Tentang alergi pada anak.
Sebulanan lalu, pas lagi nyusuin anak kedua saya Divya, saya melihat ada yang aneh di wajahnya. Wajah Divya merah. Langsung saya buka seluruh bajunya, dan kagetlah saya ternyata seluruh badannya juga merah-merah. Hwaaa, emak labil langsung galau.
Sebulanan lalu, pas lagi nyusuin anak kedua saya Divya, saya melihat ada yang aneh di wajahnya. Wajah Divya merah. Langsung saya buka seluruh bajunya, dan kagetlah saya ternyata seluruh badannya juga merah-merah. Hwaaa, emak labil langsung galau.
Ini si Dip Dip Lagi Ceria, Tapi pas kemarin merah-merah, duh kasihan banget |
" Waaak, tadi Divya dikasih apa, kok merah-merah ini badannya"
Buru-buru nanya ke wawak yang jaga Divya. Iya, saya kan sehari-hari kerja, jadi Divya dijaga wawaknya.
" Ngga ada kok bu, kan cuma minum ASI aja, ga apa bu, palingan juga itu sawan kikir bu, ntar juga hilang sendiri", jawab si wawak
Duuh, apaan sih wawak, ketauan deh orangtua jaman dulu, apa-apa pasti dibilang sawan.
Penasaran, saya tanya sahabat saya yang juga seorang perawat
Penasaran, saya tanya sahabat saya yang juga seorang perawat
Percakapan saya dengan sahabat saya yang seorang perawat |
Ah iya yah, baru deh keingetan kalau kemarin Divya saya minumkan paracetamol, soalnya demamnya tinggi banget sampai 39 derajat. Udah disusuin terus menerus tapi ga turun juga, makanya saya kasih obat.
Oleh sahabat saya itu disarankan ke dokter saja.
Oleh sahabat saya itu disarankan ke dokter saja.
Malamnya, saya bawa Divya ke dokter. Kata dokternya, kemungkinan alergi obat, tapi blio belum bisa pastikan, jadi saya dikasi obat alergi aja, disuruh minumin,
Alhamdulillah, diminumin sekali, besoknya merah-merah di badan Divya langsung hilang.
Gara-gara kejadian itu, saya jadi mengingat-ingat history keluarga kami, apa ada yang punya history terkena alergi atau ngga, soalnya saya pernah baca bahwa alergi itu bisa diturunkan. Tapi awalnya ga yakin sih, soalnya kan anak pertama saya Tara, ngga mengalami masalah apa-apa sampai saat ini.
Pas cerita-cerita sama kakak dan adek saya, baru inget,
" Oh iya ndi, Aqlan kan dulu alergi susu sapi" kata kakak saya
" Tapi kak, Divya kan belum minum susu formula", jawab saya
" Si Khira juga alergi susu sapi kak, " Kata adik saya yang lain
Waaah, baru ngeh ternyata di keluarga saya memang ada history alergi yang harus saya waspadai. Dan saya pun memiliki alergi, tapi bukan sama susu sih, melainkan alergi udara dingin. Jadi kalau udara lagi dingin banget, biasanya di kulit saya bakal timbul bentolan besar-besar, merah dan gatal. Sering disebut biduran sama orang-orang. Waduh, kalau sudah begini, saya harus cari informasi lebih banyak soal alergi.
Makanya, saat kemarin tahu ada acara Nutritalk yang diselenggarakan oleh Sari Husada- Nutrisi Untuk Bangsa di Medan dengan tema " Gizi di Awal Kehidupan: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi", Saya langsung daftar untuk ikutan.
Pengen tahu lebih banyak soal alergi, biar bisa mengantisipasi dan tahu bagaimana cara menangani alergi pada anak saya nanti.
Acara Nutritalk ini diselenggarakan di Hotel JW Marriot Medan pada hari Senin tanggal 14 Maret kemarin. Dihadiri oleh awak media dan blogger yang ada di Medan dan sekitarnya. Konsep acaranya adalah diskusi dengan pembicara ahli yaitu Dr. Zakiudin Munasir,SpA(K)- Konsultan Alergi Imunologi RSCM Jakarta, dan Dr. Bernie Endyarnie Medise, SpA(K),MPH - Konsultan tumbuh kembang anak RSCM Jakarta.
Jam 9.30 saya sudah tiba di tempat acara berlangsung. Setelah registrasi, saya melihat-lihat dulu booth-booth yag disediakan.
Di tiap booth, ada mba-mba dan mas-mas yang menjelaskan kepada kita. Trus, kita dikasih pertanyaan, siapa yang bisa jawab dapat hadiah, yeaaaay. So pasti lah, saya sebagai emak yang doyan gratisan antusias banget, xixixi. Dan sebuah flashdish, serta payung pun digondol dari booth tadi.
Ada booth pengenalan alergi
Disini, kita diajak untuk mengenal apa, bagaimana dan seperti apa alergi itu melalui website www.alergianak.com. Saya langsung cobain tuh web, soalnya kepo sih.
Di web tersebut ada 5 menu utama, yaitu Info Alergi, Cek Risiko, Cek Gejala, Tanya Dokter dan Forum diskusi.
Menu di website www.alergianak.com |
Saya langsung cobain Cek risiko. Disitu ntar ada quesioner yang harus kita jawab mengenai riwayat alergi di keluarga dan kondisi anak kita. Hasilnya langsung dikirim ke email kita lho. Jadi dari pengecekan tadi, hasil yang dikirim via email bisa langsung kita bawa ke dokter anak kita untuk observasi lebih lanjut jika terindikasi anak kita mengidap alergi.
Booth Pertama, Pengenalan Risiko Alergi |
Di Booth kedua ini, ada mba-mba manis yang menjelaskan kepada kita bagaimana cara menghitung risiko alergi pada anak kita. Ntar saya jelasin di bawah aja yah sekalian.
Booth Ketiga, 1000 hari pertama.
Disini kita dijelaskan tentang 1000 hari pertama kehidupan si kecil. Jadi kehidupan si kecil itu sudah dimulai bahkan sejak ia dalam kandungan lho yaitu sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Apa yang dialami, dilakukan ataupun dimakan selama 1000 hari pertama kehidupan akan memberikan konsekuensi yang panjang terhadap kesehatan di masa depan.
Makanya yah biasanya seorang perempuan itu suka telat mengetahui kalau ia hamil, tahunya hamil biasanya sudah usia 5 minggu, yang berarti udah kelewatan 5 minggu tuh untuk pemenuhan nutrisi terbaiknya. Maka sebaiknya pemenuhan nutrisi terpenting bagi bayi, yaitu asam folat sudah dipersiapkan dari sebelum hamil. Makanya begitu kita menikah dan merencanakan kehamilan, sebaiknya sudah minum susu persiapan untuk hamil, yang mengandung asam folat, biar begitu terjadi pembuahan di rahim, maka sejak awal si jabang bayi sudah mendapat nutrisi yang tepat. Noted.
Jadi di 1000 pertama kehidupan itu merupakan periode kritis tumbuh kembang anak dan penentu kualitas kesehatannya seumur hidup moms.
Sampein nih sama yang masih jomblo atau yang berencana menikah biar melakukan persiapan sejak dini, hahahaha
Sebelum mulai acara, sudah disediakan coffee break oleh panitia. Jadi ngupi-ngupi dulu lah sakelak sambil makan cemilan yang sudah disediakan.
Tepat jam 10.00 WIB, acara pun dimulai, yuk pantengin apa saja yang disampaikan narasumber terkait tema kali ini.
PENGENALAN ALERGI
Jadi, kata alergi itu berasal dari bahasa Yunani yaitu Allos, yang artinya lain atau berbeda, serta Argon yang berarti reaksi. Kalau disederhanakan, alergi berarti reaksi tubuh yang tidak biasa.
Alergi atau sering juga disebut hipersensitivitas terjadi akibat tubuh memberi reaksi secara berlebihan terhadap sesuatu di lingkungan yang dianggap asing dan berbahaya.
Kalo sehari-hari sih kita lihatnya, kalo ada yang berubah di tubuh, biasanya pada kulit, setelah makan sesuatu, atau setelah terjadi sesuatu, nah itulah namanya alergi. Kayak yang saya ceritain di atas tadi, saya kalau udara lagi dingin, pasti muncul bercak merah, nah berarti saya alergi terhadap udara dingin.
PEMICU ALERGI
Alergi itu banyak jenisnya tergantung pemicunya. Beberapa jenis alergi:
- Alergi makanan
- Alergi obat
- Alergi bulu binatang
- Alergi debu
- Alergi zat kimia tertentu.
- Alergi musiman ( misalnya karena serbuk sari atau udara dingin)
Penyebab utama alergi pada anak, biasanya berasal dari makanan.
3 makanan penting yang paling banyak dilaporkan sebagai pemicu alergi pada tahun pertama kehidupan anak adalah susu, telur dan kacang-kacangan.
Pemicu alergi ini atau yang disebut alergen jika bersentuhan dengan tubuh ataupun saat kita memakannya, maka sistem kekebalan tubuh akan memproduksi sejenis protein yang menyebabkan reaksi yang tidak wajar.
Jadi sebagai ibu kita wajib perhatikan nih, saat anak memakan sesuatu dan timbul reaksi tidak wajar, segera cari tahu apa yang barusan dimakannya. Jika anak kita memiliki bakat alergi, maka akan sangat mudah mengalami gejala alergi
Yang perlu diketahui ya bu ibu, bahwa alergi itu tidak terjadi sekonyong-konyong. Jadi misalnya baru sekali terpapar zat tertentu ya bisa jadi tidak menimbulkan reaksi aneh pada tubuh.
Gejala alergi yang umum terjadi pada anak itu berupa :
- Gatal-gatal dan kemerahan pada kulit
- Diare dan muntah jika terjadi di saluran cerna
- Batuk dan pilek jika terjadi di saluran pernafasan
Jadi kalau anak menunjukkan gejala di atas kemungkinan anak kita mengalami alergi . Yang paling terlihat itu adalah gejala dermatitis atopik.
Dermatitis atopik itu yang kalau di bayi, biasanya pertama muncul di wajah, yang merah-merah itu lho moms. Kayak gini nih
Dermatitis Atopik pada anak |
Itu awalnya demikian, kalau makin parah, merah-merahnya makin serem. Saya mau share fotonya tapi merinding sendiri, jadi ngga jadi deh.
Tuh kasihan banget kan kalau sampai anak kita mengalami gatal-gatal seperti dermatitis atopik itu. Oleh karena itu kita juga harus tahu apa saja yang menjdi faktor penyebab alergi
Ternyata, faktor terbesar penyebab alergi pada anak adalah faktor keturunan.
What?
Aduh, kasihan yah anak kita, ngga tau apa-apa tiba-tiba bisa alergian karena ortunya alergi. Iya, anak dari orangtua yang memiliki riwayat alergi maka lebih besar kemungkinan akan mengalami alergi juga. Walau bisa aja alerginya berbeda jenis. Kayak saya kan alergi udara dingin, bisa jadi anak saya terkana alergi juga, walau bukan alergi udara.
Prosentasenya seperti di gambar ini nih.
Pohon Keluarga |
- Jika kedua orangtua memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak kita bakal terkena alergi juga sebesar 40-60 %
- Jika salah satu dari orangtua saja yang memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak kita bakal terkena alergi sebesar 20-30%
- Jika, orangtua tidak memiliki riwayat alergi, namun saudara kandungnya memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak terkena alergi adalah 25-30%
- Yang mengejutkan saya, bahkan jika di dalam keluarga tidak ada sama sekali riwayat alergi, ternyata anak masih berpotensi juga terkena alergi sebesar 5-15 %
Cara Menghitung Risiko Alergi di Keluarga |
Caranya gampang banget
1. Isi tabel seperti gambar di atas. Itu yang saya isi berdasar nilai di keluarga saya
2. Nilai 0 : jika tidak ditemukan alergi ; Nilai 1 : apabila diduga alergi ; Nilai 2: Jika positif alergi
3. Isi masing-masing untuk nilai ayah, ibu dan saudara kandung si kecil. Jika anak pertama, berarti saudara kandung ngga usah diisi.
4. Jumlahkan hasilnya, maka itulah nilai keluarga.
5. Setelah tahu nilai keluarga, maka cocokkan dengan tabel tingkat risiko
Tabel Tinglat Risiko Alergi Berdasar Nilai Keluarga |
Kalau hasil perhitungan untuk keluarga saya sih, hasilnya risiko sedang. Berarti anak kedua saya si Dip Dip memang memiliki kemungkinan 20% - 40 % terkena alergi.
Perhitungan tingkat risiko ini berguna sebagai early warning bagi orangtua, sehingga bisa melakukan pencegahan dan antisipasi sedini mungkin.
Selain faktor genetik, ternyata alergi juga bisa disebabkan dari lingkungan. Misalnya nih kita terpapar polusi, asap rokok atau debu terus menerus, nah ini juga bisa menyebabkan alergi
Selain itu faktor imunitas juga berpengaruh. Anak dengan daya tahan tubuh yang lemah akan lebih besar kemungkinan mengalami alergi.
Kalau sudah tahu faktor penyebabnya, seharusnya kita lebih bisa mengantisipasi jika anak kita menderita suatu alergi tertentu.
Jangan remehkan alergi ya bu ibu, karena gara-gara anak alergi banyak banget pengaruhnya ke kehidupan keluarga kita.
1. Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Iya, anak yang terkena alergi maka tumbuh kembangnya akan terganggu.
Gimana ngga?
Gimana ngga?
Salah satu fase tumbuh kembang di usia bayi adalah tidur. Lha gimana si anak mau tidur dengan nyenyak kalau dia mengalami alergi, gatal-gatal pada kulitnya, pastilah tidurnya akan terganggu.
Selain itu, kalau anak alergi terhadap makanan tertentu tentu saja asupan nutrisinya menjadi terganggu. Susu, telur adalah makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Jika anak alergi terhadap makanan tersebut, maka pertumbuhan badannya akan terganggu juga.
Makanya berdasarkan penelitian, anak dengan alergi makanan lebih sering mengalami gangguan pertumbuhan yang berhubungan dengan gangguan asupan makanan. Catet tuh bu ibu.
Selain itu, kalau anak alergi terhadap makanan tertentu tentu saja asupan nutrisinya menjadi terganggu. Susu, telur adalah makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Jika anak alergi terhadap makanan tersebut, maka pertumbuhan badannya akan terganggu juga.
Makanya berdasarkan penelitian, anak dengan alergi makanan lebih sering mengalami gangguan pertumbuhan yang berhubungan dengan gangguan asupan makanan. Catet tuh bu ibu.
2. Berpengaruh Terhadap Keharmonisan Keluarga
Lho apa hubungannya alergi dengan keharmonisan rumah tangga nih?
Jangan salah lho, alergi memang berpengaruh besar bagi kebahagian keluarga. Soalnya saat anak alergi, dia jadi susah tidur, anak susah tidur maka si ibu akan sering bergadang. Ibu yang sering bergadang akan mengalami masalah kurang tidur. Masalah kurang tidur dapat memicu emosi. Ibu yang emosian akan lebih sering marah-marah. Siapa yang kena marah? Ya suamilah, hahaha. Makanya gara-gara alergi pada anak bisa mengganggu keharmonisan keluarga lho.
Jangan salah lho, alergi memang berpengaruh besar bagi kebahagian keluarga. Soalnya saat anak alergi, dia jadi susah tidur, anak susah tidur maka si ibu akan sering bergadang. Ibu yang sering bergadang akan mengalami masalah kurang tidur. Masalah kurang tidur dapat memicu emosi. Ibu yang emosian akan lebih sering marah-marah. Siapa yang kena marah? Ya suamilah, hahaha. Makanya gara-gara alergi pada anak bisa mengganggu keharmonisan keluarga lho.
3. Berpengaruh Terhadap Perekonomian Keluarga
Iyalah, Saat anak kita terindikasi alergi, agar pasti kan kita harus ke dokter. Trus harus periksa darah ke lab . Periksa lab itu mahal boook. Kalau ternyata sudah positif memang alergi, misalnya alergi susu sapi, maka susunya harus diganti. Dimana susu untuk anak alergi pastilah lebih mahal dari susu biasa.
Benar kan, alergi itu berpengaruh terhadap perekonomian keluarga.
Pokoknya, alergi itu berdampak masif dan sistemik deh . Makanya harus waspada dan ngga boleh main-main dalam menanganinya.
Benar kan, alergi itu berpengaruh terhadap perekonomian keluarga.
Pokoknya, alergi itu berdampak masif dan sistemik deh . Makanya harus waspada dan ngga boleh main-main dalam menanganinya.
PERMASALAHAN ALERGI
Sekarang pertanyaannya, kenapa sih kok sekarang heboh bener dengan masalah alergi ini, kok dulu-dulu ngga.
Jadi ya berdasarkan penelitian, ternyata 1 dari 12 anak di Indonesia mengalami alergi. Alergi apa saja, campur disitu. Lebih khusus lagi 1 dari 25 anak di Indonesia mengalami alergi protein susu sapi. Bayi yang menderita alergi susu sapi meningkat dalam 20 tahun terakhir.
Jadi ya berdasarkan penelitian, ternyata 1 dari 12 anak di Indonesia mengalami alergi. Alergi apa saja, campur disitu. Lebih khusus lagi 1 dari 25 anak di Indonesia mengalami alergi protein susu sapi. Bayi yang menderita alergi susu sapi meningkat dalam 20 tahun terakhir.
Hal ini disinyalir terjadi karena semakin banyaknya anak yang tidak memperoleh ASI dari ibunya.
Jadi ya, sebenarnya bayi itu kan makanan utamanya ASI yang diproduksi oleh ibunya. Kandungan ASI itu sudah diciptakan Yang Maha Kuasa sesuai dengan kebutuhan bayi manusia. Namun sayangnya, tidak semua bayi beruntung bisa mendapat ASI selama 6 bulan pertama di kehidupannya. Banyak hal yang menjadi penyebab sehingga bayi tidak mendapat ASI.
Entah karena ibunya bekerja, trus perusahaannya kurang mendukung untuk pemberian ASI eksklusif. entah karena ibunya mengalami masalah pasca melahirkan, banyaklah penyebabnya
Pengalaman saya saat anak pertama juga demikian. Sudah setengah mati berusaha memberi ASI untuk Tara, tapi ternyata karena satu dan lain hal, Tara cuma minum ASI eksklusif selama 3 bulan saja, selanjutnya saya harus mendampingi asupan ASI Tara dengan susu formula yang berasal dari susu sapi.
Entah karena ibunya bekerja, trus perusahaannya kurang mendukung untuk pemberian ASI eksklusif. entah karena ibunya mengalami masalah pasca melahirkan, banyaklah penyebabnya
Pengalaman saya saat anak pertama juga demikian. Sudah setengah mati berusaha memberi ASI untuk Tara, tapi ternyata karena satu dan lain hal, Tara cuma minum ASI eksklusif selama 3 bulan saja, selanjutnya saya harus mendampingi asupan ASI Tara dengan susu formula yang berasal dari susu sapi.
Sedih? Pastilah, tapi apa mau dikata.
Nah, demikian juga dengan ibu-ibu lain yang ada di luar sana. Ada beberapa hal yang menyebabkan bayinya harus diberi susu formula. Dan sayangnya tidak semua bayi cocok dengan protein susu sapi yang ada dalam susu formula tersebut. Beberapa ada yang alergi. Karena itulah masalah alergi protein susu sapi ini harus mendapat perhatian orangtua.
Nah, setelah tahu apa dan bagaimana alergi itu, pertanyaannya tentu saja, bagaimana cara mencegah dan menanggulanginya. Mari kita kupas tuntas.
PENCEGAHAN ALERGI
Pencegahan Primer
ASI eksklusif selama 6 bulan
Karena ASI mengandung paling sedikit alergen (bahan pemicu alergi) makanan sehingga menginduksi toleransi bagi tubuh. Makanya bayi yang hanya diberi ASI di awal kehidupannya kemungkinan mengalami alergi sangat kecil. Apalagi alergi protein susu sapi. Lha iyalah kan dia cuma minum susu ibunya.
Pencegahan Sekunder
Jika dengan sangat terpaksa harus memberi susu formula, maka berilah susu yang terhidrolisa ekstensif. Maksudnya yaitu susu yang diproses secara khusus dengan memotong-motong protein susu sapi sehingga menjadi lebih mudah dicerna tubuh.
Kalau bingung yang mana susu hidrolisa ekstensif, lihat saja tulisan di kemasannya, ada tertera disitu.
Susu hidrolisa ekstensif ini bukan merupakan susu untuk mengobati anak yang terkena alergi susu sapi lho, jangan salah. Tapi, ini adalah susu untuk pencegahan.
Jadi, maksudnya, daripada kita coba-coba," Ah kasih aja susu formula biasa, ntar kalau alergi baru diganti susunya dengan susu khusus alergi". nah mending dari awal udah dicegah.
Susu ini kandungannya akan merangsang timbulnya toleransi susu sapi di kemudian hari jika ternyata anak kita memiliki alergi protein susu sapi.
Yang perlu diingat, rasanya pasti tidak seenak susu sapi biasa. Hal ini juga dimaksudkan jika ternyata anak kita alergi susu sapi dan harus minum susu khusus untuk alergi protein susu sapi, jadi ngga kaget banget gitu. Beda kalau dari awal udah dikasih susu sapi yang gurih dan enak itu, bakal susah mengalihkannya.
Susu formula Asam Amino juga disarankan untuk pencegahan alergi namun harganya relatih lebih mahal. Kalau mau yang terjangkau ada susu kedelai atau sering kita sebut soya.
Tapi ingat ya bu ibu, jangan kasih anaknya minum susu sapi segar yang dijual abang-abang naik sepeda itu ya. Soalnya tidak cocok untuk anak-anak, kalau untuk orang dewasa sih oke-oke saja.
Pencegahan Tersier
Nah. untuk pencegahan tersier lakukan sedini mungkin. Bisa dimulai dari begitu merencanakan punya anak. Ya setelah menikah lah. Si calon ibu jaga makanannya, hindari asap rokok, obat-obatan, makan makanan yang sehat.
PENGOBATAN ALERGI
Kalau sudah dilakukan pencegahan, namun ternyata anak kita memang alergi protein susu sapi, jangan langsung putus asa moms. Ada banyak cara kok untuk mengobatinya. Karena alergi itu bisa hilang seiring waktu.
Eh itu bener banget lho. Pengalaman pribadi, saya dulu alergi udara dingin, tapi sekarang udah ngga lagi. Dulu mana tahan saya ber AC ria kalau sekarang malah kebalikannya.
So, kalau anak kita memiliki alergi, maka lakukan hal-hal berikut :
1. Hindari pemicunya
Untuk alergi susu sapi
Faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah
- 6 bulan pertama berikan ASI eksklusif
- berikutnya tahapan MPASO
- dilanjutkan dengan makanan keluarga dengan gizi seimbang
Jika 3 faktor ini baik-baik saja maka mudah-mudahan tumbuh kembang anak kita tidak akan mengalami masalah.
Berbeda dengan anak dengan alergi, tumbuh kembangnya akan terganggu karena nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini disebabkan masalah pantangan makanan.
Makanya untuk anak dengan alergi, para ortu harus mencarikan makanan pengganti untuk mengganti makanan yang tidak bisa dimakan anak.
Contohnya yaitu tadi misal alergi protein susu sapi maka gantilah dengan susu kedelai . Agar asupan nutrisi yang dibutuhkan anak tetap terpenuhi. Jangan hanya menghindari saja tanpa mencari alternatif lain.
Kesimpulannya nih. Pokoke tetap semangat ya bu ibu. Yang pasti yang utama itu ASI ASI ASI. Lakukan pencegahan sedini mungkin, hindari faktor pencetus alergi, tetap aware dengan kemungkinan alergi pada anak, dan lakukan pengobatan dengan benar saat anak kita mengidap alergi susu sapi.
Eh itu bener banget lho. Pengalaman pribadi, saya dulu alergi udara dingin, tapi sekarang udah ngga lagi. Dulu mana tahan saya ber AC ria kalau sekarang malah kebalikannya.
So, kalau anak kita memiliki alergi, maka lakukan hal-hal berikut :
1. Hindari pemicunya
Untuk alergi susu sapi
- Hindari produk olahan susu sapi. Ngga cuma dalam bentuk susu lho, tapi juga , keju, apalagi yah, pokoknya turunannnya produk susu lah. Demikian juga kalau alergi makanan lain. Telur misalnya. Maka hindari segala makanan dari olahan telur.
2. Agar tidak kekurangan Nutrisi, cari alternatif pengganti
- Ganti susunya dengan susu hidrolisa ekstensif, seperti yang saya sebut di atas ya. Bisa juga dengan susu formula amino atau formula soya.
3. Tetap berikan ASI kepada bayi
- Pokoknya usahakan tetap ngASI ya moms
4. Berikan obat alergi bila perlu.
- Jika alerginya semakin parah berikan obat alergi tapk Konsultasikan ke dokter dulu ya.
Jadi, gimana nih, sudah lebih ngeh ya terhadap alergi pada umumya dan alergi protein susu sapi khususnya.
Setelah tahu seluk beluk alergi, kita bahas bagaimana optimalisasi tumbuh kembang terhadap anak yang mengalami alergi.
Pertama-tama perlu kita tahu bahwa ciri khas anak adalah bertumbuh dan berkembang. Tumbuh itu ke atas ya bu ibu bukan ke samping kayak kita hahaha.
Indikator tumbuh kembang anak bisa dilihat dari :
Setelah tahu seluk beluk alergi, kita bahas bagaimana optimalisasi tumbuh kembang terhadap anak yang mengalami alergi.
Pertama-tama perlu kita tahu bahwa ciri khas anak adalah bertumbuh dan berkembang. Tumbuh itu ke atas ya bu ibu bukan ke samping kayak kita hahaha.
Indikator tumbuh kembang anak bisa dilihat dari :
- Berat badan
- Tinggi badan
- Lingkar kepala
Makanya kalau imunisasi 3 hal ini yang selalu diukur.
Faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah
- Faktor genetik
Seperti dijelaskan di atas, jika orangtua alergian maka semakin besar risiko alergi pada anak. Anak yang alergi tumbuh kembangnya akan terhambat jika tidak ditangani dengan baik.
- Faktor lingkungan
Dipengaruhi oleh kemampuan tubuh untuk melindungi dari segala jenis penyakit. Makanya jangan lewatkan imunisasi pada anak sejak kelahirannya agar ia memiliki sistem imunitas yang baik.
- Faktor nutrisi
- 6 bulan pertama berikan ASI eksklusif
- berikutnya tahapan MPASO
- dilanjutkan dengan makanan keluarga dengan gizi seimbang
Jika 3 faktor ini baik-baik saja maka mudah-mudahan tumbuh kembang anak kita tidak akan mengalami masalah.
Berbeda dengan anak dengan alergi, tumbuh kembangnya akan terganggu karena nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini disebabkan masalah pantangan makanan.
Makanya untuk anak dengan alergi, para ortu harus mencarikan makanan pengganti untuk mengganti makanan yang tidak bisa dimakan anak.
Contohnya yaitu tadi misal alergi protein susu sapi maka gantilah dengan susu kedelai . Agar asupan nutrisi yang dibutuhkan anak tetap terpenuhi. Jangan hanya menghindari saja tanpa mencari alternatif lain.
Kesimpulannya nih. Pokoke tetap semangat ya bu ibu. Yang pasti yang utama itu ASI ASI ASI. Lakukan pencegahan sedini mungkin, hindari faktor pencetus alergi, tetap aware dengan kemungkinan alergi pada anak, dan lakukan pengobatan dengan benar saat anak kita mengidap alergi susu sapi.
Jangan sampai gara-gara alergi, nutrisinya tidak terpenuhi. Pinter-pinternya kita sebagai orangtua untuk mencari alternatif penggantinya.
Setuju?
Nah. Acara Nutritalk nya dah selesai deh. Saat acara kemarin ada lomba live tweet. Dan alhamdulillah ya, saya jadi salah satu pemenangnya. Udah dapat ilmu, dapat banyak hadiah pula, Senangnyaaa.
Pemenang lomba live tweet |
Semoga apa yang saya sampaikan bisa memberi pemahaman baru untuk kita para ibu ya terhadap masalah alergi pada anak.
Untuk info lengkap, bisa lihat di www.alergi.com. Banyak informasi menarik dan ada simulasinya lho.
Oiya, acara Nutritalk ini tidak hanya diselenggarakan di Medan lho, tapi akan diadakan di beberapa kota lain di Indonesia. Jakarta dan Surabaya berikutnya nih. Tungguin yah.
Oiya, acara Nutritalk ini tidak hanya diselenggarakan di Medan lho, tapi akan diadakan di beberapa kota lain di Indonesia. Jakarta dan Surabaya berikutnya nih. Tungguin yah.
Lengkap! Pengetahuan baru. Makasih sharingnya Mak Dipdipz :*
ReplyDeleteSama2 mak cinta lho hahaha
Deletemakasih sharingnya, alergi itu susah2 gampang. suashnya cari pencetus alerginya
ReplyDeleteIya harus dicoba2 biar rahu alerginya apa
DeleteWah, lengkapnyaaa. wab alergi anak sepertinya ngebantu banget nih untuk cari-cari info kalo anak alergi. Makasi sharingnya Maaak
ReplyDeleteIya mba lumayan buat dokumentasiku juga
DeleteGa mau rugi deh Windi.. Udah dapat ilmu komplit, hadiah jg diborong hehe. Anakku dulu ada alergi udang tp skrg dah enggak muncul lagi.
ReplyDeleteHahahah soalnya kan hari kerja mba. Rugilah kalo ga setimpal
DeleteMantaap komplit tulisannya, mba. Aku dulu alergi telur dan udang. Kalo makan, badan bentol2 parah. Skrg udh ga kambuh. Tapi skarang alergi dingin. Makasih infonya, mba
ReplyDeleteWah sama dong sama aku alergi dingin, langsung bidura tp skrg udah ilang. Lupa aku gmn kok bisa hilang
Deleteanakku 2-2 nya alergi susu sapi ini -__-.. dan sprtinya memang genetik dari papinya -__-.. keluarga suamiku rata2 semua alergi.. anakku emg ga asi mbak, krn alasan tertentu..jd mau ga mau aku hrs kasih susu khusus ke mereka.. tapi untungnya si kakak pas umurnya 1 thn alerginya ilang.. makanya dia bisa kita ksh susu formula biasa lagi... si adek krn baru 1 bulan, trpkasa masih susu khusus alergi.. moga2 bisa hilang juga setelah dia setahun
ReplyDeleteItu gmn bisa sembuh mak alerginya. Dikasi obat atau cara lain?
DeleteTerimakasih informasinya mbak. Jadi faham banyak hal tentang alergi mba. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
ReplyDeleteWah lengkap banget. All out! Ternyata walau bpk ibunya nggak alergi, anaknya ada kemungkinan alergi sampai 15%. Wiih
ReplyDeletenice looking mommy
ReplyDeletenice looking mommy
ReplyDeleteAnak saya mukanya merah-merah ketika menyusi karena dia berkeringat..tapi setelah beberapa menit ruam merahnya hilang karena sudah tidak berkeringat lagi..apa ini termasuk Dermatitis Atopik dan apakah harus diberi krim/salep ?..mohon sarannya ya mom..
ReplyDeleteLingkungan memang termasuk faktor pemicu alergi terutama yang alergi debu. Apalagi pada bayi baru lahir yang kesehatannya sangat rentan. Meski sudah beres-beres sendiri, belum tentu bebas debu dan aman lho. Makannya paling tidak dua minggu sekali deep cleaning rumah itu penting. Toh, sekarang ada jasa cleaning service rumah yang aman dan terpercyaa.
ReplyDelete