Parenting Style

Thursday, April 13, 2017
Oke, #GesiWindiTalk udah berapa minggu absen ngomongin Parenting, wahahahaha, jadi minggu ini we came back to the laptop.

Kemarin ada yang request untuk topik parenting style, pengen tahu style parentingnya saya dan Gesi. Setelah kami bicarakan, ternyata kami ngga menemukan rumusan yang tepat, alias memang kami ngga pake style-stylean, mengalir apa adanya. Kalau saya pribadi, bukan karena ngga baca buku parenting atau apa, tapi karena saya yakin yang namanya orangtua itu pasti punya parenting style masing-masing yang biasanya disesuaikan dengan kondisi anak, dan kondisi dirinya sendiri.

Jadi ya bisa saja parenting stylenya itu ngga masuk gaya pengasuhan mana pun yang ada di teori-teori parenting.




Akhirnya kami putuskan ajalah untuk ngisi kuis.

Kuis seru yang lebih aplikatif, kita dikasih suatu kejadian, trus jawaban-jawaban kita tuh bakal nentuin seperti apa parenting style kita. Seru lho kuisnya. Pada ikutan ya disini :



Dan hasilnya, ternyata saya dan Gesi sama, sama-sama freewheeler mom, alias ortu yang bebas, tapi dengan level yang berbeda wahahahahaha. Setidaknya level free Gesi lebih tinggilah dari saya. No wonder sih.

Baca Punya Gesi :



Oke sebelum bahas hasil tes saya, maree kita bahas dulu satu persatu type ibu-ibu yang ada di kuis tersebut.

Menurut kuis tersebut, ada 3 type ibu-ibu dalam menerapkan metode parenting bagi anaknya .

Type Planner

Ini tipe ibu-ibu yang semuanya terplanning dengan rapi. 

You may be new to this parenting thing, but you'll be darned if you're caught unprepared. When you're not feeding, playing, or changing diapers, you're reading-and highlighting the umpteeen baby books on your nightstand. You find comfort in order, so you crave structure and live by a carefully crafted schedule.
Anaknya tidur di jam tertentu, rumah rapi, segala jadwal harus terencana. Ini ibu-ibu yang bakal mentsterilkan botol susu anak sebelum dipakai, bawa makanan bayi kemana-mana dengan jadwal makan yang teratur. 

Ibu-ibu type ini juga yang akan menerapkan segala  ilmu parenting dari para ahli dan menjadikan buku parenting sebagai kitabnya. bahkan soal menyapih anak pun akan dikonsultasikan ke dokter.

Oh sounds good. 

Karena memang hidupnya terencana, makanya saat tiba-tiba ada temen ngajak merayakan ultahnya udah pasti bakal ditolak, karena everything always be scheduled.

Burukkah type ini ? No
Baguskan ? Ya tergantung.



Type FreeWheeler

Ini ibu-ibu yang punya gaya parenting freestyle, alias gaya bebas, LOL.

Yang disebut freewheeler itu didefenisikan seperti ini

You seize every moment, whatever it may bring. You feel that common sense and intuition will serve you better than the latest best-selling parenting author. Some moms admire you for your ability to go with the flow; others wonder how you manage to keep it all together. Hey, it's all good, right?

Pokoke type ibu freewheeler ini yang semuanya pokoke sesuai kondisi ajah. 

Buku parenting ?

Hmm, bolehlah dibaca, tapi tidak jadi acuan.


Type Optimizer

Ibu-ibu type ini kalau saya lihat dari kuisnya, adalah type ibu yang ideal.

You're doing an amazing balancing act. Sure, you read the parenting guides, but you remain calm if you notice your baby starts teething (or crawling or talking) a few weeks later than the book says he should. You seek input from your mommy friends, your pediatrician, and your own mother, but you generally trust yourself to make good decisions. And although you aim to keep a schedule, you know missed naps and blown bedtimes happen. In short, you begin every day with a good plan and even better intentions, and when life gets in the way, you do whatever it takes to make the best of it. Brava, mama!
Di  buku parenting, ia tahu ilmu parenting, namun pada saat mempraktekkan, ya menyesuaikan. Pas sesuai buku dilakukan, ga sesuai kondisinya ya improvisasi.

Type ini punya scheduled tertentu juga untuk anaknya, tapi ngga saklek amat.

Kalau saya type yang mana ?

Seperti yang saya sebut di atas tadi, dari hasil menjawab si kuis itu ternyata saya type yang freewheeler #tutupmuka, hahahahah.

Saya setuju dengan hasilnya, kenapa? karena ya memang seperti itu yang saya lakukan.

Ini nih beberapa contoh pertanyaan di kuis yang menunjukkan saya freewheeler.

Soal Buku dan Teori Parenting


Kalau yang ini ya jelas, saya lebih khatam baca novel Twilight atau Harry Potter, dibanding baca buku parenting.

Oke ralat, sejujurnya saya tidak pernah baca buku parenting. Saya palingan cuma baca-baca artikel parenting yang kebetulan lewat di timeline saya, atau yang memang sengaja saya cari untuk kepentingan bahan tulisan di blog.

Bukan karena ngga percaya teori parenting, tapi karena...... ehmmm entahlah, saya tidak terlalu suka aja bacanya.Ya bacalah secukupnya doang di internet, ngga sampai yang khusus beli bukunya.

Huhuhu sungguhlah bukan ibu panutan.

Soal Hygenitas Peralatan Bayi


Duh ini juga failed bangetlah. 

Dari anak pertama sampai kedua saya ngga pernah punya yang namanya sterilizer. Itu, alat untuk mensterilkan botol biar bebas kuman. Saya tahu dulu banyak temen saya yang sampai beli sterilizer seharga setengah  jutaan lebih, karena takut anaknya terkontaminasi kumanlah, kan masih bayi. Sampai detergen bayi, pencuci botol pun beda dengan yang digunakan anggota keluarga lain.

Pokoke semua harus produk bayi., xixixi

Awal-awal iya banget sih gitu. Saya beli detergent yang khusus bayi, yang mild, yang anti bacteria. Trus pencuci botol juga wajib pencuci botol khusus bayi. Eh tapi lama-lama kok mahal ya, hahah makanya gitu abis satu kemasan, berikutnya ya udahlah, detergentnya ga apalah disamain, asal dikasi pelembut biar ga keras aja. 

Nyuci botol?

Ah elah pakai Sunlight aja napa, kok harus pake Sleek. Jangan lupa, Sunlightnya diencerin dulu, xixixi.

Jadinya malah ringkes dan hemat.

Makanya di pertanyaan kuis itu, ada soal apa yang saya lakukan kalau dot bayi saya jatuh?

Jawabnya, ya ambil, trus lap aja pake ujung baju, trus kasihkan ke anaknya lagi. 

Ngga dicuci dulu?

Ngga, kelamaan keburu anaknya nangis.


Soal Makanan Bayi

Ini sudah pernah dibahas. Saya penganut, yay untuk makanan instan anak. Yay bukan berarti anaknya dijejelin makanan instant terus lho, tapi ya ngga anti gitu sama makanan instant.


Kalau pergi makan ke luar gitu, saya bukan tipe ibu-ibu yang ngebekel makanan khusus untuk anaknya. anaknya ya dipilihin dari menu yang ada. Entah soup, entah kentang goreng, yang bisa dimakan anak-anaklah. Free

Soal Menyapih

Nah ini, persoalan ibu-ibu sedunia.

Kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak. Kalau ngikutin teori parenting sih sampai 2 tahun, ada juga yang lebih lama dari itu. 

Kalau saya sih lebih percaya intuisi (((INTUISI))) untuk soal penyapihan.

Pokoke saya tahulah, kapan waktu yang pas untuk menyapih. Makanya Tara tuh ngga pakai WWL, ya bisa juga lepas nenen dengan aman sentosa. Tara saya susui itu sampai usia 2.5 tahun.

Eh giliran adeknya, ngga selama itu, 1 tahun 2 bulan udah ngga nenen lagi.

Kenapa?

I dun no, tiba-tiba Divya ngga mau aja nenen. Yo wislah, malah ngga ada drama.


Soal Jam Tidur Anak

Sungguhlah ini sampai sekarang masih menjadi peer maha besar bagi saya.

Sampai detik ini Tara dan Divya, bobonya selalu di atas jam 11.



Malam banget, sampai saya kadang ketiduran nungguin mereka tidur. Udahlah saya ngga mau atur-atur yang gimana, karena saya merasa mereka memang sengaja ngga mau bobo cepet, karena pengen main lama dengan saya.

Yo wislah, palingan saya yang ngantuk banget tuh besok paginya, karena kadang saya juga seneng sih mereka bobo lama, jadi lama juga nguyel-nguyelnya.


Soal Hang Out Bareng Sohib


Sejak menikah, apalagi setelah punya anak, saya memang jaraaaang banget kongkow-kongkow sama sohib saya. ya soalnya waktunya ngga pas sih, kebetulan sohib-sohib saya itu ibu bekerja semua, jadi ya mau ketemuan pasti harus jam pulang kantor. 

Perkara acara apapun di luar weekday pastilah susah banget dilakukan.

Namun, kalau untuk momen-momen spesial, saya pasti rela bangetlah ngabisin waktu sama mereka, pergi sendiri. Iyalah kan mau ocip-ocip sama sohib, bolehlah sekali-kali single-an dulu.

Di kuis ada tuh pertanyaan : 

It's your best friend's birthday, and she scored last-minute reservations at that new Italian restaurant. What do you do?


Off course saya bakal jawab : I tell her I wouldn't miss it for the world. Then I scramble for a babysitter.

Dan ini memang kejadian, pernah sohib saya yang tinggal di Sulawesi datang ke Medan. Kami udah ngga ketemuan selama ehhhhm 15 tahunan kali. Ya udah saya titipin anak ke ART, dan saya main sama sohib saya itu seharian. Ajak makan dia sampe puyeng plus ocip-ocip , lol.

Lho kok ngga bawa anak?

Anaknya mau kongkow sama temennya bukan sama tante-tante , hahahha.


Saya pikir, bolehlah sekali-kali nitipin anak ke ART dan hepi-hepi sama teman.
Iyes. 



Nah itu dia style parenting saya, freewheeler.

Tapi sebenarnya saya rasa sih ngga bebas-bebas amat, kalau mau jawaban lebih konkrit sepertinya saya masuk type kombinasi, antara optimizer dan freewheeler, halah belibet.

Iya soalnya, ada beberapa pertanyaan di kuis yang jawaban saya tuh menggambarkan i have plan.

Kayak pertanyaan ini nih soal nonton di bioskop. Saya mah pakai pilihan juga, ngga main masuk aja ke bioskopnya. Minimal lihat artisnyalah atau nanya referensi teman dulu.


Parenting style itu memang berbeda-beda bagi setiap ibu. Ngga ada yang benar ngga ada yang salah menurut saya. Karena namanya gaya pengasuhan itu banyak hal yang mempengaruhi.

Kita sih ngga usah susah-susah mencari tahu, "apa nih styleku", ngga perlulah. Pakai aja mana yang paling pas untuk kita, sesuaikan dengan kondisi anak dan kondisi kita juga tentunya.Yang utama anak bahagia  dan ibu bahagia.

So, ibu-ibu sekalian, mana nih dari 3 style di atas yang paling menggambarkan dirimu. Cobain tesnya yuk, biar ketauan , hahahahaha.

Salam freewheeler



GesiWindiTalk ft SassyThursday : Bokek

Thursday, April 6, 2017
Haaaah bokek ?

Kata apa itu?

Plak.

#GesiWindiTalk minggu ini collab dengan #SassyThursday.




Baca punya yang lain :


Grace MeliaAnnisast | Nahla



Kalau mau jujur, sejak memiliki anak,  saya jarang banget mengalami yang namanya bokek. Bokek dalam arti ga punya duit sama sekali ya atau kondisi keuangan kritis.

Kenapa?

Karena i have a plan.

Yes saya bangga sama diri sendiri karena walau belum ala safir senduk, tapi yang namanya keuangan keluarga alhamdulillah baik- baik saja.

Bukan karena kami berlebih banget gajinya, tapi semata karena kami always menerapkan setidaknya 3 prinsip keuangan keluarga.

Jangan besar pasak dari tiang
Nabung dulu baru belanja
Tidak kredit untuk tujuan konsumtif kecuali KPR
Tidak meningkatkan gaya hidup saat gaji bertambah. #goals.

Tapi akhirnya kemarin saya tiba-tiba bokek berat. Bokek level di rekening tabungan ga ada duit samsek huhuhuhu.


Apa sebab?

Karena saya melakukan belanja impulsif yang sungguhlah tidak bisa dijelaskan secara logika.

( Baca : Belanja Impulsif)

Ini kejadian langka yang hanya terjadi sekali dalam sewindu membuat saya panik binggo. Sampe nangis-nangis ke suami minta ganti duitnya,lol.

Duh horor banget rasanya. Bikin saya janji banget sama diri sendiri, ngga lagi-lagi belanja tanpa perencanaan.

Oke lupakan itu. Sudah teratasi soalnya.

Iyes teratasi dengan langkah-langkah dan strategi yang saya lakukan.

Nah kalau lagi bokek begitu, apakah yang sebaiknya kita lakukan?

KERJALAH WOY

Lha iyaaaaaa. Kalau lagi bokek apalagi coba yang bisa dilakukan selain kerja.

Kerja biar dapet duit. Abis dapet duit kan jadi ngga bokek.

Kalau dalam kasus saya, karena toh saya kan udah kerja,punya gaji bulanan,tapi kalo lagi bokek parah,nunggu tanggal gajian itu kayak nunggu mantan minta maaf dan mengaku salah karena udah menyakiti hati kita alias ngga usah diharap deh, lama soalnya.#malahcurhat wahahaaha.

( Baca : Pentingkah Istri Punya Penghasilan Sendiri ? )

Nah saya biasanya mulai nyari-nyari pemasukan dari job di blog or instagram, wahahaahhag. Sungguhlah kadang saya bisa jadi blogger yg sok jual mahal, tapi kadang bisa semangat 45 saat ditawari job yg kalo pas lagi punya duit aja langsung ditolak.

Sampe dinasehatin panjang lebar sama si Cinta.

" Win, lu kalau dapet job yang ngga sesuai sama ratemu, ya mbok jangan langsung ditolak, tawar dulu kek. Sombong amat lau"

Tumben tuh si Cinta bijak. Padahal ya bukannya sombong, tapi kalo ratenya ngga masuk, saya anggap aja itu rezekinya orang lain. Karena saya kan untuk nulis harus begadang atau ngga pulang agak malam dari kantor. Ya ngga mau juga, pengorbanan gitu dihargai seadanya.

Bukan soal sombong ngga sombong, ini cuma soal skala prioritas aja. (sodorin GA blog).

Nah saat bokek kemarin, saya dikasih kerjaan sama agency, kalau masih masuk akal walau ngga sesuai rate saya, tetep diambil, hehehehehehehehehe, lagi BU nih.



Tutup Keran Pengeluaran Tidak Penting

Lagi bokek, ga usah sok iye mau beli- beli sesuatu.

Udah browsing browsing aja, kalau ngebet pengen belanja. Masukin chart udah itu log out.

Makan siang juga ngga usah keluar, makan di kantin kantor aja udahlah.


Call Husband

Inilah yang dinamakan simbiosis mutualisme antara suami dan istri.

Saya ngga tau gimana cara pengaturan keuangan di keluarga lain ya. Tapi di keluarga saya, biasanya dalam kondisi  normal, saya jarang banget minta duit sama suami. Jarangnya saya itu level, suami sampai pernah ngomong

" Dek, kok ngga pernah minta duit sih sama mas"
" Mas kalau mau ngasih ya ngasih aja, napa pake diminta segala"

Kemudian hening, krik krik. Suami pura-pura ngga denger, LOL.

Iya, jadi di kami itu pengeluaran semua-mua keperluan keluarga udah ditanggulangi Mas Teguh. Urusan semua tagihan saya ngga pernah tau.

Urusan nempatin uang ke pos-pos mana, nah itu urusan saya. Jadi saya managernya, mas Teguh eksekutornya. Dan itu cocok untuk kami, kalau di keluarga lain mungkin belum tentu cocok.

( Baca : Tips Mengatur Keuangan Ala Ibu Bekerja )

Jadi sepanjang saya ngga kekurangan, saya jarang banget minta subsidi suami.

Nah tapi lain cerita saat bokek. kayak kemarin itu, duh saya jadi rajin banget WA in blio.

Isi WA nya sungguhlah tidak bisa dijadikan suri tauladan istri solehah kebanggan suami.

Isinya cuma seputaran .

" Mas tranfer uang arisan ke rek ini ya"
" Mas isiin pulsa "
" Mas transferkan ke situ ya"




Jadi, begitu bokek melanda, selalu gunakan opsi call husband.

End


Namun bukan berarti saat bokek melanda hidup jadi gundah gulana, suram dan miskin hiburan. Ngga juga ah.


Tetap Bisa ngemall asal

Yup walau bokek bukan berarti ngga boleh ke mall.

Mall memang adalah sebaik-baik penggoda iman dan perobek kantong. Tapi mall juga sekaligus bisa jadi terapi diri, halah.

Makdarit kalau lagi bokek trus tetap pengen ngemall lakukan hal ini.

1. Makan dulu di rumah sebelum pergi.
2. Bawa air minum
3. Tinggalkan segala kartu kredit di rumah.
4. Yo wis jalan jalan doang aja di mall cuci mata.

Udah gitu pulang bahagia lagi. #goals


Ngobrol di WA Sama Sohib

Karena membagi kegundahan hati kepada teman adalah sebaik-baik hal yang dilakukan saat bokek.

" Gaes gw lagi bokek nih"

Dan kemudian mereka akan cerita bahwa mereka lebih bokek dari saya, dan akhirnya saya bahagia, bahwa saya ternyata ngga bokek-bokek amat.



Sukur-sukur ada yang berbaik hati, trus nawarin ngirimin gambar sushi, mie, burger, Iyaaa gambar doang. xixixi


Buka Preloved di IG

Wahahahah ini sih pernah saya lakukan. Pas lagi bokek, trus merengek-rengek sama suami, eh malah diceramahin. Saya sebel kalo lagi bokek diceramahin, akhirnya memandang nanar ke seisi rumah, mana nih yang bisa dijadiin duti.

Dan terjuallah baby walker Divya yang dari beli ngga dipake, wahahahahahaha. Yes dapet duit, mayan 400 ribuan.

Trus, lego-lego sepatu ke adek, tukar tambah dengan traktir makan dimana gitu. Dan it works, bangga.


Udah sih kayaknya saya cuma melakukan hal itu dan hasilnya saya survive wahahahaha. Walau bokek melanda ngga yang menderita-menderita banget.

Kalau kalian, saat bokek melanda, apa yang biasa kalian lakukan biar tetap survive?







Jenis-Jenis Orang di Muka Bumi

Friday, March 31, 2017


Quote ini kalo dipikir-pikir nohok banget ya.

Bahkan dari jaman dulu kala, tipe-tipe manusia udah digolongkan seperti di atas, hahahaha.

Bener sih ya, orang-orang besar, orang sukses itu setau saya memang jarang banget yang suka ngurusin urusan orang. Lha iya, ngapain ngurusin orang kan orangnya belum tentu mau kurus *krik krik krik.

Orang-orang besar itu waktunya habis untuk memikirkan ide ide dan ide.

Kayak om Mark tuh, si pemilik facebook. Otaknya mungkin muter terus ya.

" Masa facebook cuma bisa nulis status biasa, bikin yang lain ah"

Tring, bisa bikin status warna warni.

" Masa cuma warna-warni doang sih, yang kreatif dong ah"

Tring, pas tahun baru kemarin, setiap kita ketik Happy New Year maka, otomatis akan muncul kembang api meledak di udara, keren.

" Yah gitu aja mah cemen, apa lagi yah"

Tring muncul Facebook live.

Abis itu sekarang FB pun bisa bikin story.

Wow wow, kalau udah gitu, mana sempat ya ngomongin orang, atau ngomongin hal remeh temeh kayak kita-kita ini. (((KITA))), LOL

Tapi memang terkadang hidup ini butuh keseimbangan.

Iya, sebagai ibu-ibu masa kini yang ngakunya modern, kekinian, dan ngga mudah terikut arus, ternyata ya saya tuh belum bisa jadi Great People sepenuhnya. Semua jenis manusia di atas itu ya nyampur di dalam diri saya.

Satu waktu ngomongin orang kenapa dia begini, kenapa dia begitu.

Meski tidak terang-terangan, adaaa aja gitu selintasan di pikiran " Ih apaan sih nih orang" atau " Ya ampun gitu aja dijadiin status".

Apalagi di jaman sosial media sekarang ini.

Orang dengan mudahnya bisa tahu apa yang lagi dirasakan orang. Karena semua mua bisa dishare ke publik. Semua-mua kehidupan kita ini bisa dilihat orang.

Akibatnya ya itu, kita juga punya kesempatan buat ngomentarin hidup orang. Maka jadilah kita si Small People tadi.

( Baca : Not Everything Is About You )


Di waktu lain ngomongin hal-hal remeh  yang mungkin Great People nganggap ngga penting amat sih. Kayak meratapi kok belum nemu lipen yang ngga hilang walau dibawa makan mie ayam, bakso, sushi dan segala macam. Curhat sama teman gimana caranya biar bisa punya Iphone 7 terbaru tapi ngga keluar duit, halah. Sampai menyesali hidup kok berat badan belum balik ke kondisi semula ya padahal anak udah bisa jalan huhuhuhu.

Ya begitulah namanya hidup.

Walaupun ini kedengarannya kayak pembelaan diri gitu, tapi menurut saya masih wajar-wajar sih. Asal posinya jangan berlebihan.

Jangan lupa sisihkan waktu juga untuk membicarakan apa yang Great People itu bicarakan. Mikirin ide, berkarya, mikirin kreativitas, atau sesuatu selain people atau things lah.

Kalau porsinya tidak dibalik-balik, mungkin kita yang saat ini masih di level small people bisa beranjak jadi average people, dan besok-besok siapa tau saham fesbuk jatuh ke tangan kita wahahahaha.


Makanya yuk yuk, kurang-kurangi ngomongin orang. #Ini notes untuk diri sendiri.

Kalaupun mau ngomongin orang pakai cara yang elehan.

Yang elehan itu yang kayak mana?

Ya dalam hati aja, trus diam-diam bikin tulisan, posting di blog, tambahin kata-kata mutiara, wahahahaha jadi deh satu postingan.

Oke skip, abaikan kalimat di atas.

Saya yakin masing-masing kita tahulah caranya yah, Kan udah dewasa.

Jadi, hari ini kamu dominan jadi orang jenis yg mana?

Great people
Average people
Atau small people?

Pentingkah Istri Memiliki Penghasilan Sendiri?

Thursday, March 30, 2017


Yang namanya berkeluarga itu rezekinya sudah diatur sebesar 100 %
Saat suami istri bekerja, maka rezekinya 100 %
Dan saat istri berhenti kerja, ya rezekinya tetap 100 %

Kalimat itu sering banget saya baca, yang menegaskan bahwa sebenarnya mau suami istri bekerja, atau hanya suami saja yang bekerja, yang namanya rezeki keluarga itu ngga akan berkurang.

Bener sih ya, saya setuju.

Nah, kalau demikian, banyak orang yang beranggapan, ya ngapain kalau begitu istri harus bekerja?

Bahkan ada juga yang berpendapat sebaiknya seorang istri itu ya di rumah saja, biarkan suami yang memenuhi segala kebutuhan rumah tangga, karena suami istri itu punya tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Trus muncul pertanyaan, sebenarnya perlu ngga sih wanita atau istri itu memiliki penghasilan sendiri?

GesiWindiTalk hari ini mau ngomongin itu



Sebelum kesana saya mau cerita dulu sedikit mengenai keluarga saya.

Saya lahir dan dibesarkan di keluarga yang ayah dan ibunya bekerja. Ayah saya kerja di perkebunan sedangkan ibu saya guru. Dari kecil terbiasa melihat ibu saya bekerja dan menghasilkan uang sendiri membuat saya ya cara berfikirnya bahwa perempuan itu normalnya bekerja.

Makanya ngga heran, anak ortu saya, tiga orang perempuan, semua jadi ibu bekerja. Walau pada akhirnya adik saya yang paling kecil memutuskan resign saat harus ikut suami pindah tugas.

Suatu saat di masa kami anak-anak ,ortu saya sedang butuh-butuhnya biaya sekolah, eh ndilalah saat itu ayah saya terkena PHK dari perusahannya. Yang mengakibatkan kami sempat yang mendadak jatuh miskin.

Jatuh miskinnya ngga ngenes banget sih, masih bisa makan, punya tempat tinggal, tapi biaya sekolah sempat yang terengah-engah banget memenuhinya.

Nah saat itulah saya merasakan betapa peran ibu saya yang notabene bekerja menjadi penyelamat bagi kelangsungan hidup keluarga kami. Dan syukurnya, ayah saya ngga lama langsung dapat pekerjaan baru, sehingga roda ekonomi kembali on the track.

But, di masa-masa itu kami sekeluarga sempat bener merasakan yang namanya ngga punya duit itu gimana. Itu pulalah yang menyebabkan saya akhirnya dikirim ke sekolah gratisan (yang juga keren pastinya) di Sibolga sana. Sesuatu yang mungkin ngga akan terjadi kalau keluarga saya ekonominya baik-baik saja.

( Baca : Warna Warni Sekolah Kenangan )

Memang ini bukan semata soal karena ayah saya kehilangan pekerjaan, tapi juga karena perencanaan keuangan keluarga yang buruk.

Iyes, keluarga kami tidak punya tabungan sama sekali, sehingga saat terjadi sesuatu di luar kendali, maka ekonomi keluarga langsung oleng.

So, jika ada pertanyaan, pentingkah seorang istri punya penghasilan sendiri?

Saya akan jawab Penting Banget

Kenapa?

Ada banyak alasan,
  1. Bisa membantu keuangan keluarga
  2. Bisa membeli apapun keinginan kita tanpa harus menunggu pemberian suami
  3. Tidak tergantung ke suami
  4. Bisa berjaga-jaga jika kondisi darurat terjadi
  5. Bisa membantu keluarga tanpa mengganggu uang keluarga
  6. Untuk kualitas hidup yang lebih baik
  7. Rencana keuangan keluarga lebih cepat tercapai
  8. Biar lebih dihargai
  9. Agar lebih percaya diri
  10. dst...dst
Silahkan diteruskan sendiri. Seribu alasan bakal ketemu.

Namun jika pertanyaan diteruskan, haruskan seorang istri memiliki penghasilan sendiri?

Jawaban saya :Tidak Harus.

Kenapa?

Karena ini sangat tergantung dengan kondisi keluarga masing-masing.

Ada keluarga yang peran istri malah akan lebih terasa saat istrinya sama sekali tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan.

Contohnya presiden, gubernur, bupati, istri para pejabat, istri ustazah, istri guru, istri pegawai kantoran, istri siapapun yang memang perannya sebagai pure pendamping suami malah akan lebih optimal untuk keluarga mereka.

Namun ada juga keluarga yang peranan istri tidak hanya sebagai pendamping suami tapi juga partner pencai nafkah.

Ngga bisa dipukul rata.

Soal kepercayaan diri, bisa beli barang sendiri,dll .

Yang kayak gini mah alasan- alasan bisa terpenuhi tanpa harus memiliki penghasilan sendiri.


Makanya walau saya bilang istri memiliki penghasilan sendiri itu penting tapi, istri tidak harus memiliki penghasilan sendiri.

Wah kok bisa gitu?

Ya bisa aja.

Ini mungkin bisa dianalogikan dengan, pertanyaan: penting ngga pakai pensil alis untuk menunjang penampilan?

Jawabannya penting. Tapi kalau diterusian, harus ngga seorang wanita pake pensil alis untuk menunjang penampilan?

Ya ngga harus. Tergantung alisnya udah bagus ngga, perlu ngga dipensil alisin.

Sungguhlah analogi yang luar bisa cerdas, wahahahaha.

Nah, makanya soal alasan kenapa seorang istri itu penting memiliki penghasilan sendiri sebenarnya hanyalah point plus saja dari imbas memiliki penghasilan sendiri.

Lebih dari itu, ada yang urgensinya lebih lagi bagi seorang istri atau siapapun di dunia ini yaitu,

Bahwa kita harus bisa hidup tanpa ketergantungan berlebih kepada orang lain.

Makanya alasan yang paling sering mendasari pendapat bahwa istri harus punya penghasilan sendiri adalah alasan ketiga dan keempat.

Yup, berjaga-jaga dari kondisi darurat merupakan alasan nomor wahid dari urgensi istri memiliki penghasilan sendiri.

Namun apakah itu sepenuhnya benar?

Ngga juga

Di contoh keluarga saya, saat terjadi kondisi darurat, even ibu saya bekerja dan memiliki penghasilan sendiri ternyata kondisi keluarga tetap morat marit.

Dan di keluarga lain, saat suami duluan pergi, ternyata masih banyak istri tak memiliki penghasilan yang bisa survive.

Nah lho bingung kan?

Berkaca dari hal tersebut, saya mengambil satu kesimpulan, bahwa sebenarnya di luar soal pentingnya istri memiliki penghasilan sendiri, ada setidaknya dua hal mendasar yang harus dimiliki seorang istri yang lebih dari pentingnya memiliki penghasilan sendiri,yaitu


" MENJADI ISTRI YANG MANDIRI DAN MEMILIKI PERENCANAAN KEUANGAN YANG BAIK"

That's it.

Kenapa?

Seperti quote di pembuka tulisan ini, saya percaya bahwa yang namanya rezeki itu sudah ada yang atur. Sejelek-jeleknya nasib, tiba-tiba ditinggal suami pada saat kita tidak memiliki sumber penghasilan sendiri, sepanjang punya perencanaan keuangan yang baik, maka sebenarnya semua bisa banget aman terkendali.

Karena mau seberapa besar pun gaji suami ditambah gaji istri, jika tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik, ya hasilnya nul putul.

Sebaliknya seberapa pas-pasan nya pun penghasilan suami, kalau dikelola dengan baik, maka ya keuangan keluarga juga akan baik-baik saja saat misal suami duluan pergi. Ini kan sunatullah ya, usia manusia pasti berakhir.

Nah, masalahnya, perencanaan keuangan keluarga yang baik, walaupun teorinya itu kata om Safir Senduk ataupun kata mba Ligwina Hananto " Tidak penting berapa penghasilanmu yang penting berapa yang bisa kau sisihkan", tapi pada kenyataannya jauh lebih gampang merencanakan keuangan keluarga saat duitnya memiliki jumlah yang secara kasat mata ada di angka tidak mefet.

Sederhananya, tentu lebih gampang mengatur uang 10 juta untuk kehidupan rumah tangga dengan 2 orang anak dibanding mengatur uang 3 juta misalnya.

Ya kaan ya kaaan?

Untuk memiliki keuangan yang lebih lega itulah, peran istri yang memiliki penghasilan sendiri jadi penting.



Memiliki penghasilan sendiri bukan berarti harus bekerja keluar rumah.

Untuk hal ini, saya ngga mau membuka perdebatan.

Perempuan punya pilihan mau bekerja di luar atau menjadi stay at home mom.

Pendapat pribadi saya, sepanjang suami masih mampu membiayai keuangan keluarga, jika istri memang tidak perlu untuk mencari nafkah, dan si istri serta suami juga merasa baik-baik saja, ya ngga perlu juga maksa untuk memiliki penghasilan sendiri.

Karena salah satu tujuan berkeluarga itu kan biar mencapai kesejahteraan bersama.

Isri memiliki penghasilan sendiri adalah salah satu tools.

Kalau tools itu ngga dibutuhkan ya ngga perlu dipaksa dipakai.

Ya ngga?


Makanya saya bilang disini bukan masalah bekerja di luarnya, atau memiliki penghasilan sendirinya, tapi kemandirian si istrilah yang menjadi pointnya, sehingga jika suatu saat amit-amit terjadi sesuatu yang mengharuskan seorang istri menjadi si pencari nafkah, maka dia ngga akan gagap terhadap perubahan yang terjadi.

Yup, itu Pointnya MANDIRI dan PERENCANAAN KEUANGAN YANG BAIK

Kita bahas satu-satu ya


MANDIRI

Mandiri itu maksudnya bukan tidak perlu bantuan suami, atau bisa apa-apa dikerjakan sendiri. Atau bisa beli barang apa-apa sendiri ngga minta suami. Ngga seperti itu.

Mandiri yang saya maksud adalah seorang perempuan harus memiliki sesuatu yang bisa diandalkan buat bertahan hidup. Life Skill lah istilahnya.

Makanya saya bolak-balik tulis di blog saya ini, saat seorang perempuan berubah status menjadi istri jangan pernah, saya bilang JANGAN PERNAH mengubur mimpi-mimpi kita.

Jangan pernah berhenti untuk mengasah kemampuan diri sendiri, jangan berhenti untuk menggali potensi yang ada. lakukan apa yang menjadi passion kita, jangan berhenti belajar.

( Baca : Wanita dan Cita-Cita Yang Meredup )

Saya mengagumi istri-istri yang tidak pernah merasa bahwa dinding rumah adalah pembatas dirinya dengan dunia luar.

Ada seorang teman saya yang dulunya bekerja , sama seperti saya seorang banker. Saat menikah ia resign. Namun ia tidak pernah berhenti mengasah diri. Saat ada waktu luang yang dilakukannya adalah kursus menjahit. Selesai kursus menjahit, ada waktu lagi ia gunakan untuk kursus memasak.

Selalu ada hal yang bisa dilakukan, dan saat ini bahkan ia sudah bisa mendapat penghasilan dari hobi menjahit dan memasaknya itu.

Saya juga punya seorang teman yang dulunya saat kuliah lulus dengan IPK Cum laude. Begitu menikah, ia menjadi Stay At Home Mom. Tapi bukan sembarangan Stay At Home Mom, dia yang dulu gape meramu berbagai bahan kimia di laboratorium, kini ahli meracik berbagai macam bumbu menjadi aneka hidangan lezat.

Dan ngga, suami mereka ngga yang kekurangan, hidup mereka malah jauh dari kata cukup alias berlebih. Saya yakin jika amit-amit terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka mereka tidak akan gagap, minimal dalam hal ekonomi keluarga.

So jadilah perempuan yang mandiri, jadilah istri yang memiliki sesuatu yang bisa diandalkan untuk bertahan hidup.




PERENCANAAN KEUANGAN YANG BAIK

Point kedua yang terpenting adalah perencanaan keuangan keluarga.

Berkaca di kasus keluarga saya.walau ibu saya bekerja, namun saat ayah kehilangan pekerjaan bisa dibilang kami cukup kocar-kacir menghadapinya. Padahal ibu saya punya penghasilan sendiri.

Iya kami selamat melewatinya, namun sungguh masa-masa yang kalau diinget bisa bikin mbrebes mili lah.



Dan itu semua terjadi karena tidak adanya perencanaan keuangan yang baik.

Maka, seorang istri , apapun kondisinya, mau bekerja mau tidak bekerja, mau punya penghasilan atau tidak punya penghasilan saat ini, mau punya suami kaya atau suami pas-pasan, penting banget bisa mengelola keuangan keluarga dengan baik.

Rencanakan... Apapun selalu rencanakan.

Buat target-target yang masuk akal.

Misal : gaji suami 5 juta, ya targetnya pengeluaran maksimal Rp 3,5 juta. Sisanya untuk tabungan, untuk investasi, untuk asuransi, untuk dana pendidikan anak, terserahlah, sesuaikan dengan tujuan keuangan keluarga masing-masing.

( Baca : Perencaaan Keluarga Ala Ibu Bekerja )

Setiap keluarga tentu memiliki formula yang berbeda-beda. Temukan dengan trial and error. Yang pasti jangan besar pasak dari pada tiang.



Saya amat mempercayai bahwa rezeki itu sudah diatur yang maha Kuasa. Tugas kitalah menjemput rezeki itu dan mengelolanya dengan baik.

Namun bukan berarti kita pasrah aja terhadap apapun kondisi kita. yang namanya manusia itu tugasnya adalah berusaha termasuk berusaha mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang bisa menimpa.

Memiliki penghasilan atau tidak memiliki penghasilan bukan issue utama bagi seorang istri (menurut hemat saya), apalagi soal bekerja atau tidak bekerja. Karena memang ada perempuan yang suka bekerja, hobinya bekerja, passionnya bekerja (seperti saya), ada pula perempuan yang memang hobinya ya mengerjakan segala urusan rumah tangga.



Yang pasti, mau punya penghasilan atau tidak, mau bekerja atau tidak, seorang istri (menurut saya) penting untuk memiliki sebuah keahlian dan Penting pake banget bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik

Jadi bu ibu yang sekarang bekerja, dimanapun, mau kerja kantoran, mau kerja MLM, ga perlu ya setiap hari ngajak orang untuk harus punya penghasilan sendiri dan menganggap istri yang ngga punya penghasilan itu afalah istri yang ngga produktif.

Ngga semua istri harus punya penghasilan sendiri.

Dan bu ibu yang saat ini ngga punya penghasilan sendiri juga ga perlu stress,merasa kok kurang keren nih, kok aku ga bisa punya uang sendiri.

Ngga perlu gitu juga.

Yang penting, selalu prepare diri. Kalau memang punya keahlian dagang silahkan diasah dengan berlatih jualan. Punya keahlian masak,ya masak aja terus sampe jadi ahli, punya keahlian nulis, ya terus berlatih nulis.

Karena yang namanya manusia, mau seorang istri atau bukan, mau laki atau perempuan memang selayaknya memiliki keahlian untuk bertahan hidup dan tidak melulu tergantung pada orang lain.


Kalau menurut kalian nih, seberapa penting seorang istri memiliki penghasilan sendiri?


  • Penting Banget
  • Penting Aja
  • Ngga Penting
  • Biasa Aja
  • Ngga peduli
  • Tergantung (tergantung apa?)


Plis ikutan sumbang pendapat dong, pengen tau pendapat kalian. Atau buat post sendiri dan tag saya yah.

10 Merk Baju Bayi dan Balita Paling Bagus Dengan Harga Terjangkau

Thursday, March 23, 2017
10 Merk Baju Bayi dan Balita Paling Bagus Dengan Harga Terjangkau


Dulu banget pas saya belum punya anak, sering nguping pembicaraan emak-emak rekan kerja di kantor.

" Kalau udah nikah itu, kita bakal ngga ingat sama keperluan pribadi, apa-apa yang dipikirin pasti untuk anak. ke mall aja yang dilihat baju anak bukan baju kita"

Setelah saya punya anak?

Hmmm, ternyata ngga terjadi sama saya, LOL.

Sepertinya sense of motherhood saya apa kurang apa gimana ya.

Bagi saya keperluan pribadi ya punya prioritas sendiri, keperluan anak juga punya porsi sendiri. Masing-masing tidak saling mengalahkan kepentingan yang lain.

Maksudnya nih, misal ke mall, ya ada saatnya saya memang kesono untuk beli keperluan saya, pas melihat baju unyu anak sekalipun, kalau saya memang ngga budgetin buat beli baju anak ya ngga beli. Kecuali ada diskon super gede, hahah yang ngga direncanain pun kadang terbeli.

( Baca : Belanja Impulsif )

Nah, sama juga, saat saya memang niatnya ke mall beli keperluan Tara dan Divya ya biasanya saya juga ngga ke counter pakaian dewasa. karena untuk muterin counter anak aja udah makan waktu.

Tapi sejujurnya sih ya, kalau untuk anak seumuran Tara, beli baju di mall memang banyak pilihan, karena ukurannya udah lumayan gede dan banyak diskonnya. tapi kalau untuk baju balita, seusia Divya, saya lebih suka beli di toko-toko perlengkapan anak langsung, karena lebih enak milihnya.

Mengenai toko mana saja yang sering saya kunjungi, nanti dipost berikutnya ya. Sekarang, saya mau kasih tau 10 merk baju balita yang menurut saya paling nyaman, aman, tentram, harga bersahabat untuk balita, LOL.



Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita utamakan saat membeli baju balita.

1. NYAMAN

KENYAMANAN itu nomor satu ya bu ibu.

Banyak banget ibu ibu yang suka beli baju balitanya karena alasan lucu, ada rumbai-rumbainya, ada manik-maniknya.

Ngga salah sih, tapi biasanya yang banyak ornamen-ornamen itu kurang nyaman untuk balita yang masih cimut-cimut. Ntarlah sabar, tahan diri dulu sampe anaknya gedean dikit. Kalau masih unyu gitu anaknya, beli yang nyaman aja pertimbangan utamanya.

Baju yang nyaman itu biasanya terbuat dari bahan kaos, atau katun.

Udahlah pilihnya dari dua bahan itu aja.

2. SIMPEL

Pilih baju yang simpel aja, jangan kebanyakan pernak-pernik. karena balita itu fasenya masih fase penasaran. Apa-apa mau dimakan, mau dimasukin mulut, mau dirasain, jadi semakin simpel bajunya, semakin aman buat anak.

3. HARGA REASONABLE

Karena balita itu fase hidupnya masih panjaaaaang banget, jadi jangan menhabiskan uang belanja buat beli baju yang mahal-mahal ya bu ibu.

Iya mahal BIASANYA bagus, karenabahannya juga biasanya bagus. tapi untuk balita yang pertumbuhan bdannya sangatlah cepat, alangkah sayangnya mengeluarkan duit turah-turah untuk satu baju doang.

Jadi belilah baju yang harganya ngga bikin emak-emak meratapi hari sambil merenung melihat ke tumpukan pakaian di lemari, LOL.

4. UKURAN

Perhatikan ukuran saat membeli baju. jangan beli untuk ukuran pas di umurnya saat itu. Lebihkan satu nomor di atasnya.

Kenapa hanya satu nomor?

karena kalau sampai 2 nomor, kasihan ah anaknya, masa pakai baju kedombrongan.

Bu ibu, kalaupun mau hemat ya jangan parah bangetlah, Estetika juga perlu, hahahaha. Iyes, beli bajunya yang satu ukuran di atasnya aja ya. Misal usianya 1 tahun, ya beli untuk ukuran 2 tahun masih dimaafkan.

( Baca : Serba Serbi Perelngkapan Bayi Baru Lahir )

Nah, 4 pertimbangan itu yang biasanya saya gunakan kalau mau membeli baju untuk anak-anak saya, terutama pas balita. karena kalau udah gedean, saya kadang pilih ada faktor unyu-unyu nya.

Beberapa merk favorit saya, yang memenuhi kriteria di atas itu ada beberapa :

1. Libby, Nary, Fluppy, Nova

Hahaha, mana nih ibu-ibu yang ngga tau merk Libby. kayaknya ini merk sejuta umat banget yah. Libby ini bahannya kaos, lembut untuk kulit balita, harganya ngga mahal, dan hampir pasti ada di semua toko baju bayi.

Ciri khas Libby adalah modelnya yang simpel, coraknya sederhana, dan bayi banget. Dia nyedian ukuran dari new born sampe usia dua tahunan.

Buat ibu-ibu yang baru punya anak, libby ini pilihan bagus menurut saya.

Saya dulu beli singlet, baju rumah, baju tidur mereknya libby aja udahlah.

Merk yang sebelas dua belas sama Libby itu ya Nary dan Fluppy.

Fluppy

Nova

Lupa, kayaknya Libby


Mereka ini saudara seibu tak sebapak apa gimana. hampir mirip sih.

Beda-beda di harga doang. Beda seribu sampe 5 ribulah.

Kalau saya sih membedakannya jadi begini :

Kalau Nary dan Nova itu, lucu-lucu untuk ukuran new born, karena dia imutnya bener-bener imut-imut, jadi memang pas untuk new born.

Kalau Libby sama fluppy, kadang untuk new born masih kegedean, kalau Nary atau Nova bisa pas gitu.

Nah kalau fluppy, dia lebih ke baju bobo.

Baju bobonya merk Fluppy itu unyu-unyu banget, warnanya soft-soft, pastel-pastel gitu.

Jadi sebenernya tiga merk ini hampir mirip-mirip, kalau ke toko bayi biasanya malah raknya sebelahan, jadi ya tinggal pilih sesuai selera aja. Soal kenyamanan sama ketiganya.

Rekomended.

2. Carter

Yes selain 3 merk di atas, Carter juga termasuk merek sejuta umat.

Produk bayi dan balita carter yang best seller itu untuk produk jumper.

Jumper itu baju terusan sampe paha yang ada kancing di tempat pipis bayi, jadi ngga repot mau ganti-ganti diapers.

Satu pack jumper itu isinya 5, harganya sekitar 130 ribuan, jadi mayan hemat.

Carter Jumper


Waktu Tara dulu saya suka makein jumper, tapi pas Divya saya lebih suka pake yang potongan, kaos sama celana pendek, atau celana panjang merk carter.

Carter Kaos


Kalau pasangan gini, satu packnya isi dua. Lucu banget deh, soalnya motifnya lucu-lucu, ada yang buah-buahan, binatang, mobil-mobilan, dan motif atau gambarnya itu biasanya pas di pantat bayi. Jadi pengen nepok pantat bayi terus pas jalan megal megol, hahaha.

I Love carter. carter is The Best.

Tapi kalu udah masuk mall, kenapa carter jadi muahal banget yah. I don't know


3. Banana Baby

Aduh ini merk ucul banget dah.

Biasanya dijual di Matahari atau SOGO. ngga tau ya di tempat lain, soale di Medan, mallnya cuma dua itu sih dept storenya, kalau ngga Matahari ya Sogo yang ada produk babynya.

Banana
Emakny Ngga berhasil Foto anaknya


Banana ini memang khusus untuk baju-baju anak balita yang lutu lutu. Gemesh banget lihat model-modelnya. bahannya lembut, halus, dingin, ngga gerah. ah I laaaaf.

Banana


harganya kisaran Rp 80 ribu ke 200 ribu.

Inga inga beli pas diskon azah ya, kalau diskon mayan, kadang beli 1 gratis 1, atau ngga beli 2 gratis 1 kan hemat ya bu ibu.

4. GW

Merk ini ngga dijual di departement store, dia banyaknya di toko-toko biasa, atau di onlen shop. Modelnya model-model pasangan atas bawah dengan bahas kaos.

Bagus-bagus, cocok untuk baju rumahan tapi yang rada bagusan.

Tau kan maksud ane. Kan baju rumahan itu juga ada kastanya.

Kasta buat lecek-lecekan. Ini saya ada banget, biasanya dipake Tara siang hari pulang sekolah, kan kegiatannya paling bobo dan main dalam rumah doang, dia pake baju yang kasta ini hahahaha.

Nah kalau GW ini kastanya baju santai tapi yang bagusan bisa dibawa ke tengah lah.

GW


Misal untuk jalan-jalan sore, atau untuk pergi makan di luar. Jadi baju santai tapi bagusan gitu lho, hahaha.

harganya di kisaran Rp 60 ribu sampe Rp 130 ribuan tergantung ukuran .


5. Cool Kids

Cool baby dan Cool Kids ini samaan, hanya beda ukuran ajah.

Dia produknya banyakan yang kaos-kaos sama jeans-jenas gitu.

Ini bukan baju rumahan, cocoknya lebih ke baju pergi-pergi tapi yang sporty. kaosnya lucu-lucu, biasanya gambar kartun yang lagi ngehits. Kalo untuk anak perempuan itu motifnya ala-ala Princess, kayak Sofia, Putri Salju, Cinderella, Frozen.

Tara Beli Cool Jids borongan pas diskon 70 %


Beli HANYA PAS DISKON 70 % SAJA.

Hahahaha, maaf pemirsah, saya sungguh perhtiungan saat beli baju anak, ngga ada impulsif-impulsignya. Yaaa ngapaian beli harga normal kalau bisa dapet diskon.

Kaos : Cool Kids
Celana : Hello Kitty


Cool Kids dan Cool Baby ini sering banget ngadaian diskon. Dan dia beneran harganya ngga dinaikin dulu, makanya pas ngga diskon kalao mampir saya suka melnegos. Cih, kaos gini aja harganya 139 ribu, huh. Eh pas diskon bisa jatoh banget sampai di harga 30 ribuan sebiji.

makanya BELILAH HANYA SAAT DISKON 70%. bahkan diskon 50% pun saya ngga mau beli, kecuali anaknya naksir banget. HAHAHAHAHA


6. Popeye Kids

Ini sama, sebelas dua belas sama Cool Kids and Cool Baby, harganya pas normal bikin nyesek. Nyesek dalam arti masih dibawah Mothercare sih, tapi tetap mahal menurut saya. Baju anak itu maksimal 150 ribu mah kalau saya, Di atas itu harus bagus banget, atau modelnya ncul banget #Sikap.

Nah tapi, si Popeye ini suka juga cuci gudang. Tunggu aja, biasanya menjelang lebaran dan tahun baru. Beuuugh, itu jeans anak ucul-ucul bisa sampe harga 50 ribuan sebiji. kaos-kaos bisa nyampe 15 ribuan.

So bu ibu, just a little patient yah hahahaha.

(Ngga nemu fotonya)

7. Hello Kitty

Hello Kitty ini saya taunya cuma di SOGO dan Matahari. di Medan , ngga tau dimana lagi yang jual kalau di Medan. Ya sesuai namanya, baju yang dijual itu memang karakter Hello Kitty gitu. dari mulai kaos, gaun, jeans, ada gambar Heloo Kittynya.

Tapi perlu diperhatikan, jeansnya Hello Kitty itu panjangnya nanggung, kalo dipake Tara pasti cingkrang.

Atas Bawah Kello Kitty


Ini juga pantang beli pas harga normal. Tunggu pas diskon 50% atau beli 1 gratis 1. Dia jarang banget diskon sampe 70%, tapi bolehlah, kalo pas diskon 50% harganya bisa sampe 75 ribu saja sepotong. Mengingat kualitasnya memang bagus, harga segitu boleh masuk keranjang belanja, xixixi.


8. Donita



Donita

Ini baju khusus anak perempuan. Model gaun gaun gitu. Seriiing banget diskon di dept Store. Beli 1 gratis 1. Bahannya katun, enak dingin.

Beli hanya saat diskon bisa jatuhnya cuma 70 ribuan sebiji. Ahsek.

9. Pito Dito

Pito Dito ini sebelah dua belaslah sama Donita, mirip-mirip. Tapi kalau Donita banyakn corak bunga-bunga, Pito Dito lebih ke polosan dan gaun-gaun pesta.

Pito Dito


Tara baju pesta-pestanya banyakan merk ini. Belinya ya pas diskon azah, bisa dapet harga 200 ribuan sebiji dari harga 400 ribuan saat normal.



Dibandingin harus jahit sendiri, Pito Dito mayan banget hemat.


10. Little  M

Little M ini merk yang Matahari banget yah, hahaha. Dia model pakaiannya casual gitu. kaos-kaso, jeans, atau overall.




Saya biasa beli Little M yang model overall gitu, karena dia lutu-lutu.

Dan ini harganya diskon ngga diskon masih terjangkau banget sih. Dibawah 100 ribuan.

Tapi lagi-lagi, belilah pas diskon, wahahahaha. Karena bisa beli 1 gratis 1, dan itu jatuhnya ntar cuma 50 ribuan.

Aih aku bahagia.


So, itu tuh 10 merk baju bayi dan balita paling bagus dengan harga terjangkau yang selama ini saya beli. Ntar kalau inget yang lain saya tulis lagi. Tapi so far kayaknya itu aja udah TOP BGT.

Baju bayi dan balita yang bagus , tapi ngga bikin dompet emaknya kempes.


Kalau yang harganya di atas itu mah buanyak banget. Ini yang saya tulis yang harganya sedengan tapi kualitasnya ngga kodian.

Kalau kalian, biasanya beli merk apa, share dong siapa tahu ada merk lain yang bagus dan lebih murah hahahaha.



Oya fren, saya suka cerita juga lho di Instagram . Jangan lupa Follow Intagram saya yaaah @winditeguh



Custom Post Signature