Tak
kenal maka tak sayang………….
“Matimatian”
itu plesetan temen-temen SD ku dulu
untuk si ilmu durjana ini ( parah istilahnya). Seingatku dulu satu kelas
ber-40 siswa ( jangan tanya kenapa satu kelas banyak banget siswanya ya) hanya
aku sendiri yang tidak anti matematika.
Matematika
bagiku ibarat cinta pertama. Sama-sama tidak terlupakan, bikin deg-degan saat
ketemu,, kalau tidak bisa menghadapinya bikin panas dingin. Pokoknya cinta
monyet banget lah, benci-benci tapi rindu.
Waktu
itu usiaku baru lima tahun tapi aku sudah kayak cacing kepanasan saja di rumah
ingin sekolah, akhirnya demi kemashalatan umat ibuku mendaftarkanku di SD
sebelah rumah. Wow senangnya hatiku
membayangkan akan memakai seragam merah putih seperti abangku.
Tapi
apa mau dikata, ternyata kepala sekolah tak mengizinkanku sekolah dengan alasan
umurku belum cukup. Dasar anak ingusan yang belum bisa menerima penolakan,
akupun menangis terisak-isak di ruangannya maksa mau ikutan belajar. Akhirnya
dengan berat hati si Kepala sekolah mengizinkanku duduk di kelas satu dengan
syarat aku harus bisa mengerjakan soal-soal matematika sebagai test masuk. Hehe
siapa sangka di umurku yang masih balita itu aku sudah bisa mengerjakan soal
–soal penambahan dan pengurangan yang disajikan. Sejak itu kecintaanku pada
matematika seperti cintaku pada pacar pertama.
Tak
dinyana, kepala sekolah tempatku menuntut ilmu adalah mantan guru matematika,
maka tersalurkanlah cintaku yang menggebu-gebu .
“
Saban hari matematika “ itu adalah kata-kata pertama yang dikatakan pak Kepsek
saat masuk di kelasku. Saat itu aku duduk di bangku kelas enam, Ibarat mendapat
mak comblang gratis aku mendengarnya.
Mulai
hari itu, pelajaran utama di kelasku adalah matematika. Setiap tidak ada guru yang
mengajar atau lebih dikenal dengan istilah ‘jam kosong’ maka si kepsek akan
masuk ke kelas dan memberikan soal-soal matematika. Dan yang paling membuat
bahagia adalah siapa yang pertama kali bisa menyelesaikan soal maka boleh
istirahat sebelum waktunya atau pulang paling awal . Coba… , apa gak semakin
cinta saja sama pacar pertamaku ini.
Berapa
hasil penjumlahan 1+3+5+7+9+11+13+ …………+87+89+91+93+95+97+99.
Pak kepsek menulis soal di papan tulis. Dengan iming-iming bisa pulang paling awal, kami sekelas berusaha menjadi yang tercepat menghitung penjumlahan tersebut. Tapi eitts, selama ada aku di kelas ini jangan harap ada yang bisa pulang duluan.
Dalam
satu menit aku sudah maju dan menyerahkan kertas kerjaku.
“
Yak satu orang, …....perempuan, !” dengan suara dramatis pak kepsek
mengumumkan. Membuat seisi kelas jadi gerah .
Nah
benar kan , kataku di awal tulisan ini, matematika itu ibarat cinta pertama, ia
membuat kita bahagia sekaligus membuat kita merasa special.
Hmm
,pasti kalian penasaran bagaimana caraku menghitung dengan cepat penjumlahan
sepanjang itu. Gampang aja kok. Aku menamainya rumus “ membunuh ular”. Rumus ini
khusus untuk penjumlahan bilangan ganjil berurutan. Bayangkan kita mau membunuh
ular, ( soalnya panjangnya kayak ular sih):
1. Tangkap
kepalanya
2. Tangkap
ekornya
3. Potong
di tengah badannya
4. Lalu
plintir dengan memangkatkan dua
5. Dapet
deh hasilnya
Untuk
soal diatas , jadi begini nih 1+99 = 100, 100/2 = 50, pangkatkan 2 . hasilnya
2500. Masih gak percaya?? Hitung aja sendiri.
Cat: Tulisan ini diikutkan dlm lomba FTS cinta Matematika , dan gak lolos juga, parrrah :). Tapi tetap pantang menyerah
smangat terus win nulisnya,...semakin dekat dgn keberhasilan di kompetisi menulis
ReplyDeleteHi kak,
ReplyDeletePerkenalkan saya merlyn dari situs HL8 ingin menawarkan kerjasama dalam bentuk program affiliasi dimana anda bisa mendapatkan keuntungan komisi 40% flat dari kami setiap bulannya, Apabila anda tertarik silahkan hubungi kami di affiliate[a]hl8asia .com atau fb saya.
Terima kasih atas perhatiannya
merlyn