Apa Yang Terjadi dengan Tulisanmu Saat Engkau Mati?

Saturday, April 27, 2013


HAAAAh Uje meninggal ? Innaillahi wa inna ilaihi rajiun

Begitu reaksi saya saat melihat postingan teman di FB mengenai kabar bahwa Uje meninggal dunia tempo hari. Setelah membaca status tersebut,  tebak apa yang saya lakukan?.

a. Menghidupkan televisi
b. Nanya ke temen
c. Konfirmasi ke istrinya Uje

Yang C jelas ngga mungkin. B masih subuh saat saya membaca status tersebut, siapa pula yang mau diganggu subuh-subuh. Kemungkinan terbesar adalah A. Tapi saya tidak melakukan ketiga hal di atas.

Yang saya lakukan adalah buru-buru mengecek twitter, kepo-in FB, dan searching di google dengan kata kunci " Uje Meninggal". dari hasil investigasi singkat tersebut saya langsung mendapat kepastian berita yang ternyata sudah berseliweran di timeline sosial media yang saya sebut di atas. Bahkan ada yang langsung menuliskannya di blog.

Saya bukan mau ikut-ikutan latah membicarakan perihal kematian Uje. Walaupun sedikit banyak masih ada hubungannya.

Saya jadi ingat, beberapa bulan yang lalu saat berita kematian dua orang mahasiswi kedokteran Undip beredar di dunia maya, hal yang saya lakukan pun kurang lebih sama. Apalagi begitu banyak para fesbuker dan penghuni twitterland yang menshare link blog si mahasiswi sampai alamat facebook mereka.

Mungkin karena saya satu almamater dengan mereka ,seperti ada keterikatan hubungan. maka seharian itu saya menelusuri satu demi satu postingan di blog pribadi Novitia Lutfiatul. Tak puas hanya membaca blognya saya pun mencari link fesbuknya. Dan apa yang saya dapatkan?. Subhanallah, saya mendapatkan jejak catatan perjalanan seorang anak manusia yang sangat indah. Tidak ada satu tulisan pun baik di status FB maupun tulisan di blognya yang merupakan kesia-siaan. Semuanya berisi perenungan, tulisan sehari-hari yang membuat para pembacanya mengerti dan bisa menyimpulkan bagaimana kepribadian penulisnya.

Pun demikian yang terjadi pada peristiwa kematian ustaz Uje. Tak lama berselang jam, hampir semua orang berlomba-lomba menshare tweet terakhir si ustaz, Broadcast Message yang juga terakhir di kirimnya, sampai status-status yang di posting beliau beberapa saat menjelang malaikat menjemput ajalnya. Tak cukup sampai disitu, hampir semua media pun tak mau kalah memutar ulang dokumentasi perjalanan hidup beliau. Hingga semua orang bisa menilai, bisa mengambil hikmah atas perjalanan hidupnya yang menurut saya begitu luar biasa.

Dua peristiwa tersebut menyadarkan saya, bahwa saat ini ketika sebuah berita tentang seseorang mencuat di media massa, secara otomatis orang akan mencari tahu melalui internet. Tak sulit mendapatkan informasi semua hal yang berhubungan dengan siapapun yang diberitakan. Bukan hanya artis atau public figur, bahkan orang biasa seperti saya atau mungkin anda.

Tiba-tiba saja saya tersentak dan langsung membaca ulang semua postingan di blog saya ini. Begitu takutnya saya, jika ada tulisan yang pernah saya goreskan disini ternyata membawa mudharat bagi orang lain. Bukan sesuatu yang pantas dibaca oleh orang lain ataupun postingan yang akan menyudutkan pihak lain atau malah membuat sakit hati dan sedih siapapun yang membacanya. Saya telusuri kembali satu persatu status-status yang pernah saya buat di Fb maupun di twitter, apakah ada yang bisa membuat keluarga saya sedih, atau malu atau perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan lainnya.

Sungguh saya benar-benar takut, jika besok tiba waktu saya meninggalkan dunia ini, orang lain akan melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan saat mendengar berita kematian. Walaupun banyak aib dan khilaf yang telah saya lakukan di masa lalu, namun sebagai manusia biasa, sebagai seorang anak, sebagai seorang istri, sebagai seorang sahabat, sebagai seorang pekerja, saya tidak mau meninggalkan kesan buruk di hari kematian saya. Saya benar-benar tidak ingin meninggalkan jejak dan catatan keburukan yang bisa membuat orang-orang terdekat saya merasa menyesal telah mengenal saya.


Sungguh saya juga ingin dikenang dengan indah. Ingin ada yang bisa diambil manfaatnya dari perjalanan hidup saya. Pun walau hanya berupa catatan.


Bayangkan, jika apa yang kita tinggalkan di dunia ini, bahkan dunia maya sekalipun adalah sesuatu yang tak pantas untuk dikenang. Postingan penuh umpatan, status penuh kebencian, tulisan yang merendahkan orang lain, ataupun yang melukai harga diri seseorang. Bayangkan.... bayangkan jika itu terjadi.

Karena hidup kita pasti berakhir, jasad kita akan hilang ditelan tanah, namun tulisan akan abadi selamanya. 






24 comments on "Apa Yang Terjadi dengan Tulisanmu Saat Engkau Mati?"
  1. makanya sebisa mungkin saya menghindari tulisan galau di media online. Kalopun sy tulis ttg kegalauan saya, biasanya suka sy barengin dg solusi yg udh sy lakukan. Dan mslhnya pun udh lwt. Semoga kita bs saling mengingatkan, ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maaak.. apalagi kalau galau bin lebay :) saling mengingatkan yah

      Delete
  2. Benar-benar menyadarkan tulisannya mbak :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. syukurlah maaaak. saling mengingatkan kita :)

      Delete
  3. iya, mba. apalagi kalo meninggalnya sama seperti uje, yang mendadak dan pas hari jumat. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya laa, makanya gimana coba, kalo sebelum meninggal kita baru ngetweet apaaa gitu yang ngga pantas, kan yg dibicarain orang yang terakhir itu. Buktinya uje, tweet terakhirnya di share terus2an

      Delete
  4. Btw aku baru dikasitau bahwa blog yg ditelantarin bisa diambil alih ama orang lain yg ingin mengakuisisi...kalo dah diambil dia berhak ngilsngin tulisan kita.... ( hasil tanya2 pas aku mo beli hosting dan iseng nanya apa yg terjadi kalo aku meninggal dg blogku?)

    ReplyDelete
    Replies
    1. caranya gimana mba ade. minta ijin sama blogspot gitu? atau WP. trus harus minta ijin sama keluarganya juga dong yah, secara kan mungkin keluarganya pengen mengenang dari tulisan2nya

      Delete
  5. salam kenal mbak windy.. slama nie jadi silent rider en skrg br komen. aku suka postingan2 di blog mbak windy krna gaya penulisannya enak (haaa makanan kali enak hehe)

    iya ya..yg namanya kematian tu gak disangka...
    tapi aku masih bertanya2..sebenernya klo org mau meninggal tu dia udah 'sadar' blm sih klo dia bentar lagi mau meninggal? soalnya kan kadang sblm org meninggal dia itu ninggalin firasat atau tanda ke org2 di sekitarnya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. hayoo knp baru sekarang komen #langsung kena denda :).

      kalo aku pikir kayaknya ngga lah mba, kan kita ngga tau kapan, dimana dan bagaimana kita meninggal. Contohnya mertuaku , kalo beliau punya firasat bakal meniggal pasti nelfon suamiku nyuruh pulang, . tapi wallahu alam lah mba, ngga tau juga. soale si mahasiswi Undip yg aku ceritain di atas, bbrp hari sblm meninggal nulis babnyak bgt di blognya, satu hari sampe 8 postingan yg membicarakan kematian. Itu postingan terakhir dia. Lah uje juga gitu.

      Delete
  6. mbak...postingannya keren banget...
    aku juga jadi kepikiran soal apa yang aku tulis di blogku,banyak galaunya..hehe :D
    maksih mbak..
    Follow bailk boleh gak..? hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. gpp galau kalau bermanfaat hehehe. makasi yah dah mapir. siip ntar aku kunjungan balik yah :)

      Delete
  7. Postingannya positif banget ya...

    Mengingatkan kita ngeblog membuat tulisan yang bermanfaat, iya kan mbak? hehe... sok kenal ya saya :D salam kenal ya mbak ^___^

    saya follow blognya ya, follow balik boleh? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih. iya saling mengingatkan yah. Sipp sipp segera kunjungan balik ;)

      Delete
  8. iya betul nih, harus menulis yg baik-baik :-)

    ReplyDelete
  9. Jadi pepatah lama yg menyataka gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama sdh ga berlaku, skrg jadi manusia mati meninggalkan catatan.
    Aq jg sebel kl baca status fb yg ngeracau ga puguh, kamseupay. Lam kenal ya lgs aq follow, follow balik mak

    ReplyDelete
  10. Harus berhati-hati dengan apa yang kita tulis, sama seperti berhati-hati dalam berucap. makasih untuk tulisannya :)

    ReplyDelete
  11. Karena tulisan sama dengan lesan ya mbak, kalau di FB masih bisa hapus status, tapi di blog hapus postingan ntar kena pentung google, paling cuma bisa revisi, dihapus beberapa bagian dalam postingan...

    ReplyDelete
  12. Terima kasih tulisan. Sungguh jadi ajang untuk intrispeksi diri.. ^^

    ReplyDelete
  13. iiya banget...huhuhu.takut.
    ah tapi jadi semangat untuk ninggalin jejak yang indah^^

    ReplyDelete
  14. Langsung angkat jari, dan bilang setuju. Mengumpat, mengolok, menyindir, mencela, menggalau apapun itu sebaiknya kita hindari. Penyesalan memang letaknya di akhir, tapi kita kan diberi akal untuk berfikir hingga lebih dari 3 kali sebelum bertindak. Postingan mak mjadi membuat saling mengingatkan jadi reminder untuk kita semua.. ^_^ Semoga kita termasuk orang2 yang bermanfaat mak,,

    ReplyDelete
  15. Iya Mbak setuju banget, tapi aku juga awal2 ngeblog gitu malah blog jadi tempat curhat mbak baru tahun-tahun terakhir ini bermetamorfosis

    ReplyDelete
  16. Secara teknis bila jaman internet berakhir, platformnya tutup, atau "right to be forgotten" diterapkan, tulisan di dunia maya juga tidak abadi. Intinya tulisan atau ucapan memang sebaiknya dijaga ya mak. Bukan karena takut dilihat manusia tapi karena Allah. TFS.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature