Karakter Orang Berdasarkan Kopi Yang Diminumnya. Kamu Type Yang Mana?

Thursday, August 10, 2017
[SP] Tentang Kopi dan Personality





Salah satu profesi yang paling saya kagumi di dunia ini adalah profesi psikolog.

Kenapa?

Karena para psikolog itu menurut saya seperti punya kemampuan membaca kepribadian orang. Saya punya temen psikolog yang kayaknya bisaaan banget membaca diri saya. Membaca kepribadian sampai membaca mood saya. Makanya enak banget curcol sama doi, karena biasanya jawabannya itu pas dengan sifat-sifat saya.

Profesi kedua yang menurut saya juga bisa membaca orang adalah wartawan. Namun beda dengan psikolog, kebanyakan wartawan apalagi yang senior ya , mereka bisa membaca mood orang lewat tulisan.

Nah ini juga saya punya temen nih yang kayak gini. Dia itu wartawan di sebuah surat kabar gede di Jakarta. Dia bisa membaca mood orang dari tulisan. Apakah tulisan itu dibuat dalam kondisi sedih, gembira, marah, kesal. Apakah tulisan itu beneran cerita orang atau cerita pribadi si penulisnya. Keren deh. Saya suka yang wow wow gitu kalau misalnya dia bisa nebak suasana hati saya melalui tulisan saya. Keyen.

Nah, sebenernya saya juga bisa juga lho membaca orang. Namun saya membaca orang ngga melalui tulisan atau mimik wajah, atau gerak-geriknya. Saya bisa mengetahui karakter orang dari kopi yang diminumnya. Wahahahahah.

Iya, suer, biasanya tebakan saya ngga meleset.

FYI ,saya pernah buat analisa kepribadian orang berdasarkan zodiaknya , dan banyak yang bilang bener sih analisa saya *brb gantiin Mama Loren*

(Baca : Tentang Zodiak )

Pengamatan saya kepada para peminum kopi ya karena saya peminum kopi berat. Saya termasuk copy addict yang tahapnya sudah mengkhawatirkan. Sehari ngga minum kopi saya bisa uring-uringan. Kopi dan saya ibarat Sandy dan helm udaranya, bisa ngap-ngap kalau ngga bersama.



Sankin seringnya ke kedai kopi, saya hapal kekhasan kopi tiap kedai kopi langganan saya di Medan.

Kalau ke kedai kopi Aceh (Kedai kopi Aceh manapun), jangan pernah tidak memesan kopi Sangernya. Kopi racikan mereka punya rasa manis kepait-paitan atau pait kemanis-manisan, hahaha pokoke sama-sama ngertilah gimana rasa yang pas makanya namanya SANGER alias SAMA SAMA NGERTI. Ini wajib banget saya pesen.

Kopi Sanger


Di Kedai Macehat, Cappucinonya is the best. Di Dunkin Donuts, Latte Tiramishu is a must. Di J-CO, Mocchacinonya sedep, dan kalo di Starbuck saya suka Frappucinonya.




Makanya sambil minum kopi saya suka menebak-nebak kepribadian orang berdasar kopi yang biasa dipesannya.

Btw ini cuma saya amati dari orang yang minum kopinya sering ya, bukan yang sekali-kali minum kopi.

Oke, ini dia beberapa kepribadian orang berdasar kopi yang diminumnya .

1. Kopi Hitam / Kopi Tubruk






Kopi hitam ini, disajikan langsung diseduh dengan air panas, ditambah sedikit gula sesuai selera.

Menurut pengamatan saya peminum kopi hitam biasanya adalah perokok. Saya tidak tau apa korelasinya, tapi rokok dan kopi hitam sepertinya sepasang kekasih yang sudah dijodohkan dari orok.

Disamping biasanya perokok, peminum kopi hitam biasanya lagi adalah orang yang sudah berumur. Yah 40 tahun ke ataslah. Kalau di kantor saya, yang suka minum kopi hitam kebanyakan generasi baby boomers alias udah hampir memasuki masa pensiun.

Namun demikian, peminum kopi hitam tidak mengenal kasta. Penikmat kopi hitam ada dari golongan driver, OB sampai pejabat yang memiliki kedudukan penting.Maka bisa disimpulkan, peminum kopi hitam adalah generasi berumur yang hidupnya udah sellow dan mereka minum kopi ya karena mau minum kopi bukan karena gaya-gayaan.

Saran saya, bagi anak muda yang ingin langsung tune in di kantor baru, maka saat duduk-duduk atau rapat dengan para pejabat di kantor yang usia udah sepuh, pilihlah kopi hitam, itu sangat ampuh untuk langsung masuk ke mereka. Trust me.

Dulu saya pernah mengalaminya.

Jadi saya pernah penempatan di kantor baru sebagai Account Officer ( marketing yang nawarin kredit dan nganalisa kredit  ). Rata-rata AO disitu udah berusia matang. Awalnya saya yang kayak dicuekin gitu, biasalah ya sama anak baru. Dengan bagian lain juga saya jarang disapa. Nah, suatu hari, pas si bapak-bapak di kantor itu lewat meja saya, ada secangkir kopi yang ditutup di meja saya. Blio iseng buka tutup gelasnya, dan tadaaa terlihatlah kopi hitam disana. Si bapak kaget

" Wah ibu minum kopi hitam ya, hahahaha sama dong kita bu"

Dan sejak itu saya sering diajak ngobrol, wahahahaha. Percayalah sama saya kopi hitam itu kopi pergaulan.


2. Espresso dan Americano





Espresso adalah kopi yang dihasilkan melalui proses ekstraksi biji kopi yang telah mengalami proses penggilingan dengan menggunakan alat semacam bewer. Sedangkan Americano adalah espresso yang ditambahkan air panas, alias espresso yang diencerkan.

Sebenernya penikmat espresso dan Americano ini sebelas dua belas sama penikmat kopi tubruk. Mereka memang orang-orang yang minum kopi ya karena suka kopi. Namun orang-orang yang lebih memilih espresso dan Americano adalah jenis penyuka kopi hitam yang juga memikirkan gaya, alias seleranya lumayan tinggi.

Biasanya mereka adalah para eksekutive menengah ke atas yang sangat memikirkan image dan penampilan.

Saran saya, jika ngopi-ngopi dalam rangka pertemuan bisnis, pesanlah Espresso atau Americano, minimal ningkatin pede.


3. Capuccino dan Caffe Latte




Capuccino dan Caffe Latte itu jenis kopi yang saya kategorikan mirip, karena sama-sama campuran espresso dan susu, yang membedakan hanya komposisi dan banyak busanya. Capuccino lebih berbusa daripada Latte.

Menurut pengamatan saya, pencinta Capuccino dan Latte mayoritas adalah perempuan yang sudah mature. Tepatnya lagi perempuan di usia antara 25 ke-40 tahun. Mereka ini ingin menikmati kopi tapi masih mikirin dosisnya, makanya dipilih yang agak ringan yaitu Capuccino dan Latte yang memang ada campuran susunya.

Penikmat Capuccino dan Latte biasanya orang-orang yang memandang hidup dengan porsi berimbang. Tau kapan harus bersenang-senang tau kapan harus serius.

Saya termasuk di kategori ini, ahsek

4. Mocchacino dan Frappucino





Mocchacino adalah racikan kopi yang terdiri dari espresso, susu dan coklat. Sedangkan Frapuccino adalah es kopi yang terdiri dari espresso, susu dan es diblender bersamaan, kemudian ditambahkan topping whipe cream

Penikmat kopi jenis ini sebenarnya ngga suka-suka amat dengan kopi, tapi ingin menikmati kopi dengan cara yang lebih menyenangkan. Kemungkinan besar mereka penyuka coklat tapi ngga pengen manis banget, makanya pilih moccachino biar ada pait-pait dari kopinya. Mereka menganggap minum kopi adalah bagian dari gaya hidup.

Menurut pengamatan saya, orang-orang yang selalu pesan moccachino dan frappucino adalah orang-orang energik, ceria dan penuh kejutan. Mereka ini biasanya orang-orang kreatif yang ingin selalu mencoba hal baru. Mereka juga memandang hidup ini seperti sebuah tempat untuk bersenang-senang, makanya kebanyakan penikmatnya adalah orang-orang yang dari segi penampilan juga stylish dan aware banget dengan info-info terkini.Range usia penikmat kopi jenis ini ada di usai remaja 15 tahun hingga 30 tahun. Dan yes kebanyakan wanita.

5. Kopi Sachet


Hahahaha, iyaaa ada lho penikmat kopi sachetan. Mau kopi sachet jenis apapun ya. Mereka ini adalah orang-orang yang sebenernya ngga peduli-peduli amat sama jenis kopi, pokoknya bisa ngopi tiap hari tanpa repot yow is jadilah.

Penikmat kopi sachet menurut pengamatan saya adalah orang yang simple. Simpel cenderung cuek. Mereka ogah mikir yang berat-berat, segala sesuatu dibikin enteng. Bukan karena mereka ngga peduli atau ngga mikirin masalah, tapi mereka menganggap hidup ini toh kalo dipikirin serius banget ya gitu-gitu juga.

Makanya perhatikan deh, penyuka kopi sachetan ini mana peduli dia sama jenis gelas yang dipakai untuk membuat kopinya. Mau segede gaban juga cuek aja. Padahal kenikmatan kopi mah sangat bergantung dengan perbandingan jumlah air dan kopinya ya gengs.

Suami saya, Mas Teguh nih termasuk pecinta kopi sachetan. Tiap saya pusing dia selalu sodorin saya kopi sachet, yang tentulah saya tolak mentah-mentah, dih apaan kopi kok sachetan, hahaha.


6. Kopi Hijau




Nah yang terakhir nih, ada jenis kopi yang berbeda dengan kopi yang saya sebut di atas.

Bedanya dimana?

Ya di warnalah, LOL.

Xixixi, ngga ding, kopi hijau dan kopi hitam itu berbeda dari segi proses pembuatannya. Kopi hijau itu kopi yang tidak mengalami proses roasted atau pembakaran kayak kopi hitam pada umumnya, jadi biji kopi asli gitu yang diproses dengan cara direbus.

Penikmat kopi hijau biasanya adalah orang-orang yang sangat peduli dengan kesehatan dan penampilan. Mereka ini pecinta kopi tapi ngga pengen pengaruh buruk kopi mengancam mereka. Kemungkinan mereka korban propaganda bahaya laten kopi, hahahaha.

Kenapa saya bilang begitu?

Soalnya menurut pengalaman , kopi mah banyak banget manfaatnya. Ya kalo kebanyakan emang ngga bagus. Tapi itu kan emang berlaku untuk semua hal di dunia ini, kalau kebanyakan ya pasti bakal berpengaruh buruk. Namun kalau masih dalam porsi wajar malah banyak banget manfaat kopi. Apalagi kopi hijau ini.



Secara kandungan, kopi hijau memiliki manfaat lebih besar daripada kopi hitam biasa.

Kenapa?

Di dalam kopi itu ada namanya asam klorogenat yang banyak banget khasiatnya. Semakin tinggi kandungan asam klorogenatnya semakin bagus kopinya. Di kopi hijau karena tidak mengalami proses pemanggangan maka asam klorogenatnya itu masih tinggi makanya katanya sih bagus untuk kesehatan dan bagus untuk program diet, hasek.

Penikmat kopi hijau biasanya juga orang-orang yang doyan membaca. Mereka termasuk kaum intelek yang memikirkan apapun yang dikonsumsi oleh tubuhnya, termasuk mencari tahu apa saja kandungan dan manfaat dari apa-apa yang dimasukkannya ke tubuh.

Makanya mereka pilihannya jatuh ke kopi hijau. Karena disamping berkhasiat menurunkan berat badan, kopi hijau juga mengandung antioksidan yang tinggi, yang bisa menjaga kesehatan kulit.

Penikmat kopi hijau juga menurut pengamatan saya adalah orang-orang yang penuh pertimbangan. Mereka minum kopi bukan hanya karena suka kopi, tapi karena mempertimbangkan apa manfaat yang bisa diambilnya dari menyeduh secangkir kopi.

Karena di dalam kopi hijau ini terdapat kafein yang memiliki efek positif untuk meningkatkan mood, dan meningkatkan kemampuan kognitif. Karena menurut penelitian Nutrition Bulletin Februari 2008, diketahui bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan memori, lebih focus , dan lebih waspada. Ngga heran ya kalau minum kopi bawaan matanya jereng terus, karena memang otak dalam kondisi siaga.

Makanya ngga heran juga, saat kita mengerjakan pekerjaan sambil minum kopi itu rasanya lebih ces plang aja. Seolah-olah ide jadi gampang didapat.

Penikmat kopi hijau juga adalah orang-orang yang selalu ingin terlihat muda. Karena memang kopi hijau ini dipercaya bisa mencegah penyakit Alzheimer yang bisa mempercepat kepikunan.

Saran saya, kalau ketemu penikmat kopi hijau, segera jadikan pendamping hidup. Iya dong, kandungan kopi aja dia pikirin apalagi kamyuuuu, #krikkrikkrik.

Kalau pengen nyobain kopi hijau, paling gampang mah tinggal ke Alfamart atau Indomart, beli Nescafe Green Blend, seduh di rumah. Rasanya itu beda sih dengan kopi hitam, agak ringan namun aromanya khas kayak aroma terbakar gitu. Aneh juga ya hahahaha, padahal kopinya ngga diroasted tapi kok ada aroma panggangnya. Syedep-syedep gimana gitu.





Udaaaah, 6 jenis kopi itu aja deh yang saya bahas. Udah mewakili berbagai jenis penyajian kopi itu mah.

Yang pasti, walau berbeda-beda karakter dan sifat para penikmat kopi, namun ada satu benang merah yang menghubungkan mereka semua. Yaitu bahwa para penikmat kopi, mau apapun jenis dan cara penyajiannya, biasanya adalah orang yangtau cara menikmati hidup. Mereka sadar bahwa yang namanya hidup tidak selalu berjalan mulus, tidak akan manis selalu, seperti kopi, selezat apapun kopi yang dinikmati, tetap akan tersisa rasa pahit dan getir di tiap tetes terakhirnya. Dan seperti hidup juga, sepahit apapun kopimu, tetap mengandung asam yang menambah rasanya.


Gimana menurut kalian hasil pengamatan saya tentang karakter orang berdasar kopi yang biasa diminumnya?.

Cocok ngga?

Kalau cocok bolehlah kita ngopi-ngopi.





Apa?? Ngga suka kopi

Bhay











Menikah Atau Tidak

Wednesday, August 9, 2017
Tema #GesiWindiTalk kali ini request dari teman Gesi. Tentang pandangan kami tentang pernikahan. Kalau kami disuruh kasih rekomendasi ke orang lain, kami bakal suruh orang untuk menikah atau tidak?


Baca punya Gesi :




Nah sebelum saya jawab, coba yuk kita pilah mana lebih baik menikah atau single

Single :

Enaknya

↔ Waktu untuk sendiri lebih banyak
↔ Waktu untuk orangtua lebih banyak
↔ Kebutuhan hidup hanya untuk diri sendiri
↔ Mau kemana saja tinggal pergi
↔ Bisa hang out sama teman kapan dan dimana pun
↔ Fleksibel dalam mengejar karir, tidak tergantung pasangan
↔ Mikirin dan mutusin apa-apa sendirian, ngga harus minta pendapat pasangan

Ngga enaknya

↔ Ngga ada temen bobo dan berbagi cerita setiap malam, kecuali kamu punya pacar dan mau telfon-telfonan terus
↔ Mikirin dan mutusin apa-apa sendirian, ngga ada yang dimintain tukar pikiran (bisa sih temen kalau mau)
↔ Kalau tidak pintar memanage keuangan, terkadang gamang sama tujuan hidup sendiri
↔ Suka diomongin orang sekitar
↔ Dianggap kurang mature
↔ Kebutuhan biologis siapa yang menuhi?


Menikah :

Tidak Enaknya

↔ Waktu jelas berkurang, karena sekarang apa-apa untuk keluarga
↔ Mengejar karir ada batasnya, karena harus mikirin keluarga , termasuk persetujuan pasangan
↔ Waktu untuk orangtua, kerabat. lingkungan harus dibagi dengan waktu bersama keluarga
↔ Tidak bebas seperti saat single
↔ Biaya hidup akan membengkak, karena banyak tujuan yang harus dicapai, sekolah anak, kebutuhan rumah tangga, asuransi.
↔ Tidur tidak pernah nyenyak lagi jika sudah punya anak

( Baca : Yang Berubah Setelah Punya Anak )

Enaknya

↔ Ada teman cerita setiap saat
↔ Punya seseorang atau tempat untuk pulang
↔ Kalau sudah punya anak, tambah penghibur hati
↔ Secara society aman, dan dianggap normal
↔ Sex jadi halal

( Baca : Ekspektasi dan Realitas Setelah Menikah)

Kalau kita lihat perbandingannya di atas, sebenernya ngga jauh-jauh amat sih ya bedanya. Enak dan ngga enaknya kalau dipikir-pikir juga ngga signifikan amat. Karena apa yang dilakukan orang menikah bisa juga dilakukan saat single, kecuali sex ya, kecuali kamu menganggap sex sebagai perbuatan yang boleh dilakukan dengan siapa saja, maka menikah jadi tidak ada bedanya dengan single.

Jadi? Kalau gitu ya udahlah single aja, toh ngga ada bedanya.

Jawaban kayak gitu, jadi sama gampangnya dengan ngomong " Ya kalau, ngga ada bedanya, ya kenapa ngga nikah aja, enak ada yang ngurusin."

Hayoooo? Jadi mending nikah atau single ini sih.

Kalau pertanyaan ini ditujukan ke saya sekitar 10 tahunan lalu, pastilah saya bakal jawab dengan pasti, "Ya nikahlah, masa ngga nikah sih", karena memang saya befikir bahwa menikah itu default aja kebutuhan manusia dan hal yang natural dijalani saat orang sudah beranjak dewasa dan siap untuk menikah.

Namun, kalau ditanya sekarang, saya bakal harus mikir dan ngomong panjaaaaaaang dulu sama yang nanya. Karena ternyata setelah saya menikah dan menjalaninya kurang lebih 9 tahunan, ya baru tau aja kalau menikah itu challenging banget deh. Ditambah sering denger cerita dan curhat orang orang lain soal rumah tangganya, membuat saya pengen bilang ke para single " Plis plis jangan buru-buru menikah sebelum yakin betul apa yang kamu inginkan dengan menikah"

Saya ngomong gini bukan skeptis sama lembaga pernikahan sih. Tapi karena saya melihat, banyak banget orang yang kelihatan mesra, ekonomi cukup, anak ada, segalanya kelihatan fine-fine saja, ternyata cerai.

Saya hidup di circle dimana perceraian bukan merupakan hal yang mengejutkan lagi. Saya punya teman yang bercerai, punya keluarga yang bercerai, punya teman kantor yang bercerai , punya tetangga yang bercerai, yang awalnya dulu saya selalu WOW WOW gitu mendengarnya.

Saya sempet mikir " Kenapa bisa cerai?"
" Kok ngga mikirin anaknya?", " Apa ngga bisa dibicarain lagi?" , " Apa tidak mau mencoba lagi?", " Kok bisa selingkuh sih", " Kalau selingkuh, kok sampai cerai sih" (tetep), yang intinya bagi saya dulu perceraian itu menjadi sesuatu yang luar biasa.

Namun makin kesini, makin lama menikah, mengenal orang, dengar cerita orang, melihat kehidupan orang, ya jadi mengerti sendiri. Bahwa di pernikahan itu banyak banget hal yang bisa bikin suami istri bertengkar, tidak sepaham, dan selalu merasa kurang puas.


Makanya kalau saat ini saya mendengar orang bercerai, ya dalam hati cuma bilang " Life Happens" aja.

Makanya kembali saya bilang, bagi para single, plis pikirin lagi saat menentukan pasangan hidup. Karena beneran menikah itu ngga mudah jenderal.

Kalau kita pikir menikah itu cuma untuk memenuhi kebutuhan biologis saja yakin banget itu cuma menjadi kebutuhan utama di awal-awal pernikahan, setelah itu... ya tetap butuh tapi ada hal lain yang lebih krusial.

Tapi saya ngomong gini juga ngga selamanya bener, karena buktinya ada juga pasangan yang berpisah ya karena masalah ranjang.

Saya dan sohib saya di grup pernah ngomongin ini panjang lebar, dan kami sampai pada satu kesimpulan, bahwa hal paling penting bagi kita saat memutuskan untuk menikah adalah memilih pasangan yang memiliki kesamaan prinsip hidup. TITIK.

Itu paling penting.

Karena yang namanya pernikahan, mau ekonomi sebagus apapun, secinta apapun, support system sebaik apapun, namun saat kita dan pasangan sangat berbeda secara prinsip hidup, udahlah pasti bakal melelahkan sekali. Kecuali salah satu rela untuk berkompromi dan mengalah sepanjang benturan terjadi.

Persamaan prinsip bukan perkara hal-hal sepele, kayak makan enaknya di meja makan atau di depan tivi. Handuk abis mandi harus diletakin ke tempatnya atau dilempar saja sekenanya.

Hal kecil-kecil kayak gini mah remah-remah rempeyek doang. Tapi lebih kepada hal-hal yang bersifat fundamental.

Pandangan soal agama.
Pandangan soal gender
Pandangan soal pengasuhan anak
Pandangan soal peran suami istri dalam keluarga

Ini nih yang paling penting harus sepaham, atau kalian harus menekan ego terus sepanjang tahun pernikahan.

Saya sering cerita bahwa saya dan mas Teguh itu bedaaa banget kepribadiannya.

Berbeda dengan Gesi-Adit yang seumuran, atau Icha-Jege yang punya sifat 11-12, saya dan mas Teg itu perbedaannya udah macam langit dan bumi.

Kami beda suku, beda budaya, beda usia, beda selera, beda sifat dan beda latar belakang keluarga bahkan kami berbeda pandangan politik. Satu-satunya yang menyatukan kami adalah mie ayam, lho, hahahah.

( Baca : Beda?, Siapa Takut ?)

Oke, serius

Namun saya bisa bilang sampai saat ini dan mudah-mudahan selamanya, belum pernah ada masalah berarti di keluarga kami. Belum pernah ada terpikir untuk tidak bersama Mas Teg.

Satu hal yang saya sadari kemungkinan karena kami sama-sama tau bahwa kami berbeda, dan kami ngga merasa perlu untuk menjadi sama. Dan yang pasti karena prinsip hidup kami walau ngga bisa dibilang sama persis tapi ngga beda-beda amat.

Kami sepemahaman soal peran perempuan dalam keluarga, sepakat soal boleh tidak boleh istri bekerja, sepaham bahwa hidup ini dinikmati bukan dikeluhkan, sepakat bahwa anak tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab saya saja , termasuk masalah sepele soal pakaian dan pergaulan saya.

Hal-hal yang saya rasa prinsipil ya itu.Mungkin berbeda di setiap orang.

Makanya walau kepribadian bagai langit dan bumi, namun soal prinsip hidup ya seiya sekata.


So, saya ngga akan berpanjang lebar, saya udah pernah nulis banyak hal soal pernikahan disini. Kalau kalian search label marriage pasti kalian temukan banyak hal soal pernikahan yang sudah saya bahas. Mulai dari tentang bagaimana tahu jodoh yang tepat, sampai soal ekspektasi dan realita setelah menikah.

Makanya saya ngga akan jawab pertanyaan di atas tadi. Kalian menikah atau tidak, You choose , bukan saya, bukan orangtua, bukan lingkungan. Kamu yang harus mutuskan, karena kebahagianmu bukan di tangan orang lain, dan kesedihanmu juga bukan tanggung jawab orang lain.

Namun yang pasti saya hanya mau sampaikan, bahwa tidak ada yang lebih baik dari menikah atau terus menjadi single. Keduanya sama baiknya jika kita bahagia menjalaninya, dan keduanya sama ngga enaknya kalau kita ngga enjoy menjalaninya.

Kalau kata orang menikah itu rumit, ya saya setuju, tapi ngga serumit sampai kamu harus takut menjalaninya.

Kamu hanya hanya harus paham bahwa yang namanya menikah itu konsekuensinya gede. Ada keluarga yang harus dipersatukan, ada anak -anak yang bakal dilahirkan, dan ada status dan nama pasangan yang bakal mendampingi kita seumur hidup.

Saat kamu menikah, kamu bukan hanya menjadi si Mawar lagi, tapi berubah status menjadi istri Kumbang, menantu Bu Broto, dan mamanya Melati. Yup, saat kamu menikah, rentetan normalnya kamu bakal ketambahan embel-embel tidak hanya nama tapi tanggung jawab yang menyertainya.

( Baca : Tentang Jodoh )

Tentu itu tidak mudah namun bukan hal yang harus dibikin sulit juga.

Kamu juga harus paham, bahwa pasanganmu itu yang akan menjadi teman hidup seumur hidup bukan orang yang harus selalu memuaskanmu, dia bukan cenayang yang bisa selalu tau apa maumu, sama seperti dirimu dia juga bisa berubah, maka berharap dia selalu seperti malaikat pasti akan mengecewakanmu.

Dan harus disadari bahwa orang yang hidup dengan kita itu bukan diri kita, maka pasti ada perbedaan. Namun yang namanya perbedaan ya biarkan saja, buka untuk disamakan tapi cukup dipahami dan dikompromikan. Kecuali, sekali lagi kecuali perbedaan prinsip hidup.

Karena menikah dengan orang yang berbeda prinsip akan melelahkan sekali.

( Baca : Suami Selingkuh Dan Istri Yang Minta Dimengerti )

Menikah, dan hidup dengan pasangan yang paling cocok sekalipun, dengan kondisi ekonomi sebagus apapun, dengan lingkungan yang mendukung sebaik apapun, tetap akan ada masalah dalam pernikahan.

Maka jika kamu menikah, menikahlah karena kamu tahu bahwa hidupmu akan lebih baik dengan menikah dengannya, namun tetap persiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Bukan dengan was-was setiap saat, namun dengan memanage ekspektasi. Lower expectation dalam pernikahan biasanya malah lebih bisa menyelamatkan hati dan pikiran dibanding hight expectation yang akan memunculkan rasa kecewa.

Menikah tidak menjamin hidupmu lebih bahagia, tapi saya bisa pastikan menikah akan menempa kamu jadi orang yang lebih dewasa dan kamu bakal menemukan banyak hal yang sebelumnya kamu tidak mengerti. Akan banyak pelajaran hidup yang kamu dapat saat menikah. Percaya ngga percaya, pernikahan, mau ngga mau pasti akan mendewasakan seseorang.*gw sok iye banget ngomong gini di usia pernikahan masih bau kencur*

Namun jika, kamu merasa kamu tidak ingin menikah, Go a head, ga ada yang bisa memaksa kamu untuk menikah, even orangtua sendiri. Karena sekali lagi kebahagianmu dan kesedihanmu bukan tanggung jawab orang lain dan ngga ada orang lain juga yang mau tanggung jawab.

Karena menikah  bukan pilihan hidup, maka teruslah melangkah, carilah apa yang masih kamu cari.

( Baca : Karena Menikah Bukan Tujuan Hidup )

Karena menikah bukanlah prestasi, maka teruslah mengukir prestasi-prestasi lain selain prestasi mencari jodoh.

Karena status menikah bukanlah sebuah piala yang harus dipajang di status fesbukmu, maka ngga perlu kesusu dikejar usia. Jangan turunkan kriteriamu demi sebuah kata "Married with"

Karena menikah juga bukanlah pintu darurat, maka ngga perlu membukanya untuk lari dari apapun.

Karena menikah bukanlah tujuan hidup, melainkan salah satu tools mencapai tujuan hidup.

Namun jika kamu merasa kamu tidak memerlukan tools itu untuk mencapai tujuan hidupmu, ya ra popo. lakukan hal-hal lain yang membuatmu bahagia.

Tidak ada yang salah dengan status single. Kalau kamu memilih untuk menunda pernikahan atau bahkan memutuskan tidak menikah karena suatu alasan kuat, keep on fighting.

Namun berjanjilah untuk menikmati waktu singlemu dengan sebaik-baiknya dan menjalani hidup dengan bahagia. Karena menjadi single kamu bisa melakukan banyak hal lebih baik dari orang yang menikah, TRUST ME, walau dikata orang, menikah menambah energy, namun yakin saat single itu adalah sebaik-baik energy untuk memaksimalkan potensi diri. Kamu bisa menaklukkan dunia kalau kamu mau.

So, what i recommend you : single or married?

Biar postingan ini tetap menjawab pertanyaannya, saya jawab secara cepat saja ya.

Saya rekomendasikan kamu menikah :

Jika dan hanya jika, kamu sudah memastikan bahwa calonmu itu adalah orang yang memiliki persamaan pandangan hidup yang prinsipil. Kalau kalian beda hal remeh, itu bisa dikompromikan, kalau berbeda untuk satu pandangan besar, tinggalkan, cari yang lain.

Saya rekomendasikan kamu single :

Jika kamu ingin menikah hanya untuk memuaskan lingkungan, keluarga, atau hanya untuk status padahal kamu belum menemukan orang yang benar-benar sepaham dengan kamu. ya udah single aja dulu sampai kamu ketemu the one tersebut.

You choose.

Standar Ganda Bangsa Kita

Friday, August 4, 2017


Lagi rame soal bu Elly Risman dan grup musik asal Korea SNSD.

Hal pertama yang terlintas di pikiran saya saat membaca pro kontra soal pelabelan kata Pel***r kepada SNSD adalah soal standar ganda.

Kenapa saya bilang demikian?

Ya karena memang pelabelan itu adalah sebuah sterotype yang kalau ngga bener ya pasti bikin tersinggung.

Kayak gini nih, orang kerja di bank selalu diidentikkan dengan banyak duit, wajah cantik, body cihuy, dan pinter ngitung duit, padahal yang ngga semua kayak gitu.

( Baca : Sterotype Banker )

Banyak kok banker yang bokek.



Jokower diidentikkan dengan kaum liberal, padahal yang ngga liberal pun ya banyak (arti liberalnya apa dulu ya?)

Pendukung Prabowo diidentikkan sebagai muslim yang taat , intoleransi dan fansnya jonru, padahal yang non muslim ya juga banyak, yang ngga suka om Jon ya ada juga.

Pemakai cadar diidentikkan dengan teroris, bah apa pula ini, ngga ada hubungannya.

Nah ya sama dengan soal SNSD ini.

Masa gara-gara pakai rok mini dan seksi-seksi lalu langsung dituduh semena-mena dengan simbol s3x dan pel4cIIr4n. Berarti JKT 48 juta dong, Cherrybelle juga dong. #kemudianfansnyangamuk

Jelaslah ini namanya gegabah dan memancing di air keruh.

Tapi yang lebih ndableg itu yang serta merta komen pokoke bu Elly dari dulu salah, ngga pantes jadi panutan lalalalala. Hwalaaa, padahal ya simpel ya, yang salah bilang salah, bagian yang bener ya jangan disalah-salahin.
Nah biar tidak ada dusta diantara kita, coba yuk kita pilah statement si ibu biar keliatan nih mana yang harus dibilang salah mana yang harus dibilang bener.


1. Pemerintah Mengundang SNSD untuk acara HUT RI

Ini ngga bener ya gengs. Karena nyatanya adalah mereka diundang untuk acara countdown Asian Games.




Ini plis jangan disanggah, jangan dibilang " Yaelah apa bedanya, toh sama-sama ngundang girl band itu"

Ya ngga sama.

Kalau diundangnya untuk acara Asian Games, ya karena sifatnya internasional, anggap aja kayak tampilan hiburan dimana ntar peserta Asian games banyak yang dari negara tetangga.  Yang mau dijamu itu beberapa negara, kita aja seneng toh ya kalau bertandang ke rumah orang disuguhin makanan yang kita sukai misalnya. Dan SNSD dianggap sebagai grup musik yang disukai di semua negara.

Kalau diundangnya untuk acara HUT RI, bisa jadi bener protesnya. Protesnya lebih ke "Ngapain ngundang band luar untuk ultah negara, kan mending nampilin tari Jaipong misalnya, atau Grup anak yang menangin lomba di mana itu yang nyanyi Yamko Rambe Yamko. 

Beda kan ya?

Jadi dalam hal ini si ibu udah salah tuduh.


2. Pelabelan Negatif

Mengatakan sebuah band sebagai simbol pel4cU12an dan s3x (ini demi ga terindex google ) itu tuduhan sangat serius dan gegabah tentu saja. Apalagi dikeluarkan oleh sosok yang dikenal sebagai ahli parenting.

Nah di bagian ini saya agak bingung.

Di satu sisi, dunia parenting sekarang selalu menggembor-gemborkan bahwa yang namanya anak berprestasi ngga melulu yang nilai akademiknya bagus. Ortu jangan berpatokan pada sekolah lalalalala, ortu harus tau bahwa sukses itu ngga hanya jadi pegawai negeri tapi banyak jalur lain yang bisa ditempuh anak sesuai minat bakatnya, ya musik, ya melukis, ya jadi youtuber, ya penulis, ya ya ya ya .


Lha, namun di sisi lain, menganggap anak-anak muda kayak SNSD ini sebagai sosok yang menjijikkan, nol prestasi dan merusak moral anak bangsa. 

Ayo tutup ajang pencarian bakat yang ujung-ujungnya jadi penghibur. #iniserius.

Kan bikin gemez ngga sih.


3. Mencomot Sumber berita dari portal berita yang ngga kredibel

Disini yang bikin miris sih, kalau orang teredukasi kayak bu Elly aja asal comot berita, gimana kita berharap sama yang jelas-jelas ngga peduli dengan kesahihan sebuah berita. 

Jadi jangan sok-sok heran kalau berita hoax masih banyak yang share.




Namun, bu Elly juga ngga salah-salah banget. Doi bener dalam beberapa hal.

1. Menghawatirkan moral anak bangsa

Dalam hal ini, Bu Elly itu ngga bisa kita salahkan kalau khawatir terhadap moral anak-anak sekarang, ya karena kita ngga bisa menutup mata sekarang ini usia anak-anak aja udah terpapar pornografi dan seks bebas.

Sebagai orangtua apalagi yang concern dengan dunia anak tentu ini hal yang patut dirisaukan. Makanya kemungkinan muncullah twit ibu tersebut.


2. Beliau Merasa Bertanggung Jawab Mengingatkan Pemerintah

Ini kaitannya dengan peran beliau selama ini sebagai pakar parenting. Tentu reaksi dari ahli parenting terhadap penolakan SNSD lebih menggaung dibanding yang protes Ariel Noah misalnya.

Maka, mencaci maki bu Elly dan meragukan ilmu beliau selama ini ya sami mawon, sama gedeknya dengan yang menganggap kalau wajar saja si ibu memberi pelabelan negatif terhadap grup band ciwi-ciwi singset itu.

Saya juga gemez sih lihat komen-komen anak-anak yang nauzubillah ya luar biasyak kasarnya.  Ni kalau anak saya udah saya jewerin satu-satu.


Nah kembali ke standar ganda yang saya sebut di atas.

Memang tingkat kenakalan anak remaja kita sekarang begitu mengkhawatirkan. Pornografi bisa diakses dengan mudahnya.

But, apa iya, cikal bakal pornografi itu dari rok mini?, coba cari data akurat soal pengaruh rok mini dengan tingkat pemerkosaan di suatu negara. 

Jangan-jangan karena kita yang ngga memberi sex education sejak dini kepada anak?. Jangan-jangan karena kita selalu merasa sungkan ngomongin sex ke anak?.


Coba dipikirkan lagi statement ini.

Kenapa?

Karena seperti yang saya bilang, jangan standar ganda.

Jangan ntar pas ada statement bahwa rohis adalah pintu masuk teroris, kita langsung ngamuk.


Kenapa?

Karena memang ngga bener. Ngga mutlak kebenarannya. Sama dengan yang dengan gegabah bilang grup musik ini cikal bakal pornografi, duh.

Makanya saya bilang, membela boleh-boleh saja tapi jangan grasa grusu.

Sayang boleh sayang tapi jangan berle. Berlebihan maksudnya xixix.

Sama juga benci jangan benci banget, karena bisa bikin ngga objektif.

Nah, trus dikait-kaitkan deh , dengan tuduhan upaya pencemaran nama baik, pembunuhan karakter lalalala.

Terkadang ya kita ini gitu. Suka bias kalau udah nyerempet hal-hal yang sensitif kayak gini.

Suka menggiring opini bahwa saat seseorang salah di satu hal maka ia akan salah dalam semua hal. 

Doooooh, padahal yo opo rek, emangnya ada manusia sempurna apa?

Memangnya ada manusia yang bener terus, atau apa ada manusia yang salah terus?

Adaaaaaaa.

Ada lho.

Yang benar terus namanya Jo**u
Yang salah terus namanya Jo**wi



Xixixixi, guyonan garing abad ini.

Begitulah kita, manusia tempatnya salah dan lupa.

Makanya sebaiknya , sebaiknya ya, apalah daku ini yang masih suka nyerempet kalo ngomong di sosmed. Sebaiknya jangan langsung reaktif saat ada isu tertentu. Dan biasakan meletakkan sesuatu itu ya pada tempatnya.

Yang benar dibilang benar, yang salah ya dibilang salah.

Karena yang bertanggung jawab terhadap moral dan perilaku anak-anak kita bukan bu Elly, bukan SNSD tapi ya kita ini orangtuanya. Kalau memilah mana yang benar mana yang salah aja kita ngga bisa gimana kita mau kasih arahan ke anak kita.

Kalau mengatakan mana yang salah mana yang bener aja kita ngga sanggup, ya gimana kita bisa mengajarkan keadilan dalam berfikir kepada anak kita.

So, mungkin sebagai orangtua yang giat menggunakan sosmed, kita perlu mengajari diri sendiri dulu nih untuk melakukan hal-hal sebagi berikut :

1. Tidak Reaktif

*Ngomong sama cermin

Iyes, tidak reaktif terhadap isu-isu terkini. Kalau ada berita baru yang seru banget nih, apalagi terkait dengan sosok yang ngga kita sukai, diemin dulu. Baca dulu, amati, pelajari, jangan buru-buru bikin status. Tahaaaaan... tahaaan. Ingat gimana latihan pernafasan saat mau melahirkan dulu?, yak lakukan seperti itu. Niscaya kita akan terhindar dari godaan share judul provokatif.

( Baca : Things I hate About Me )

2. Cari Tau Sumber Yang Jelas

Nah kalau ngga tahan juga nih mau bikin status, mau komen, mau nyinyir, mau protes, apalah, ingat untuk selalu mencari sumber berita yang kredibel .

Sumber berita kredibel ini bisa jadi pro kontra juga tergantung ada di kubu mana xixixi. Namun minimal cari beberapa sumber berita deh sebelum ngasih statement. 

Misal kayak kasus SNSD ini. Beritanya ada di Tempo, CNN, Kompas. Nah bagi sebagian orang mungkin menganggap berita dari portal ini ngga bisa dipercaya, no problema, cari sumber beritanya lagi. Dalam hal ini, ya cari ke situsnya SNSD. 

Ini berlaku juga, untuk berita-berita lain. Misal soal garam, kalau ngga percaya dengan portal berita mainstream ya cari ke website yang bersangkutan. Ke website kementrian kelautan misalnya, atau ke website kementrian perdagangan. 

Soal beras juga gitu. Pastikan kita tau dulu apa yang mau kita komenin. Jangan blunder.

Sukur-sukur lagi nyari-nyari eh dapat pengetahuan baru yang selama ini kita ngga dong.


3. Hati-Hati Menulis Status

Ini juga masih peer banget bagi saya yang suka gatelan pengen komenin sesuatu atau bikin status kalau ada yang lagi hot.

Hati-hati ya gengs nulis status. Karena, isi statusmu itu menggambarkan seberapa luas atau seberapa cetek isi otakmu. Seberapa lugu cara berfikirmu dan seberapa banyak yang kamu ketahui.

Ngga peduli?

Hohohoho yakin?

Yakin ngga peduli sama penilaian brand?
Yakin ngga peduli sama penilaian teman kerja?
Yakin ngga peduli sama penilaian mertua, tetangga, aa, teteh, kakak?

Ya kalau ngga peduli, go ahead, sukak sukakmulah.

Ya emang kita hidup mah ngga tergantung penilaian orang yah, bisa cepet ubanan kalau semua-semua mikirin orang. Tapi coba dipikir, apa ngga rugi gara-gara ngga cari tau dulu trus keliatan begonya, trus batal deh direkrut perusahaan anu, trus batal deh dijadiin menantu, batal deh jadi blogger ambasador susu cap duren . Hayooo.

Plis plis ingetin saya yah kalau nulis status kebablasan, Ini juga reminder banget nih sama diri sendiri.

Wah udah panjang aja nih tulisan. daripada makin kemana-mana, kita sudahi sajalah tulisan ini.

Point saya banyak banget nih di postingan kali ini

→ Jangan suka standar ganda dalam melihat masalah apapun
→ Tempatkan segala sesuatu sesuai porsinya. Benar ya bilang benar, salah ya bilang salah
→ Bijak-bijak menggunakan sosmed (note to myself)
→ Kalau benci jangan sampe dendam kesumat ah, kayak nyi pelet lho. Kalau cinta juga jangan membabi buta
→ Rajin menabung dan taat bayar angsuran yes.










Mitos Dan Fakta Seputar Kolesterol

Wednesday, August 2, 2017

[SP] Cara Enak Turunkan Kolesterol



Siapa disini yang curiga kalau kadar kolesterolnya tinggi?

Ayo ngacung.


Mungkin bagi para penggemar segala makanan yang diduga mengandung kolesterol tinggi seperti aneka seafood, makanan tinggi kalori, kolesterol jadi hal yang menakutkan yah. Karena memang kalau kolesterol kita tinggi bisa mengakibatkan kepala pusing lho, katanya nih lho katanya.


Sebagai pencinta dan penggemar duren akut, kemarin saya sempet juga tuh was-was dengan kolesterol saya. Soalnya setiap makan duren kadang-kadang saya suka pusing-pusing. Kata teman-teman, kemungkinan kolesterol saya tinggi.


Nah ini yang bikin saya parnoan sekaligus ga percaya.


Masa sih orang seusia saya bisa kena kolesterol?

Masa sih saya yang makannya juga ngga macem-macem amat bisa kena kolesterol

Dan masa iya di usia saya yang masih 30-an bisa kolesterolnya tinggi.


Makanya saya pengen cek dan pengen cari tau banget berapa kadar kolesterol saya.

Jadi kemarin, hari Minggu tanggal 30 Juli 2017, di Hotel Santika Medan ada acara Gerakan Jantung Sehat bertajuk Indonesia Tangkal Kolesterol 2017 yang diadain oleh Nutrive Benecol dan Kalbe Nutritionals. Pagi-pagi udah datang kesitu demi tahu seluk beluk kolesterol yang ingin saya kepoin.


Acaranya macem-macem, ada seminar tentang penyakit jantung koroner yang disampaikan oleh dr. Lily S Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI.

Ada penjelasan soal kolesterol oleh Dr. Vito A. Damay, Sp.JP, M.Kes, FIHA, FICA-spesialis jantung dan pembuluh darah, Siloam Hospitals Lippo Karawaci

Dr Lily, Dr Vito, Dojter dari Klik Doter, dan Direktur Sumbagut Kalbe Nutritionals


Selain seminar tentang penyakit jantung koroner dan kolestrol, disana juga ada berbagai macam booth seru yang bisa didatangi pengunjung. Masing-masing booth berhubungan banget sama pencegahan penyakit jantung dan kolesterol.

Ada booth cooking class, disitu kita diajarin sama chefnya gimana cara masak bahan makanan yang rendah kolesterol termasuk menu-menu yang bisa disantap. 

Cooking Class


Kemudian ada booth untuk ngecek kolesterol dan jantung koroner. Disitu kita bisa cek nih kadar kolesterol kita termasuk mengecek resiko kita terkena jantung koroner dalam 10 tahun ke depan.


Kemudian ada juga sesi senam B-Fit yang bisa banget dilakukan hanya di kursi kantor untuk mencegah berbagai penyakit. 

Senam B Fit


Hwaaa pokoke serulah acaranya. Ngga sia-sia datang mendengarkan dan mengikuti semua rangkaian acaranya.

Biar yang di rumah juga tau nih ilmu yang saya dapat disana, makanya saya jembreng deh disini :



Tentang Penyakit Jantung Koroner


FYI ya, menurut data dari Survey Sample Registration System (SRS) tahun 2014 lalu, diketahui bahwa di Indonesia penyebab kematian tertinggi adalah akibat penyakit jantung. Disebutkan bahwa sekitar 12,9% kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah.

Penyebabnya?


Kalian pasti kaget mendengarnya. Ternyata penyebab utamanya adalah karena gaya hidup modern yang mager alias malas gerak alias minim aktivitas fisik.

Coba lihat lingkungan sekitar kita, saya ambil contoh diri sendiri aja sih, di jaman serba digital gini apa-apa bisa dilakukan tanpa mengangkat bokong dari kursi lho.

Mau pesen makanan tinggal buka aplikasi gojek, pesen pakai goo food, ujug-ujug makanan sampai di tangan. Makan sambil nonton tivi, abis makan, yang nyuci piring mba di rumah. Abis makan mau pergi ngantor atau apa, tinggal naik mobil, nyampe kantor duduk maning di depan komputer. Butuh sesuatu tinggal angkat telpon. Mau belanja kebutuhan anak buka instagram trus pesen ke toko online. Kerjaan beres nyampe rumah tinggal bobo. Ulang lagi loopnya. 

Jangan Mager kelen Woy


Waduh beneran yah minim banget aktivitas fisiknya. Dan saya pikir ga cuma saya sih, kebanyakan dari kita kurang lebih pasti seperti itu.

Makanya ga usah kaget yah kalo sekarang banyak denger berita si anu tiba-tiba meninggal karena sakit jantung misalnya. Ya iya, karena memang lifestyle kita saat ini sudah tidak sehat dan menjadi penyebabnya.


Oke, sekarang kita ngomongin tentang kolesterol 

Tentang Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kuning yang bentuknya seperti lilin.

Kolesterol itu ada dua jenis, yang bersumber dari tubuh manusia sendiri yaitu yang dihasilkan oleh organ hati, dan yang berasal dari luar tubuh manusia yaitu bersumber dari makanan.

Kolesterol yang dihasilkan oleh hati sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kolesterol di tubuh kita, makanya kita ngga butuh tambahan kolesterol dari luar.

Kelebihan kolesterol di dalam tubuh bisa menyebabkan sakit jantung dan kematian.

Apa saja penyebab kelebihan kolesterol?

Setidaknya ada 3 hal yang bisa menyebabkan seseorang kelebihan kolesterol, yaitu :

- Makanan tinggi kolesterol
- Pola hidup malas gerak
- Stress


Apa Hubungan Penyakit Jantung dengan Kolesterol? 

Nah, kemudian muncul pertanyaan nih, apa ya hubungan sakit jantung dengan kolesterol. Kenapa kok acaranya tentang penyakit jantung koroner tapi kok ada cek kolesterol segala.

Awalnya saya juga sempet mikir begitu. Ini acara sebenernya tentang sakit jantung atau tentang kolesterol sih?

Ternyata memang sangat berhubungan erat gengs.

Jadi begini, seperti disebutkan di atas, kolesterol itu kan adalah senyawa lipid atau lemak yang berbentuk gumpalan-gumpalan. Saya membayangkannya dia itu seperti bulir-bulir atau flek-flek di dalam darah. Nah jika bulir-bulir ini semakin banyak di dalam darah, maka pembuluh darah kita yang berbentuk pipa kapiler itu lama kelamaan akan penuh, menyempit. Kalau pembuluh darahnya jadi sempit, maka aliran darah menjadi tidak lancar terutama aliran darah menuju dan dari jantung. Padahal jantung itu kerjaannya ya memompa darah ke seluruh tubuh. Kalau alirannya sempit, mampet, akhirnya jantung akan kesulitan memompa darah, akibatnya sesak, trus lama-kelamaan pembuluh darah bisa pecah, dan menyebabkan kematian.

Hii ngeri kan.

Makanya kadar kolesterol itu berkaitan banget dengan penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah.

Tanya-tanya sama dokternya


Mitos dan fakta Seputar Kolesterol



Selanjutnya saya mau share nih apa aja mitos dan fakta tentang kolesterol yang bikin kita salah kaprah.

Mitos : Kolestrol itu berbahaya bagi tubuh , tidak ada manfaatnya sama sekali.

Fakta :


Pendapat itu ngga bener gengs. Kolesterol itu punya manfaat untuk tubuh. Kolesterol itu bermanfaat untuk pembentukan hormon kayak hormon untuk memproduksi ASI, meningkatkan metabolisme tubuh. Kolesterol ga semuanya jahat ada juga yang baik namanya HDL, malah sangat bagus untuk pembentukan sel otak anak. Biasanya ini ada di makanan kayak udang, atau makanan berprotein tinggi. Jadi ngga semua kolesterol itu berbahaya ya gengs.

Mitos : Durian Bisa meningkatkan kolesterol

Fakta :


Jadi sumber makanan yang mengandung kolesterol itu HANYA sumber makanan hewani. Kayak udang, lobster, kerang, telur ikan, telur ayam, otak sapi. Jadi bukan bersumber dari tumbuhan ya. Tapi benar kalau kebanyakan makan durian juga ngga bagus untuk kesehatan, karena durian itu kalorinya tinggi, makanya harus diimbangi dengan pembentukan energy melalui gerak, kalo ngga ntar kalorinya diubah jadi lemak.



Mitos : Kolesterol hanya menyerang orang yang kelebihan BB, yang sudah usia lanjut, dan kebanyakan laki-laki

Fakta :


Tetot, salah besar. Kolesterol itu ngga ada hubungannya sama jenis kelamin, usia atau BB. Semua orang bisa terkena kelebihan kolesterol jika pola hidup dan pola makannya ngga dijaga. Ngga bener juga kalau orang kurus maka ngga akan kelebihan kolesterol. Karena kolesterol itu bukan lemak tubuh melainkan lemak darah, jadi ya orang kurus juga bisa kelebihan kolesterol sepanjang asupan makanannya banyak konsumsi yang sarat kolesterol tinggi dan kemudian banyak stress, malas gerak. Paket kombo.



Mitos : Kita Harus Menghindari Makanan yang mengandung kolesterol

Fakta :


Ngga begitu sob. Yang namanya sumber makanan, apalagi dari hewani, dia itu mengandung banyak gizi dan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Misal nih udang, memang mengandung kolesterol tapi juga mengandung protein tinggi yang bagus untuk tubuh. Makanya bukan dihindari tapi dibatasi , jangan terlalu banyak. Imbangi dengan jenis makanan lain seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Mitos : Kolestrol bikin kita pusing-pusing, ngga enak badan.

Fakta :


Yup benar, jika tubuh sudah kelebihan kolesterol, maka tubuh akan memberi alaram, berupa pusing, pegal, nyeri punggung, tangan kesemutan, kram kaki. Jadi ngga sebatas pusing-pusing doang. Jika kita punya gejala-gejala seperti itu, ga ada salahnya cek kadar kolesterol kita biar segera tahu dan bisa menghindari factor pemicunya.



Mitos : Kolesterol meningkat hanya karena makanan

Fakta :


Seperti disebut di atas, bahwa kolesterol berlebih disebabkan oleh faktor makanan, pola hidup malas gerak, dan stree. Nah yang jarang banget diketahui orang bahwa kolesterol itu bisa banget meningkat karena stress.

Jadi saat kita stress tubuh akan menghasilkan hormone yang bernama kortisol. Hormon kortisol ini merangsang tubuh mengeluarkan gula darah berlebih, nah gula darah ini harusnya dbentuk jadi energy. Namun jika ga diubah jadi energy dia akan membentuk jadi lemak darah, akhirnya numpuk di darah, jadi kolesterol, ujung-ujungnya bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, dst dst.



So guys, jangan remehkan kolesterol berlebih ya, dan jangan remehkan alarm tubuh kita. Karena kalau tidak segera diatasi bisa berbahaya bagi kesehatan kita.

Bagaimana cara menurunkan Kolesterol?

Trus gimana dong caranya agar kolesterol kita bisa tetap normal?

Untuk itu , kita bisa lakukan 5 hal yang disingkat dengan TANGKAL

Teratur Periksa Kolestrol.

Batas normal kolestrol itu ada di angka 200. Beware kalo udah di atas itu

Awasi asupan Makanan dan Pola makan

Batasi konsumsi sumber makanan yang tinggi kolesterol. Banyak makan sayur dan buah

Nikmati hidup tanpa rokok dan alcohol

Karena rokok dan alcohol adalah kenikmatan semu belaka, halah. Yok nikmati hidup dengan cara lain, main gundu misalny J

Giat Berolahraga

Waktu untuk berolahraga itu disediain bukan disisain. Lakukan olahraga rutin setiap harinya. Mending sebentar tapi rutin daripada digeber berjam-jam tapi cuma seminggu sekali. Lakukan Senam B-Fit untuk orang-orang mager, soalnya cuma di kursi aja udah bisa kok. Carilah di Youtube jangan malas kau.

Kendalikan BB dan hindari stress

Inga-inga ya stress bisa memicu kolesterol. Makanya jangan pendam-pendam emosi.

Kalau sedih --> Nangis

Kalau Marah -> Bicara

Kalau kangen --> Telfonlah

Ngga punya duit --> Kerja

T___T

Awasi Tekanan Darah

Tekanan darah hubungannya dengan pembuluh darah nih. Kalau udah mulai tinggi coba langsung cek ke dokter.

Lengkapi dengan Nutrive Benecol

Naini yang mau saya kasih tau ke kalian semua.



Tentang Nutrive Benecol 


Jadi yah, ada lho sekarang nutrisi yang bisa kita konsumsi untuk menurunkan kolesterol dalam darah, namanya Nutrive Benecol.

Nutrive benecol ini diproduksi oleh Kalbe Nutritions. Kalau kalbe udah kenal banget kan yah sebagai perusahaan penyedia nutrisi terbaik untuk bangsa.

Nah Nutrive Benecol ini bentuknya ada susu dan ada oats yang bisa kita konsumsi setiap hari.

Di dalamnya mengandung Plant Stanol Ester (PSE) yang berdasar hasil uji klinis dapat menurunkan kolesterol 7-10% setelah rutin konsumsi dalam 2-3 minggu .

Selain untuk menurunkan kolesterol, Nutrive Benecol ini juga bisa menghindarkan kita dari penyakit jantung koroner, ya kayak yang saya sebut di atas hubungannya.

Jangan bayangkan ini kayak obat ya, karena di memang bukan seperti obat samsek. Untuk oatsnya itu ada dua rasa, yaitu vanilla dan coklat, rasanya endess, saya nyobain dan suka banget sama rasanya. Manis tapi ngga enek, dan ada butiran-butiran kayak cereal gitu. Konsumsi pas sarapan, jadi bisa sekalian ngurangi porsi sarapan juga nih.

Pokoke sayangi deh diri sendiri. Ubah lifestyle ga sehat sedini mungkin, jangan mager, konsumsi Nutrive Benecol, karena kesehatan jantungmu itu nduk mempengaruhi kesehatan keluarga semua lho. Karena Jantungmujantungkeluargamu.

Oya, kemarin saya ikutan cek kolesterol di boothnya, dan Alhamdulillah ya hasilnya ternyata kolesterol saya masih aman, di angka 188. Yeaaay. 

Cek Kolesterol

Kalian jangan lupa cek kolesterol juga ya, apalagi yang udah punya tanda-tanda dan gejala yang seperti saya tulis di atas, karena acara Gerakan Jantung Sehat Nutrive Benecol dengan tajuk Indonesia Tangkal Kolesterol ini akan hadir juga di beberapa kota besar di Indonesia. Catet nih tanggalnya.

Surabaya: 6 Agustus, Makasar 27 Agustus, Bandung 23 September dan Jakarta 08 Oktober. Info lengkap cek di @nutrivebenecol_id

Jadi … setelah baca ulasan saya di atas nih, kira-kira kolesterol kalian berlebih ngga nih?





















Pillow Talk : Buka Usaha Baru

Monday, July 31, 2017
Udah seabad ngga ada nulis Pillow Talk.

Pillow Talk itu tulisan penting ngga penting bersama masteg.

Kali ini tentang mau buka usaha.



Saya dan Mas Teguh sebenernya sudah lama banget ngomongin pengen buka usaha, karena jujur aja kami berdua memang tidak punya cita-cita kerja sampai pensiun. Cita-cita kami itu, kerja maksimal 10 tahun lagi, udah gitu pensiun ke Kutaorajo dan menikmati masa sebelum tua disana.

Kedengerannya indah banget ya. Duduk berdua di depan rumah Joglonya masteg sambil ngeliatin ayam-ayam wara wiri disana, wahahahaha.

Tapi.... ternyata juga, kami ini adalah orang yang banyak mimpi sampai lupa bangun, xixixi. dari kapan tau pengen punya usaha, tapi ya ngga jalan-jalan juga, terlalu banyak pertimbangan. Yang takut rugilah, yang ngga ada yang jalaninlah, sampe ya modalnya ngga cukup, huuuuuu.

( Baca : Pengen Resign aja )

Hingga akhirnya beberapa waktu lalu sempet jugalah saya memberanikan diri buka usaha jual batik bersama sohib saya Deby. Kebetulan Deby saat itu dinasnya di Pekalongan, jadi kloplah. Doi mensuply batik dai Pekalongan, saya jual di Medan. Batiknya ngga mahal-mahal yang biasa buat kerja doang. Saya juga jualannya ya di kantor, sekalian buka online juga di IG.

Lumayan sih hasilnya, sempet 3 kali order balik. Tapi kemudian kepotong lebaran, libur, lalalalalala akhirnya mandek, berhenti. Saya serahin barangnya ke temen saya di kota lain, dia yang jualin.

Ini sempet banget diledekin masteg , " Bunda.... mana nih hasil jualan batiknya, untung apa rugi"

Minta disambit banget deh beliau.

Nah, semingguan ini kembali wacana mau buka usaha kami obrolin. Triggernya gegara saya galau pengen berhenti kerja kemarin. Biasa, tiap abis lebaran pasti drama resign kembali melanda. Begitulah kalau punya istri yang kadar realistis dan kadar kebaperannya hampir sama, suka bingung sendiri maunya apa.

( Baca : Tim Realistis )

" Dek, kita harus buka usaha, pokoknya harus, biar ade kalau mau resign ngga stress di rumah. Mana bisa adek diem di rumah ngga kerja samsek"

" Usahanya apa mas"

" Ntar mas pikirin dulu"

krik krik krik

Jawabannya gitu doang.

Sampe beberapa hari lalu tiap ditanya " Jadi ngga buka usahanya?"

" Jadilah"

" Apa mas"

" Apa yaaaa????"

T_______________T

Hingga akhirnya kemarin saya kasih blio pencerahan

" Mas, mas ade tau mas itu usahanya apa kalau mau pensiun"

" Apa?"

" Jadi youtuber"
Jawab saya mantap

" Haaah, trus mas ngapain?"

" Ya mas memvideokan segalanyalah. Bikin video unboxing mainan Tara, pokoke Tara sama Divya kalau beli mainan mas harus videoin. Makanya mas perlu beli kamera yang bagusan dan belajar video editing dari sekarang"

Kayaknya doi mulai tertarik.

" Trus mainannya mana, siapa yang mau nawarin mas mainan baru buat direview"

Pembicaraan berakhir, saya melengos, males ngelanjutin , cih, doi pikir selama ini saya ngereview produk di blog or instagram itu jatuh dari langit sekonyong-konyong kali ya. Malesin. I'm done


Sumpah ini ngga penting banget tulisannya. But i just have a little time to writing but i need to share something. halah.

Chester

Monday, July 24, 2017


Denger Chester Bennington meninggal bunuh diri itu rasanya kayak ditinggal mantan kawin dengan sohib sendiri, nyesek.

Saya jarang banget mengidolakan artis. Jarang level kayaknya ngga ada deh dari dulu artis yang bener-bener saya kagumi. Kalaupun suka musiknya tapi saya ngga aware sama personilnya.

Makanya pas denger Chester meninggal apalagi kabarnya bundir gitu rasanya sedih banget. Sedih sampe dibikin status. Sedih sampe langsung dengerin lagu-lagu Linkin Park seharian.

Soalnya memang Linkin Park dan Chester itu punya nostalgia tersendiri bagi saya.

Saya kenal LP pertama kali pas jaman kuliah, semester 3 atau 4 kalo ngga salah, saat mereka mengeluarkan album Hybird Theory.

Dikenalin sama mba Upi, temen sekosan yang gandrung banget sama LP.

Sebelum Linkin Park , hanya ada segelintir grup musik yang mampu membuat saya membeli kasetnya. Iya jaman dulu masih pake kaset, dengerin pake tape atau walkman yang baterenya boros banget bikin kantong bolong. Saya tuh cuma punya kaset Gun and Roses, Radio Head, Brian Adams, Slank, Dewa 19, Superman Is Dead, Bring It On, dan Linkin Park. Iya cuma itu kaset yang saya punya, karena memang cuma itu musik yang saya suka. So random.

Semua grup musik itu saya punya kasetnya karena dikasih mantan pacar sebagai hadiah. Satu-satunya yang saya beli pakai duit sendiri tuh cuma LP dan Superman Is Dead. Jadi bisa dibayangin kan seistimewa apa LP di hati saya.

Saya suka musiknya, saya suka melodinya, saya suka cara mereka bermain, manggung, dan bahkan saya suka banget lihat Chester teriak-teriak saat nyanyi.

Satu-satunya grup musik yang bisa membuat saya muterin Simpang Lima Semarang hanya buat nyari posternya.

Harus poster Chester.

Harus Poster Chester yang lagi manggung sendiri dengan kualitas foto yang bagus, komposisi gambar yang ngga terlalu rame, ada tulisan Linkin Park jelas, tanpa personil lain.

Sungguh detail.

Setelah seharian ngider-ngider di Simpang Lima akhirnya ketemu juga poster yang saya inginkan. Langsung tempel di dinding kamar kos, dengan space yang memang sudah disediain, menghadap tempat tidur, dan terlihat begitu masuk kamar #sikap.

Kenapa Chester?

Karena dia beda.

Astagaaa beneran deh dulu itu saya beneran jatuh cinta sama Chester, jatuh cinta seorang fans kepada idolanya.

Kenapa?

Karena di itu penyanyi grup musik rock (terserah deh aliran musiknya apa, bagi saya LP mah ngerock) yang punya tato tapi sayang anak.

Awalnya saya cuma suka denger lagu-lagu LP, tapi pas tau kalo ternyata Chester itu ternyata udah nikah dan punya 3 anak (saat itu) saya langsung yang WOW WOW gitu.

Gila penyanyi rock, masih muda, punya anak 3, kurang keren apa coba. Mana dia tuh sering banget terlihat bersama anak-anaknya, jadi kayak family man idaman gitu, laaf.

Alasan yang sangat cetek tapi bisa bikin saya begitu semangat saat denger lagu LP di radio. Seinget saya dulu Prambors mah yang paling sering muter lagu-lagu LP terutama di atas jam 10 malam ke atas.

Dengerin lagu LP itu ngga sama kayak dengerin GNR atau Metallica, Ngga sama dengan Limp Bizkit, apalagi Green Day. Beda pake banget.

Kalau GNR menurut saya yah, satu lagu itu kalau keras - keras banget sampe ngga asik untuk didenger. Kalau lembut-lembut banget sampe bikin termehek-mehek. Dari Satu album GNR paling yang bisa saya nikmati cuma November rain dan Don't You Cry. Yang lainnya blah, bikin pusing.

Di Metallica yang paling bisa didenger cuma Nothing Else Matter. Yang lain saya ngga ngerti dia ngomong apa.

Di Limp Bizkit apalagi, kayaknya isinya cuma ngomel-ngomel doang.

Green Day okelah , karena mirip Superman Is Dead, jadi saya masih suka.

Nah di LP, semua lagu tuh easy listening. Di satu lagu ada bagian tereak-tereaknya namun pasti ada part untuk mendayu-dayunya.

Kalau In the End atau My December mah udah karuan yah lembut. Tapi even, Paper Cut, Crawling, With You, by My Self, dan One Step Closer yang menghentak-hentak pun pasti ada suara lembut si Chester, jangan protes ya bagi saya suara Chester itu lembut.

Gimana cobaaa saya ngga suka, gimana ngga tergila-gila sama LP, sama Chester.

Saya masih inget banget, dulu jaman kuliah itu ada masa saya yang patah hati banget nget. Semester 4-an kalo ngga salah inget. Patah hati level, cengok di kos-an ngga tau mau ngapain. Patah hati level dengerin lagu Brian Adams yang She is the one di lab langsung nangis. Parahlah, karena itu kebetulan pacar terlama saya. Dan Chester CS bener-bener nemenin hari-hari di kos.

Dengerin My December sampe diputer berulang-ulang. Dengerin - nangis, dengerin - nangis, kebetulan lagu My December ini adanya di lagu terakhir, jadi gampang diputer ulang, abis puter lagi, gitu terus sampe tertidur. huhuhuhu penyelamat banget mah LP bagi masa-masa patah hati ini.

Selain LP, satu lagi ada Superman Is Dead yang Kuta Rock City. Ini juga sahabat mellow yellow jaman kuliahan.

Saya ngikutin LP cuma sampai Meteora doang, karena tahun 2004 akhir saya lulus kuliah dan selera musik udah berubah. Masih suka dengerin sesekali album-album berikutnya, namun dah ngga tergila-gila lagi.

Hingga kemarin tiba-tiba denger kabar Chester mailaf pergi, huhuhu sedih. Langsung diem sesaat. Langsung ubek-ubek lagu LP. Nginget-nginget kenangan saat dengerin lagu itu.

Apapun penyebab dia pergi, tetep bagi saya Chester punya kenangan sendiri di hati . Saya ngga mau bahas soal penyebab dia bundir atau berteori macam-macam, saya hanya sedih aja, sedih karena dia satu-satunya penyanyi yang bikin saya ngefans. Maaf yang punya blog lagi mellow. :((


Rest In Peace Chester, semoga tenang disana.









Sekolah Itu Ada Gunanya Ngga Sih ?

Wednesday, July 19, 2017

Masih nyambung nih dengan tulisan saya kemarin tentang hari pertama sekolah. Kali ini mau bahas soal penting ngga sih masukin anak ke sekolah dan penting ngga ilmu-ilmu yang kita pelajari di sekolah tersebut.

( Baca : Hari Pertama Sekolah dan Perjalanan Mencari Sekolah Idaman )

Alert: ini bakal panjang banget.


Kenapa sampai muncul pertanyaan ini. Saya ambil paragraph terakhir di tulisan saya sebelumnya yah. Karena saya banyak membaca pendapat orang-orang yang mulai meragukan fungsi sekolah.



Kemarin tulisannya udah kepanjangan jadi disambung dimari, xixixi.

Baca punya Gesi :


Ngga bisa kita pungkiri sih, system pendidikan yang disajikan sekolah-sekolah di negara kita ini belum memuaskan. Dimana parameter untuk menilai hasil belajar anak itu dipukul rata, yaitu nilai UN dan angka-angka di raport. Makanya ngga heran banyak orangtua yang mulai mencari alternative lain untuk pendidikan anaknya.

 Home schooling salah satunya. Demi terbebas dari system pendidikan yang pukul rata tadi.

Rata-rata pendapat orangtua yang saya baca nih, bisa saya simpulkan.


⇔ Sekolah hanya mengajarkan anak menghapal tanpa tahu esensi ilmunya


⇔ Capek-capek mempelajari ilmu eksak, fisika, kimia, math, malah ngga ada gunanya sama sekali di kehidupan, ngga terpakai di dunia nyata

⇔ Sekolah rawan bully, anak bukannya aman malah berbahaya di sekolah


⇔ Sekolah sekarang apa-apa duit mulu, biaya banyak, hasilnya ngga ada


⇔ Sekolah hanya menjadikan anak berorientasi ke hasil tanpa peduli proses


⇔ Sekolah tidak mendidik anak siap terjun di dunia nyata, tapi hanya berkutat di teori semata.


Dan sebagainya-sebagainya.

Hmm menarik banget yah .

Saya mau mengutip kalimat Einstein dulu nih “ Jangan menilai ikan dengan kemampuannya dalam memanjat” karena pastilah si ikan akan kelihatan bodoh.

Saya setuju banget. 

Ini masih berhubungan nih dengan 8 type kecerdasan anak. Bahwa setiap anak itu memiliki kecerdasan masing-masing. Ada yang cerdas dalam bermusik, seni, sains, olahraga, intrapersonal, kecerdasan linguistic, alam, dsb. Cari sendiri ya 8 jenis kecerdasan anak.

( Baca : Kenali Potensi Anak Sejak Dini )

Karena perbedaan kecerdasan inilah, makanya system pendidikan di sekolah konvensional itu ngga akan bisa berlaku adil dalam penilaiannya. Ya gimana, yang diuji di UN mah cuma mata pelajaran tertentu. Jadi kesannya untuk anak-anak yang sama sekali ngga tertarik di bidang eksakta, atau bidang bahasa, bisa-bisa nilainya bakal jeblok banget. 

Kembali ke kalimat Einstein tadi , kita ngga mungkin dong mengukur kemampuan anak yang kecerdasannya adalah bermusik dengan menguji matematika misalnya. Karena parameternya jelas berbeda.

Namun, apa ini jadi alasan kita nih mencibir system pendidikan sekolah di Indonesia? Apa langsung jadi bisa kita simpulkan bahwa percuma sekolah bertahun-tahun ngga ada faedahnya sama sekali, ngga ada gunanya semua pelajaran yang kita enyam dari SD sampai kuliahan tersebut?

Disclaimer: saya hanya membatasai dua hal di atas saja, ngga bahas melebar ke hal lain.

Seperti yang saya bilang di tulisan sebelumnya, ada puluhan juta anak sekolah yang harus dipikirkan pemerintah, dengan puluhan juta keinginan yang berbeda-beda pula. Tentu tidak semua keinginan ideal kita sebagai orangtua bisa terealisasi. Saat ini mungkin pendidikan-pendidikan formal tersebut dirasa paling bisa diaplikasikan untuk dana yang ada dan kapasitas sekolah serta guru-gurunya.

Trus gimana dong solusinya untuk anak-anak kita agar usianya ngga sia-sia dihabiskan di sekolah?

Sebenarnya alasan utama para orangtua tersebut berpendapat bahwa sistem pendidikan sekolah kita acakadut dan unfaedah karena kita ini kadang suka berpikir terlalu praktis.

Kita mikirnya ya kalau anakku maunya jadi pelukis ngapain belajar fisika?

Kalau anakku maunya jadi pengusaha real estate kenapa harus pusing dengan ilmu biologi.

Mikirnya pokoknya anak mah diarahkan aja di satu bidang khusus, biar ahli, ilmu yang lain ngga perlu karena seperti pengalaman kita selama ini, sekolah dan belajar lebih dari 5 mata pelajaran, toh malah ngga ada yang kepake.

hahahahahaha


Kurleb seperti itu.

Benarkah?

Bisa jadi benar.

Kayak Valentino Rossi tuh sejak kecil sudah diarahkan jadi pembalap, dilatih balapan dari cimut-cimut ya memang hasilnya jadi pembalap profesional.

Saya ada mengenal beberapa orang yang sudah tau apa yang menjadi minatnya dari kecil. Dia sudah tau dari kecil bahwa dia sukanya menulis misalnya,jadi sedari kecil ya bener-bener diarahin hanya membahas karya-karya sastra saja, diajarin memilih diksi yang bagus. Untuk anak-anak seperti ini tentu orangtua tidak akan mengalami kesulitan untuk mengarahkan minat dan bakat si anak.

Namun, ngga semua orangtua dan ngga semua anak bisa kelihatan bakatnya sejak dini. Banyak banget orang yang tahu apa yang paling disukainya setelah dewasa. Mungkin kamu salah satunya. Dan memang berdasarkan penelitian (saya pernah baca tapi kali ini ngga cantumin sumbernya , ntar kapan kapan saya cari lagi referensinya) bahwa manusia itu banyak yang ngga hanya punya kecerdasan sebiji doang, bisa juga dia punya kecerdasan multitalented, jadi mempelajari banyak hal ini sama sekali ngga ada ruginya.

( Baca : Menemukan passion )

Apalagi jenis-jenis sekolah yang terfokus seperti itu biayanya lumayan mahal yah. Saya nanya temen tuh untuk sekolah musik, biaya daftarnya aja bisa puluhan juta rupiah, belum alatnya, belum kalau mau konser, llalalala bisa-bisa satu tahun sekolah dana yang harus disediakan 300 jutaan sendiri.

Karena biaya mahal tersebutlah, kemungkinan yang bisa disediakan pemerintah ya sekolah-sekolah umum yang ada seperti saat ini.

Makanya menurut saya, bukan saatnya menyalahkan institusi bernama sekolah dalam kegagalan pendidikan di Indonesia, apalagi menganggap bahwa sekolah hanyalah institusi penghasil ijazah semata.

Sebenarnya saat ini sudah banyak pilihan sekolah untuk anak-anak kita. Saya ngomonginnya untuk jenjang TK sampai SD aja ya, karena saya belum nyari tau sampai jenjang SMA.

Bagi anak yang suka kegiatan outdoor ada sekolah alam yang bisa jadi pilihan.

Anak yang suka berkarya macem-macem, utak-atik ina inu, bisa masuk sekolah montessori.

Anak yang sukanya kegiatan mikir kayak nyusun balok, main lego, belajar di kelas, ya banyak sekolah seperti ini.

Untuk anak yang sukanya menghapal (iya ada kok anak yang suka menghapal) dan pengen jadi hafiz Qur'an misalnya ya ada juga sekolahnya.

Bahkan TK sekarang ada yang kurikulumnya internasional, alias pake dua sampai tiga bahasa gitu sebagai pengantarnya.

Itu belum termasuk kursus-kursus yang ada. Kayak kursus masak untuk anak, kursus menggambar, kumon, kegiatan outbond anak, dll.

Mungkin kendala utama ya dibiaya. Makanya pilihan sekolah-sekolah umum yang disediakan pemerintah menurut saya ya masih bisa menjembatani keinginan orangtua.

Caranya, ya dengan si orangtua turut kreatif menambahi apa yang tidak didapat di sekolah tadi.


Yang namanya anak-anak terkadang memang belum tau apa maunya, makanya sebagai orangtua kitalah yang mengarahkan dan memilihkan sekolah yang paling tepat untuk anak-anak kita sesuai bakatnya atau minimal sesuai karakternya.


Namun seperti yang saya bilang di atas, ngga semua orangtua bisa tau apa bakat anaknya sedari kecil. Dan ngga semua anak juga kelihatan apa yang menjadi minatnya sejak dini. Palingan kita hanya menebak berdasarkan kecenderungan yang kita lihat di anak.


Makanya peran sekolah mah yah tetep penting banget. Disamping sebagai sarana bersosialisasi ya sebagai penyaring minat dan bakat tersebut juga.

Keberhasilan pendidikan anak jangan diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Kita sebagai ortu yang harus aware kemana arah minat dan bakat anak kita. Kalau kitanya aja sebodo teuing trus malah nyalah-nyalahin pendidikan di sekolahan kan jadi lucu.


Gitu sih menurut saya. Soal kekhawatiran orangtua terhadap sistem pendidikan sekolah yang dirasa terlalu memaku anak di dalam kelas tanpa punya kesempatan bermain, solusinya adalah dengan memilihkan sekolah yang paling sesuai dengan karakter anak.

Jika ngga mampu di biaya, ya masukin saja ke sekolah umu, namun bekali dengan tambahan kegiatan di rumah.

Iya, jadi orangtua memang ngga mudah kok. :)


Pembahasan kedua yang sering dibicarain orang. Benerkah segala ilmu yang ngga ada hubungannya dengan minat dan bakat anak maka jadi tidak berguna?

Sering kan denger orang bilang, ngapain belajar math, fisika, kimia segala macem yang toh ngga akan terpakai di kehidupan nyata.


Iya, mungkin kita ngga bisa mengatakan dengan pasti apa gunanya angka phi yang kita pelajari jaman SD dulu untuk nyari kerja. Atau untuk apa persamaan reaksi kimia yang njelimet itu.

Buat apa tahu 1 mol itu sama dengan berapa gram, toh ngga akan dipakai untuk ngasuh anak misalnya .

Ngapain tahu rumus diferensial, integral segala macem yang sampe lipat tiga itu, buang-buang waktu aja.

Ini terjadi karena kita mikirnya instan, bahwa harusnya kegunaan rumus fisika itu harus kasat mata terpampang nyata di depan kita baru kita rasa itu punya manfaatnya.


Kita merasa ilmu itu ada manfaatnya saat langsung kelihatan hasilnya. Padahal sekolah itu adalah proses belajar.

Di sekolahlah anak diajarkan segala proses tersebut , ngga ujug-ujug ke hasil. Namun yang namanya institusi, ya gimana mau tau hasilnya kalau ngga ada parameter, maka parameternya saat ini mungkin yang bisa dibuat adalah nilai. Termasuklah nilai UN.

( Baca : Proses atau Hasil ? )

Balik lagi ke soal pelajaran eksak yang kelihatan unfaedah.

Saya mau pakai analogi kungfu ajalah.


Pernah lihat film Shaolin?


Kalau lihat film Shaolin dulu ntu ya, padahal tujuan akhirnya tuh untuk bisa kungfu, tapi di awal pendidikan si biksu shaolin itu malah disuruh yang ngangkat air lah, berlatih keseimbangan, berenang, berendam di air, sampai hal-hal yang kelihatannya tidak ada hubungannya dengan kungfu. Makanya ada di salah satu episodenya si murid yang melarikan diri karena menganggap ngga ada faedahnya dia belajar disitu, pengen jadi ahli kungfu kok malah disuruh nimba air.


Nah kayak gitulah saya rasa pendidikan. Mungkin ngga terlihat langsung faedahnya saat ini namun akan bermanfaat saat diaplikasikan di dunia nyata, di kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Karena ya memang namanya belajar itu ngga berarti kita ngomongin tentang rumus P = F/A , maka harus ada nih di kehidupan sehari-hari.


Tapi setidaknya kita jadi tau bahwa yang namanya tekanan berbanding lurus dengan gaya. Maka saat hidupmu tekanannya tinggi coba introspeksi siapa tahu gayamu kegedean, eeeeeaaaaa




So, makanya saya kurang setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa sekolah tidak mengajarkan apa-apa selain hanya pelajaran sosialisasi saja. Karena pelajaran bersosialisasi itu tidak sekedar " Hanya" lho.

So kalau ada pertanyaan, buat apa capek-capek belajar segala ilmu eksakta, rumus fisika, kimia, math yang njelimet padahal nyatanya tidak pernah sekalipun dipakai di dunia nyata.

Buat apa belajar fisika kalau mau jadi pemain biola.

Nah disini mungkin perlu kita tanamkan bahwa yang namanya ilmu pengetahuan itu saling kait mengkait, tidak bisa berdiri sendiri. Even kamu pengennya jadi pemain musik aja, kamu tetap perlu ilmu lain.

Saya kasih contoh saat kita mau main musik, main biola deh contohnya.

Saat ingin bermain musik, kamu  ngga cuma butuh belajar not atau tangga nada doang. Kamu juga butuh alat yang bernama biola.

Biola itu dibuat pake apa? pake ilmu padi? pake ilmu fisikalah, tentang gesekan, tentang resonansi, tentang keluar masuk udara maka akan menghasilkan bunyi.

Atau kalau kamu mau jadi dokter, emangnya kamu cuma harus tau soal anatomi tubuh aja, hanya harus gape soal penyakit?

Ya kagak.

Kamu nyuntik pakai apa?, periksa kandungan pake apa? operasi pake apa?

Nah itu semua memangnya yang nyiptain ilmu kedokteran?

Ya kagak.

Disitu ada ilmu tentang gelombang alfa, omega, infrared, laser, you name it, biar tahu panjang gelombang mana nih yang pas buat membasmi kanker. -----> ini ilmu fisika

Untuk nyiptakan alat-alatnya juga mesti diperhatikan bahan mana yang tidak bereaksi dengan obat, tidak bereaksi dengan kulit manusia, mana yang cuma sebagai katalisator, mana yang merupakan zat inert ------> ini ilmu kimia.

So semua ilmu itu saling kait mengkait. Ngga ada ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

Jadi plis buang jauh-jauh pikiran bahwa sekolah ngga guna karena terlalu banyak ngajarin hal-hal yang ngga guna langsung di kehidupan.



Jadi pointnya apa?


Point yang ingin saya sampaikan adalah:

Bahwa memang pendidikan di sekolah itu ya tujuannya bukan membentuk sim salabim abakadabra, masuk adonan kue dibentuk nastar , masuk oven maka keluarnya nastar. Ya ngga kayak gitu. Sekolah itu adalah bagian dari proses belajar. Ya termasuk belajar social, empati, tenggang rasa, ilmu eksak, sastra, agama, kemanusiaan, kerjasama.



Termasuk juga dapat pengalaman ketemu cowok brengsek yang nantinya bisa dijadiin bahan buat tokoh antagonis di calon novelmu. 

#curhatalert


Kemudian.

Sebagai orangtua kitalah yang paling bertanggung jawab mencarikan sekolah atau sistem pendidikan paling pas untuk buah hati kita. 

Bukan pemerintah bukan pula pihak sekolah.

Mereka menyediakan, kita yang memilih.

Mereka tak menyediakan, kita cari yang menyediakan.

Tidak ada juga?, combinelah pendidikan di sekolah dengan kreativitas ortu.

Kalau menurut kalian sekolah tujuannya biar bisa cari duit, mungkin memang sekolah itu ngga ada faedahnya. Ya mending langsung belajar dari koko-koko di pasar sambu.

Kalau kita masih berfikir bahwa sekolah harusnya menghasilkan produk siap jadi, ya pilihlah sekolah kejuruan.

Saya percaya bahwa apa-apa yang kita lakukan saat ini adalah hasil akumulasi dari pengalaman hidup, pendidikan dan proses berfikir .

Iyes setuju yang namanya belajar ngga harus di sekolah, bisa di rumah, di mesjid, di jalan, dimana saja.

Saya setuju, yang nilainya paling bagus di sekolah ngga menjamin hidupnya bakal sukses ( ini harus dibahas lagi, parameter sukses itu seperti apa?)

Saya juga setuju lulusan S3 ngga menjamin lebih sukses dari lulusan SD misalnya (ada rezeki, nasib, keturunan yang mempengaruhi yes?)

Ya memang ngga ada jaminan 100% apapun di dunia ini. Tapi data kan berbicara, bahwa orang yang well educated kebanyakan lebih bisa bertahan hidup dimana-mana. karena memang sistemnya masih seperti ini.

Kalaupun ada orang yang tanpa sekolah bisa berhasil, coba hitung berapa persen, dan latar belakangnya seperti apa. Namun tetep dah  tidak ada ruginya sekolah.

Dan bahwa kesuksesan itu ya memang faktornya bukan cuma pendidikan di sekolah. Ada IQ, EQ, dan SQ. Intelegent, Emotional, dan Spiritual.

Sekolah hanya salah satu faktor dan sarana di dalamnya.


Jadi ngga ada yang namanya ilmu itu ngga bemanfaat walaupun tidak kita manfaatkan saat ini secara utuh, tapi tanpa sadar sudah menyertai hari-hari kita.

( Baca : Iman dan Ilmu )


So ibu-ibu, sekolah ya , sekolahin anaknya. Sekolah ngga cuma untuk dapat ijazah , sekolah itu sarana untuk memperkaya batin dan menutrisi otak dan belajar dari orang yang sudah lebih tahu sebelumnya.

Coba mindset masukin anaknya ke sekolah itu diubah dulu.

Sekolah itu sistem terkecil pertama tempat kita mengenalkan kehidupan bermasyarakat ke anak.

Apapun sekolah yang menjadi pilihanmu teruslah belajar, dan berkarya, karena ngga ada ilmu yang sia-sia.

Selamat belajar semuanyaaaa.

Gambar dari FB Maghfirare.









Custom Post Signature