja orang punya uang banyak namun yang diinginkan belum tentu ada.

7. Selalu Up To Date
Ya wajar aja sih, namanya juga ibukota. Semua barang yang terbaru bisa didapat di Jakarta. Buku-buku terbitan baru dengan gampang bisa dicari di toko-toko buku. Coba aja lihat di daerah kita yang jauh dari ibukota , harus sabar nunggu beberapa minggu bahkan beberapa bulan untuk bisa beli buku terbaru. Baju dengan gaya terbaru pun tersedia di mall-mall nya. Saya sering melihat bahwa jenis baju yang dijual di mall Jakarta dan di Medan walaupun departemen storenya sama, tapi modelnya beda, yang bagus-bagusnya ada di Jakarta, nyampe ke daerah biasanya pas udah cuci gudang.

8. Banyak diskon



Bener lo, tinggal di Jakarta itu kita bisa nikmati macem-macem diskon. Mulai diskon yang ditawarkan kartu kredit. Hampir pasti lebih dari 50 persen berlakunya di Jakarta. Apalagi kalau kita rajin mantengin situs-situs diskon, wah bisa untung banget lo, membeli atau menikmati barang dengan kualitas 100 tapi beli seharga 50 atau kurang.



9. Sumber Inspirasi
Dengan segala keruwetannya, Jakarta banyak memberi saya inspirasi dan ide untuk menulis. Segala macem karakter manusia ada di kota ini. Segala kejadian , gampang di temui. Mau nulis tentang perampokan, banyak banget tuh narasumbernya. Mau nulis tentang macet yang bikin pengen bunuh orang, tinggal plung langsung bisa mengalaminya dan merasakan sensasinya.

10. The Last But Not The Least



Terakhir , yang akan paling saya rindukan dari Jakarta adalah semua teman-teman saya selama dua tahun ini. Hiks sedih banget pisah dari mereka. Terutama, dengan my partner in Crime Deby Gurendo. Waaa, rasanya udah seperti menemukan belahan jiwa. Kemarin pas terakhir ketemu, saya sok ga ngerasa apa-apa. bersikap biasa seolah-olah besok masih ketemu, padahal nyampe kost langsung nangis bombay, huhuhu aganwatyy kangen banget niih.




And here i am. Kembali ke kota tempat orang-orang tercinta saya berada.

Sering kali, kita baru merasakan sesuatu itu terasa berarti saat sudah tidak di dekatnya lagi. Seperti itulah yang saya rasakan. Hargai apa yang kamu miliki saat ini, seburuk apapun itu. Dan hei, ga nyangka yah, ternyata Jakarta punya begitu banyak kelebihan. Daan ternyata lagi, di setiap hal yang buruk , pasti tersembunyi hal-hal baik. Tinggal bagaimana cara kita memandang saja. Bener juga kalimat yang dulu pernah saya baca. Jakarta, dibenci tapi dirindu.

Prasangka

Sunday, August 26, 2012

Suatu saat saya mengantar suami ke bandara. Walaupun tidak memiliki tiket saya bisa mengantar suami sampai ke dalam gate ( you must learn everything about airport to me friends).  Saat itu HP saya mati total, saya pun mencari-cari tempat colokan untuk men-charge. Di ruang tunggu semua colokan sudah penuh. Karena masih ada waktu kira-kira empat puluh lima menit sebelum boarding, saya dan suami menjambangi kedai kopi di pojokan dekat tangga di terminal 1 B dengan terlebih dahulu menanyakan apa saya bisa mencharge hp saya disitu. Bisa, yes.

Tempatnya sumpeh, ga asik banget. Ga ada cozy-cozy nya lah. Pelayannya uugh apalagi, wajahnya jutek ketat. Sedikit pun tidak ada tersungging senyuman di bibirnya. Pelayan yang berjumlah dua orang itu seperti pasangan lesbian yang sedang bertengkar. Manyun, ga enak banget lah ngeliatnya. Bahkan mereka sama sekali tidak menanyakan kami mau pesan apa. Saya yang tadinya kepengen makan, langsung ilfil,males lah. Namun demi si HP akhirnya suami mesen secangkir cappuccino, saya cukup dengan teh botol.

Sambil menghabiskan minuman ( saya ga mau pakai kata menikmati), saya pun berbisik-bisik ke suami. Ngedumel, bilang betapa si pelayan tidak tahu yang namanya service excellent. Gimana mau laku tuh dagangannya kalau pembelinya disenyumin aja ga. Ditanya mau makan apa aja ngga.

Tak lama ,masuklah dua orang pria. Dan hey, benar-benar sama sekali ga dilayani. Akhirnya kedua pria tersebut ga jadi duduk dan langsung keluar lagi. Nah lo,parah banget kan.

Saya terus nggerundel. Suami saya diam saja mendengarkan gerutuan saya. Sesekali dia menimpali “ Udahla de, pusing amat sih mikirin orang”

Iiih ga asik bener la suamiku ini. Bosan ngomongin si pelayan, saya pun mulai mengomeli suami yang ga mau urun rembuk menimpali kesebalan saya.

Mungkin karena gak mau saya menambah dosa lebih banyak lagi, suami segera membayar minuman dan mengajak saya pergi. Kami pun bergegas meninggalkan kedai kopi itu. Sampai di pintu, tiba-tiba si mba jutek memanggil saya.

“ Mba hapenya ketinggalan nih”.

Oalah gara-gara sibuk menggosipin si mba, saya sampai lupa.

Suami  langsung ngakak ngeliat muka saya. Setelah keluar dari situ, suami menasehati saya. “ Tuh kan de, ga baik berprasangka buruk sama orang. Walaupun jutek ternyata dia baik kan. Mungkin aja dia lagi ada masalah, makanya ga senyum. Namanya kerja cuma berdua pasti capek”

Saya diam saja mendengar ceramah suami. Dalam hati saya nyesel tadi udah ngomongin si mba. Padahal ternyata hatinya baik prend. Belum tentu juga pelayan yang ramah mau seperti itu.

Saya jadi inget, dulu saya pun suka mood-moodan melayani nasabah. Seringkali suasana hati yang tidak baik saya bawa ke tempat kerja. Akibatnya kalau ada nasabah yang banyak nanya, saya langsung judes. Wah ternyata amuba di seberang laut nampak, padahal ada paus ngejogrok di depan mata bisa ga keliatan.

Pesan moral :
Pastikan baterai hp full kalau bepergian

Ngomong-ngomong soal prasangka, Saya jadi inget tentang prasangka-prasangka buruk saya yang lain..
Saya  ingin mengutip beberapa status teman, baik di Fb maupun di twitter.

Status : Oh EM Jii, ada sale di Centro, asik abis gajian, waktunya shopping
Koment : Sombong, paling juga tiga hari dah bokek

Status : Ya Allah, kuatkanlah hambamu ini menjalani hari-hari yang semakin berat
Koment : Cih, berdoa aja pake nulis di status

Status : Alhamdulillah akhirnya ketemu yang dingin-dingin setelah seharian menahan dahaga
Koment : Oooh puasa ya. Gue jg puasa tapi ga woro-woro

Status : @ executive Lounge , Terminal 1F Soetta
Koment  1: Beugh dibayari kantor bangga.

Lihatlah komentar-komentar bernada negative di atas. Saya yakin tidak ada teman-teman yang seperti itu. Jelaslah, sebenarnya yang koment itu ya saya sendiri hehehehe. Nah tanpa sadar ternyata di setiap detik ada peluang untuk mengisi pikiran dengan prasangka-prasangka gak penting tentang seseorang.

Padahal bisa jadi yang nulis status aja ga peduli sama yang ditulisnya, Cuma pengen eksis aja ga maksud apa-apa. Kita ( maksudnya saya) yang membaca kok malah sewot. Padahal lagi sejatinya social media itu jangan dibawa serius seperti kata seorang teman saya kemarin. Media yang konsepnya buat hiburan kok malah mengotori pikiran. Itu namanya kebodohan yang sangat bodoh.

Banyak yang tidak kita tahu, tapi sangat banyak yang kita duga. Kita asyik dengan dunia prasangka yang kita ciptakan sendiri. Bukankah memang lebih asyik menduga-duga. Karena dunia duga tidak butuh ilmu, cuma butuh otak kotor plus mulut bawel kaya saya.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa  dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. ( Qs. Al Hujarat: 12).

Saya jadi ingat dengan cerita teman saya.
Di bandara , ada seorang ibu sedang menunggu boarding. Sambil menunggu ia membeli sebungkus biskuit untuk camilan. setelah membeli biskuit tersebut, ia duduk di sebuah kursi. Di sampingnya duduk seorang pemuda yang sedang membaca majalah. Si ibu pun mengeluarkan buku dari tas tangannya.Sambil membaca si ibu mengambil biskuit yang terletak di samping kanannya. Ketika si ibu mengambil sepotong biskuit, pemuda di sampingnya pun mengambil sepotong juga.Si ibu merasa terganggu dengan perbuatan pemuda tersebut , tapi ia diam saja, dalam hati ia bergumam" huh tidak sopan sekali".  Setiap si ibu mengambil sepotong biskuit, si pemuda pun mengambil sepotong juga sambil tersenyum kepada si ibu. Perbuatan si pemuda membuat geram si ibu, tapi ia tidak berkata apa-apa, ia hanya menyimpan kedongkolannya di dalam hati.  

Ketika biskuit tersisa satu potong lagi, si ibu bergumam dalam hati' " coba saya mau lihat apa yang akan dilakukannya". Kemudian si pemuda membelah biskuit tersebut. Ia mengambil  separuh dan mempersilahkan si ibu menikmati yang sepauh lagi. BENAR-BENAR KETERLALUAN

Kini kekesalan si ibu sudah memuncak, segera ia mengemasi barang-barangnya dan pindah ke kursi lain. Kebetulan panggilan untuk boarding sudah terdengar. Di dalam pesawat ia membuka tas tangannya untuk memasukkan buku yang tadi dibacanya. Betapa terkejutnya ia, ternyata biskuit miliknya ada di dalam tas , masih utuh.

Kini ia benar-benar menyesal dan merasa malu. Pemuda tadi membagi biskuitnya tanpa merasa marah, terganggu ataupun rugi,sementara si ibu merasakan yang sebaliknya.

Setelah saya pikir-pikir, ternyata secara logis berprasangka buruk terhadap orang lain itu memang benar-benar sangat merugikan. Kita ingat dulu zaman SD di pelajaran IPA ada bab yang mempelajari tentang azas black, dimana bunyinya  ” Kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima”.

Nah saat kita melepas energy negative kepada orang lain dalam hal ini pikiran negative tentangnya, maka secara tidak langsung kita sedang menarik hal-hal buruk darinya. Jadilah yang kita terima pun hal buruk.

Sebaliknya saat kita melepas energy positif ke lingkungan kita,maka energy tersebut akan kembali ke kita dalam bentuk yang positif pula. Hukum tarik menarik berlaku disini. Jadi jika kita dikelilingi orang yang buruk akhlaknya, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Introspeksi diri, jangan-jangan kita juga bagian dari mereka.

Saya punya cerita tentang keuntungan berprasangka baik kepada orang lain. Sedikit melenceng dari yang saya tulis diatas.

Seekor keledai terperosok ke dalam sumur kering yang dalam. Orang-orang berkerumun di mulut sumur tersebut. Melihat keadaan si keledai dan kedalaman sumur, bisa dipastikan tidak ada harapan si keledai bisa selamat. Maka orang-orang tersebut mulai mencangkul tanah dan melemparkannya ke dalam sumur, dengan maksud mengubur keledai itu. Melihat orang-orang diatasnya melempar tanah sambil berteriak-teriak, si keledai bangkit. Dengan semangat ia berdiri dan menginjak-ingjak tanah yang dilemparkan padanya. Orang-orang diatas sumur terus berteriak mengatakan agar si keledai berhenti bergerak dan menerima takdirnya. Beruntung si keledai ternyata tuli sehingga teriakan orang-orang tersebut disangka si keledai sebagai teriakan penyemangat untuknya . Dengan menginjak tanah yang dilempar, akhirnya si keledai bisa keluar dari sumur tersebut.

Lihatlah, ternyata prasangka baik, bisa menyelamatkan nyawa si keledai.

 “ Don’t judge a person from the face, kayaknya bener deh, ditambah satu lagi don’t judge a person from the status.

Ya Allah ampuni lah hambamu ini yang seenak udelnya menilai orang.

Ayo tinggalkan prasangka buruk. Positif thinking is a must. Seperti Firman Allah SWT

“ Aku ini seperti prasangkaan hambaku”

Sahabat Terbaikku

Sunday, January 30, 2011


Katanya ini hari persahabatan sedunia yah

Mumpung lagi ada momentnya,aku mo ngucapin sepatah dua patah kata buat sahabat2ku yang sudah mewarnai kehidupanku. " EHm ehm ,test te"

Yang pertama, dia belum lama menjadi sahabatku , baru 2 tahun 9 bulan ini dia menemani hari-hariku,tapi rasanya tak kan ada yang bisa menggantikan dirinya. Rasanya tak putus syukurku kepada Allah SWT karena sudah melimpahkan kasih sayangNya kepadaku melalui diri sahabatku ini. Selalu mendukungku, menyempurnakan kehidupanku dan menggenapkan jiwaku. Terima kasih telah menjadi tempatku bersandar dari hiruk pikuknya dunia suamiku Teguh sutrisno



Lalu,sahabatku berikutnya adalah dua orang yang selalu menemaniku sejak umurku dua tahun .mereka sahabat tanpa cela,selalu menanti kepulanganku.tak peduli atributku,tak menuntut kesempurnaanku. Dua orang itu adalah Puji Sri Justika dan Diah Puspa Dewi]

Kemudian,sepasang suami istri yang telah memberi banyak tawa di kehidupanku melalui bidadari kecilnya Carissa Almaghfirah. Siapa lagi kalo bukan winanda winawan dan Roslina Harahap

Dan duniaku tak akan pernah sama andai aku tidak bertemu dengan sahabat-sahabat seperti kalian

@Fati Hairany:ga perlu dihitung kebersamaan kita.ga perlu diukur kedekatan kita.cukup aku dan kamu yang merasakannya.

@Tiyas Suastika : sahabatku yang paling berjasa menggenapkan dienku.terima kasih telah menunjukkan jalan ke tempat si empunya tulang rusukku

@Camelia Rizkika] : sahabat sekaligus kakak yang tak pamrih memberi dukungan dan mendampingi perjalanan ku ke istana baruku

@Sari Murdiyati,Asti Murdaningsih,Eko Sunarti.Dwi Kesumawati R.jasmi Budi Utami,Intan Ariyanto,Irma Fitriani ,Fitri Sulistiyorini,All tekim 2000 Ceria :
tak mudah menyelesaikan kuliah,setidaknya itu menurutku.namun semua terasa ringan berkat uluran tangan kalian.berkat genggaman tangan kita yang saling mendorong untuk maju mengalahkan congkaknya dunia mahasiswa

Eqa WIdy,Eliza Rs,Martha Novida Rita,Evi Novita.Maida Joice,Welzink Hutabarat:
dunia kerja adlah dunia penuh intrik, penuh tantangan. Tapi di tengah2 kalian rasanya seperti di taman bermain,tiada hari tanpa canda.rumah kedua mungkin itu kata yang tepat saat menghabiskan waktu 9 jam dalam sehari,5 hari dalam seminggu

Deby Gurendo,Rina Nur Aisah,Mariko Barus,Gilang Puspita,Gita Nasra,Andani
Magustyani,Risty Rachmonicha,Anita 'An Zahra,Indah Siko ,all PPS BRI :
Kepintaran bukan segalanya,kepandaian tak menentukan kesuksesan seseorang. Bagiku bertemu dengan orang2 hebat seperti kalian suatu anugrah tak terbilang,membuka mataku akan luasnya cakrawala,tingginya bintang yang bisa diraih.semua perjuangan ini pasti berbuah manis

Mastarida Lfs,Reeana EQy.Inez Deryanie.Marisa Gumay Sari Sinaga,Uli Marina,Hanny Pratita,Fien Prasetyo,Sri Mawarti Ginting,Siska Seno
istri2 tangguh yang tak pernah lelah menjalani rutinitas.pada diri kalian kutemukan semangat pengabdian.tak sekedar pendamping tanpa peran

Dan untuk seluruh sahabatku yang tak tersebut karena keterbatasan character.trima kasih telah melengkapi puzzle hidupku. Mungkin aku masih akan menemukan kepingan2 puzzle lain untuk membuat lukisan diriku sesuai garis tanganNya.namun tanpa jejak kalian semua tak akan pernah sama

Custom Post Signature