1. Beri Contoh Dari Orangtua
Karena anak adalah peniru ulung, maka biarlah ia meniru yang baik-baik dari kita.
Jadi kalau di rumah ada makanan, saya selalu contohkan ke Tara dengan selalu membagi apa yang
ada di rumah ke para penghuni rumah.
" Waaak, ini ada martabak nih wak, yok makan waaaak"
Kayaknya karena selalu lihat saya seperti itu, jadi pas giliran si Tara punya makanan entah itu permen, entah coklat , entah roti, dia pasti otomatis bakal nawarin saya.
" Bunda mau ini (sambil nyodorin permen?"
" Tete..... ini kokat (coklat) untuk tete " ( ngasih coklat ke kakak pengasuhnya).
Xixixi, tapi kadang pas udah kenyang saya suka sebel juga disodor-sodorin Tara permen, hahaha. Terpaksalah pura-pura mau, daripada anaknya ngambek.
2. Ajak Dia Ikut Serta
Walaupun anak kita masih kecil, anggap aja dia seperti orang dewasa yang bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan kita.
Nah, masalah peduli dan berbagi ini pun, biar anak bisa mengerti maka sebisa mungkin libatkan ia.
Contohnya , kemarin pas akikah dan syukuran atas kelahiran anak saya yang kedua, kami memang melakukannya secara sederhana. Sama seperti saat kelahiran Tara dulu, tidak ada yang berlebihan.
Saya dan suami sepakat untuk melakukan akikah di rumah akikah saja. Pertimbangannya selain mudah, praktis, ngga perlu repot.
Kebetulan selama ini kami punya panti asuhan langganan tempat berbagi, dan kebetulan pula ternyata panti asuhan ini juga melayani jasa akikah. Yo wis sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui. Akikahnya dapat, sedekahnya juga dapat.
Saya pikir, ini waktu dan momen yang tepat untuk mengajarkan dan melibatkan Tara langsung apa arti berbagi.
Nah, sebelum ke panti asuhan, saya bilangin dulu ke Tara.
" Tara, kita mau ke panti asuhan lho, disana banyak teman Tara, ntar kita main disana ya"
Mbuhlah si Tara ngerti apa ngga ucapan saya, yang pasti dia antusias sekali .
"Main nda, main" Katanya.
Besoknya kami ke panti asuhan tersebut. Nama Pantinya adalah Al Kahfi. Tara seneng banget ikut.
Dari hasil potong kambing satu ekor, oleh rumah akikah yang dikelola Al Kahfi, menjelma menjadi 75 porsi nasi kotak yang di dalamnya sudah include daging kambing akikah dede Divya.
Saat kami datang, sudah berkumpul disana sebanyak kurang lebih 50 anak panti. Tidak banyak sih hal yang dilakukan, hanya berdoa bersama, membagikan nasi akikah untuk mereka.
Wah Tara ternyata senang sekali, dia semangat membagi-bagi nasi kotak untuk anak-anak panti.
Selesai acara di Panti yang merupakan acara akikah, seminggu kemudian kami mengadakan sukuran kecil-kecilan di rumah omanya Tara. Sengaja kami tak mencampur acara akikah dan syukuran seperti yang lazim dilakukan disini, soalnya takut kecampur sih. Masyarakat sini masih suka bawa amplop kalau ada acara akikah, padahal kan akikah itu bentuk rasa syukur bukan seperti undangan yang nerima sumbangan.
Acaranya sederhana saja, hanya penabalan nama sekaligus menyantuni anak yatim. Kali ini Panti yang kami pilih adalah panti Asuhan Barakah yang ada di dekat rumah ibu saya.
Satu hari sebelumnya, saya ajak Tara belanja aneka snack untuk dibagi-bagiin ke anak Panti.
" Tara, ini ntar makanan dan susunya kita bagi-bagi buat kawan-kawan Tara ya" kata saya
" Ngga mau bundaaaa..... ini punya Tara"
Hadeeeh......
" Iya, kan banyak banget nih, lihat nih susunya aja Tara punya berkardus-kardus, masa mau diminum sendiri"
" Bagi sama kawan-kawan?" Tanyanya
" Iyaa... boleh??" tanya saya
Belakangan ini Tara memang suka sekali, berbicara dengan intonasi itu " Bunda, Tara mau beli memen, boleh?"
Makanya saya pun pakai intonasi dan cara bicara dia.
Supaya dia semangat, aneka snack tadi kami bungkus pakai plastik warna-warni. Sengaja saya biarkan Tara yang masuk-masukin ke plastik, biar hepi aja dia.
Isinya terdiri dari semua makanan kesukaan Tara : Cheetos, Nyam-Nyam, Wafer Coklat dan tiga buah susu Morinaga Chilgo rasa coklat, stoberi dan Vanilla.
Di dalam agama kan diajarkan, kalau kita mau memberi sesuatu kepada orang lain, berilah apa yang paling kita sukai. Makanya saya beli semua makanan kesukaan Tara, minimal ngajarin secara langsung bahwa berbagi itu beri yang terbaik.
Kenapa, saya masukin susu di gudibek ala-ala Tara ini, kok bukan minuman warna-warni yang banyak digemari anak-anak?
Yah simpel aja sih, karena di usia anak-anak , susu kan merupakan asupan bergizi dan penting untuk pertumbuhan mereka.
Saya pilih Morinaga Chil Go, karena ini memang susu yang digemari Tara.
Tara beruntung masih memiliki orangtua lengkap dan bisa megkonsumsi susu Morinaga Chil Go yang memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhannya. Sedangkan anak-anak yatim tersebut belum tentu bisa memperoleh makanan dan minuman dengan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang mereka. Makanya saya ingin minimal mereka juga bisa merasakan makanan dan minuman favorit Tara.
Walaupun tidak memiliki orangtua lengkap, mereka tetaplah generasi platinum sama seperti anak saya.
Susu Morinaga Chil Go ini kemasannya juga praktis dan ukurannya pas untuk anak-anak usia 1-12 tahun. Karena bentuknya cair, jadi praktis mau dinikmati kapan pun.
Morinaga Chil Go ini merupakan inovasi baru dari Kalbe dan Morinaga, dengan banyak kebaikan di dalamnya, yaitu :
Kecerdasan Multi Talenta
Menurut literatur, periode emas pertumbuhan anak terus berlangsung hingga usia 12 tahun. Di dalam setiap kemasan Morinaga Chilgo terdapat nutrisi untuk mendukung periode emas otak anak yang terdiri dari :
- Kolin dan Inositol, yang berperan dalam penyimpanan memoi, kemampuan berpikir, berbicara dan gerakan sadar.
- Vitamin B Kompleks, Zat besi, dan Yodium, yang merupakan vitamin dan mineral yang berperan pada sistem saraf dan konsentrasi anak.
Pertahanan Tubuh Ganda
Namanya anak-anak, masih rentan terhadap serangan berbagai penyakit, makanya anak-anak membutuhkan nutrisi yang juga menunjang daya tahan tubuhnya seperti yang ada di Morinaga Chil go, diantaranya :
- Inulin 1000 mg, yang merupakan prebiotik (makanan bagi bakteri baik) dan serat panganat membantu kesehatan saluran cerna anak.
- Zinc, yang akan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh
- Kalsium, untuk pembentukan tulang dan gigi
- Vitamin A, C dan E yang melindungi sel-sel tubuh agar dapat baik.
Makanya saya pilih Morinaga Chilgo sebagai minuman yang akan dibagikan ke kawan-kawan Tara yang besok kami temui.
Setelah selesai dibungkus semua, besoknya kami berangkat ke rumah oma.
Alhamdulillah acara di rumah oma berjalan lancar. Penabalan nama Dede Divya disertai dengan pemotongan seujung rambutnya. Karena dede Divya kemarin pas berusia 36 hari, yang lebih dikenal dengan istilah selapan, maka sekalian deh dilakukan cukur rambut dan sunat untuk dede Divya.
Begitu kawan-kawan Tara datang, hualaaaah si anak wedokku itu gembiranya bukan main, langsung mengajak mereka main, xixxi. Kalau ngga dihentikan mungkin bakal seharian tuh anak-anak diajak kejar-kejaran sama Tara.
Tapi, akhirnya berhasil juga si Tara anteng dan ikut ngaji, membaca ayat-ayat pendek bersama para anak yatim.
Setelah acara selesai, sebelum pulang, gudibek hasil karya Tara dibagi-bagi ke kawan-kawannya. Mereka senang sekali, Sebenarnya saya pengennya sih, mereka makan snacknya bersama -sama dengan Tara, tapi pada ngga mau, maunya dibawa pulang aja katanya, biar bisa dibagi sama adeknya. Ya sudahlah.
Si Tara tumben banget anteng dan semangat membagi-bagikan gudibeg ke mereka, sambil membaginya saya tanyain ke Tara
" Tara bagi-bagi apa tuh sama kawan-kawan"
" Bagi jajan Tara bundaaaa..... buat kawan-kawan"
Xixixi lucu lho dengerin dia ngomong gitu. Senang, akhirnya si Tara mau juga berbagi dengan orang lain.
Setiap ada yang ngucapin terima kasih dia bakal menjawab " Cama-cama......" ^_^.
3. Puji Anak
Setelah acar selesai dan anak-anak yatim sudah pulang, saya langsung bilang terima kasih dan memuji Tara.
" Tara pintar banget ya, udah mau berbagi sama kawan-kawannya"
Sampai sekarang kalau berhasil melakukan sesuatu, Tara pasti bilang " Bunda... bunda..... Tara pintar"
Bahkan kalau saya melakukan apapun, kayak yang bukain kemasan permennya lah atau bantuin Tara memakai baju, setelahnya pasti dia akan bilang " Bunda pintar" hahahah, sok tua banget anak guweh.
4. Lakukan Pengulangan
Berikutnya, tetap lakukan pengulangan untuk hal-hal baik agar anak selalu ingat. Karena anak adalah peniru ulung, maka semakin sering ia melihat kita melakukan sesuat semakin sering ia meniru, dan lama kelamaan akan menjadi rutinitas dan kebiasaan baginya.
Mudah-mudahn apa yang saya lakukan, benar-benar bisa dicerna dan diingat oleh anak saya itu.
Sebagai orangtua memang tugas kitalah untuk menciptakan suaka yang baik untuk anak dengan mengisi hari-harinya dengan hal-hal baik. Mengisi memorinya dengan kenangan-kenangan baik, dan mengajarkannya kebiasaan-kebiasaan baik agar ia menjadi pribadi yang lebih baik dari kita orangtuanya.
Kepedulian terhadap sesama dan kebiasaan berbagi kepada orang yang membutuhkan, mudah-mudahan bisa membentuk Tara menjadi anak yang memiliki empati yang tinggi, sehingga kelak, saat saya dan papanya sudah tidak ada, Tara dan adiknya, Divya bisa tetap saling mengasih, peduli seperti kisah kakak beradik petani yang saya ceritakan sebelumnya