Tak
sabar rasanya untuk segera melihat hasilnya. Kupandangi jam di pergelangan
tanganku, Ah lambat sekali jarumnya bergerak dari satu titik ke titik
berikutnya.
Tik tik tik….Hmm kurang satu menit lagi, 3,2,1. Akhirnya cepat-cepat kulihat test pack di kamar mandi.
Tik tik tik….Hmm kurang satu menit lagi, 3,2,1. Akhirnya cepat-cepat kulihat test pack di kamar mandi.
AArgh, seketika itu juga rasa mulas menyerangku, ugh serasa ada yang menohok dadaku, hanya ada satu garis, NEGATIF. Gagal lagi kali ini. Ingin rasanya kulempar benda ini ke mana saja, Ingin kumaki-maki pabrik pembuatan test pack ini yang mungkin saja membuat kesalahan.
.
Dengan muka ditekuk-tekuk tujuh aku keluar dari kamar mandi.
Dengan muka ditekuk-tekuk tujuh aku keluar dari kamar mandi.
“ Gimana sayang …… apa hasilnya “ suamiku yang sedari tadi menunggu di kamar berharap-harap cemas.
Aku
tak mau menjawab, biarlah dia artikan sendiri tujuh tekukan di wajahku ini.
“Hehh, ga apa-apa sayang,mungkin belum waktunya” katanya menghiburku.
Ah suamiku , bukannya malah menghiburku,perkataanmu malah membuatku makin sedih. Ingin sekali aku keluar kamar mandi tadi sambil melonjak-lonjak kegirangan. Memelukmu,dan memberikan kabar gembira kepadamu. Tapi apalah dayaku,yang kuasa sepertinya belum mempercayai kita.
Sudah 3 tahun kami membangun istana cinta ini. Namun tampaknya belum ada tanda-tanda kehadiran penghuni baru yang akan meramaikan istana ini. Hanya kami berdua, sang raja dan permaisuri ,tanpa pangeran ataupun putri. Bah istana apa ini…. mana ada istana kalau isinya cuma dua orang.
Makin hari aku makin sensitive dengan pertanyaan teman-teman.
“ Sudah isi belum say? , kok ditunda-tunda sih, pengen ngejar karir dulu ya?”
Atau ga, “ Eh sudah berobat kesini belum” atau “minum ini deh biar subur “
Huh
dasar orang-orang tidak punya perasaan. Isi apa? Isi batu?,
Ditunda?, aduuuh plis deh hari gini nunda punya baby, orang gila apa,.dan wow kenapa tiba-tiba semua orang berubah jadi dokter dadakan yah, nyaranin ini itu, Biar subur , biar subur apaan. Emangnya aku pohon cabe apa, disiram pupuk gitu biar subur. Adddduh udah deh ga usah nanya-nanya, yang ada bukannya mual karena isi ,tapi mules karena kata-kata kalian.
Ditunda?, aduuuh plis deh hari gini nunda punya baby, orang gila apa,.dan wow kenapa tiba-tiba semua orang berubah jadi dokter dadakan yah, nyaranin ini itu, Biar subur , biar subur apaan. Emangnya aku pohon cabe apa, disiram pupuk gitu biar subur. Adddduh udah deh ga usah nanya-nanya, yang ada bukannya mual karena isi ,tapi mules karena kata-kata kalian.
Belum lagi status FB temen-temenku.
“Anak adalah harta yang paling berharga”
atau
ga
“
Kesempurnaan seorang wanita adalah saat ia menjadi Ibu”
Hadeeeh
kata siapa anak itu harta paling berharga, ga pernah baca kisah malin kundang
ya, iya berharga kalo jadi anak soleh,anak yang berbakti sama orang tua, lha
kalo jadi anak durhaka? Bukannya malah jadi musibah sama orang tuanya. Ck ck ck
jangan takabur.
“Astaghfirullahal Adzim” tanpa kusadari
aku sudah memaki-maki dan berkata kasar kepada saudariku.
Suamiku
mendekatiku.
“
Jangan sedih sayang” katanya sambil mengelus rambutku.
“
Tapi ini sudah tiga tahun mas, ade ingin merasakan jadi ibu, ingin jadi wanita
sempurna” jawabku sambil membuat kerucut di bibirku.
Dengan
lembut diraihnya kepalaku ke pangkuannya. Setelah itu panjang lebar ia
menenangkanku dengan ucapannya.
Kata
suamiku, kesempurnaan seseorang tidak dilihat dari apa yang dimilikinya, Lha
wong yang ngasih rezeki aja ga pernah bilang gitu kok. Suamiku juga bilang,
memangnya harus punya anak untuk menjadi seorang ibu. Buktinya dari sebelas
istri nabi, yang benar-benar memiliki anak hanya Khadijah, yang lain juga tidak
dikarunia anak dari Rasulullah, kecuali Maria Al Qibhtya yang sempat melahirkan
putra bernama Ibrahim.
“
Apa menurut ade, kesembilan istri nabi lainnya tidak sempurna? Tanyanya sambil
tersenyum.
Aku menggeleng.
“ Mereka adalah wanita-wanita terbaik yang pernah dimiliki dunia ini. Mereka adalah ummul Mukminun, ibunya para mukmin. Memiliki anak, menjadi ibu, tidak menjadikan dirimu sempurna. Demikian juga sebaliknya, tak perlu seorang anak untuk menjadikan dirimu seorang ibu” , lanjut suamiku.
Aku terdiam mendengar kata-katanya.
“ Lagian apa ade pernah tahu siapa anak Ibu Pertiwi? Kapan ia mengandung? “ tanyanya lagi sambil mengacak rambutku
Hihihi aku tertawa mendengar
pertanyaannya yang konyol.
Aku
jadi malu tadi sudah mengata-ngatai saudariku. Aku ini hanya seorang istri yang
ingin membahagiakan suaminya. Aku ini seorang wanita yang juga ingin merasakan
manisnya menjadi seorang ibu walaupun tanpa ada yang memanggil ‘‘Bunda”. Aku
ini hanya seorang wanita yang sangat halus perasaanya,sehingga terkadang
perhatian seseorang kuanggap sindiran. Aku semakin tenggelam dalam pikiranku.
“ Sayang…. Ayo kita sholat lail “ tiba-tiba suamiku memutuskan dialog batinku.
“ Sayang…. Ayo kita sholat lail “ tiba-tiba suamiku memutuskan dialog batinku.
Terlihat
sisa air wudhu di wajahnya, wajah yang selalu memberikan kesejukan dihatiku.
Wajah yang memberikan cahaya di kehidupanku.
Ah suamiku….. tak perlulah aku berkeluh kesah seperti tadi. Dirimu adalah anugerah terindah yang dikirimkan Allah untukku. Bersamamu aku SEMPURNA.
“Aku
sayang kamu mas” sambil tersenyum kukenakan mukenaku.
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)