Showing posts with label nostalgia. Show all posts
Showing posts with label nostalgia. Show all posts

Masa Lalu

Friday, March 2, 2012


Salah satu hal yang paling enggan dan sungkan untuk diungkapkan kepada pasangan adalah masa lalu. Apalagi latar belakang pergaulan yang berbeda, pastinya membuat berbahaya membicarakan tema sensitif ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari sebuah pernikahan, termasuk keterbukaan. Tapi, apa iya harus mengatakan semuanya?

Ini adalah tahun-tahun awal pernikahanku. Aku ingin berusaha membuatnya mengenalku apa adanya.Termasuk tentang masa lalu. Saat dia bertanya tentang si A,si B kubiarkan ia tahu. Terus terang aku merasa begitu malu dengan masa laluku yang diwarnai kejahiliyahan. Aku malu dengan karakterku yang begitu terbuka, interaksi-interaksi masa laluku dengan teman-temanku yang kebanyakan pria, yang dia katakan terlalu terbuka. 

***
Apa kabar ndi… sekarang tinggal dimana

Sebaris SMS itu kuterima tadi sore. Melihat nama pengirimnya, seketika ada yang berdebar di hati ini. Nama itu…. dulu pernah menghidupkan mimpi-mimpiku. Menggoreskan warna warni di hatiku.  Empat bulan telah berlalu sejak kata” sah” diucapkan para saksi di pernikahanku. Ini pertama kalinya ia berinteraksi kembali denganku. Sebersit senyum terbit di bibirku. Ah, dia masih memikirkanku batinku.

Cepat kutekan tombol delete di inboxku. Dia bukan siapa-siapaku lagi.

***
Mohon doanya, bulan depan aku akan menikah

Sebaris SMS kukirim untuknya lima bulan yang lalu

“Yang bener ndi, dengan siapa?,dimana kenalnya?,kapan? Kok cepat banget”

Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkannya. Saat itu aku tersenyum geli. Sudah setahun lebih kami berpisah, belakangan hubungan aku dan dia sebatas teman saja. Seperti istilah anak remaja, kami putus baik-baik, makanya tetap bisa berteman, karena dulunya dia memang sahabat karibku.

“ Iya, dikenalin teman, insyaAllah baik, mohon doanya saja” kujawab dengan singkat.

Itulah terekhir kali kami melakukan komunikasi. Setelah hari itu, aku sibuk dengan kehidupan baruku. Kuharap dia pun demikian.

***

Pagi-pagi saat bangun, aku lihat suamiku sudah duduk di depan TV. Wajahnya muram. Kulihat ia sedang mengenggam handphoneku.

“ Ada telepon dari siapa mas” tanyaku

Ia diam saja. Matanya memandang tajam ke arahku.

Aku tak mengerti, merasa tak ada yang salah.

“ Kenapa kamu masih berhubungan dengan mantan-mantanmu” tanya suamiku

Pelan, namun mampu membuatku terkesiap. Kuingat-ingat lagi. Sepertinya sms terakhir kemarin sudah kuhapus.

Aku diam saja. Menunggu ia selesai bicara.

“ Nih tadi malam, dia sms kamu, ngasi tau film kesukaanmu lagi tayang di televisi” dingin suaranya sambil menyerahkan HP ku.

Aku tertunduk malu. Dalam hati ada amarah yang tak terbendung. Mengapa masih mengirimiku sms-sms murahan seperti itu.

Kulihat suamiku termenung. Matanya menatap kosong ke depan, Kudekati dirinya.

“ Mas, ade ga tau, kenapa dia sms ade, jangan marah ya”

Kulihat air mukanya mulai berubah, sedikit tenang. Sambil menghela nafas, dia menatapku.
Hari itu dia menjelaskan panjang lebar padaku bahwa masa lalu memang tidak bisa diubah. Itu adalah bagian dari hidupku. Namun ia tidak suka aku masih berhubungan dengan teman-teman lelakiku dahulu, apalagi mantan pacarku. Hari itu aku merasakan sesuatu yang membuatku begitu sesak. Antara rasa malu, marah,cemas, menyesal dan semua emosi yang begitu warna warni. Kadang kebenaran itu begitu menyakitkan . Hari itu aku mendengar kriktik pertama dari dia, tentang kesleboranku pergaulanku..

Kecairan interaksiku dengan lawan jenis, meski aku hanya menggangap sebatas teman, membuatku tersadar bahwa suamiku seorang yang mulia, terjaga.

Kusadari, diriku yang dulunya suka berhaha hihi sama setiap orang pastilah sangat berbeda dengan dirinya. Malah dia mengatakan aku terlalu berani menatap lawan bicara, yang akan berpotensi menimbulkan salah paham. Kadang dalam hati aku masih membela diri bahwa kalau ada yang GR bukan salah aku dong, masa aku harus menjaga hati setiap orang.

Sungguh betapa aku diam-diam selalu mensyukuri kehadirannya. Aku memang malu dengan masa laluku, tapi aku semakin ingin menjadikan dia bangga di masa mendatang. 

Hari itu, aku belajar bagaimana menghargai rasa cemburu yang mungkin muncul dihati para suami. Caranya menegurku membuatku berjanji untuk tidak lagi membuatnya tak berkenan.. Bukankah cinta melatih kepekaan untuk menghargai perasaan ?

Suamiku sayang …. Maafkan aku. 

***

Kubuka tutup belakang hpku. Kulepas simcard yang ada. Dengan mantap kupatahkan menjadi dua.

Selamat tinggal masa lalu.

Di ambang pintu kulihat suamiku tersenyum sambil berjalan mendekatiku


Gambar dari Sini



( Untuk suamiku tercinta… aku hanya ingin berproses menjadi seorang yang berbeda di masa depan, bersamamu ! )

Medan, I Love You

Saturday, February 18, 2012
Malam minggu sendiri aje, geje deh. kajol, halah.

Akhirnya malming ini saya isi dengan merenung. Merenung tentang malam minggu-malam minggu yang telah saya lewati dari masa muda dulu sampai sekarang ( jadi nyadar udah tua).

Sadar arti malam minggu sejak SMP. Di kampung saya dulu, setiap malam minggu ga pernah absen acara kawinan yang pastinya nanggep keyboard. Itu tuh hiburan di pesta dengan alat musik keyboard yang bisa dipastikan penyanyi asli bawaan si tukang keyboard ga sempet nyanyi, karena diborong semua sama tamu undangan dan orang dapur. 

Kalau di kampung saya yang notabene masih termasuk daerah di Sumatera Utara, ada beberapa lagu wajib yang pasti ada. Yang pertama tuh,  Boru Panggoaran, ni ceritanya tentang harapan dan doa-doa orangtua terhadap anak perempuannya. Saya ga tau pasti artinya soalnya pake bahasa batak , tapi yang pasti lagunya sediiih banget, soalnya banyak yang nangis kalo lagu ini dinyanyiin.

Ho do boruku…
Tampuk ni pusu-pusuki

Molo matua sogot au
Ho na manarihon ahu
Molo matinggang ahu inang
Ho do na manogu-nogu ahu

Setelah saya tanya mbah google, ga nyangka dia ngerti bahasa batak hehe, ini artinya:

Kaulah anak perempuan ku, harapan hatiku. Jika nanti aku tua dan lemah, kaulah yang akan menguatkan dan meneguhkan aku. 
Burju-burju ma ho
Na marsikkolai
Asa dapot ho na sinittani rohami

Sang ayah berkata agar anak perempuannya rajin belajar dan mengutamakan pendidikan sehingga dengan bekal pendidikan tersebut apapun cita-cita sang anak dapat tercapai.
Ai ho do boruku
Boru panggoarakki
Sai sahat ma da na di rohami

Baik-baiklah kau bersekolah agar kau dapat meraih cita-cita yang kau inginkan di dalam hatimu. Kaulah anak perempuan ku, anak perempuan sulungku, capai lah cita-citamu.

Hiks, sedih kan yah lagunya. Walaupun saya bukan orang batak, jawa tulen, entah mengapa saya sangat suka lagu-lagu Batak, karena hampir semua lagunya mengandung makna yang sangat dalam.

Dengerin lah ini kalau ga percaya kelen


Lagu kedua yang wajib ada, adalah Uju di NgoLukkon

Hamu anakkon hu,
Tampukni pusu-pusuki
Pasabarma amang
Pasabarma boru
Laho pature-ture au
Nungnga matua au
Jala sitogu togu on i
Sulangon mangan ahu
Siparidion au
Alani parsahitokki.


Anak-anakku bersabarlah kalian buah hatiku untuk merawatku.karena aku sudah tua, harus dipapah kesana-kemari, makanpun harus disuapin, harus dimandikan. disebabkan penyakitku ini 

Somarlapatan marende, margondang, marembas hamu
Molo dung mate au
Somarlapatan nauli, na denggan, patupaon mu
Molo dung mate au
Uju di ngolukkon ma nian
Tupa ma bahen akka nadenggan
Asa tarida sasude
Holong ni rohami, namarnatua-tua i


tidak ada artinya pesta dan tarian yang kalian buat kalau aku sudah meninggal, tiada lagi arti kebaikan yang kalian berikan padaku. Pada saat hidup beginilah kalian buat, supaya nyata kurasakan kasih sayang kalian terhadapku.

Ni lagu juga buat acara pesta yang hingar bingar jadi mellow.





Ya memang kebiasaan orang batak, saat orangtua meninggal akan mengadakan pesta dan tari-tarian . Filosofinya, si orangtua dianggap sudah berhasil membesarkan anak-anaknya sehingga akan dilepas dengan suka cita dan dimaksudkan untuk menghormati orangtua.

Dalem banget kan maknanya. Betapa kita sering melupakan orangtua kita dengan alasan kesibukan. Namun saat sudah tiada barulah kita sibuk berbuat sesuatu yang tak mungkin dirasakannya lagi. 

Duh saya jadi sedih banget nih, apalagi ni sambil dengerin lagi I'll be there for u. Ya saya sering sekali tidak ada saat orangtua membutuhkan. Suka membantah omongannya, suka lupa nelpon sekedar nanyain kabar, karena ke (sok) sibukan saya. :((

Dan terakhir lagu yang ga mungkin absen yaitu Anak Medan. Kalau dengar lagunya pasti ketawa-ketawa deh, ni lagu lucu tapi menohok, menggambarkan kepercayaan diri, dan semangat pantang menyerah serta kesetiakawanan.

Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Modal pergaulan boido mangolu au,
Tarlobi dipenampilan main cantik do au, kawan
Sonang manang susah happy do diau,

Nang pe 51, solot di gontinghi,
Siap bela kawan berpartisipasi,
378 Sattabi majo disi,
Ada harga diri mengantisipasi

Saya adalah seorang anak yang besar di Medan, saya bisa dan dapat hidup dengan hanya modal pergaulan atau persahabatan .Walaupun belati/pisau terselip dalam pinggang saya, dan selalu siap untuk berpartisipasi membela kawan, tapi dalam hal tipu menipu, bongak membongak saya selalu menghindarinya karena harga diri jauh lebih penting dari semua itu.
Horas… Pohon pinang tumbuh sendiri
Horas… Tumbuhlah menantang awan
Horas… Biar kambing di kampung sendiri
Horas… Tapi banteng di perantauan
Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Susah didonganku soboi tarbereng au
Titik darah penghabisan ai rela do au, kawan
Hansur demi kawan, ido au kawan

Selamat lah, pohon pinang walau tumbuh sendiri tapi tetap menantang awan/angin, walaupun kambing dikampung sendiri tapi banteng di perantauan. ( ini lirik yg paling saya suka)

Aku ini Anak Medan kawan, saya tidak bisa melihat kesusahan dalam diri sahabat/teman saya, titik darah penghabisan aku rela demi memperjuangkannya, bahkan hancur demi kawan pun aku rela

Jadi jangan heran, kalau orang Medan bertemu yang pertama ditanya adalah

" Apa margamu", "Dimana kampungmu". 

Ya itu dia, rasa setia kawan yang sangat tinggi. 
Makanya kalau ada PPS baru datang ke Divisi terus memperkenalkan diri sebagai orang Medan, duh seneng banget berasa ada kawan gitu.

Saya juga selalu suka kalau bertemu dengan sesama orang Medan disini. karena saya bisa ngobrol menggunakan logat Medan saya tanpa ada yang ngetawain, hihihihi. Bisa bilang "kereta" untuk menyebut motor. Bisa bilang "pajak" untuk nyebut pasar, dan bisa bilang "pasar" untuk nyebut jalan raya, hahaha.

Duh jadi kangen banget sama Medan. Walaupun tuh kota dari tiga tahun yang lalu ya gitu-gitu aja.Paling nambah jembatan layang sebiji. Walaupun disana ga ada Centro, ga ada Metro ( tapi ada Sogo lho). Walaupun ga ada Dufan tapi ada Hillpark. Walaupun ga ada Busway tapi ada becak motor ( Jakarta aja ga punya). Walaupun ga ada Ciwalk tapi ada Merdeka Walk. 

Ada Pajus (Pajak USU) yang jual segala macam barang bajakan. Ada burger murahan harga tujuh ribuan yang rasanya ga kalah sama Burgernya Mc D. Yang paling top, bisa makan durian sepuasnya. Bisa ngomong keras-keras tanpa harus mengatur volume suara. Bisa makan lontong sayur setiap pagi. Dan yang paling penting,... bisa ketemu keluarga saya terus, hiks.

Walaupun walaupun, tapi hati saya tetap ada di Medan.

Cuma di Medan, kamu bisa bilang " Matamu lae, kuculek nanti" sama orang yang bereng ke kamu
Cuma di Medan, bisa nawar belanjaan sampe seperempat harga.
Cuma di Medan, kamu bisa langsung akrab sama inang-inang di angkot. 
Cuma di Medan, kamu bisa melanggar lampu merah dan merasa keren kalau ga ketangkep pak polisi


I really miss live in Medan anymore

Btw, tadi diatas saya ngomongin malam minggu ya, kok jadi curcol gini sih. Ya sud la, nasi sudah menjadi bubur, dibuang sayang, tambahain kerupuk sama ayam plus sambel aja deh biar jadi bubur ayam : )


#ForYoungerMe: 16 years old me

Friday, February 17, 2012
Dear Indi…..

Indi… yah kamu suka sekali dipanggil dengan nama itu. Hanya satu orang yang memanggilmu dengan sebutan itu. Hatimu mekar setiap kali mendengarnya. Senyummu akan terkembang lebar saat ia menatapmu. Bahkan semua perhatian-perhatian kecilnya, membuat jantungmu bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh pembuluh di tubuhmu

Ibuku adalah ............

Wednesday, December 21, 2011



Ibuku adalah …………………….. sebuah bentuk cinta yang tak masuk akal

Saat tetangga sakit, ibuku adalah orang yang dengan segera akan membangunkan ayahku di tengah malam untuk mengantar si sakit dengan kendaraan yang dimilikinya. Bukan kendaraan mewah, hanya sebuah kijang second yang semua orang di kampungku tahu, bahwa si empunya dengan suka rela akan meminjamkannya pada mereka.

Saat namaku terpampang di Koran, sebagai salah satu peserta UMPTN yang lulus, ibuku langsung mengadakan acara syukuran malam harinya. Aku ingat, saat itu aku tidak mau ada kenduri di rumahku, aku bilang, “ aku malu”, itu bukan hal luar biasa yang harus diumumkan ke semua orang. Tapi ibuku, selalu ingin berbagi saat rezeki sekecil apapun singgah di hidupnya.

Mengingatnya, ada ngilu di hatiku. Betapa aku sering tidak peka pada rasa bangganya.

Pun saat wisuda sarjanaku. Aku bersikeras tidak mau berdandan di salon, dan di foto di studio foto. Ibuku bilang itu akan jadi kenang-kenangan. Namun bagiku, wisuda bukanlah hal luar biasa yang harus diabadikan, karena semua orang juga mengalaminya. Jadinya, satu-satunya foto wisuda ku yang ada hanyalah foto yang diambil oleh fotografer universitas.

Ya, aku terlalu malas untuk berurusan dengan hal-hal seperti itu.

Ia hadir di setiap awal langkahku. Tak pernah ingkar sekalipun.

Ibuku selalu ada di setiap fase hidupku.

Ia bukan type penyemangat di balik layar. Pertama kali aku mengikuti test untuk mencari pekerjaan setelah lulus, ia mengantarkanku ke tempat ujian. Di luar dugaan ternyata ibuku menunggui sampai aku selesai ujian. Katanya, biar aku semangat. Ah ibu

Apa yang dilakukannya, terkadang tidak masuk akal bagiku.

Bahkan saat aku diterima bekerja di perusahaan tempat aku mencari nafkah sekarang, ibu lagi-lagi mendampingi di hari pertama kerjaku. “ Ibu takut kalau nanti penempatanmu di pelosok desa, kamu belum tahu tempatnya”, katanya

Saat itu usiaku…. 22 tahun, bukan usia yang pantas untuk diantar ke tempat kerja.

Tapi itulah ibuku dengan segala keunikannya.

Saat hati remajaku mengharu biru. Ibu tiba-tiba hadir di depan asramaku. Perjalanan delapan jam Medan-Sibolga tak menyurutkan langkahnya. Tidak ada nasehat panjang lebar seperti yang kuperkirakan. Tidak ada pertanyaan mengapa dan bagaimana. Yang dilakukannya hanya mengajak makan martabak mesir kesukaanku, Sorenya aku sudah bisa tersenyum manis lagi di depan teman-temanku.

Ibuku adalah …………… sebuah cinta yang tak pernah terucap

Entah sejak kapan tepatnya aku menyadari, ternyata aku tak pernah mengucapkan kata “ ibu, aku cinta kamu”. Aku lebih sering berkata “ ibu, aku rindu” untuk menggantikan kata cinta yang ingin keluar.

Dan aku lebih suka menunjukkan cintaku dengan berbuat hal-hal yang membuat sudut-sudut bibir ibuku tertarik beberapa senti ke belakang dengan binar bahagia di matanya.

Mungkin bagi sebagian orang, begitu mudah mengucapkan kata cinta. Namun, setelah kupikir-kiri lagi, bukan hanya kata cinta yang tak pernah kuucapkan, kata maaf pun baru berbilang angka saja keluar dari bibirku. Tepatnya saat lebaran tiba. Entah…..

Dalam sebuah lagu, kasih ibu sepanjang masa, maka bagiku kasih ibu tak ada masanya.

Menjejaki hidup ibuku, seperti masuk ke dunia “ ah itu hanya ada di dunia sinetron “.
Selama 28 tahun aku menghirup udara dunia ini, hanya separuhnya kuhabiskan benar-benar berada satu atap dengannya. Selebihnya, aku lebih banyak berada jauh dari jangkauan matanya. Namun kasihnya tak terbatas gugusan pulau yang merentangi.

Darinya, aku mengetahui kata “ berjuang sampai titik keringat terakhir”. Bukanlah sebuah slogan, tetapi benar nyata dan benar ada.

Bagaimana pun sulitnya kondisi keuangan kami, pendidikan merupakan hal yang paling harus diperjuangkan. Tidak ada hal yang bisa menghalanagi cita-cita kami , keempat anaknya. Dengan terseok-seok, bahkan sedikit jatuh dan lebam disana-sini akhirnya di tangannya kami tuai keberhasilan.


Ibuku adalah……. Sebuah cawan kasih yang tak pernah kering.

Ibuku adalah…… Sebuah melodi yang tak pernah sumbang

Ibuku adalah…… Sebuah pelita yang tak pernah padam

Terima kasih ibu…………………..











Custom Post Signature