Setelah menerima SK mutasi beberapa waktu yang lalu, akhirnya terlaksana juga kepindahan saya ke Medan. Sudah menjadi aturan di perusahaan saya, kalau pekerja yang mutasi itu akan mendapat fasilitas di samping uang pindah juga akan disediakan hotel sebagai persiapan untuk mencari tempat tinggal selama sepuluh hari. Itu dia enaknya. Karena saya mutasinya ke daerah asal, yang notabene saya sudah punya tempat tinggal, jadi fasilitas hotelnya saya gunakan buat leyeh-leyeh, tidur-riduran saja bersama suami. Siang saya ngantor, sore pulang bentar ke rumah, malamnya bobok di hotel, assek. Lumayan selama sepuluh hari bebas tugas dari nyiapin sarapan buat suami.
Sewaktu saya check-in, di resepsionis disediakan koran untuk dibaca sambil menunggu proses check-in. Nah disitulah saya membaca sebuah berita yang membuat saya girang.
Di surat kabar lokal Medan, Investa Medan, halaman pertama, mata saya tertumbuk pada berita tentang keputusan pemerintah yang akan memberlakukan kebijakan baru sehubungan dengan subsidi BBM yang begitu ramai pro kontranya beberapa waktu yang lalu.
Bunyi beritanya, kira-kira seperti ini. Bahwa pemerintah akan menetapkan harga premium yang berbeda untuk angkot dan sepeda motor serta untuk mobil pribadi. Harga premium untuk angkot dan sepeda motor akan tetap memeroleh subsidi sehingga dijual ke konsumen Rp 4.500. Namun berbeda dengan premium untuk kendaraan pribadi, akan dipatok lebih mahal, karena premium tersebut tidak bersubsidi. Jenis premiumnya tidak ada perbedaan, sama saja.
Pemberlakuan harga yang berbeda ini, karena secara logika masyarakat yang mampu membeli mobil pribadi maka sudah termasuk golongan mampu, sehingga tidak perlu diberi subsidi lagi. Untuk mendukung terlaksananya kebijakan tersebut, maka akan ada pemisahan SPBU. Pertama untuk SPBU khusus angkot dan sepeda motor dan yang kedua SPBU khusus mobil pribadi.
Yang membuat saya menarik sudut-sudut bibir saat membaca berita ini adalah karena apa yang akan diterapkan pemerintah tersebut persis sama dengan ide saya untuk mengakali pembengkakan APBN yang membebani pemerintah akibat subsidi BBM yang tidak pada tempatnya. Ide untuk Pertamina tersebut saya tulis dalam rangka lomba yang diadakan oleh Pertamaxind dengan tema #apaidemu. Dan memang tulisan saya keluar sebagai pemenangnya. Duuh seneng banget deh. Kalau mau baca, disini nih saya tulis. Walaupun belum tentu juga kebijakan itu diambil dari tulisan saya, tapi mengetahui kalau pemerintah menerapkan ide yang sama dengan apa yang saya pikirkan itu rasanya sesuatu banget.
Semoga saja, dengan adanya aturan baru tersebut, pro dan kontra terkait dengan subsidi BBM segera menemukan solusi. Dan semoga juga dana subsidi yang dikurangi tersebut dapat dialihkan untuk kepentingan rakyat yang lebih penting lagi. Dampak ke depannya, dengan pemisahan SPBU dan perbedaan harga ini mudah-mudahan akan membuat mesyarakat lebih bijak dalam pemilikan kendaraan pribadi dan mungkin bisa mulai melirik menggunakan kendaraan umum sehingga dapat mengurangi kemacetan di kota-kota besar.
Jadi, jangan pernah remehkan ide yang berseliweran di pikiranmu, siapa tahu kalau kamu tuangkan menjadi tulisan bisa bermanfaat untuk kebaikan sekitar kita.
seneng ya, mba win, kalo ide kita bermanfaat hehe
ReplyDeletehahaha padahal belum tentu juga itu dari ideku, tapi seneng aja rasanya :)
Deletesenengnyaaa...
ReplyDeletebebas tugas nyiapin sarapan rasanya sesuatu ya Mak, berasa MErdekaa !! xixiix :D
iyaaa apalagi di hotel kan sarapannya banyak pilihan, jadi sekalian juga makan enak, hahaha dasar emak males ;D
Deleteihh...enaknya....rejeki bumil bebas tugas 10 hari.*lho..salah fokus.xixixi
ReplyDeleteiya mba, apalagi aku kan langsung cuti, jadi bener2 seperti dapat liburan gratis di hotel hahaha
Deleteenaknyaaaaa....
ReplyDeletebisa 10 hari menikmati hotel di kota sendiri
hehehee
iyaa enak banget. tidur2 doang :)
DeleteMantabs ^^
ReplyDeletewew.. kereeen....barokallahu, tulisannya sudah bermanfaat :-)
ReplyDeleteKeren mak, tulisannya didukung dengan data :)
ReplyDeleteTapi saya sempat baca di twitter, ada "celah" yang akan dimanfaatkan pengguna premium, yaitu dengan mengisi angkotnya dengan premium, kalau perlu dalam sehari bolak-balik ke SPBU, lalu menjual premium tersebut secara gelap pada para pemilik mobil pribadi yang enggan pakai premium.. :(
prihatin ya, mak..
Wah, keren mbak Win :)
ReplyDelete