Tidak hanya di bank atau di
jalanan, atau di kelurahan,kemungkinan terjadinya praktek suap dan gratifikasi
bisa terjadi di institusi manapun, tak terkecuali pada perusahaan pelayanan
public. PLN salah satunya.
Saya ingat, beberapa tahun yang
lalu saat orangtua saya selesai membangun rumah dan ingin memasang listrik,
ternyata prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Saat kita ke kantor PLN
biasanya petugas akan mengatakan bahwa material tidak tersedia, harus nunggu
antrian dan banyak alasan lain yang intinya kita tidak bisa begitu saja
memasukkan listrik ke rumah. Karena ribetnya proses pendaftaran untuk memasang
listrik di rumah melalui kantor PLN, akhirnya ibu memilih jalan pintas,
langsung ke calo yang biasanya adalah petugas PLN sendiri untuk
mengurusnya. Tentu saja dengan biaya
yang jauh lebih mahal. Jika biaya normal pemasangan listrik sebesar maka dengan menggunakan jasa calo tarif
membengkak menjadi 3 kali lipatnya.
Tak menunggu lama, listrik pun
menyala di rumah mungil kami. Entah darimana material yang tadi katanya lagi
kosong tiba-tiba jadi ada.
Lama kelamaan masyarakat jadi
enggan untuk berurusan ke kantor PLN,kebanyakan memilih langsung ke calo jika
ingin pasang baru, karena lebih cepat dan lebih mudah
Apakah negara dirugikan?
Sebenarnya tidak, karena tarif
yang ditetapkan PLN untuk memasang listrik tetap masuk ke perusahaan. Sedangkan
sisanya yang memang bukan hak perusahaan masuk ke kantong petugas. Jadi negara
tidak dirugikan secara materil,namun secara reputasi PLN tercemari akibat ulah
oknum petugasnya. Disini pelangganlah yang telah dirugikan karena membayar
lebih dari kewajibannya.
Trus, kenapa PLN dianggap
perusahaan dengan korupsi yang lumayan tinggi?
Ya iya, entar si petugas-petugas
yang terbiasa menerima suap dan gratifikasi tadi, lama-kelamaan menjadi suatu
hal yang dianggap wajar. Maka saat ia memangku jabatan tertentu, bisa-bisa
dengan mudahnya ia melakukannya juga. Misalnya saat melakukan pemesanan
material atau barang logistic, saat melakukan tender, dia bisa saja memenangkan
kontraktor yang memberi penawaran tertinggi yang menguntungkannya ( bukan
menguntungkan PLN ). Trus nanti dia merasa sudah berjasa dong, memenangkan
tender si kawan, akhirnya ia meminta imbalan, udah disuap di awal nerima
gratifikasi lagi. Trus lama-lama, makin biasa, mulai deh naik-naikin tagihan
secara tidak wajar. Harga barang A yang seharusnya Rp 1 M misalnya dimark-up
jadi dua kali lipatnya. Jadi deh korupsi. Ingat, maling itu ngga terlahir jadi
seorang pencuri tapi banyak hal yang mempengaruhi. Selain kebanyakan kalau
ditangkap ngakunya karena terpaksa, factor kebiasaan dan pemahaman nilai-nilai
moral yang salah pun menjadi pemicunya.
Sebagai perusahaan yang menguasai
hidup orang banyak ( listrik boooooo, nggak ada listrik kehidupan bisa lumpuh)
PLN memang memegang peranan vital di tengah masyarakat. Gimana ngga?. Setiap
rumah pasti memakai peralatan listrik untuk memperlancar kehidupannya. Punya
kulkas untuk nyimpen semua makanan, biat ga bolak-balik belanja, mana sempaaaat
sekarang ini tiap hari belanja, saya aja belanja seminggu sekali doang.
Bayangkan kalau listrik ngga ada atau mati, amu dikemanain tuh ikan-ikan yang
membusuk dan sayuran yang layu. Belum lagi stock ASI ibu menyusui ( pengalaman
pribadi). Saat listrik mati berja-jam di Medan, saya kerja ngga tenang, itu
ASIP ku pagimane maaak?. Susah payah diperah kalau sampai mencair dan ngga bisa
diminum, bisa patah hati saya.
Itu baru kulkas, belum AC. Cuaca
yang semakin hari semakin panas membuat peralatan elektronik ini luar bisa
dibutuhkan. Atau minimal kipas angin deh. Apalagi yang punya baby kayak saya.
Begitu mati listrik, halah si Tara yang tadinya tidur nyenyak sontak bangun,
nangis kepanasan. Salah saya juga sih, kok dibiasain ber-AC ria dari kecil tapi
yah mau gimana lagi, panas gilak.
Trus si papanya Tara tuh hobi
banget nonton bapalan atau sepak bola di tivi. Saat mati listrik, euuugh bisa
uring-uringan dia.
Sejujurnya saya pribadi tidak pernah misuh-misuh kalau
listrik mati. Buat apa?? Lah emang kalau saya marah-marah listrik bakal nyala
gitu?. Nyalahkan petugas PLN, melempari kantornya?
Idiih ngga deh, lah rumah si
petugas PLN juga mati kok, kantornya juga mati kok. Dan saya yakin mereka pun
pasti tidak mau di rumahnya listrik padam. Dan yang namany pekerja, pasti
maunya kerjaannya beres, memuaskan pelanggan, supaya entar kalau pelanggan
puas, bayar ngga nunggak, kalau ngga ada yang nunggak, laba cepat tercapai.
Kalau laba tercapai atasan puas, syukur-syukur dapat bonus atau minimal naik
gajilah. Itu pasti harapan pekerjanya. Sama seperti saya yang juga bekerja di
pelayanan publik walaupun perusahaan saya tidak sevital PLN.
Maka saat listrik mati apalagi di
hari Sabtu-Minggu, Tara ngamuk kepanasan, si papa uring-uringan karena ga bisa
nonton bola dan balapan, saya juga suntuk karena laptop kehabisan batere ngga
bisa nulis. Daripada marah ngga jelas dinikmati saja, ambil kunci mobil, capcus
jalan-jalan bego. Sambil jalan nyusuin Tara, kena sepoi-sepoi AC mobil Tara pun
tidur nyenyak. Si Papa pun bisa nonton di tivi mobil atau ngga ke tempat makan
yang pakai genset jadi tetap ngga ketinggalan acara favorit. Balik ke rumah,
biasanya listrik udah nyala. Tara dibobokin, tinggal bunda sama papa deh
berduaan xixixi. Hati senang tak perlu mengumpat.
Tapi tentu saja, tidak semua
orang berfikiran seperti itu. Dan namanya tingkat kesabaran manusia
berbeda-beda.
Menyadari hal tersebut, pihak PLN
sepertinya mulai berbenah diri. Perusahaan yang belakangan banyak dihujat,
dicaci maki, bahkan ditimpukin ini mulai melakukan sesuatu. Demi melakukan
perbaikan dan menciptakan budaya kerja yang sehat, khususnya dalam proses
pengadaan barang dan jasa serta terhadap pelayanan pelanggan, PLN mulai
menerapkan GCG ( Good Corporate Governance) atau gampangnya adalah tata kelola
perusahaan yang baik., yaitu dengan mencanangkan PLN bersih.
Bersih dari apa?
Dari praktek suap menyuap,
gratifikasi, dan tindak korupsi. Jadi biar kejadian-kejadian di atas ngga
terus-menerus menjadi citra buruk PLN. Perusahaan negara gitu lho, dengan asset
trilyunan rupiah.
Apalagi dirut PLN Nur Pramudji
baru saja mendapatkan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) 2013 yaitu
penghargaan atas upayanya dalam pemberantasan dan mencegah korupsi di
perusahaan yang dipimpinnya. BHACA menilai Dirut PLN ini sebagai individu yang
tidak korupsi.
Saat dicanangkannya PLN bersih,
banyak masyarakat yang mencibir, Apa bisa?????
Saya pun awalnya demikian. Dan
beberapa waktu yang lalu saya membuktikan salah satunya
Kebetulan adik saya baru selesai
membangun rumah. Jadi ia mau mendaftar di PLN untuk memasukkan listrik ke
rumahnya. Saya menemani adik saya itu ke kantor PLN deket rumah ( PLN Medan).
Saat kami mendaftar, eh ternyata ngga bisa dilayani sama petugasnya. Kata si
mba-mba cantik disana, sekarang kalau mau pasang lstrik baru, pelanggan bisa
langsung menghubungi nomor telepon 123 dan mendaftar secara online.
|
Line Telepon Gratis untuk Pelanggan di Kantor PLN Medan |
Sama si mba, kami ditunjukkan
telepon yang tersedia di dalam hall kantor tersebut. Katanya gratis untuk
pelanggannya.
Begini prosedurnya:
- Telepon
ke 123
- Pilih
no 3, untuk pemasangan baru atau tambah daya
- Ntar
ada mba-mba yg bicara, kita ditanya-tanya, dijelasin dulu ini itunya
- Trus
ntar kita dapat no agenda dan nomor regristrasi
- Nomor
regristasi tersebut kita bawa ke bank
- Bayar
deh uang pemasangan baru di bank yang ditunjuk. Saat ini ada BRI,Bukoppin,
kantor pos dan loket-loket pembayaran, malah bisa melalui ATM BRI Looo
(sekalian promosi )
- Dapat slipnya, balik aja langsung ke rumah, ngga usah nungguin banknya tutup J)
- Udah gitu tinggal nunggu di rumah, dalam beberapa hari akan ada petugas yang datang
- Listrik bakal terpasang di rumah kita
- Ingaaat jangan ngasih tips sama si petugas , itu yang dipesankan si mba tadi sebelum mengakhiri pembicaraan
|
Komputer, jika pelanggan ingin mengakses website PLN |
Ngga pake calo-caloan, ngga ada
bayar apa-apa lagi. Karena semua kan sudah kita bayar di bank. Semua uang masuk
ke negara, ngga ke oknum-oknum tak bertanggung jawab lagi. Ngga ada kesempatan
suap menyuap atau gratifikasi. Kalau mau ngucapin terima kasih sama si abang
yang masaingin listriknya, boleh lah ngasi segelas sirup dingin sama cemilan
ringan.
Katanya sih dengan line telepon
123 yang disediakan PLN untuk pelanggan ini diharapkan dapat mengurangi
interaksi pelanggan dengan para petugas yang dulu-dulunya terindikasi menjadi
tempat tumbuh suburnya praktek suap,gratifikasi maupun korupsi secara langsung
maupun tidak langsung.
Jadi sekarang pelanggan
benar-benar membayar hanya sesuai kewajibannya saja. Hmmmm oke juga programnya.
Untuk lebih mantap lagi, PLN kini
bekerjasama dengan TII (Transparency International Indonesia ) yang akan mengawasinya berjalannya PLN
bersih ini. Kerjasama ini bertujuan
untuk lebih memastikan bahwa PLN dalam menjalankan usahanya menyediakan listrik
bagi masyarakat luas dengan bersungguh-sungguh menerapkan praktek GCG dan anti
korupsi.
Untuk itu, PLN membangun
sebuah sistem yang berlandaskan empat pilar utama yang dikenal dengan PITA. Enak
banget kan diingat PITA, yaitu Partisipasi, Integritas, Transparasi, dan
Akuntabilitas.
PARTISIPASI
Seluruh pegawai
PLN dan
stakeholder yaitu masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya,berpartisipasi
dalam berkomitmen untuk menjalankan dan mendukung program
PLN bersih. Dalam hal ini PLN telah
melakukan deklarasi collective Action yang merupakan komitmen bersama antara
PLN,vendor dan public untuk mencegah terjadinya korupsi dalam pengadaan barang
dan jasa.
INTEGRITAS
Integritas itu bisa berarti
kejujuran dan itikad dari pegawai PLN sendiri dalam melaksanakan program PLN
bersih
TRANSPARANSI
Atau keterbukaan, dilakukan PLN
baik dalam hal informasi maupun sikap responsive terhadap pelanggan. Salah
satunya dengan website PLN yang bisa diakses siapapun yang ingin mengetahui
tentang kabar-kabar dan agenda dari PLN
AKUNTABILITAS
Mencakup sikap responsive pegawai
PLN terhadap setiap keluhan pelanggan. Salah satunya dengan menyediakan line
telepon 123 yang bisa diakses masyarakat umum. Setiap saat jika dibutuhkan
masyarakat dan pelanggan bisa langsung mengungkapkan uneg-unegnya tanpa
dibatasi. Dan setiap telepon yang masuk akan mendapat nomor agenda untuk
ditindaklanjuti segera.
PLN juga mengimplementasikan wishtle blower system dan
program pengendalian gratifikas
Mau melaporkan pelanggaran?
bisa mengirimkannya ke plnbersih123@gmail.com atau PO Box 6043 GN JKS 12120.
Bagi Pelapor yang laporannya benar dan dapat ditindaklanjuti serta bersedia membuka identitasnya kepada Direksi, akan diberikan insentif yang menarik
Keempat pilar yang dicanangkan
PLN tersebut menurut saya sangat bagus jika memang benar-benar bisa diterapkan.
Namun ada satu pilar lagi yang sebaiknya ditambahkan PLN. Karena PITA tidak
akan berjalan tanpa adanya dukungan dari SDM yang mumpuni. Dan secara naluriah
pegawai akan lebih bersemangat jika ada reward and punishment yang jelas
sebagai rangsangan mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
Mungkin PLN bisa menambahkan
dengan pilar Responsibility sebagai bentuk tanggung jawab seluruh pegawai untuk
mensukseskan PLN bersih dan juga PENGHARGAAN TERHADAP SDM.
PENGHARGAAN TERHADAP SDM
Bisa diimplementasikan dalam
bentuk penilain kinerja tahunan. Dimana ada parameter yang jelas untuk mengukur
kinerja masing-masing pegawai. Mencakup berbagai aspek, termasuk aspek finasial
dalam hal pencapaian target dan laba, aspek pelayanan terhadap pelanggan,
integritas,responsibility terkait dengan tekad
PLN bersih.
Nantinya penilaian tersebut akan berpengaruh terhadap insentif pegawai jika PLN mencapai laba atau sebagai penambah dalam perhitungan kenaikan gaji. Jadi tidak sama antara pegawai yang bekerja baik dan bersih dengan pegawai yang bekerja seadanya saja.
Akhirnya,
sebagai perusahaan listrik negara yang menguasai hajat hidup orang banyak, apa
yang telah diusahakan PLN ini akan sia-sia jika tidak mendapat dukungan dari
masyarakat umum. Jika
kita ingin PLN bersih sukses yang nantinya tentu akan berimbas langsung kepada
kualitas pelayanan PLN terhadap pelanggan, termasuk tercukupinya pasokan
listrik di tiap daerah, kita harus mendukung baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Caranya?
- Minimal dengan tidak
buru-buru pesimis. Beri kesempatan kepada PLN untuk membuktikan
kesungguhannya.
- Dengan tidak berupaya
melakukan suap atau gratifikasi lagi dengan alasan apapun termasuk biar
cepat dilayani.
- Melaporkan jika masih
ada oknum-oknum yang melakukan praktek-praktek suap, gratifikasi maupun
korupsi melalui whistle blower
Dukungan Blogger?
Sebagai seorang blogger yang biasa mengaktualisasikan diri melalui
tulisan dan dunia maya. Saya pun turut mendukung PLN bersih dengan cara turut
mensosialisasikan apa-apa saja yang menjadi target dan tekad PLN. Dengan
dukungan para blogger tentu saja informasi terkait berita-berita PLNwww.pln.co.id dapat
lebih cepat sampai di masyarakat karena blogger menulis dengan cara yang lebih
membumi dan dengan bahasa sehari-hari. Dukungan blogger juga bermanfaat untuk memonitor pelaksaan PLN bersih, karena apa yang terjadi di lapangan sangat cepat bisa terupdate di sebuah blog ( hati-hati nih PLN )
Ayo Kita Dukung PLN Bersih untuk kepentingan kita bersama.
PLN Bersih, Masyarakat Peduli,Listrik Tercukupi,Negara Sejahtera