Judul Novel : Partikel
Penulis : Dewi Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Akhirnya setelah
sempat terpotong beberapa kali, saya berhasil juga menyelesaikan “
Partikel” nya Dee.
Dari keempat serial
Supernova, menurut saya Pertikel lah juaranya. Membaca rangkaian Supernova,
saya membayangkan Dee berkutat dengan bertumpuk literature yang bikin kening
berkerut dan mata berkedut. Kalau saja Dee mempelajarinya di bangku universitas
mungkin saat ini ia sudah mengantongi gelar S yang bertumpuk, karena begitu
fasihnya ia berbicara tentang ilmu fisika quantum, mikologi , antropologi,
bio-energi dan semua disiplin ilmu yang membuat saya begitu takjub bisa dicerna
dan dibahasakan kembali dalam bahasa sastra.
Sama seperti di
buku-buku sebelumnya Dee sepertinya terobsesi dengan ilmu pengetahuan dan asal
muasal kehidupan. Seingat saya di di tiga buku yang lalu Dee juga pernah membahas
tentang hal ikhwal penciptaan Adam dan Hawa serta penyebab terusirnya mereka
dari surga. Di Partikel, kembali hal tersebut dimunculkan. Bahkan bagian ini
cukup menyita perhatian saya.
Saat Zarah mendebat
guru agamanya dan mengemukakan teori lain yang didengarnya dan dibacanya dari
jurnal Firas ayahnya, bahwa manusia berasal dari gabungan tiga spesies, Homo
erectus, Nefilim dari planet Nibiru dan
makhluk ekstraterestrial dari Sirius.
Sampai disini saya
sedikit tercengang. Walaupun ini fiksi, baru ini saya mendengar konsep
penciptaan manusia seperti ini ( karena saya muslim, saya percaya penciptaan
Adam versi AlQuran).
Di pendapat yang
kedua Zarah mengemukakan bahwa asal muasal manusia dari makhluk Atlantis yang
kawin dengan orang-orang dari peradaban yang lebih terbelakang sehingga
lahirlah manusia. Kira-kira seperti itu.
Sebelum membaca Partikel,
beberapa waktu lalu saya sempat membaca dari wall seorang teman, tentang
pendapat dari ahli tafsir, bahwa bangsa Atlantis ataupun dinasti Rama merupakan 3 umat terdahulu sebelum nabi
Adam, yaitu Banul Jan, Banul Ban, dan Ijajil dari golongan jin. Yang terakhir
malah berbadan dan berdarah. Dari golongan 3 umat terdahulu itulah bumi pernah
mengalami 3 kali kiamat ( berbeda dengan di dalam novel, Firas menceritakan
terjadi 2 kali kiamat sebelumnya ). Disini diceritakan Adam diutus Tuhan untuk
menjadi khalifah di muka bumi, yang artinya berarti menjadi pemimpin bagi
umat-umat terdahulu. Selengkapnya baca disini
Mau tidak mau saya
jadi setidaknya berfikir tentang asal muasal Adam ini.
Bagian kedua yang
lagi-lagi membuat saya terkesiap adalah saat Zarah meragukan keberadaan Tuhan,
dengan menganalogikan benda-benda seperti telepon dan mobil yang jelas
diketahui siapa penciptanya karena ada nama dan foto yang membuktikannya. Namun
tidak demikian dengan alam semesta.
“
Kenapa ciptaan sepenting dan sebesar ini tapi penciptanya tidak bisa dilihat? Tidak
bisa dibuktikan ?”
“
Cuma karena ada jutaan orang lain yang punya kepercayaan seperti abah, bukan
berarti abah paling benar kan?’
Pertanyaan yang
dijawab dengan bogem mentah dari si Abah-kakeknya-.
Lagi-lagi Dee
mempertanyakan keeksistensian sang maha segalanya di novel-novelnya.
Terus terang saya
salut dengan keberanian Dee mengangkat isu-isu yang selalu menjadi perdebatan berbagai
golongan tersebut, baik ilmuwan maupun kaum agamais.
Selain masalah
penciptaan diatas, Partikel seperti novel-novel Dee yang lain mengaitkan segala
sesuatu di alam ini dengan ilmu pengetahuan, sebab akibat. Di sini ,mikologi dalam
hal ini “Fungi” (jamur) mendominasi dan menjadi asal muasal permasalahan yang
menghubungkan cerita dari awal sampai akhir.
Di tengah-tengah juga
diceritakan tentang alien, circle crop dan portal-portal yang menghubungkan
bumi dengan alam lain, seperti segitiga Bermuda dan piramida giza, yang
nantinya bakal menjadi benang merah sebab musabab hilangnya Firas dari
keluarganya. ( Saya jadi teringat “ Konspirasi hari Kiamat” nya Sidney Sheldon
)
Secara pribadi, Partikel
memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang tidak sedikit bagi pembacanya. Seperti
membaca fiksi sains. Namun ada beberapa bagian yang membuat saya melewatkan begitu saja paragraph-paragraph yang tersaji karena beberap informasi yang terlalu berat dicerna otak saya, khususnya penjelasan mengenai "enteogen". Data yang bertubi-tubi membuat saya kehilangan fokus sejenak.
Setting cerita yang
berpindah-pindah turut memperkaya novel ini. Mulai dari Bogor dan misteri bukit jambulnya, hutan Kalimantan
dan ekosistem yang ada di dalamnya, kisah cinta dan penghianatan di London,
sampai perjalanannya di benua Afrika yang eksotis.
Saat Zarah berada di
hutan Kalimantan, saya seolah-olah ikut ada di paru-paru dunia tersebut. Kisah
penyelamatan orang utan, perpisahan Zarah dan Sarah – bayi orang utan yang
diasuhnya- membuat saya merasakan keharuan yang sama.
Bahkan saya turut
berdebar saat Zarah harus berhadapan dengan beruang, dan lari tunggang
langgang dibawah pengawasan tiga ekor singa saat menjalankan profesinya sebagai
photographer wildlife.
Kisah diakhiri dengan
pengalaman spiritual Zarah bertemu dengan makhluk lain dan dialog saling
memaafkan dengan abahnya yang ternyata sudah meninggal dunia. Kemudian ditutup
dengan ditemukannya surat yang menjelaskan perihal nama dirinya, Zarah yang
berarti Partikel.
Selesai membaca
Partikel saya bergumam kepada diri saya sendiri, saya rasa memang sebagian
pertanyaan tidak perlu ditanyakan, cukup diyakini dalam hati.
Seperti pertanyaan
tentang cinta, sampai sekarang pun tidak ada defenisi yang benar-benar teruji,
namun kita bisa merasakan kehadirannya walau tak berwujud secara kasat mata. Kita
bisa tersakiti, bisa tertawa, bisa tersenyum olehnya.
Mungkin seperti
itulah pertanyaan tentang Tuhan. Kita bisa merasakan kehadirannya walaupun kita
tidak bisa melihat Nya dengan mata telanjang kita. Bahkan setiap kita bersedih
atau bersyukur terhadap sesuatu, nama Nya lah yang kita sebut. Seperti cinta,
kita yakin Ia ada disekitar kita.
Jujur saja, novel ini
adalah salah satu novel terbagus yang pernah saya baca. Namun saya ingatkan
kepada anda yang belum membacanya, BERHATI-HATILAH, seperti halnya Virus, “Partikel
“ bisa menjangkitimu dan menggerogoti keyakinanmu secara halus, pelan tapi
mematikan, sehingga saya mengatakan Novel ini BERBAHAYA.
aq malam ini juga ru sempet membacanya,,, bener2 fantastis...
ReplyDeleteiyaa fantanstis, bombastis ;))
DeleteSepakat, dengan penutup akhirnya mbak. Berhati-hati!!!
ReplyDelete