Harumnya Duet Maut Kopi Indonesia dan Vietnam

Saturday, August 31, 2013
Seminggu yang lalu sebuah berkas paket kredit mendarat di meja kerja saya. Permohonan baru sebesar Rp 40M dari sebuah perusahaan pengolahan kopi di Sumatera Utara. Menurut prosedur, yang harus saya lakukan adalah melakukan prescreening, memastikan apakah usaha debitur yang akan dilayani masih masuk dalam Pasar sasaran dan tidak termasuk dalam negative list  usaha yang dibiayai.

Negative list adalah usaha-usaha yang dilarang untuk dibiayai. Biasanya karena memang aturan pemerintah yang telah menetapkannya, seperti perdagangan senjata, prostitusi, obat-obatan terlarang. Selain itu bisa juga karena usaha tersebut sudah jenuh, seperti gerai handphone, voucher isi ulang ataupun hotel untuk daerah-daerah tertentu. Dikhawatirkan usaha-usaha tersebut jika diberi pinjaman dari Bank, maka akan mengalami kendala dalam pembayaran atau sewaktu-waktu ijin usahanya bisa dicabut.

Begitu melihat daftar negative list usaha, ow ow terkejutlah saya, ternyata kopi termasuk salah satu di dalamnya. Why....why... pikir saya.

Di tengah keheranan saya tersebut saya jadi teringat, di sepanjang jalan dari rumah menuju kantor, berdiri berpuluh gerai kopi. Tak jauh dari komplek perumahan saya saja, di Ringroad pusatnya kuliner di Medan beberapa warung kopi setiap hari laris manis tak pernah sepi pengunjung. Sebutlah Old Time Kopi, Kedai Kupi,Warung kopi,Kopi Cangkir, Kopi Ulee Kareng. Bergeser sedikit, di sepanjang jalan dokter Mansyur daerahnya mahasiswa USU, berserak cafe-cafe dengan menu andalan berupa kenikmatan secangkir kopi, dari mulai Caffe kopi, Kopi Republik,Kopitiam,Kedai Apek,Coffe shop,Musik Cafe,Coffe Day. Haduh sangkin banyaknya saya jadi lupa nama-namanya. Pokoknya tidak kurang dari 20 gerai kopi saya lewati setiap harinya. Saya pikir ini adalah indikasi bahwa komoditi kopi berprospek cerah.

Kopi termasuk salah satu daari 10 komoditas unggulan penyumbang devisa negara.Indonesia yang merupakan produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Karena itu, kopi telah menjadi simbol yang melekat bagi Indonesia.



Kopi Indonesia itu terkenal dengan aroma dan rasanya yang aduhai. Di Sumatera uatara sendiri sebutlah kopi Sidikalang. Mendengar namanya saja, sudah tercium arona kental kopi robusta dan arabika.Sidikalang adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara. terletak di dataran tinggi Sumut membuat kopi yang dihasilkan dari daerah tersebut memiliki kualitas unggulan.

Ketika kopi tumbuh di dataran tinggi, seharusnya tanaman tersebut tumbuh di atas minimal 700mdpl. Ternyata, kopi Sidikalang tumbuh di atas 1000 mdpl, sehingga kualitas biji kopi yang dihasilkan memiliki fisik dan karakter yang lebih kuat baik dari segi rasa maupun aroma. Aroma kopi Sidikalang lebih kepada repah-rempah. Inilah yang membedakan kopi Sidikalang dengan jenis kopi yang lain.

Kalau Sumut punya kopi Sidikalang, Aceh tak mau kalah, kopi Ulee karengnya benar-benar menggoyang lidah. Di Medan sendiri sudah lebih dari satu tempat ngopi dengan titel kopi aceh tersebut. Kopi aceh terkenal unik dalam rasa maupun penyajiannya. Kopi Aceh terbuat dari kopi Robusta yang dicampur dengan sedikit mentega saat pembuatannya. Kalau cara penyajiannya pasti sering dong dilihat di Tivi, seperti atraksi bartender ala Aceh. 

Pertama taruh kopi dalam gelas kecil, lau tuangkan air yang benar-benar mendidih. Setelah itu tutup gelas kopi dengan apa saja terserah yang penting uap kopi jangan keluar dari gelas. Karena uap itulah yang memberi aroma memikat dan mempertahankan rasa kopi di dalamnya. Biarkan selama tiga sampai lima menit. Kemudian silahkan diminum, hwaaaa pasti berbeda rasanya. Coba saja kalau tidak percaya. Dan tahu harga segelasnya berapa?. Jangan kaget, Tak sampai sepuluh ribu rupiah,aiiih

Indonesia boleh berbangga dengan citarasa kopi yang dimilikinya, namun negara lain juga punya kopi unggulan. Produsen kopi terbesar lain yang masih dalam satu kawasan dengan kita adalah Vietnam. Sama-sama negara di Asia Tenggara yang masuk dalam keanggotaan ASEAN, Vietnam pun menjadikan kopi sebagai komoditi unggulan di negaranya. Kalau Indonesia punya kopi luwak,kopi Toraja,kopi Sidikalang, mak Vietnam punya kopi Trung Nguyen, ikon kopi Vietnam.

Sejak Prancis meperkenalkan tanaman kopi kepada negara indo-china beberapa abad silam, pertanian kopi di Vietnam semakin berkembang pesat. Sebagai sumber mata pencaharian, para petani di Vietnam memiliki ketajaman instuisi dalam menjual harga kopi mereka. Kebanyakan dari mereka akan melihat harga kopi di pasaran London dan New York terlebih dahulu sebelum menjualnya. Mereka hanya menjual kopi saat harga benar-benar bagus. Dengan cara ini, petani kopi di Vietnam bisa hidup makmur sejahtera.

Emang gimana sih kopi Vietnam itu?

Agak berbeda dengan penyajian kopi Sidikalang maupun Ulee Kareng. Kopi diseduh sampai kental pekat, pokoknya sampai rasanya pahit banget, lalu disiram susu dengan porsi besar, bisa sampai sepertiga dari jumlah cairan kopi pekatnya. Kemudian campuran kopi dan susu tersebut disajikan dalam gelas kecil,panas-panas, masih berasap-asap. Atau kalau yang punya selera dingin, bisa dicampur dengan es batu. Kemudian disruput perlahan-lahan. Hmmmm,  serupa tapi tak sama dengan kopi unggulan Indonesia.Untuk segelas kopi vietnam yang luar biasa lezat itu kita hanya membayar seharga 5000 rupiah saja, Oh no.

Nah kopi Indonesia maupun kopi Vietnam yang rasanya tak terbantahkan itu, ternyata harga jualnya tidak terlalu tinggi. Makanya ngga heran kopi termasuk dalam daftar negative list usaha yag dibiayai bank. 

Sejak awal tahun 2013 yang lalu harga kopi yang terkenal harum di pasar dunia, mengalami keanjlokan. Permintaan yang sepi dan tawaran harga jual yang melemah membuat ekspor biji kopi nyaris stagnan. Kopi Arabika dari Aceh, hanya dihargai oleh importir Singapura seharga Rp 29.000/kg, anjlok dari harga sebelumnya Rp 38.000 - Rp 40.000/kg. Harga tersebut tidak sesuai dengan ongkos produksi kopi itu sendiri.

Harga pasar dunia yang fluktuatif membuat para eksportir tidak berani bertransaksi dan mengikat kontrak baru.. mereka memilih menunggu dan melihat kondisi ke depan.Hal tersebut, membuat banyak petani dan pengepul yang menahan untuk menjual gabah kopinya. Seperti yang diberitakan Bloomberg, sedikitnya 3000 ton gabah kopi tertahan menunggu harga kopi di pasar dunia mulai stabil

Memang sejak isu krisis global melanda Amerika, harga kopi mengalami spekulasi. Ironisnya produksi kopi Indonesia masih tergantung pada permintaan luar negeri. Sedangkan permintaan pasar domestik sendiri masih rendah.

Dan yang lebih menyedihkan, kopi Indonesia yang dihargai murah tadi oleh importir luar, kembali ke Indonesia dalam bentuk penyajian yang berbeda dan dibandrol dengan harga berkali lipat.Ouuuch

Starbucks, salah satu ikon kopi asal paman sam itu bisa-bisanya menjual secangkir kopi mencapai harga 40 ribu sama dengan harga satu kilo biji kopi Arabika dari Aceh. Padahal satu kilo kopi bisa untuk membuat berpuluh-puluh cangkir kopi, bayangkaaan... bayangkan.

Karena itu, walau Brazil adalah negara produsen kopi nomor satu di dunia, saya yakin kopi dari tanah Asia yaitu Indonesia dan Vietnam akan tetap mampu bersaing di pasar dunia.

Kenapa?

Disamping Brazil dan Vietnam, masih ada 35 negara lain di dunia ini yang merupakan negara pengekspor kopi. Columbia, India, Ethiopia, Peru,Guatemala,Mexico,Honduras, merupakan negara lain dengan pangsa pasar terbesar untuk komoditi kopi. Walaupun negara eksportir kopi demikian banyak, namuan diimbangi oleh negara pengimpornya yang berjumlah kurang lebih sama.

Tingkat persaingan suatu komoditas dapat tercerminkan dari market sharaenya. Jika suatu negara memiliki pangsa pasar ekspor yang tinggi maka dianggap memiliki daya saing tinggi pula. Tahun 2010, Brazil yang merupakan pengekspor kopi terbesar menguasai pangsa pasar ekspor sebesar 27.22 %, disusul Vietnam 18.51 % dan Indonesai di belakangnya sebesar 6.58 % dan Columbia 6.23 %.

Untuk memenuhi kebutuhan ekspor, suatu negara harus memperhatikan perkembangan produksi kopinya. sedangkan produksi kopi sangat ditentukan oleh perluasan dan produktivitas. Dilihat dari segi luas lahan, Indonesia memiliki luas areal lahan kopi yang tersesar kedua dunia setelah Brazil. Perkembangan luas areal kopi Indonesia dan Vietnam terus meningkat sepanjang waktu, sedangkan Brazil mengalami penurunan. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia dan Vietnam untuk menyaingi dan melampaui Brazil dalam hal ketersedeiaan lahan.

Namun, walaupun luas lahan kopi Indonesia lebih besar dibanding Vietnam, sayangnya tidak diikuti dengan produktivitasnya. Produksi kopi vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.Padahal dulunya Vietnam belajar tentang kopi dari Indonesia lho,ckckckck. Ini namanya murid lebih pintar dari guru

Dari kedua hal di atas, dimana Indonesia memiliki lahan kopi yang besarnya melebihi Vietnam, sedangkan Vietnam mampu memproduksi lebih banyak kopi dari Indonesia, dapat dilakukan kerjasama simbiosis mutualisme.

Menjalang Asean Economic Community di tahun 2015 mendatang, sudah seharusnya negara-negara ASEAN bersinergi secara positif untuk menghadapi persaingan ekonomi dunia yang semakin lama semakin menggila. Negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN memiliki potensi yang sangat besar jika bersatu.Ngga usah memperdebatkan mana kopi yang lebih enak. Kopi dari Vietnam atau kopi Indonesia.

Kopi Sidikalang , kopi Ulee Kareng, kopi Toraja, kopi Luwak yang terkenal dengan aroma dan rasanya, jika dipadukan dengan teknologi dan teknik pengolahan lahan yang baik dari Vietnam tentu akan menghasilkan produktivitas kopi yang tinggi dengan cita rasa bak dari surga.



Harmonisasi kedua negara ini akan menjadikan kopi ASIA merajai pangsa pasar Eropa. Kalau hanya mengalahkan dominasi pasar kopi Brazil di dunia, saya rasa bukan hal yang mustahil.

Jadi, apakah Indonesia dan Vietnam akan mampu merebut pangsa pasar kopi di dunia???

Off Course Yes. Bersaing bukan berarti saling menjatuhkan. tapi bersinergi secara positif malah akan menguntungkan kedua belah pihak.

Biarkan Starbuscks petantang petenteng dengan logo ijo-ijonya. Selama bahan bakunya tergantung dari produksi duet maut dua negara ASEAN ini, tentu akan menguntungkan kita semua.

Dan nantinya tentu saja kopi tidak akan menjadi negative list perbankan lagi






Be First to Post Comment !
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature