Showing posts with label Marriage. Show all posts
Showing posts with label Marriage. Show all posts

Just Married

Sunday, May 27, 2012
Menikah itu kayak main Enggrang
Harus jaga keseimbangan kalau gak mau jatuh

Menikah itu Kayak main Enggrang
Sehati-hatinya pun kamu, pasti pernah jatuh

Menikah itu kayak main Enggrang
Setelah jatuh kamu tetap bisa bangkit
Setelah jatuh kamu masih bisa tertawa

Jangan takut main Enggrang
Jangan Takut Untuk Menikah

Married

Menikah itu kayak makan coklat
Manis, ada pahitnya juga, kadang-kadang eneg tapi tetap bikin ketagihan

Kalau ada orang bilang coklat tidak baik untuk kesehatan, 
toh tetap penjualan coklat ga pernah ada matinya.

Menikah itu seperti makan coklat. 
Membayangkannya aja udah bikin seneng 
apalagi bener-bener makannya.

I Love Chocolate 
I Love being Married

Cicak Dan Cinta

Friday, April 20, 2012


Suamiku…..

Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah kata Alhamdulillah, namamu adalah yang pertama kusebut. Seperti tetes embun di ujung rerumputan perasaanku pagi ini, segar dan sejuk. Matahari pun seolah-olah bersinar hanya untukku. Aku sedang jatuh cinta.

Gombal….

Itu katamu, setiap aku mengucapkan tiga kata sakti itu.

Aku cinta kamu mas

Dan kau pun akan mengatakan aku ini penulis. Apapun bisa kuucapkan. Bukankah penulis seperti itu?. Pintar merangkai kata, menyulam huruf sehingga terdengar seperti nyanyian surgawi.

Namun tak urung kau jawab juga ungkapan cintaku.

Too…. Katamu, hanya itu

Padahal dari rona di wajahmu aku tahu kau sangat suka mendengar kata yang bahkan tidak kau ucapkan saat melamarku.

Cinta…..

Dulu aku sering salah memaknai cinta. Aku mendefinisikan cinta dengan berbagai bentuk yang aku yakini saat itu. Pakaianku masih putih abu-abu. Bedakku masih merk pigeon, bibirku hanya dipoles lipgloss rasa stoberi hasil kecentilanku meniru teman-teman seperjuangan.

Cinta bagiku berarti seorang laki-laki mau bersusah payah di tengah hujan membelikanku seporsi martabak mesir kesukaanku.

Cinta bagiku berarti seorang laki-laki menghujaniku dengan puisi dan menciptakan lagu khusus untukku.
Cinta bagiku, berarti aku memenangkan hati teman lelaki idola semua gadis.

Seperti itu gambaran cinta di dunia remajaku.

Seiring bertumbuhnya kedewasaanku, aku memaknai cinta dengan cara yang berbeda.

Cinta adalah kebebasan.
Cinta adalah menghargai
Cinta adalah kepercayaan

Sampai aku berkenalan denganmu.

Tidak ada denting piano dan gesekan biola yang menjadi soundtrack terlepasnya panah cupid ke jantung hatiku. Bahkan aku tak yakin bayi bersayap itu sedang bermain-main di sekitar kita saat itu.

Tidak ada kupu-kupu terbang di perutku. Semua biasa saja.

Yang justru hadir adalah seekor cicak.

Cicak…….

Kau tahu cicak?. Binatang bertubuh pucat transparan yang merangkak kesana kemari. Aku tidak suka dengannya. Lebih dari tidak suka, aku jijik. Suaranya yang berdecak-decak di malam hari membuatku susah tidur. Awal ketidaksukaanku dengannya, karena dulu di kos masa aku kuliah, ada mbahnya cicak nangkring di plafond kamarku, tokek. Tubuhnya besar menyerupai kadal. Ada corak totol-totol kehijauan menghiasi badannya. Tiap malam ia akan bernyanyi “tokek….tokek…”, dan selama 3 hari tidurku dihantui mimpi buruk. Aku takut dia merambat turun dan menggigitku. Mati-matian aku berusaha mengusirnya, tapi dia tetap betah menjadi penghuni kamar sempitku.

Kau ingat, malam sebelum ijab Kabul kita. Aku dan kamu mengusir kegalauan dengan saling bertukar suara di ujung telepon. Aku terkikik-kikik mendengar ceritamu. Orang-orang sibuk lalu-lalang mempersiapkan perhelatan cinta kita esok hari. Aku memilih sudut garasi untuk bercengkrama denganmu.

Tiba-tiba………..pluk, seekor cicak jatuh menimpaku. Tepat di atas kepalaku. Aku menjerit. Sejurus kemudian aku ketakutan. Pertanda apa ini?

Kejatuhan cicak di malam menjelang pernikahan, hal burukkah itu?. Jangan-jangan akan terjadi sesuatu denganku. Atau denganmu? Bukankah aku kejatuhan cicak saat berbicara denganmu?.

Setelahnya aku tidak dapat tidur. Aku berdoa panjang-panjang di malam itu. Semoga semua baik-baik saja. Semoga perjalananmu besok menuju rumahku akan selamat. Dan semoga semoga yang lain.

Dan ternyata, semua memang baik-baik saja. Aku segera melupakan insiden cicak tersebut.

Suamiku…

Tanpa terasa, waktu bergulir mengiringi jejek-jejak kaki kita di bilangan ke empat. Ribuan malam kita lewati. Jutaan peluk kita rasakan. Kita semakin mengenal. Sedikit –sedikit ada bagian dari dirimu yang melebur bersamaku, seperti kemalasanmu misalnya. Demikian juga, ada potongan jiwaku yang menyublim ke jiwamu.

Walau demikian, kita tetap dua orang yang berbeda. Kau tetap si pendengar, aku tetap si cerewet.  Namun selera makan kita mulai seiring. Itu kemajuan bagi hubungan kita.

Kini aku yakin, insiden cicak itu adalah pertanda baik bagi kita , hahahaha.

Dan kini defenisi cintaku berubah kembali.

Saat kau membatasiku, aku sedikit jengkel, tapi tak membuatku berfikir bahwa kau tak mencintaiku.

Suatu saat kita saling tidak menghargai. Kau mengacuhkan teleponku. Aku pun mengacuhkan dirimu. Tapi kita tetap merindu.

Atau, saat kau tak mempercayaiku karena kesleboranku, dan aku pun tak mempercayaimu karena rokokmu. Ternyata itu pun membuat kita tetap bergenggaman.

Mungkin cinta itu seperti matematika. Seperti sebuah angka dibagi nol, atau tak terhingga dibagi nol, atau tak terhingga dibagi tak terhingga, atau nol dibagi nol.

Ah, aku tak mau lagi mendefinisikan cinta. Biarlah para pujangga itu saja yang mendefinisikannya. Atau para penulis-penulis itu.

Bagiku , cinta itu kamu.


Happy Anniversary suamiku sayang

Syndrome Pulang Kondangan

Monday, March 12, 2012

Puncak dari setiap fase hidup kita selalu dilewati dengan perayaan.
Perayaan kelahiran yang dinisbatkan dengan penabalan nama.
Perayaan  menjelang akhil baligh dalam seremoni sunatan
Kelulusan sarjana digelar dengan wisuda 

Dan master dari segala perayaan, adalah perayaan cinta, bersatunya dua hati, dua keluarga, dua pribadi dan dua latar belakang dalam sebuah akad yang ditutup dengan resepsi pernikahan.

Kemarin malam saya baru saja menghadiri perhelatan akbar sebuah perayaan cinta. Saya sebut akbar karena yang menikah adalah putri dari salah seorang direktur BUMN yang  kebetulan teman kerja satu divisi dengan saya.

Begitu memasuki ruangan, seorang teman saya langsung nyeletuk dengan komentar gak pentingnya, “ Wah berapa ya harga sewa gedung ini” ( plis deh , ngapain dipikirin ),. Serentak kami menjawab, “Bukan urusan elo kale”

Jangan ditanya bagaimana megahnya pesta tersebut. Terus terang dengan tamu yang sangat berjubel dari segala golongan yang tumpah ruah disana., saya tidak sempat memperhatikan dekorasi gedung tersebut. Tapi yang pasti dari mulai pintu masuk, antrian tamu yang akan memberi ucapan selamat kepada pengantin sudah mengular.  Alih-alih memikirkan bagaimana menembus antrian tersebut, saya dan teman-teman yang notabene adalah anak kos sejati langsung kalap dengan makanan yang nangkring di setiap sudut ruangan.

Jangan bayangkan saya akan mengitari seluruh stand makanan untuk memilih mana yang akan saya cicipi, tidak sempat. Agar efisien kami langsung memulai dari yang terdekat. Dimsum, salad, lasagna,spaghetti dan zuppa-zuppa menjadi menu pembuka kami ( menu pembuka???). Konter makanan tradisional seperti gudeg, bakso, sate, nasi liwet langsung kami coret dari to do list ( bisa beli sendiri).  Dilanjutkan dengan nasi + lauk yang terdiri dari daging asap, udang goreng tepung mayones plus sapi lada hitam ( keputusan yang kemudian saya sesali karena setelah itu saya kekenyangan).

Itu masih sisi kanan ruangan. Setelah meregangkan otot-otot perut, kami pun melanjutkan gerilya makanan ke sisi kiri ruangan. Saya memutuskan memilih wafel dengan es krim dan saus coklat kemudian dilanjutkan dengan kebab dan tekwan. Sampai disini saya dan teman-teman memutuskan istirahat dulu. Kebetulan kami lihat antrian tamu yang ingin memberi selamat sudah menipis. Kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan segera menuju pelaminan, untuk mengucapkan selamat dan doa restu ke pasangan raja dan ratu sehari tersebut, sekaligus menegaskan kehadiran kami atas undangan mereka.

Eh di sepanjang jalan menuju pelaminan ternyata masih banyak hidangan yang belum kami eksplore. Dari bebek Hainan, rib steak, ikan salmon, sampai aneka kue dan buah yang tadi luput dari perhatian. Oh my  God, melihat semua itu saya dan teman saling pandang-pandangan. Huwaaa kami kekenyangan dan udah ga sanggup lagi mencerna semuanya. Itu adalah moment paling menyedihkan dalam hidup anak kos. Dimana melihat makanan bergelimpangan tapi tak bisa lagi menikmati dan sadar besok pagi tidak punya makanan apapun di kos, oh hidup hidup.

Selesai dari acara, kami segera pulang dan dilanda syndrome kekenyangan. Di dalam mobil  yang hanya berisi empat orang tersebut, selain syndrome kekenyangan ternyata kami pun dilanda syndrome galau. Tiga diantara kami sudah menikah termasuk saya . Dan hanya satu orang teman saya yang masih single, cewek.

Dan dimulailah pembicaraan galau meracau.

“Aduh, pestanya mewah banget. Gimana yah nanti kalau gw pesta, gw kan bukan anak pejabat mana bisa buat pesta semewah itu “ ( Galau 1 )

“ Dan sampai sekarang gw belum punya pasangan, kapan nikahnya nih” ( Galau 2)

“ Kenapa ya gw selalu ketemu cowok-cowok yang gak pernah serius, apa gw sebegitu gak menariknya untuk dijadikan calon istri “ ( Galau 3).

Hahaha, saya melongo, percaya atau tidak , saya pun pernah mengalami hal tersebut beberapa tahun lalu. Dimana setiap pulang kondangan saya langsung terkena penyakit bisu mendadak, rasa bahagia melihat teman menemukan separuh jiwanya yang  disertai perut mules bercampur dengan rasa iri tiada tara. 

“ Kok bisa ya, dia nikah dengan pacar pertamanya, so sweet banget sih”

Atau ga

“ Duh, pasangan serasi banget sih, yang satu anaknya siapa yang satu anaknya siapa, pasti mereka dulu lahir di spring bed deh”

Atau begini

“ Ya ampun, si cowok kerja di Freeport, yang cewek dokter, dunia sungguh tidak adil”

Dilanjutkan dengan

“Kapan giliran gue…. “ ( mewek)

Oke Lanjut.

Masih mengenai teman saya tadi. Teman saya ini terkenal dengan sikapnya yang rame, apa ya kalo dalam bahasa Indonesia, yah sedikit pecicilan gitu deh. Tapi dia tuh anaknya polos banget, baik dan positive thinking. Pembicaraan pun berlanjut dengan pertanyaannya.

“ Apa gw harus berubah dulu jadi lebih kalem gitu, biar cowok-cowok senang dan ga malu-maluin jadi calon menantu?”

Can You Believe it ?

Ternyata di jaman serba modern gini, dimana kesetaraan gender gaungnya udah sampe ke seantereo jagad raya masih ada aja perempuan yang ngerasa harus menjadi seseorang yang diinginkan orang lain untuk membuat dirinya berharga.

Saya langsung mengguncang tubuhnya sambil teriak.

“Hello, hari gini, kalo kamu ga ngerasa dirimu cukup berharga untuk dicintai, jangan harap orang lain menghargaimu.”

Yah itulah realita, kita hidup di jaman dan lingkungan dimana masih ada anggapan setinggi apapun karir seseorang, entah itu laki atau perempuan, seberapa cantik atau tampannya dirimu, seberapa terkenal dan pentingnya kamu, kalo belum ada kata-kata “ sah  sah”, sepertinya belum dianggap sukses. Oh what a life?

Maka tak heran banyak status galau menghiasi timeline social media. Ujung-ujungnya perasaan desperado akan melanda diri saat melihat gerakan umur yang semakin hari semakin beranjak mendekati limit wajar suatu perhelatan. Ah miris.

Apakah itu karena jumlah wanita lebih banyak dari pria, sehingga begitu sering kita melihat wanita single, mapan, sukses yang masih sendiri di umur mendekati kepala tiga?

Tunggu dulu. 

Tiga hari yang lalu saya mengikuti polling di Yahoo di rubrik apa saya lupa, yang kaya Oh My God itulah. Di polling tersebut dipaparkan begitu banyak perempuan single di kota Jakarta. Pertanyaannya ,apakah pernikahan itu suatu keharusan??

Saya tidak ingin membahas soal pertanyaan polling tersebut. Namun nyatanya di sekeliling saya sangat banyak dijumpai pria-pria mapan di usia after tiga puluh yang juga single, dengan jumlah sebanyak perempuan single yang mengaku susah mencari pasangan hidup saat ini. Nah lho, berarti bukan masalah jumlah. Tapi ada yang lebih substansial disitu.

Pertanyaan sebesar toge muncul, kenapa mereka ga saling melihat dan saling menjajaki satu sama lain??

Di usia saya yang ke 24 tahun  lima tahun yang lalu, saya sempat mengalami kegamangan hidup luar biasa. Dimulai dengan kandasnya hubungan asmara saya dengan seseorang yang merupakan kandidat terbesar calon suami. Beberapa bulan lagi usia saya mendekati seperempat abad. Alarm biologis saya mulai berbunyi, waspada. Saya pikir saat itu, saya ga akan bisa lagi menjalin hubungan baru. Bagaimana tidak, saya tinggal di kota kecil, ditambah diri saya yang tidak gaul sama sekali, rasanya sangat kecil kemungkinan saya akan bertemu dengan orang baru yang berpotensi menjadi calon suami.

Sempat terlintas di benak saya untuk melanjutkan kuliah S2. Bukan, bukan karena ingin mengupgrade pengetahuan saya. Tapi lebih kepada keinginan untuk mencoba dunia baru. Siapa tahu dapat kenalan disana. Bukankah dunia perkuliahan selalu memberi peluang untuk dunia percintaan, hahahaha, stupid.

Syukurlah niat itu belum terlaksana, saya sudah bertemu dengan seorang pria yang telah mematri namanya di prasasti hatiku ( cieee).

Karena sudah pernah menjalaninya, maka saya berani mengatakan ini. 

Ladies, siapapun anda, jangan pernah mau mengikuti parameter yang ditentukan orang lain untuk hidupmu. Apalagi untuk urusan jodoh. Kalau kamu orang yang pendiam, tidak usah memaksakan diri menjadi perempuan supel yang gampang ber haha hihi. Begitu pun sebaliknya, ngapain kamu susah payah menahan diri untuk menjadi perempuan kalem demi memuaskan penilaian orang lain.

Selera itu, seperti kata Albert Einstein adalah hal yang relative. Biarkan tangan Nya yang mempertemukan dirimu dengan jodoh yang bisa menerimamu dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki. 

Di suatu tempat entah dimana, pasti ada seseorang yang menganggap dirimu indah dan patut untuk diperjuangkan. 

Kalau kalian pernah menonton serial Friends, disitu ada adegan dimana Ross mengatakan kepada Rachel. “ Rachel, nantinya kamu akan bertemu seseorang yang saat bangun tidur dan melihatmu ada disisinya, akan mengatakan “ Wow I’m with Rachel”. Itulah moment dimana kamu tahu seseorang itu menganggap dirimu begitu berharga. Tentu saja dalam konteks ini tidak perlu sampai tidur bareng ;).

Jadi kalau ada seorang pria yang meminta untuk merubah kepribadianmu, apalagi yang harus dirubah bukan sesuatu yang berhubungan dengan akhlakmu ( contohnya tadi sifat pendiam, rame, kocak) , trust me he’s not the one. 

 Jangan habiskan energimu untuk mempertahankannya.

Akan ada saatnya, seseorang hadir dengan seizin-Nya. Memberimu sejuta warna pelangi, dan saat ini kamu tahu waktunya telah tiba. Pun kalau saat itu tidak datang juga. Yakinlah ada rencana indah yang disiapkan Nya untuk dirimu.

Kata Dian Satro, “Karena kamu begitu berharga”


Masa Lalu

Friday, March 2, 2012


Salah satu hal yang paling enggan dan sungkan untuk diungkapkan kepada pasangan adalah masa lalu. Apalagi latar belakang pergaulan yang berbeda, pastinya membuat berbahaya membicarakan tema sensitif ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari sebuah pernikahan, termasuk keterbukaan. Tapi, apa iya harus mengatakan semuanya?

Ini adalah tahun-tahun awal pernikahanku. Aku ingin berusaha membuatnya mengenalku apa adanya.Termasuk tentang masa lalu. Saat dia bertanya tentang si A,si B kubiarkan ia tahu. Terus terang aku merasa begitu malu dengan masa laluku yang diwarnai kejahiliyahan. Aku malu dengan karakterku yang begitu terbuka, interaksi-interaksi masa laluku dengan teman-temanku yang kebanyakan pria, yang dia katakan terlalu terbuka. 

***
Apa kabar ndi… sekarang tinggal dimana

Sebaris SMS itu kuterima tadi sore. Melihat nama pengirimnya, seketika ada yang berdebar di hati ini. Nama itu…. dulu pernah menghidupkan mimpi-mimpiku. Menggoreskan warna warni di hatiku.  Empat bulan telah berlalu sejak kata” sah” diucapkan para saksi di pernikahanku. Ini pertama kalinya ia berinteraksi kembali denganku. Sebersit senyum terbit di bibirku. Ah, dia masih memikirkanku batinku.

Cepat kutekan tombol delete di inboxku. Dia bukan siapa-siapaku lagi.

***
Mohon doanya, bulan depan aku akan menikah

Sebaris SMS kukirim untuknya lima bulan yang lalu

“Yang bener ndi, dengan siapa?,dimana kenalnya?,kapan? Kok cepat banget”

Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkannya. Saat itu aku tersenyum geli. Sudah setahun lebih kami berpisah, belakangan hubungan aku dan dia sebatas teman saja. Seperti istilah anak remaja, kami putus baik-baik, makanya tetap bisa berteman, karena dulunya dia memang sahabat karibku.

“ Iya, dikenalin teman, insyaAllah baik, mohon doanya saja” kujawab dengan singkat.

Itulah terekhir kali kami melakukan komunikasi. Setelah hari itu, aku sibuk dengan kehidupan baruku. Kuharap dia pun demikian.

***

Pagi-pagi saat bangun, aku lihat suamiku sudah duduk di depan TV. Wajahnya muram. Kulihat ia sedang mengenggam handphoneku.

“ Ada telepon dari siapa mas” tanyaku

Ia diam saja. Matanya memandang tajam ke arahku.

Aku tak mengerti, merasa tak ada yang salah.

“ Kenapa kamu masih berhubungan dengan mantan-mantanmu” tanya suamiku

Pelan, namun mampu membuatku terkesiap. Kuingat-ingat lagi. Sepertinya sms terakhir kemarin sudah kuhapus.

Aku diam saja. Menunggu ia selesai bicara.

“ Nih tadi malam, dia sms kamu, ngasi tau film kesukaanmu lagi tayang di televisi” dingin suaranya sambil menyerahkan HP ku.

Aku tertunduk malu. Dalam hati ada amarah yang tak terbendung. Mengapa masih mengirimiku sms-sms murahan seperti itu.

Kulihat suamiku termenung. Matanya menatap kosong ke depan, Kudekati dirinya.

“ Mas, ade ga tau, kenapa dia sms ade, jangan marah ya”

Kulihat air mukanya mulai berubah, sedikit tenang. Sambil menghela nafas, dia menatapku.
Hari itu dia menjelaskan panjang lebar padaku bahwa masa lalu memang tidak bisa diubah. Itu adalah bagian dari hidupku. Namun ia tidak suka aku masih berhubungan dengan teman-teman lelakiku dahulu, apalagi mantan pacarku. Hari itu aku merasakan sesuatu yang membuatku begitu sesak. Antara rasa malu, marah,cemas, menyesal dan semua emosi yang begitu warna warni. Kadang kebenaran itu begitu menyakitkan . Hari itu aku mendengar kriktik pertama dari dia, tentang kesleboranku pergaulanku..

Kecairan interaksiku dengan lawan jenis, meski aku hanya menggangap sebatas teman, membuatku tersadar bahwa suamiku seorang yang mulia, terjaga.

Kusadari, diriku yang dulunya suka berhaha hihi sama setiap orang pastilah sangat berbeda dengan dirinya. Malah dia mengatakan aku terlalu berani menatap lawan bicara, yang akan berpotensi menimbulkan salah paham. Kadang dalam hati aku masih membela diri bahwa kalau ada yang GR bukan salah aku dong, masa aku harus menjaga hati setiap orang.

Sungguh betapa aku diam-diam selalu mensyukuri kehadirannya. Aku memang malu dengan masa laluku, tapi aku semakin ingin menjadikan dia bangga di masa mendatang. 

Hari itu, aku belajar bagaimana menghargai rasa cemburu yang mungkin muncul dihati para suami. Caranya menegurku membuatku berjanji untuk tidak lagi membuatnya tak berkenan.. Bukankah cinta melatih kepekaan untuk menghargai perasaan ?

Suamiku sayang …. Maafkan aku. 

***

Kubuka tutup belakang hpku. Kulepas simcard yang ada. Dengan mantap kupatahkan menjadi dua.

Selamat tinggal masa lalu.

Di ambang pintu kulihat suamiku tersenyum sambil berjalan mendekatiku


Gambar dari Sini



( Untuk suamiku tercinta… aku hanya ingin berproses menjadi seorang yang berbeda di masa depan, bersamamu ! )

Bersamamu Aku Sempurna



Tak sabar rasanya untuk segera melihat hasilnya. Kupandangi jam di pergelangan tanganku, Ah lambat sekali jarumnya bergerak dari satu titik ke titik berikutnya.
Tik tik tik….Hmm kurang satu menit lagi, 3,2,1. Akhirnya cepat-cepat kulihat test pack di kamar mandi.

AArgh, seketika itu juga rasa mulas menyerangku, ugh serasa ada yang menohok dadaku, hanya ada satu garis, NEGATIF. Gagal lagi kali ini. Ingin rasanya kulempar benda ini ke mana saja, Ingin kumaki-maki pabrik pembuatan test pack ini yang mungkin saja membuat kesalahan.
 .
Dengan muka ditekuk-tekuk tujuh aku keluar dari kamar mandi.

“ Gimana sayang …… apa hasilnya “ suamiku yang sedari tadi menunggu di kamar berharap-harap cemas.

Aku tak mau menjawab, biarlah dia artikan sendiri tujuh tekukan di wajahku ini.

“Hehh, ga apa-apa sayang,mungkin belum waktunya” katanya menghiburku.


Ah suamiku , bukannya malah menghiburku,perkataanmu malah membuatku makin sedih. Ingin sekali aku keluar kamar mandi tadi sambil melonjak-lonjak kegirangan. Memelukmu,dan memberikan kabar gembira kepadamu. Tapi apalah dayaku,yang kuasa sepertinya belum mempercayai kita.

Sudah 3 tahun kami membangun istana cinta ini. Namun tampaknya belum ada tanda-tanda kehadiran penghuni baru yang akan meramaikan istana ini. Hanya kami berdua, sang raja dan permaisuri ,tanpa pangeran ataupun putri. Bah istana apa ini…. mana ada istana kalau isinya cuma dua orang.

Makin hari aku makin sensitive dengan pertanyaan teman-teman.
“ Sudah isi belum say? , kok ditunda-tunda sih, pengen ngejar karir dulu ya?”
Atau ga, “ Eh sudah berobat kesini belum” atau “minum ini deh biar subur “

Huh dasar orang-orang tidak punya perasaan. Isi apa? Isi batu?,
Ditunda?, aduuuh plis deh hari gini nunda punya baby, orang gila apa,.dan wow kenapa tiba-tiba semua orang berubah jadi dokter dadakan yah, nyaranin ini itu, Biar subur , biar subur apaan. Emangnya aku pohon cabe apa, disiram pupuk gitu biar subur. Adddduh udah deh ga usah nanya-nanya, yang ada bukannya mual karena isi ,tapi mules karena kata-kata kalian.


Belum lagi status FB temen-temenku.

“Anak adalah harta yang paling berharga”
atau ga
“ Kesempurnaan seorang wanita adalah saat ia menjadi Ibu”

Hadeeeh kata siapa anak itu harta paling berharga, ga pernah baca kisah malin kundang ya, iya berharga kalo jadi anak soleh,anak yang berbakti sama orang tua, lha kalo jadi anak durhaka? Bukannya malah jadi musibah sama orang tuanya. Ck ck ck jangan takabur.

Astaghfirullahal Adzim” tanpa kusadari aku sudah memaki-maki dan berkata kasar kepada saudariku.

Suamiku mendekatiku.
“ Jangan sedih sayang” katanya sambil mengelus rambutku.
“ Tapi ini sudah tiga tahun mas, ade ingin merasakan jadi ibu, ingin jadi wanita sempurna” jawabku sambil membuat kerucut di bibirku.

Dengan lembut diraihnya kepalaku ke pangkuannya. Setelah itu panjang lebar ia menenangkanku dengan ucapannya.

Kata suamiku, kesempurnaan seseorang tidak dilihat dari apa yang dimilikinya, Lha wong yang ngasih rezeki aja ga pernah bilang gitu kok. Suamiku juga bilang, memangnya harus punya anak untuk menjadi seorang ibu. Buktinya dari sebelas istri nabi, yang benar-benar memiliki anak hanya Khadijah, yang lain juga tidak dikarunia anak dari Rasulullah, kecuali Maria Al Qibhtya yang sempat melahirkan putra bernama Ibrahim.

“ Apa menurut ade, kesembilan istri nabi lainnya tidak sempurna? Tanyanya sambil tersenyum.
Aku menggeleng.

“ Mereka adalah wanita-wanita terbaik yang pernah dimiliki dunia ini. Mereka adalah ummul Mukminun, ibunya para mukmin. Memiliki anak, menjadi ibu, tidak menjadikan dirimu sempurna. Demikian juga sebaliknya, tak perlu seorang anak untuk menjadikan dirimu seorang ibu” , lanjut suamiku.

Aku terdiam mendengar kata-katanya.

“ Lagian apa ade pernah tahu siapa anak Ibu Pertiwi? Kapan ia mengandung? “ tanyanya lagi sambil mengacak rambutku

Hihihi aku tertawa mendengar pertanyaannya yang konyol.

Aku jadi malu tadi sudah mengata-ngatai saudariku. Aku ini hanya seorang istri yang ingin membahagiakan suaminya. Aku ini seorang wanita yang juga ingin merasakan manisnya menjadi seorang ibu walaupun tanpa ada yang memanggil ‘‘Bunda”. Aku ini hanya seorang wanita yang sangat halus perasaanya,sehingga terkadang perhatian seseorang kuanggap sindiran. Aku semakin tenggelam dalam pikiranku.

“ Sayang…. Ayo kita sholat lail “ tiba-tiba suamiku memutuskan dialog batinku.

Terlihat sisa air wudhu di wajahnya, wajah yang selalu memberikan kesejukan dihatiku. Wajah yang memberikan cahaya di kehidupanku.

Ah suamiku….. tak perlulah aku berkeluh kesah seperti tadi. Dirimu adalah anugerah terindah yang dikirimkan Allah untukku. Bersamamu aku SEMPURNA.

“Aku sayang kamu mas” sambil tersenyum kukenakan mukenaku.


Tentang Kehilangan

Thursday, January 12, 2012

“ Adek, laptop mas ga ada!!!’’ kudengar suamiku berteriak dari dalam kamar.
Buru-buru kutinggalkan masakanku di dapur dan bergegas menyusulnya ke kamar.
“ ga ada gimana mas”
“Lihat nih, laptop mas, diganti sama buku ini”, sambil menunjukkan isi tas ransel yang biasa digunakannya untuk menyimpan laptop.
****
Dialog diatas terjadi beberapa tahun yang lalu, tepatnya setelah aku dan suami kembali dari bulan madu.
Setelah dari bandara Polonia Medan, kami melanjutkan perjalanan ke rumah dinas suami yang berjarak 5 jam dari Medan dengan menggunakan kereta api malam. Bawaan kami sebenarnya tidak terlalu banyak, hanya sebuah tas ransel berisi laptop dan satu koper pakaian. 

Awalnya suamiku meletakkan ranselnya ditengah-tengah tempat duduk antara aku dan dia. Namun dasar aku nya yang sok romantis, tidak ingin ada yang memisahkan antara diriku dan dirinya, jadi dengan setengah merengek kuminta suamiku meletakkan tas ransel tersebut di bagasi atas kepala. “ Biar mas bisa peluk ade”, kataku manja.

Karena sudah lelah , maka sepanjang jalan kami hanya berbincang sebentar yang kemudian diikuti dengan dengkuran suamiku. Begitu pun aku, mulai terlelap karena pengaruh dinginnya AC dan goncangan kereta yang serasa mengayun-ayun menina bobokan.

Tidak ada yang aneh selama di perjalanan. Pagi harinya kami tiba di kota Kisaran. Tanpa curiga apa-apa suamiku mencangklong ranselnya serta membawa koper ke luar stasiun.

Setiba di rumah, karena sudah ditinggal selama seminggu, kami pun sibuk membersihkan dan merapihkan rumah.
.
Entah karena apa, dalam waktu empat hari setelah itu tidak ada keperluan atau niat untuk membuka laptop, sehingga ransel laptop tergeletak begitu saja di kamar tanpa tersentuh.H
ingga di hari kelima, suamiku perlu menggunakan laptop untuk rapat di kantornya. Barulah saat itu kami tahu ternyata si laptop sudah tidak berada di tempatnya. Yang paling mengesalkan adalah si pencuri dengan cerdiknya mengganti laptop dengan sebuah buku tebal dengan ukuran dan berat yang menyerupai laptop, sehingga tidak terbersit sedikit pun kecurigaan saat menenteng ransel itu beberapa hari lalu.
*****
Nyesek sekali rasanya kehilangan barang yang kita sayangi, apalagi barang tersebut sangat kita butuhkan. Ya, laptop bermerk Toshiba tersebut pada saat itu harganya lumayan mahal untuk kantong kami . Coba bayangkan, bagaimana mangkelnya, menerima kenyataan si laptop raib tanpa disadari. Rasanya bodoh sekali saat itu, bisa-bisanya benda tersebut disadari hilang setelah berhari-hari.

Dengan susah payah, aku berusaha mengingat-ingat kira-kira dimana dan kapan tepatnya si laptop hilang. Apakah di hotel? Di bandara? Atau di kereta?. Setelah merewind ingatan selama berkali-kali akhirnya aku mengingat bahwa ada dua orang lelaki mencurigakan yang duduknya berseberangan dengan kursi kami saat di kereta. Yang aneh adalah kedua lelaki tersebut turun bukan di tempat tujuan, dan kemungkinan besar mereka mengetahui isi ransel suamiku dari percakapan kami, karena pada saat di kereta, awalnya suamiku menolak mengikuti permintaanku untuk meletakkan ransel dia bagasi atas.

“ Disini aja tas nya ya dek, atau ade letakin di bawah kaki aja, soalnya ini kan isinya laptop, mas takut rusak kalo sempat terjatuh” kata suamiku

Ah, dasar aku yang keras kepala, tetap ngotot agar si laptop segera menyingkir ke atas bagasi. Jadi kalau ditilik dari sebab musababnya, sepertinya diriku yang bertanggung jawab terhadap hilangnya  benda yang dibutuhkan suamiku ini.
Benar-benar luar biasa yah si pencuri, sampai sempat-sempatnya memikirkan ganti yang bisa mengelabui.
 *****
Ada sebab dari setiap kejadian. Bahkan daun pun tidak begitu saja gugur dari tangkainya
.
Setelah direnungkan, ternyata memang benar. Suamiku seharusnya membayar zakat penghasilan sebelum berbulan madu bersamaku, namun karena kesibukan pernikahan dan ini itu, zakat tersebut pun terlupakan. Jumlahnya?? Sepersepuluh dari harga laptop tersebut.

Maka benarlah, kata nabi, jika kita berbuat kebaikan , maka akan diganti sebesar sepuluh kali lipat. Mungkin demikian juga sebaliknya.

Seperti cerita adikku beberapa waktu yang lalu, pada saat ia pulang kuliah ada seseorang yang meminta uang padanya dengan alasan kehabisan uang buat ongkos. Tanpa curiga adikku pun memberinya uang sebesar Rp 5.000,-. Siapa sangka setibanya di rumah, adikku mendapat uang Rp 50.000,- dari ibuku. Benar-benar seketika balasan kebaikan itu. Tidak tanggung-tanggung sepuluh kali lipat dari yang dikeluarkannya untuk menolong orang.

Aku mulai berfikir bahwa mungkin hilangnya laptop suamiku yang seharga sepuluh kali lipat zakat yang seharusnya dibayarkan adalah teguran dari Allah kepada kami. Betapa kewajiban kita yang merupakan hak bagi orang lain tidak boleh ditunda-tunda, karena ada banyak orang yang membutuhkannya.

Berkaca dari kejadian tersebut, kini aku dan suami berusaha untuk tidak menunda-nunda yang seharusnya kami lakukan. Halus sekali cara Allah menegur kelalaian kami.

Dari setiap musibah, pasti ada hikmah di baliknya

Kehilangan sesuatu memang menyakitkan. Namun sebelum kita menyalahkan orang atau menyalahkan pencuri yang mengambil kepunyaan kita tersebut ada baiknya kita diam sebentar, merenung, mungkin memang benda tersebut sudah berakhir jodohnya dengan kita. Mungkin juga asal muasal uang yang kita gunakan untuk membelinya masih tercampur dengan yang bukan hak kita.

Kehilangan mengajarkan kita arti bersyukur atas semua nikmat yang masih menjadi milik kita. Kehilangan mengajarkan kita lebih menghargai apa yang kita miliki saat ini. Kehilangan juga mengajarkan kepada kita, bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan semata, semua akan kembali kepada si pemilik abadi. Jadi tidak lah perlu kita mencintai sesuatu dan meletakkan hati kita kepadanya melebihi batas kewajaran. Dengan begitu pada saat nya ia diambil oleh yang maha memiliki, kita tidak terlalu larut dalam kesedihan.

*****
Sore itu, aku dan suamiku sibuk memilih-milih laptop baru di sebuah pameran computer di mall kota Medan. Alhamdulillah Allah masih memberi rezeki kepada kami, sehingga kami masih bisa mengganti laptop yang dulu hilang dengan yang baru. Belajar dari kejadian kemarin, kali ini kami tidak akan membeli laptop yang harganya mahal. Cukup lah yang biasa saja. Jadi kalau hilang lagi tidak terlalu sedih, hehehe.

 gambar dari sini




Are you happy now?

Saturday, January 7, 2012

Dua tahun yang lalu, setelah melewati seleksi ketat yang sampe bikin nervous saking ga jelasnya nunggu kapan tahap test berikutnya, akhirnya pada suatu senin yang rempong karena itu adalah akhir bulan yang artinya, lo harus siap pulang sampe malam ditambah kemungkinan akan banyak permintaan dari kantor wilayah dan kantor pusat yang entah mengapa sepertinya punya hobi untuk menyusahkan orang-orang di kantor cabang seperti kami ini, datanglah pengumuman itu. 

Aku dinyatakan lulus dalam  Program Pengembangan Staff. Judul yang sangat keren, tapi sebenarnya artinya belajar mati-matian sampe gempor, ga peduli apa latar belakang ilmu kita yang penting lo harus bisa nelen tuh ilmu hukum, spreadsheet, akuntansi, management dan segala tetek bengek ilmu kepemimpinan  lainnya, dipingpong dari satu divisi ke divisi lain selama dua bulan cuma untuk tahu ngapain aja orang-orang disitu, dilempar ke salah satu daerah yang cuma Tuhan yang tahu apa dasar pemilihannya dan dituntut menjadi manusia setengah dewa ( buka cabang, ngisi ATM-termasuk kadang-kadang harus ngisi mesin ATM yang kosong di ujung kota yang biasanya aku pasti  ketiduran di perjalanan, , nyelesain selisih kas dan rekening menggantung, mendengar repetan nasabah  ,pulang paling akhir setelah seluruh pekerja pulang demi menghindari kata-kata yang ga enak mampir di kuping kalo pulang saat matahari masih menampakkan wajahnya,  sampe buat paket kredit yang tebalnya mengalahkan skripsi jaman kuliahan dulu). 

Setelah lolos dari yang nama kerennya On the job Training itu, masih harus di bekam lagi didiklat selama satu setengah bulan penuh, memperdalam semua masalah yang ditemukan di lapangan, sampe akhirnya  disuruh buat ide segar dalam waktu dua minggu dan mempresentasikannya di depan direksi plus siap-siap dengan  pertanyaan bola liar yang biasanya meleset seratus delapan puluh derajat di luar prediksi dan siap-siap spot jantung menunggu keputusan lulus atau harus mengulang beberapa bulan lagi.

And here I am, setelah 12 bulan perjuangan menahan diri untuk tidak menjedutkan kepala ke dinding ditambah dua bulan deg-degan menunggu placement yang hanya SDM beserta staf-stafnyalah yang tahu  kemana nasib kami selanjutnya, akhirnya surat berbentuk selembar kertas yang menentukan jalan hidupku beberapa tahun ke depan kuterima. 

Terkadang mikir, gimana yah kok bisa aku ngelewati itu semua. Kalo disuruh ngulang lagi, swear deh , dikasi duit lima puluh juta pun aku ga akan mau ( kalau satu brandkas aku akan pikir-pikir dulu deh ). 

Sekarang kalau ditanya, apa aku menyesal? 

Ngga tuh, pengalaman yang aku jalani, tidak akan pernah aku dapatkan andai aku ga nekad terjun bebas ke dalamnya.

Tapi apa aku bahagia? Aku tidak tahu. 

Kebahagiaan  adalah  hal relative yang bisa berubah sepanjang waktu. Detik ini aku merasa orang paling beruntung di dunia, namun beberapa jam kemudian bisa saja aku teriak “ what did I do wrong to be stuck in this shitty place?

Biarlah waktu yang akan  menjawabnya. Karena kata Take it or Leave it, bukanlah kata tepat yang harus kudengar saat ini.

Hidup adalah pilihan.  

Namun tidak selamanya pilihan itu harus seperti dua sisi mata uang. Hitam-putih, ya-tidak, baik-buruk, Masih ada ruang abu-abu untuk mensinkronkan ketidakharmonisan diantaranya.

Kenapa aku begitu yakin??

Karena ditengah semua hal yang relative, ada satu hal yang pasti,

 ALLAH TIDAK TIDUR

Happy happy birthday to me

Wednesday, January 4, 2012



HAPPY BIRTHDAY WINDI….

Met milad wiiind

Dirgahayu Windiiii

Selamat ulang tahun windi

Berbagai macam bentuk ucapan berhamburan ke facebook, twiter, BB maupun sms di Hp ku dari pagi hingga pagi esoknya. 

Jujur saja, aku begitu merasa tersanjung dengan perhatian keluarga dan sahabat-sahabat yang begitu baik hatinya meluangkan sejenak waktu yang kata orang semakin pendek ini untuk mengetik beberapa baris doa untukku.


“ Semoga berkah umurnya “

“ cepet dapat momongan’

“ tambah disayang suami”

“ tambah disayang Allah dan makin dekat dengan-Nya’

“ bahagia dunia akhirat”

“ tercapai semua yang diinginkan “
Dan dari sekian banyak doa, doa terbanyak adalah ……………….” Semoga cepat pindah ke Medan wind..” hahaha

Bahkan mengalahkan doa supaya cepet dapat si jabang bayi.

Bener-bener terharu membacanya.
 

Betapa begitu peduli sahabat-sahabat yang pastinya dikirimkan Allah untukku. Dan betapa peka terhadap harapan terdalam dalam setiap doaku.

“ maka nikmat Tuhan yang manakah lagi yang kamu dustakan ? “

Sedikit napak tilas tentang perjalanan 29 tahun umur yang telah kuhabiskan.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan tanggal 2 januari. Ia hanya lah salah satu dari deretan angka di kalender yang diciptakan orang romawi (CMIIW). Tapi mungkin tanggal tersebut merupakan tanggal yang merubah hidup kedua orangtua ku. 

Mungkin juga dengan kelahiranku menyebabkan keesokanharinya terjadi erupsi Gunung Kilauea  

( jangan Tanya dimana letak gunung itu, karena saya juga ga tau).

Seperti kata Deby (my partner in crime in PPS), ternyata ulang tahun itu adalah tanggal yang dinanti-nanti oleh orangtua kita. Begitu spesialnya hari itu sehingga setiap orangtua tak sabar menunggu untuk memberikan berbagai macam kado pada putra putrinya.

Entah lah aku juga tidak tahu itu benar atau tidak, karena aku belum merasakannya. Tapi yang pasti, tidak pernah ada pesta di ultahku , memang tidak seharusnya dirayakan bukan ??.

Terkhusus lagi, tanggal 2 januari adalah tanggal setelah tanggal 1 januari ( ya eyaaalah ). Jadi biasanya kalau ga udah kecapekan merayakan tahun baru , bisa dipastikan tanggal tersebut merupakan hari pertama kerja setelah liburan tahun baru, jadi biasanya orang-orang ga ngeh kalo aku ultah , sibuk cipika cipika ngucapin Happy New Year, 

Tapiii… dalam 2 tahun ini begitu banyak kejadian luar biasa dalam hidupku. Maksudnya bukan hal-hal super gitu, tapi hal-hal di luar dari kebiasaan. 

Seperti:

  • tiba-tiba harus ninggalin suamiku sendirian di belantara sawit demi sebuah eksistensi diri 
  • Tiba-tiba harus nelen ilmu perbankan, hukum, kepribadian, kepemimpinan,sampe ilmu “pinter-pinter” dan ilmu “ nrimo” bersama anak-anak super muda yang udah pantes manggil aku ‘tante” kaliii. 
  •  
  • Tiba-tiba terdampar di Jakarta, kota yang dulu kusumpah-sumpah ga akan pernah mau tinggal disitu dan ternyata diberi kesempatan jalan-jalan gratis Indonesia barat dan barat agak ke tengah , serta sedikit ke Timur, bisa bawa suami lagii sekalian bulan madu , hehe. 
  • Tiba-tiba dapat tambahan teman yang aneh bin ajaib dari dunia nyata maupun dunia tidak nyata
  • Dan tiba-tiba aja nyadar sebentar lagi udah mau kepala 3, hwaaaaa
Sebenarnya lebay aja bilang semua itu tiba-tiba, tapi mengingat begitu cepatnya waktu berlalu, sampai sekarang aku merasa masih di alam mimpi. Kadang kerasa indah tapi yah sering juga seperti mimpi buruk.

Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini

Aku yakin semua yang terjadi pada hidupku, adalah yang terbaik yang dipilihkan Allah, keluarga, sahabat, suami, karir . Semuanya pasti sesuai dengan porsi yang aku butuhkan. I Wish…..

Yang pasti, setiap jengkal jalan yang telah kulalui, semakin menambah indah lukisan hidupku. Semakin kaya warna dan semakin unik goresannya.


Huwaaaah, udah ah mellow nya.

Oh ya, beberapa teman ada yang nanya, dapat kado apa win dari suami ????

Selama hampir empat tahun nikah sama si beliau ini, belum sekalipun aku dikasi kado dalam bentuk “ Kado”. Biasanya dia selalu tanya aku mau dibelikan apa, terus kami sama-sama membelinya. Efisien siiih, kemungkinan beda selera lebih kecil, tapiii kok ga ada romantis-romantisnya ya.

Dan biasanya kadonya juga bener-bener barang yang aku butuhin ( ga usah disebutin, ntar dikira pamer hehehe), tapi paling sering sih dikasi buku , diajak ke gramedia disuruh pilih trus dia yang bayarin. Seneng doong

Tapiiii, ya itu dia, aku pengennya dapet kado dalam bentuk “kado’, dibungkus gitu maksudnya, terus dia yang milih sendiri, aku ga usah tahu, tiba-tiba “ SURPRISED”  tadaaaa… ga perlu bagus yang penting mahal ( halah), kaya gini nih


Ehmm pernah sih, dia ngasi kalung, dibungkus juga tapiiiii…………… bungkusnya kertas KORAN, gak rapi lagi, ditaruh di tas lagi , ga bilang-bilang. Hampir aja aku buang tuh kado, kirain Koran bekas apaa gitu. Hadeeeh, kayanya suamiku ini perlu tutorial cara memberi kado yang benar deh.

Nah , kemaren akhirnya aku ungkapkan juga keinginan terpendamku itu.

“ mas, ade pengen ultah kali ini dikasi kado dong”

“ loh bukannya selama ini mas juga ngasi kado ke ade”

“ iya, tapiiii dibungkus kertas kadoo gitu lho mas……”

“ oh gitu ya, ya udah nanti mas bungkus” katanya.

Yes, sukses pikirku. Mulai menghayal kira-kira kado apa yang bakal dikasi ke aku, tas kali ya, atau dompet, atau sepatu. Ah pasti perhiasan, mulai ngarep

Dan TADAAAAAAA……. Ini nih kado ultahku tahun ini


HARD DISK EKSTERNAL…..

Benar-benar gak ada unsur romeo and Julietnya lah.

Akuu… speechless.

“ Ade bilang kan memory laptop ade da kepenuhan buat nyimpen file2 film korea kesukaan ade ntu” jelasnya.

Hahahaha, yakin dah suami kaya suamiku ini gak ada duanya di planet ini.
Makasi ayank untuk kadonya, berguna banget emang buat ade.

Ngga perlu kado untuk nunjukin, “ aku sayang kamu”

Ngga perlu Pelukan untuk ngungkapin “ aku peduli padamu”

Ternyata beberapa Charakter ketikan huruf di tuts computer, hp, atau BB telah memberi arti lebih di hari ulang tahun ku ini.

Terima kasih buat cintanya mama, papaku, abang, adek,ponakan.

Makasi juga buat ucapan dan doanya sahabat-sahabat semua

Deby,fati,eka,eliz,rina,gilpus,meirita,mbaglind,puji,fe,fina,nda,gita,dewi,indahsiko,maida,ayen,kak mai,reena eqy,mba lia,ity,iko,mba ana,opie,tyas,rwulan,Rere,sheyla,devya,radindra,sri mawarty,putri,ika,dayni,tnt eni,zulaicha,dicky,bang ferdi,bang jayin,mas fajar, uda jimmy, uda hen, kanga sep,kang ridwan, mascatur, maa herry,kang dani,mas risky,mas pandu,mas kur,bang Alfred,mas novy,mas agus, mas ocid,wahyu,nanda, reza,achad,fathi,Erwin,yosi, bawon, argo,ary,bang david,luther,silo, bang erpin,mail,bang ikhsan,bang raja,avisena,arif r,arif y,hexa,satrio, dan yang ga kesebut......


makasi ya preend, semoga semua doa kita di ijabah sama yang Maha segalanya. Amiin



Custom Post Signature