BAW, Makes Me Feel be a Writer

Thursday, April 18, 2013
Dulu, setiap selesai membaca satu novel, saya akan menghela nafas panjang, larut dalam emosi tokoh-tokoh di dalamnya dan kemudian saya akan berkata dalam hati "Kok bisa yah penulisnya memikirkan cerita yang seperti ini". Kemudian saya akan kembali bertanya, " Bagaimana ya, bisa menulis novel setebal ini ?" dan lanjut " Seperti apa sih penulisnya?"

Benar, saya sangat takjub dengan para penulis. Penulis adalah profesi yang begitu saya kagumi. Karena seorang penulis mampu menyampaikan berbagai rasa, sedih, senang, haru,kecewa, marah ke dalam untaian kata yang bermakna lebih. Penulis juga mampu mendeskripsikan lukisan alam menjadi sebuah sinfoni yang merdu. Penulis juga bisa mengubah sesuatu yang terlihat biasa menjadi tidak biasa. Lebih dari itu, di tangan penulislah sebuah kenangan akan abadi.

Pernah saat saya selesai membaca buku Ika Natasha, salah sorang teman yang bekerja di bank lain berkata bahwa ia mengenal Ika Natasha secara personal, saya begitu kagum, wow saya merasa betapa beruntungnya teman saya itu bisa kenal dengan seorang penulis. Begitulah kekaguman saya terhadap para penulis semakin bertambah dari hari ke hari.

Dari saya kecil sampai beberapa waktu lalu, satu-satunya hal di dunia ini yang bisa membuat saya melakukannya dengan sepenuh hati, berjam-jam tanpa kebosanan adalah membaca. Ya, saya sangat suka membaca, apa saja. Saya ingat, pernah saat saya berumur delapan tahun, SD, saya demam selama berhari-hari. Saya ngga mau makan, dan tidur saja di kamar. Ibu saya sampai capek membujuk saya makan. Akhirnya entah mendapat ide darimana, ibu saya pergi ke tukang majalah bekas dan membelikan saya beberapa buah majalah Bobo yang sudah expired. Bukan main, saat itu juga tubuh saya langsug fit. Saya langsung lahap makan, karena sudah tidak sabar untuk menghabiskan tulisan-tulisan di majalah Bobo tersebut.

Pernah juga, saat saya memperoleh ranking di sekolah, ibu menawarkan hadiah untuk saya. Tapi saya disuruh memilih. Pilihannya adalah es krim atau majalah. Saya ingat, saat itu saya sangat menyukai es krim Conello, dan es krim bermerk seperti itu merupakan jajanan yang lumayan mahal Saat itu harga es krim dan harga majalah bobo sama yaitu Rp 1.200,-. Tanpa pikir panjang saya langsung memilih majalah sebagai hadiah.Saya tidak peduli apakah majalah yang dibelikan ibu majalah baru atau bekas, Bagi saya yang penting adalah tulisan di dalamnya.

Membaca seperti sudah mendarah daging bagi saya. Makanya saat kuliah, dan menemukan persewaan buku menjamur di sekitar kos, saya seperti terdampar di surga dunia. Saya rela menghemat makan demi bisa menyewa novel-novel yang saya suka, karena kalau harus membeli, saat itu saya tidak sanggup.

Membaca membuat saya kaya, saya bisa berkeliling ke penjuru dunia tanpa harus melangkahkan kaki di sana. Namun, di balik sisi positif hobi membaca saya, akhirnya saya tersadar bahwa saya tidak memiliki kemampuan lain, apapun. Saya tidak bisa bernyanyi, saya tidak bisa bermusik. Padahal sebenarnya saya adalah type orang yang tak pernah takut mencoba hal baru. Akhirnya saya mengambl kursus gitar, hanya untuk menambah keahlian saya, tapi gagal total, satu-satunya lagu yang bisa saya mainkan dengan gitar hanya lagu Sheila On 7 yang judulnya "Buat Aku tersenyum", itupun ngga sampai akhir.

Setelah itu saya pasrah dan menerima takdir bahwa satu-satunya keahlian saya hanya membaca. Beuugh, sejak kapan membaca jadi suatu keahlian.

Kira-kira dua tahun yang lalu, saat saya lagi blogwalking ke blognya penulis favorit saya Dewi Lestari, saya melihat undangan untuk bergabung ke sebuah grup, namanya "RT". Karena penasaran saya klik undangan tersebut dan saya join di dalamnya. Awalnya saya tidak tahu itu grup apa, hanya saja sepertinya penghuni di grup itu adalah orang-orang yang punya kecintaan terhadap buku. Dan punya kesamaan sifat, yaitu suka bertanya. Wah saya merasa menemukan komunitas yang sesuai dengan kepribadian saya. Ngga nyangka ternyata hobi membaca merupakan hobi yang keren juga. Dan saat saya tahu bahwa pendiri grup tersebut adalah seorang penulis, saya girangnya minta ampun. Maka, saat kopdar pertama grup tersebut digelar, saya bela-belain datang hanya untuk bertemu dengan si penulis. Itulah pertama kalinya saya bertatap muka langsung dengan seorang penulis. Benar-benar pengalaman yang berharga bagi saya.

Dari situ saya mengambil satu kesimpulan, bahwa ternyata seorang penulis itu adalah bisa jadi seseorang di sekitar kita, yang bertingkah laku sama seperti kita. Oleh karena itu siapapun bisa jadi penulis. Gara-gara pemikiran itu, saya jadi kepikiran buat jadi penulis. Haloooooo, kesambet apa yah saya. tapi entah mengapa sepulang dari kopdaran itu saya langsung semangat menulis sesuatu yang kemudian saya upload di grup tersebut.

Seiring berjalannya waktu, grup yang mempertemukan saya dengan salah satu penulis itu pun mati suri. Entahlah, apa saya yang mulai bosan atau apa, saya tidak mendapat ketertarikan lagi berada di dalamnya seperti saat pertama bergabung.

Namun demikian, grup tersebut memberi saya seorang sahabat bernama Mamah Ghulam Itu Linda. Awalnya hanya say hello di FB, hingga saya  melihat, begitu sering mbag linda ini mengupload buku-buku antologi yang ada tulisan dirinya di buku tersebut. Wow, saya makin takjub, ngga nyangka ternyata teman saya adalah seorang penulis. Benar-benar sesuatu yang membuat saya tercengang-cengang. 

Dari hari ke hari, saya semakin penasaran, bagaimana caranya agar tulisan saya bisa masuk dalam sebuah buku. Dari mbag Linda lah saya tahu ada yang namanya audisi antologi. Jangan ditanya bagaimana antusiasnya saya ikut berbagai audisi. Beberapa meloloskan nama saya sebagai kontributornya namun tak jarang saya terdampardi pinggiran. Dari audisi antologi tersebut saya mengenal banyak nama-nama yang langganan menjadi kontributor.

Dalam masa-masa itu, tak satupun grup atau komunitas yang saya ikuti. Hingga datang ajakan dari mbag Linda untuk bergabung dengan salah satu grup menulis bernama BAW. Sebelumnya mbag Linda, menerangkan bahwa untuk masuk ke grup tersebut harus atas ijin pendirinya, jadi saya harus bersabar. Dan akhirnya saya pun bergabung di BAW.

Saat membaca nama grup, saya sempat membatin, apa saya ngga salah masuk grup. Karena saya sama sekali tidak merasa sebagai penulis. Dan saya sungguh terkaget-kaget saat tahu bahwa di grup tersebut para anggota harus aktif, mana ada jadwal belajarnya lagi.Waduh rasanya seperti terdampar di dunia antah berantah. 

Saya benar-benar merasa asing disitu. Apalagi tiba-tiba ada tugas yang harus dikerjakan oleh seluruh  anggota grup, yaitu membuat sebuah cerpen dengan genre bebas. Wow, saya yang baru belajar menulis tentu saja kelabakan. Namun tak urung saya tuntaskan juga tugas tersebut, karena saya masih ingin tahu seperti apa grup menulis itu. Siapa sangka, saat cerpen saya dipajang di grup, banyak kritikan yang saya terima. Dari mulai pemilihan kata, tanda baca sampai alur logika cerita. Saya sampai tergagap-gagap melihat serangan bertubi-tubi tersebut. Terus terang sampai beberapa saat, saya tidak tahu siapa founder BAW, dalam arti siapa dia sebenarnya, sampai saya tersadar kalau beliau adalah seorang penulis novel yang karyanya sudah puluhan biji di toko-toko buku.

Seperti sebelum-sebelumnya, tiba-tiba saja saya begitu bersemangat. Yes, saya berinteraksi dengan seorang penulis, begitu pikir saya. Makin lama berada di BAW, saya baru mengetahui ternyata anggota grup ini adalah kumpulan penulis-penulis beken yang sudah menelurkan novel, memenangkan berbagai lomba menulis dan tulisannya terserak-serak di berbagai media. Aiiih, seperti mimpi yang jadi kenyataan, saya begitu bahagia, bahwa saya bisa berteman, ngobrol melalui tulisan dengan para penulis. Dan sebagian besar juga ternyata disana terdapat nama-nama para kontributor antologi yang sering saya ikuti audisinya.Ehm ehm langsung berasa sebagai bagian dari para penulis Indonesia, halah.

BAW, Be A Writer nama grup yang memberi banyak perubahan positif pada saya. Inilah grup menulis pertama yang saya ikuti. Disini saya belajar banyak sekali, dari postingan-postingan tugas yang diberikan, sampai dari sekedar thread biasa pun selalu ada ilmu di dalamnya. Saya merasakan banyak kemajuan yang cukup signifikan dari cara saya menulis sampai menangkap ide-ide di sekitar. Dan itu semua terkadang bermula dari curhat geje salah seorang penghuninya, atau malah dari komen ngasal yang berseliweran di sana.

Jumlah anggota yang terbatas hanya kurang lebih 100 orang membuat para anggotanya intens berinteraksi dan akrab. Sayangnya sampai detik ini saya belum kesampaian untuk ikutan kopdar yang diadain. Padahal ingin sekali ketemu secara langsung dengan para penulis beken itu.

Kini saat berada di toko buku dan melihat nama para anggota grup BAW menempel di sampul novel yang ada di rak-rak display, ada rasa yang membuncah di dada saya, " Hey, ini buku temanku, ini yang nulis di anu ". Kadang tanpa sadar saya langsung nyerocos ke pengunjung yang berdiri terdekat dengan saya, menceritakan siapa penulisnya, padahal belum tentu juga dia suka saya ajak ngobrol, xixixi. Ada kebanggan luar biasa saat melihat seorang sahabat walaupun hanya sahabat dunia maya menelurkan karyanya. Ada rasa bahagia dan bersyukur telah mengenal mereka.

Seperti kata pepatah, " Berteman dengan tukang besi, kita bisa terkena cipratan bara apinya, berteman dengan tukang parfum minimal menghirup aroma harumnya, syukur-syukur ketumpahan cairannya dan malah jadi tukang parfum sekalian ". semoga saja, dengan berinteraksi dengan para penulis di grup BAW ini saya kecipratan semangat berkarya mereka, semangat berbagi dan sekalian bisa tertular kemampuan menulis mereka yang memiliki nafas yang sangat panjang.

Dalam suatu komunitas, tidak ada siapa lebih baik dari siapa. di BAW saya menemukan kondisi seperti itu, tidak ada pilih kasih, bahkan pendirinya mba Leyla Hana pun layaknya seperti anggota lain, tidak mengeksklusifkan diri. Dan para mentor mba Riawany Elita, Eni Martini, Afifah Afra pun berinteraksi seperti seorang sahabat, tidak merasa lebih karena sudah menerbitkan karya, dan karenanya saya merasa begitu nyaman disini.

Dan BAW telah membuat saya bisa menambahkan satu kata lagi dalam kolom hobi saat mengisi biodata. Ya, kata itu adalah menulis. Dan kini, saya tidak ragu menambahkan embel-embel penulis di profil blog saya. Bukankah blogger juga seorang penulis kan yah?

Semoga ke depan BAW tetap eksis berdiri, dan tentu saja akan lahir penulis-penulis sesuai keahlian masing-masing dari grup ini. Dan saya sangat berharap BAW menjadi salah satu komunitas penulis yang tidak sekedar memberi manfaat pada anggotanya tapi juga memberi manfaat ke luar, ke dunia kepenulisan di Indonesia.

Bagi yang tertarik mengetahui BAW, bisa kunjungi blognya nih di http://bawindonesia.blogspot.com/. Mungkin kamu akan temukan nama-nama anggotanya yang ternyata adalah teman FB mu dengan segudang prestasi. Tapi jangan salah, kamu ngga harus punya embel-embel jam terbang yang tinggi untuk masuk grup ini, karena grup ini bukan untuk penulis yang sudah jadi tapi malahan untuk membentuk seseorang menjadi seorang penulis, walaupun hanya penulis blog amatiran seperti saya.

Di dalam blog tersebut banyak harta karun yang bisa kamu gali, mulai dari tips menulis,cara membuat plot, pilihan diksi,eksplorasi novel,cara mengirim karyamu ke penerbit dan semua printilan tentang kepenulisa. Mungkin kalau kamu cari di google, semuanya juga ada, namun yang istimewa, yang ada di blog BAW semuanya adalah berdasarkan pengalaman para penulisnya, jadi lebih membumi dan lebih aplikatif.

Saat ini BAW memasuki usia satu tahun. usia yang tidak bisa dibilang baru bagi sebuah komunitas dunia maya yang hanya mengandalkan tuts-tuts komputer dan koneksi internet sebagai penghubungnya. Dan di anniversary ke satu nya ini BAW mengadakan Giveaway, tidak hanya untuk para anggotanya tapi juga yang belum menjadi anggota. Siapa tahu kamu berminat nyemplung dan mendalami ilmu disini. baca infonya di bawah ini yah.










36 comments on "BAW, Makes Me Feel be a Writer"
  1. Keren dan renyah tulisannya... Windi bangets

    ReplyDelete
    Replies
    1. windi banget situ yg garing gitu yah mba ade, kriuk2

      Delete
  2. Mba aku baru kenal BAW, keren, aku juga punya tulisan untuk ini, jadi minder *hehee,

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah napa minder ? minder bukan sebagian dar iman, halah. mampir ah ke blognya pengen lihat tulisannya :)

      Delete
  3. aku anak BAW dunk...ngacung heuheu

    ReplyDelete
  4. aku juga temennya mbak Windi.. itu lho yang ratu nge-blog ituh *narsis*

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya aa aku juga temannya Yun W, itu looo yang narsis juga

      Delete
  5. salam kenal Mbak, meluncur ke blog BAW ahh... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mba. sekalain ikutan GA nya yah

      Delete
  6. aku anak BAW. :D seru kalo udah diskusi hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi sesi diary day xixixi , ketauan emak haus gosip

      Delete
  7. nyamy deh es krimnya eh ....
    keren penulisnya
    tulisannya?
    ngga perlu diragukan, sepertinya salah satu enemu harta karun nih :)

    ReplyDelete
  8. ngintip grupnya ah, eh ada blognya juga :D sukses ya Mbak, GA-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan ngintip aja mbak, masuk sekalian lihat-lihat, duduk2 ;0

      Delete
  9. keren mak blognya, salut aku sama calon Srikandi Blogger 2013 ini, memang bener2 top markotop spt kata p Bondan....:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. haiayaaaah. emak yg satu ini juga top markotop

      Delete
  10. jiaah.. namaku disebut2.. :)

    Sukses yaa Wind...
    dirimu udah jadi penulis keren, aku salah satu fansmu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya dong mbag lind, krn dirimu aku kenal BAW :)

      Delete
  11. wah anggotanya cuma 100 org. dikit banget y mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maak, dikit malah enak jadi kenal semua dan interaksi lebih dekat

      Delete
  12. bagus banget tulisannya. Suka deh bacanya. Wah, mesti belajar banyak nih dari mbak Windi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah dikau memuji saja. ini curahan hati . Makasi maaak #tetep kembang kempis

      Delete
  13. Terima kasih atas tulisan GA BAW, Windi Teguh.. suksess selalu :D

    ReplyDelete
  14. Wah, ada grupnya Dewi Lestari ya? jadi pengen ikut jg.
    Eh, kok malah komen itu. Makasih ya, Win.

    ReplyDelete
  15. Masyaallah tulisannya, jadi gak sabar gabung di BAW Community..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature