Satu Jempol Menari, Lenyap Nyawa Sekabin

Friday, May 11, 2012



Saat membaca berita kemarin sore yang menyatakan bahwa beberapa telepon genggam masih aktif dalam penerbangan pesawat Sukhoi yang mengalami kecelakaan di gunung salak, saya jadi termangu sendiri. Kita sama-sama tahu bahwa menyalakan telepon genggam saat take off dan landing adalah hal yang dilarang bahkan diatur dalam UU No 1/2009 tentang  penerbangan yang bisa menyebabkan pelakunya dikenakan  sanksi pidana dan denda ,

 "Penumpang pesawat terbang yang mengoperasikan peralatan elektronik selama dalam penerbangan sehingga mengganggu peralatan navigasi pesawat akan dikenakan sanksi pidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp200 juta". .

Namun lagi-lagi peringatan dan himbauan yang ditekankan pramugari saat akan lepas landas maupun saat mendarat sepertinya dianggap angin lalu oleh sebagian orang-orang egois yang merasa nyawanya seperti nyawa kucing.

Saya tidak akan membicarakan mengenai hubungan sinyal telepon genggam dan system navigasi. Atau juga beberapa kecelakaan pesawat terbang baik di dalam maupun luar negeri yang disinyalir terjadi akibat penggunaan telepon genggam selama penerbangan. Yang mengulas hal tersebut sudah sangat banyak sekali, silahkan ketik di Google “ Pengaruh sinyal handphone terhadap penerbangan” , bisa muncul berpuluh-puluh halaman yang membahasnya, namun dari yang saya klik tidak ada yang menampilkan sumber datanya, jadi saya tidak berani mengutip tulisan-tulisan tersebut. Kalau penasaran googling saja , intinya sama bahwa sinyal HP dan semua peralatan elektronik yang memancarkan gelombang radio adalah DILARANG saat penerbangan. 

Walaupun sebenarnya, maskapai penerbangan manapun belum yakin 100 persen bahwa sinyal ponsel dapat memengaruhi sitem navigasi. Bahkan, sebuah studi mengklaim bahwa hampir 6,5 juta penumpang pesawat menghidupkan ponselnya selama penerbangan dan tidak terjadi apa-apa.

Namun, beberapa otoritas penerbangan seperti Federal Aviation Administrasi tetap melarang keras penggunaan ponsel dan radio di udara, sebelum akibat sebenarnya dapat dibuktikan secara ilmiah. Menurut mereka, pengaruh dengan sistem navigasi dapat berbeda dari berbagai macam jenis dan merek ponsel. ( infopenerbangan.com). 

Yah secara sederhana saja, kalau ada sms atau telepon masuk ke hp kita dan di sekitar ada perlatan elektronik seperti televisi , komputer atau radio pasti akan menghasilkan suara tret tret tret yang mengganggu. Tentu saja hal tersebut juga dapat mengganggu komunikasi pilot dan petugas ATC ( Air Traffic Control  ) pada saat take off maupun landing.P adahal seperti di bandara Soetta, berapa banyak pesawat yang hilir mudik. Ilustrasinya begini : 

ATC : "  "Indonesia 210 you're clear to Soekarno Hatta as filled FL290 initial climb 8000' via W45 follow Halim 1 Juliet departure active runway 25R and your squawk 2518"

trus pilot dengernya gini :

" Indonesia 210 you're tret tret tret Soekarno Hatta tret tret  initial climb via tret tret follow tret tret .

Waduh gawat kan. Bisa -bisa si pilot malah tidak bisa mendengar informasi terpentingnya.  

Sebagai  pelanggan setia moda udara ini saya sangat khawatir dengan ketidakpedulian para penumpangnya. Bahkan penumpang yang notabene adalah kalangan berpendidkan dan golongan menengah ke atas  pun ternyata masih saja susah untuk diingatkan, dihimbau, bahkan diancam. Dari pengalaman saya pribadi, dalam setiap penerbangan hampir pasti ada satu hingga lima orang yang menyalakan hpnya baik saat take off, di udara maupun landing. Terkadang saya kasihan dengan pramugari yang dianggap seperti barang pajangan saja oleh penumpang, sama sekali tidak digubris, padahal begitu akan take off atau landing biasanya pramugari akan berkata

“ Kami mohon kepada semua penumpang untuk tidak lagi mengaktifkan telepon genggam saat berada di pesawat , sekali lagi kami mohon kerjasama anda untuk tidak mengaktifkan telepon genggam….. “

Bayangkan untuk keselamatan nyawa bersama pramugari harus memohon berulang-ulang mengumumkan larangan tersebut. Saya yakin kalau diperbolehkan menambah kata-katanya menjadi ‘”Atau anda kami lempar dari pesawat ini” , pasti sudah mereka lakukan.

Suatu saat saya pernah duduk bersebelahan dengan seorang wanita seusia saya. Dari penampilannya ia terlihat berpendidikan, gaya dan update dengan info-info terbaru. Pendek kata saya berasumsi bahwa ia tahu aturan-aturan selama penerbangan. Sampai pesawat hampir take off ia masih sibuk dengan hpnya, saya sempat melirik ia sedang bbm-an dengan seseorang. Saat pramugari lewat, ia sudah ditegur dan diingatkan untuk segera mematikan telepon genggamnya karena pesawat akan segera lepas landas. Namun setelah pramugari berlalu ia tetap tidak juga mematikan hpnya. 

Begitu pesawat telah sempurna berada di ketinggian tertentu ia kembali sibuk dengan hp nya. Duh saya sebenarnya sangat geram. Hal semendesak apa sih yang menyebabkan seseorang masih harus bbm-an di pesawat?. Berkali-kali saya meliriknya. Namun tampaknya ia tidak peduli, mungkin juga pura-pura acuh. Saya tidak menegurnya, karena saya berfikir kalau saya yang bilangin, ia pasti hanya akan menganggap saya sebagai penumpang usil yang sotoy. Akhirnya karena tidak tahan, saya segera bangkit dari kursi saya, berjalan ke lorong menuju kamar mandi. Sebelum masuk kamar mandi, saya beritahukan kepada pramugari yang standby disitu, bahwa kursi no sekian,cewek masih mengaktifkan hp nya. Saya pikir mungkin ia akan lebih mendengar omongan pramugari dibanding saya.

Saya tidak tahu pasti apakah ia benar-benar menuruti omongan si pramugari atau tidak, tapi sekembalinya saya ke tempat duduk, ia sudah tidak bercengkrama lagi dengan hpnya.
Kalau ingin bermain games atau mendengarkan musik, toh masih ada flight mode yang bisa dipilih.

Berada di dalam pesawat, apalagi kelas ekonomi seperti yangs selalu saya naiki, memang hal yang sangat membosankan. Seperti saya, Jakarta-Medan bisa menghaibskan waktu 2 jam perjalanan, itu pun belum dihitung waktu dari kita memasuki pesawat sampai pesawat diijinkan take off, biasanya menghabiskan setengah jam lebih. Ada baiknya kita membawa sesuatu yang bisa mengalihkan rasa bosan tersebut. Tidur mungkin. Selama ini saya menyiasatinya dengan membawa buku atau menonton film dari laptop. Cara ini cukup ampuh mengalihkan rasa bosan dan tanpa sadar sudah waktunya mendarat, bahkan kadang film yang saya tonton belum mencapai endingnya.

Nah bagi kita-kita yang akan bepergian dengan pesawat, saya ajak anda jika melihat ada penumpang lain yang tidak menaati aturan keselamatan penerbangan tegurlah kalau anda punya cukup keberanian. Kalau tidak, mungkin cara saya bisa dicontoh. Cukup laporkan kepada pramugari, biar mereka yang menegur. Semoga saja kita bukan termasuk orang-orang yang karena ketidak tahuan atau ketidak sengajaan, lebih-lebih karena kesengajaan – menjadi penyebab celakanya diri kita sendiri dan orang lain.

Mari kita lebih peduli dengan keselamatan bersama, dengan lingkungan kita. Tidak hanya sebatas masalah penerbangan tapi di semua lini kehidupan. Kita tunjukkan rasa peduli kita dengan berani menegur sesuatu yang salah, yang tidak semestinya. Bisa jadi itulah sumbangsih terkecil kita terhadap kehidupan. 

Jangan gara-gara satu jempol menari, lenyap nyawa sekabin.


Be First to Post Comment !
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature