#4TahunKEB, Just love Your Choice And Be Awesome Instead

Monday, January 25, 2016






#4TahunKEB

Emak-emak Masa Lalu

Waktu saya kecil dulu, kami tinggal di komplek perumahan perusahaan tempat ayah saya bekerja. Dari begitu banyak penghuni di sana, hanya ibu saya yang saat itu berprofesi sebagai ibu bekerja, yang lain adalah ibu rumah tangga.

Setiap pagi, kala ibu mau berangkat kerja, maka kami keempat anaknya yang saat itu masih kecil-kecil akan membentuk orkestra yang menghalangi ibu bergerak. Semuaaa nangis. Paling ekstrim adik saya, dia bakal yang gelantungan gitu di kaki ibu, atau ngga sedari pagi dia bakal tidur di atas motor ibu, biar ibu ngga bisa berangkat.

Mengetahui kebiasaaan yang sudah jadi rutinitas di rumah kami, tetangga-tetangga yang notabene ibu rumah tangga itu, tiap pagi pasti bakal datang ke rumah.

Ngapain coba?

Ya ....itu...... megangin kami, supaya ibu bisa pergi, hahahaha. Gelok lah kalau ingat itu.

Makanya walau ninggalin empat anaknya sama pengasuh, ibu ngga pernah cemas, karena ada tetangga kanan kiri yang ikut membantu menjaga kami. Kalau siang melihat kami masih asik main, ntar tetangga depan rumah bakal neriakin “ Windi....... makan dulu sana” Atau ngga “ Ayoo tidur siang, bentar lagi mamak kelen pulang”.

Bertetangga rasanya ngga pernah seindah itu deh.

Seingat saya, ngga pernah ada emak-emak tetangga yang notabene IRT, ngerasanin ibu saya yang bekerja. Pun walau sekedar mengucapkan, “ Anak masih kecil-kecil kok ditinggal sama pengasuh sih”. Semua nyaman-nyaman aja. Malah bersinergi satu sama lain. Saat ibu kerja, mereka ikut menjaga kami, saat anak mereka kesulitan di sekolah, ibu bakal dengan senang hati membantu mereka ( FYI, ibu saya seorang guru).





Emak-Emak Masa Kini


“ Kita mah di rumah bukan karena ngga bisa jadi wanita karir, Cuma kasihan aja anak ditinggal sama pengasuh. Bagaimanapun lebih berharga anak lah dibanding gaji berjuta-juta di luar sana tapi anak kurang kasih sayang. Lagian fitrahnya seorang wanita kan emang di rumah bukan keliaran di luar.”


“ Jadi perempuan itu harus punya penghasilan sendiri, biar punya bargaining position dalam keluarga. Masa seharian di rumah aja, ngapain coba???”


“ Mending guwe dong, bisa ngasuh anak di rumah, tapi tetep dapat penghasilan, anak senang, ibu tenang”

Iyes, tiga gambaran emak-emak di atas , merupakan gambaran keseharian emak-emak masa kini. Ada perempuan yang memilih berkarir di luar rumah, ada yang memilih menjadi ibu rumah tangga, dan ada yang memutuskan untuk bekerja tapi tetap di rumah.

Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi yang berbeda.

Adalah naif untuk membandingkan siapa yang lebih baik di antara mereka, karena memang seharusnya setiap pilihan bukan untuk dibandingkan tapi untuk dicuri ilmunya, mana yang baik bisa ditiru, mana yang tidak baik bisa diperbaiki.


Membandingkan pilihan sendiri dengan pilihan orang lain atau merasa lebih baik dari ibu lain, sama saja menunjukkan ketidakpercayaan diri atas apa yang telah dipilihnya. Karena sejatinya orang yang mantap dan bahagia dengan pilihannya tidak cemas dan tidak akan memusingkan diri dengan pilihan orang lain. Bukan begitu?.


Melihat timeline akhir-akhir ini yang berisi war-war-an antara para ibu, kok kayaknya udah ngga jamannya lagi yah. Wong di dunia anak aja orang-orang udah sibuk mau membentuk generasi platinum, lha ini para emak malah masih sibuk mempermasalhkan mana lebih kece, daster batik atau blazer, hahaha. Lha memang ngga bisa dibandinginlah. Blazer ya keren kalau dipakai ke kantor, kantornya yang ber AC yah, kalau kantornya di pasar dan ngga ber AC ya gerah juga kali kalau pakai blazer. Dan daster, ya emang kece banget kalau pakainya di rumah menjelang tidur, adem-semriwing dan bikin nyenyak tidur, ya ngga? Makanya daripada ribut mempermasalahkan mana yang lebih baik, mending cari tahu dimana beli blazer yang lagi diskon dan dimana beli daster yang awet walau dicuci berkali-kali ,


Menjadi ibu di jaman ini memang ngga semudah jamannya ibu saya dulu. Dimana para tetangga bakal dengan senang hati membantu mengasuh anak kita bukan malah sibuk nyinyirin pilihan hidup perempuan lain.

Mungkin dulu juga ada sih war-war an model di atas, tapi karena internet, sosmed belum seperti sekarang, jadi gaungnya kurang greng. Beda dengan masa kini, entah karena manusia sekarang makin kritis atau karena wadah berekspresi lebih menarik di dunmay, apa-apa bisa dijadikan perdebatan.


Apalagi di dunia per ibu-ibuan.

Segala pilihan sepertinya menjadi keharusan buat dibentur-benturkan.


ASI vs Sufor


SAHM vs Working Mom


Diapers vs Clodi


Daycare vs ART


Mpasi home made vs Instan


Dan segabruk yang lain-lain yang bakalan bisa bermeter-meter kalau dijembrengin.


Ah saya jadi ingat kisah di jaman Rasulullah, Dimana pada masa itu Rasul masih sering bertempur di Medan perang.


Dari riwayat-riwayat Rasulullah Saw saya dapatkan kisah bahwa dahulu kala dalam menentukan siapa istri nabi yang akan diajak ke medan pertempuran, maka akan dilakukan pengundian. Nama istri yang keluar di undian tersebut, maka dialah yang ikut nabi ke medan perang.

Kenapa sih pakai sistem undi?


Ya karena posisi istri-istri nabi itu sama semua, jadi diundi aja. Kedua karena para istri nabi mengerti bahwa yang namanya tugas istri sekaligus ummul mukminin, mau di medan perang atau tinggal di rumah, ya sama aja, sama-sama memiliki peran penting. Jadi ngga ada iri-irian, merasa yang diajak ke medan perang lebih istimewa daripada yang tingal di rumah atau sebaliknya.


Emak-Emak di Dunia Blogger






Tidak hanya di dunia peribu-ibuan, di dunia perbloggeran pun belakangan saya lihat juga lagi terjangkiti penyakit membanding-bandingkan kecenderungan masing-masing blogger.

Yang blognya isinya banyakan review di nyinyirin, dibilang sudah kehilangan ruh sebagai blogger

Yang blognya isinya curhat belaka juga dinyinyirin, ngeblog kok Cuma buat curhat

Yang concern di dunia SEO, juga dikatain, ngeblog tapi isinya ngga mutu

Yang cuma nulis doang ngga pernah BW juga disindir-sindir, ngeblog itu perlu silaturahmi juga lho.


( Baca : Tentang Blogger Remahan Nastar )


Aaaargh capek kan kalau setiap perbedaan harus disikapi dengan sindir-sindiran. Seolah-olah kita tidak boleh berbeda, seolah-olah, kebenaran itu hanya satu. Padahal saat kita benar belum tentu orang lain salah lho.

Ya emang apa salahnya jadi blogger curhat, kalau memang tujuannya ngeblog buat diary online. Apa salahnya juga menjadikan blog sebagai sumber mata pencarian, kalau memang mumpuni untuk menghasilkan rupiah bahkan dollar.

Jadi, daripada ngeributin hal semacam itu, kan malah lebih bagus kalau blogger yang isi blognya masih curhat aja, coba deh main ke blogger spesialis review. Belajar cara menulis review yang baik, kenalan ke bloggernya, siapa tahu ntar kecipratan dapat job juga.


(Baca : Ngeblog itu yang kaya gini lho )

Pengalaman saya sih begitu. Awalnya saya juga suka komen gitu dalam hati saat membaca blog orang yang isinya review aja. Dih apaan sih, masa ngeblog cuma buat dapat job review, udah melenceng nih dari filosofi ngeblog halah.

Eh tapi lama-lama kok ya mupeng ya ngeliat blogger-blogger itu, yang sering dapat kerjaan di blognya, yang sering dapat produk gratisan yang harganya juga ga murah. Yang sering dundang buat acara-acara blogger. Lhaa daripada ngomel dan sok menilai-nilai orang, saya lebih memilih menginbox blio-blio dan nanya-nanya gimana gitu bisa demikian.


Emak-Emak di Kumpulan Emak Blogger








Nah untungnya yah saya tergabung dalam komunitas Emak Blogger. Eh udah pada tahu belum tanggal 18 Januari kemarin KEB udah berusia 4 tahun lho. Sebuah prestasi yang membanggakan untuk sebuah komunitas online masih solid di tahun keempat.

Gabung disini membuat saya mengetahui dan berkenalan dengan berbagai jenis emak sejagad raya. Ngga hanya dari dalam negeri tapi juga emak-emak yang tinggal di luar negeri.

Dari yang ibu rumah tangga, pebisnis online, sampai wanita karier semua ada disini.

Dari blogger spesialis curhat, blogger spesialis review, sampai blogger spesialis lomba pun ngumpul disini.

Melalui tulisan para emak blogger ini telah memberi sumbangsih pada dunia.

Masa?


Iya lho. Saya ingat waktu anak saya terkena invaginasi usus. Dokter menyarankan harus segera operasi, saya takut sekali soalnya usia anak saya saat itu masih belum genap 2 tahun, masih kecil sekali. Di tengah kegundahan saya mencari tahu segala hal tentang invaginasi di internet dan terdampar di sebuah blog emak-emak yang anaknya pernah mengalami hal yang sama. Dari blog beliau saya dapat info ada cara lain selain operasi. Alhamdulillah akhirnya anak saya bisa sembuh tanpa operasi. See..... kekuatan berbagi telah menyelamatkan hati seorang ibu.


( Baca : Tara Kena Invaginasi )


Namun bagaimanapun, para emak disini, sama aja sih yah dengan emak-emak yang saya ceritakan di atas. Dengan berbagai profesi tak pelak yang namanya persaingan di dunia per ibu-ibuan juga kerap menghampiri dinamika dalam komunitas ini.


Bedanya, semua perbedaan pendapat tertuang dalam bentuk tulisan. Tak jarang saling berbalas postingan pun dilakukan.

Yah namanya juga bahasa tulisan, kadang maksud hati hanya berbagi , tapi ternyata sharing tak selalu diterima sebagai caring, terselip kata bisa jadi berbuntut menyinggung perasaan emak blogger lain.

Namanya emak-emak ya, ada yang sumbunya panjang ada yang sumbunya pendek. Adaaaa aja yang bisa dijadiin drama. Wanita oh wanita.


Menyikapi Perbedaan

Memang benar yang namanya pelangi itu terlihat indah karena terdiri dari warna-warni yang berbeda.

Memang benar kalau dunia cuma satu warna pasti rasanya monoton sekali.

Tapi kalau setiap perbedaan dipermasalahkan, kapan berkaryanya?

Mau dimanapun, mau di jaman kapanpun, mau di dunia maya atau di dunia nyata, yang namanya perbedaan itu ngga mungkin bisa dipungkiri, Sudah sunatullah.


Seperti kata penyanyi Tere


“ Tiada yang salah dengan perbedaan


Yang salah hanyalah sudut pandang kita”



Betul atau betul tuh mak.


Bahwa yang namanya suami istri itu bisa bersatu karena jenis kelaminnya berbeda.

Bahwa yang namanya sepasang sepatu bisa seiring sejalan karena berbeda bentuk antara kanan dan kiri.

Bahwa kunci dan gembok bisa klik karena yang satu menerima yang satu memberi #eh beneran ngga nih analoginya.

Bahwa sebuah komunitas bisa solid karena berisi beragam perbedaan yang saling melengkapi.

Bayangkan kalau para emak di KEB, isi blognya semua tentang parenting, pasti bakal membosankan sekali membaca postingan menjadi ibu yang baik dan benar terus

Atau kalau semuanya adalah beauty blogger, pasti annoying juga tiap hari disuguhi postingan tentang lipen dan maskara.

Makanya, Alih-alih sibuk memikirkan besok mau berdebat tentang apalagi nih, mending bikin karya yang bermanfaat untuk orang lain atau minimal untuk diri sendiri dan keluarga


Saatnya lakukan Perubahan dengan Berkarya


Yup, mumpung momen 4 tahun KEB ini, saatnya para emak melakukan perubahan. Saatnya kita bersama menyadari, bahwa perbedaan yang ada di kalangan para emak, baik karena perbedaan piihan-pilihan atau karena perbedaan Niche blog adalah merupakan kekuatan kita.


Tahu kaln, kalau membuat roti itu, banyak banget adonannya, mulai dari tepung, gula, susu, ragi, baking powder. Satu aja bahan ngga ada, roti tak akan mengembang sempurna, bisa bantat atau malah gagal sama sekali menjadi roti yang empuk dan harum.


Kumpulan Emak Blogger, dengan berbagai jenis emak di dalamnya, berbagai profesi, berbagai genre tulisan, berbagai alasan ngeblog, jika bersatu dan bersinergi akan menghasilkan karya- karya luar biasa.


Apa yang bisa kita lakukan sebagai emak blogger untuk perubahan yang baik ?

  • Menyadari dulu bahwa yang namanya perbedaan itu adalah natural, tidak perlu diperdebatkan dan dicari-cari siapa lebih baik dari siapa. Fokus saja dengan apa yang menjadi pilihan kita 

  • Dalam menulis, usahakan untuk tidak membandingkan. Misalnya nih, sebagai ibu rumah tangga kita mau nulis bahwa menjadi ibu rumah tangga itu sangat membahagiakan, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk keluarga, maka tulislah sisi positif yang ingin kita bagi. Udah gitu stop sampai disitu, jangan tergoda untuk kemudian membandingkannya dengan ibu bekerja. Demikian juga sebaliknya 

  • Hindari postingan yang mengundang kontroversi negatif. Walaupun blog pribadi adalah milik kita, namun kita memiliki tanggung jawab juga terhadap pembaca. Jangan hanya untuk mengejar postingan menjadi viral, maka menulis hal-hal yang mengundang pro dan kontra.

  • Jadikan kemampuan menulis kita sebagai sarana berbagi hal-hal positif dan niatkan bahwa apapun yang kita tulis tidak bertujuan untuk menyakiti hati siapapun, walaupun kita bisa berkilah dibalik kalimat “ Bukan tanggung jawab saya dong kalau ada yang tersinggung”

  • Tumbuhkan sifat empati di dalam diri, sehingga setiap karya yang kita hasilkan telah melewati proses screening. 

  • Jangan tunda untuk menyebarkan kebaikan. 

  • Selalu membuka diri untuk sesuatu yang baru. Perlakukan diri sebagai gelas kosong sehingga saat menerima informasi atau ilmu baru dari sesama emak blogger, kita tidak langsung antipati atau merasa digurui. 

  • Upgrade ilmu ngeblog saat ada kesempatan di depanmu. Ngeblog dengan ilmu jauh lebih mengasyikkan daripada ngeblog sak karepe ndewe lho 

  • Jangan malu untuk bertanya. Dan jangan minder dan merasa sebagai blogger remah-remah. Kalau bukan kita yang menganggap diri kita mumpuni, siapa lagi? 

  • Write to ekspress not to impress (minjam kalimatnya mak jihan). 


Ada banyak cara untuk melakukan perubahan melalui tangan kita. Terkadang tanpa kita sadari sebuah tulisan yang menurut kita biasa saja, ternyata membawa perubahan positif dalam kehidupan seseorang.


Berkarya terkadang sesederhana menarikan jari-jari di atas tuts keyboard leptop


Cintai Pilihanmu


Simak yuk, keseharian 3 emak kece ini





Saya ibu bekerja, Kalo senggang suka arisan, hangoutnya sama penulis beken, hobi saya bisa menghasilkan uang, masih sempet main sama anak, sempet juga masak makanan favorit suami, dan me time saya ke salon.


How could i not love my life.






Adik saya ibu rumah tangga. Tinggal di Bandung tanpa ART, Hobinya fotografi, fotonya sering masuk grid, masakannya maknyuss2, anaknya ganteng pisan, kapan mau lahiran tinggal pulang ke rumah mamak ga pake nunggu cuti kantor, me time nya kumpul sama kompakers Bandung, kalo jajan selalu ditraktir kakaknya.


How could she not love her life.





Sahabat saya, Sarjana Kedokteran gigi, tapi dia memilih menjadi ibu RT sambil menjalankan bisnis MLM nya. Setiap pagi antar jemput anaknya ke sekolah, sore nyiapin makan malam untuk suami, malam menjalankan bisnis onlinenya, eh dapat motor dari hasil kerjanya. Bisa menghasilkan uang tanpa meninggalkan keluarga, How can She not love her life


Just love your choice so you will feel fullfill



4 tahun KEB, Kami ada Untuk Berbagi. Mari berkarya untuk perubahan walau dalam perbedaan.


Happy Birthday KEB dan emak blogger sejagad raya.

























13 comments on "#4TahunKEB, Just love Your Choice And Be Awesome Instead"
  1. Mkh tipsnya mak, cape ya kalo war..mending kita ngeblog

    ReplyDelete
  2. Makasih Mak sharingnya. Btw poin-poinnya hampir sama dengan postingan sayaaa... Tapi punya mak Windi lebih oke lah... Sukses ya, Mak.

    *baru kali ini komen di blognya mak Windi, meski sering main sebenernya :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa udah baca punya mba diah juga, point2nya sama yah. good luck mak

      Delete
  3. tadi baca postingan mba Ela, mirip mirip nih..semua tentang war.. vs vs hihihi
    memang dunia itu nano-nano ya, kalau ga bisa nerima perbedaan
    bisa kanker hati nanti
    ehmm..tulisan keren win, moga lucky
    hebat uiiii..busui sudah kreatif :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. nulis sambil begadang mbaaa. eh iya kubaca punya mba ela, memang mirip, padahal ini tulisan dikirim dulu via email, berarti aku memang seide sama mba ela, bahkan tentang kisah rasulullah hahahah

      Delete
  4. Baca blognya emak kece satu ini memang memberikan banyak inspirasi loh..Setuju banget sama postingan ini. Hidup penuh pilihan. Pilih yang terbaik menurut masing-masing, lalu berkarya didalamnya dengan sebaik mungkin ;). Comot quotenya : Just love your choice so you will feel fullfill. Btw, happy birthday KEB, sukses terus!

    ReplyDelete
  5. Cinta ya sama KEB.pasti karna ada aku.. *dilemparbikaambon*

    ReplyDelete
  6. walaupun saya belum menjadi emak2 dan baru akan proses kesana, postingan mba masup akal banget. G ada gunanya merasa paling bener dan berakhir dengan war tiada henti #cape juga. Mba , apa aja sih syarat tergabung dalam komunitas emak blogger? bolehlah kalau ada waktu email saya eulismaharani@gmail.com

    ReplyDelete
  7. Oke fixed ini kesekian kali ngebaca kosakata SAHM, yg kupikir itu SAHAM.....nyiahahahahaha ternyataaah
    Udah ah, ngapaiiiin sih nyinyir. Kek tetangga masa kecil gt kan asik, ayem akur :)

    ReplyDelete
  8. Hahaa aku anak blogger kemarin sore yang berusaha ngga baperan, mencoba mewarnai keb dari sudut pandang berbeda :-D lebay

    ReplyDelete
  9. ah saya mah udah kenyang sama perbedaan, kenyang jg sama cibiran. tak apalahh. ada enaknya juga loh punya temen ibu bekerja yang sukses, bisa diutangin hehehe.

    ReplyDelete
  10. Terima kasih sudah berpartisipasi ya mak Windi :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature