Hal yang paling saya syukuri dari
bekerja di BRI adalah kesempatan melanglang buana ke seluruh penjuru Indonesia,tanpa
mengeluarkan biaya dari kantong sendiri alias gratis. Belum seluruh pulau sih sempat saya kunjungi. Biasanya kami
diperbolehkan memilih daerah-daerah yang akan dikunjungi, tentu dengan catatan
daerah yang harus dikunjungi jumlahnya banyak, kalau hanya sedikit ya tidak
bisa memilih. Kalau diibaratkan UMPTN , pilihan pertama saya pasti Medan, kedua
Medan, ketiga Medan. Nah sedikit-sedikit nyerempet ke propinsi-propinsi
tetangganya.
Yah manusiawi kan kalau saya
ingin menerapkan motto sekali merengkuh dayung lima pulau terlewati. Alasan
saya, yang sepertinya sudah mulai gak mempan di kuping bos saya, ya apalagi
kalau bukan karena saya sudah menguasai daerah tersebut, jadi kalau monitoring
atau tugas sosiaisasi lain, lebih gampang, lagian sekalian saya pulang nemuin
suami, beribadah gitu lo. Tapi kalau ga ada tugas ke Medan saya mau juga kok ke
tempat lain. Buktinya kemarin saya ga keberatan ditugasin ke Denpasar ( ya
eyalah siapa juga yang nolak).
Dan karena Medan terkenal dengan
oleh-olehnya yang luar biasa lezat , terutama buah durian yang begitu menggoda,
setiap pulang dari Medan teman-teman kantor selalu minta dibawakan oleh-oleh. Tak
bosan-bosannya mereka mengingatkan saya
“Mba win, jangan lupa pancake
duriannya ya”
Dan tak bosan-bosannya saya
menjawab
“ Malas ah, mahal, hehehe”
Sebenarnya bukan harga yang
membuat saya enggan membawakannya, tetapi karena kerepotan yang harus ditempuh.
Pertama-tama saya harus membelinya malam sebelum hari kepulangan karena
keesokan harinya saya selalu menghabiskan waktu bersama suami, tidak
kemana-mana. Kemudian karena pancake tersebut hanya tahan 12 jam di luar
freezer maka saya harus langsung memasukkannya ke freezer, setelah itu
setibanya di Jakarta saya harus cepat-cepat memasukkannya ke freezer kembali .
Nah karena di kost-an tidak punya freezer,terpaksa harus menitip di kosan temen.
Karena nitip pula, tidak etis dong yang dititipin tidak diberi. Satu kotak
pancake isinya sepuluh biji. Tidak mungkin
saya beli satu kemudian temen yang dititipin dikasi separoh kan, berarti saya
harus beli tambahan satu kotak lagi selain oleh-oleh. Mahal di ongkos , sayanya
repot dan besok paginya saya harus cepat-cepat berangkat ke kantor, karena
pancake yang dititipin harus diambil sebelum teman saya tersebut berangkat
kerja. Pyuuh kebayang kan gimana repotnya membawa oleh-oleh yang satu ini.
Belum lagi sesampainya di kantor,
ga enak sama bagian lain yang ga
kedapetan, Cuma dapat nyium aroma duren yang sangat menusuk itu. Makanya saya
selalu katakan kepada temen-teman saya “ Pergi ke Medan aja noh, makan duren sepuasnya
disana”. Trus apa coba jawaban temen-temen saya
“ Gimana mau pergi ke Medan mba,
kalau setiap ada SPJ ke Medan udah diborong sama kamu” hehehe iya juga yah.
Akhirnya saya mengalah dan dengan
segala kerepotan diatas, si pancake pun bisa dinikmati di kantor. Yang bikin
mangkel, eh siangnya waktu saya belanja di Indomart belakang kantor, tertulis
segede gaban disitu
“ Disini jual pancake
Durian, Satu kotak Rp ....-“
Bah…tahu gitu ngapain saya
repot-repot bawa dari Medan.
dan tahulah eike apa yang bakal eike pesen padamu jeng Windi tatkala suaru hari nanti eike mlipir ke Jakarta...:D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePura-pura gak baca :)
ReplyDeletemba, pancake duriannya dong...Gratis ya...
ReplyDeletebenny, baca baik2 tulisan diatas, ga nerima titipan ole2 wkwkwk.
ReplyDelete#nasibpunyatemensenengnya gratisan
Dan karena Medan terkenal dengan oleh-olehnya yang luar biasa lezat , terutama buah durian? Tel U
ReplyDelete