Kopi

Monday, July 2, 2012
Nyambung postingan saya tentang hobi baru saya ikut segala macam quiz di FB. 

Salah satu kuis yang saya ikutin itu adalah Nescafe Journey. Kita disuruh milih Aspire, Riyani Djagkaru, Nicholas Saputra, atau Imam Darto. Trus ceritain ide perjalanan kita bareng mereka. Wah mupeng lihat hadiahnya. jalan-jalan keliling Indonesia yang konsepnya, Explorer,Independent atau City Slicker.

Saya tentu saja dong pilih Riyani Djangkaru, secara yang pilih Nicholas Saputra segambreng. Penasaran aja sama cewek satu ini. Menurut saya dia tuh super keren jadi perempuan. Kenapa??? ya gpp, keren aja, halah.

Nah, bukan kuisnya yang mau saya omongin, tapi tentang kopinya. Saya dan suami adalah pasukan penggemar kopi. Kita tuh suka ngupi-ngupi gak jelas. Kalo lagi bengong di rumah ga ada kerjaan, daripada liat-liatan tiba-tiba aja kita udah di jalan nyari warkop yang msh buka. Nyarinya yang ada wifi, biar bisa sekalian ngenet. Di setiap gerai kopi itu pasti mereka pake coffe maker kan. Trus saya jadi kepikiran pengen beli coffe maker yang biasa ada di cafe2 itu deh, kira-kira berapa harganya yah. Kok ya bisa , kopi yang keluar dari alat itu jadi enaaak banget. Favorit saya tuh Tiramishu caffe Latte, wah rasanya bikin merem melek..

Waktu saya ke Bandung, sempet mampir di Coffe Toffe. Konsepnya sederhana banget  tuh gerai, cuma tempat kecil mungil, dengan aneka menu kopi dan coklat yang harganya juga ga terlalu mahal, udah bisa jadi tempat usaha. Dipikir-pikir kayaknya modalnya ngga gede juga. Mana rame banget lagi yang beli disitu. Keren banget, punya kedai kopi yang bisa buat nyante-nyante.

Udah gitu aja. cuma mau bilang, coffe maker itu bikin kopi jadi enak, dan saya pengen minum kopi enak terus-terusan. 


Sarapan Paling Indonesia

Saturday, June 30, 2012

Dari sekian banyak hal yang membuat saya cinta banget kerja di perusahaan saya sekarang ini adalah nemplok sana sini ke berbagai kota-kota di nusantara. Dan dari kesenangan itu, hal yang paling saya sukai adalah nginep di hotel. Bisa bermanja-manja ria, leyeh-leyeh menikmati kemewahan sesaat setelah sehari-hari ribet dengan urusan kantor, pekerjaan, dan kos saya yang yah standar abis lah. Dan yang paling mempengaruhi saya dalam menilai kekerenan sebuah hotel, bukan kamarnya, bukan pula kolam renangnya atau keramahan pegawainya. Yang paling membuat saya betah dan merekomendasikan sebuah hotel itu bagus atau tidak versi saya adalah sarapannya. Yup, menurut saya sarapan itu penting banget sebagai gimmicks menarik yang bisa ditawarkan ke tamu hotel.

Selama ini, juara sarapan paling enak adalah salah satu hotel keren di Medan, di depan Merdeka Walk. Itu hotel sarapannya, wuih enak banget dan super komplit. Mulai dari menu utama, nasi goreng, lontong sayur,bubur ayam,nasi perang, soto, dan bakso. Itu baru yang berat. Yang ringannya, ada salad, sushi, waffle, aneka roti, aneka buah, lupis, cenil, segala macam bubur mulai dari bubur sumsum, kacang ijo, ketan hitam. Dan juara dari segala juara, ada dimsumnya booo, dimsum goreng dan dimsum steam, Ah my favorit food ada semua disini. Aneka gorengan. Beughh, dengan noraknya saya betah nongkrong di restorannya dari jam tujuh sampe jam setengah sepuluh, bayangkan.


Nah hal unik yang saya temui, di masing-masing kota, hotel pasti menyediakan menu sarapan khas kota tersebut. Kalau hotel di Medan, menyediakan Lontong Medan dengan tauconya, lain lagi di Jogja, pasti ada menu gudeg, di Solo ada nasi liwet, di Bandung ada nasi kuning,karedok,batagor. Nah di Bali??? Saya ngga nemu makanan khasnya ada di counter makanan. Yang ada malah makanan Western, yang saya ga suka sama sekali.

Balik lagi ke kantor, saya dihadapkan pada kenyataan hidup. Menu sarapan saya, bubur ayam lagi bubur ayam lagi. Sering saya berandai-andai, kalau saja ada warung yang nyedian menu sarapan dari Sabang sampai Merauke pasti saya ngga bingung setiap paginya.

Saya jadi penasaran nih dengan sarapan-sarapan khas nusantara. Setelah nanya-nanya sama teman-teman saya yang tersebar dari Pulau Weh sampai buntutnya pulau Irian, saya berhasil mengumpulkan menu sarapan yang khas banget. Beberapa malah sudah jarang beredar. Yuks, ikut jalan-jalan bersama saya, sambil menikmati sarapan ala nenek moyang.

Kita start dari ujung Barat Indonesia. Kata teman saya yang di Aceh, makanan di samping ini adalah sarapan khas disana, namanya nasi gurih. Mungkin di kota lain ada juga yang menamainya nasi lemak. Namun yang membedakannya adalah di atas nasi tersebut ditaburi kelapa gongseng, sambal tauco, kuah lemak dan paru goreng. Yang bikin nikmat, karena nasinya dibungkus oleh daun pisang sehingga memberi aroma yang mengundang selera, apalagi ditambah kacang goreng sebagai kriuk kriuknya.

Selain nasi gurih, di Aceh Selatan ada sarapan khas suku Kluet bernama Rabee. Sayang saya tidak dapat fotonya. Rabee adalah daging rebus yang dicampur dengan sayur pakis yang telah dibumbui dengan rempah-rempah . Kemudian dicampur seluruhnya dengan kelapa gongseng yang sudah dihaluskan. Biar seger bisa ditambahi perasan jeruk nipis. Wah, ini sih kayak anyang kalau di Medan.

Bergeser ke kota yang berdampingan dengan Aceh, ibukota Sumatera Utara ini sangat terkenal dengan wisata kulinernya. Hanya ada dua rasa makanan di Medan, enak dan ueenak banget. Jadi kamu belum merasakan surganya makanan kalau belum ke kota saya yang sodap nian ini. Khusus sarapan, mungkin karena bersebelahan dengan Aceh, nasi gurih juga termasuk menu sarapan yang selalu ada. Disamping itu yang tak pernah ketinggalan adalah lontong Medan, Lupis dan Cenil. Soto Medan??. Walaupun sangat khas, namun menu soto biasanya lebih familiar disajikan buat makan siang.


Lontong Medan mungkin hampir sama dengan lontong Cap Gomeh kalau di Jakarta, bedanya, kalau di kota lain biasanya tambahan lauk berupa opor ayam, maka di Medan, lauknya adalah rendang dan tak ketinggalan tauco yang membuat rasa menjadi pedas. Kalau lupis dan cenil sih saya sering menemukannya juga ada di kota-kota lain, apalagi di Jawa. dari penampilan dan rasanya , jelas makanan ini pasti berasal dari Jawa. Konon Chenil itu katanya sih asli Cilacap. 

Perjalanan kita berlanjut, ke kota si Malin Kundang, Padang. Tidak usah diragukan lagi, warung makan paling enak ya warung makan Padang, namun coba kita lihat menu sarapannya. Di Padang, Lontong dan Soto menjadi sarapan sehari-hari.Perbedaan  lontong Padang dan lontong Medan terletak pada sayurnya, kalau di Medan biasanya pake sayur gulai gori/nangka kalau di Padang pakai gulai sayur pakis, perbedaan lain di kerupuk yang menghiasinya. kalau di Medan biasanya pakai kerupuk merah putih atau emping goreng, maka di Padang ada kerupuk yang sangat khas, yaitu kerupuk merah.Ambooi, sedap nian. 


Karena sama-sama tanah melayu, Palembang, Bengkulu dan Lampung  memiliki sarapan yang hampir mirip. Salah duanya yaitu Burgo dan Laksan. Terdiri dari tepung sagu yang dicampur dengan ikan. Disajikan dengan kuah santan. Kayak gulai kali ya. Karena daerah pesisir makanan khas di daerah ini hampir sebagian besar terbuat dari bahan baku ikan. Modifiksi mpek-mpek.

Nyebrang ke Pulau Jawa, Betawi punya sarapan khas yaitu Nasi Ulam. Nasi putih yang ditaburi dengan parutan kelapa yang digongseng kering pedas gurih, lalu dikasi lalap yang terdiri dari toge pendek,kemangi dan timun. Tambahannya bisa pake tempe goreng atau bakwan. Kalau pengen pedas, tinggal disiram kuah kacang.

Ada juga tahu telor, sesuai namanya ya campuran tahu sama telor yang diomlete gitu deh, disiram saus kacang. Dan tak ketinggalan soto betawi yang segar. Kata teman saya kadang ada juga yang suka makan nasi uduk campur jengkol. Ga kebayang saya, pagi-pagi sarapan jengkol. tapi pasti maknyus deh

Gambar disamping ini namanya Awug, khas Jawa Barat. hampir mirip dengan putu, hanya saja cetakan nya berebeda, pake cetakan seperti membuat nasi tumpeng. Terbuat dari tepung beras, kelapa, gula merah dan daun pandan. 

Jadi ingat saya kalau di Medan ini makanan khas Siborong Borong, namanya Ombus-ombus. Beda pulau tapi sarapannya sama aja ternyata. Kalau di Jember namanya berubah jadi Orog-orog.

Khas Sunda yang lain, namanya Nasi Tutug Oncom.. Nasi yang dicampur dengan sampuran oncom,kencur,bawang putih,cabe rawit. DImakan dengan lauk lainnya, sesuai selera.

Masih sanggup kan, baru separuh Indonesia nih. Gila, Indonesia luas banget ternyata. Berikutnya kita ke Klaten. Kota Jogja dan Solo saya lewatkan karena udah tahu semua kan ya, khas nya Gudeg dan Nasi liwet. Di Klaten itu ada sarapan yang bernama Tahu Lethok. Dimakan bersama dengan gudangan atau kalau di Sumatera namanya urap dan kerupuk. 



Masih di Jawa. Jawa Timur punya nasi Krawu khas kota Gresik. Nasi putih pulen yang disajikan dengan daun pisang disertai irisan daging sapi, jeroan, terasi dan serundeng. Enak banget deh ini, saya biasa makannya dulu sewaktu kerja praktek di Petrokimia Gresik. Kangeen.

Langsung nyebrang ya ke Pulau Madura. Nasi jagung  merupakan makanan khas disana. Terdiri dari nasi putih yang dicampur dengan jagung dilengkapi dengan sayur-sayuran seperti urap. Rasanya agak sedikit manis. Tapi jangan khawatir ada sambalnya kok kalau mau berasa pedes-pedes.

Udah di Madura, kita ke Lombok. Dan ternyata di Lombok, sarapannya ya nasi kuning. pelengkapnya sama dengan di Bandung, ada teri, lalapan dan di tambah sambal jika ingin terasa pedas. Tapi saat saya jalan-jalan ke Lombok, saya sarapan pakai nasi putih dan plecing kangkung. Ih kangkungnya itu lho, kok bisa ya enak banget, kinyis kinyis, beda sama kangkung di tempat lain. Karena konon katanya kangkung di Lombok nanemnya di air kolam. Itu kata temen saya lho.

Capek mengelilingi pulau Jawa dan Nusa Tenggara, kita meluncur ke Kalimantan. Di Kalimantan Selatan atau Banjar ada sarapan khas yang bernama Katupat Kandangan. Hampir sama dengan lontong sayur, tetapi uniknya, makanan berkuah ini lebih nikmat kalau dimakan langsung pakai tangan. Apa sebab?, karena jika dengan tangan, Katupat bisa lebih mudah diurai dan kuahnya juga lebih meresap. Diatas Katupat diberi ikan Haruan dan bawang goreng, kalau ikan haruan ngga ada, bisa diganti dengan telur itik.


Sementara itu Kalimantan Barat, kotanya si hantu Pontianak,  memiliki Sate yang sangat khas, karena disiram dengan kuah kaldu yang diaduk dengan minyak samin, namanya sate kuah. Campuran kuah kacang dan kaldu membuat lidah menari salsa, hmm Yummy. 

Melompat Ke Sulawesi, tak lengkap rasanya tanpa menyinggung Coto Makasar yang terkenal itu. Selain Coto, masakan khas Sulawesi lainnya adalah Binte yang berasal dari Poso. Berupa sop jagung, biji jagung ditambahi dengan ikan suwir, daun bawang dan bawang goreng. Rasanya gurih asin. Hmm Sehat benar kayaknya yah. 

Selain Binte aja juga Bassang, bubur jagung juga namun rasanya manis. 

Mungkin memang di Sulawesi selera masyarakatnya adalah makanan berkuah, karena di Palu pun, yang disukai untuk sarapan adalah Sop Kaledo, yaitu sop kaki lembu Donggala.

Selain makanan di atas, ada juga sarapan khas Sulawesi yang sudah mulai jarang dimasak orang yaitu La'Nya'. terbuat dari sagu yang dikeringkan menjadi tepung kemudian dicampur dengan kelapa parut yang masih muda. Trus semuanya dicampur jadi adonan, dipipihkan kaya mau  buat pizza. Kemudian diatasnya ditaburi gula merah , lalu digulung seperti mau buat dadar. Nikmat disajikan dengan teh atau kopi.


Wah ngga kerasa kita sudah sampai di ujung kepulauan Indonesia.Kita akhiri, perjalanan kita dengan menikmati sarapan Papeda khas Papua. Papeda terbuat dari sagu yang disiram air panas, biasanya dimakan dengan ikan kuah kuning. Sebagai pelengkap bisa ditambahi sayur kangkung atau daun pepaya. Rasanya tawar. Cara makannya nih yang unik. Harus dihisap, ga bisa dikunyah, soalnya mirip bubur bayi gitu sih ya.

Hwaaa, dah selesai nih keliling Indonesianya. Gimana? udah kenyang atau tambah laper. Sebenarnya itu masih sebagian yang saya tahu, masih banyak lagi sarapan khas nusantara yang tidak saya sebutkan. Karena keterbatasan saya tentunya. Kamu silahkan tambahkan sendiri sarapan khas daerahmu yang belum sempat saya ulas. 

Nah kalau sudah begitu, rasanya cintaaaa banget sama Indonesia. Kalau sarapan saja sudah begitu menggoda apalagi menu makan siang dan makan malam ya??. Hmm , tampaknya saya harus sering-sering minta dinas ke daerah-daerah nih.

Baiklah, selamat sarapan penduduk Indonesia.



Gambar dari berbagai sumber.
Artikel ini dari berbagai narasumber dari Sabang sampai Merauke. Special thanks to Warga BAW yang dengan antusias menginformasikan sarapan khas daerah masing-masing.Juga warga BRI yang tersebar dari ujung Sumatera sampai Irian Jaya.






Akhirnya Tiba Juga


Dan salah satu hasil ke ge-je-an saya selama ini akhirnya tiba dengan selamat di depan pintu rumah. Hampir sebulan sejak pengumuman , kirain penyelenggaranya udah lupa sama saya. Sayang saya lagi di Jakarta, jadi yang menyaksikan momen bersejarah itu adalah suami saya, halah. 

Sebuah mesin cuci merk Samsung, hadiah dari kompetisi "Molto mencari ayah romantis" yang saya ikuti beberapa waktu lalu. Jadi ini lomba sharing cerita mengapa suami kita pantas kita sebut romantis. Jangan tanya seberapa romantis suami saya ya?. Yang pasti juri menilai cerita saya layak menang, horeeee. Alhamdulillahi rabbil alamin.

Kebetulan banget nih, suami saya baru ulang tahun tiga hari lalu, ga perlu beli hadiah lagi :). Harapannya sih kemarin bisa menang hadiah utama berupa jalan-jalan ke Paris, ternyata belum layak. Gpp, dapet mesin cuci aja senengnya bukan main. Sekarang ngga perlu ngelaundry tiap minggu. Udah bisa nyuci di rumah sendiri. 

Saya ngga nyangka lho ternyata hadiahnya benar-benar dikirim dari Jakarta, kirain ada perwakilan di Medan gitu. Mana masih dipetiin lagi. Bikin penasaran. 

Nah ini dia si tersangka, udah nangkring di dapur. Selamat mencuci suamiku sayang. And happy Birthday.



Terima kasih Molto. Semoga makin jaya

I'm a Quiz Hunter


Akhirnya tiba juga masa saya bosen bersosmed ria. Jadi males nulis status di FB, males twitteran, pokoknya males aja. Tapi saya ngga punya kerjaan lain. Kalo lagi bengong, buka hape ujung-ujungnya pasti ngeliat tweet,liat fb aaargh, kurang kerjaan banget saya.  And karena kurang kerjaan itu, akhirnya saya jadi cari kerjaan lain, Tuh FB saya pantengin satu-satu iklan yang berbaris di sebelah kanan. And yippie, saya punya kerjaan baru. Yup ikut macem-macem kuiz.

Jadi sekarang, tiap hari saya klak klik setiap iklan yang ada. Like semua page yang ada. Dan, ikutan kuiz yang diadain mereka. Sampai saya menulis artikel ini, saya udah ikutan hmm…… berapa kuiz ya. Nivea,Vaselin,Rexona,Nescafe,Dulux,Daihatsu,BCA,Telkomsel. Parah, bener-bener efektif dah waktu yang saya punya sekarang. Dan setiap kuiz selalu mensyaratkan terpampangnya sebuah foto. Nah saya punya kerjaan tambahan satu lagi. Foto-foto geje setiap pagi.

Diluar kenarsisan saya dengan ikut kompetisi, kuiz atau lomba itu, saya rasa bagus banget tuh cara produk-produk tersebut mengiklankan diri. Minimal yang mau ikut kuiznya harus nge-like, udah gitu kan kita mau ngga mau jadi baca produknya mereka.  Teknik marketing yang murmer.

Semoga saya beruntung deh , nyangkut satu dua hadiahnya. Kalo ngga ada yag menang??.
Ya cari kuiz yang lain lagi :))

Jilbab, Hati atu Fisik?

Thursday, June 28, 2012
Mana lebih penting jilbabi hati dulu apa jilbabi fisik?

Ini hanya cerita tentang awal mula aku memutuskan mengenakan jilbab. Just sharing aja.

Aku memutuskan membalutkan hijab menutupi auratku saat usiaku menginjak usia tujuh belas tahun, kelas dua SMA. Masa-masa puber yang sangat menggelora. Gelora hura-hura, senang-senang dan gelora khas remaja yang menginjak usia ingin diakui sebagai insan yang beranjak dewasa.

Aku berjilbab tanpa dasar ilmu yang cukup. Aku hanya tahu jilbab itu wajib,Titik. Aku tidak tahu etika berjilbab yang baik bagaimana, wanita muslimah yang baik itu seperti apa,aku tidak tahu sama sekali. Bagiku yang penting saat itu aku menutup auratku. Jadi walaupun berjilbab aku tetap pacaran. Yah saat itu aku tidak mengerti hukum pacaran dalam Islam. Aku hanya mengerti kalau pacaran dilarang karena dapat mengganggu sekolah karena jadi tidak konsentrasi belajar, itu saja. Sama sekali tidak tahu bahwa itu dilarang agama. Tidak tahu bahayanya dan tidak mau tahu.

Dengan ilmu yang sangat minim itu aku pun nekad berjilbab. Jilbab pertamaku hanya dua biji. Warna putih dan biru sesuai dengan warna seragam sekolah. Alasan utamaku berjilbab salah satunya karena aku merasa lebih cantik kalau mengenakan jilbab. Selain itu untuk menutupi tubuhku yang terkesan kurus. Di samping itu karena di kelasku hanya ada dua orang cewek muslim, aku ingin terlihat berbeda dengan jilbabku.

Kelakuanku setelah berjilbab dan sebelum berjilbab tidak ada bedanya. Aku masih suka kumpul bareng cowok-cowok di kelas. Masih suka teriak-teriak. Masih suka tertawa ngakak, dan belum bisa menjaga pandangan.

Sampai suatu hari saat pelajaran agama Islam di kelas, seorang teman bertanya pada guruku,

"Bu,mana lebih baik,cewek yang berjilbab tapi akhlaknya tidak baik atau cewek tidak berjilbab tetapi akhlaknya baik"

Terus terang pertanyaan itu sangat menohok hatiku. Karena di dalam kelas itu hanya aku yang berjilbab, sedangkan yang lain belum mengenakan jilbab. Pertama mendengarnya aku emosi. Aku merasa pertanyaan itu ditujukan untukku. Yah karena teman cewekku yang lain memang lebih kalem dan lebih santun dibanding aku.

Namun untunglah jawaban bu guru menenangkanku. Sejatinya seorang perempuan itu wajib menutup auratnya terlepas dari bagaimanapun akhlaknya. Seharusnya seorang wanita yang sudah berjilbab harus lebih memperhatikan kelakuannya. Menjaga dan memperbaiki akhlaknya setiap saat. Tidak boleh menjadikan hal yang satu untuk menunda berjilbab, termasuk alasan menjilbabi hati dahulu baru kemudian jilbabin fisik. Itu hanyalah akal-akalan orang yang belum siap menutup auratnya saja. Entahlah

Sejak itu aku mulai mengurangi kebiasaanku berteriak-teriak di kelas. Beberapa teman ada yang bilang bahwa aku berubah, jadi ga asik lagi. Hihihi akhirnya aku mulai sedikit kalem walau belum bisa dibilang santun.

Di samping itu berjilbab membuat penampilan menjadi praktis. Kalau dulu aku setiap pagi heboh mengeringkan rambut agar penampilan ☀☺Ќξ²☀;) .., sekarang tidak perlu lagi. Cukup selembar kain segiempat yang menutup kepalaku, hanya dikancing di bawah leher, hup aku sudah selesai berpakaian, sesimpel itu. Siapa bilang pakai jilbab ribet ?.

Hanya saja setelah mengenakan jilbab, ada beberapa kegiatan yang tidak bisa kuikuti lagi. Seperti ekstrakurikuler yang kupilih yaitu tari. Saat itu sekolahku akan mengadakan pentas seni untuk merayakan hari pendidikan nasional. Aku yang sedianya menjadi salah satu penari utama di perayaan tersebut terpaksa rela melepaskan acara itu. Awalnya guru tariku membujukku untuk melepas jilbab khusus untuk pentas tersebut. Karena tari yang akan kami bawakan adalah tari sunda berpasangan. Dimana kostumnya mengenakan kebaya yang terbuka di bagian bahu. Tentu saja aku menolaknya, aku ingin tetap menari tapi dengan memakai jilbab. Guruku tidak mengabulkan permintaanku. Akhirnya kuputuskan untuk mengundurkan diri dari acara tersebut.

Sebenarnya aku sedih sekali, karena sudah latihan selama sebulan lebih untuk pentas akbar tersebut, tapi ya hidup adalah pilihan.

Memang setelah mengenakan jilbab, banyak kegiatan yang harus aku lepas dan batasi. Seperti misalnya olahraga. Aku yang sangat suka berenang terpaksa menahan diri untuk tidak sering-sering berenang. Kalau sudah kebelet pengen berenang, aku harus memakai baju renang khusus muslimah dan mencari waktu selang yang sepi. Seiring semakin banyaknya pelajar yang berjilbab, maka sekolahku memberikan hari khusus untuk kegiatan berenang para muslimah berjilbab. Alhamdulillah selalu ada kemudahan.

Kendala lain yang pernah kualami, saat hendak berfoto untuk kepentingan ijazah kelulusan. Syarat pasfoto yang diminta adalah harus kelihatan telinganya. Sampai sekarang aku tidak tahu apa korelasi antara telinga dengan syah nya sebuah ijazah.

Pada hari yang ditentukan didatangkanlah seorang photografer ke sekolah untuk mengambil foto para siswa dan siswi. Foto digelar di halaman sekolah. Aku dan teman-teman berjilbab lainnya bersikeras tidak mau difoto tanpa jilbab. Namun keinginan kami tidak dikabulkan. Pihak sekolah hanya memberi dispensasi kepada kami, berupa izin untuk tidak ikut sesi foto massal. Kami diberi ruangan khusus untuk berfoto. Tapi tetap harus membuka jilbab. Apalah daya akhirnya foto yang terpampang di ijazah SMA ku adalah foto tanpa jilbab. Miris

Dulu saat aku pertama kali berjilbab, begitu banyak kendala dan tantangan yang harus dihadapi. Namun seiring waktu,jilbab semakin diterima masyarakat kita. Bahkan sekarang sudah seperti trend. Dari mulai desa sampai kota, menjamur wanita-wanita berjilbab. Mulai dari pekerja kantoran sampai artis pun banyak yang sudah menyadari kewajiban menutup aurat. Semoga ke depannya aku dan semua wanita tetap istiqomah dengan pilihan jilbab ini. Bukan sekedar trend sesaat atau ikut-ikutan belaka. Pun demikian dengan wanita-wanita yang memutuskan untuk menjilbabi hatinya dahulu baru kemudian menjilbabi fisiknya, semoga hatinya segera terjilbabi. Amin

Custom Post Signature