Up Your Dream with Proteksi dan Investasi

Sunday, June 10, 2012

“Adventure is out there”

Charles Munts meneriakkan kata-kata itu di film UP.  

Up, film animasi yang telat banget saya tonton. Mimpi, cita-cita, keinginan, hal-hal yang ditekankan dalam film ini. 

“ Paradise Falls, a land lost in time, Air terjun Surga, Negeri yang Hilang”. 

Tempat itulah yang menjadi impian suami istri Carl dan Ellie yang telah bersahabat dari kecil. Untuk mewujudkan mimpi tersebut mereka mulai menabung sedikit demi sedikit, namun selalu ada hal-hal tidak tertuga yang membuat impian mereka semakin jauh. Sakit,  ban mobil bocor, rumah tertimpa pohon menjadi beberapa penyebab hingga Ellie menghembuskan nafas terakhir , mimpi itu tidak pernah terwujud. 

Sampai akhirnya karena mengingat janjinya kepada Ellie untuk membawanya ke negeri impian tersebut, di usia yang sangat renta Carl pun memulai perjalanannya menemukan Air terjun Surga.

Setelah menonton film tersebut, saya jadi sadar, bahwa kalau kita memiliki impian, kita harus sekuat tenaga mewujudkannya, dan mempersiapkannya. Namun , karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, maka kita harus siap sedia dan meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat terwujudnya impian tersebut.

Menyaksikan Carl tiba di air terjun surga, kembali menyalakan semangat saya untuk mewujudkan keinginan saya dari dulu untuk bisa melanglang buana ke tempat-tempat eksotis di bumi ini. 

Yunani merupakan negara impian saya, negara dengan peradaban paling tua yang sarat dengan peninggalan sejarah. Setiap mendengar nama Yunani, saya langsung terbawa ke arus jamannya dewa-dewi, Apollo, Artimis, Aphrodite, Hermis sampai Zeus.  Saya memang pengkhayal tingkat Brahmana. Kuil Olympus Zeus di Athena,Kota Acropolis termasuk dalam list impian saya. Wih membayangkannya saja  saya sudah merasa kembali ke zaman itu. List impian saya berikutnya adalah, saya ingin melihat taman gantung di Babilonia dan pengen banget baca novel sambil berenang di laut mati. Oh My God, saya benar-benar orang yang kuno.



Untuk mendukung mimpi saya tersebut, saya sudah mempersiapkannya dari sekarang. Berbeda dengan Carl dan Ellie yang menabung dolar demi dollar setiap harinya, saya lebih memilih investasi sebagai cara untuk mewujudkan impian tersebut. Karena investasi memberi hasil yang lebih tinggi dari hanya sekedar produk perbankan biasa seperti tabungan. Tujuannya tentu saja, agar lebih cepat impian saya terealisasi dan saya tidak perlu mengganggu keuangan keluarga. Selain itu, karena saat ini saya dan suami belum memiliki si buah hati, maka kami rasa inilah saat yang tepat untuk berinvestasi sebelum kebutuhan semakin banyak.

Saya ingin maksimal 10 tahun dari sekarang saya sudah memiliki kebebasan finansial. Bukan berarti saya harus memiliki sejumlah uang yang besar. Namun saya ingin nantinya saya tidak lagi mengkhawatirkan masalah keuangan sehingga saya bisa melakukan hal-hal yang mejadi passion dalam hidup. 

Selain ingin berkunjung ke tempat-tempat indah, saya juga punya rencana masa depan untuk menerbitkan buku solo. Ya selama ini saya sudah punya beberapa buku, tetapi masih dalam bentuk antologi. Jadi perjalanan yang akan saya lakukan, nantinya akan saya rangkum dalam bentuk sebuah buku atau novel dengan settingan tempat-tempat eksotis tersebut. Sampai saat ini saya masih berusaha untuk itu.  Yah walaupun tulisan saya masih berlepotan, tapi saya yakin saya mampu. Siapa tahu, menulis bisa menjadi profesi saya nantinya. Bukankah, hal yang sangat menyenangkan, melakukan pekerjaan yang merupakan passion kita dan mendapat penghasilan dari pekerjaan itu?. Like a holiday everyday.

Disamping cita-cita yang bersifat konsumtif diatas, saya masih punya cita-cita  lain , yang produktif, yaitu membuat one stop service untuk kendaraan bermotor. Saya ingin memiliki bengkel yang merangkap doorsmeer ( pencucian mobil ) juga. Berdasarkan pengalaman,  selama ini kalau menemani suami ke bengkel saya biasanya boring bukan main, maka saya akan mendesign bengkel saya menjadi tempat yang cozy, dilengkapi dengan cafe, tempat mainan anak, jual sparepart dan aksesoris mobil dan tentu saja dilengkapi dengan fasilitas free wifi. Jadi sambil ngebengkel tetep bisa bawa keluarga, sehingga hangeout di bengkel jadi tetep asyik.Seperti gambar di bawah ini nih.

One Stop Service Pro Auto Clinic Vehicle
dari kiri ke kanan, atas bawah ( doorsmeer,showroom,bengkel,sparepart,ruang tunggu, supermarket acesoris,fun corner anak, cafe, tempat bermain, showroom jok )

Menurut saya, usaha bengkel ini sangat prospektif apalagi melihat pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor 10 tahun terakhir yang luar biasa pesat. Semakin sedikitnya waktu luang para pekerja kantoran, membuat mereka butuh tempat yang sekali merengkuh dayung, satu negara terlampaui. Tentunya saya masih butuh kredit untuk mewujudkannya. Minimal investasi yang telah saya tanam selama ini dapat digunakan untuk SDS nya ( Sharing Dana Sendiri ) saat mengajukan kredit nantinya.

Sebenarnya kemarin-kemarin saya bimbang untuk memutuskan berinvestasi kemana. Karena saya termasuk orang dengan profil risiko yang rendah, dalam arti saya bukan Risk taker, kalau tidak pasti benar keuntungannya biasanya saya memilih jalur aman. Akhirnya setelah menimbang-nimbang saya putuskan untuk memilih reksadana dan DPLK. 

DPLK untuk persiapan di usia pensiun nanti, dan reksadana untuk mendanai  rencana masa depan saya. Untuk hasil yang optimal dengan risiko yang kecil, saya memilih pendapatan tetap untuk penempatan dana saya. 

Semua berlangsung baik-baik saja. Namun belajar dari film Up tersebut, saya sadar bahwa ada banyak hal-hal yang diluar kuasa kita. Seperti halnya musibah, penyakit yang datang tanpa permisi. Saya jadi belajar untuk lebih mempersiapkan kemungkinan terburuk. Saya tidak ingin kejadian seperti di Film itu menghambat terwujudnya impian saya.

Sedikit bercerita, dua tahun yang lalu saya dimutasi ke Jakarta dari Medan. Otomatis minimal dalam sebulan saya pasti bepergian dengan pesawat udara, mungkin karena capek pulang pergi Jakarta-Medan ditambah terkadang dinas ke luar daerah, saya sempat beberapa kali sakit dan dirawat inap di rumah sakit, typus, infeksi pencernaan sampai operasi gigi dan operasi usus buntu. Sebenarnya untuk kesehatan saya telah ditanggung oleh perusahaan, namun saya belum merasa benar-benar nyaman saat ini. Karena seperti halnya perusahaan yang profit oriented, fasilitas kesehatan yang diberikan terkadang tidak bisa mengcover segala hal sesuai dengan keinginan kita.

Awalnya saya sempat ikut asuransi kesehatan dan asuransi jiwa dengan premi yang tidak terlalu besar . Selama 20 bulan sejak kepesertaan saya sehat-sehat saja, wah saya mulai khawatir nih asuransi saya bakal hangus ( gak mau rugi ), saya jadi berharap-harap sakit.  Ternyata sebulan kemudian saya harus dirawat di rumah sakit selama 6 hari karena operasi usus buntu. Beruntung saya ditanggung oleh kantor sehingga saya tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Namun fasilitas kamar saat rawat inap dari kantor hanyalah kamar kelas 2. Isinya satu kamar 4 orang. Karena saya baru dioperasi tentu saja saya ingin kamar yang nyaman dan private, krn saya buang air harus menggunakan pispot, ditambah lagi keluarga saya sering mengunjungi dan menginap menjaga saya. Akhirnya saya upgrade kelas menjadi kelas VIP dengan tambahan dana sekitar 400 ribu sehari. 

Siapa sangka setelah keluar dr RS dan mengurus klaim asuransi, di rekening saya telah terkredit sebesar 10 juta rupiah, terdiri dari penggantian biaya rawat inap dan biaya operasi . Wah saya merasa beruntung sekali memiliki asuransi. Tetapi setelahnya saya langsung menghentikan kepesertaan asuransi saya. Kenapa? Karena ya itu, saya jadi berharap-harap sakit. Sementara kalau sehat, premi  yang telah saya bayar  akan hangus. Kalo kata orang jawa “eman-eman” udah bayar tapi ga dipake.

Saya butuh sesuatu yang bisa mengakomodir kebutuhan saya. Saya ingin berasuransi tanpa merasa rugi kalau saya sehat-sehat saja, dan saya butuh layanan investasi yang sanggup menjamin kelangsungan investasi saya. 

Menurut saya, dengan membeli asuransi sebenarnya saya juga sudah berinventasi untuk masa depan. Karena sejatinya, asuransi adalah perlindungan terhadap sesuatu yang telah kita miliki saat ini. Kalau kata pepatah sedia payung sebelum hujan. Karena kita tidak mungkin menghentikan hujan, yang bisa kita lakukan hanya berusaha tidak kehujanan, kalaupun kehujanan setidaknya  jangan sampai basah kuyup dan masuk angin.

Setelah sibuk googling sana-sini, baca-baca buku, akhirnya saya menemukan solusi perbankan yang sangat sesuai dengan kebutuhan saya. Asuransi sekaligus investasi . Dengan minimal setoran 300 ribu setiap bulan ( bisa lebih besar kalau ingin hasil lebih maksimal ), saya sudah mendapat perlindungan kesehatan dan jiwa sekaligus nilai investasi yang dikembangkan dari dana yang saya setorkan. Perlindungan kesehatannya berupa penggantian biaya rawat inap dan perlindungan terhadap 30 penyakit kritis. Dilengkapi pula dengan perlindungan jiwa. 

Yang membuat tenang, jika terjadi sesuatu pada diri kita, yang menyebabkan tidak dapat meneruskan setoran, maka asuransi akan menalangi dan meneruskan setoran kita. Jadi investasi kita akan terus berjalan.

Dan yang paling saya sukai, adalah kemudahan transaksi nya. Berhubung saya bekerja, saya tidak punya cukup waktu untuk antri di teller, saya butuh layanan perbankan yang praktis. Ternyata untuk setoran setiap bulan, bisa di auto debet dari rekening simpanan kita atau dari kartu kredit. Wah sangat memudahkan. 

Seperti saran ahli keuangan, jangan menempatkan semua telur di satu keranjang.Karena itu untuk menyebar risiko , saya tempatkan dana saya di beberapa tempat seperti yang saya jelaskan diatas, selain DPLK dan reksadana juga asuransi yang mempunyai nilai investasi.

Akhirnya saya bisa lebih tenang berinvestasi karena ada jaminan asuransi juga terhadap dana yang saya setorkan sekaligus memproteksi saya dari resiko kesehatan dan perlindungan jiwa. Nama layanan asuransi sekaligus investasi ini adalah Optishield. Selain Optishield , masih ada layanan sejenis yaitu Provisa Max dan Provisa Syariah. Kita bisa pilih jenis layanan yang sesuai dengan kebutuhan kita, karena masing-masing orang berbeda keadaan dan kebutuhannya.

Polis Asuransi Saya: Optishield, Asuransi Kesehatan,Jiwa,plus Investasi, Asuransi Kebakaran, Asuransi jiwa

Mudah-mudahan , dengan perencanaan yang  dan proteksi yang saya miliki, saya dapat mewujudkan impian saya.

" Gantungkan Cita-citamu setinggi langit, kalau jatuh minimal kamu jatuh diantara bintang-bintang"

Kembali ke Film Up tadi, betapa absurdnya pun sebuah impian, dengan kesungguhan dan tekad yang kuat tidak ada hal yang mustahil. Namun bagaimanapun baiknya kita merencanakan sesuatu, selalu ada hal-hal tak terduga  yang akan kita temui. So prepare yourself for everything that might happen.



Gambar dari : www.tripadvisor.co.id
Info Lebih Lanjut  disini

Televisi ???

Thursday, June 7, 2012
Yup. saya memang orang yang sama sekali tidak up to date terhadap film-film di bioskop. Memang nonton bukanlah hobi saya. Dibandingkan harus menghabiskan waktu selama 2 jam di bioskop  untuk menonton The Hunger Games, misalnya , saya lebih rela membaca novel triloginya selama berjam-jam. Padahal lebih lama juga ya, lebih mahal lagi bukunya dibanding tiket nontonnya.  

Bukan hanya nonton di bioskop, bahkan menonton acara-acara televisi pun saya tidak suka. Dari kuliah, saya tidak pernah punya TV di kamar. Saat kerja dulu sebelum menikah, saya beli juga sebuah TV untuk mengisi kamar saya, Mesakke banget lah yo udah kerja tapi gak punya TV, gitu pikir saya. Tapi sampai, saya kemudian menikah, TV di kosan tidak pernah terpasang antenanya, alias praktis saya tidak pernah nonton TV. Parah ya?.

Namun saya suka nonton film dari DVD. Saya paling suka dengan film serial. Friends, Desperate Housewives, The Heroes, Girlmore Girls, adalah serial-serial favorit saya. Untuk Friends dan Desperate Housewives saya bahkan sudah mengulangnya lebih dari lima kali. 10 season di Friends dan 8 seasons Des House. O my God, jangan-jangan saya punya kelainan bawaan.

Dan begitulah, sekarang pun setelah menikah, dan ngekos (lagi) saya tetep tidak punya televise. Kalau mau nonton film cukup di laptop saja. Udah sering banget saya ditertawakan teman-teman kantor, “ Apaaa, gak punya Tivi?” saat mereka nyeritain acara terbaru dan saya ga tau sama sekali acara apa itu. Suami saya udah nawarin buat beli Tivi, tapi saya menolaknya, lah wong gak suka, gak butuh juga, ya buat apa. 

Tapi anehnya saya sama sekali tidak pernah merasa ketinggalan berita. Karena saya seorang internet mania, semua berita bisa saya dapat disana. Kalau gak tau sinetron sekarang, atau ga ngikutin acara gossip saya anggap itu bukan ketinggalan berita. Lagian di kantor ada Tivi ini pikir saya. Setiap jam istirahat masih bisa melihat berita-berita yang ada. Paling, satu-satunya acara yang bikin saya masih pengen nonton Tivi  , kalau sekarang ya Indonesian Idol. Tapi lagi-lagi gak masalah, soalnya biasanya kan ada ulangannya di hari Jumat siang , jadi masih bisa nonton di kantor.

Sejujurnya saya merasa beruntung sekali tidak memiliki ketertarikan secara khusus terhadap televise. Waktu yang mungkin dapat terbuang percuma jika saya lewatkan di depan TV, bisa saya manfaatkan dengan membaca, atau sambil iseng-iseng menulis. 

Kalau nonton di bioskop??, Hmm sebenernya saya tidak punya masalah apa-apa dengan bioskop, sepanjang saya nontonnya bersama suami. Tapi ya itu, memang benar kalau dikatakan suami istri itu sekufu. Suami saya pun tidak suka nonton. Bisa dihitung dengan jari berapa kali kami menonton bioskop sejak menikah. Kayaknya ga lebih dari jumlah jari sebelah tangan. Kalau dia sih alasannya karena udah tua, malu gabung ama remaja-remaja. Tapi kalau saya?? Hmmm kenapa ya??. 

Seinget saya, gara-garanya dulu saat ada gempa di Aceh ( bukan tsunami) saya mendengar adik saya cerita banyak orang berlarian saat berada di mall, apalagi yang di bioskop. Trus ditambah lagi waktu terjadi pemboman di Bali, kemudian di Jakarta dan di tempat-tempat keramaian. Saya jadi parno sendiri. Takut, jangan-jangan saat nonton di bisokop, ada gempa atau ada bom, trus saya tidak selamat. Wah, mau jawab apa nanti disana. Tapi kalau sama suami kan lebih tenang ( yee sama aja boong). Yah gitu lah kira-kira. Makanya saya gak terlalu suka juga ke bioskop.

Lain ceritanya kalau lagi dinas ke luar kota dan nginep di hotel. Wah saya bisa betah banget nonton Starworld, apalagi How I Met Your Mother, Master Chef dan American Next Top Model. Lha berarti saya bukan gak suka nonton Tivi ya, tapi gak suka acara televise Indonesia. Ya elaaa, sok banget sih.

Dan begitulah ceritanya. Lagian menurut saya selama ada twitter dan FB , sepertinya bukan masalah tidak menonton televisi. Semuaaa ada disana.

Dan televisi??? Kalau acara yang disajikan masih kayak sekarang ini sih, saya masih mau nerusin kemalasan saya nonton tivi sampai tahun baru kuda .

Sebenarnya tadi saya mau nulis resensi film, eh jadi kepanjangan ceritanya. Disambung di postingan lain aja deh.

Mutasi

Gerbong kepemimpinan di kantor saya tampaknya mulai berjalan lagi. Satu persatu pengumuman SK kepindahan mulai dibacakan. Ada yang promosi, ada yang hanya sekedar rotasi, bahkan ada yang demosi.  Beragam emosi mewarnai penugasan yang tidak mungkin ditolak tersebut.

Si X pulang kampung, pindah ke daerah asalnya, Alhamdulillah.
Si Y harus ke pulau nun jauh disana, Duuuh cuma bisa diem dengernya.

Saya..... cuma bisa menghela nafas ( lagi), karena namaku tidak tersebut. Padahal gosip-gosipnya saya dimutasi ( ini mah ngarep bukan gosip) :). Dan begitulah , hanya bisa memberi selamat kepada mereka yang dimutasi dan dipromosi.MySpace

" Bersedia ditempatkan di unit kerja seluruh Indonesia"

Sebaris kalimat itu merupakan senjata pamungkas pihak manajemen dalam mengambil keputusan memindahkan para pekerja dari satu unit kerja ke tempat yang lain. Beuuugh, gak nyangka ,baru kali ini saya menyesalkan kenapa wilayah Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke, kegedeaaan. Coba kalau Sumatera aja trus Medan jadi ibukota negaranya, kan asik ya. You Wish

Mutasi, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sejatinya, kita manusia seumur hidup tidak akan pernah terhindar dari yang namanya mutasi.

Mutasi dari  alam rahim, ke dunia, sampai nanti dimutasi kembali ke akhirat. Setiap perpindahan seharusnya membawa kita menuju ke tempat yang lebih baik lagi, dengan pengalaman baru, orang-orang baru dan cerita baru.

Ya sud lah, dinikmatin aja yang sekarang ini. Itung-itung jalan-jalan di ibukota sebelum kembali mendaki gunung lewati lembah, sambil tak lupa berdoa semoga segera didekatkan.

Hmmm, btw kapan ya daku di mutasi kembali ke pelukan suamiku tercinta, ihiir




Yang Tersisa Dari Sebuah Kompetisi

Wednesday, June 6, 2012
Kurang lebih 46.500 ibu-ibu sedang berdoa khusyuk tanggal 04 Juni kemarin ( lebay ). Apa sebab?, karena bakal ada pengumuman pemenang dari sebuah kompetisi sharing cerita yang diselenggarakan oleh salah satu produk pewangi terkenal di Indonesia. Tidak main-main, hadiah yang diperebutkan memang bikin mupeng, jalan-jalan romantic ke Paris bersama pasangan, serta mesin cuci dan voucher belanja. Wow siapa yang ga mau.

Saya termasuk salah satu yang berharap-harap cemas. Pasalnya tiga hari sebelumnya saya sudah mendapat telepon dari pihak penyelenggara yang menanyakan data-data diri saya. Namun tidak dikatakan saya menang atau kalah, hanya disuruh menunggu pengumuman resmi. Wuih, makin sport jantung. 

Saat kemudian nama-nama pemenang diumumkan, senyum saya merekah sempurna. Yup, nama saya terselip di antara nama pemenang lain. Seneng… pasti. Seneng karena dapat hadiah yang memang lagi saya butuhkan, dan senang karena ternyata cerita saya diapresiasi juri dengan baik.

Alhamdulillahirabbilalamin.

Beberapa kali saya mengikuti kompetisi, ini adalah kompetisi yang paling berkesan bagi saya. Karena banyak kejadian lucu, heboh dibaliknya. Mulai dari peserta yang marah-marah, kecewa dengan pihak penyelenggara, calon pemenang yang kurang bisa menahan diri ( termasuk saya), sampai peserta yang tidak terima dengan keputusan juri . Hebohnya menyaingi kehebohan arisan ibu-ibu, hanya saja minus camilan.

Kalah menang dalam sebuah kompetisi itu biasa. Kalau kita belum beruntung bukan berarti karya kita tidak lebih baik dari yang lain. Hanya saja mungkin belum sesuai dengan kriteria yang diinginkan juri.

Hal yang paling penting dari sebuah kompetisi adalah pembelajaran yang bisa kita ambil dari proses yang berlangsung.

Namun kalau bagi saya, hal yang paling saya sukai dari sebuah kompetisi menulis adalah oleh-oleh yang bisa saya gondol setelahnya. Yup, saya bakal dapat tambahan teman-teman baru, oyee.


info lengkap disini

Pengumuman Pemenang Lomba Blog LG

Monday, May 28, 2012
Akhirnya pengumuman Lomba Blog LG  keluar juga. Dan Wow, saya termasuk salah satu pemenangnya nih. Walau ga dapet AC nya tapi tetep seneneeeeng bangets. makasi teman-teman yang udah support ya, udah koment dan udah baca. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi. Cayooo.
Ni Info lengkapnya:
Dear All, sebelumnya admin mewakili dewan juri mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam program Green Blogger dari AC LG Deluxe Plasmaster, dimana teman-teman blogger sudah mengikut ...kompetisi menulis blog. Dari sekitar 100an peserta, memang cukup sulit bagi juri untuk merilis pemenang karena kualitasnya rata-rata cukup bagus, dan karena harus ada pemenang, dengan berat hati dan berbagai pertimbangan, diantaranya kualitas tulisan, pernyaratan teknis, sharing artikel, comments dll bahkan termasuk melalui faktor search engine optimization kami sertakan juga untuk pembobotan. Dan inilah para peserta yang beruntung:

1 http://harris-maulana.blogspot.com/2012/04/memilih-ac-terbaik-untuk-hidup-yang.html
2 http://www.unggulcenter.org/2012/04/25/sembilan-angka-ac-terbaik-untuk-dua-kartini/
3 http://www.kodokkampus.web.id/2012/05/solusi-kulit-kering-pilih-ac-terbaik.html
4 http://windiland.blogspot.com/2012/05/ac-lg-skin-care-deluxe-inverter-v.html
5 http://daroachphobia.wordpress.com/2012/04/02/ac-lg-skin-care-deluxe-inverter-v-menjaga-kulit-tetap-sehat/#more-2744
6 http://burselfwoman.com/?p=5545
7 http://lucerahma.blogdetik.com/index.php/2012/04/kesehatan-kulit-terjaga-dengan-tepat-memilih-ac-kesehatan/
8 http://www.ardiannugraha.com/2012/05/lg-skin-care-ac-kesehatan-tepat-untuk.html
9 http://veromons.blogspot.com/2012/05/ac-terbaik-untuk-menjaga-dan-merawat.html
10 http://giewahyudi.com/lg-skin-care-deluxe-inventer-v-udara-dingin-tanpa-kulit-kering/

Untuk teman-teman2 yang belum beruntung, semoga tulisannya memberikan kontribusi yang berarti dan bermanfaat untuk orang lain. Sekali lagi terima kasih atas kontribusinya, tetap semangat, dan salam Life's Good :)

Bagi para pemenang akan dihubungi oleh admin melalui email & nomor telepon yang didaftarkan waktu pendaftaran. Semua pemenang tidak dipungut biaya apapun. Hati2 pd tindak penipuan yang mengatasnamakan kontes ini. Terima kasih
See More

Gado-Gado Poligami





Aku tidak akan pernah lupa pada pagi itu. Usiaku masih sebelas tahun, adik bungsu kami masih kelas 3 sekolah dasar. Tidak ada yang berbeda pada hari itu. Tetangga kami yang cerewet masih sama bawelnya dengan beberapa hari yang lalu meributkan anaknya yang terkena bisul disana sini. Tanteku yang beberapa tahun ini tinggal di rumah ibuku, sibuk membersihkan bekas ompol adikku. Semuanya terlihat biasa, sampai sore hari tidak biasanya kami mendapat kunjungan kakek.

Dengan keingintahuan seorang anak kecil, kuintip dari celah kamarku pembicaraan serius di ruang tamu kontrakan kami. Ibu menangis, kakek membisu, ayahku…… aku tak mendengar suaranya.


a hari kemudian, ayah kembali ke kota tempat kerjanya. Sejak setahun belakangan , ayah harus pindah kerja ke Palembang. Karena ibuku seorang PNS di kantor bupati dan kami masih bersekolah, maka dengan alasan efisiensi dan efektivitas, kami tetap menetap di Padang. Sebulan sekali ayah pulang dan tinggal di rumah selama tiga sampai empat hari. Aku selalu menanti-nanti hari kepulangan ayah. Biasanya setiap ayah akan pulang. Ibu bangun lebih pagi, begitupun aku dan adikku. Sarapan akan terhidang di meja sebelum pukul enam pagi karena biasanya ayah akan turun dari angkot yang berhenti di depan rumah sekitar jam setengah tujuh. Dan kami siap-siap menyambut kedatangan ayah dengan segudang cerita yang tersimpan selama sebulan terakhir.

Tapi hari itu, aku tahu sesuatu telah terjadi, sesuatu yang buruk yang dengan keterbatasan pengetahuan kanak-kanakku, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa ayah telah menyakiti ibu.


Aku mendengar suara teriakan ibu, kemudian disusul tangisnya. Tak lama ibu masuk kamar dan membereskan pakaiannya. Ayah sama sekali tidak mencegah ibu pergi. Aku hanya menatap kosong kepergian ibu. Tidak tahu apa yang tengah melanda keluarga. Kudengar suara adikku menangis di dapur, segera kudatangi ia. Dengan tatapan polosnya ia memandangku.


“ Ibu kemana kak”

Aku hanya diam.




*****



Gempita perayaan pernikahan bungsu di keluargaku telah selesai. Kulihat rona bahagia yang tak bisa disembunyikan di wajah kedua orang tuaku. Tugas mereka sebagai orang tua tuntas sudah, untuk melepas putra putrinya menyempurnakan separuh diennya.


Tujuh belas tahun telah berlalu sejak hari itu. Hari ini ibuku telah membuktikan kepada dirinya sendiri, kepada semua orang yang bergunjing di belakangnya, ia telah berhasil melewati ujian terberat bagi seorang istri, neraka dunia , Poligami.



Sejak senja itu, kehidupan keluarga kami berubah. Setiap kepulangan ayah, aku hanya menyaksikan pertengkaran demi pertengkaran. Namun ibu bukanlah wanita lemah yang langsung terjatuh ke titik nadir hidupnya . Di setiap tarikan nafasnya aku tahu ada tangis disana, namun juga ada semangat untuk membuktikan kepada ayahku, bahwa poligami tidak akan menghancurkannya.



Dan kini, kami dalam satu frame foto keluarga. Abangku dengan anak istrinya, aku dan kedua adikku dengan suami masing-masing. Dan di tengah-tengah kami, ayah dan ibu tersenyum bahagia.



Aku tidak bangga dengan sejarah keluargaku. Tapi aku juga tidak malu dengan perjalanan hidup kami.


Bisa jadi sesuatu itu tidak kita sukai, padahal mungkin ada kebaikan di dalamnya.


Tulisan ini fiksi belaka, diikutsertakan pada lomba Blog, Opini Poligami . Info lomba disini

In Busway

Sunday, May 27, 2012

Pengalaman saya naik busway selama ini bisa dibilang so so lah, ga ada hal-hal menarik yang saya temukan. Orang berjubelan, berebut masuk  dengan gaya khas orang Jakarta. Earphone atau headphone yang tak pernah lepas seolah tidak mau diganggu oleh keadaan sekeliling.

Selama tiga hari berturut-turut kemarin, saya bolak-balik kos di daerah Sudirman ke Pusdiklat di bilangan Jakarta Selatan tepatnya di Ragunan. Pagi-pagi jam enam saya sudah harus keluar dari kos kalau mau tepat waktu sampai di tempat.  Dari halte Benhil saya hanya harus berganti busway sekali untuk sampai ke tujuan saya. Beruntung rute yang harus saya tempuh melawan arus pekerja di pagi hari. Jadi saya tidak perlu berdesak-desakan dengan para pekerja kantoran metropolitan. Demikian juga pulangnya, saya bisa naik di halte Ragunan yang mana merupakan pull pertama, jadi bisa dipastikan saya mendapat tempat duduk tanpa harus bersusah payah.

Saat saya naik di halte Ragunan, ada 5 orang cowok yang ikutan naik bareng saya. Masih muda, berpakaian ala kantoran rapi jali. Setelah seluruh kursi terisi, busway pun melaju. Saya berusaha tidur, karena tempat saya turun masih jauh, Dukuh atas yang notabene termasuk halte terakhir. Kira-kira tiga halte dari situ, di Duren Tiga seorang bapak naik, Usianya sekitar 60 puluhan. Cukup tua untuk bepergian sendiri. Kondisi di dalam busway lengang hanya saja semua kursi sudah terisi. Karena  itu, si bapak berdiri di seberang saya. Saya pikir secara nurani, akan ada salah satu dari pemuda tersebut yang merelakan kursinya untuk si bapak. Anehnya 5 orang pemuda sehat yang seger bugar tadi tak satupun yang berdiri dan mempersilahkan si bapak duduk. Mereka malah asik bbm an. Saya hitung satu sampai sepuluh, saya pandangi dengan tajam mereka, berharap ada yang mengalah dan mau berdiri, tapi sepertinya saya terlalu berharap. 

Oh yeah, saya tidak cukup tega untuk membiarkan si bapak terhuyung-huyung di sana. Padahal tujuan saya masih jauh banget. Its oke, sepertinya ngedumel di dalam hati bukan solusi yang tepat saat itu. Melihat tak seorang pun bergeming, saya segera berdiri dan menyilahkan bapak tersebut duduk. Senyum lebar dan lega  langsung menghiasi wajahnya. Saya ambil posisi berdiri senyaman mungkin di dekat pintu biar ada senderannya mengingat halte saya masih jauh banget.

Right. Saudara-saudara. That’ s Jakarta. Saya tidak tahu apakah ini terjadi sehari-hari atau hanya pas kebetulan saja saya mengalaminya, karena saya jarang naik angkutan umum selama disini. Kos saya terletak di belakang kantor, jadi saya jalan kaki setiap hari.Dan karena saya tidak terlalu hapal jalan-jalan disini saya lebih suka naik ojek kemana-mana.

Banyak sudah yang bercerita, yang menulis, yang membahas bahwa tingkat kepedulian masyarakat di kota ini setipis kulit bawang.Tapi saya tetap tidak percaya sebelum mengalami sendiri. Kata orang hidup disini membuat orang menjadi apatis, bisa jadi memang benar sekali. Saya tidak menghakimi si 5 orang pemuda tadi dan beberapa penumpang laki-laki di dalam  busway,bisa jadi mereka terlalu capek sepulang kerja. Atau mungkin hal tersebut memang sudah biasa. 

But to be honest, saya tidak mau menjadi bagian dari mereka. Mudah-mudahan anda pun bukan typical warga Jakarta seperti mereka.


Just Married

Menikah itu kayak main Enggrang
Harus jaga keseimbangan kalau gak mau jatuh

Menikah itu Kayak main Enggrang
Sehati-hatinya pun kamu, pasti pernah jatuh

Menikah itu kayak main Enggrang
Setelah jatuh kamu tetap bisa bangkit
Setelah jatuh kamu masih bisa tertawa

Jangan takut main Enggrang
Jangan Takut Untuk Menikah

Married

Menikah itu kayak makan coklat
Manis, ada pahitnya juga, kadang-kadang eneg tapi tetap bikin ketagihan

Kalau ada orang bilang coklat tidak baik untuk kesehatan, 
toh tetap penjualan coklat ga pernah ada matinya.

Menikah itu seperti makan coklat. 
Membayangkannya aja udah bikin seneng 
apalagi bener-bener makannya.

I Love Chocolate 
I Love being Married

Custom Post Signature