Showing posts with label dancow. Show all posts
Showing posts with label dancow. Show all posts

Tentang Mengatakan Boleh Pada Anak

Wednesday, May 10, 2017
[Sponsored Post] Tentang Kepercayaan Pada Anak



Ibu-ibu disini siapa ya yang suka larang-larang anaknya. Pokoknya bawaan kita ketakutaaan aja.

" Jangan lari-lari"
" Jangan manjat-manjat
" Jangan naik sepeda"
“ Jangan kesitu”
“ Jangan pegang itu”

BAHAYA.

Hehehe sounds familiar?

Kadang sebagai ibu, kita suka banget khawatiran ya sama keselamatan anak kecil. Kita suka mikir kalau lingkungan di luaran sana bahaya banget bagi anak kita.

Kita larang dia berlari, karena khawatir dia jatuh.

Kita larang dia megang binatang, karena kita takut ia tertular penyakit.

Kita bahkan khawatir kalau dia bermain di luar rumah, dia bakal terpapar kuman penyebab penyakit.

Duh, sebenarnya kita ini orangtua atau polisi sih, kok melarang-larang aja kerjanya ,LOL.



Padahal namanya anak-anak  ya masanya itu memang masa bermain, lari-lari, lompat-lompat , main kotor, karena itulah dunianya. Ia suka mencoba hal baru, dan suka mengkesplor apa yang ada di dekatnya. Pada usia tersebut dia lagi penasaran akan segala yang bisa dilihat, disentuh bahkan yang diciumnya. Makanya biasanya semakin kita larang semakin penasaran dia.

Mungkin sebagai orangtua kita perlu tahu, bahwa terlalu banyak larangan pada anak akan membawa beberapa pengaruh negative. Ini nih diantaranya :

1. Terganggu Tumbuh Kembangnya

Kenapa?

Karena anak selalu dilarang bereksplorasi dengan lingkungannya, akibatnya ia akan menganggap bahwa lingkungannya tidak aman. Ia jadi penakut saat hendak mengeksplorasi benda atau barang di sekelilingnya.

Itu secara mental.


2. Kurang Kreatif

Iyes, anak yang terlalu sering dilarang ina inu, bakal jadi anak yang kurang kreatif.  Karena saat ia diberi kebebasan melakukan sesuatu dan mengeksplor dunianya sebenarnya ia sedang diberi kebebasan untuk berfikir dan mengambil keputusan. Ntar pas gede dia bakal apa-apa melihat contoh dulu, ngga bisa melakukan atau berimajinasi sendiri.

Ini biasanya terjadi pada anak-anak dengan orangtua over protective.

Misal nih, saat main panjat-panjatan. Pasti di awalnya ia akan kesulitan mencapai tempat yang tinggi. Namun karena sebagai ortu kita membiarkannya, tentu saja dengan pengawasan, ia bakal menemukan cara agar bisa mencapai tempat yang ingin dipanjatnya. Nah ini contoh bahwa membiarkan anak melakukan sesuatu bakal mengasah kreativitasnya.





3. Kurang Inspiratif

Karena selalu dilarang, maka besok-besok anak kita kurang punya dorongan untuk bertindak sendiri. Apa-apa harus tunggu diperintah , tidak ada inisitaif dari diri sendiri.



4. Susah Beradaptasi

Yup, problema berikutnya adalah susah beradaptasi, karena ya gimana, wong kurang belajar dari lingkungan. Karena lingkungan adalah sebaik-balik pelatihan beradaptasi. Soalnya saat ia berinteraksi dengan anak lain, bermain di udara terbuka, maka saat itu juga ia belajar beradaptasi dengan segala jenis orang, dan segala jenis keadaan.


5. Kurang Percaya Diri

Karena apa-apa dilarang, jadi dia jadi takut berbuat salah. Takut salah akhirnya jadi ngga pede, karena khawatir orang juga akan melarang kalau ia melakukan sesuatu.




6. Prestasi Akademik Rendah

Beberapa kemampuan dan kelebihannya menjadi terkubur karena selalu dilarang. Karena ia tidak diberi kesempatan trial and error, learning by doing, maka ia juga jadi takut mencoba hal baru.

Akibatnya kemampuan analisanya terhadap sesuatu juga rendah. Ia akan sulit mencari alternative lain dari setiap permasalahan, sehingga ya berkorelasi juga dengan prestasi akademik.


7. Daya tahan Tubuh Rendah

Secara fisik, anak juga bakal lebih ringkih, karena sedari kecil sangat steril dengan pengaruh luar, sehingga ntar pas gede kena debu aja langsung sakit, kena cahaya matahari langsung pusing, haduh.


Trus gimana nih kita sebagai orangtua, apa yang bisa kita lakukan?

Kalau saya pribadi memang tidak membiasakan melarang Tara menikmati dunianya. Dia boleh lari, lompat, manjat, pegang binatang, tapi tentu tetap saya awasi. Karena gimanapun juga mereka kan masih anak-anak yang kadang tidak tahu mana yang berbahaya mana yang tidak.

Namun, ya kasih saja kesempatan dia mencoba dan merasakan serta mengalami sendiri konsekuensi setiap tindakannya.

Misal, dia minta main panjat-panjatan, ya ngga usah dilarang, bolehkan saja, namun kasih tahu supaya hati-hati karena kalau tidak hati-hati bisa jatuh, kalau jatuh bisa luka, dan bisa sakit.

Jadi kita membolehkan, namun beritahu juga konsekuensinya. Jadi anak akan lebih berhati-hati.

Saat mungkin dia jatuh, atau terbentur, dia bakal belajar, Oh kalau manjat tangga ngga pegangan bisa jatuh, “ Oh kalau naik sepeda kencang-kencang bisa jatuh.

Hobinya main sepeda


Sehingga ke depannya, kalau ia melakukan lagi, ia sudah tahu dimana titik-titik bahaya yang harus dihindari dan juga bisa mensiasati biar ngga jatuh lagi, biar ngga kepeleset lagi misalnya.

Atau misal lagi nih soal dispenser.

Tara penasaran banget sama dispenser, pengen mencet-mencet. Pas dulu masih kecil banget, daripada saya jantungan setiap dia deketin dispenser, akhirnya saya gantilah dispensernya jadi model pencetan di atas, sehingga dia ga akan sampai menjangkaunya.

Sekarang dia udah gede, udah lebih tinggi, dah pinter narik kursi untuk mencet dispenser. Nah alih-alih melarang, saya malah kasih contoh dan pengertian aja langsung.

" Tara, Tara boleh ambil minum sendiri tapi yang warna red ini kalau mau pencet harus sama bunda ya, karena ini air panas, sakit kalau kena tangan, nih coba Tara pegang"

Jadi saya taruh tuh air panas ke cangkir, saya senggolkan dikit ke tangannya. Taranya langsung bilang 

" Panas bundaaa".

" Iya panas, makanya sama bunda ya"

Jadi, saya ngga larang dia, saya hanya kasih alasan kalau dia melakukan ini maka akibatnya itu.

Kalau seperti itu dia jadi ngga parnoan sama lingkungan, tapi malah selalu nanya ke kita, dan berfikir bahwa ini boleh ini ngga boleh dengan melihat sebab akibat.

Bu ibu jangan remehin kemampuan anak-anak kita lho, logika mereka itu luar biasa.
Saya percaya kalau anak dibiarkan berekspresi, dia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, anak yang  berani dan cinta lingkungan.


Nutrisi Perlindungan Diri

Nah tapi tentu saja, saya berani membolehkan Tara main sesukanya di luar ya ngga asal bilang boleh saja, setidaknya saya yakin kalau ia terlindungi dari kuman penyebab penyakit.

Soal perlindungan, saya sudah membekalinya dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Karena Tara usianya sudah menjelang 4 tahun, maka saya kasih dia susu pertumbuhan yang mengandung zat untuk melindungi saluran cernanya.

Favorit Tara sih susu Dancow.

Soalnya susu Dancow warnanya kuning, cerah ceria yang bikin Tara semangat minum susu.

Apalagi saat ini Dancow memiliki produk terbaru yaitu Dancow Advance Execelnutri+.

Kelebihannya yaitu memiliki lebih dari 3x kandungan Lactobacillus Rhamnosus. Bakteri inilah yang fungsinya untuk melindungi saluran cerna.

Kenapa?

Karena kalau saluran cerna anak kita baik, maka berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya, soalnya 80% daya tahan tubuh kan terdapat pada kesehatan saluran cerna.

Saya sadar sih, kalau perlindungan tubuh merupakan pondasi utama untuk mendukung pertumbuhan fisik dan proses belajar anak, makanya menurut saya penting banget, kita sebagai orangtua aware terhadap kesehatan saluran cerna anak kita.

Kalau sudah terlindungi begitu, makanya saya tidak ragu mengatakan “ Iya boleh” kalau Tara minta ijin main di luar atau melakukan sesuatu yang baru.




Kalau bunda-bunda disini punya cerita ngga, soal mengatakan kata " Jangan" pada anaknya. Berani ngga nih bilang “ Iya Boleh” kalau anaknya minta main di luar, di alam bebas, hayooooo, sharing ya.

Seru-seruan Keliling Dunia di Explore The World Bersama Dancow

Sunday, June 12, 2016
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya Hari Sabtu Minggu Tanggal 30 April sd 1 Mei 2016, Dancow mengadakan acara seru di Plaza Medan fair Medan. 

Dancow Explore The World,  wohooooo.

Apaan tuh?

Ini adalah sebuah wahana bermain untuk anak, dengan mengeksplorasi alam sekitar melalui petualangan ke berbagai negara di dunia.

Custom Post Signature