Showing posts with label Hot Topic. Show all posts
Showing posts with label Hot Topic. Show all posts

Lupakan Aw Karin, Ini 8 Akun Instagram Abege Yang Harus Kamu Follow

Saturday, July 23, 2016
Lupakan Aw Karin, Ini 8 Akun Instagram Abege Yang Harus Kamu Follow



Di Time Line lagi rame soal selebgram abege yang baru putus sama pacarnya.

Waah saya ternyata kudet selama ini, belum follow akun dese. Ya iyalah ya secara masa emak-emak kayak saya ini memfollow akun-akun abege. Buat apaaaa cobaaa, ayo jawab buat apa.

Ibu Eni dan Ibu Kartini

Saturday, June 18, 2016
Bu Eni dan Bu Kartini


Kasihan kamu bu, nasibmu sudah mirip dengan ibu kartini yang tidak pernah minta dijadiin ikon emansipasi wanita, tapi dihujat sejuta umat dan dikorek-korek keburukannya. Mulai dari soal antek Belanda sampai soal istri keberapa, dst dst.

Sama juga dengan bu Eni ini.  Padahal Dia sama sekali tidak minta disumbang. 

Akankah Nasib Eno Sama Dengan Junko Furuta?

Saturday, May 21, 2016
Junko Furuta, seorang siswi SMA di Jepang bertahun silam telah disiksa selama 44 hari hingga meregang nyawa.

44 hari yang lebih mengerikan dari neraka. Ia disiksa dengan teramat sadis. Diperkosa lebih dari 400 kali, dijatuhi barbel di perutnya, jari tangannya dihantam dengan benda keras sampai gepeng. Tak cukup sampai disitu, kemaluannya dijadikan asbak rokok, dimasuki segala benda dari yang kecil sampai batangan besi. Anusnya dimasukkan petasan dan disulut. Hingga akhirnya ia dibakar, dimutilasi, dimasukkan ke dalam drum, disemen dan dibuang begitu saja di Tokyo.

AADC2, Antara Ekspektasi dan Realita

Sunday, May 8, 2016


AADC hadir 14 tahun lalu di kehidupan saya, saat saya sedang kuliah di Semarang. Romantisme AADC membius saya kala itu, karena alasan yang sangat klise, saya nontonnya bareng si mantan, uhuk.

Tak kurang dari 15 kali, mungkin saya sudah menontonnya, sampai hapal seluruh dialognya, sampai hapal gerak-gerik cinta, sampai mungkin saya berhalusinasi jadi si Cinta, tapi saya gagal untuk menghadirkan tokoh Rangga di kehidupan asmara saya, halah.

Mengapa Wanita Harus Bisa Masak?

Tuesday, May 3, 2016


Mengapa Wanita Harus Bisa Masak ?

Bisa lho ya, bukan jago ala chef Marinka.

Jadi inget dulu pernah ada teman yang nanya sama saya

“ Win kamu bisa masak ngga”

“ Bisa sih, tapi ngga enak” jawab saya

“ Yeee, kalau gitu, namanya kamu ngga bisa masak”

Tentang Suami Selingkuh dan Istri Yang Minta Dimengerti

Monday, May 2, 2016
Belakangan lagi heboh meme-meme dear mantan dear mantan. Aaaah kayaknya gara-gara AADC nih, jadi pada mau dear-dear-an sama mantannya. Udah mantan ngapain jugaaa di dear-dear in.

Nitipin Anak Sama ART? Ibu Macam Apa Kamu

Thursday, April 28, 2016
Halooo, mau woro-woro nih, kalau sekarang di windiland bakal ada #GesiWindiTalk . Semacam postingan bareng saya dan Gesi, itu lhooo maminya Ubi yang paling ngeheits sejagad blogger ^_^. Nantinya kita bakal bahas hal-hal ringan seputar woman talk deh, ya anak, ya keluarga, ya kerjaan. Pantengin ya, tapi 2 minggu sekali sih, soalnya sibuk boooo, hahahaha.

Sonya Depari dan Polisi yang Dibenci Sekaligus Dirindu

Friday, April 8, 2016
Polisi yang dibenci sekaligus dirindu itu yang kayak mana?

foto pinjam dari IG bang Benny R
Nah ini mungkin masuk nominasi, hahaha. E tapi saya bukan mau ngomongin dia kok. Huuuuuuu penonton kecewa. ^_^

Baca berita soal Sonya Arman Depari yang ditilang polisi, jadi inget kalo saya juga pernah beberapa kali ditilang polisi dan ngeles supaya ga ditilang, lol.

Ngeles saat ditilang polisi itu tricky banget. Bisa berhasil atau malah bisa bikin polisinya tambah marah. Apalagi di Medan, hmmm susah diprediksi apa maunya.

Sebenarnya kalau mau jujur, kebiasaan bawa-bawa nama pejabat saat ditilang polisi itu dah biasa bangeeet. Saya sering denger yang kayak gitu. Bukan cuma abege labil. tapi bapak-bapak ibu-ibu kantoran, banyak yang melakukannya. Makanya walau syebel liat si abege yang attitudenya parah banget itu, tapi tetep dalam hati menggumam. " Ah dek, sedang sial kau, kebetulan ada yang merekam".

Ngeblog Itu Yang Kayak Gini Lho

Tuesday, April 5, 2016
Sebagai saingan Dian Sastro, saya ngga mau ketinggalan. Karena doi bentar lagi bakal rilis film AADC 2 maka saya pun mau rilis postingan tandingan, AADB Ada Apa Dengan Blogger.
Memangnya ada apa sih?.

Kalau Milli cs dulu resah bertanya-tanya tentang perubahan sikap si Cinta, maka saya pun sekarang bertanya-tanya dengan dinamika dunia bloger.

Steve Harvey, Jokowi dan Tere Liye

Wednesday, March 2, 2016


Wajah Miss Kolombia, Ariadna Gutierrez bersinar bak purnama saat namanya ditasbihkan oleh MC menjadi Miss Universe 2015. Mahkota disematkan, gelar diselempangkan, buket bunga diserahkan.

Sesaat  kemudian, belum hilang euforia kebahagiannya,  sang MC Steve Harvey tiba-tiba meminta permohonan maaf. Yup, baru pertama terjadi di ajang paling penting bagi wanita-wanita cantik seluruh dunia, MC salah mengumumkan pemenang.

Tentang Diet Kantong Plastik

Thursday, February 25, 2016
Beberapa tahun lalu, bank tempat saya bekerja mengeluarkan peraturan baru.

" Pengambilan uang tunai di kasir , di bawah Rp 5 juta, dikenakan biaya"

Kalau saya ngga salah ingat, saat awal dulu, dikenakan biaya Rp 2.000 per transaksi pengambilan , CMIIW (lupa-lupa inget soalnya).

Sontak para nasabah protes

" Ih apa-apaan sih, duit-duit guweh , mau diambil kok pake bayar"

Selain banyak yang protes, banyak juga yang langsung nuduh 

" Wah Rp 2000,- dikali berapa nasabah tuh per hari, per transaksi, per kanca, se Indonesia Raya, udah berapa tuh. Jangan-jangan pendapatan bank-nya cuma dari biaya-biaya ngga jelas gitu"

Wajar saja sih banyak yang protes, namanya peraturan baru, dimana-mana kan memang demikian.

Pada saat itu, perusahaan lagi gencar-gencarnya membangun infrastruktur yang non konvensional, seperti ATM dan EDC. Karena berdasarkan itung-itungan, ternyata jauh lebih hemat biaya transaksi di ATM or EDC dibanding harus menggaji seorang Teller. Ke depannya, malah diharapkan sudah tidak akan ada lagi penambahan unit-unit kerja baru yang tentunya harus diikuti dengan penambahan pekerja.

Kalau semua bisa dilakukan mesin, kenapa harus membayar mahal untuk manusia.

Mungkin kira-kira seperti itu.

Namun ternyata, walau sudah disediakan ATM dimana-mana, karakter nasabah yang memang suka melakukan segala sesuatu secara tradisional belum bisa dihilangkan. Antrian di depan teller masih mengular setiap hari. Sementara itu penggunaan ATM tidak maksimal, beberapa malah tidak bisa mencapai BEP sesuai target, padahal di unit kerja tersebut volume transaksi tarik tunai sangat tinggi.

Maka, untuk memaksa nasabah menggunakan chanel lain selain Teller, bank pun mengeluarkan aturan di atas tadi.

Apakah setelah ada aturan tersebut, transaksi tarik tunai di kasir berkurang?

Awalnya sih, masih banyak juga nasabah yang tetap kekeh, biarin deh bayar Rp 2000 , males ke ATM, antriannya panjang. Padahal, ya ngantri di teller juga sama panjangnya. 

Namun, edukasi yang terus-menerus dilakukan ke nasabah akhirnya kelihatan juga hasilnya. Transaksi di ATM meningkat. 

Seiring perkembangan jaman, masuklah era digital. Perbankan pun mau ga mau harus ngikut arus kalau ngga mau ketinggalan. Dimunculkan layanan-layanan baru yang berbasis teknologi, SMS banking, mobile banking, internet banking, rekening ponsel dan lain-lain.

Dan lagi-lagi, ternyata semua transaksi melalui piranti digital tersebut menelan biaya per transaksi lebih sedikit dibandingkan dengan menggaji teller atau bertransaksi di ATM. Maka dikeluarkan lagi kebijakan agar nasabah tidak hanya mengalihkan transaksinya di teller tapi juga beralih dari ATM dengan membuat biaya transaksi di mobile dan internet banking lebih murah atau malah gratis dibanding transaksi di ATM.

Semuanya itu tujuannya selain untuk memudahkan nasabah ya untuk menguntungkan perusahaan juga. Karena investasi dengan membangun kantor baru itu jauh lebih mahal ketimbang menambah jaringan berupa e-chanel. 

Jadi, tidak sepenuhnya benar, kalau nasabah menganggap pengenaan biaya-biaya receh itu supaya pemasukan bank nambah dari situ.

Tujuan utamanya bukan itu. Utamanya agar nasabah mengalihkan kebiasaan bertransaksiya. Kalaupun ada yag tetep kekeh, lebih milih bayar biaya ketimbang harus bertransaksi di mobile banking, atau internet banking, ya tentu saja biaya yang dibayar menjadi pendapatan untuk bank. Tetapi sebenarnya tetap lebih besar lagi lho biaya yang dikeluarkan bank dibanding pemasukan itu.

Sama kayak kebijakan pemerintah yang lagi hot-hotnya di bahas di sosmed.

" Belanja di supermarket, mini market, hypermarket, kantong plastiknya tidak gratis, alias bayar"

Iya, mulai tanggal 21 Februari kemarin, kebijakan kantong plastik berbayar mulai diuji coba di beberapa kota di Indonesia.

Seperti biasalah timbul pro dan kontra. Yang paling ngeheits status seorang bapak yang banyak dishare di FB. Blio mempertanyakan hal-hal berikut :

Kemana tuh duit yang 200 perak?
Kok kita masyarakat yang disuruh bayar untuk kresek, pemerintah zalim
Kenapa bukan para produsen yang membungkus produknya dengan aneka plastik tebal yang susah terurai itu yang ditekan, kok malah kita yang disuruh bayar.
Kenapa plastik yang mudah terurai pun harus bayar

Kok... kok... kok...

dan kenapa-kenapa yang lain pun dipertanyakan.

Trus tadi malam, di grup WA yang saya ikuti juga lagi dibahas masalah ini, ditambah lagi pertanyaan

" Kenapa cuma di supermarket, di pasar tradisional dan toko kelontong plastik gratis-gratis aja tuh"

Dan pertanyaan lain juga seputar, kemana itu duit 200 perak yang dibayar konsumen, bentuk kezaliman baru pemerintahkah?

Menurut saya sih, pertanyaan dan dugaan-dugaan itu persis sama dengan kejadian di bank saya kerja yang saya ceritain di atas.

Orang-orang masih mikirin dari segi duit 200 peraknya. Bukan melihat lebih dalam, apa tujuan utamanya.

Jelaslah tujuan pemerintah bukan untuk jualan plastik, jadi ngga perlu dicurigain itu uang 200 peraknya masuk kemana. 

Tujuan utamanya :  diet plastik
Caranya : memaksa orang bayar untuk dapat plastik
Proses yang akan terjadi : masyarakat keberatan bayar, bawa kantong dari rumah, plastik beredar lebih sedikit.
Akhirnya: masyarakat akan sadar lingkungan.

Coba lihat poster ini biar lebih jelas





Semua pasti ada prosesnya.

Saya rasa kebijakan pemerintah ini sudah baik. 

Ada juga yang mempertanyakan, kenapa ga dijual aja kantong kain kayak yang dilakukan sebuah hypermarket itu. Kan jadi masyarakat ga perlu bayar kresek.

Nah lho, disini malah berpikirnya kebalik. Kok orang yang mau menjaga lingkungan yang malah disuruh bayar, sementara yang lain malah digratisin.

Syukurlah sekarang udah dibalik, yang mau kresek silahkan bayar, yang ngga mau ya bawa kantong sendiri. Jadi lebih adil.

Kenapa harus bayar, kok ngga pakai cara ngga usah disediain kresek aja sekalian?

Yaela brooo, mau punya anak aja ada prosesnya apalagi buat nyadarin orang yang lagi pingsan.

Sabaaar, ada prosesnya. Namanya sosialisasi, jadi kudu bertahap. 

Kok cuma di supermarket sih, di toko kelontong kok ngga?

Lebih gampang sih ya ngaturnya, karena terdaftar. Dan lagian kembali, ada prosesnya, menurut berita yang saya bava ntar ritel tradisional juga diberlakukan kok

Kenapa itu supermarket ga disuruh nyediain kantongan kertas aja biar ramah lingkungan,kayak di luar negeri itu.

Karena kantong kertas juga kurang ramah lingkungan. Kertas kan dari pohon. Kalo banyak pohon dijadiin kertas bisa gundul ntar hutan kita. Makanya semua berproses.

Tapi, beda dong masyarakat luar negeri dengan masyarakat Indonesia. Disana kesadarannya udah tinggi, disini masyarakatnya masih pingsan.

Padahal dulunya di luar negeri juga melalui proses yang kayak sekarang kita alami. Bedanya mereka udah dari dulu melakukannya, sekarang tingal menjalani menjadi kebiasaan. Lha kita baru mulai, jangan pesimis ah. 

Ah, cuma 200 perak, ngga ngaruh, pasti orang bakal lebih milih bayar daripada repot bawa kantongan sendiri?

Siapa bilang? Tuh ternyata ada yang protes , xixixi.

Kalau saya baca berita, sih awalnya mau diterapkan Rp 5000 per kantong, tapi putusnya jadi minimal Rp 200 per kantong. Di beberapa kota ada yang nerapin Rp 1.500 lho.

E... tapi saya setuju sih, 200 perak terlalu murah. Mungkin bisa dinaikin tuh harganya (tapi ntar diprotes maning)

Menurut beritanya sih, kalau uji coba berhasil, ntar bakal diterapkan harga Rp 5000 per kantong untuk ritel modern, dan Rp 500 untuk ritel tradisional

Trus 200 perak dikali sekian dikali sekian itu untuk siapa?

Kalau menurut poster di atas sih, diharapkan bakal kembali ke masyarakat. Kayak untuk beli truk sampah, atau untuk daur ulang sampah. Ntar kalau berhasil uji cobanya, bakal dibuat peraturan khusus untuk ini.

Tapi kalau pun saat ini duitnya itu masuk ke kantong si penjual, emang napa?. Simpel banget sih ya sakjane, kalau memang kita keberatan duit kita yang 200 perak dikali sekian sekian itu jadi menguntungkan pedagang ritel , yo wis lah jangan mau beli kreseknya. Pan tujuannya memang itu. Bawa kantong sendiri aja atau ngga masukin tas, gitu aja repot.
Tapi kan orang ga kemana-mana bawa kantongan sendiri, jadi tetep dong bakal ada kresek berserak walau harus bayar mahal sekalipun

Hmm, kalau saya sih, mau belanja yang banyakan gitu kayak belanja bulanan, biasanya udah direncanain. Jadi seharusnya bisa dong bawa kantongan dari rumah. Kalau belanja dadakan, biasanya kan kecil-kecil dan ngga banyak. Ya udahlah ga udah pakai kantongan, masukin di tas aja, atau tenteng aja.

Jadi, menurut saya, dari pada meributkan dan buru-buru menolak kebijakan yang baik ini, kenapa ga diikuti saja dulu. Ntar kan bakal ada evaluasinya. Dan kita sama-sama mengawasinya.

Padahal gerakan go green udah dari kapan tau lho dilakukan orang-orang. Nah ini yang ribut' ribut dari dulu kemana aja

Percayalah, segala sesuatu itu ala bisa karena biasa. Kalau belum bisa ditahap itu, maka perlu diterapkan ala bisa karena terpaksa.

Nah, sekarang, tergantung kamunya. Mau terus berdebat soal kezaliman pemerintah, atau ikut mendukungnya. Simpel kok, kita cuma dipaksa diet kresek bukan disuruh beli kresek.

Ya... namanya diet, mana ada sih yang ga ada godaannya.

Kalo ga semua perempuan di muka bumi ini udah singset lah kayak Melody jkt48.

Lain halnya kalau disuruh diet nonton drakor atau diet nonton drama India,.... bàru deh kita somasi yang buat aturan ^_^


















Gara-Gara si Fomo Lewat

Tuesday, January 5, 2016
Sebagai orang yang suka ngomentarin hal-hal yang lagi panas di timeline FB, ngga seru dong kalo saya ngga ikutan kekinian.

Iya nih lagi rame di FB tentang Fomo alias penyakit berbahaya yang bisa mengidap siapa saja. Yaitu rasa takut ketinggalan dengan berita berita kekinian, yang berujung dengan selalu update hal-hal penting ga penting yang kalo dikaitkan dengan blogger adalah kebiasaan pamer- pamer kegiatan sampai pamer hadiah yang didapatnya dari berkah ngeblog.

Fomo juga bisa berakibat timbulnya rasa iri akibat sering lihat status orang- orang yang ujung-ujungnya membuat kita pun ga mau kalah untuk melakukannya.

Istri Idaman dan Istri Tak Diidamkan

Thursday, December 3, 2015
Beberapa hari lalu saya membaca status seorang suami yang dishare ribuan orang, dan terbaca saya saat ada teman di facebook yang mensharenya juga.

Saya ngga capture statusnya , tapi saya tulis ulang saja yah disini :


Punya istri cantik dan wangi mengoda
Istri Berangkat kerja jam 8 pagi pulang pun jam 8 malam

Tentang Blogger Remahan Nastar

Tuesday, November 24, 2015





Wah lagi rame ngomongin Klout, Domain Authority ( DA ), sama Alexa Rank di kalangan blogger. Gara-gara postingannya mak Annisa, jadi ikutan deh ngecek-ngecek. Baca kesitu aja yah buat lengkapnya,  tentang tetek bengeknya. Saya mah ga ngerti-ngerti banget.

Iya konon katanya ketiga indikator tersebut menggambarkan tingkat kepopuleran sebuah blog dan akun sosmed, yang ujung-ujungnya bakal berkolerasi secara langsung atau tidak langsung dengan tawaran job, uhuuuuy.

Diskriminasi Bangsa Sendiri

Tuesday, September 8, 2015
Desclaimer : Postingan ini tidak bermaksud Sara, hanya curhat semata.


Lagi iseng BW , baca tentang Diskriminasi terhadap bangsa sendiri disini. Ih jadi pengen cerita juga. Judulnya ga saya ubah, Iyaaa saya ngga kreatif hahah.

Kalian pernah ngga sih mengalami yang namanya deskriminasi? Tapi bukan oleh orang luar atau orang lain tapi oleh bangsa sendiri. 


Kalau yang tinggal di Medan udah kenyanglah sama perlakuan model begini. FYI aja yah , di kota Medan itu penduduknya terdiri dari berbagai macam suku. Mulai dari Jawa, Melayu, Batak, Karo, Arab, India, sampai warga Tionghoa. Jadi salah banget yah kalau bilang orang Medan mayoritas suku batak. Ngga lho, kalau di daerah Tapanuli, Toba atau tanah Karo iya mayoritas , tapi kalau di kota Medan nya sih udah berbaur semua.

Nah , sialnya yah di Medan itu, penguasa ekonominya mayoritas adalah warga Tionghoa. Sebagian besar para pedagang skala besar adalah mereka. Mulai dari pedagang elektronik, otomotif, gadget, waaah hampir semualah. Coba aja ke Jalan Asia, jalan Sutomo, Jalan Pemuda, semuaaalllah toko-tokonya milik orang Tionghoa. Makanya berbeda dengan di Jawa, Jakarta, Bandung yang mana warga Tionghoanya gape berbahasa daerah setempat, China Medan wah boro-boro, yang ada malah kita yang orang pribumi yang harus belajar bahasa Tionghoa kalau mau melebur bersama. Aneh kan yah. Itulah sankin berkuasanya mereka disini.

Nah ngomongin diskriminasi, itu yang bikin saya sebal. Kadang perlakuan para pelayan toko yang notabene orang pribumi suka sekali membeda-bedakan antar pembeli orang Indonesia asli dengan orang keturunan. Kalau sama orang Tionghoa pasti perlakuannya manis banget, eh giliran kita yang belanja kadang diterge pun ngga. Ngga hanya belanja, kalau sedang bertransaksi di bank aja, customer service suka beda-bedain. Ngga semua sih yah tapi kebanyakn seperti itu. Pokoknya tinggal di Medan itu,, kalau masalah kayak gini, bikin empet deh.

Tapi kalau mau jujur sih ya, ini bukan salah mereka sepenuhnya. Namanya manusia pasti senanglah diperlakukan istimewa. Tapi yang bikin annoying itu ya, orang pribuminya sendiri yang suka beda-bedain orang.

Saya pikir cuma di Medan aja yang seperti itu, ternyata ngga lho. Rata-rata orang Indonesia ya kayak gitu itu. Suka berlaku diskriminatif terhadap bangsa sendiri. Mungkin karena merasa inferior yah . Padahal kita lho yang punya negeri ini. Bukan kita yang numpang

Ada suatu kejadian yang saya inget banget.

Jadi ceritanya pas saya honeymoon di Bali. Saya sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya, biar dapat tiket promo. Semua berjalan lancar saja, sampai tiba saatnya pulang. 

Dan bencana pun datang saat saya check-in.

Begitu saya serahkan print out tiket dan kode booking ke petugas check-in, dengan heran si petugas memandangi saya.

“ Bu, penerbangan ini tidak ada di jadwal kami, sudah dibatalkan”

APAAA, saya kaget bukan kepalang, namun masih tetap bisa tenang.

“ Ngga ada gimana maksudnya mas, itu saya pesan online udah jauh-jauh hari lo”
“ Iya bu,namun beberapa minggu lalu kami telah memberitahukan kepada seluruh penumpang tentang perubahan jadwal yang kami lakukan “

Haduh, makin spanning saya mendengarnya.

“ Ibu silahkan ke bagian ticketing disana untuk memastikannya” kata si petugas sambil menunjuk kantor perwakilan maskapai tersebut.

Bergegas saya menuju ke tempat yang ditunjuk.

Di kantor maskapai berinisial M itu,petugas menegaskan kembali bahwa jadwal penerbangan yang tertera di tiket saya itu sudah dibatalkan. Oh my God, bukan dicancel atau di delay tapi DIBATALKAN, yang artinya kami tidak bisa terbang ke jogja hari itu. Padahal saya sudah pesan tiket lanjutan Jogja-Jakarta untuk keesokan harinya. Ya kami memang hanya merencanakan sehari saja di Jogja karena hari cuti yang terbatas.Itu artinya lagi kalau kami tidak bisa sampai di Jogja hari ini,berarti tiket lanjutan kami bakal hangus juga,Pun tiket Jakarta-Medan berikutnya. Wooow panik tingkat brahmana.

Sambil berfikir saya tetap mendengarkan penjelasan si petugas.

“Jadi bu,kami akan mengembalikan uang tiket ibu 100 %” katanya sambil menyerahkan tujuh lembar uang seratus ribuan.

Tentu saja saya tidak terima

“ Maaf ya mas kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya”
“Ada bu,semua penumpang telah kami beritahu melalui SMS”
“Tapi saya tidak mendapat SMS nya” saya mulai emosi.

Capek berdebat dengan si petugas, akhirnya saya minta dipertemukan dengan kepala perwakilan maskapai tersebut. Awalnya mereka tidak mau, dengan alasan si manajer sedang tidak berada di tempat. Namun karena saya ngotot ( sampai adu urat syaraf) kira-kira 2 jam kemudian datanglah si Manajer. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang.

Lagi-lagi penjelasan si manager sama, mereka hanya mau mengganti tiket saya dengan uang tunai 100 persen dan saya dipersilahkan untuk membeli tiket di maskapai lain secepatnya karena hanya tinggal dua penerbangan lagi ke Jogja untuk hari itu.

“ Saya ngga mau uang, saya mau diganti tiket, jadi kalian saja yang beli tiketnya, karena kesalahan bukan pada saya” ujar saya bersikeras

Si Manajer tetep ngotot bahwa semua penumpang telah diberitahu. Duuuh rasanya saya sudah pengen mengobrak-abrik itu kantor. Saya minta ditunjukkan bukti bahwa mereka sudah mengirim pemberitahuan ke saya. Saya juga minta disambungkan ke kantor pusat maskapai tersebut di Jakarta.

Saat itulah, setelah dilakukan pengecekan ke system mereka, terbukti bahwa hanya saya penumpang yang tidak diSMS untuk pemberitahuan pembatalan penerbangan. Namun demikian mereka tetap tidak mau mengganti tiket saya. Waktu semakin berjalan, jam menunjukkan pukul 5 sore, satu pesawat telah tinggal landas menuju Jogja, berarti tinggal satu penerbangan lagi.

“ Bu, percuma ibu berdebat dengan saya, nanti ibu juga yang rugi, karena kalau ibu tidak segera membeli tiket, ibu tidak bisa ke Jogja hari ini”

Sebenarnya dalam hati saya mulai ragu, terfikir untuk mengalah saja. Penerbangan yang tersisa tinggal satu itupun hanya tersisa dua kursi di kelas bisnis. Yang memberatkan saya tentu saja harga tiket yang akan diganti oleh si maskapai M tidak sebanding dengan tiket yang akan saya beli, karena dulu saya belinya saat promo, bahkan pengembalian dua tiket pun tak bisa membeli satu tiket di maskapai GI.

Tak terasa air mata saya menitik membayangkan tiket-tiket berikutnya yang bakal hangus juga. Apalagi tujuan kami ke Jogja untuk menemui orangtua suami yang tidak dapat menghadiri pernikahan kami karena factor usia dan kesehatan. Saya tahu kalau saya bersikap lemah, saya akan kalah. Padahal sekali lagi bukan saya yang melakukan kesalahan. Maka saya pun mulai mengeluarkan sisi keras diri saya.

“ Kalau kalian tidak menerbangkan kami ke Jogja malam ini saya akan kirim surat pembaca ke Kompas” ancam saya

“ Silahkan saja bu” jawab si manajer yang membuat amarah saya makin naik ke ubun-ubun.

Si manajer tidak bergeming. Ia tetap bersikeras dengan pedoman perusahaan tentang peraturan penggantian tiket.

Waktu semakin berjalan. Jam menunjukkan pukul 6 sore, hanya tersisa satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Jogja untuk hari itu. Kalau saya tidak segera membeli tiket maka pupuslah sudah. Artinya saya tidak akan ke Jogja hari itu dan tiket Jogja-Jakarta-Medan hari berikutnya juga akan hangus.

Setengah putus asa,sedih,kecewa bercampur amarah saya pun berkata dengan ketus

" Kalian memperlakukan saya seperti ini karena saya orang pribumi, coba kalau kejadian ini terjadi pada bule-bule itu, saya yakin 100 % perlakuan kalian akan sangat berbeda. Saya yakin kalian akan langsung mengganti tiketnya dengan penerbangan lain. Tapi sayang, bagi kalian bangsa sendiri itu tidak ada harganya. ".

Setelah berkata demikian, saya segera berdiri bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba si manajer menyuruh saya duduk kembali. ENtah apa yang dikatakannya kepada pegawainya yang pasti tak lama kemudian, dua lembar tiket sudah ada di tangan saya, tertera disana nomor kursi 2A dan 2 B kelas bisnis. Satu jam kemudian kami telah menjejakkan kaki di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta.

Tuh lihat kan, apa yang saya katakan benar. Mungkin karena malu saya skak mat langsung beitu, makanya si Manajer langsung mengganti tiket kami. Tapi memang demikian adanya.

Oya, cerita tentang pembatalan penerbangan ini pernah saya tulis di blog ini,, tapi di postingan sebelumnya saya ngga mengutarakan percakapan terakhir itu. Tapi saya pikir-pikir ngga ada salahnya juga saya posting, biar nih ya siapa saja dari kita entah itu pegawai bank, penjual, pedagang, siapa aja deh, jangan lah sampai membeda-bedakan perilaku gitu, apalagi sampai mendiskriminasikan bangsa sendiri, ngga malu apa. Dan lagian kalau kita yang ngalaminya, percayalah itu sangat menyakitkan da mengecewakan.

Saran dari saya kalau mengalami atau melihat perlakuan diskriminatif seperti itu :

1. Jangan diam saja. Tegur tuh pelayan. pegawai bank, tukang parkir, pedagangnya. Bilang kita juga konsumen yang harus dilayani.

2. Jangan mau ngalah. Enak saja. Sekali-kali biar mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu tidak benar.

3. Langsung saja skak mat dengan kalimat langsung kayak saya itu, biar merasa tertampol. Tapi kalau orangnya ndableg yah sudahlah.

Pokoknya jangan terima kalau diperlakukan diskriminatif, enak saja, di mata Allah aja kita semua sama kok,, masa di mata manusia kita terima aja.

Kalau kalian, pernah ngga ngalamin perbuatan diskriminasi?

Serba Serbi America's Next Top Models Cycle 22

Monday, September 7, 2015
Siapa disini yang suka nonton America's Next top Model yang cycle 22 ini?

Saya...saya

Di musim yang ini banyak peserta yang unik-unik ya. Kayak Nyle yang Tuna Rungu. Hadassah dan Mame yang juga kontestan ratu kecantikan. Devin yang aneh dan over percaya diri, Courtney yang cengeng sampai Bello yang sifatnya irian banget.


Di setiap episodenya banyak banget lho hal-hal yang bisa membuat kita merenung. Kayak kemarin tuh waktu mereka di makeover sama Tyra. Seluruh kontestan di ubah gaya rambutnya. Devin dipotong cepak. Rambut Mame yang keriting makin dikeritingin, Ashley dipotong pendek ala Tyra. Dan yang paling dahsyat si Hadassah rambutnya dicukur samping. Hadassah yang di kompetisi itu berlagak bak Putri shock, bahkan sampe nangis-nangis dan niat mengundurkan diri saat rambutnya mau dicukur. Jujur saja yah, kalau saya jadi Hadassah saya pun pasti bakal galau seperti dese. Tapi ternyata dunia modelling itu beda banget. 

Saya ingat dulu di America's Next Top Model season awal-awal ada juga kontestan yang bersungut-sungut saat dirias yang ngga sesuai dengan kemauannya. Oleh Tyra dia dinasehati, " Bahkan kalau sapu pun client minta diletakkan di kepalamu, kamu harus nurut, karena itulah tugas model. Haduh kesian amat yak.

Nah si Hadassah pun kemarin dinasehatin sama panel juri. Santai aja, di dunia modelling segalanya berubah cepat, cuma masalah rambut aja ngga boleh membuat seorang model sampai ngga mood. Gitu kira-kira.

Tapi ye dasar si Hadassah, teteeep aja ngomel-ngomel, sampai si Nyle yang tunarungu komen (pakai bahasa isyarat dan menggunakan tulisan di henpong OPPO), dia bilang begini " Kalian terus saja mengeluhkan hal-hal sepele, seperti masalah rambut. Coba kalian seperti aku, aku bahkan tidak mengeluhkan bahwa aku tidak bisa mendengar"




Nyesek banget ngga sih dengarnya. ya ampuuun Nyle jadi langsung pengen meluk kamu deh. 

Itu yang dikatakan si Nyle itu nyata banget yah terjadi di hidup kita sehari-hari. Kita sibuk ngeluhkan anak yang rewel, anak yang lasaknya minta ampun,, padahal di luar sana banyak banget pasutri yang merindukan rumahnya diacak-acak buah hatinya.

Kita sibuk mengeluhkan gaji yang tak kunjung naik, lelahnya dikejar deadline, atasan yang ngga asyik, padahal di luar sana jutaan orang masih berjibaku memperebutkan apa yang tengah kita jalani.

Kita sibuk mencaci maki pemerintah, mengeluhkan jaringan internet yang lemot, perang urat syarat masalah ASI vs Sufor, Daycare vs ART. Wueeeeh, coba kalau si Nyle yang ngomong langsung di muke kita tuh, persis seperti yang dibilangnya ke Hadassah, muka mana muka, mau ditaruh dimana cobaaa???

Bisa jadi apa yang kita keluhkan saat ini adalah mimpi orang lain sejak dulu. 

Benar yak benar..

Trus banyak lagi lho yang bisa dipelajari dari ANTM itu. Salah satunya berbagai karakter mereka yang mungkin mewakili kebanyakan orang.

1. Si Tukang Iri

Yup padahal mereka semua punya kelebihan masing-masing tapi adaaa aja yang irian. Hadassah iri sama Mame menganggap Mame over confidence, padahal dia sendiri juga gitu. Bello iri sama Devin mengganggap Devin ngga pantas ada di antara mereka, nyatanya Devin memenangkan foto terbaik.
.

Pokoknya si tukang iri ternyata kalah sama yang diirin. Hadassah malah berkali-kali masuk 2 terbawah dan Mame melesat memenangkan kamar suite Tyra. Kasihan kan ngelihatnya


2. Si Sok Paling Keren

Itu tuh si Sefano Ya ampyuun dese emang soka paling keren dari awal. Di awal tayangan dia udah membully salah satu peserta cewek, Alexa. Ngata-ngatain si Alexa cuma modal boobs gede doang. Ih sampe sebel lihatnya. Pas foto couple Stefano dipasangin ke Ava, Dese sok nasehatin Ava supaya mengikuti perintah dia, karena dia lebih berpengalaman. 



Hasilnyaaa... yeee si Ava fotonya keren banget die malah habis dikritik juri. Di episode selanjutnya Stefano masih aja sombong, nganggap dirinya paling keren. eh pas di penjurian masuk 2 terbawah dan akhirnya dieliminasi. Yaaah sombong sih yah.

3. Si Ratu Drama

Ya si Courtney lah . Setiap pemotretan adaa aja yang menimpa dia. Yang perutnya sakitlah, yang kakinya gemetaranlah, dan dia ini tukang ngadu, cengeng. Duh bikin pusing kali yah kalo dapat teman sekamar model Courtney.


4. SI Tukang Ngatur

Siapa lagi kalo bukan Hadassah. Awal masuk rumah karantina dia udah belagak ngebossy. Ini ngga boleh, aku ngga suka begini, aku ngga suka begitu. Xixixi pengen dijitak nih orang.

Tapiiii ternyata memang yah kita ngga boleh ngejudge orag segampang melihat penampilannya doang tanpa tahu latar belakangnya.

Kayak si Hadassah itu, ternyata dia dari kecil udah diringgal-tinggal sama ortunya. Dia dirawat sama pengasuh bukan karena dia sok Princess atau sok orang kaya, tapi karena ortunya memang ngga ngurusin dia. Sedih kan. Walau tetep aja dese itu orangnya arogan sih menurut saya.

Dan saya salut sih sama si Devin walau diremehin, diketawain,dianggap aneh tetep aja dia kalo foto all out banget. Kayaknya dia punya prinsip anjing menggonggong kafilah berlalu. Makanya Bello makin kesel sama dia hahaha.

Makanya yah kita tuh jadi orang jangan suka ngeremehin orang lain, jangan suka sok merasa paling hebat, jangan ngeluhkan hal-hal sepele, jangan kebiasaan ngejudge orang. Karena kita ngga pernah tahu apa yang akan terjadi. #ambil kaca.

Heheh ini postingan ngga penting banget yah, ngomongin ANTM hahaha. Ya ga apalah ya.

Betewe saya paling suka sama Lacey, dia tenang, fokus ngga ngurusin masalah orang lain. Yang kayak gini ini biasanya yang sukses.




Kalau kalian jagoin siapa nih jadi pemenang ANTM 22.

Angelina,Kakak Mia dan Kepedulian Kita

Thursday, June 11, 2015

Kakak mia kakak Mia minta anak barang seorang
Kalau dapat kalau dapat hendak saya suruh berdagang
Anak yang mana akan kau pilih? Anak yang mana akan kau pilih ?
Itu yang gemuk yang saya pilih, bolehlah ia menjual sirih
Sirih sirih siapa beli? Sirih.. sirih siapa Beli

Lagu anak-anak tersebut mungkin tak asing di telinga kita. Kalau kita perhatikan memang ada yang salah dengan kata-katanya, seolah-olah melegalkan human trafficking sekaligus eksploitasi pada anak.

Bagaimana tidak? Si Kakak Mia itu minta anak barang seorang kepada seseorang (yang entah siapa) . Kemudian ia disuruh memilih anak yang mana, seolah-olah seorang anak adalah sebuah barang yang bisa dipilih sesuai kebutuhan seseorang. Dan Kakak Mia memilih anak yang badannya gemuk, soalnya anak itu bukan untuk disayang atau dirawat tapi semata hanya untuk disuruh menjualkan dagangannya.

Ulala, alangkah mengerikan lagu anak ini. Terang-terangan menggambarkan proses eksploitasi anak yang tidak semestinya.

Kita yang dari dulu mendengar lagu ini beredar di televise, di kaset-kaset pun sepertinya tidak terlalu terusik. Mungkin kurang menyadari konteks di dalam lirik yang dinyanyikan karena hanya focus dengan iramanya yang memang sangat menghibur dan enak didengar.

Seperti itulah yang terjadi pada kasus hilangnya gadis kecil Angeline di Bali.

Angeline dilaporkan hilang saat sedang bermain di depan rumah pada tanggal 16 Mei 2015 silam oleh orangtuanya. Banyak media memberitakannya, hingga tanggal 10 Juni 2015 pencairan bocah cantik tersebut berakhir sudah. Di timbunan sampah di antara kotoran ternak jasad mungilnya ditemukan, sambil memeluk bonekanya, yang mungkin satu-satunya temannya selama ini.

Tak lama bermunculanlah pengakuan dari para guru, tentang Angeline yang selalu terlambat datang ke sekolah. Tentang Angeline yang selalu berbau kotoran ternak, tentang Angeline yang selalu kelaparan.

Sama seperti lagu Kakak Mia tersebut, sepertinya tetangga, guru, kurang merenungi lirik lagu yang berusaha disampaikan oleh Angeline semasa hidupnya. Wajah kuyu lelah dan tubuh kurusnya seharusnya menjadi alarm bahwa ada yang salah dengan anak kecil tersebut. Ketidakterbukaan orangtua angkatnya saat didatangi menteri menjadi alarm juga bahwa ada yang salah dengan keluarga ini. Sehingga hampir sebulan kemudian jasad Angeline baru ditemukan di lokasi yang hanya selemparan batu dari tempat si pelapor. Miris.

Kekerasan pada anak, eksploitasi anak sepertinya bukan merupakan hal baru terjadi di negara ini. Mungkin kasus Angelina menjadi puncak gunung es , menguak betapa empati dan kepedulian lingkungan sekitar terhadap nasib anak-anak korban kekerasan masih minim.

Anak-anak korban kekerasan berkeliaran di sekitar kita dengan ciri yang sebenarnya bisa kita kenali. Anak yang murung, agresif, bahkan dalam kasus Angeline si anak sudah mengungkapkan bahwa setiap hari ia harus memberi makan puluhan ternak, sehingga badannya pun berbau kotoran ternak. Bahwa ia kekurangan makan, pihak sekolah mungkin bisa mencegah melayangnya nyawa si gadis malang kalau saja lebih berani dalam bersikap.

Ciri-ciri korban kekerasan anak jelas terlihat pada diri Angeline jika mengacu kepada keterangan si guru sekolahnya, tapi ternyata tidak ada aksi dan upaya untuk melepaskan si gadis kecil dari penderitaannya.

Kita semua pasti tak ingin kasus yang sama tejadi lagi kepada anak manapun di muka bumi ini. Kita tidak cukup merasa lega bahwa anak kita bukan termasuk anak anak malang tersebut. Namun ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah kasus serupa terulang.

Pertama, Aware terhadap lingkungan sekitar

Jika melihat ada perilaku anak yang aneh di sekitar kita, tidak ada salahnya kita menaruh curiga. Terhadap anak tetangga yang terlihat bekas kekerasan pada fisiknya. Terhadap anak didik yang selalu murung dan tampak ketakutan. Jika anak dititip kepada pengasuh, selalu lakukan screening pada malam hari, lihat ada yang janggal dengan dengan anggota tubuhnya. Tanda-tanda kekerasan dan sejenisnya.

Kedua, Konfirmasi Langsung

Tanyakan pada si anak langsung, apa penyebab luka atau lebam fisik di tubuhnya. Jika si anak masih terlalu kecil lihat cara dia bereaksi terhadap orang sekitar. Misalnya sebagai orangtua, perhatikan perilaku anak kita saat berada di samping kita. Apakah takut dengan pengasuhnya?. Atau malah bersikap agresif dengan melakukan pemukulan atau penolakan kepada si pengasuh.

Ketiga, Lakukan Tindakan

Jika kecurigaan semakin kuat segera lakukan investigasi awal. Sebagai orangtua bisa dengan mengintai kegiatan harian anak kita dengan pengasuhnya, cuti tanpa diketahui si pengasuh. Pencegahan yang bisa dilakukan, pasang CCTV di rumah. Sebagai tetangga, laporkan kecurigaan kita kepada pihak berwenang, untuk tahap bisa kepada pak RT, Pak lurah, Komnas HAM atau kepolisian. Sebagai guru, bisa dengan memanggil dan meminta penjelasan kepada orangtuanya. Atau melakukan pengecekan sesekali ke rumah anak didik.

Kepedulian kita, bisa jadi menyelamatkan nyawa Angeline Angeline lain di sekitar kita.


Tentang Panitia Lomba Yang Ingkar Janji

Monday, March 2, 2015
Sebagai banci kontes yang sudah putus urat malu perkontesannya ( banyakan kalahnya daripada menangnya), beberapa kali saya mengalami yang namanya di PHP-in sama penyelenggara lomba. 

Macem-macem deh tabiat penyelenggara yang tidak bertanggung jawab. Dari mengundurkan jadwal pengumuman, sampai malah ngga ada pemenang sama sekali. Dari hadiah yang di down grade sampai yang tak kunjung diterima. Haduh, kenyang deh.

Yang paling membekas di hati  itu, saat saya mengikuti lomba berhadiah jalan-jalan dari sebuah merk kopi ternama. Waduh, semangatnya epic banget deh. Mulai dari membuat video, share ke semua sosial media sampai yang nulis rencana-rencana liburan gitu. Bagaimana tidak, hadiah yang ditawarkan begitu menggiurkan. Pemenang utama bisa jalan-jalan ke tempat wisata yang diiginkannya bersama brand ambassador produk itu, yang mana kita juga bisa pilih mau pergi dengan siapa. Trus finalis yang tidak menjadi pemenang utama, akan diundang gathering bersama para brand ambassador dan nantinya diberi hadiah berupa jalan-jalan yang dilakukan sediri ( tidak bersama artisnya). Wiiih, bikin mupeng kan, secara kesempatannya menangnya lumayan besar.

OSPEK oh OSPEK

Wednesday, December 11, 2013

Heboh berita mahasiswa ITN Malang bernama Fikri yang tewas saat Ospek.

Naudzubillahi min zalik. Iih walau ngga ada hubungan kerabat, kenal juga ngga tapi begitu membaca berita ini di internet kok hati saya sakit sekali. Terbayang bagaimana perasaan orangtua Fikri. Dan kemudian saya langsung teringat berbagai Ospek yang pernah saya jalani di masa silam, ya di SMA ya di kuliahan.

Tanpa perlu menyebut yang mana, saya juga pernah mengalami yang namanya di ospek senior. Dari yang katanya " seneng-seneng" sampai yang membuat saya mau muntah. Duluuuuuu banget saya dan beberapa teman putri pernah dikerjai oleh kakak kelas.

Go Fatin Go Fatin

Friday, May 24, 2013

Yeaaaay akhirnya X Factor muncul juga . Udah dari tadi pagi ngga sabar mo nonton. 

Seperti yang saya tulis di status FB saya tadi pagi 


Ngga ada yang memungkiri kalau Novita Dewi punya suara yang cetar banget, tinggi dengan teknik yang sudah matang. Ditambah pengalaman dan mental juara yang sudah ditempa, tidak diragukan Novita Dewi pantas menjadi pemenang. 

Custom Post Signature