Pengumuman Hasil Lomba Menulis Surat Cinta: “99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden”_EL *

Monday, February 6, 2012

Pengumuman Hasil Lomba Menulis Surat Cinta: “99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden”

Bismillahirrahmanirrahim…
Dengan izin Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa. Alhamdulillah, atas kerjasama Dewan Juri dan pelaksana lomba. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pemenang lomba menulis surat “99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden”
Juara I : Sakura Hinata, *Tanda Cinta Untuk Ayah
Juara II : Eko Hartono, *Korupsi dan Pendidikan
Juara III : Rini Febriani Hauri, *Derita Seniman Di Tanah Pilih
Juara Favorit dan Berhak mendapatkan beasiswa Sekolah Menulis Online (SMO) Writing Revolution (WR)
Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) WR:
1. Zahara Puteri
2. Faizal Oddang
3. Syakima Arfitamma
Sekolah Menulis Artikel Online (SMAO) WR:
1. Sakura Hinata
2. Ferawati
3. Muchtar Muin
Sekolah Menulis Puisi Online (SMPO) WR:
1. Dee Ann Rose
2. Ai Hayati, MA
3. Alin You
90 naskah/peserta yang masuk nominator “99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden”
AD Rusmianto 1, *Tradisi vs Modernisasi
AD Rusmianto 2, *Tasikmalaya vs Kapitalis
Adi Saputra, *Curhat Putra Jambi
Ai hayati MA 2, *Berikan Kesejukan Pada Ibu Pertiwi
Aisyah Adibah, *Aku Ingin Negeri Ini Berakhlaq
Aini Nur Latifah, *Mereka Aset Bangsa Yang Harus Dijaga
Alfa Mehdi, *Ketegasan Dan Kesadaran Hukum
Alina Sitha, *Susahnya Mendapat Keringanan
Alin You, *Aku dan Petani Binaanku
Alaysa Nichmatul Alaniah, *Mahalnya Biaya Pendidikan
Anna Permatasari, *Kabar Dari Seberang
Annisa F. Umara 2, *Transportasi
Annisa Novia, *Kritik Yang Membangun
Annisa Rona 1, *Kembali Ke Titah
Annisa Rona 2, *Berguru Kepada Jepang
Anung D’Lista 1, *Lihatlah Kami Ayah
Ariany Primastutiek, *Dimanakah Dirimu Ayah?
Ar Rifa’ah, *Kita Merindu Bersama
Arista Devi, *Sepucuk Surat Ungu Dari Negeri Beton
Ayicha Sheila, *Renungan
Ayumi Maulida, *Cinta Kasihku Untuk Ayah
Azhiyz Barry Achmad, *Sungaiku Ingin Sebening Kristal
Cindy Wijaya, *Mimpiku
Claudia Sihombing 2, *Murahnya Hukum Di Indonesia
Dafriansyah Putra, *Salam Cinta Buat Ayah
Dasri Muhardi, *Dalam Arti Arah
Dee Ann Rose 1, *Suara Asa Dari Tanah Darma
Dee Ann Rose 2, *Cerita Horror Si Guru Honor
Dewiyani Mulyaning, *Mimpi Punya Taman Baca
Derry Faisal Ulum, *Bukti Kepedulianku
Dina Ameliana Layla, *Pemuda Dan Pengangguran
Dhoiffurohmaniyah, *Sebuah Mimpi Kecil
Eka Hardiyanti, *Beasiswa
Eko Hartono, *Dana Korupsi Untuk Pendidikan
Endeh Kursiyah, *Keluh Kesah Pendidikan
Erwan Hermawan, *Karenamu, Kutorehkan Cinta Di Punggung Garuda
Faizal Oddang, *Meraba Budaya Remang
Fajar Nursyamsujati, *Di Tempat Ini
Fanny YS, *Ayah, Beri Kami Payung
Farda Dwi Nur Assifah, *Kenyataan Dan Seharusnya
Fauzia Abdul Aziz, *Nasib Kami Di Negeri Ini
Febri M. Rizkisastra, Teori 100% Sedangkan Praktek 0%
Ferawati 1, *Kinerja Aparat
Hermawan W. Saputra, *Aku Bisa Sekolah Lagi
Jef Kenzie, *Untuk Kau Eja
Maria Ulfa, *Harapan Rakyat Kecil
Mahshushah, *Ayah,Kemana Jati Diri Kita?
Mauliddina Qurrota A’yun 1, *Senduku Di Bawah Untaian Janji
Meidian Putri Zusana, *Pemimpin Yang Baik Harus Bagaimana?
Mezia Kemala Sari 1, *Lihat Kami Lebih Dekat
Miladani I Nadari, *Secuil Harapan Dari Anakmu Di Rantau
Muchtar Muin 2, *Membayangkan Sosok Negeriku
Muhammad Rasyid 2, *Apa Kabarnya…
Musafir Pena Bin Langga 2, *Curhat Ibu Tentang Veteran
Nenny Makmun, Resah Mahalnya Pelayanan Kesehatan
Niken Larasati, *Surat Kecil Untuk Presiden
Nina Rahayu, *Dalam Hati Yang Gamang Kutorehkan Asa
Nihayatus Ziin, *Budaya Yang Membingungkan
Nurhayani Nasution, *Keluh Kesah Dan Suka Cita
Ouskha Riontin, *Kami Para Pioner Bangsa
Phalosa Aini, *Dimana Damai Itu Mamak?
Rahma Esti, *Cinta Dalam Sebungkus Tiwul
Rauhiyatul Jannah 2, *Pendidikan
Ravita Dwi Indani 2, *Mereka Juga Anakmu
Reni Soengkunie, Antara Mimpi, Cita-cita dan Kemiskinan
Rini Febriani Hauri, *Derita Seniman di Tanah Pilih
Ridwan Lobubun, *Mozaik Kemajuan!
Rima Hariati, *Kapan Dan Seandainya
Rurin Kurniati, *Ijazah Dan Sebentuk Keadilan
Saepullah 2, *Bangku Pendidikan Anak Negeri
Sakura Hinata, *Tanda Cinta Untuk Ayah
Sandza 2, *Angka Itu Menyeramkan
Santosa, *Selamatkan Anak Terlantar Dari Kebodohan
Sigit Dwi Wintono, *Buktikan Janji Ayah
Sitti Marwah, *Impian Yang Kudambakan
Suparno, *Kami Masih Bisa Mengelola Ibu Pertiwi
Syakima Arfitamma 1, *Bulir Luka Di Borobudur
Syakima Arfitamma 2, *Sebatas Piagam Penghargaan Menteri
Syukron Jayadi, *Sebait Curhat Untuk Ayahanda Presiden
Tien Asmara, *Di Ujung Negeri Kami Menantimu
Tina Yanesh, *Kemiskinan, Moral Pejabat dan Lindungi TKI
Tri Lego Indah F.N, *Harapan Kami Pada Ayah
Tubagus Rangga Efarasti, *Kita Sama-sama Ingkar janji
Uni Cloverry, *Menuju Indonesia Lebih Maju Bersama Ilmuan
Va Ayana Lubis, *Cita-Cita Kita
Windi Teguh, *Tolonglah Putrimu
Wuri Nugraeni, *Cermin Pendidikan
Yulia Arianti, *Usulan UU Keperawatan
Yunda Fitrian 1, *Busung Lapar
Zahara Putri, *Keadaan Pendidikan Yang Miris

Tips Mendapat Kursi Pesawat di Depan

Friday, February 3, 2012
Tips mendapat kursi peswat di depan




Sudah dua tahun ini saya tinggal berjauhan dari keluarga. Tuntutan pekerjaan dan lokasi perusahaan tempat saya nyari sekarung berlian plus berjuta suap nasi yang tersebar seantereo negeri Indonesia raya ini, memaksa saya untuk minimal sekali dalam satu bulan berpergian menggunakan pesawat udara ( kalo punya helicopter pribadi, saya ga akan nulis artikel ini ).

Dalam setiap penerbangan, biasanya saya pasti sudah dalam kondisi tubuh lelah dan pengen merem secepatnya. Maka apapun kondisinya minum the botol sosro, eh salah ding maksud saya apapun keadaannya saya bakal minta kursi deket jendela biar tenang  ga perlu diganggu orang yang lalu lalang mau buang hajat.

Lowongan BI


Beberapa waktu lalu, saya melihat di koran Kompas pengumuman penerimaan pegawai PCPM dan MLE untuk Bank Indonesia.


Mata saya langsung berbinar-binar bahagia. Bagaimana tidak? untuk seorang pegawai bank, bekerja di BI merupakan prestise tersendiri, setidaknya itu menurut pribadi saya.Bukannya tidak mensyukuri pekerjaan yang ada sekarang, namun sudah fitrahnya manusia untuk selalu mencari kehidupan yang lebih baik ( duilee bahasanya)

Dengan semangat 45 saya buka link alamat yang tertera disana. saya baca satu persatu persyaratannya. Dan..... seperti ditabok , beuuugh ternyata tidak ada lowongan untuk jurusan saya, TEKNIK KIMIA. Oke, pasti yang baca tulisan saya ini langsung protes, ya iya lah jurusan Teknik Kimia tu emang naturalnya bukan kerja di bank, tapi di industri, pabrik ,minyak,gas, dan yang sejenisnya. Tapi mungkin banyak yang tidak tahu kalau jurusan Teknik Kimia itu adalah jurusan dengan disiplin ilmu yang bisa masuk ke jenis pekerjaan apapun.

Contohnya bank. Bisnis utama bank kan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Nah kredit itu sendiri diberikan ke berbagai sektor, yang salahtiganya itu adalah sektor industri, migas dan agribisnis yang notabene basic usahanya dipelajari oleh mahasiswa teknik Kimia. Mulai dari prosesnya, produknya sampai manajemen dasarnya pun pernah kita pelajari.

Pun demikian dengan disipilin ilmu yang lain, selain kedokteran, menurut saya semua jurusan bisa masuk ke Bank ( bahkan ada teman saya yang jurusan kedokteran hewan kerja di bank :).

Kenapa? karena bekerja di bank yang paling dibutuhkan itu adalah logika berfikir. Semua bisa dipelajari. Ilmu yang harus didapat oleh seorang bankir bisa dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu hukum dan ekonomi. Selebihnya adalah ilmu yang bisa dipelajari dengan kursus, seperti kursus kecantikan, kursus kepribadian dan kursus service excelent.

Jadi, seyogianya ( saya ga terlalu mengerti arti kata ini), setiap jurusan harusnya bisa melamar untuk kerja di BI. Apalagi setelah diterima nanti , calon pegawai BI kan ditraining selama dua tahun. Wah itu kan waktu yang cukup untuk mendidik seorang sarjana dari jurusan apapun, dengan catatan lulus seleksi psikotes dan seleksi lain yang distandardkan BI.

My point is, kalau punya anak ga usah dipaksa kuliah ke jurusan-jurusan yang notabene menurut sebagian besar masyarakat kita merupakan jurusan yang keren. Bukan karena prospek setelah lulusnya tapi karena tingkat kesulitan masuk maupun keluar dari jurusan itu. Biarlah anak milih jurusan sesuai yang diminatinya. Bahkan kalau ia milih yang diminati sekalipun belum tentu nantinya kerja sesuai dengan jurusan.

Trus gimana dong?.Pokoke rezeki itu sudah ada yang ngatur, kita hanya harus tahu dimana tempatnya dan berusaha dengan sangat keras untuk meraihnya.


catt:


Akhirnya saya kekeuh tetep daftar ke BI walaupun ga ada jurusannya. kemarin saya lihat pengumumannya di internet d an hasilnya ................... SAYA GAK LULUS TEST ADMINISTRATIF :((. Ternyata sistem BI canggih ya prend

Emosi Menjatuhkan Gengsi

Wednesday, January 25, 2012
“ Para penumpang pesawat Lion air dengan nomor penerbangan JT 204 tujuan Medan, dipersilahkan naik ke pesawat udara ”


Akhirnya, setelah delay yang melelahkan selama dua jam, yang katanya akibat alasan operasional, dan aku yakin kalau ditanya lebih lanjut kepada para petugas maskapai udara tersebut lebih jelasnya alasan operasional yang bagaimana, mereka pasti tak bisa menjawabnya, maka satu persatu penumpang menaiki tangga pesawat termasuk aku.

“Some people do travel for the vacation , the other for work”
Bagiku, bepergian adalah karena alasan kerja dan keluarga.

Dengan ramah, pramugari mempersilahkan kami menuju ke kursi masing-masing. Kuarahkan mataku ke deretan kursi yang akan kududuki.

Hufft, seperti yang sudah-sudah, selalu saja ada penumpang yang dengan seenaknya menduduki kursi yang tidak sesuai dengan tiketnya.

Setiap bepergian, aku selalu berusaha mendapatkan kursi di pinggir jendela. Bukan karena ingin menikmati gumpalan awan, tetapi karena perjalanan yang sangat membosankan, sehingga aku akan  membunuh waktu yang tak mungkin mati selama dua jam di udara dengan menonton film dari laptopku atau hanya sekedar menulis satu dua hal yang melintas di kepalaku. Untuk itu, rasanya tempat yang paling nyaman adalah di sebelah jendela, agar bisa tenang tanpa dilalui oleh penumpang lain yang lalu-lalang ingin ke kamar kecil.

Aku menghembuskan nafas dengan keras, berharap si bapak yang menduduki tempat dudukku menyadari kekeliruannya. Dengan tampang jutek kubuka bagasi diatas kepalaku, sembari menyimpan ransel hitam yang tidak akan muat kalau kuletakkan di bawah kaki kursi.

Tampaknya bapak tersebut tak bergeming. Tetap santai sambil memandangi ke arah luar jendela, mungkin memperhatikan para petugas bandara yang sibuk disana.
Tanpa basa basi segera kutegur ia

“ Ehm bapak, kursi saya di sebelah jendela, mungkin bapak salah duduk” kataku ketus
Aku malas beramah tamah lagi, sudah capek tadi menunggu dua jam, masih harus berhadapan dengan hal-hal yang gak penting kaya gini.

“ Eh apa iya” katanya terkejut

“ Ia, benar “ jawabku dingin

Kulihat ia mengeluarkan tiket dari saku celananya.

“ Ngga kok mba, benar ini nomor kursi saya “ Katanya

IIIh sebel banget deh, udah salah ga mau ngaku lagi, pikirku

“ Ngga bapak, saya yang seharusnya disitu” kataku ga mau kalah

“ Kursi mba nomor berapa’ tanyanya kepadaku

bikin tambah kesel saja nih bapak.

Dengan kasar kukeluarkan tiketku dan kutunjukkan kepadanya, ‘ Nih” sodorku

“  Eh…. Kursi mba no 03 A , ini 04 A mba”




Oh my God, malunya……..

Daihatsu Xenia....., Cara Aman Berkendara


Yang lagi nyari mobil
Yang bingung tentang kualitas mobil
Yang ingin selamat naik mobil

Tidak perlu bingung lagi, ga perlu iklan berlebihan untuk mempromosikan suatu produk berkualitas.
Masyarakat sekarang sudah pintar, tahu mana yang beneran mana yang hanya iklan. Jadi percuma saja, mempromosikan suatu produk dengan model-model papan atas dan efek-efek visual yang super canggih kalau belum terbukti.

Kata orang mobil buatan Eropa paling bagus, body nya kuat, interiornya mewah, desainnya elegan, teknologinya canggih.

Tapi tetap saja mobil buatan Jepang yang paling laris.
Harga beli terjangkau, harga jual mahal, spare part ada dimana-mana. ga perlu pusing mikirin perawatan.

Soal keselamatan???
Renault..... lewat
Mercedes.............lewat
BMW............lewat

Daihatsu Xenia juaranya

Walaupun menabrak pembatas jalan, jumpalitan di trotoar, menghancurkan sebuah halte, dan menewaskan sembilan nyawa serta melukai beberapa orang tak bersalah, penumpang di dalamnya sehat walafiat tanpa tergores sedikit pun. Bahkan tidak menimbulkan ekspresi shock di wajah-wajah itu.

Jadi?? masih bingung memilih mobil??

Satu Pagi di Tugu Monas


“ Mak, besok pagi kita jalan-jalan ke Monas ya, kan minggu lalu ga jadi”  setengah merengek Ayuni, bocah berusia enam tahun itu menarik-narik sarung emaknya.

“ Iya, besok pagi-pagi kita kesana, sambil olah raga, tapi janji ya kamu ga minta jajan macem-macem”

Dengan kegembiraan khas anak kecil Ayuni mengangguk keras. Kuncir rambutnya bergoyang ke kanan ke kiri, seperti ekor kuda berkibas-kibas.

“ Sekarang kamu cuci piring dulu, habis itu tidur ya, biar besok seger” kata emak sambil menyetrika pakaian yang telah dicucinya hari ini.

Tanpa menunggu perintah kedua, Ayuni langsung mengumpulkan piring-piring kotor bekas makan malam tadi. Dengan penuh semangat dicucinya piring-piring tersebut.

****

Pagi yang cerah di bawah Monas yang menjulang. Anak-anak riang berlari kesana sini. Para remaja asik berjalan santai. Ada pula yang sibuk berfoto mengabadikan tugu emas tersebut.

“ Mak, Ayuni pengen naik delman”

“ Hussh, jangan macem-macem kamu, kan tadi malam udah janji ga minta ini itu, emak ga bawa duit” kata emak gusar.

Sudah seminggu ini, Ayuni selalu merengek minta ke Monas, belum lagi permintaanya barusan. Naik delman di Monas lumayan mahal untuk kantong buruh cuci seperti Mak Surti.

“ Kita jalan-jalan  aja yuk, nanti Ayuni emak belikan kerak telor” hibur emak

Perlahan bibir Ayuni yang tadinya megerucut, kini merekah lagi

“ Asssiik, ayo mak, tapi ntar kalo emak udah punya duit, Ayuni boleh ya mak naik delman”

Mak Surti hanya tersenyum tipis mendengar permintaan putri semata wayangnya itu .Dalam hati ia bertekad untuk bekerja lebih keras lagi. “ Hmm, sebaiknya aku mengambil juga cucian anak-anak kos di sekitar rumah untuk menambah penghasilan” gumamnya sambil lalu.


****

“ Ayo kita pulang Ayuni, nanti emak kesiangan nyuci” kata emak sambil menggandeng tangan kecil Ayuni.

Sambil mengunyah kerak telor yang dibelikan emak, Ayuni menelusuri trotoar bersama pejalan kaki lain. Mulutnya tak berhenti mengunyah, sesekali terdengar ocehan riangnya.

“ Mak, ntar kalo kita jadi naik delman, Ayuni mau duduk di depan, trus Ayuni mau nyanyi lagu naik delman, hihihihi, tuk tik tak tik tuk tik tak suara kaki kuda “  mulut mungilnya asik berceloteh tanpa menghiraukan riak di mata emaknya.

“ Iya nak, kamu boleh duduk dimana saja” lirih suara Mak Surti menjawabnya



Tiba-tiba seperti dalam adegan film action, sebuah mobil hitam meluncur cepat ke arah mereka. Mak Surti ingin berteriak, namun belum sempat pita suaranya menghasilkan nada, tubuhnya terlempar beberapa meter ke jalan menghantam kerasnya aspal yang masih dingin. Terekam  jelas di retinanya, tubuh mungil Ayuni terseret di bawah kolong mobil tersebut. Air mata beriak di sudut matanya seiring dengan hembusan nafas penghantar keabadian.

Sayup-sayup lirih terdengar bait lagu

“ Pada hari minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman istimewa kududuk di muka
Kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Suara kaki kuda”


Aku Benci kamu Hari Ini

Thursday, January 19, 2012

Tak berkedip mataku memandang tubuh yang terbujur di hadapanku. Sudah semalaman aku mengawasi, menjaganya tanpa kenal lelah.

Fuad nama pemuda itu, sejak kemarin air raksa yang berada dalam thermometer pengukur suhu tubuhnya, belum menunjukkan tanda-tanda akan beringsut turun. Dengan sabar kubelai tubuhnya , kuhalau makhluk-makhluk kecil yang berterbangan dengan suara mendesing agar tak terusik lelap tidurnya. Dengan lirih kusenandungkan lagu-lagu yang akan semakin menina bobokan siapapun yang mendengar.

Tik tok tik tok, bunyi jam dinding di kamar Fuad, jarum mulai bergeser sedikit demi sedikit dari satu titik ke titik berikutnya. Beberapa menit lagi hampir mendekati sepertiga malam.

Fuad mulai gelisah dalam tidurnya, posisi tubuhnya sudah bergeser kesana kemari. Sebentar ke kanan, sebentar ke kiri.

Aku pun gelisah melihatnya , tugasku adalah untuk menjaga tidurnya, perlahan kutiupkan angin lembut agar ia tenang kembali. Syukurlah sepertinya ia berangsur tenggelam lagi ke dalam mimpi indah yang menyelimutinya.

Kuelus  ubun-ubunnya dengan hati-hati, konon katanya hal itu akan memberi efek menenangkan. Matanya yang tadi berkedut-kedut mulai diam, dengkur halus terdengar dari sela-sela nafasnya. Ah betapa damai melihat ia terlena seperti ini.

Jarum jam masih berdetak, bergeser ke menit berikutnya.

Kulihat Fuad mulai bergerak-gerak kembali. Tangannya bergeser ke arah perut, raut wajahnya seperti sedang menahan sesuatu, mungkin ia ingin buang air kecil pikirku. Tapi , kalau ia bangun, tidurnya pasti akan terganggu. Kubisikkan kata-kata lirih di telinganya, menyuruhnya menahan sebentar sampai pagi hari. Kubelai rambut hitamnya, berusaha menidurkannya kembali.

Tirititit tididtitit tididitit…… Tiba tiba terdengar suara alarm dari sebuah benda si atas meja. Dengan terburu-buru aku berusaha menghentikan suara-suara itu. Tapi, ah aku tak mengerti bagaimana caranya, aku belum familiar dengan benda yang namanya henpon ini, yang kutahu biasanya jam weker, kalau alarm HP aku belum menguasai seluk beluk fitur-fitur di dalamnya.

Dengan pasrah, kulihat Fuad mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Menggeliat ke kanan dan ke kiri. Menguap sebentar,” Hooooam, Astaghfirullah hampir terlewat” gumamnya. Terlepaslah tali halus yang tadi kulingkarkan di kepalanya. Dengan susah payah ia berjalan ke kamar mandi, membasuh wajahnya dengan wudhu, lalu kulihat ia membentangkan sajadah. Tubuhnya sangat lemah, aku berusaha membujuknya agar tidak memaksakan diri, tampaknya ia tak mau mendengarkanku. Ah sakit hati ini. Dengan sekuat tenaga didirikannya rakaat demi rakaat sholat lail.

Ughhh dasar keras kepala, pikirku. Dengan galak kupandangi HP yang punya andil membangunkannya. Dengan penuh dendam aku menatapnya. “ Aku benci kamu hari ini” kataku . Ah percuma saja, ia hanya benda mati.

Bukan dia yang harus kubenci, Kualihkan pandanganku ke Fuad, dengan muak aku menatapnya “ Aku benci kamu hari ini, Fuad” ,

Dengan geram akhirnya kutinggalkan kamar itu. Besok aku akan datang lagi.


*****

Disini….., semua sudah berkumpul, melaporkan tugasnya masing-masing. Aku tertunduk malu , dengan takut-takut kutatap wajah di hadapanku , “ Maaf, saya gagal, imannya terlalu kuat” laporku pada si raja iblis.








Custom Post Signature