Astagaaaa seminggu ini banyak banget status orang di efbe yang pengen saya komenin dan bikin blogpostnya.
Huhuhu kadang saya suka gatelan pengen bahas apa aja yang lewat di temlen, soalnya kalau komen langsung di status ybs, takut salah.
Nih saya kasih tau apa aja yang mengusik pikiran.
Pertama soal mengeluh di sosmed, ngeluhin suami sih tepatnya.
Kedua soal, status yang banyak dishare, soal himbauan untuk tidak memuji-muji suami di sosmed, karena "Katanya" ada kejadian gara-gara sering nulis kebaikan suami di sosmed, akhirnya suaminya direbut wanita lain yang kagum dengan pribadi suami dari status sang istri .
( Baca : Tentang Suami Selingkuh dan istri Yang Minta Dimengerti )
Ketiga, soal gambar yang juga banyak dishare, soal rumah berantakan kalo ada anak, dan kalau tidak ada anak, maka hidup kita pasti berasa hampa.
Tapi, akhirnya saya putuskan mau bahas soal pengorbanan seorang ibu aja, Lhaaaaaa.
Karena, saya blogger damai yang baik hatinya dan berusaha tidak nyinyir pada siapapun. Ntap.
Soal pengorbanan ibu untuk anaknya ini sering banget saya dengar di kehidupan sehari-hari, dari cerita-cerita temen, dan ya dari status-status di efbe juga. Iyes, Windi pengamat efbe dadakan,LOL.
Betapa para ibu masa kini dan masa lalu seriiiiiing banget ngomongin soal pengorbanan yang telah dilakukannya untuk anaknya.
Saya bilang sering, karena memang banyak saya baca yang nulis begitu.
Ngga jadi kuliah karena memilih lebih mengasuh anak ----->>> Pengorbanan ibu
Berhenti kerja karena memilih dekat dengan anak ------>>> pengorbanan ibu
Bertahan di pernikahan walau suami bejat demi anak-anak ------>>> pengorbanan ibu
Berhenti mengejar mimpi dan fokus ke keluarga ------->>> pengorbanan ibu
Mengutamakan kepentingan keluarga di atas kepentingan diri sendiri------->>> pengorbanan ibu
Silahkan tambahkan list di atas, karena masih banyak lagi jenis pengorbanan ibu yang suka didengung-dengungkan oleh.................... si IBU ITU SENDIRI.
( Baca : Wanita dan Cita-Cita Yang Meredup)
Kalian pernah baca ngga? atau malah diri sendiri yang ngucapin hal-hal di atas?
Merasa bahwa apa yang kita lakukan , keputusan keputusan yang kita ambil yang lebih mengutamakan anak, suami, keluarga adalah bentuk pengorbanan diri kita untuk keluarga.
Benarkah kita sedang berkorban?.
Sepertinya penggunaan kata pengorbanan atau mengorbankan itu tidak tepat sama sekali.
Karena sejatinya, saat menjadi orangtua dan kita berusaha membahagiakan anak, sebenarnya yang kita bahagiakan adalah diri kita sendiri.
Saat kita membelikan mainan untuk anak, maka yang kita buat senang bukan anaknya, tapi kita sedang menyenangkan diri sendiri.
Saat kita memilih membeli baju anak ketimbang membeli baju kita, maka sebenarnya kita juga sedang membahagiakan diri sendiri.
( Baca : Ekspektasi vs Realita Setelah Menjadi Ibu )
Karena saat melihat anak kita tertawa, melihat anak kita bermain dengan lincahnya, atau saat melihat anak kita begitu menggemaskan dengan rok tutu pinknya, hati kita malah akan lebih hangat. lebih berwarna, lebih tersenyum dibanding senyuman anak kita sendiri.
Iya, sebenarnya yang kita lakukan adalah membahagiakan diri sendiri.
Saat anak kita sakit, kita rela begadang semalam suntuk menjaganya, mengecek suhu tubuhnya, siaga menyusuinya kapan pun. ketahuilah, kita sama sekali sedang tidak berkorban untuk anak.
Karena melihat anak kita sakit, meraba panas di keningnya, itu sungguh-sungguh membuat diri kita pribadi sedih luar biasa.
Jadi saat kita mati-matian berusaha menjaga anak kita, membawanya ke dokter agar segera sembuh dan ceria kembali, ya sebenarnya lagi-lagi kita sedang berusaha membahagiakan diri kita sendiri. Kita sedang berusaha menghilangkan kesedihan kita sendiri.
Karena anak sakit itu rasanya diri kita lebih sakit lagi dah.
Maka, saat seorang ibu bekerja kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaannya, kemudian ia berkata bahwa ia sudah mengorbankan karirnya untuk keluarga.
Dia salah besar.
( Baca : Ekspektasi vs Realita Setelah Menikah )
Rata-rata ibu bekerja berhenti bekerja dengan alasan anak tidak ada yang menjaga di rumah. Atau khawatir anak dijaga oleh orang lain yang bukan keluarga. sehingga mereka tidak bisa tenang bekerja, kepikiran anak terus, hingga akhirnya memutuskan resign dan kembali ke rumah mengurus anak dengan tangan sendiri.
Apakah ia berkorban demi anak-anak?
Ya nggalah. Wong yang dilakukannya demi membuat hatinya tenang, membuat hatinya tidak merasa bersalah, membuat hatinya tidak gelisah lagi.
Jadi ya dia sedang membahagiakan diri sendiri dan dia tidak berkorban apapun.
( Baca : Nitipin Anak Sama ART?, Ibu Macam Apa Kamu?)
Karena yang namanya berkorban itu berarti ada yang menderita, kalau menderita berarti ga bahagia dong, kalau ga bahagia berarti kurang ikhlas nih.
Nah kalau memang merasa kurang ikhlas dan merasa tidak bahagia saat mengurus anak, saat mengutamakan keluarga, bolehlah disini dikatakan seorang ibu sedang berkorban.
Makdarit, tidak seharusnya seorang ibu merasa sedang berkorban untuk keluarga, untuk anak.
Karena jika seseorang, siapapun merasa bahwa dia sedang melakukan pengorbanan, percayalah ntar ke depannya dia bakal berharap orang-orang yang membuat dia berkorban harus mengganti pengorbanannya.
Duh belibet ya bahasanya
Maksudnya, ibu-ibu yang merasa telah berkorban untuk anak, untuk keluarga, biasanya di masa tuanya akan banyak menuntut kepada anak-anaknya.
" Mama kan udah mati-matian membesarkan kalian, sekarang gantian kalian yang membahagiakan mama"
Maka saat si anak mungkin kurang perhatian atau kurang memberi sesuai yang diinginkannya, ia akan kecewa berat, ia akan merasa anak-anaknya tidak menghargai pengorbanannya.
Seorang ibu yang merasa sedang mengorbankan dirinya, juga akan menjadi ibu yang gampang kecewa.
" Percuma mama berhenti kerja untuk mengurus kamu, kalau kamu ngga mau dengerin omongan mama"
Seorang wanita yang merasa sedang mengorbankan diri untuk keluarganya juga cenderung sering berkeluh kesah.
" Papa harusnya berterima kasih sama aku, aku udah ngorbanin karirku untuk keluarga, untuk anak-anak"
Maka saat suami tidak sesuai harapan, kecewa dan kesedihannya bakal luar biasa, karena merasa pengorbanannya sia-sia.
Jadi jangan heran banyak banget melihat status ibu-ibu di efbe yang isinya mengeluuuuuuh saja. mengeluh soal anaklah, soal suamilah, soal ngga bisa eksis kesana kemarilah, karena dia merasa apa yang dilakukannya untuk keluarga adalah sebuah pengorbanan.
Padahal tanpa kita sadari, semua yang kita lakukan untuk anak dan keluarga adalah demi kebahagiaan kita sendiri.
Karena saat anak tertawa, maka kita 100 kali lebih bahagia dibanding tawa anak kita.
Saat anak kita sakit atau sedih, maka hati kita yang jauh lebih sakit, lebih sedih.
Intinya. akhirnyaaaa nyampe ke inti xixixi.
Intinya, stop deh berfikir bahwa apa-apa yang kita lakukan saat ini adalah sebuah pengorbanan.
JANGAN PERNAH, saya katakan jangan pernah sekalipun merasa kita - seorang ibu- sedang berkorban untuk anak-anak kita.
Sadari bahwa yang kita sebut pengorbanan-pengorbanan di atas tadi adalah semuanya berbalik untuk kebahagiaan diri kita sendiri.
Maka berterima kasihlah pada buah hati kita, Karena merekalah yang menciptakan kebahagiaan-kebahagiaan untuk kita dengan senyum manisnya, dengan tingkah lucunya, bahkan dengan rengekannya yang membuat kita merasa begitu dibutuhkan, bukan sebaliknya.
Jadi, masihkah kita berpikir bahwa kita berkorban untuk anak dan keluarga?
Rasa-rasa berkorban untuk orang lain padahal ya jatuhnya untuk diri sendiri ya Kak Win. Untuk ketenangan, rasa damai, kebahagiaan.
ReplyDeletesuami istri menurut saya sama sama berkoraban untuk keluarga..mungkin wanita lebih berkorban dengan perasaannya ya bu :D
ReplyDelete((Karena jika seseorang, siapapun merasa bahwa dia sedang melakukan pengorbanan, percayalah ntar ke depannya dia bakal berharap orang-orang yang membuat dia berkorban harus mengganti pengorbanannya.))
ReplyDeletesetuju banget Mbak Windi. Akupun sering ngomong ke ibuku seperti di atas. Malah kadang aku bilang untuk mengutamakan kebahagiaan dia sendiri biar dia gak melulu merasa enggak ada yang merhatiin.
Salam kenal ya.
-efi-
"Jadi jangan heran banyak banget melihat status ibu-ibu di efbe yang isinya mengeluuuuuuh saja. mengeluh soal anaklah, soal suamilah, soal ngga bisa eksis kesana kemarilah, karena dia merasa apa yang dilakukannya untuk keluarga adalah sebuah pengorbanan. Padahal tanpa kita sadari, semua yang kita lakukan untuk anak dan keluarga adalah demi kebahagiaan kita sendiri."
ReplyDeleteini bener banget mbak windi, terima kasih sudah di tegur & di ingatkan untuk bisa membedakan mana pengorbanan & mana yang sebenarnya kebahagian.
MAKDARIT OMGGGGGG
ReplyDeleteSuper zekali mamak Tara ni.
ReplyDeleteInspiratif mbak... Hanya orang yang ikhlas yang dapat balasan tak terbatas. SUPER!
ReplyDeleteAku juga gak suka sih kalau ada yg bilang berkorban ini itu, apalagi buat anak.. kok kesannya anak itu jadi penyebab segala penderitaannya. Padahal itu kan pilihannya sendiri..
ReplyDeletelaaaaaaaff bangettt baca ini :D. aku setuju, apa yg kita lakuin itu bukan pengorbanan, tp sbnrnya demi diri kita juga... dan paling benciiii banget kalo ada ortu yg ungkit2 pengorbanan dia ke anaknya.. helllooooo, itu anak juga ga minta dilahirin kali :D.. kenapa kita hrs ungkit2 apa yg udh kita lakuin utk dia.. anak ga punya kewajiban utk membalas itu semua, tapi orang tua wajib membesarkan anaknya :)
ReplyDeleteIya sebagai wanita dewasa ngga perlu buat status sedih2 di EFbe or media social lainnya, hidup di bawa happy aja 😉 Untuk membina Rumah tangga saya yang Baru ini saya mengorbankan Karir dan kehidupan sosial, pindah ke negara lain. Tapi semua saya lakukan sesuai pilihan saya dan saya happy wlpun banyak perubahan ( eh jadi curcol) Salam kenal Win
ReplyDeleteYang penting berarti ikhlas ya mbak....
ReplyDeleteToh semua keputusan kan tanpa kita sendiri yg milih
maka ya jangan ngeluh waktu menjalankannya..
Happy mother arise happy kiddos
Jalani hidup dengan pilihan yg kamu anggap terbaik..
Kalo masi sering ngedumel dicek dulu siapa tau ada yg bisa dibenerin....
#lha maaf aku nyampah mbak windi,baper soalnya
Hahahahaha
kalau ibuku bilang 'aku berkorban demi kamu' aku bakal ngerasa terbebani banget.
ReplyDeleteHai mbaaa. Jleb banget nih. Untungnya aku nggak sering ngeluh di FB. Hehehhe
ReplyDelete