Showing posts with label financial. Show all posts
Showing posts with label financial. Show all posts

4 Macam Keuntungan Memiliki Bisnis Sampingan

Friday, February 26, 2016
bisnis sampingan

[SP] 4 Macam Keuntungan Memiliki Bisnis Sampingan

Siapa yang tidak merasa senang ketika mendapatkan penghasilan lebih setiap bulannya dari bisnis sampingan yang ditekuni. Zaman sekarang nyaris tidak ada karyawan yang hanya mengandalkan gaji bulanan dari perusahaannya bekerja. Alasannya sederhana, yakni ingin mencari sela mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Kemudian terbersitlah banyak ide usaha-usaha yang cocok dijadikan sampingan oleh kalangan karyawan. Semakin lama semakin banyak karyawan yang memiliki 2 bahkan 3 jenis pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan.

Belanja Hemat Ala Emak Rempong

Friday, November 27, 2015
Suami saya sering bilang, kalau saya itu kelihatannya aja ngga pernah belanja-belanji, tapi tau-tau barang belanjaan sudah nyampe di rumah tanpa terdeteksi, xixixi.

Iya, saya suka sekali belanja online. Karena belanja online itu banyak banget dapet diskonan, dan penawaran voucher, termasuk potongan belanja dari point pulsa provider nomor hape kita lho. Belanja online itu menurut saya jauh lebih hemat, asal pinter pilih website dan rajin ngeliatin promo-promonya.

Mengelola Keuangan Keluarga Ala Ibu Bekerja

Monday, October 19, 2015
Dulu, saat masih single, rasanya gaji saya yang tak seberapa itu kok cukup-cukup aja ya buat hidup. Eh giliran nikah, yang berarti punya penghasilan tambahan dari suami kok yaaa kayaknya kebutuhan hidup itu makin lama makin besar. Apalagi setelah punya anak, widih rasanya gaji sebesar apapun pengennya lebih lagi lebih lagi.

Dapat suami yang orangnya sloooow banget. Apa-apa dibawa nyantai. “ Tenang aja dek, rezeki udah ada jatahnya, ngalir aja jangan khawatiran gitu”

Iya sih rezeki emang udah yang ngasih, lha giliran udah ditangan kalau ngga diatur piye dong. Bisa-bisa capek-capek kerja, cuma dapat tagihan doang, ngga bisa punya apa-apa dan ngga bisa ngapa-ngapain. Ya gitu kalau jodohnya suami yang anteng, nyantai kayak di pantai.

Saya mah ogah ngikutin gayanya dia. Kalau sama-sama begitu, bisa hajablah rumah tangga kami. Makanya sebagai istri yang peduli masa depan keluarga #cieeee, walau sederhana, saya punya lho perencanaan keuangan simple untuk keluarga tercintah.

Karena Hidup Banyak Rasa, Bersiaplah untuk Menghadapinya

Friday, October 31, 2014
Saat membaca novel " Ayat-ayat Cinta" nya Habiburrahman El Syahrizi , saya terkesima di bagian cerita Fahri membuat peta hidupnya di selembar kertas. Kapan dia tamat kuliah,bekerja,menikah sampai memiliki anak. Wah saya langsung latah ikutan merancang peta hidup saya. Waktu itu, saya belum menikah, usia saya masih 24 tahun, sehingga rasanya pas sekali momennya. Sambil membayangkan bakal ketemu " Fahri" di dunia nyata , saya pun mulai menggambar.


Peta kehidupan saya berisi rencana jangka pendek dan jangka panjang yang akan saya lalui hingga akhir menutup mata. Inginnya menikah di usia 25 tahun, terus mesra-mesraan sama suami selama setahun, baru kemudian hamil dan punya baby lucu. 3 tahun setelah menikah bertekad sudah memiliki rumah sendiri dan mobil pribadi. Di umur 32 tahun, harus sudah mencapai titik mapan dalam keuangan dan karir, umur 40 tahun naik haji, umur 45 anak-anak tamat kuliah trus kalau bisa pensiun dini, dan menikmati masa pensiun dengan bercengkerama bersama cucu, jalan-jalan dan menekuni hobi. Aduuuh indah sekali rasanya rancangan hidup saya.

Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan

Tak disangka ternyata saya menemukan jodoh tepat di usia 25 tahun, sehingga peta saya masih sesuai. Namun, mulai meleset di point kedua, memiliki anak. Siapa yang mengira, setelah menikah, tak ada juga tanda-tanda kehadiran si jabang bayi.. Lima tahun berlalu, dengan penuh kesabaran dan usaha akhirnya, saya bisa beranjak ke titik berikutnya di dalam peta kehidupan saya. Melesetnya point ke dua di peta saya, untungnya malah mempercepat saya sampai di titik "memiliki rumah dan mobil". Bergesernya peta tersebut, membuat point-point selanjutnya berubah. Setelah kami hitung-hitung, saat saya dan suami pensiun kelak, anak tertua saya baru selesai kuliah, sehingga kemungkinan adiknya belum selesai sekolah di usia pensiun kami, haduh.

Sama seperti saya, kebanyakan dari kita pun pasti sudah merencanakan hidupnya seperti apa kelak, walau mungkin tidak menuliskannya di selembar kertas. Mulai dari bangun pagi, kita sudah tahu rute yang akan kita lewati menuju ke kantor, berapa lampu merah yang akan kita lalui, di titik-titik mana rawan kemacetan sehingga kita bisa menghindarinya, jam berapa sampai ke kantor, apa yang kita kerjakan di kantor, sampai kembali ke kediaman masing-masing. Ya itulah harapan kita,agar  semua berjalan sesuai rencana.

Namun terkadang kita lupa, ketika kita berpamitan pada keluarga di pagi hari, beribu kemungkinan bisa terjadi di sepanjang jalan, lampu lalu lintas mati, truk sampah terbalik di tengah jalan, mobil kesenggol pengemudi lain, bahkan keluarga di rumah pun bukan berarti akan selalu terhindar dari risiko. Kita tidak pernah tahu mana yang akan terjadi.. Pun demikian saat pulang, tidak ada yang bisa menjamin kita akan sampai selamat di rumah, apapun bisa terjadi di jalan.

Masih ingat kan peristiwa kecelakaan Apriani, bahkan orang yang sedianya jalan-jalan pagi dengan tenang di trotoar pun bisa kehilangan nyawa dalam sekejap. Bahkan orang yang tenang-tenang kerja di kantor pun bisa mati ketabrak pesawat Yah, manusia bisa berencana apa saja, namun Tuhan jua yang menentukan.


Kalau kata Ari Lasso , segala yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah misteri Ilahi, kita tak bisa benar-benar tahu apa yang akan terjadi bahkan satu detik ke depan.Karena itu, tak cukup Planning A saja, masih ada 25 abjad lain yang siap kita susun untuk planning B,C,D dan seterusnya sampai Z.

Namun, sebenarnya dari segala macam kemungkinan, kita bisa menyimpulkan, bahwa secara umum hanya ada dua kemungkinan di hidup ini, yaitu kemungkinan baik atau kemungkinan buruk. Kalau yang terjadi adalah kemungkinan baik, semua berjalan sesuai rencana, maka happy ending lah yang akan kita alami. Untuk itu  marilah kita bersyukur atas kemurahanNya. Nah, kalau kemungkinan buruk yang terjadi?. Disitulah peran Plan B dst itu berlaku. 

Kemungkinan buruk apa yang mungkin terjadi pada kita?

Yang paling buruk yang bisa saya bayangkan adalah kematian tiba-tiba. Membayangkan seseorang yang kita sayangi tiba-tiba pergi dari kehidupan kita, sakitnya tuh disini " tunjuk dada". Kalau sekedar sakit saja mungkin bisa ditahan, tapi kalau yang pergi adalah seseorang yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, apa yang terjadi?

Sebelum menjawabnya, coba bayangkanlah, kehidupan sehari-hari kita.

Tagihan Rutin Yang harus Kita Bayar

Kita butuh makan, minum, berobat, butuh tempat tinggal, kendaraan, membayar tagihan-tagihan, rekreasi yang semuanya itu bisa kita bayar dengan apa? 

Benar sekali, dengan uang. Kecuali kita anak raja atau mendapat warisan emas permata yang tak habis tujuh turunan, maka uang bisa kita peroleh dari penghasilan setelah kita bekerja..

Dalam rumah tangga, seorang suami biasanya menjadi orang yang bertanggung jawab untuk memiliki penghasilan. Di beberapa keluarga , istri pun turut menopang kebutuhan keluarga sehari-hari.

Yang perlu kita pikirkan, bagaimana jika penghasilan kita berhenti?

Loh, bagaimana mungkin penghasilan bisa berhenti? Memangnya apa yang bisa menyebabkan penghasilan berhenti?

1. Dipecat/PHK/Bangkrut

Ngga hanya pegawai kantoran, pengusaha pun bisa mengalaminya.. Kalau ini terjadi, tentu saja penghasilan akan otomatis berhenti.

2. Sakit Kritis

Stroke yang tiba-tiba misalnya atau penyakit kritis lain yang membutuhkan biaya besar akan menyedot menghasilan kita, bahkan aset yang ada bisa-bisa terjual. Sakit kritis juga menyebabkan tidak bisa bekerja, akibatnya penghasilan berhenti

3. Cacat

Cacat permanen yang menyebabkan tidak bisa bekerja, otomatis akan menghentikan penghasilan

4. Meninggal Dunia

Kalau sudah meninggal dunia, bisa dipastikan penghasilan akan berhenti.



Dari empat penyebab di atas, menurut saya cacat dan sakit kritis adalah yang paling harus diantisipasi, karena sakit dan cacat bukan saja menghentikan penghasilan tetapi juga menambah biaya yang kita tidak tahu berapa jumlahnya dan sampai kapan. Bukan hanya tabungan, semua yang ada pun bisa terjual demi kelangsungan hidup orang terkasih.

Masih ingat, kisah artis Sukma Ayu . Koma panjang selama berbulan-bulan, jelas terlihat berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan sang bunda demi menopang hidupnya. Bahkan beberapa artis sampai menggalang dana bantuan untuknya.  Begitulah sebuah penyakit bisa membuat bukan saja si sakit menderita tapi orang-orang di sekelilingnya. Selain Sukma Ayu, Gugun Gondrong, Pepeng, Rini S Bon Bon, adalah contoh artis yang saat jayanya memiliki harta yang banyak dan cukup namun begitu jatuh sakit, semuanya menjadi memprihatinkan. Bahkan kabar terbaru, Julia Perez harus menjual rumah dan mobilnya untuk membiayai pengobatan kanker rahim stadium awal yang dideritanya. Tentu kita bisa mengambil pelajaran dari kisah mereka.

Nah, supaya kita  tidak mengalami nasib seperti mereka. Kita punya pilihan, membiarkan hidup mengalir apa adanya, atau bersiap menghadapi risiko dengan cara antisipasi melalui asuransi.

Kenapa Asuransi?

Pada dasarnya asuransi ditujukan untuk menanggung hal-hal yang jika terjadi, impacnya akan sangat besar pada keuangan kita, sehingga tidak sanggup  ditanggung secara financial dan terasa berat jika kita harus menanggungnya sendirian. Cara mengetahuinya dengan memperhitungkan dampaknya terhadap keuangan kita. Coba tanyakan pada diri kita, apakah jika sebuah peristiwa tidak diinginkan terjadi, bisa berdampak sistemik pada keuangan kita. Contohnya meninggal dunia, sakit, kebakaran, kecelakaan, kehilangan sesuatu . Jika jawabannya ya, maka hal-hal tersebutlah yang harus kita asuransikan. Karena itu, setiap orang memiliki kebutuhan asuransi yang berbeda-beda, karena setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda pula.

Maksudnya?
Ya contohnya, seorang pilot tentu memiliki risiko yang berbeda dengan seorang dokter.

Penyanyi Rod Steward mengasuransikan suaranya sebesar 6 juta dollar. Nilai yang sangat fantastis. Bahkan Jennifer Lopez pun menganggap bokongnya pantas diasuransikan sebesar 27 juta dollar. Amboooiiii.



Pertanyaannya, kenapa mereka mengasuransikan anggota tubuhnya itu?

Bagi, seorang penyanyi, sumber penghasilannya adalah dari menyanyi. Untuk menyanyi dia butuh suara. Jadi sebenarnya, Rod Steward bukan hanya melindungi suaranya, tapi lebih dari itu, ia melindungi sumber penghasilannya.

Nah, karena untuk memiliki asuransi kita harus mengeluarkan biaya, maka perlu bagi kita untuk menyusun apa yang menjadi prioritas utama untuk kita lindungi. Karena saya bukan penyanyi, atau penari bokong atau pesebak bola seperti David Beckham, tentu saya tidak perlu membeli asuransi anggota tubuh.

Asuransi apa saja yang kita butuhkan ?

Karena risiko bisa terjadi di segala aspek kehidupan, maka asuransi pun dibutuhkan di semua aspek kehidupan.

Prinsip utama asuransi adalah melindungi, makanya logo asuransi sering digambarkan sebagai sebuah payung.

Kita tidak bisa menghentikan hujan, yang bisa kita lakukan adalah berusaha agar saat hujan datang, minimal tidak basah kuyup dan menggigil kedinginan

Melihat cerita-cerita dan kisah kehidupan orang-orang sekitar, atau kisah public figur, saya mengambil kesimpulan bahwa urutan asuransi terpenting adalah

Asuransi penyakit kritis & Cacat
Asuransi Jiwa

Kenapa?

Karena jika kedua risiko di atas terjadi di saat kita tidak memiliki antisipasi, maka berpotensi paling besar membuat hidup berubah 180 derajat, mengguncang finansial. Kematian yang tiba-tiba membuat keluarga yang ditinggalkan mengalami kehilangan. Apalagi jika yang meninggal adalah pencari nafkah, maka bisa membuat peta hidup porak poranda. Demikian juga penyakit kritis, membutuhkan biaya banyak yang bisa membebani dan menyengsarakan orang-orang terkasih. Sebagai orangtua, tentu saya tidak ingin, jika terjadi sesuatu pada saya atau suami, anak kami tidak bisa mencapai impiannya, lebih parah lagi kalau kami harus menyusahkannya. Semoga tidak pernah terjadi.

Berikutnya, asuransi yang dibutuhkan adalah asuransi kesehatan yang mencover biaya rawat inap.

Bagi pekerja kantoran seperti saya dan suami, walapun kesehatan kami telah dilindungi oleh perusahaan. Namun, kami tetap membeli asuransi kesehatan dengan tujuan untuk mengupgrade pelayanan kesehatan yang kami dapatkan dari kantor, sehingga kami bisa mendapat yang terbaik.

Menurut saya, ketiga asuransi di atas adalah kebutuhan dasar yang harus diprioritaskan saat ingin membeli asuransi.

Setelah itu, barulah kita fikirkan untuk memiliki asuransi-asuransi lain.

Asuransi Rumah dan Mobil

Untuk asuransi rumah dan mobil, jika kita membelinya secara kredit melalui bank atau dealer mobil sebenarnya sudah langsung dipasang oleh si pemberi kredit sesuai jangka waktu kredit kita. Setelah masa kredit habis barulah kita harus membayar kembali premi asuransinya.

Asuransi rumah dibutuhkan, karena jika terjadi risiko pada tempat tinggal kita, yang menyebabkan kerusakan parah atau malah tempat tinggal kita musnah, tentu akan sangat besar biaya yang harus kita keluarkan untuk menggantinya. Kasus kebakaran pada rumah Umi Pipik istinya almarhum Uje, menjadi satu contoh. Bagaimana dampak kejadian itu pada keluarga Umi Pipik.

Asuransi mobil pun demikian. Risiko kecelakaan dan kehilangan tentu akan mengguncang keuangan kita. Saat peristiwa banjir melanda ibukota, berapa banyak mobil yang mengalami kerusakan parah. Saat-saat demikian, orang-orang yang memiliki asuransi mobil bisa tersenyum lega, tidak perlu dipusingkan dengan masalah biaya untuk memperbaiki mobil, karena masih banyak masalah lain yang butuh diselesaikan.

Asuransi Perjalanan

Bagi orang yang sering berpergian dengan menggunakan moda umum, seperti kereta api, kapal laut atau pesawat terbang, asuransi perjalanan mungkin bisa menjadi prioritas berikutnya. Sebenarnya setiap menggunakan transportasi umum tersebut, kita sudah dicover oleh Jasa Raharja, namun tak ada salahnya menambahkan asuransi perjalanan yang jumlahnya tidak seberapa, paling berkisar 25 ribu sampai dengan 50 ribu, namun sudah melindungi ornag-orang yang kita sayangi.

Pilih-pilih Perusahaan Asuransi

Setelah saya baca-baca mengenai  asuransi, sebenarnya semua perusahaan asuransi mengeluarkan produk yang hampir sama. Bedanya tidak terlalu signifikan. Pada dasarnya premi dipengaruhi oleh usia, profil risiko , objek yang dicover dan uang pertanggungan yang diiinginkan.

Karena itu, saya pribadi lebih menekankan kepada reputasi perusahaan asuransinya untuk  melayani kebutuhan asuransi saya.

Kalau dianalogikan seperti ini
Kalau pilih penerbangan, kita pasti pilih Garuda Indonesia
Kalau beli hape,  pilih merk Samsung
Mau ngirim barang pilih JNE
Kalau beli air mineral kita pilih Aqua

Nah untuk asuransi pun saya pilih yang terbaik.

Berdasarkan info yang saya dapatkan, ternyata perusahaan asuransi yang memiliki reputasi terbaik , salah satunya adalah Allianz, yang pada tahun 2013 masuk 4 besar perusahaan asuransi terbaik versi majalah Infobank  (http://www.infobanknews.com/2013/07/jawara-rating-123-asuransi-versi-infobank/).

Allianz juga pernah mendapat penghargaan sebagai " Best Global Primary Insurance Company" dan " Best European Primary Insurance Company" versi majalah Globe. (http://konsultanasuransi.com/read/Allianz-Raih-PRESTASI-Global-Award1/)

Allianz juga merupakan perusahaan asuransi berskala dunia terbaik di Indonesia versi majalah Forbes (http://www.asuransi-id.com/agen-asuransi-jiwa/asuransi-allianz/prestasi-asuransi-jiwa-allianz.html)

Cara melihat reputasi perusahaan juga bisa dicari melalui internet. Berapa banyak berita negatif terkait perusahaan tersebut. ternyata saya tidak menemukan berita negatif dari Allianz Indonesia. Makin yakin dong.

Di samping reputasi Allianz, ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam memilihnya

Allianz, sudah berdiri sejak tahun 1917 di kawasan Asia Pasifik dan sudah ada di Indonesia sejak tahun 1981. Kurun waktu yang sangat cukup bagi suatu perusahaan untuk mengokohkan posisinya dan memastikan pengalaman di bidangnya.

Selain itu, kinerja perusahaan asuransi pun perlu kita ketahui untuk melihat bonafiditas perusahaan itu. Pada semester pertama tahun 2014, Allianz Indonesia telah mencapai kinerja dengan pendapatan Premi Bruto keseluruhan sebesar Rp 5.43 Trilyun untuk lebih dari 4 juta tertanggung. Jumlah yang membuat kita yakin bahwa ada jutaan orang yang mempercayakan proteksinya pada Allianz.


Di samping hal-hal di atas, yang perlu menjadi pertimbangan saya juga adalah agen asuransi yang akan melayani saya. Saat ini agen/tenaga penjual Allianz Indonesia telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Nah mengenai agen asuransi ini, saya memiliki tips dalam memilihnya :

1. Pilih agen asuransi yang muda

    Kenapa?, agar bisa melayani kita dalam jangka waktu lama ( jika dia sehat-sehat saja tentunya)

2. Pilih yang pintar dan menguasai produk

    Ya, alasan simple, kalau dia aja ngga tahu, apalagi kita. Kalau dia pintar dan menguasai produk, dia bisa memberi saran kepada kita asuransi apa yang tepat untuk profil kita.

3. Pilih yang berpengalaman namun belum terlalu lama menjadi agen

    Yang baru, belum lihai, yang terlalu lama kliennya sudah banyak, sehingga dikhawatirkan terlalu banyak yang dihandlenya

4. Pilih yang menyenangkan

    Orang yang supel, cenderung kekeluargaan tentu lebih membuat kita nyaman. Kita pun lebih gampang menghubungi dan berkomunikasi dengannya bila perlu, seperti pengklaiman misalnya.

Nah itu beberapa tips dari saya. Selanjutnya terserah anda.

Pengelolaan Keuangan yang baik bukan ditentukan dari seberapa besar pendapatan kita, tapi bagaimana kita mengelola yang ada agar bisa memberi manfaat lebih. Sisihkan penghasilan untuk Asuransi, bukan untuk mencari untung besar atau untuk mendahului takdir, tapi semata untuk melindungi yang kita cintai dan menjadikan diri kita bermanfaat walau jasmani sudah menjadi tanah.

Karena hidup banyak rasa, Bersiaplah untuk menghadapi kemungkinan terburuk




Sumber Ref:
1. http://www.allianz.co.id/
2.http://myallisya.com/2013/05/28/prioritas-asuransi/












Cuti Hamil : Tips Belanja Hemat Ala WIndi

Tuesday, May 21, 2013
Sudah sebulan saya menjalani cuti dalam rangka menyambut si buah hati. Di tempat saya bekerja, cuti hamil memang harus diambil sebulan sebelum melahirkan dan dua bulan setelah melahirkan. Sebenarnya sayang juga sih, pengennya tiga bulan cuti itu dihabiskan setelah si dede lahir biar agak lamaan bisa momongnya. Tapi karena sudah aturan, ya mau apalagi.

Awalnya saya pikir, saya bakal bete abis selama sebulan di rumah. Kebanyakan teman-teman bilang gitu, katanya bosan banget nungguin bayinya lahir, ngga ngapa-ngapain di rumah. Memang awalnya gitu sih, mau jalan-jalan ke mall sayanya gampang banget kecapekan. Pas di mall sih semangat, gitu pulang kaki linu-inu, kasihan suami yang kebagian jatah mijetin xixixi.Mau berwisata kuliner ria, entah kenapa sejak hamil saya suka sekali masakan rumahan, jadi ya ngga terlalu antusias kalo diajakin suami makan di luar.

Tips Mencari Rumah Sesuai Keinginan dengan Harga Terjangkau

Tuesday, April 23, 2013
Tips Mencari Rumah Sesuai Keinginan dengan harga terjangkau

Pengalaman mencari rumah itu gampang-gampang susah. Gampang karena banyak banget rumah dijual di kota-kota besar. Susah, karena meskipun banyak agen properti yang menawarkan rumah dengan berbagai type dan harga, namun belum tentu sesuai dengan selera dan kantong kita.

Pengalaman saya dan suami saat mencari rumah pun seperti itu. Apalagi saat ingin membeli rumah, saya dan suami sedang tinggal terpisah. Saya di Jakarta dan suami di Medan. Sangat sulit mencari waktu yang tepat untuk hunting rumah bersama-sama. Saat saya bisa pulang, suami lagi banyak kerjaan, begitu pun sebaliknya. 

Akhirnya diambil jalan tengah, suami melihat-lihat dulu ke lokasi-lokasi perumahan yang memang menjadi incaran kami. Bagi saya, lokasi merupakan hal paling penting dalam memutuskan untuk membeli rumah. Prioritas kami adalah rumah dengan lokasi strategis, dekat dengan kantor dan tersedia fasilitas umum yang memadai. Setiap weekend suami akan mulai melihat satu-persatu perumahan yang ada. Kalau ada plang atau tulisan " Rumah Dijual" di depan sebuah rumah langsung deh cepet-cepet hubungi contact person yang ada. 

Tapi dengan cara seperti agak susah juga, soalnya ntar kalau suami udah suka, eh pas giliran saya pulang dan meninjau lokasi ternyata tidak sesuai dengan selera saya. Akhirnya kami memakai cara yang agak modern, dengan mencari di situs online. Lumayan juga, cara tersebut membuat lebih cepat pencarian rumah sesuai harapan. Jadi saya tinggal buka situs rumah online, trus suami juga, ntar kalau ada rumah yang saya taksir, saya kasih linknya, suami tinggal lihat. kalau cocok baru bersama-sama kami melihatnya.

Syukurlah akhirnya kami mendapatkan rumah yang sesuai dengan selera dan kondisi kantong. Bukan rumah mewah, hanya rumah sederhana yang bisa membuat kami nyaman tinggal di dalamnya.Semoga saja rumah ini benar-benar menjadi baiti jannah, rumah surgaku yang memberi ketenangan dan berkah untuk kami sekeluarga.




Nah bagi teman-teman yang lagi mencari rumah, saya punya tips nih supaya dapat rumah sesuai dengan keinginan tapi harga terjangkau:
  1. Cari rumah yang pemiliknya lagi butuh uang, ini untuk rumah second
  2. Kalau rumah baru, pastikan developernya lagi ngadain promo, karena banyak gimmiks dan potongan harga yang ditawarkan.
  3. Cari rumah saat ekonomi sedang lesu, sehingga harga  tidak meroket .
Dengan tiga cara tersebut, dapetnya pasti lebih murah. Selamat mencari rumah impian, semoga dapat juga seperti saya.





Tentang Kredit di Bank

Saturday, September 15, 2012
kredit di bank


Bagaimana cara mendapatkan kredit di bank

“ Win, aku punya rumah, lokasinya strategis, besar lagi, bisa ga aku agunkan di bank dan dapet kredit?’

Seorang teman menghubungi saya seminggu yang lalu. Bukan pertama kalinya saya mendapat telepon bernada serupa dan menanyakan hal yang sama. Mulai dari teman, sodara, teman suami, teman adek, temen ortu, pokoknya siapa saja yang tahu saya kerja di bank.

Custom Post Signature