Untukmu ibu-ibu yang (katanya) Gagal Memberi ASI Eksklusif

Tuesday, August 16, 2016


Untukmu ibu-ibu yang (katanya) gagal Memberi ASI Eksklusif

Dear moms,senasib sepenanggungan. Apa kabarmu hari ini. seminggu kemarin mungkin adalah minggu yang cukup berat yah, atau biasa aja?

Minggu lalu, seperti biasa setiap tahunnya, mulai tanggal 1 sampai 7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia. Yup, satu minggu yang didedikasikan khusus untuk memperingati sekaligus mengkampanyekan pentingnya menyusui bagi ibu, dan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi dibawah usia 6 bulan.

Biasanya beranda fesbuk saya bakal dipenuhi dengan uploadan sertifikat lulus S1, S2 bahkan S3 ASIX, dan  tak ketinggalan foto-foto kulkas penuh botol ASIP yang jujur saja  membuat saya iri to the max.

Baca Tulisan mak Isti untuk Collaborative Blogging :


Melihat semua itu tentu saja saya ikut berbahagia. bahagia karena melihat ibu lain bahagia, karena memang yang namanya kebahagiaan itu menularkan yah. Dan semua itu menjadi penyemangat dikala melihat isi kulkas sendiri yang cuma dihuni oleh botol ASIP yang sepertinya cuma cukup buat setengah hari saja. Duh Gusti.

Iya sebagai ibu yang pernah gagal memberi ASi eksklusif, terus terang saja, dulu, Pekan ASI Dunia ini selalu membuat saya deg-degan. Deg-degan apakah saya bisa melewatinya tanpa baper. Karena tiga tahun yang lalu, kalau adaaa aja yang ngomongin soal masalah perASI-an , saya bisa mendadak mellow, hahaha, emak labil  memang mudah terprovokasi yah.

Syukurlah masa-masa itu sudah lewat. Dan alhamdulillah juga untuk anak kedua ini, progress pemberian ASI saya mengalami perubahan, jauuuh lebih baik dari saat menyusui Tara dulu.

Kemungkinan besar karena saya yang nothing to loose gitu. Ekspektasinya udah ngga tinggi banget, jadi lebih slow. Eh Alhamdulillah ASInya malah lancar jaya, minim drama. Beda banget dengan saat anak pertama, dramanya banyak beneer. Mulai dari membohongi diri sendiri, nangis-nangis, sampai super sensi masalah ASI.

Jadi, i feel you bangetlah sama-ibu-ibu yang gagal ASIX sedunia. 

Untuk ibu-ibu seperjuangan, saya mau menyampaikan  hal ini padamu

You are Not Alone

Dear moms,you are not alone.

Jangan merasa sendiri moms, ada saya, kami dan banyak ibu lain yang tahu bagaimana perjuanganmu. Bagaimana kau terbangun di malam hari untuk menyusui bayimu, makan terburu-buru di jam istirahat kantor agar bisa pumping tanpa mengambil terlalu banyak jam kerjamu,bahkan rela menggunakan toilet sebagai tempat yang harus kau yakini nyaman untuk menyediakan ASI bagi buah hatimu di rumah. Dan ternyata hasilnya tidak sesuai harapanmu, tak mencukupi kebutuhan bayimu.

Ngga perlu cerita moms,saya tahu banget. Dari matamu, kami tahu apa yang kau rasakan. I feel you moms

( Baca : Anak Saya Minum Usfor, Memangnya Kenapa ?)

Jangan Merasa Bersalah

Moms, jangan pernah. Saya katakan,jangan pernah merasa bersalah, saat akhirnya kau harus merelakan anakmu minum susu formula sebagai tambahan dari ASImu yang entah kenapa tidak selancar dan melimpah ruah seperti ibu lainnya.

Kita tidak sedang berbuat kejahatan moms.

Tutup telingamu saat ada yang dengan enteng berkata "kalau mau usaha pasti bisa"

" Menyusui itu alami kok,natural,mudah"

 atau

 " Yang penting mindset kita, kalau mindset cukup pasti cukup".

Tidak apa moms, tidak perlu kau pikirkan itu.

Kita adalah seorang ibu,kita pasti akan memberi yang terbaik untuk buah hati kita. Jangan merasa bersalah moms,lakukan apa yang terbaik yang bisa kau lakukan.

Tidak Perlu Bersedih

Iyes, kita adalah ibu-ibu yang mungkin tidak bisa memberi ASI eksklusif seperti yang dikampanyekan pemerintah. Kita tidak berhasil mencapai goals seperti ibu-ibu pejuang ASI, tapi kita tidak perlu bersedih moms,  karena di luar sana banyak ibu-ibu lain yang bahkan belum pernah merasakan hangatnya pelukan si kecil. Hapus airmatamu sista, tersenyumlah, syukuri setiap rezeki yang kita miliki saat ini.

Stay Possitive Thinking

Menyakitkan memang mendengar anak kesayangan kita dikatain anak sapi, dituduh sebagai ibu yang kurang usaha, dicap sebagai ibu pemalas bahkan lebih parah lagi, dipastikan anak kita bakal penyakitan.

It's ok moms, anggap saja itu sebagai bentuk perhatian dari ibu lain. Mereka hanya ingin kita bisa memberi yang terbaik seperti yang mereka lakukan. Jadikan itu sebagai penyemangat, bahwa begitu banyak orang yang perhatian ke kita.

Tak perlu bersusah payah menjelaskan

Saya tahu moms,pasti kau ingin sekali menjelaskan kepada mereka alasan dibalik semua yang kau lakukan.

Kau ingin menjelaskan bagaimana usaha kerasmu,kau ingin mengatakan segala cara yang telah kau lakukan. Berapa panci sayur yang kau konsumsi setiap hari, bahkan berapa kali kau ganti pompa, demi merangsang ASI keluar dari payudaramy.

Atau mungkin kau hanya ingin berkata, semangati aku jangan malah menekanku.

Sudahlah moms,tidak perlu lalukan itu. Cukuplah kita yang tahu, dan doakan agar ibu lain tak mengalaminya.

( Baca : Tips mengatasi bayi bingung puting )

Jangan Pernah Menyerah

Walau hasil perahan kita tak bisa mengisi kulkas yang bisa dibanggakan di sosmed, jangan pernah menyerah moms. Tetap berikan ASI seberapa adanya. Tanamkan sugesti bahwa kita bisa. Yakinlah moms tidak ada usaha yang sia-sia. Tiap tetes ASI yang kita alirkan ke mulut malaikat kecil kita, inshàa Allah menjadi bekal imunitasnya.

Berdamailah Dengan Diri Sendiri

Jangan pernah kecewa kepada diri sendiri. Percayalah kita sudah berusaha semaksimal yang kita bisa, sekuat daya kita. Jika hasil tak sesuai harapan, berdamailah dengan diri sendiri moms.

ASI itu Rezeki

Karena rezeki adalah hak yang Kuasa, maka tak elok kalau kita meminta disamaratakan atau bahkan mempertanyakannya. Karena mungkin ibu lain diberi rezeki ASI yang berlimpah, kita diberi anugerah rezeki di hal lain.

Lihatlah senyum si kecil saat kau meggendongnya. Rasakan lembut kulit tangannya saat menggenggam tanganmu dan ciumlah wangi surgawi dari mulut mungilnya.

Itu semua rezeki moms, sama seperti rezeki ASI bagi ibu lain.



Kita Bukan Ibu Yang gagal

Dear moms,

You are Not a failed mother.

Karena memberi ASI hanyalah satu dari sekian hal penting dalam perjalanan menjadi seorang ibu. Berhasil tidaknya pemberian ASIX tidak menjadikan kita ibu yang gagal.

Karena ASIX bukanlah tujuan tapi adalah ikhtiar. Jika ada orang lain yang mengatakan kita gagal, let it go, yakinlah mereka tidak bermaksud menyakiti, hanya mungkin pemilihan katanya yang kurang tepat.

So, tersenyumlah moms, lihatlah malaikat kecil di pangkuanmu, baginya kau adalah semestanya tanpa mengukur berapa liter ASI yang bisa kau berikan padanya.

Tegakkan Kepalamu

Yes, jangan menunduk moms,jangan malu, tegakkan kepalamu. Rayakankah pekan breastfeeding ini. Kau pun berhak bersuka cita. Kau berhak memiliki momen ini. Karena kau,kita, saya juga seorang ibu.

Karena menyusui bukanlah test untuk menjadi ibu sejati.

Peluk sayang dariku



55 comments on "Untukmu ibu-ibu yang (katanya) Gagal Memberi ASI Eksklusif"
  1. Saya jadi baper bacanya. Saya pun anak yang dibesarkan dengan susu formula. And we always love our mom :) Betapa kurang-ajarnya kami kalau perjuangan Ibu cuma dilihat dari normal atau cesar, ASI atau ASI-Sufor.

    Nggak bijak rasanya kalau ngatain anak orang anak sapi. Teman saya pernah digituin dan dia balas, "Anak lu anak anji**. Emaknya menggonggong aja kayak anji**"

    Nothing to be baper. Temenan sama yang sepaham aja, biar nggak ada debat di antara kalian. Gunain waktu buat mendidik anak aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maaak. mari saling mendukung ya maak.peluuuk

      Delete
  2. Aku ngga dapet ASI yang cukup waktu kecil dulu, cuma beberapa bulan aja dan almh mama menggantinya dengan sufor. Alasannya karena waktu itu habis operasi kelenjar yang tumbuh di dekat payudara beliau, sehingga ASI nya berhenti total. Setahuku almh mama juga ngga pernah menyesali kondisi itu karena menurutnya yang penting gimana orang tua memberikan kasih sayang dan asupan gizi yang cukup supaya tumbuh kembang anaknya baik. Walau aku belum pernah menjadi ibu, aku rasa cinta kasih orang tua kita dalam membesarkan, merawat dan mendidik kita sebagai anaknya aja, udah lebih dari cukup. Dan ngga ada alasan untuk membandingkan rasa cinta kasih dengan ASI dan sufor :). Karena apapun yang para ibu berikan pasti yang terbaik untuk buah hatinya :).

    ReplyDelete
  3. Mba Windi, aku padamuh deh :)
    huhuhu saya sering banget mendapatkan penghakiman karena gagal memberi asi pada bayi saya :(

    membaca tulisan ini serasa menemukan teman seperjuangan sekaligus memberi tambahan kekuatan dan keyakinan pada saya bahwa saya bukanlah ibu yang gagal seperti yang banyak orang katakan.

    ReplyDelete
  4. Anak pertamaku dulu juga jatuh bangun ngASI-nya, nggak mulus. Makanya tak ada satupun ijazah S1, S2, S3, S4 dan S-S lain buatnya. Tapi saya tetep bangga pada diri saya sendiri, bisa memberi ASI buat anak walau gak sesempurna yg punya ijazah hehe. Nggak ada ibu yg gagal kok, wong nggedein anak gak cuma diliat dr apa yg diminumnya, makin gedhe perjuangannya makin berat nnati huwaaaa moga2 saya berhasi ndidik anak2 ini jd "org bener" aamiin :D

    ReplyDelete
  5. Hai Windi, iya betul banget yg punya pengalaman gagal ASI bukan cuma Windi kok, tapi banyak termasuk saya. Menyerah? Marah? Tidak lah. Semua melalui proses belajar,bukan berarti gagal segala-galanya kan. Toh akhirnya kita belajar dan berproses. Ga ada Ibu yg gagal. Saya juga anak kedua baru bisa ASIX dan lanjut sampai umur 2 th lebih, alhamdulillah.
    Setuju sama yg ditulis Windi. Semangat!!!

    ReplyDelete
  6. Tulisan ini menghibur saya yang gagal kasih ASIX mak Win

    Tapi cuma 2 bulan aja sich minum full sufornya, setelah umur 6 bulan- 2 tahun lebih baru full asi.

    ReplyDelete
  7. Bener banget .. never ending question ..

    kuncinya tetap bersyukur. Alhamdulillah udah di kasih kepercayaan buah hati, mungkin d luar sana masih menanti kepercayaan.

    thx u mba sharingnya. salam kenal

    ReplyDelete
  8. luuuuv your post mbaaa ^o^.. aku tremasuk yg ga bisa ngasij ASI ke anak2ku.. cuma sebulan masing2 anak, dan kemudian stop.. ada alasannya memang, termasuk sempet babyblues yg panjang dan drama2 lain.. tapi ya sudahlah... mungkin aku juga bukan tipe ibu yg bertekad ngasih asi ekslusif sih mbak.. krn dari keluargaku sndiri, aku dan 3 adek2ku ga ada yg 1 pun anak ASI, krn mama memang ga bisa nyusuin kami waktu itu.. bisa jd krn kebawa ama hal itu, dan merasa aku dan adek2 juga tumbuh normal tanpa ASI, aku jd ga terlalu bertekad soal asi ke anakku..

    apapun, slalu bersyukur anak2ku masih ttp sehat dan pertumbuhannya normal kyk anak2 lain.. btw, anakku yg kedua ini walo g dpt asi dr aku, tp dia sesekali msh minum asi juga dari kakak iparku yg kebetulan punya anak sama2 co seumuran.. dan krn asi dia melimpah, makanya diksh sebagian untuk anakku yg kedua ini :D..

    ReplyDelete
  9. Jadi ibu bekerja yg juga menyusui tantangannya memang cukup berat. Apalagi saya kl stres dikit mempengaruhi produktivitas asi

    ReplyDelete
  10. Jaman dulu kayaknya ga ada ibu2 yg gampang baper soal ASI, mau asi atau gagal asi, asyik2 aja, ga ada yg sampai menyesali diri. Aku pun dulu bukan anak ASI. Yaa, mungki karena dulu belum ada sertifikat ASI yg bertebaran di media sosial ya :)

    ReplyDelete
  11. Bagaimanapun semua Ibu adalah pejuang, termasuk berjuang memberikan yg terbaik pada anak2 yg dilahirkan dlm berbagai hal.

    ReplyDelete
  12. Wah seneng deh ada temennya haha. Kalo aku sih yg ga kuat itu pas episode ke dokter buat imunisasi di thn pertama, kalo ketemu dokter yg nge-judge keputusanku utk ngasi sufor aduh deh ampuuun! Pdhl ya perjuangannya udah berdarah2, eh asi yg keluar ya cuman setetes aja. Hiks. Artikelnya menyejukkan hati nih :)

    ReplyDelete
  13. Jujur nih, aku masih mellow dan suka baper loh Mak kalau bicara soal ASI Eksklusif. Soalnya nyinyiran datang dari keluarga besar suami. Padahal aku kan ngasih Juna ASI meski campur sufor... hiks :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak, kita sama, meski sekarang saya udah gak ngasih asi eksklusif lg..

      Delete
  14. Masalah ASI ini bnr2 bikin baby blues, sempet merasa gagal Krn di judge macem2.. Tp seperti yg di bilang smw ibu tau yg terbaik u/ anaknya. Toh sya SDH berjuang,pompa dll ttp ga cukup u/ bayi sy yg minum susunya kuat..
    Tulisannya cukup menyenangkan diri sendiri, hehe.. N ternyata byk jg yg seperjuangan..

    ReplyDelete
  15. Baper bacanya, ternyata aku gak sendirian yg punya problem gini. ya kita punya alasan masing2 kenapa gak bisa kasih asi ekslusif, padahal udah niatnya ekslusif tapi hasilnya gak sesuai sm ekspektasi.
    anakku hampir 1 tahun masih baper, sedih, nyesel, kecewa. tp selalu semangat, selalu kasih yang terbaik.

    ReplyDelete
  16. Iya banget... Pas banget denganku. Skr lg punya anak pertama dan asi gk melimpah ruah. Ketika dibantu sufor pertama kali, lgs nangis bandang. Rasanya gagal jadi ibu :'(
    Terimakasih tulisannya mbak Windi, membesarkan hati sekali....

    ReplyDelete
  17. Tulisannya bagus :D suka sekaliii..

    ReplyDelete
  18. Hay mbak, salam kenal ya...senang bertemu dengan teman senasib sepenanggungan.

    Setelah perjuangan dan perang batin yang luar biasa, akhirnya saya nyerah dan pasrah karena si bayi harus minum Asi campur sufor karena diperah segimanapun dan sesering apapun, asi saya sayang keluar sedikit, bahkan kalau sering dipompa malahan si bayi kayak nggak puas gitu kalau saya susui langsung.

    Semua ibu hebat dan mau yang terbaik buat anaknya, semua ibu hebat dengan caranya masing-masing ;))

    ReplyDelete
  19. Hay mbak, salam kenal ya...senang bertemu dengan teman senasib sepenanggungan.

    Setelah perjuangan dan perang batin yang luar biasa, akhirnya saya nyerah dan pasrah karena si bayi harus minum Asi campur sufor karena diperah segimanapun dan sesering apapun, asi saya sayang keluar sedikit, bahkan kalau sering dipompa malahan si bayi kayak nggak puas gitu kalau saya susui langsung.

    Semua ibu hebat dan mau yang terbaik buat anaknya, semua ibu hebat dengan caranya masing-masing ;))

    ReplyDelete
  20. Saya mengalaminya saat ini.. Membaca ini sayab jd tidak merasa sendirian. Saat ini sy ttp memberikan asi meski tdk mencukupi kebutuhan bayi saya dan hrs dibantu sufor. Sejak kecil saya dan Kaka saya juga mmg tdk asi.. Kdg sy merasa sedih kenapa anak sy hrs sama dgn saya tdk bs mendapatkan asi yg berlimpah 😢 Terimakasih artikelnya mbak win sy jd tdk merasa sendirian..

    ReplyDelete
  21. Baru baca postingan ini dan langsung baper huhuhuhu. Saya juga ga asix, tau banget rasanya...
    Paling baper pas bagian "Ngga perlu cerita moms,saya tahu banget. Dari matamu, kami tahu apa yang kau rasakan. I feel you moms"
    Thanks mbak windi, saya ga sendiri.

    ReplyDelete
  22. Terima kasih banyak Mbak Windi meluangkan waktu untuk menulis artikel super ini. Sukses nangis bombay saya. Saya kebetulan sedang agak tertekan dua minggu terakhir karena anak mulai bingung puting dan pilih dot tertentu sedangkan ASI saya cuma 40-50% asupan susu dia per hari. Boro2 mau punya stok dan bgimana untuk menaikan supply ASI kalau anak ga mau menyusui langsung? Pertanyaan2 itu terus2an ada di benak saya dan sedih memang lihat anak pilih dot ketimbang saya. Apalagi saya juga pakai suster karena tuntutan kesibukan. Banyak merasa bersalah karena ini anak pertama, dan sy sudah aktif bekerja sejak 3 minggu lahiran (cesar) anak. Tapi memang setiap Ibu punya cerita dan challenges sendiri2. Betul yang Mbak Windi bilang, kita mau yang terbaik untuk anak dan tidak bisa diukur hanya dengan ASI saja. Kalau saya pikir, perjuangan kita lebih berat saat anak2 beranjak dewasa dimana pendidikan moral dan bermasyarakat sangat penting. Jadi saya mau berhenti untuk khawatir masalah ASI dan menikmati proses pertumbuhan si kecil saja. Daripada saya stres masalah ASI ini setiap hari dan jadi momok selama mengurus si kecil. Sekali lagi terima kasih banyak Mba Windi.

    ReplyDelete
  23. Terima kasih mbak ... Mskipun tdk salaing kenal, Dan mskipun ASI utk and ketiga saya ttp sedikit, saya cukup terhibur Dan semangat lagi. Ini Anak ketiga saya, laki2 pertama lagi....ntah kenapa kok ASI saya bnr2 sedikit, sdgkan kakak2nya bisa banjir Dan bisa sampai 3 tahun. Entah faktir lahiran SC, atau obat2an stlh operasi, atau ukur saya. Sudah berbagai sayuran bening saya telen, vitamin, booster ASI betbagai Varian, ASI malas keluar. Saya pumping terus yg ada sakit banget...tiap pumping hanya 20 Ml....pdhal si kecil sekali minum skrg 90-120 ml....sedihhhhhhhh...
    Kalau kata suami itu pride my saja yg terluka, mau ngotot kasih ASi tapi Anak dehidrasi? Atau kamu tambah sufor biar sehat? Itu saat seminggu lahir Andrew divonis dehidrasi karena saya masih kasih ASI saja, utg setelah semalam observasi plus kasih sufor, bsknya langsung pulang. Mmg perjuangan ibu tdk berhenti sampai kasih ASI saja, tapi mmg itu menurut saya hal terbaik yg bisa saya kasih ke anak2 saya ktika awal hidupnya. Tks ya mbak...masih baperan saya nya tapi sedikit bisa tersenyum lagi :)

    ReplyDelete
  24. Trims for sharing, mbak. Ternyata saya engga sendirian. Saya lahiran SC dan ASI yang keluar sangat sedikit, di bawah 20 ml kalo dipompa dan hanya memberi ASI (itu pun dicampur sufor) selama sebulan.

    ReplyDelete
  25. Ternyata saya ga sendiri,,, lahiran caesar n asi+sufor sampe mo bln ketiga ini berasa kaya ibu gagal,,,hiks,,hiks,,,udah coba mulai dr sayuran sampe jus pare eh mlh maag nya kumat, suplemen jg udah. Ngurus smuanya sendiri berasa bnget, full irt, suami sminggu skali pulang, bdn berasa remuk, ketambahan baper mslh ASI. Tp mudah2an bisa lanjut ngasih ASI sampe 2 thun biarpun dah kcampur sufor. Ttp nyemangatin diri sndiri,,caiyo

    ReplyDelete
  26. Ternyata saya ga sendiri,,, lahiran caesar n asi+sufor sampe mo bln ketiga ini berasa kaya ibu gagal,,,hiks,,hiks,,,udah coba mulai dr sayuran sampe jus pare eh mlh maag nya kumat, suplemen jg udah. Ngurus smuanya sendiri berasa bnget, full irt, suami sminggu skali pulang, bdn berasa remuk, ketambahan baper mslh ASI. Tp mudah2an bisa lanjut ngasih ASI sampe 2 thun biarpun dah kcampur sufor. Ttp nyemangatin diri sndiri,,caiyo

    ReplyDelete
  27. Terimakasih mb windi sudah buat tulisan ini,, bener2 bikin saya nangis bombay
    Saya juga terpaksa memberi sufor + asi untuk anak saya walaupun masih banyak sufornya tiap hari tapi saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk memberikan asi saya.

    ReplyDelete
  28. Makasih Mbak Windi ... luv u so mucchhh ... babyku udah 4 bulan n harus ditambah sufor sejak lahir krn ASIku cuma seemprit. Suka sedih n mak jleb kalo liat postingan foto ibu2 yg mamerin kulkas yg dijejali ASI perah. Aq mah boro-boro. Blm lagi saudara suami yg suka mamerin"keberhasilannya" memberi ASIX. Tapi ya sudahlah, every woman has her own battle". :)

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah.. ternyata saya ngga sendiri..!

    Saya jg mengalami hal yang sama bunda2 semua, saya terpaksa memberikan asi + sufor untuk anak saya yg skrg usianya 1 bulan. Awal melahirkan sbnrnya asi saya lumayan banyak dan anak saya jg mau nenen.. tp karena bbrpa hari kemudian puting saya lecet parah, anak tiba2 gamau nenen lagi.. mungkin dia merasakan ada yg berbeda dgn puting saya, setiap mau nenen, langsung dia lepasin, begitu terus.. alhasil dia nya nangis terus karena ga dapet minum.. lalu saya memutuskan untuk dibantu dgn sufor sambil saya tetap pompa asi saya walau skrg sekali pompa hanya dapat 10-20ml.. tetap saya syukuri.. saya sdh coba macam2 asi booster dan saya juga sdh praktekin metode power pumping (yg katanya bisa meningkatkan volume asi perah) tapi nyatanya asi pompa saya tetap tdk ada peningkatan. Saya sampai merasa gagal dan selalu berpikir "apa cuma saya yg seperti ini?" tapi saya coba utk hilangkan pikiran itu dan mencoba positif thinking. Memberikan sufor pada anak bukanlah sebuah dosa. Itu terus yang saya camkan.

    Yuk kita tetap semangat bunda.. demi si buah hati

    ReplyDelete
  30. Ibu windi. Terimakasih. Dengan tulisannya saya menjadi sangat terharu. Air mata sampai mengalir. Mengingat saya terus mendapat judge tentang ini. Ternyata diluar sana masih banyak yg bernasib sama. Dan tulisan ibu menengkan saya. Luv

    ReplyDelete
  31. Tanggal 1 agustus kemarin lahir cesar anak pertama ku setelah penantian 4 tahun. Hari pertama kedua anakku sudah di ajarin untuk nenen di saya dan ngenyotnya dah bisa walaupun puting ku tenggelam. ASI masih belom netes tapi pas dipencet putingnya sudah keluar ASI nya dan kata spog ku, suster jaga, petugas laktasi yg visit ke kamar bilang asi ku bagus sudah banyak. Spog ku malah menurunkan porsi booster asi yg di resepkan. Hari ketiga saat anakku sudah pengen nen, payudaraku bengkak, tapi asi masih blm keluar. Dibantu pumping sampai rasanya mau pecah tapi yg keluar hanya sseujung dot. Sesih banget anakku semalaman nggak berenti nangis akhirnya diputuskan tambah sufor karena anakku udah mulai kuning. Ditambah aku belom maksimal bisa gendong sikecil karena sakit operasi masih terasa dan belom bebas bergerak. Sampai satu minggu pertama aku coba pumping terus tapi hasilnya tetap aja paling banyak 50 ml dalam 1 hari. Dan semakin kesini semakin sedikit karena anakku udah menolak tiap aku ajarin nenen langsung. Sudah bingung puting. Sampai sekarang aNkku sudah 15 hari tetap aku usahakan asi walopun yg keluar hanya 10 cc dan aku mencoba bersyukur berarti rezeki asi anakku untuk hari ini adalah segitu. Alhamdulillah saja semoga diberi rezeki dalam bentuk hal lain untuk anakku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba.. ini persis bgt sm pengalamanku.. aku juga baru lahiran sc tgl 25 agt kmarin, skrg aku lg berjuang memberikan asi, permasalahan mulai dr puting datar, asi sedikit,sampai skrg ini anak bingung puting bener2 menguras energi lahir batin..
      Senang rasanya tahu bahwa saku gak sendiri, bahwa banyak ibu2 lain yg juga berjuang bahkan bisa saling menyemangati seperti ini.

      Delete
  32. Terima kasih mba sharing nya . Sekarang saya merasa lebih baik dan percaya diri .

    ReplyDelete
  33. Thanks mba atas sharingnya.. alhmdulillah sya tdk sendiri.. sebenarnya berasa blm jdi ibu yg sempurna gara2 asinya cmn sdkit dan anak sdh nggak mau nenen lg.. padahal anakQ bru 1 bulan lebih.. stress lg luka bekas jahitan abis lahiran blm sembuh jdi klu duduk nggak bisa lama2. Mungkin itu jg pengaruh asi sya cmn sdkit (kadang ada, kadang nggak ada sma sekali). Kadang malam suka nangis2 sendiri mengingat keadaan sya yg nggak bisa mengASIhi.. semua cara sdh dicoba. Berbagai macam booster asi sdh dicoba, makan makanan untuk pelancar asi, suplementasi jg.. tp semua nggak ngaruh.. mana anak sya kuat nyusunya.. biarpun sampe skrng sya tetap berusaha untuk memberikan asi. Semoga berhasil.. setelah baca artikel ini bangkit lg semangat sya biarpun anak sya minum sufor.. mungkin rezeki Qt bukan ASI karena ASI jg pemberian dari Allah, mungkin rezeki Qt diberikan materi lebih dan bisa membeli Sufor.. disyukuri sja semuanya.. Alhmdulillah atas nikmat yg Allah berikan berupa anak laki2 yg sempurna setelah 6 tahun pernikahan.

    ReplyDelete
  34. Haii salam kenal buibu.. Aku juga punya pengalaman yg sama banhet.. LahoranLtgl 6 september kmrn.. Seminggu ak baru kluat asi.. Pulang dari RS suamik udah kesana kesini cari sayuran hijau biar asi keluar.. Nyatanya seminggu baru keluar itu aja 50ml palingan setelah ngotot pumping alhasil seminggu pertama anakq full aufor. Baru setelah seminggu keluar samoai sekarng usia hampir 3 bulan banyakan asi walaupun masih ak kasih sufor karena anakq banter nenennya dia cowo.

    ReplyDelete
  35. HUHUH aku lagi galau banget kayaknya tanda-tanda ASI mulai nggak mencukupi gara2 udah masuk kerja lagi. Kemarin terpaksa banget beli sufor untuk jaga-jaga, rasanya pediiiih banget. Barusan pumping di kantor dapatnya baru sedikit, jadi galau & nemu postingan ini. Sedih langsung nangis di meja, tapi somehow jadi agak lega...

    ReplyDelete
  36. Assalamualaikum,

    Artikel yang sangat baik. Saya harap banyak pembacanya bukan hanya ibu2 yg mengalami Kasus yang sama tetapi juga para semua wanita yg harusnya saling mendukung sesama wanita. Stop woman shaming dalam bentuk apapun (Belum menikah diusia yg sudah cukup, belum memiliki momongan, belum bisa melahirkan normal, belum bisa ASI)...😭😭

    Bukankah perjalanan hidup Kita masing2, bukankah ALLAH memberikan rezeki masing2..

    Semangat untuk semua wanita/istri/ibu yang sedang berjuang untuk mendapatkan jodoh, berjuang mendapatkan momongan, berjuang melahirkan normal, berjuang meng"ASI"hi..Tetaplah bersyukur dengan apapun yg Kita miliki Hari ini...Tetaplah bahagia, positive thinking. Agar segala kebaikan mudah datang pada kita.

    ReplyDelete
  37. Bapeeer bngt bacanya 😩😩
    Seneng bngt ada yg kasih support di tengah kegalauan asi yg semakin ke sini smkn sedikit. Entah, mungkin krn faktor stres yg tinggi krn si baby hbs sakit. Dibawa ke dsa, oleh dsa ditekan hrus kasih asi, stop sufor. Setengah hari coba nenen trs, la kq siangnya badannya semlenget, khawatir dehidrasi, akhrnya lah disambung sufor. Merasa bersalah, nangis, benci ma diri sendiri tp stlh baca tulisan ini jadi terus semangat utk ttp pumping dan nenen berapapun hasilnya, semoga menjadi barakah utk bayi saya 🙏

    ReplyDelete
  38. Sediiiiiih, seketika nangis bacanya. Karna aku lagi merasakan hal sama. Waktu umur babyku 1-3 bulan kulkasku penuh dengan ASIP. Ceritanya dipersiapkan untuk nanti setelah aku selesai cuti kerja. Waktu terus berjalan, dan babyku minum ASI sangaaat kuat. Sampai di umur pas 5bulan ini bener2 surut. ASIP sisa 2 botol di freezer. Kebayang sedihnya kaya apaaa, ketika suami udh mempersiapkan susu formula terbaik. Ga tega rasanya, sedih rasanya, diri ini tdk mampu untuk memberikan yg terbaik untuk anak keduaku ini. Tp Tp setelah baca blog mba windi, aku ngerasa semangat lagi. Berapapun hasil tetap disyukuri. Semangat, bebaskan pikiran supaya ASI tetap lancar jaya. Makasih mba windi supportnya untuk aku dan ibu-ibu yg lain. We can do it💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. hikssss cerita ini persis sedang saya alami saat ini. terima kasih sudah berbagi dan saya merasa tidak sendiri. Tulisan Bu Windi di atas juga sangat sangat bermakna buat sy. yes we can do it!

      Delete
  39. Sedih banget baca artikel ini,ngena banget di aku yg jg senasib yang baru lahiran sekitar 2minggu yg lalu,ASI kU bru keluar di hari ke 5 setelah lahiran setelah berjuang pumping setiap saat dan dinen kan langsung ke ke bayiku.Dari hari pertama aku kasih anakku ASIP dari temanku,smpe sekarang pun udah 2minggu masih pke Asip bantuan dari teman baikku,karena asiku ga lancar sekali pumping cuma dpt 20ml..sedangkan anakku kuat minumnya,smpe aku berpikir mau smpe kapan anakku minum Asip dari temanku yg sekarang jd ibu susu nya???malam ini dengan berat hati aku dan suami pergi ke minimarket buat beli sufor,smpe di minimarket liat berjejer macam2 sufor aku langsung nangis seketika sedih rasanya mau minumkan anakku sufor,,suami smpe panik ngeliat aku tiba2 nangis gtu,tp ga ada pilihan lain dan mau ga mau aku tetap minumkan sufor walaupun tetap pumping,Seberapapun aku dapat hasil pumpingku aku harus tetap kuat demi anakku..terima kasih buat artikel ini udah ngasih tau kalo aku ga sendiri dan masih banyak para ibu2 yang senasib sama aku ����

    ReplyDelete
  40. Terima kasih mbak windi sudah menuliskan artikel ini, setidaknya mengurangi rasa down saya ketika tidak bisa menyusui layaknya ibu2 yg lain diluar saya.

    Menyakinkan diri sendiri bahwa saya tidak sendiri, banyak ibu2 yg mengalami hal yg sama, comment2 diatas cukup mewakili keluh kesah saya, yg ingin sekali memberikan yg terbaik setelah menanti hadirnya anak di usia pernikahan ke 3 kami

    Satu hal yg saya ecam-kan dibenak, bahwa tugas saya sbg ortu tidak berhenti disini (tentang asi), yg terpenting ialah bagaimana saya menjadi ortu yg bisa memberhasilkan anak keturunan

    ReplyDelete
  41. saya nangis baca ini .. makasih bund sgt menenangkan hati 😇

    ReplyDelete
  42. Sampe berkaca-kaca bacanya, ��

    ReplyDelete
  43. semua keluh kesah kisah mengASIhi ku terwakilkan oleh artikel mom windi dan komen mom2 semuanya.. babyku hampir full sufor 2 bulan ini, dan baru semingguan meyakinkan diri utk memperbanyak dbf dg pemberian sufor max. 200ml sehari dan alhamdulillah baby ga rewel + tiap malem bobo nyenyak, bangun cmn buat nen mama-nya.
    semoga bs tetap mengASIhi dg rejeki ASI sedikasihnya sm yg diatas sampe 2th kedepan, dan utk semua mom yg tdk bs asix tetaplah semangat dan jadi ibu yang kuat untuk membesarkan anak, karena kasih ibu tidak hanya sepanjang mengASihi saja..

    ReplyDelete
  44. MasyaAllah..
    Mellow sekali bacanya..serasa di puk-puk..terima kasih sekali pernah menulis artikel ini ya Mba..

    Virtual hugs buat semua para Ibu hebat ❤

    ReplyDelete
  45. Makasih udah sharing mbak, berkaca-kaca banget baca tulisan ini seolah-olah bisa membaca hati ibu-ibu yang sedang di fase ini, akhirnya saya tersadar juga bahwa saya tidak boleh egois mengesampingkan perkembangan dan pertumbuhan anak demi titel Ibu sempurna yang bisa memberi asi eksklusif ke bayinya, setelah lama bergumul dengan diri sendiri, akhirnya memutuskan untuk memberikan tambahan sufor kepada anak, karena BB nya stuck dari bulan lalu, dan saya yg selalu uring-uringan setiap ASIP saya hanya sedikit dan kejar setoran karena langsung diminumkan hari itu juga ketika saya bekerja.

    Semua anak itu tidak butuh Ibu yang sempurna, tapi butuh Ibu yang bahagia, karena tugas kita sebagai Ibu masih panjang, jangan sampai masalah ASI jadi membebani kita untuk jadi orang tua yang bahagia

    ReplyDelete
  46. Assalamualaikum Ibu Windi,

    ini tulisan lama tahun 2016 dan baru saya temukan sekarang. sangat relate dengan kondisi sy saat ini. Anak kedua dengan drama bingung puting. Persiapan kembali bekerja setelah 3 bulan cuti melahirkan yang paling pertama sy pikirkan adalah mengajarkan anak minum susu pakai dot. Lalu pumping setiap hari di kantor ternyata tidak mencukupi kebutuhan bayi. Stok ASIP menipis hingga akhirnya habis, lalu ikhlas dengan memberikan sufor di usia bayi 5 bulan. Sekarang banyakan sufornya daripada ASIP. Sekarang pumping 20 menit cuma dapat 20ml. Mau coba dbf lagi seperti ketika newborn tapi bayi menolak keras berujung nangis karena bingung mengenali PD, hanya bisa minum susu dari dot. SEDIH! Tapi tulisan bu Windi ini sangat sangat memberi kekuatan tersendiri, memberi harapan, membuka mata, bahwa anak perlu ibu yang bahagia, bahwa upaya mendidik anak masih panjang perjalanannya, bahwa ASI itu rejeki dari Allah. Terima kasih atas tulisannya, terima kasih atas supportnya!

    ps: saya membaca tulisan ini berkali-kali dan menangis berkali-kali.

    ReplyDelete
  47. Gk bisa berkata kata. Siapapun Anda, itu mewakili saya. TERIMAKASIH BANYAK atas tulisannya. Berdamailah dengan diri sendiri

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature