Dear
Putriku tercinta.........
Sabtu
kemarin tanggal 28 September 2013 genap empat bulan usiamu, yang artinya
sudah empat bulan ini dirimu menjadikanku resmi menyandang status sebagai
seorang ibu. Dulu kupikir memiliki anak itu kerjaannya cium-cium bayi,
main-main sama kamu, ngajak jalan-jalan, trus asik belanja-belanji baju-baju
lucu untukmu.
Siapa
sangka aku yang kata orang adalah seorang perempuan tangguh,percaya diri,
ternyata mengalami yang namanya baby blues. Di awal kelahiranmu aku seperti
mengalami jetlag.Jam tidurmu yang tak menentu membuatku lelah luar biasa.
Apalagi saat kau menangis dan aku tak mengerti arti tangisanmu, diam-diam aku
pun menangis seorang diri di kamar. Merasa tak becus menjadi seorang ibu. Di tambah
ASI ku yang sedikit sekali keluar, membuatku merasa gagal menjadi ibu yang baik
untukmu.
Benar
kata orang, tidak ada yang namanya sekolah untuk menjadi seorang ibu. Learning
by doing itulah yang kulakukan. Walau takut-takut, akhirnya aku bisa memandikanmu
sendiri, tentu saja dengan bantuan baby bather. Walau masih sering salah
mengerti, tapi minimal aku sudah faham tiap-tiap arti tangismu. Meskipun
terkadang masih sering miss juga, kukira kau menangis karena haus ternyata
karena kau tak nyaman dengan popokmu yang sudah berisi kotoran. Ah, kau sungguh
telah merontokkan keangkuhanku yang berfikir semua ada di internet.
Putriku
sayang…….
Memilikimu
mengajarkanku arti pentingnya bersabar dalam belajar
28 Mei
2013 pukul 22.39, 12 jam lebih penantian di rumah sakit, akhirnya tangisanmu
memeriahkan keriuhan di ruang bersalinku. Persalinan secara spontan yang
menakjubkan. Kau tahu sayang, tak ada satu pun orang yang yakin kalau aku bisa
melahirkanmu secara normal. Semua berfikir aku akan operasi. Sepertinya
penampakanku cocok untuk menjalani operasi Caesar. Tak heran, saat mengetahui
bahwa persalinanmu normal, banyak yang berdecak kagum padaku. Toss dulu nak
untuk semangat pantang menyerah kita. Saat itu tak ada kata yang bisa
menggambarkan perasaanku. Bahkan aku pun tak terlalu yakin akan perasaanku.
Yang aku tahu pasti, ada perasaan lega luar biasa menyadari kau telah selamat
kuantarkan menghirup udara yang sama dengan yang kuhirup.
Pramodawardani Lalitavistara
Itu nama yang kami beri untukmu.
Siapapun akan otomatis bertanya padaku mengenai arti namamu. Namamu memang
tidak biasa, sama seperti kehadiranmu yang memang luar biasa.
Pramodawardani adalah nama
pemberian ayahmu, Lalitavistara nama pilihanku. Kau tahu sayang, terjadi
perdebatan yang alot untuk menentukan siapa namamu. Aku dan ayahmu
masing-masing memiliki argument sendiri untuk memenangkan nama pilihan kami.
Pramodawardani, nama seorang ratu
pertama di kerajaan Mataram, Dyah Ayu Pramodawardani tepatnya. Ayahmu ingin kau
seperti dia, kuat dan tangguh. Kebahagiaan yang terus tumbuh, itulah arti dari
Pramodawardani. Kami ingin kau bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi orang-orang
di sekitarmu. Seperti yang telah kau lakukan bahkan saat kau masih berwujud
setitik noktah di rahimku.
Lalitavisatara………………. Hmmm nama
yang sangat cantik menurutku.
Aku menemukannya saat lagi
searching di internet. Kamu tahu sayang, aku suka sekali membaca kisah-kisah
sejarah sama seperti ayahmu. Kisah perwayangan adalah kegemarannya, sedangkan
aku, aku suka sekali membaca buku kisah ratu-ratu jaman dahulu. Mulai dari ratu
mesir,india,china. Membaca perjalanan hidup mereka bayak mengajarkanku menjadi
seorang perempuan tangguh.
Dan Lalitavisatara aku temukan
saat aku membaca kisah dibalik pembangunan candi Borobudur ( yang ikut
#10daysforasean pasti juga membacanya). Lalitavisatara adalah sebuah kitab yang
menceritakan perjalanan hidup Sidharta Gautama. Lalitavistara diceritakan di
relief pada bagian Rupadatu di candi
Borobudur. Arti Lalitavistara sendiri adalah rezeki yang berlimpah. Menurutku
nama itu sangat cocok untuk dirimu, karena selama kehamilanmu begitu banyak
rezeki yang diberikan Allah untuk keluarga kecil kita. Mulai dari kepindahanku
dari Jakarta ke Medan yang membuat aku dan ayahmu bisa berkumpul, sampai
berbagai lomba menulis yang kumenangkan. Bagiku kau adalah si pembawa rezeki.
Akhirnya, karena tidak ada yang
mau mengalah, maka kedua nama itu kami sematkan bersamaan padamu. Semoga kelak
kau menyukainya, dan semoga apa yang menjadi doa kami melalui namamu akan
terwujud nyata.
Tara…. Begitu kami memanggilmu.
Sungguh begitu banyak harapanku
padamu.Dalam setiap ayunan pengantar tidurmu terselip doa bagimu. Dalam setiap
bait lagu yang kudendangkan untukmu tak lupa kurapalkan segala impianku.
Putriku….
Kau tak perlu pintar melebihi
Einstein atau kaya melebihi raja Arab. Tak perlu pula cantik melebihi Miss universe.Bahkan
kau tak perlu seberuntung Untung. Cukuplah kau menjadi dirimu sendiri. Menjadi
anak yang takut Tuhannya, cinta Rasul, cinta Islam. Bagi kami itu sudah cukup
nak.
Anakku…
Terima kasih telah memilih
rahimku untuk tempat tumbuhmu. Terima kasih telah memilih kami untuk menjadi
orang yang akan kau panggil bunda dan papa. Kehadiranmu seperti sebuah matahari
bagi kami, memberi kehangatan, memberi energy . Lima tahun penantian, terbayar
lunas saat kudengar tangis pertamamu.
We Love You lalitavistara
Tulisan ini lanjutan dari Project Dear Daughter. maaf agak lama postingnya, emak rempong ;D. Saya dapet tongkat Estafet dari mba Lina Sasmita. Sekarang tongkat saya serahkan ke mak Nda Syahdu. Silahkan lanjuuut maaak ;)
bahagianya jadi ibu...saya msih amazing loh jdi ibu... rasanya ga percaya...btw namanya bgus banget, moga nanti jdi anak soleha....
ReplyDeleteaamiin mak. iya amzing banget ya mak, ga terkatakan ;)
Delete