Dag Dig Dug

Friday, January 13, 2012


“Aku telat” 

Uhuk…., jus jeruk yang hampir singgah ke tenggorokanku, langsung berhamburan mengotori jas lab yang kupakai.

“Bagaimana ini ,papa pasti akan membunuhku“, ia mulai terisak

Aku terdiam. Tak bisa berkata apapun. Otakku pun blank sesaat.

Tidak mungkin. Aku, Wisnu Ardhana, calon dokter spesialis kandungan, tak mungkin salah perhitungan. Tak pernah kulanggar masa suburnya, bahkan aku hapal benar kapan tamu bulanan menyambanginya.

Kupandangi wajah pacarku yang bersimbah air mata. 

Dialah Arini. Mahasiswi kedokteran tingkat 3. Siapapun akan sependapat denganku, bahwa dewi Aprodhite telah bersemayam di raganya. Memandangnya seperti melihat karya seni tiada bercela. Matanya, bibirnya,senyumnya, bahkan mimiknya saat mengernyit mencium aroma mayat pun sungguh mempesona.

Beberapa bulan lalu ia adalah obsesiku, hmm koreksi. Ia adalah obsesi kami, para mahasiswa kedokteran di universitas ini. Perempuan dengan kecantikan dan kepintarannya, mampu membuat kami bertaruh harga diri demi mendapatkannya.

“ Siapa yang bisa memacarinya, dapat akomodasi dan transportasi liburan ke Hongkong selama seminggu gratis, dan siapa yang kalah harus rela memberi nafas buatan ke tubuh-tubuh kaku di ruang mayat, yaiks"

Taruhan yang sangat menggiurkan. Disamping hadiahnya juga sosok yang dipertaruhkan.

Jangan sebut namaku Wisnu Ardhana kalau tak mampu mendapatkannya. Wajah tampan, bodi atletis, otak encer serta mobil keluaran terbaru yang selalui menyertaiku adalah modal telak tak terbantahkan untuk memenangkan perempuan manapun.

Awalnya aku pikir, akan ada adegan seperti di film-film Korea yang sering ditonton adikku. Si perempuan dengan kasar akan menolak si pria, menghindarinya, meneriakinya bagai musuh bebuyutan sampai adegan akhir dimana si perempuan akan klepek-klepek tertancap panah asmara. Benci-benci tapi rindu.

Tapi itu tidak terjadi. Dengan sedikit saja kukerahkan pesona Casannova-ku, menjemputnya setiap hari, membawakan diktat-diktat kuliahnya, membantunya mengorek-ngorek mayat di lab anatomi sampai memberinya kejutan candle light dinner romantis di restoran super mewah . Sekali tepuk, plak…. Arini jatuh ke pelukanku. 

Aku Wisnu Ardhana, perempuan mana yang bisa menolak pesonaku. 

Ah, sebenarnya aku sedikit kecewa. Pertaruhan yang aku kira akan berjalan sengit. Ternyata tak menemukan hambatan apapun. Tiket ke Hongkong dan Arini, keduanya ada di tanganku.

Terkadang aku tak habis pikir, bagaimana seorang perempuan berpendidikan tinggi seperti Arini, bisa termakan rayuan murahan pria-pria seperti aku. Tidakkah mereka bisa pergunakan sedikit saja logikanya untuk mengendus nafsu binatang dibalik tatapan lembut dan belaian sayang yang kami tunjukkan.

Ah, Arini………. Ternyata kau tidak semengagumkan bayanganku. Kalau sudah begini, apa lagi yang membuatku harus mempertahankanmu?

*****

“ coba pakai ini, siapa tahu kamu telat karena stress menghadapi ujian” kataku sambil menyerahkan sekotak test pack padanya.

Sambil menyeka air matanya Arini menerima kotak yang kusodorkan.

Sudah hampir dua menit, Arini tidak keluar juga dari toilet itu.

Sejujurnya hatiku dag dig dug menunggu hasilnya. Bagaimanapun juga, aku belum siap menjadi seorang ayah.

Aborsi??? 
sebejat-bejatnya seorang Wisnu, aku tidak akan menjadi seorang pembunuh. 

Tapi mengingat Arini adalah putri tunggal Prabuwijaya, mafia kelas kakap di kota ini, tak urung nyaliku pun ciut membayangkan apa yang mungkin kuhadapi kalau sampai aku tak mau bertanggung jawab terhadap putrinya. 
Huft nasib…. Nasib, Arini sial, Arini bodoh.. umpatku dalam hati.

Wisnu….. sekonyong-konyong Arini sudah berdiri di hadapanku.

Dag dig dug…. Jantungku semakin berdegup kencang menunggu apa yang akan dikatakannya.




POSITIF

MAMPUS AKU…….







Halo, Siapa Namamu ?

Thursday, January 12, 2012


“Kapan nih undangannya”

Selalu pertanyaan yang sama. Di setiap pertemuan keluarga, undangan pernikahan, bahkan bertemu dengan teman yang sudah lama menghilang pun, tetap pertanyaan satu itu yang keluar mendahului pertanyaan mengenai kabarku. Sepertinya pertanyaan iru wajib sebagai pembuka obrolan, lalu disusul dengan tatapan prihatin saat dengan tergagap aku berlalu . Seolah-olah dunia akan lebih cepat kiamat kalau aku belum melangsungkan sebuah resepsi pernikahan.

Aku mulai jengah.  Bahkan di kota sebesar ini, masih saja ada segelintir orang yang memasang parameter hidupnya ke hidup orang lain. Apakah mereka pikir dengan pertanyaan itu, tiba-tiba akan hadir seorang pangeran tampan di hadapanku. Pasti bagi mereka, kebahagiaan hanya akan didapat jika  sudah menemukan pasangannya. Betapa relatifnya arti kebahagiaan.

“ Apalagi sih yang kamu tunggu Rin, karirmu sudah mapan, umur juga sudah cukup, ibu ingin segera menimang cucu nak” berkabut mata ibu saat mengucapkannya.
Ah ibu, ada yang berdenyut di dada ini saat mendengarnya. Bukannya aku tidak ingin membahagiakanmu. Aku pun ingin segera melabuhkan hatiku. Aku juga ingin bersandar pada seseorang saat aku terlalu letih dengan hiruk pikuk dunia ini. Tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya.

*****
Karina Suwandi, Associate Vice President Bank Comercial Asia di Jakarta. Tak ada yang kurang pada dirinya. Sebutir lesung pipi menghiasi wajah orientalnya. Jilbab yang melindungi rambut hitamnya terlihat kontras dengan mata biji almond yang mengukuhkan darah Chinese yang mengalir di urat nadinya. Sudah beberapa kali ia menjalani taaruf, namun saat melihat fotonya, para ikhwan akan mundur teratur. China. Ah tak disangka atribut itu yang selalu menciptakan aral di hadapannya.

 “Perempuan itu tidak perlu terlalu sukses, laki-laki malah takut mau deketin., minder” 

Kutulikan telingaku terhadap ocehan-ocehan nyinyir yang keluar dari mulut-mulut berbisa di kantorku. Biarlah mereka mau bicara apa. mungkin aku sosok yang begitu penting, sampai dengan sukarela mereka memikirkan ke single anku di usia yang memang sudah tidak muda lagi.

******

Halo, siapa namamu?

Kembali kusapa dirimu dalam anganku

Duhai calon imamku
Telah kubentangkan sajadah cinta di atas sujudku
Telah kukosongkan ruang di dalam hatiku
Memberi tempat bagimu yang datang karena-Nya

Duhai pemilik tulang rusukku
Telah kurajut rindu detik demi detik di tiap tarikan nafasku
Telah kujaga harumku hanya untuk kupersembahkan padamu

Aku tahu, disana kau pasti sedang berjuang
Menyiapkan bekal untuk keluarga kecil kita kelak
Tak ada batasan waktu untukmu
Namun sudahlah, jangan terlalu keras pada dirimu
Aku tak butuh semua itu
Cukuplah niat sucimu
Yang akan menyempurnakan separuh dienku

Duhai kekasihku
Halalkan aku dengan akadmu
Jemput aku ke peraduanmu
Sudahi perjalananmu

Datanglah, aku telah siap menjadi makmummu

****

Di sudut kamar di ujung kota, seorang lelaki tengah bermunajat kepada ilahi, dua rakaat istikharah tengah ditunaikannya.

Ya Allah, jika memang ia baik untukku, mudahkanlah jalan ini dan berilah keberkahan

Dilipatnya sajadah tempatnya mencurahkan segala gundah. Kembali dicermatinya biodata seorang akhwat di tangannya. Dia kah orangnya ?  terselip rasa takut di hatinya. Akankah pemilik biodata ini menerimanya ?

Ia hanyalah seorang PNS golongan rendah, ditambah lagi usia yang terpaut tiga tahun lebih muda. Namun ada getar halus dan keyakinan di dadanya, saat mengeja nama yang tertera disana

Karina Suwandi





Tentang Kehilangan


“ Adek, laptop mas ga ada!!!’’ kudengar suamiku berteriak dari dalam kamar.
Buru-buru kutinggalkan masakanku di dapur dan bergegas menyusulnya ke kamar.
“ ga ada gimana mas”
“Lihat nih, laptop mas, diganti sama buku ini”, sambil menunjukkan isi tas ransel yang biasa digunakannya untuk menyimpan laptop.
****
Dialog diatas terjadi beberapa tahun yang lalu, tepatnya setelah aku dan suami kembali dari bulan madu.
Setelah dari bandara Polonia Medan, kami melanjutkan perjalanan ke rumah dinas suami yang berjarak 5 jam dari Medan dengan menggunakan kereta api malam. Bawaan kami sebenarnya tidak terlalu banyak, hanya sebuah tas ransel berisi laptop dan satu koper pakaian. 

Awalnya suamiku meletakkan ranselnya ditengah-tengah tempat duduk antara aku dan dia. Namun dasar aku nya yang sok romantis, tidak ingin ada yang memisahkan antara diriku dan dirinya, jadi dengan setengah merengek kuminta suamiku meletakkan tas ransel tersebut di bagasi atas kepala. “ Biar mas bisa peluk ade”, kataku manja.

Karena sudah lelah , maka sepanjang jalan kami hanya berbincang sebentar yang kemudian diikuti dengan dengkuran suamiku. Begitu pun aku, mulai terlelap karena pengaruh dinginnya AC dan goncangan kereta yang serasa mengayun-ayun menina bobokan.

Tidak ada yang aneh selama di perjalanan. Pagi harinya kami tiba di kota Kisaran. Tanpa curiga apa-apa suamiku mencangklong ranselnya serta membawa koper ke luar stasiun.

Setiba di rumah, karena sudah ditinggal selama seminggu, kami pun sibuk membersihkan dan merapihkan rumah.
.
Entah karena apa, dalam waktu empat hari setelah itu tidak ada keperluan atau niat untuk membuka laptop, sehingga ransel laptop tergeletak begitu saja di kamar tanpa tersentuh.H
ingga di hari kelima, suamiku perlu menggunakan laptop untuk rapat di kantornya. Barulah saat itu kami tahu ternyata si laptop sudah tidak berada di tempatnya. Yang paling mengesalkan adalah si pencuri dengan cerdiknya mengganti laptop dengan sebuah buku tebal dengan ukuran dan berat yang menyerupai laptop, sehingga tidak terbersit sedikit pun kecurigaan saat menenteng ransel itu beberapa hari lalu.
*****
Nyesek sekali rasanya kehilangan barang yang kita sayangi, apalagi barang tersebut sangat kita butuhkan. Ya, laptop bermerk Toshiba tersebut pada saat itu harganya lumayan mahal untuk kantong kami . Coba bayangkan, bagaimana mangkelnya, menerima kenyataan si laptop raib tanpa disadari. Rasanya bodoh sekali saat itu, bisa-bisanya benda tersebut disadari hilang setelah berhari-hari.

Dengan susah payah, aku berusaha mengingat-ingat kira-kira dimana dan kapan tepatnya si laptop hilang. Apakah di hotel? Di bandara? Atau di kereta?. Setelah merewind ingatan selama berkali-kali akhirnya aku mengingat bahwa ada dua orang lelaki mencurigakan yang duduknya berseberangan dengan kursi kami saat di kereta. Yang aneh adalah kedua lelaki tersebut turun bukan di tempat tujuan, dan kemungkinan besar mereka mengetahui isi ransel suamiku dari percakapan kami, karena pada saat di kereta, awalnya suamiku menolak mengikuti permintaanku untuk meletakkan ransel dia bagasi atas.

“ Disini aja tas nya ya dek, atau ade letakin di bawah kaki aja, soalnya ini kan isinya laptop, mas takut rusak kalo sempat terjatuh” kata suamiku

Ah, dasar aku yang keras kepala, tetap ngotot agar si laptop segera menyingkir ke atas bagasi. Jadi kalau ditilik dari sebab musababnya, sepertinya diriku yang bertanggung jawab terhadap hilangnya  benda yang dibutuhkan suamiku ini.
Benar-benar luar biasa yah si pencuri, sampai sempat-sempatnya memikirkan ganti yang bisa mengelabui.
 *****
Ada sebab dari setiap kejadian. Bahkan daun pun tidak begitu saja gugur dari tangkainya
.
Setelah direnungkan, ternyata memang benar. Suamiku seharusnya membayar zakat penghasilan sebelum berbulan madu bersamaku, namun karena kesibukan pernikahan dan ini itu, zakat tersebut pun terlupakan. Jumlahnya?? Sepersepuluh dari harga laptop tersebut.

Maka benarlah, kata nabi, jika kita berbuat kebaikan , maka akan diganti sebesar sepuluh kali lipat. Mungkin demikian juga sebaliknya.

Seperti cerita adikku beberapa waktu yang lalu, pada saat ia pulang kuliah ada seseorang yang meminta uang padanya dengan alasan kehabisan uang buat ongkos. Tanpa curiga adikku pun memberinya uang sebesar Rp 5.000,-. Siapa sangka setibanya di rumah, adikku mendapat uang Rp 50.000,- dari ibuku. Benar-benar seketika balasan kebaikan itu. Tidak tanggung-tanggung sepuluh kali lipat dari yang dikeluarkannya untuk menolong orang.

Aku mulai berfikir bahwa mungkin hilangnya laptop suamiku yang seharga sepuluh kali lipat zakat yang seharusnya dibayarkan adalah teguran dari Allah kepada kami. Betapa kewajiban kita yang merupakan hak bagi orang lain tidak boleh ditunda-tunda, karena ada banyak orang yang membutuhkannya.

Berkaca dari kejadian tersebut, kini aku dan suami berusaha untuk tidak menunda-nunda yang seharusnya kami lakukan. Halus sekali cara Allah menegur kelalaian kami.

Dari setiap musibah, pasti ada hikmah di baliknya

Kehilangan sesuatu memang menyakitkan. Namun sebelum kita menyalahkan orang atau menyalahkan pencuri yang mengambil kepunyaan kita tersebut ada baiknya kita diam sebentar, merenung, mungkin memang benda tersebut sudah berakhir jodohnya dengan kita. Mungkin juga asal muasal uang yang kita gunakan untuk membelinya masih tercampur dengan yang bukan hak kita.

Kehilangan mengajarkan kita arti bersyukur atas semua nikmat yang masih menjadi milik kita. Kehilangan mengajarkan kita lebih menghargai apa yang kita miliki saat ini. Kehilangan juga mengajarkan kepada kita, bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan semata, semua akan kembali kepada si pemilik abadi. Jadi tidak lah perlu kita mencintai sesuatu dan meletakkan hati kita kepadanya melebihi batas kewajaran. Dengan begitu pada saat nya ia diambil oleh yang maha memiliki, kita tidak terlalu larut dalam kesedihan.

*****
Sore itu, aku dan suamiku sibuk memilih-milih laptop baru di sebuah pameran computer di mall kota Medan. Alhamdulillah Allah masih memberi rezeki kepada kami, sehingga kami masih bisa mengganti laptop yang dulu hilang dengan yang baru. Belajar dari kejadian kemarin, kali ini kami tidak akan membeli laptop yang harganya mahal. Cukup lah yang biasa saja. Jadi kalau hilang lagi tidak terlalu sedih, hehehe.

 gambar dari sini




curcol siang bolong

Ada temen yang nanya.

"Banyak banget sih win info lombanya, emang kamu ngikutin semua lomba itu ya win??"

Hahaha ya ngga lah, emang gw punya waktu demikian longgarnya utuk buat tulisan seabrek-abrek gitu. Rata-rata membuat flash fiction bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam. Kerja aja dari jam 8 ampe jam 5, itu pun kalo teng go, kalo si bos lagi angot kerjanya, bisa-bisa abis maghrib baru nyampe kost. Setelah itu, makan, mandi , beres-beres, nelfon suami, uda aja jam sembilan malem. Baca beberapa lembar buku yang udah berapa minggu ga tamat-tamat atau baca majalah bobo yang biasanya edisi minggu pertama baru saya baca di minggu ke empat, habis deh waktu. Tinggal tidur kalo ga mau resiko terkena migren akibat tidur terlalu malam.

Bagi saya memberi info itu sendiri sudah merupakan kesenangan pribadi.

Siapa tau ada yang berminat, siapa tau ada yang suka nulis tapi ga punya infonya, siapa tau juga ada yang punya info tapi ga tau nyarinya dimana. dan siapa tau siapa tau yang lain.

Saya paling suka memberi tahu orang lain. Memberi tahu apaaaa aja. Kayak memberi tahu dimana mie ayam yang enak ( di perempatan depan indomart prend), dimana tempet pijet yang murah ( reflexy kakiku di depan pizza hut), sampe dimana bank yang paling banyak memberi keuntungan (itu tuh yg gedungnya ada di depan Semanggi , ngiklan lagi deh). 

Kadang sempet berfikir, sepertinya saya lebih cocok jagi guru. Jadi tiap hari bisa sok tau, ngasi info macem-macem sama muridnya.Dan ga ada yang protes kalo info yang saya kasi itu kadang ga penting banget lah ( kaya ngasi tau ke temen saya yang dokter kalo gaji pegawai BI berlipat-lipat dari gaji peg bank lain, halah)

makanya kalau ketemu orang yang pelit banget dengan apa yang ia tahu, rasanya pengen ngetuk kepalanya sambil ngomong, "haloooo  yang di dalem situ, ilmu tuh makin disebar makin bertambah tau, kalo disimpen sendiri, ntar kena kanker baru tau " . hehehe

hal-hal kecil yang kita perbuat, ternyata terkadang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kemaren ada yang nanya di FB saya, salah satu persyaratan lomba, " lebih disukai gaya penulisan ala Chicken Soup", trus ada yang koment sambil nanya. "Itu maksudnya apa ya mba???".

wah, sebenernya agak aneh juga sih , masih ada orang yang ga pernah baca buku Chicken Soup. Tapi ya gitu, karena hasrat ingin memberitahu yang begitu besar, saya akhrirya searching di google contoh cerita di Chicken Soup, dan memberi link nya pada temen yang nanya itu. Bermanfaat ga sih. Entah lah saya tidak peduli.

Saat ini saya hanya ingin melakukan apa yang saya ingin lakukan. Kalu bermanfaat buat orang lain, ya syukur, ga bermanfaat ya ga apa-apa lah.

Mengenai jadi guru??, saya sebenarnya memang pengen sekali menjadi guru. makanya kalau ada jadwal mengajar pekerja yang lagi On site di kantor pusat, atau ngajar pekerja yang baru direkrut, hmmm rasanya kaya diberi ekstasi, lagi lagi dan pengen lagi ngajar. Ketagihan.....

kalau ada yang berminat mencari gruru freelance, saya bersedia ya ...


==Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan 2012== hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk deadline 3 sept 2012

Monday, January 9, 2012


Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaantahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenangdari 19 jenis naskah buku pengayaan.

Tema Penulisan
“Membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berbudaya, dan kompetitif di era global”

Peserta Sayembara
Peserta sayembara adalah siswa SMA/MA/SMK/MAK, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik,pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

a. Ketentuan Umum
1. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan alam dan matematika, dapat berupa pengetahuan alam fisik, hayati, flora, fauna; pengetahuan matematika; pengetahuan teknologi dan rekayasa; pengetahuan kebaharian, kedirgantaraan, dan kebumian.
2. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, dapat berupa pengetahuan sejarah dan kemasyarakatan; pengetahuan keagamaan; pengetahuan perekonomian dan manajemen; pengetahuan budaya, bahasa, seni dan sastra.
3. Jenis naskah buku pengayaan keterampilan vokasional yang meliputi:
  • Keterampilan membuat kriya;
  • Penerapan teknologi rekayasa sederhana;
  • Penerapan teknologi pengolahan;
  • Penerapan teknologi budidaya.
4.   Jenis naskah buku pengayaan kepribadian, dimaksudkan untuk mengembangkan karakter: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab yang dituangkan dalam:
  • Kumpulan pantun
  • Kumpulan puisi
  • Kumpulan cerita pendek
  • Novel
  • Drama
  • Biografi
Naskah buku Biografi, tentang:
  • seseorang yang berjasa dalam suatu bidang yang berguna bagi masyarakat;
  • seorang tokoh di daerah yang mendapat penghargaan dari pemerintah;
  • seseorang yang memiliki karakter yang dapat dijadikan contoh bagi bangsa;
  • seseorang yang memiliki keunggulan dan kelebihan yang berguna bagi masyarakat.
5. Naskah buku ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah diberi identitas: (a) judul naskah; (b) jenis naskah; dan (c) peruntukan pembaca buku (misalnya untuk SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK/MAK), (d) kelompok peserta.
6. Naskah dijilid rapi berupa cetak asli (bukan fotokopi atau dummy).
7. Naskah yang diterima Panitia tidak dikembalikan.

b. Ketentuan Peserta
  1. Peserta adalah perorangan.
  2. Peserta yang mengirimkan naskah harus melampirkan biodata.
  3. Peserta dari siswa SMA/MA/ SMK/MAK harus melampirkan surat pengantar dari sekolah dan fotokopi kartu pelajar.
  4. Peserta dari pendidik dan tenaga kependidikan harus melampirkan surat pengantar dari lembaga tempat bekerja dan fotokopi SK pendidik atau tenaga kependidikan.
  5. Peserta dari masyarakat umum harus melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku.
  6. Peserta yang pernah menjadi pemenang sebanyak tiga kali atau lebih sejak tahun 2001 tidak diperbolehkan mengikuti sayembara ini.

c. Ketentuan Naskah
  1. Naskah yang diajukan adalah: a. karya asli, b. tidak berseri, c. tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, sebagian ataupun seluruhnya, d. belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara mana pun, dan e.belum pernah diterbitkan sebagian ataupun seluruhnya.
  2. Persyaratan di atas harus dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,00 oleh penulis naskah.
  3. Naskah diketik dan dicetak pada kertas A4, spasi 1½, jenis huruf arial, times new roman, atau tahoma, ukuran huruf 12 pt, batas margin tepi kertas 3 cm.
  4. Jumlah halaman isi naskah yang ditulis oleh siswa minimal 50 halaman dan yang ditulis oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan umum minimal 75 halaman.
  5. Penggunaan ilustrasi harus proporsional dan terintegrasi dengan teks, mendukung materi/isi teks serta mencantumkan sumber secara jelas.
  6. Naskah buku pengayaan tidak dilengkapi dengan ungkapan tujuan mempelajari/membaca dan tidak dilengkapi latihan, soal, tes, lembar kerja, atau jenisevaluasi lainnya.
  7. Naskah buku pengayaan tidak bertentangan dengan idiologi negara, ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, tidak bias gender, serta tidak menimbulkan masalah SARA.
  8. Naskah buku pengayaan pengetahuan dan keterampilan harus menggunakan daftar pustaka atas rujukan yang dikutip.
  9. Naskah yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara, jika ditemukan dan terbukti sebagian atau seluruhnya merupakan jiplakan/plagiasi, segala tanggung jawab hokum yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta berada pada penulis naskah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan akan membatalkan kemenangannya dan hadiah yang diterima harus dikembalikan kepada negara.
  10. Jika suatu naskah buku pengayaan dinyatakan memenangi sayembara, penulis berhak atas penghargaan sayembara tersebut, sedangkan hak cipta (baik hak ekonomi maupun hak moral atas naskah) tetap berada pada penulis sehingga penulis berhak menerbitkannya kepada penerbit yang dipilih.
  11. Pemegang hak cipta (hak ekonomi) naskah pemenang sayembara adalah Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan hak moral berada pada penulis.
  12. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul naskah sayembara.
  13. Hasil keputusan Dewan Juri Sayembara tidak dapat diganggu gugat.

d. Hadiah Sayembara
Untuk menghargai kualitas naskah yang memenangi sayembara, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyediakan hadiah uang sebagai berikut:

Kelompok Pelajar:
Juara I = Rp. 15,000,000
Juara II = Rp. 10,000,000
Juara III = Rp 7,500,000

Kelompok Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat Umum
Juara I = Rp 25,000,000
Juara II = Rp 20,000,000
Juara III= Rp 15,000,000

e. Pengiriman Naskah
Naskah diterima paling lambat tanggal 3 September 2012 dan dialamatkan kepada :
Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat

f. Pengumuman Pemenang
1. Pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang akan dilaksanakan padabulan November 2012.
2. Calon pemenang sayembara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti wawancara dengan Dewan Juri dan menghadiri pengumuman pemenang bagi calon yang dinyatakan sebagai pemenang. Jika calon pemenang tidak dapat mengikuti wawancara, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.

Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan website : http://puskurbuk.net , telp.: 021 3804248 , e-mail:sayembara_puskurbuk@yahoo.com facebook: sayembarapuskurbuk

Rasa Itu...

Sunday, January 8, 2012

Berhubung kamar kost-an yang aku tempati ukurannya terbatas, demi keindahan dan kerapihan aku memasukkan semua barang-barang di lemari, biar ga berserakan gitu maksudnya. Termasuk makanan juga aku tempatkan di bagian paling bawah. 

Karena lemari itu sedianya adalah lemari pakaian, aku pun menyebar kamper-kamper di dalamnya, agar baju tetap harum dan tidak apek.

Pagi tadi, seperti biasa di hari minggu yang malas, menu sarapanku adalah semangkuk mie instant plus segelas teh hangat. Sedaaap nian membayangkannya. Setelah merebus air dan mencampur bumbu-bumbu di dalamnya, terhidanglah semangkuk mie yang mengepul-ngepul. 

Hmmmm mencium aromanya saja sudah menerbitkan air liur.
 
Tanpa basi-basi, sluuurp …………….. eh kok ada yang aneh.
Sluuuurp lagi, kok ada rasa yang lain ya. Ah jangan-jangan sendoknya, pikirku, aku pun mengganti sendok yang kugunakan.
sambil bertanya-tanya dalam hati , akhirnya satu mangkuk mie pun berpindah tempat ke dalam perutku. 

Rasa mie kali ini tidak seperti biasanya, ada rasa mint dan aroma segar yang familiar baget, tapi apa yaaa??? gak tau gimana deh jelasinnya, 

setelah aku pikir-pikir ternyata itu adalah rasa KAPUR BARUS  yang bercampur dengan mie.
Hueeek,MySpace

pantes aja kaya gimanaaa gitu makannya.
Sampai nulis ini pun rasa kapur barus di mulutku ga hilang-hilang.

Pokoknya saran ku, jangan pernah menempatkan makanan especially mie instant bersamaan dengan kapur barus. Kalo ga mau mulut kita menyublim juga. Hadeeh

Are you happy now?

Saturday, January 7, 2012

Dua tahun yang lalu, setelah melewati seleksi ketat yang sampe bikin nervous saking ga jelasnya nunggu kapan tahap test berikutnya, akhirnya pada suatu senin yang rempong karena itu adalah akhir bulan yang artinya, lo harus siap pulang sampe malam ditambah kemungkinan akan banyak permintaan dari kantor wilayah dan kantor pusat yang entah mengapa sepertinya punya hobi untuk menyusahkan orang-orang di kantor cabang seperti kami ini, datanglah pengumuman itu. 

Aku dinyatakan lulus dalam  Program Pengembangan Staff. Judul yang sangat keren, tapi sebenarnya artinya belajar mati-matian sampe gempor, ga peduli apa latar belakang ilmu kita yang penting lo harus bisa nelen tuh ilmu hukum, spreadsheet, akuntansi, management dan segala tetek bengek ilmu kepemimpinan  lainnya, dipingpong dari satu divisi ke divisi lain selama dua bulan cuma untuk tahu ngapain aja orang-orang disitu, dilempar ke salah satu daerah yang cuma Tuhan yang tahu apa dasar pemilihannya dan dituntut menjadi manusia setengah dewa ( buka cabang, ngisi ATM-termasuk kadang-kadang harus ngisi mesin ATM yang kosong di ujung kota yang biasanya aku pasti  ketiduran di perjalanan, , nyelesain selisih kas dan rekening menggantung, mendengar repetan nasabah  ,pulang paling akhir setelah seluruh pekerja pulang demi menghindari kata-kata yang ga enak mampir di kuping kalo pulang saat matahari masih menampakkan wajahnya,  sampe buat paket kredit yang tebalnya mengalahkan skripsi jaman kuliahan dulu). 

Setelah lolos dari yang nama kerennya On the job Training itu, masih harus di bekam lagi didiklat selama satu setengah bulan penuh, memperdalam semua masalah yang ditemukan di lapangan, sampe akhirnya  disuruh buat ide segar dalam waktu dua minggu dan mempresentasikannya di depan direksi plus siap-siap dengan  pertanyaan bola liar yang biasanya meleset seratus delapan puluh derajat di luar prediksi dan siap-siap spot jantung menunggu keputusan lulus atau harus mengulang beberapa bulan lagi.

And here I am, setelah 12 bulan perjuangan menahan diri untuk tidak menjedutkan kepala ke dinding ditambah dua bulan deg-degan menunggu placement yang hanya SDM beserta staf-stafnyalah yang tahu  kemana nasib kami selanjutnya, akhirnya surat berbentuk selembar kertas yang menentukan jalan hidupku beberapa tahun ke depan kuterima. 

Terkadang mikir, gimana yah kok bisa aku ngelewati itu semua. Kalo disuruh ngulang lagi, swear deh , dikasi duit lima puluh juta pun aku ga akan mau ( kalau satu brandkas aku akan pikir-pikir dulu deh ). 

Sekarang kalau ditanya, apa aku menyesal? 

Ngga tuh, pengalaman yang aku jalani, tidak akan pernah aku dapatkan andai aku ga nekad terjun bebas ke dalamnya.

Tapi apa aku bahagia? Aku tidak tahu. 

Kebahagiaan  adalah  hal relative yang bisa berubah sepanjang waktu. Detik ini aku merasa orang paling beruntung di dunia, namun beberapa jam kemudian bisa saja aku teriak “ what did I do wrong to be stuck in this shitty place?

Biarlah waktu yang akan  menjawabnya. Karena kata Take it or Leave it, bukanlah kata tepat yang harus kudengar saat ini.

Hidup adalah pilihan.  

Namun tidak selamanya pilihan itu harus seperti dua sisi mata uang. Hitam-putih, ya-tidak, baik-buruk, Masih ada ruang abu-abu untuk mensinkronkan ketidakharmonisan diantaranya.

Kenapa aku begitu yakin??

Karena ditengah semua hal yang relative, ada satu hal yang pasti,

 ALLAH TIDAK TIDUR

Custom Post Signature