[Sponsored Post] Tentang Kepercayaan Pada Anak
Ibu-ibu disini siapa ya yang suka larang-larang anaknya. Pokoknya bawaan kita ketakutaaan aja.
Nutrisi Perlindungan Diri
Ibu-ibu disini siapa ya yang suka larang-larang anaknya. Pokoknya bawaan kita ketakutaaan aja.
" Jangan lari-lari"
" Jangan manjat-manjat
" Jangan naik sepeda"
“ Jangan kesitu”
“ Jangan pegang itu”
BAHAYA.
Hehehe sounds familiar?
Kadang sebagai ibu, kita suka banget khawatiran ya sama
keselamatan anak kecil. Kita suka mikir kalau lingkungan di luaran sana bahaya
banget bagi anak kita.
Kita larang dia berlari, karena khawatir dia jatuh.
Kita larang dia megang binatang, karena kita takut ia tertular penyakit.
Kita bahkan khawatir kalau dia bermain di luar rumah, dia bakal
terpapar kuman penyebab penyakit.
Padahal namanya anak-anak ya masanya itu memang masa bermain, lari-lari,
lompat-lompat , main kotor, karena itulah dunianya. Ia suka mencoba hal baru,
dan suka mengkesplor apa yang ada di dekatnya. Pada usia tersebut dia lagi
penasaran akan segala yang bisa dilihat, disentuh bahkan yang diciumnya. Makanya
biasanya semakin kita larang semakin penasaran dia.
Mungkin sebagai orangtua kita perlu tahu, bahwa terlalu banyak
larangan pada anak akan membawa beberapa pengaruh negative. Ini nih diantaranya
:
1. Terganggu Tumbuh Kembangnya
1. Terganggu Tumbuh Kembangnya
Kenapa?
Karena anak selalu dilarang bereksplorasi dengan lingkungannya,
akibatnya ia akan menganggap bahwa lingkungannya tidak aman. Ia jadi penakut
saat hendak mengeksplorasi benda atau barang di sekelilingnya.
Itu secara mental.
Itu secara mental.
2. Kurang Kreatif
Iyes, anak yang terlalu sering dilarang ina inu, bakal jadi anak
yang kurang kreatif. Karena saat ia
diberi kebebasan melakukan sesuatu dan mengeksplor dunianya sebenarnya ia
sedang diberi kebebasan untuk berfikir dan mengambil keputusan. Ntar pas gede
dia bakal apa-apa melihat contoh dulu, ngga bisa melakukan atau berimajinasi
sendiri.
Ini biasanya terjadi pada anak-anak dengan orangtua over protective.
Ini biasanya terjadi pada anak-anak dengan orangtua over protective.
Misal nih, saat main panjat-panjatan. Pasti di awalnya ia akan
kesulitan mencapai tempat yang tinggi. Namun karena sebagai ortu kita
membiarkannya, tentu saja dengan pengawasan, ia bakal menemukan cara agar bisa
mencapai tempat yang ingin dipanjatnya. Nah ini contoh bahwa membiarkan anak
melakukan sesuatu bakal mengasah kreativitasnya.
3. Kurang Inspiratif
Karena selalu dilarang, maka besok-besok anak kita kurang punya
dorongan untuk bertindak sendiri. Apa-apa harus tunggu diperintah , tidak ada
inisitaif dari diri sendiri.
4. Susah Beradaptasi
Yup, problema berikutnya adalah susah beradaptasi, karena ya
gimana, wong kurang belajar dari lingkungan. Karena lingkungan adalah
sebaik-balik pelatihan beradaptasi. Soalnya saat ia berinteraksi dengan anak
lain, bermain di udara terbuka, maka saat itu juga ia belajar beradaptasi
dengan segala jenis orang, dan segala jenis keadaan.
5. Kurang Percaya Diri
Karena apa-apa dilarang, jadi dia jadi takut berbuat salah. Takut
salah akhirnya jadi ngga pede, karena khawatir orang juga akan melarang kalau
ia melakukan sesuatu.
6. Prestasi Akademik Rendah
Beberapa kemampuan dan kelebihannya menjadi terkubur karena
selalu dilarang. Karena ia tidak diberi kesempatan trial and error, learning by
doing, maka ia juga jadi takut mencoba hal baru.
Akibatnya kemampuan analisanya
terhadap sesuatu juga rendah. Ia akan sulit mencari alternative lain dari
setiap permasalahan, sehingga ya berkorelasi juga dengan prestasi akademik.
7. Daya tahan Tubuh Rendah
Secara fisik, anak juga bakal lebih ringkih, karena sedari kecil
sangat steril dengan pengaruh luar, sehingga ntar pas gede kena debu aja
langsung sakit, kena cahaya matahari langsung pusing, haduh.
Trus gimana nih kita sebagai orangtua, apa yang bisa kita lakukan?
Kalau saya pribadi memang tidak membiasakan melarang Tara
menikmati dunianya. Dia boleh lari, lompat, manjat, pegang binatang, tapi tentu
tetap saya awasi. Karena gimanapun juga mereka kan masih anak-anak yang kadang
tidak tahu mana yang berbahaya mana yang tidak.
Namun, ya kasih saja kesempatan dia mencoba dan merasakan serta mengalami sendiri konsekuensi setiap tindakannya.
" Tara, Tara boleh ambil minum sendiri tapi yang warna red ini kalau mau pencet harus sama bunda ya, karena ini air panas, sakit kalau kena tangan, nih coba Tara pegang"
Jadi saya taruh tuh air panas ke cangkir, saya senggolkan dikit ke tangannya. Taranya langsung bilang
Namun, ya kasih saja kesempatan dia mencoba dan merasakan serta mengalami sendiri konsekuensi setiap tindakannya.
Misal, dia minta main panjat-panjatan, ya ngga usah dilarang, bolehkan saja, namun kasih tahu supaya hati-hati karena kalau tidak hati-hati bisa jatuh, kalau jatuh bisa luka, dan bisa sakit.
Jadi kita membolehkan, namun beritahu juga konsekuensinya. Jadi anak akan lebih berhati-hati.
Saat mungkin dia jatuh, atau terbentur, dia bakal belajar, Oh kalau manjat tangga ngga pegangan bisa jatuh, “ Oh kalau naik sepeda kencang-kencang bisa jatuh.
![]() |
Hobinya main sepeda |
Sehingga ke depannya, kalau ia melakukan lagi, ia sudah tahu dimana titik-titik bahaya yang harus dihindari dan juga bisa mensiasati biar ngga jatuh lagi, biar ngga kepeleset lagi misalnya.
Atau misal lagi nih soal dispenser.
Tara penasaran banget sama dispenser, pengen mencet-mencet. Pas dulu masih kecil banget, daripada saya jantungan setiap dia deketin dispenser, akhirnya saya gantilah dispensernya jadi model pencetan di atas, sehingga dia ga akan sampai menjangkaunya.
Sekarang dia udah gede, udah lebih tinggi, dah pinter narik kursi untuk mencet dispenser. Nah alih-alih melarang, saya malah kasih contoh dan pengertian aja langsung.
Atau misal lagi nih soal dispenser.
Tara penasaran banget sama dispenser, pengen mencet-mencet. Pas dulu masih kecil banget, daripada saya jantungan setiap dia deketin dispenser, akhirnya saya gantilah dispensernya jadi model pencetan di atas, sehingga dia ga akan sampai menjangkaunya.
Sekarang dia udah gede, udah lebih tinggi, dah pinter narik kursi untuk mencet dispenser. Nah alih-alih melarang, saya malah kasih contoh dan pengertian aja langsung.
" Tara, Tara boleh ambil minum sendiri tapi yang warna red ini kalau mau pencet harus sama bunda ya, karena ini air panas, sakit kalau kena tangan, nih coba Tara pegang"
Jadi saya taruh tuh air panas ke cangkir, saya senggolkan dikit ke tangannya. Taranya langsung bilang
" Panas bundaaa".
" Iya panas, makanya sama bunda ya"
Jadi, saya ngga larang dia, saya hanya kasih alasan kalau dia melakukan ini maka akibatnya itu.
Kalau seperti itu dia jadi ngga parnoan sama lingkungan, tapi malah selalu nanya ke kita, dan berfikir bahwa ini boleh ini ngga boleh dengan melihat sebab akibat.
Bu ibu jangan remehin kemampuan anak-anak kita lho, logika mereka itu luar biasa.
" Iya panas, makanya sama bunda ya"
Jadi, saya ngga larang dia, saya hanya kasih alasan kalau dia melakukan ini maka akibatnya itu.
Kalau seperti itu dia jadi ngga parnoan sama lingkungan, tapi malah selalu nanya ke kita, dan berfikir bahwa ini boleh ini ngga boleh dengan melihat sebab akibat.
Bu ibu jangan remehin kemampuan anak-anak kita lho, logika mereka itu luar biasa.
Saya percaya kalau anak dibiarkan berekspresi, dia akan tumbuh
menjadi anak yang percaya diri, anak yang
berani dan cinta lingkungan.
Nutrisi Perlindungan Diri
Nah tapi tentu saja, saya berani membolehkan Tara main sesukanya
di luar ya ngga asal bilang boleh saja, setidaknya saya yakin kalau ia
terlindungi dari kuman penyebab penyakit.
Soal perlindungan, saya sudah membekalinya dengan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Karena Tara usianya sudah menjelang 4 tahun, maka saya kasih dia
susu pertumbuhan yang mengandung zat untuk melindungi saluran cernanya.
Favorit Tara sih susu Dancow.
Soalnya susu Dancow warnanya kuning, cerah ceria yang bikin Tara semangat minum susu.
Soalnya susu Dancow warnanya kuning, cerah ceria yang bikin Tara semangat minum susu.
Apalagi saat ini Dancow memiliki produk terbaru yaitu Dancow
Advance Execelnutri+.
Kelebihannya yaitu memiliki lebih dari 3x kandungan Lactobacillus Rhamnosus. Bakteri inilah yang fungsinya untuk melindungi saluran cerna.
Kelebihannya yaitu memiliki lebih dari 3x kandungan Lactobacillus Rhamnosus. Bakteri inilah yang fungsinya untuk melindungi saluran cerna.
Kenapa?
Karena kalau saluran cerna anak kita baik, maka berpengaruh
terhadap daya tahan tubuhnya, soalnya 80% daya tahan tubuh kan terdapat pada kesehatan
saluran cerna.
Saya sadar sih, kalau perlindungan tubuh merupakan pondasi utama
untuk mendukung pertumbuhan fisik dan proses belajar anak, makanya menurut saya
penting banget, kita sebagai orangtua aware terhadap kesehatan saluran cerna
anak kita.
Kalau sudah terlindungi begitu, makanya saya tidak ragu mengatakan “
Iya boleh” kalau Tara minta ijin main di luar atau melakukan sesuatu yang baru.
Kalau bunda-bunda disini punya cerita ngga, soal mengatakan kata " Jangan" pada anaknya. Berani ngga nih bilang “ Iya Boleh” kalau anaknya minta main di luar, di alam bebas, hayooooo, sharing ya.
Kalau bunda-bunda disini punya cerita ngga, soal mengatakan kata " Jangan" pada anaknya. Berani ngga nih bilang “ Iya Boleh” kalau anaknya minta main di luar, di alam bebas, hayooooo, sharing ya.
Setuju mbaa
ReplyDeleteAda yang jalannya lambat (16bulan baru jalan)
Karena jarang 'melantai'..alasannya kotor
iyaaa makanya biarin bereksplorasi ya mbaa
DeleteAku suka blg jangan, jangan tapi disertai alasan, kalo urusan mau main kotor2 aku selalu iyes minimal sekali biar mrk tau
ReplyDeletePunyaaa, Khalil banget ini kak. Krn namanya anak rasa kepo sedang tinggi2nya, biasanya kyk manjat di meja, aku akan ngasi kesempatan manjat 3x utk memuaskan rasa penasarannya setelah itu gak boleh sebab meja bukan untuk tempat manjat2 *cmiiw ♥
ReplyDeleteKata boleh iya, kata jangan juga pernah. Misal kalau lagi berantem eh adek didorong, kyaa jelas Bunda bilang jangan. Hehe. Kalau untuk hal eksplorasi sih boleh
ReplyDeletePenting nutrisi supaya kejaga daya tahan tubuhnya...jd main juga nyaman kalau anak sehat
ReplyDelete