Showing posts with label #PillowTalk. Show all posts
Showing posts with label #PillowTalk. Show all posts

Pillow Talk : Buka Usaha Baru

Monday, July 31, 2017
Udah seabad ngga ada nulis Pillow Talk.

Pillow Talk itu tulisan penting ngga penting bersama masteg.

Kali ini tentang mau buka usaha.



Saya dan Mas Teguh sebenernya sudah lama banget ngomongin pengen buka usaha, karena jujur aja kami berdua memang tidak punya cita-cita kerja sampai pensiun. Cita-cita kami itu, kerja maksimal 10 tahun lagi, udah gitu pensiun ke Kutaorajo dan menikmati masa sebelum tua disana.

Kedengerannya indah banget ya. Duduk berdua di depan rumah Joglonya masteg sambil ngeliatin ayam-ayam wara wiri disana, wahahahaha.

Tapi.... ternyata juga, kami ini adalah orang yang banyak mimpi sampai lupa bangun, xixixi. dari kapan tau pengen punya usaha, tapi ya ngga jalan-jalan juga, terlalu banyak pertimbangan. Yang takut rugilah, yang ngga ada yang jalaninlah, sampe ya modalnya ngga cukup, huuuuuu.

( Baca : Pengen Resign aja )

Hingga akhirnya beberapa waktu lalu sempet jugalah saya memberanikan diri buka usaha jual batik bersama sohib saya Deby. Kebetulan Deby saat itu dinasnya di Pekalongan, jadi kloplah. Doi mensuply batik dai Pekalongan, saya jual di Medan. Batiknya ngga mahal-mahal yang biasa buat kerja doang. Saya juga jualannya ya di kantor, sekalian buka online juga di IG.

Lumayan sih hasilnya, sempet 3 kali order balik. Tapi kemudian kepotong lebaran, libur, lalalalalala akhirnya mandek, berhenti. Saya serahin barangnya ke temen saya di kota lain, dia yang jualin.

Ini sempet banget diledekin masteg , " Bunda.... mana nih hasil jualan batiknya, untung apa rugi"

Minta disambit banget deh beliau.

Nah, semingguan ini kembali wacana mau buka usaha kami obrolin. Triggernya gegara saya galau pengen berhenti kerja kemarin. Biasa, tiap abis lebaran pasti drama resign kembali melanda. Begitulah kalau punya istri yang kadar realistis dan kadar kebaperannya hampir sama, suka bingung sendiri maunya apa.

( Baca : Tim Realistis )

" Dek, kita harus buka usaha, pokoknya harus, biar ade kalau mau resign ngga stress di rumah. Mana bisa adek diem di rumah ngga kerja samsek"

" Usahanya apa mas"

" Ntar mas pikirin dulu"

krik krik krik

Jawabannya gitu doang.

Sampe beberapa hari lalu tiap ditanya " Jadi ngga buka usahanya?"

" Jadilah"

" Apa mas"

" Apa yaaaa????"

T_______________T

Hingga akhirnya kemarin saya kasih blio pencerahan

" Mas, mas ade tau mas itu usahanya apa kalau mau pensiun"

" Apa?"

" Jadi youtuber"
Jawab saya mantap

" Haaah, trus mas ngapain?"

" Ya mas memvideokan segalanyalah. Bikin video unboxing mainan Tara, pokoke Tara sama Divya kalau beli mainan mas harus videoin. Makanya mas perlu beli kamera yang bagusan dan belajar video editing dari sekarang"

Kayaknya doi mulai tertarik.

" Trus mainannya mana, siapa yang mau nawarin mas mainan baru buat direview"

Pembicaraan berakhir, saya melengos, males ngelanjutin , cih, doi pikir selama ini saya ngereview produk di blog or instagram itu jatuh dari langit sekonyong-konyong kali ya. Malesin. I'm done


Sumpah ini ngga penting banget tulisannya. But i just have a little time to writing but i need to share something. halah.

#PillowTalk : Hal-Hal Yang Tidak Dimengerti dari Pasangan

Sunday, September 25, 2016

Jadi, kemarin saya diantar mas Teguh ke kantor. Di perjalanan seperti biasa kami ngobrol lah, ini inu. 

Dan seperti biasa pulalah, istrinya yang cerewet ini nanya-nanya ngga penting gitu.

" Mas, apa hal yang ada pada ade, yang ngga bisa mas mengerti", tanya saya

" Haaaah, maksudnya"

#PillowTalk: Istri Cerewet

Wednesday, August 24, 2016
Halooo, seri #PillowTalk muncul lagiii. Bagi yang belum tahu, sekarang di blog windiland ada label baru, namanya Pillowtalk. Isinya seputar pembicaraan penting ngga penting saya dan suami. Biasanya kami itu suka ngobrol di dapur sambil ngupi-ngupi saat anak-anak udah tidur, atau malah ngobrol sambil boboin anak. Kalau ngga sempat, ngobrolnya bisa juga dilakukan sambil ngantar saya ke kantor. Pokoke bagi saya, ngobrol intim sama pasangan itu penting pake banget, biar tetap menjaga keromantisan dan semakin mempererat perasaan dan kasing sayag, halah. Pokoke, jangan abaikan ngobrol ringan sama pasangan yah, mau nomongin kerjaan, anak, atau masa depan, suka-suka deh.

Kemarin udah sempet posting yang pertama 

#PILLOWTALK : TENTANG SENTIMENTIL DAN KPR RUMAH YANG TAK KUNJUNG LUNAS

#PillowTalk : Tentang Sentimentil dan KPR Rumah Yang Tak Kunjung Lunas

Friday, August 19, 2016


Saya itu kan orangnya hobiii banget cerita. Apa-apa diceritain. Dan korban pendengar semua cerita saya adalah suami dong tentunya wahahaha.  

Kalau ngga cerita sehari aja bisa pusinglah pala nikita. Makanya gimana pun sibuknya,kami pasti nyempetin diri buat ngobrol. Ngobrol apaa aja,bisa soal kantor,soal anak, atau soal masa depan tsaaah.

Malu-Malu

Saturday, June 27, 2015
Suami lagi asik mainan hape .

Diam-diam saya datangi, melihat saya datang dia buru-buru menekan tombol back-back di hapenya. Hap cepat saya rebut hape dari tangannya, curiga dia lagi baca apaan.

Ternyata dia lagi baca blog akyuuuu………….

Dan dia malu malu

Dan yang dibacanya tentang dirinya…..


Hahaha, ah pak suami kok pakai sembunyi-sembunyi sih baca tulisan istri sendiri.

Aku Tanpamu

Thursday, April 25, 2013

Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba aku berpikiran bahwa suamiku tidak terlalu peduli dengan kegemaranku.


Beberapa waktu lalu aku pernah tergila-gila dengan barang pecah belah, tepatnya satu set perlengkapan untuk jamuan makan , mungkin pesta kecil atau hanya sekedar arisan komplek. Aku membelinya karena dengan memiliki barang-barang tersebut aku merasa tenang. Tenang jika tiba-tiba ada acara disaat aku sedang tidak berada di rumah, setidaknya ada jejak ke- ibu rumahtanggaan-ku disana. Alasan yang sama absurdnya dengan harga barang-barang tersebut.

Cinta Itu Kamu

Thursday, February 28, 2013




Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. 
Setelah kata Alhamdulillah, namamu adalah yang pertama kusebut. 
Seperti tetes embun di ujung rerumputan perasaanku pagi ini, segar dan sejuk. Matahari pun seolah-olah bersinar hanya untukku. 

Aku sedang jatuh cinta.

Positif

Sunday, October 21, 2012

Terkadang saya masih sering dikejutkan oleh hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya adalah orang yang sangat percaya adanya sebab akibat. Sesuatu tidak akan terjadi kalau tidak ada alasannya. Apapun itu. Pun kalau ternyata alasan itu adalah takdir, sesuatu yang masih banyak orang tidak mau menjadikannya sebagai alasan. Seperti saat saya mendapat  kabar mutasi dari kantor. Jantung ini rasanya mau copot kala melihat nama saya tertera di selembar kertas yang bernama SK. Padahal itu adalah berita yang saya tunggu-tunggu selama dua tahun terakhir. Toh tetap saja, saat itu menjadi kenyataan, saya pikir saya bakal teriak kegirangan, tapi ternyata reaksi saya adalah menangis. Sungguh diluar dugaan.

Sebelumnya juga saat saya menerima SK penempatan setelah pendidikan setahun di pusdiklat BRI. Saya shock melihat tulisan KANTOR PUSAT tercetak disana, oh My God, bukan itu keinginan saya, bukan itu doa saya, begitu kata hati ini. Lagi-lagi saya meresponnya dengan menangis. Ya, memang kelenjar glandula lacrimalis saya sangat tipis, sehingga begitu mudah mengeluarkan cairan.

Seperti kejadian beberapa minggu yang lalu. Seperti biasa saya menghabiskan akhir pekan di Medan bersama suami. Siang itu biasa saja, tidak ada yang istimewa. Suami mengajak saya makan mie ayam, satu-satunya makanan yang sama-sama kami suka ( kami memiliki selera makan bagai langit dan bumi ). Setelah ngider kesana kemari, akhirnya kami makan di warung mie ayam di ring road. Siang bolong makan mie ayam ternyata memang bukan ide yang baik. Saya langsung sakit perut, buru-buru kami pulang. Di tengah jalan, saat melewati apotik, suami tiba-tiba menghentikan kendaraan.

“ Sana dek, beli test pack”
“ Heh, buat apaan”
“ Ya buat ngetest, udah dua minggu kan adek telat “

Jiaah, beneran saya memang sudah dua minggu ngga didatengin si bulan. Kemarin –kemarin saya udah inget mau beli, tapi kelupaan terus. Dan lagian karena udah empat tahun berlalu, saya dan suami sudah menganggap biasa saja kejadian seperti itu. Setahun yang lalu juga saya pernah telat 10 hari saat saya lagi dinas ke Bengkulu. Sudah harap-harap cemas, bahkan hampir membatalkan keberangkatan, eh ternyata ngga terjadi apa-apa. Hopeless?, ngga sih, hanya takut kecewa saja.

Di rumah saya segera ke kamar mandi. Sedangkan suami goler-goler di depan Tivi. Saat saya keluar dari kamar mandi, suami udah senyum-senyum. Seperti kejadian yang dulu-dulu, biasanya saya akan bersungut-sungut, bibir saya akan mengerucut, misuh-misuh. Trus suami akan tertawa melihat wajah jelek saya sambil bilang, sabar…. Sabar ….. Maka kali itu pun suami sudah menyiapkan banyolan yang sekiranya bakal menghibur saya.

Tapi kali ini, wajah suami saya tegang, soalnya dia melihat kali ini saya yang terseyum-senyum.

“ Negatif ya dek”
Saya ngga menjawab, sambil berjalan ke arahnya, saya serahkan si test pack murahan seharga 5 ribu itu “
“ Lihat mas, ada dua garis merahnya”
“ HAH” ,
“ Iya, positif mas”

Hwaaaa, suami langsung memeluk saya. Seperti tidak percaya , kami baca lagi kemasan test pack itu, mencermati penjelasan yang tertera di sana. Satu garis negative, dua garis positif, ngga ada garis invalid.


Berpuluh kali sudah saya membayangkan hal ini terjadi pada kami. Dalam bayangan saya, akan ada adengan saya jingkrak-jingkrak kegirangan. Suami juga. Atau yang semacam itu. Ternyata itu tidak terjadi sama sekali. Setelah yakin itu beneran positif, kami terdiam, saling memandang, Sambil bergumam saya mendengar suami berkata :

“ Padahal kita lagi ngga berobat ke dokter ya dek, padahal kita lagi ngga terapi apa-apa ya ?”

Suami kembali memeluk saya. Saya??? Kalau yang ini sudah bisa diduga, saya menangis haru. Ya Allah, ternyata begini rasanya. Rasanya seperti ………….. saya ngga tahu. Yang pasti saat itu saya tahu, saya begitu kegeeran, merasa Allah sayang banget sama saya dan suami. Baru sebulan saya pindah ke tempat baru. Hanya dalam sebulan, doa-doa panjang kami selama empat setengah tahun ini diijabah. Kun, maka kun, ngga ada yang bisa menghalangi.

Segera suami mengajak saya berwudhu, saya menjadi makmumnya. Jujur selain rasa syukur saya ngga tahu apa yang harus saya katakan lagi. Saya hanya mengamini doa imam di depan saya. Agar saya dan si calon bayi kami sehat. Agar semua pasangan lain yang masih dengan ikhlas menunggu anugerah ini segera diberi nikmat seperti yang kami rasakan.

“ Semua akan indah pada waktunya”
“ Allah tahu yang terbaik untuk hambanya”
“ Rezeki tidak akan pernah tertukar, baik waktunya maupun takarannya“

Jangan pernah setitik pun meragukan kalimat-kalimat di atas. Karena bagi saya, rezeki ini InsyaAllah benar tepat waktunya datang di keluarga kami. Bukan kemarin, bukan setahun yang lalu, atau dua tahun yang lalu. Tapi saat ini. Allah maha tahu.

Saat ini, ada yang menemani hari-hari saya. Ia selau bersama saya, melekat erat di tubuh saya. Bukti kebesaran Ilahi. Walau ada terselip takut,khawatir di hati saya dan suami. Namun, apapun yang terjadi, kami hanya berharap semoga semua baik-baik saja. Saya sehat, si dedek sehat. Saya yakin dengan keyakinan absolute, Allah lah satu-satunya yang tahu apa yang terbaik buat hambanya.

Doakan kami yah teman-temanku tercinta.c


Baca juga my head voice yang ini




Cicak Dan Cinta

Friday, April 20, 2012


Suamiku…..

Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah kata Alhamdulillah, namamu adalah yang pertama kusebut. Seperti tetes embun di ujung rerumputan perasaanku pagi ini, segar dan sejuk. Matahari pun seolah-olah bersinar hanya untukku. Aku sedang jatuh cinta.

Gombal….

Itu katamu, setiap aku mengucapkan tiga kata sakti itu.

Aku cinta kamu mas

Dan kau pun akan mengatakan aku ini penulis. Apapun bisa kuucapkan. Bukankah penulis seperti itu?. Pintar merangkai kata, menyulam huruf sehingga terdengar seperti nyanyian surgawi.

Namun tak urung kau jawab juga ungkapan cintaku.

Too…. Katamu, hanya itu

Padahal dari rona di wajahmu aku tahu kau sangat suka mendengar kata yang bahkan tidak kau ucapkan saat melamarku.

Cinta…..

Dulu aku sering salah memaknai cinta. Aku mendefinisikan cinta dengan berbagai bentuk yang aku yakini saat itu. Pakaianku masih putih abu-abu. Bedakku masih merk pigeon, bibirku hanya dipoles lipgloss rasa stoberi hasil kecentilanku meniru teman-teman seperjuangan.

Cinta bagiku berarti seorang laki-laki mau bersusah payah di tengah hujan membelikanku seporsi martabak mesir kesukaanku.

Cinta bagiku berarti seorang laki-laki menghujaniku dengan puisi dan menciptakan lagu khusus untukku.
Cinta bagiku, berarti aku memenangkan hati teman lelaki idola semua gadis.

Seperti itu gambaran cinta di dunia remajaku.

Seiring bertumbuhnya kedewasaanku, aku memaknai cinta dengan cara yang berbeda.

Cinta adalah kebebasan.
Cinta adalah menghargai
Cinta adalah kepercayaan

Sampai aku berkenalan denganmu.

Tidak ada denting piano dan gesekan biola yang menjadi soundtrack terlepasnya panah cupid ke jantung hatiku. Bahkan aku tak yakin bayi bersayap itu sedang bermain-main di sekitar kita saat itu.

Tidak ada kupu-kupu terbang di perutku. Semua biasa saja.

Yang justru hadir adalah seekor cicak.

Cicak…….

Kau tahu cicak?. Binatang bertubuh pucat transparan yang merangkak kesana kemari. Aku tidak suka dengannya. Lebih dari tidak suka, aku jijik. Suaranya yang berdecak-decak di malam hari membuatku susah tidur. Awal ketidaksukaanku dengannya, karena dulu di kos masa aku kuliah, ada mbahnya cicak nangkring di plafond kamarku, tokek. Tubuhnya besar menyerupai kadal. Ada corak totol-totol kehijauan menghiasi badannya. Tiap malam ia akan bernyanyi “tokek….tokek…”, dan selama 3 hari tidurku dihantui mimpi buruk. Aku takut dia merambat turun dan menggigitku. Mati-matian aku berusaha mengusirnya, tapi dia tetap betah menjadi penghuni kamar sempitku.

Kau ingat, malam sebelum ijab Kabul kita. Aku dan kamu mengusir kegalauan dengan saling bertukar suara di ujung telepon. Aku terkikik-kikik mendengar ceritamu. Orang-orang sibuk lalu-lalang mempersiapkan perhelatan cinta kita esok hari. Aku memilih sudut garasi untuk bercengkrama denganmu.

Tiba-tiba………..pluk, seekor cicak jatuh menimpaku. Tepat di atas kepalaku. Aku menjerit. Sejurus kemudian aku ketakutan. Pertanda apa ini?

Kejatuhan cicak di malam menjelang pernikahan, hal burukkah itu?. Jangan-jangan akan terjadi sesuatu denganku. Atau denganmu? Bukankah aku kejatuhan cicak saat berbicara denganmu?.

Setelahnya aku tidak dapat tidur. Aku berdoa panjang-panjang di malam itu. Semoga semua baik-baik saja. Semoga perjalananmu besok menuju rumahku akan selamat. Dan semoga semoga yang lain.

Dan ternyata, semua memang baik-baik saja. Aku segera melupakan insiden cicak tersebut.

Suamiku…

Tanpa terasa, waktu bergulir mengiringi jejek-jejak kaki kita di bilangan ke empat. Ribuan malam kita lewati. Jutaan peluk kita rasakan. Kita semakin mengenal. Sedikit –sedikit ada bagian dari dirimu yang melebur bersamaku, seperti kemalasanmu misalnya. Demikian juga, ada potongan jiwaku yang menyublim ke jiwamu.

Walau demikian, kita tetap dua orang yang berbeda. Kau tetap si pendengar, aku tetap si cerewet.  Namun selera makan kita mulai seiring. Itu kemajuan bagi hubungan kita.

Kini aku yakin, insiden cicak itu adalah pertanda baik bagi kita , hahahaha.

Dan kini defenisi cintaku berubah kembali.

Saat kau membatasiku, aku sedikit jengkel, tapi tak membuatku berfikir bahwa kau tak mencintaiku.

Suatu saat kita saling tidak menghargai. Kau mengacuhkan teleponku. Aku pun mengacuhkan dirimu. Tapi kita tetap merindu.

Atau, saat kau tak mempercayaiku karena kesleboranku, dan aku pun tak mempercayaimu karena rokokmu. Ternyata itu pun membuat kita tetap bergenggaman.

Mungkin cinta itu seperti matematika. Seperti sebuah angka dibagi nol, atau tak terhingga dibagi nol, atau tak terhingga dibagi tak terhingga, atau nol dibagi nol.

Ah, aku tak mau lagi mendefinisikan cinta. Biarlah para pujangga itu saja yang mendefinisikannya. Atau para penulis-penulis itu.

Bagiku , cinta itu kamu.


Happy Anniversary suamiku sayang

Masa Lalu

Friday, March 2, 2012


Salah satu hal yang paling enggan dan sungkan untuk diungkapkan kepada pasangan adalah masa lalu. Apalagi latar belakang pergaulan yang berbeda, pastinya membuat berbahaya membicarakan tema sensitif ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari sebuah pernikahan, termasuk keterbukaan. Tapi, apa iya harus mengatakan semuanya?

Ini adalah tahun-tahun awal pernikahanku. Aku ingin berusaha membuatnya mengenalku apa adanya.Termasuk tentang masa lalu. Saat dia bertanya tentang si A,si B kubiarkan ia tahu. Terus terang aku merasa begitu malu dengan masa laluku yang diwarnai kejahiliyahan. Aku malu dengan karakterku yang begitu terbuka, interaksi-interaksi masa laluku dengan teman-temanku yang kebanyakan pria, yang dia katakan terlalu terbuka. 

***
Apa kabar ndi… sekarang tinggal dimana

Sebaris SMS itu kuterima tadi sore. Melihat nama pengirimnya, seketika ada yang berdebar di hati ini. Nama itu…. dulu pernah menghidupkan mimpi-mimpiku. Menggoreskan warna warni di hatiku.  Empat bulan telah berlalu sejak kata” sah” diucapkan para saksi di pernikahanku. Ini pertama kalinya ia berinteraksi kembali denganku. Sebersit senyum terbit di bibirku. Ah, dia masih memikirkanku batinku.

Cepat kutekan tombol delete di inboxku. Dia bukan siapa-siapaku lagi.

***
Mohon doanya, bulan depan aku akan menikah

Sebaris SMS kukirim untuknya lima bulan yang lalu

“Yang bener ndi, dengan siapa?,dimana kenalnya?,kapan? Kok cepat banget”

Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkannya. Saat itu aku tersenyum geli. Sudah setahun lebih kami berpisah, belakangan hubungan aku dan dia sebatas teman saja. Seperti istilah anak remaja, kami putus baik-baik, makanya tetap bisa berteman, karena dulunya dia memang sahabat karibku.

“ Iya, dikenalin teman, insyaAllah baik, mohon doanya saja” kujawab dengan singkat.

Itulah terekhir kali kami melakukan komunikasi. Setelah hari itu, aku sibuk dengan kehidupan baruku. Kuharap dia pun demikian.

***

Pagi-pagi saat bangun, aku lihat suamiku sudah duduk di depan TV. Wajahnya muram. Kulihat ia sedang mengenggam handphoneku.

“ Ada telepon dari siapa mas” tanyaku

Ia diam saja. Matanya memandang tajam ke arahku.

Aku tak mengerti, merasa tak ada yang salah.

“ Kenapa kamu masih berhubungan dengan mantan-mantanmu” tanya suamiku

Pelan, namun mampu membuatku terkesiap. Kuingat-ingat lagi. Sepertinya sms terakhir kemarin sudah kuhapus.

Aku diam saja. Menunggu ia selesai bicara.

“ Nih tadi malam, dia sms kamu, ngasi tau film kesukaanmu lagi tayang di televisi” dingin suaranya sambil menyerahkan HP ku.

Aku tertunduk malu. Dalam hati ada amarah yang tak terbendung. Mengapa masih mengirimiku sms-sms murahan seperti itu.

Kulihat suamiku termenung. Matanya menatap kosong ke depan, Kudekati dirinya.

“ Mas, ade ga tau, kenapa dia sms ade, jangan marah ya”

Kulihat air mukanya mulai berubah, sedikit tenang. Sambil menghela nafas, dia menatapku.
Hari itu dia menjelaskan panjang lebar padaku bahwa masa lalu memang tidak bisa diubah. Itu adalah bagian dari hidupku. Namun ia tidak suka aku masih berhubungan dengan teman-teman lelakiku dahulu, apalagi mantan pacarku. Hari itu aku merasakan sesuatu yang membuatku begitu sesak. Antara rasa malu, marah,cemas, menyesal dan semua emosi yang begitu warna warni. Kadang kebenaran itu begitu menyakitkan . Hari itu aku mendengar kriktik pertama dari dia, tentang kesleboranku pergaulanku..

Kecairan interaksiku dengan lawan jenis, meski aku hanya menggangap sebatas teman, membuatku tersadar bahwa suamiku seorang yang mulia, terjaga.

Kusadari, diriku yang dulunya suka berhaha hihi sama setiap orang pastilah sangat berbeda dengan dirinya. Malah dia mengatakan aku terlalu berani menatap lawan bicara, yang akan berpotensi menimbulkan salah paham. Kadang dalam hati aku masih membela diri bahwa kalau ada yang GR bukan salah aku dong, masa aku harus menjaga hati setiap orang.

Sungguh betapa aku diam-diam selalu mensyukuri kehadirannya. Aku memang malu dengan masa laluku, tapi aku semakin ingin menjadikan dia bangga di masa mendatang. 

Hari itu, aku belajar bagaimana menghargai rasa cemburu yang mungkin muncul dihati para suami. Caranya menegurku membuatku berjanji untuk tidak lagi membuatnya tak berkenan.. Bukankah cinta melatih kepekaan untuk menghargai perasaan ?

Suamiku sayang …. Maafkan aku. 

***

Kubuka tutup belakang hpku. Kulepas simcard yang ada. Dengan mantap kupatahkan menjadi dua.

Selamat tinggal masa lalu.

Di ambang pintu kulihat suamiku tersenyum sambil berjalan mendekatiku


Gambar dari Sini



( Untuk suamiku tercinta… aku hanya ingin berproses menjadi seorang yang berbeda di masa depan, bersamamu ! )

My Lovely Wedding

Wednesday, April 20, 2011
Tamu undangan sudah pulang. Handai tolan sudah raib, Gegap gempita perhelatan sudah berakhir Aku tersenyum-senyum sendiri. Teringat prosesi akad nikah tadi pagi. Aku tidak menyangka dia membawakanku 20 tangkai mawar. Ya 20 adalah angka keramat kami, cincin pertunangan kami beli pada tanggal 20, dia melamarku di tanggal 20 dan kami menikah di tanggal 20. Dan mawar itu aku pakai sebagai hiasan di jilbabku. Ah ternyata dia romantis juga.

Dari pagi hingga malam ini dia terus mengenggam tanganku. Seperti takut kehilanganku. Duh seneng banget.


Dan ehm.......... ini dia, masuk ke kamarku. Kami saling menatap. Dia tersenyum-senyum sendiri, sepertinya salah tingkah. Tapi sungguh aku sendiri tidak tahu apa yang harus kulakukan. Lalu dia mengajakku berwudhu.. Ah dia kan laki-laki yang shalih. Pasti ia ingin mengajakku solat berjamaah.


Tentu itu yang akan dilakukannya. Maka akupun mengikutinya, berwudhu dan sholat berjamaah di belakangnya. Ketika selesai sholat dan ia berdoa, aku bergumam mengaminkannya.

Ada yang nyesak di dada ini, Tangiskah ? Mungkin. Ia berdoa untukku,agar aku menjadi istri yang shalehah, ia berdoa semoga kami menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah, ia juga berdoa semoga kami dikarunia keturunan yang sholeh sholehah.. Aku benar-benar terharu, meskipun terselip sedikit takut. mampukah aku menjadi makmum yang taat?

Lalu setelah ia berdoa ia meletakkan tangannya di atas kepalaku.
Ya Allah, aku tak tahu apa yang kurasakan. Rasa takut, bingung, bahagia , dan entah apa lagi, bercampur.Sepertinya aku tidak mampu lagi mengidentifikasi perasan-perasanku.

Setelah itu kucium tangannya, dan ia mencium keningku, ah indahnya.


****

Hari ini 3 tahun sudah kita bersama. Hmmm aku lebih suka mengatakan baru 3 tahun kita bersama.

Tiga tahun yang sangat berwarna.

Warna kuning saat kau uring-uringan terbakar cemburu, warna merah saat kau marah karena aku tak mengangkat teleponmu, warna biru saat kita saling merindu, warna hijau saat kita galau memutuskan langkah kedepan, dan warna-warna lain yang melengkapi lukisan keluarga kecil kita.

Semakin aku mengenalmu, semakin dalam syukurku kepada-Nya.

Aku kadang bertanya, mengapa kau memilihku ? ah.. kita tidak perlu tahu mengapa kita dicintai ,bukan ? cukuplah prasangka baikmu tentang aku, menjadikan alasan dicintai.

Ternyata jatuh cinta itu lebih mulia dari yang aku kira. Sebab orang-orang yang mencintai karena Allah akan memandang cinta sebagai sebuah jalinan pengabdian dan penyemangat kebaikan. Bukan keterpaksaan apalagi sekedar roman picisan.

Baru tiga tahun kita bersama, masih panjang perjalanan yang harus kita lalui. Kuharap kau tidak letih berjalan bersamaku. Namun bila kau mulai lelah, cepat katakan padaku, akan kusiapkan air dingin untuk menyegarkanmu. Dan bila kau lihat aku mulai terseok-seok, pegang lah tanganku.Karena genggamanmu akan menguatkan kita bersama


Happy Anniversary suamiku.

Custom Post Signature