Sebenarnya sudah satu tahun dua bulan saya menempati rumah ini. Namun selama ini saya cuma singgah saat weekend, karena sehari-hari saya kerja di luar kota. Jadilah sebenernya saya ngga terlalu familiar dengan lingkungan sekitar. Namun dua hari ini karena saya sudah pindah tugas ke Medan, akhirnya saya benar-benar bisa menempati rumah di sebuah komplek perumahan di daerah ringroad Medan ini. Wah senangnya, saya mulai bisa observasi lingkungan sekitar.
Setiap Sabtu Minggu saat lagi bersama suami, kami pasti menghabiskan waktu dengan jalan-jalan mencari makan ke luar. Ya daerah ringroad kota Medan ini memang merupakan pusat wisata kuliner. Kalau saya bandingkan dengan ringroadnya kota Jogja, sungguh keadaannya sangat berbeda. Kalau di Jogja kan daerah ringroad tuh tidak terlalu ramai, makanya djadikan jalur untuk menghindari macet dibanding harus masuk kota. Nah di Medan, malah kebalikannya, namanya aja ringroad, tapi malah jadi tempat jajan, banyak butik dan tempat nogkrong anak muda.
Setiap sore ada yang unik di kawasan ini. Berpuluh motor yang dikendarai remaja seusia tanggung akan menyesaki pinggiran jalan. Apa yang mereka lakukan?. Ga ada. Mereka cuma duduk-duduk di atas motornya ( kalau di MEdan namanya kereta). Bikin saya dan suami geleng -geleng kepala. Ngapain lah orang itu disitu, kayak ngga ada kerjaan aja.
Awalnya saya pikir demikian. Sampai suatu sore saat saya mau cari cemilan sama suami, kok tiba-tiba mobil kami diberhentikan. Kirain ada apaan. Ternyata para anak remaja yang biasanya nognkrong-nongkrong itu menutup jalan sementara. Coba tebak untuk apa?. Yup mereka menutupnya untuk melakukan balap motor, hadeeeh. Bayangkan.... bayangkan. Seenak udelnya aja, emangnya mereka pikir ni jalan nenek moyangnya, main berhentiin mobil orang seenaknya. Akhirnyaa jalan jadi macet. Dan itu bisa berlangsung berulang-ulang dalam satu hari. Duuh, anak sekarang yah. AKhirnya ringroad pun beralih fungsi. Bukan sebagai jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan di tengah kota, tapi malah jadi ajang kebut-kebutan, karena ngga ada polisi yang jaga disini.
Tapi syukurlah kemarin, saat saya da suami baru keluar dari komplek perumahan, tiba-tiba kumpulan remaja tersebut terlihat panik dan langsung berhamburan, berrrrrrr. Ada apa gerangan?. Ternyata ada Kamtib yang beraksi, xixixix lucu juga melihat mereka panik gitu.
Memang sudah seharusnya tuh, kegiatan kongkow-kongkow anak muda gitu ditertibkan, soalnya disamping mengganggu lalu lintas, juga dikhawatirkan suatu saat jika terjadi selisih sedikit saja bisa berakhir dengan tawuran, seperti yang seirng terjadi di berita-berita di tivi. wew.
Itu baru kondisi di lingkungan luar perumahan. Di dalamnya sendiri tak kalah anehnya.
Komplek perumahan yang kami tempati ini memang bukan perumahan baru. Kami memutuskan beli rumah disini karena ukuran tanah untuk satu rumah tuh lumayan luas dibanding perumahan-perumahan baru, disamping itu juga harganya yang ga terlalu mahal. Dan yang paling utama, lokasinya sangat bagus, tepat di pinggir jalan besar dan sangat dekat dengan segala jenis penjual makanan. Jadi kalau mau makan ringgal ngesot aja. Mana di depan perumahan persis ada indomart dan Alfamart lagi, jadi ngga susah mau ngapa-ngapain. Laundry juga tersebar di sepanjang jalan. Benar-benar komplek yang pas dengan yang kami cari.
Karena selama ini cuma weekend doang disini saya belum sempat keliling komplek. Kemarin sore saya ajak suami buat jalan-jalan sambil mengitari seisi perumahan. Wah saya baru tahu, ternyata di salah satu sudut jalan ada tanah kosong yang dijadikan tempat sampah umum oleh para penghuni komplek. Waduh, takjub banget saya melihatnya. Kok bisa-bisanya di komplek perumahan di tengah kota gini, orang-orangnya masih pada buang sampah sembarangan. Dan heranya lagi kok yang punya rumah persis di depan TPS ini ngga komplain. Saat kami lewat terlihat ada seorang warga yang lagi melempar seplastik sampah, plung.
Sepanjang jalan saya jadi berdikusi hal tersebut sama suami. Sayang sekali, lingkungan perumahan jadi kotor karena penghuni yang ga pedulian.
Begitu sampai di depan rumah, kami langsung terdiam. Di depan pagar rumah kami yang berbatasan langsung dengan tetangga teronggok sekarung besar sampah entah darimana. Diduga itu adalah sampah tetangga sebelah rumah . Hadddduh, ternyata ngga perlu jauh-jauh. Di depan idung sendiri juga ada yang seenaknya menaruh sampah di depan rumah orang. OMG.
Yang berikutnya, yang ga kalah seru, dari hasil investigasi suami, ternyata penghuni komplek ini latar belakangnya sangat beragam . Di samping kiri rumah saya, ada rumah besar yang masuk kategori sangat bagus menurut saya. Teryata itu adalah rumah seorang Bupati di salah satu Kabupaten di Sumut, trus tetangganya juga Bupati. Haduuuh ni sebenarnya komplek apaan sih , bingung saya. Trus samping kanan saya ternyata rumah pejabat PDAM. Di depan sono rumah anggota DPR. Nah disudut ntu rumah simpenannya pejabat BUMN.
Barulah sadar kenapa selama ini perasaan perumahan ini kok sepi banget. Ternyata lagi, semua rumah yang saya sebut tadi hanyalah rumah investasi yang tidak ditempati. Makanya kemarin pas hujan deras lebat dan ada petir menyambar , dari rumah si bupati terdengar bunyi alarm mobil yang menjerit-jerit. Baru tahu saya, kalau ada alarm mobil yangsensitif dengan petir. Karena tuh rumah ga ada orangnya, sepanjang malam kuping kami harus tabah mendengar alarm yang bunyinya annoying tersebut.
Dan begitulah kondisi sekitar perumahan yang saya tinggali. Namun walau banyak hal aneh bin ajaib yang terjadi disini saya suka tinggal di rumah ini. Di samping alasan lokasi dan kemudahannya juga karena saya memang tidak terlalu suka dengan perumahan yang ramai. Dan di perumahan ini banyak teman kantor suami saya, sehingga kami ngga merasa sendiri.
Yah dimanapun kita tinggal, kalau semua biasa-biasa saja , pasti bakal bosenin. Dan bagaimanapun kondisi tempat tinggal kita, kalau kita enjoy di di dalamnya,mudah-mudahan slogan home sweet home akan terwujud.
Medan...adalah kota tujuan berikutnya untuk saya kunjungi. Saya punya Pak Puh dan Bu Puh di Medan,dan itu adalah keinginan kami mengunjungi mereka. Doakan ya mbk windi...kami bisa kesana. Kl bs kesana,bakal mampir kerumah mbk windi nih.
ReplyDeleteOya,Selamat ya...semoga barakah di tempat tinggal yang baru...
kunjungi sy juga ya..
http://ummuazhar.wordpress.com/2013/04/13/minggu-1/
ayo mampir ke rumahku mba imma, jgn malu2 :D
DeleteWuuuih perumahan elit tuh mbak WIn :)
ReplyDeleteBalap2 motor? Hiii seram amat.
Eh mbak, tadinya ada form untuk ngisi data tapi koq dah tutup ya padahal tanggal 14nya kan baru hari ini
daerah elite dari hongkong, justru ini perumahan murah mba, makanya buat ivestasi xxixixii
DeleteMak,,emang ga ada petugas kebersihannya ya?
ReplyDeleteBiasanya kan kalau dikompleks gitu, pihak kompleks mintain uang retribusi untuk keamanan, sampah dll.
hayah,ternyata sepinya malah dimanfaatkan oknum buat investasi simpenan..hehe *piss*
^^
Ada maak, tapi cuma seminggu sekali datangnya, nah nunggu seminggu itu mak, sampah udah menggunung :(
DeleteWuiksss mau digapok tu ygbalapan... Bayar pahak gak mereka????
ReplyDelete;-)
ya namanya anak remaja, suka-suka mereka aja. Paling kalo ada kamtib pada kabur. besoknya ya ngumpul lagi, balapan lagi, :)
Delete