Showing posts with label cerita medan. Show all posts
Showing posts with label cerita medan. Show all posts

Pulang

Friday, June 22, 2012
Yes, it's friday again. Selalu happy kalau jum'at tiba. Hari-hari lain seneng juga, tapi Jum'at itu menurut saya master of the day. Everything that we do in Jum'at is always be grateful and meaningful. 

Di kantor saya, Jum'at itu hari mudik sedunia. Jadi jangan coba-coba membuat rapat di hari jum'at sore, peserta rapatnya pasti sudah resah bin gelisah begitu jam dinding bergeser ke angka empat. Saya termasuk salah satunya. Hanya saja jika yang lain rutin pulang setiap Jum'at saya tidak. Paling banter dua minggu sekali. Khusus Jum'at ini saya ngga pulang, soalnya Rabu kemarin baru balik dari Medan.

Ngomong-ngomong soal mudik dan soal pulang, saya jadi inget acara di TV yang dulu sering saya tonton. Lupa saya nama acaranya, dimana seorang selebritis ditodong buat nunjukin isi tas atau isi dompetnya. Saya suka banget nih acara, soalnya terkadang banyak barang-barang aneh yang ga kepikiran tapi ada di tas mereka. Dulu ada artis yang bawa kaos kaki kemana-mana di dalam tasnya. 

Nah sekarang saya  mau ngulik isi tas saya. Mau mudik atau ngantor biasa, isi tas saya tuh ga ada bedanya. Ya itu-itu aja. 


Ini tas yang saya gunakan untuk kerja. Kalo mudik? ya ini juga. Dinas ke luar kota? ya ini juga. Sebagian orang mungkin punya beberapa tas kerja. Saya sih punyanya satu doang, kalo udah rusak baru beli lagi, hemat pangkal ga miskin. Lagian ini tas benar-benar multifungsi, walaupun bentuknya mungil ( 28cm x 23 cm ), tapi muat semua kebutuhan saya.


Apalagi bentuknya yang so simple. Sebelum ini saya pake ransel juga ke kantor, tapi ukurannya rada gedean dari yang sekarang, ga diisi apa-apa aja berat. Tapi kalau yang ini, dia ringan banget. Terus selain bisa dipake ngeransel, bisa juga dipake gaya selempang, atau cukup ditenteng saja. Keren kan.

Isi ransel saya ini nih :

Laptop



Laptop mini ini setia banget menemani saya selama dua tahun. Suami memberikannya sebagai hadiah ulang tahun saya yang ke 27. Semua kegiatan menulis saya terarsip disini. Tidak hanya itu, laptop ini juga yang menemani saya menghabiskan waktu-waktu luang di kos, nonton film, dengerin musik, internetan. TOP banget deh. Tapi sekarang sih udah mulai agak lemot. Kayaknya perlu diinstall ulang, soalnya virusnya juga udah beranak pinak di dalam.

Buku


1  
     Yang satu ini udah pasti gak mungkin ketinggalan, selalu ada di tas. Saya suka mati gaya kalau berada di bandara kelamaan.  Berhubung penerbangan kita kalau delay suka ga punya perasaan , maka saya selalu membawa penghilang suntuk yang paling ampuh. Tak terasa perjalanan dua jam pun lewat begitu saja. Kalau bukunya agak tipisan, biasanya saya bawa lebih dari satu. Biar kalau yang satu abis di baca masih punya stok yang lain. Pernah saya lupa bawa karena sebelumnya saya baca dulu di kantor, eh malah ketinggalan, terpaksa saya beli buku di bandara. Males banget, di bandara kan harga bukunya juga ga punya perasaan.


      Hard Disk External dan Paramex



Hard disk eksternal dan Paramex, dua benda yang wajib saya bawa. Hardisk ini berisi file-file film favorit saya. Isinya macem-macem, mulai dari film serial kayak Friends, Desperate Housewives, film-film blockbuster dan tentu saja serial Korea. Kecuali saat naik Garuda, saya pasti nonton film di pesawat. Favorit saya Friends, bisa ketawa ketiwi sendiri saya ga peduli sama penumpang di sebelah. Walau ipad udah merajalela dan nonton di laptop kayaknya udah ketinggalan jaman, saya enjoy aja, seruu.

Paramex??. Wah obat yang satu  ini juga gak boleh ga ada di tas saya. Saat migraine saya kambuh, ga ada obat lain yang bisa ngilangin sakitnya secepat obat murahan ini. Paling lama dua jam, wesewes ewes bablas pusingnya. Kata orang sih bahaya, tapi saya udah ketergantungan sepertinya.


Dompet dan Payung



Benda berikutnya adalah dompet dan payung. Dompet saya cukup praktis, bisa memuat hape, kartu-kartu dan duit. Kalau sampai ini hilang, bisa pusing saya. Biasanya saya ga masukin ni dompet ke dalam tas, dipegang saja. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar, si dompet ini pernah ketinggalan di pesawat. Udah sampai di luar baru saya sadar, terpaksa deh balik lagi. 

Payung juga demikian. Cuaca yang sering berubah-ubah membuat saya memasukkan payung sebagai benda yang wajib saya bawa kemanapun. Agar tidak memberati tas, saya pilih payung yang ringan dan ukurannya kecil. Payung ini yang milihin suami saya, saat  kami jalan-jalan tiba-tiba turun hujan. Payung yang saya punya kan hanya satu, kecil lagi, jadi kami beli lagi satu buah, motifnya batik, lucu kan.

Kosmetik

Kemudian dompet kosmetik saya. Walau jalan kemana-mana harus tetap cantik dong. Isinya sih hanya kosmetik dasar, bedak, tabir surya, krim malam, lipstik dan eye shadow. Semua masuk dalam satu tempat. Dari semua kosmetik tersebut,  the must be taken item adalah krim malam. Katanya sih untuk mencegah penuaan dini, halah. Tapi bener lo,beda banget kondisi wajah saya kalau malamnya pake krim malam atau ngga. Keliatan lebih seger dan lebih cling cling gitu.

Mukena


And the last but not the least, mukena. Karena bahannya dari parasut, jadi bisa disumpel-sumpelin ke tas biar ga makan tempat. Dimana pun bisa langsung sholat tanpa harus ngantri memakai mukena mushola umum.

Semua muanya itu adalah benda-benda yang memang saya butuhkan. Tidak ada barang yang tidak penting yang saya bawa. Apalagi untuk pulang ke rumah, cukup bawa seperlunya saja. Karena memang seperti itulah konsep pulang. 

Pun dalam konteks pulang yang hakiki. Hendaknya kita hanya membawa dan memikirkan yang kita butuhkan selama perjalanan. Yang ga dibutuhkan,? mending ditinggal saja daripada nantinya malah memberatkan kita,



ARISAN, Budaya Paling Indonesia

Wednesday, June 13, 2012
Sejak menikah empat tahun yang lalu, tiba-tiba saja saya disibukkan dengan berbagai macam arisan. Mulai dari arisan kantor, arisan afdeling.,Arisan kebun, sampai arisan distrik. Itu masih arisan yang resmi dari kantor suami. Belum lagi ditambah arisan teman-teman seangkatan suami, sampai arisan keluarga. Arisan keluarga ini pun masih terbagi-bagi lagi. Arisan keluarga dari pihak ibu saya, arisan keluarga pihak ayah, dan terakhir arisan keluarga dari pihak suami. Hadeeeh, kalau dihitung-hitung, saya sudah bisa punya BRA (Buku Register Arisan ) sanking banyaknya arisan yang saya ikuti. Jatah cuti saya pun harus diatur sedemikian rupa demi menghadiri yang namanya Arisan. Gila ya.

Arisan sepertinya sudah mendarah daging di bumi Indonesia tercinta kita ini, bahkan sampai ada film yang bercerita khusus tentang kegiatan satu ini. Tidak tangung-tanggung  Film yang dirilis pada tahun 2003 ini menjadi salah satu dari hanya dua film yang berhasil memenangkan kelima penghargaan utama dalam Festival Film Indonesia 2004, yaitu Film Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Arisan! pun menjadi salah satu dari hanya sedikit dari film yang dinominasikan untuk seluruh kategori yang dapat diikuti oleh sebuah film dalam FFI. Tidak hanya itu, Film ini pun tampil dalam Festival Film Asean di Washington DC.

Kenapa Film ini sukses?. Tentu saja karena ide yang diangkat begitu membumi. Terjadi di kehidupan nyata, bahkan sudah membudaya. Kalau boleh saya katakan, Arisan bisa kita kategorikan sebagai budaya yang  paling Indonesia. Gimana ngga, di setiap lini kehidupan kayaknya tidak ada yang tidak pernah bersinggungan dengan kegiatan yang namanya arisan.

Tidak hanya berlaku di kehidupan sehari-hari , wabah arisan ternyata sudah masuk ranah perbankan. Tampaknya mereka sangat menyadari budaya arisan yang tidak bisa terlepas dari keseharian masyarakat kita, budaya kumpul-kumpul . Beberapa bank malah sudah menawarkan produk tabungan arisan. Wah ibu-ibu pasti makin seneng nih, dan bapak-bapak makin keringet dingin.

Sebenarnya apa sih Arisan itu?

Arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau iuran dengan jumlah yang sama oleh sekumpulan orang. Uang yang dikumpulkan tersebut kemudian diundi untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkannya. Kegiatan pengundiannya sendiri dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin setiap bulan. 

Namun makin lama, arisan tidak melulu kepada kegiatan mengumpulkan uang. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Uang bisa diganti dengan barang lain.

Kalau di kampung saya dulu , arisan benar-benar dimanfaatkan untuk menutupi kebutuhan warga desa tersebut. Jadi jenis arisannya disesuaikan dengan request warga. Ada yang namanya arisan semen. Arisan ini bertujuan untuk membantu tetangga yang sedang membangun rumah. Jadi kita boleh menyumbang apa saja, mulai dari semen, batu bata, keramik, genteng, pasir. Nah pengembaliannya saat yang menyumbang membangun rumah. Jadi, kalau dulu dia memberi semen, maka akan dikembalikan semen, kalau batu ya dikembalikan batu sejumlah yang disumbangkan dulu. Tidak boleh ditukar dengan uang, dengan pertimbangan nilai uang tidak sama dari waktu ke waktu.

Arisan berikutnya yang ramai peminatnya adalah arisan bumbu. Jangan bayangin, yang dikumpulin bumbu dapur ya. Arisan ini dilatarbelakangi oleh keinginan setiap orangtua untuk mengadakan perhelatan pesta saat anaknya nikah, sunat , bahkan akekahan. Prinsipnya hampir sama dengan arisan semen tadi, namun yang dikumpulkan adalah kebutuhan pesta. Boleh nyumbang beras 3 karung misalnya, atau nyumbang gula, minyak goreng, sampai bumbu-bumbuan sesuai dengan nama arisannya. Saat giliran pesta di rumah kita, kita akan mendapat pengembalian dari barang-barang yang pernah kita beri ke tetangga yang lebih dulu pesta.

Masih banyak jenis arisan lain, mulai dari arisan sendok, arisan piring, arisan panci sampai arisan tikar. Ada-ada saja yah, bangsa kita memang kreatif banget.

Dilihat dari pengertiannya, arisan memang banyak manfaatnya. Bisa menjadi sarana melatih diri untuk menabung ( uang, barang) karena ada unsur pemaksaan disini, yaitu kita dipaksa bayar setiap bulannya, jadi buat yang susah menyisihkan uangnya, arisan bisa menjadi alternatif jika ingin mengumpulkan uang sejumlah tertentu. Selain itu buat yang malas kumpul-kumpul, arisan bisa menjadi alasan untuk membuka diri terhadap lingkungan luar, karena kita dipaksa datang ke pertemuan kalau mau nama kita yang keluar untuk menerima uang. 

Keuntungan lain arisan yaitu sebagai sarana silaturahmi dan meluaskan networking termasuk sebagai sarana pemasaran. Bagi yang jobless mungkin bisa mendapat peluang kerja disini, bagi yang single bisa menjadi sarana cari-cari jodoh. Namun tak jarang, arisan malah menjadi tempat bertukar gossip terhot di kalangan anggotanya. Beberapa malah menjadikannya ajang untuk memperlihatkan kemapanan hidup mereka. Makanya untuk meminimalisir anggapan miring tersebut, sekarang banyak kegiatan arisan yang dibundling dengan kegiatan lain seperti pengajian. Jadi walaupun kemasannya acara ngumpul-ngumpul tetep beribadah gitu. Ada juga yang mengadakan arisan bersamaan dengan grand opening tempat usaha, pesta, atau reuni. 

Dewasa ini, arisan juga sudah menjadi gaya hidup. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Arisan tidak melulu soal kumpul-mengumpul uang, namun lebih ke pengakuan status sosial. Bagi kalangan Jet set bisa masuk dalam kelompok arisan tertentu menjadi gengsi dan image eksklusif tersendiri. Bisa tercermin dari gaya berbusana, perhiasan yang dikenakan, sampai seputar obrolan yang dibicarakan. Tak heran , tempat arisannya pun tidak seperti arisan-arisan kebanyakan yang diadakan di rumah, cafe, restoran atau Mall, bisa jadi di kapal pesiar atau pulau pribadi. Uang yang terkumpul pun bisa ratusan juta, makanya sering kita dengar kasusu selebritis yang berakhir di pengadilan hanya gara-gara arisan.

Disamping manfaatnya, arisan juga bisa menyusahkan. Dalam budaya arisan, setiap kali salah satu anggota memenangkan uang pada pengundian, pemenang tersebut memiliki kewajiban untuk menggelar pertemuan pada periode berikutnya arisan akan diadakan. Terkadang demi gengsi, si tuan rumah akan berusaha menyajikan makanan yang wah untuk memuaskan tamunya. Ujung-ujungnya, walaupun sudah ada alokasi dana untuk makan yang dikutip dari tiap anggota, tetap saja harus mengambil dari uang yang dimenangkan dari arisan tersebut.

Repotnya lagi, seperti saya bilang tadi, arisan bisa berfungsi sebagai salah satu sarana networking dan pemasaran, maka tak heran kalau di setiap acara arisan, ruang arisan tiba-tiba berubah menjadi pasar kaget. Mulai dari jualan baju, tas, sepatu , kue sampai ujung-ujungnya menawarkan ikut MLM ( Multi Level Marketing). Jadi kalau mau ikut arisan, siap-siap sedia muka innocent untuk bisa menolak setiap tawaran yang datang, kalau gak mau kantong jebol.

Terlepas dari baik-buruknya, kalau masih hidup di Indonesia sepertinya kita tidak bisa terlepas dari budaya ini. Di negara lain sepertinya tidak ada acara seperti ini. Acara arisan ini Indonesia banget lah pokoknya.

Wah, sudah dulu ngobrolnya ya, saya mau arisan dulu nih. Pakai baju apa ya???. Beugh, dilema setiap mau arisan .

Selamat ikut Arisan, semoga bisa mengambil manfaatnya dan menjauhi mudharatnya.


Catatan :
Afdeling adalah sebuah wilayah administratif pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang diperintah seorang asisten residen. Afdeling merupakan bagian dari sebuah Karesidenan. Sebuah afdeling terdiri atas beberapa onderafdeling( Wikipedia)

DIstrik : Wilayah administratif yang membawahi beberapa kebun
Gambar dari sini


 

Pancake Durian

Monday, May 7, 2012


Hal yang paling saya syukuri dari bekerja di BRI adalah kesempatan melanglang buana ke seluruh penjuru Indonesia,tanpa mengeluarkan biaya dari kantong sendiri alias gratis. Belum seluruh  pulau sih sempat saya kunjungi. Biasanya kami diperbolehkan memilih daerah-daerah yang akan dikunjungi, tentu dengan catatan daerah yang harus dikunjungi jumlahnya banyak, kalau hanya sedikit ya tidak bisa memilih. Kalau diibaratkan UMPTN , pilihan pertama saya pasti Medan, kedua Medan, ketiga Medan. Nah sedikit-sedikit nyerempet ke propinsi-propinsi tetangganya.

Yah manusiawi kan kalau saya ingin menerapkan motto sekali merengkuh dayung lima pulau terlewati. Alasan saya, yang sepertinya sudah mulai gak mempan di kuping bos saya, ya apalagi kalau bukan karena saya sudah menguasai daerah tersebut, jadi kalau monitoring atau tugas sosiaisasi lain, lebih gampang, lagian sekalian saya pulang nemuin suami, beribadah gitu lo. Tapi kalau ga ada tugas ke Medan saya mau juga kok ke tempat lain. Buktinya kemarin saya ga keberatan ditugasin ke Denpasar ( ya eyalah siapa juga yang nolak).

Dan karena Medan terkenal dengan oleh-olehnya yang luar biasa lezat , terutama buah durian yang begitu menggoda, setiap pulang dari Medan teman-teman  kantor selalu minta dibawakan oleh-oleh. Tak bosan-bosannya mereka mengingatkan saya

“Mba win, jangan lupa pancake duriannya ya”

Dan tak bosan-bosannya saya menjawab

“ Malas ah, mahal, hehehe”

Sebenarnya bukan harga yang membuat saya enggan membawakannya, tetapi karena kerepotan yang harus ditempuh. Pertama-tama saya harus membelinya malam sebelum hari kepulangan karena keesokan harinya saya selalu menghabiskan waktu bersama suami, tidak kemana-mana. Kemudian karena pancake tersebut hanya tahan 12 jam di luar freezer maka saya harus langsung memasukkannya ke freezer, setelah itu setibanya di Jakarta saya harus cepat-cepat memasukkannya ke freezer kembali . Nah karena di kost-an tidak punya freezer,terpaksa harus menitip di kosan temen. Karena nitip pula, tidak etis dong yang dititipin tidak diberi. Satu kotak pancake isinya sepuluh biji. Tidak mungkin saya beli satu kemudian temen yang dititipin dikasi separoh kan, berarti saya harus beli tambahan satu kotak lagi selain oleh-oleh. Mahal di ongkos , sayanya repot dan besok paginya saya harus cepat-cepat berangkat ke kantor, karena pancake yang dititipin harus diambil sebelum teman saya tersebut berangkat kerja. Pyuuh kebayang kan gimana repotnya membawa oleh-oleh yang satu ini. 

Belum lagi sesampainya di kantor, ga enak sama bagian  lain yang ga kedapetan, Cuma dapat nyium aroma duren yang sangat menusuk itu. Makanya saya selalu katakan kepada temen-teman saya “ Pergi ke Medan aja noh, makan duren sepuasnya disana”. Trus apa coba jawaban temen-temen saya 

“ Gimana mau pergi ke Medan mba, kalau setiap ada SPJ ke Medan udah diborong sama kamu” hehehe iya juga yah. 

Akhirnya saya mengalah dan dengan segala kerepotan diatas, si pancake pun bisa dinikmati di kantor. Yang bikin mangkel, eh siangnya waktu saya belanja di Indomart belakang kantor, tertulis segede gaban disitu 

“ Disini jual pancake Durian, Satu kotak Rp ....-“

Bah…tahu gitu ngapain saya repot-repot bawa dari Medan.


Medan, I Love You

Saturday, February 18, 2012
Malam minggu sendiri aje, geje deh. kajol, halah.

Akhirnya malming ini saya isi dengan merenung. Merenung tentang malam minggu-malam minggu yang telah saya lewati dari masa muda dulu sampai sekarang ( jadi nyadar udah tua).

Sadar arti malam minggu sejak SMP. Di kampung saya dulu, setiap malam minggu ga pernah absen acara kawinan yang pastinya nanggep keyboard. Itu tuh hiburan di pesta dengan alat musik keyboard yang bisa dipastikan penyanyi asli bawaan si tukang keyboard ga sempet nyanyi, karena diborong semua sama tamu undangan dan orang dapur. 

Kalau di kampung saya yang notabene masih termasuk daerah di Sumatera Utara, ada beberapa lagu wajib yang pasti ada. Yang pertama tuh,  Boru Panggoaran, ni ceritanya tentang harapan dan doa-doa orangtua terhadap anak perempuannya. Saya ga tau pasti artinya soalnya pake bahasa batak , tapi yang pasti lagunya sediiih banget, soalnya banyak yang nangis kalo lagu ini dinyanyiin.

Ho do boruku…
Tampuk ni pusu-pusuki

Molo matua sogot au
Ho na manarihon ahu
Molo matinggang ahu inang
Ho do na manogu-nogu ahu

Setelah saya tanya mbah google, ga nyangka dia ngerti bahasa batak hehe, ini artinya:

Kaulah anak perempuan ku, harapan hatiku. Jika nanti aku tua dan lemah, kaulah yang akan menguatkan dan meneguhkan aku. 
Burju-burju ma ho
Na marsikkolai
Asa dapot ho na sinittani rohami

Sang ayah berkata agar anak perempuannya rajin belajar dan mengutamakan pendidikan sehingga dengan bekal pendidikan tersebut apapun cita-cita sang anak dapat tercapai.
Ai ho do boruku
Boru panggoarakki
Sai sahat ma da na di rohami

Baik-baiklah kau bersekolah agar kau dapat meraih cita-cita yang kau inginkan di dalam hatimu. Kaulah anak perempuan ku, anak perempuan sulungku, capai lah cita-citamu.

Hiks, sedih kan yah lagunya. Walaupun saya bukan orang batak, jawa tulen, entah mengapa saya sangat suka lagu-lagu Batak, karena hampir semua lagunya mengandung makna yang sangat dalam.

Dengerin lah ini kalau ga percaya kelen


Lagu kedua yang wajib ada, adalah Uju di NgoLukkon

Hamu anakkon hu,
Tampukni pusu-pusuki
Pasabarma amang
Pasabarma boru
Laho pature-ture au
Nungnga matua au
Jala sitogu togu on i
Sulangon mangan ahu
Siparidion au
Alani parsahitokki.


Anak-anakku bersabarlah kalian buah hatiku untuk merawatku.karena aku sudah tua, harus dipapah kesana-kemari, makanpun harus disuapin, harus dimandikan. disebabkan penyakitku ini 

Somarlapatan marende, margondang, marembas hamu
Molo dung mate au
Somarlapatan nauli, na denggan, patupaon mu
Molo dung mate au
Uju di ngolukkon ma nian
Tupa ma bahen akka nadenggan
Asa tarida sasude
Holong ni rohami, namarnatua-tua i


tidak ada artinya pesta dan tarian yang kalian buat kalau aku sudah meninggal, tiada lagi arti kebaikan yang kalian berikan padaku. Pada saat hidup beginilah kalian buat, supaya nyata kurasakan kasih sayang kalian terhadapku.

Ni lagu juga buat acara pesta yang hingar bingar jadi mellow.





Ya memang kebiasaan orang batak, saat orangtua meninggal akan mengadakan pesta dan tari-tarian . Filosofinya, si orangtua dianggap sudah berhasil membesarkan anak-anaknya sehingga akan dilepas dengan suka cita dan dimaksudkan untuk menghormati orangtua.

Dalem banget kan maknanya. Betapa kita sering melupakan orangtua kita dengan alasan kesibukan. Namun saat sudah tiada barulah kita sibuk berbuat sesuatu yang tak mungkin dirasakannya lagi. 

Duh saya jadi sedih banget nih, apalagi ni sambil dengerin lagi I'll be there for u. Ya saya sering sekali tidak ada saat orangtua membutuhkan. Suka membantah omongannya, suka lupa nelpon sekedar nanyain kabar, karena ke (sok) sibukan saya. :((

Dan terakhir lagu yang ga mungkin absen yaitu Anak Medan. Kalau dengar lagunya pasti ketawa-ketawa deh, ni lagu lucu tapi menohok, menggambarkan kepercayaan diri, dan semangat pantang menyerah serta kesetiakawanan.

Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Modal pergaulan boido mangolu au,
Tarlobi dipenampilan main cantik do au, kawan
Sonang manang susah happy do diau,

Nang pe 51, solot di gontinghi,
Siap bela kawan berpartisipasi,
378 Sattabi majo disi,
Ada harga diri mengantisipasi

Saya adalah seorang anak yang besar di Medan, saya bisa dan dapat hidup dengan hanya modal pergaulan atau persahabatan .Walaupun belati/pisau terselip dalam pinggang saya, dan selalu siap untuk berpartisipasi membela kawan, tapi dalam hal tipu menipu, bongak membongak saya selalu menghindarinya karena harga diri jauh lebih penting dari semua itu.
Horas… Pohon pinang tumbuh sendiri
Horas… Tumbuhlah menantang awan
Horas… Biar kambing di kampung sendiri
Horas… Tapi banteng di perantauan
Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Susah didonganku soboi tarbereng au
Titik darah penghabisan ai rela do au, kawan
Hansur demi kawan, ido au kawan

Selamat lah, pohon pinang walau tumbuh sendiri tapi tetap menantang awan/angin, walaupun kambing dikampung sendiri tapi banteng di perantauan. ( ini lirik yg paling saya suka)

Aku ini Anak Medan kawan, saya tidak bisa melihat kesusahan dalam diri sahabat/teman saya, titik darah penghabisan aku rela demi memperjuangkannya, bahkan hancur demi kawan pun aku rela

Jadi jangan heran, kalau orang Medan bertemu yang pertama ditanya adalah

" Apa margamu", "Dimana kampungmu". 

Ya itu dia, rasa setia kawan yang sangat tinggi. 
Makanya kalau ada PPS baru datang ke Divisi terus memperkenalkan diri sebagai orang Medan, duh seneng banget berasa ada kawan gitu.

Saya juga selalu suka kalau bertemu dengan sesama orang Medan disini. karena saya bisa ngobrol menggunakan logat Medan saya tanpa ada yang ngetawain, hihihihi. Bisa bilang "kereta" untuk menyebut motor. Bisa bilang "pajak" untuk nyebut pasar, dan bisa bilang "pasar" untuk nyebut jalan raya, hahaha.

Duh jadi kangen banget sama Medan. Walaupun tuh kota dari tiga tahun yang lalu ya gitu-gitu aja.Paling nambah jembatan layang sebiji. Walaupun disana ga ada Centro, ga ada Metro ( tapi ada Sogo lho). Walaupun ga ada Dufan tapi ada Hillpark. Walaupun ga ada Busway tapi ada becak motor ( Jakarta aja ga punya). Walaupun ga ada Ciwalk tapi ada Merdeka Walk. 

Ada Pajus (Pajak USU) yang jual segala macam barang bajakan. Ada burger murahan harga tujuh ribuan yang rasanya ga kalah sama Burgernya Mc D. Yang paling top, bisa makan durian sepuasnya. Bisa ngomong keras-keras tanpa harus mengatur volume suara. Bisa makan lontong sayur setiap pagi. Dan yang paling penting,... bisa ketemu keluarga saya terus, hiks.

Walaupun walaupun, tapi hati saya tetap ada di Medan.

Cuma di Medan, kamu bisa bilang " Matamu lae, kuculek nanti" sama orang yang bereng ke kamu
Cuma di Medan, bisa nawar belanjaan sampe seperempat harga.
Cuma di Medan, kamu bisa langsung akrab sama inang-inang di angkot. 
Cuma di Medan, kamu bisa melanggar lampu merah dan merasa keren kalau ga ketangkep pak polisi


I really miss live in Medan anymore

Btw, tadi diatas saya ngomongin malam minggu ya, kok jadi curcol gini sih. Ya sud la, nasi sudah menjadi bubur, dibuang sayang, tambahain kerupuk sama ayam plus sambel aja deh biar jadi bubur ayam : )


Custom Post Signature