Showing posts with label Reksadana. Show all posts
Showing posts with label Reksadana. Show all posts

Kenapa Investor Pemula Hampir Selalu disarankan mulai dari Reksadana Pasar uang?

Tuesday, October 20, 2020




Sering dapet pertanyaan, “ Kak investasi apa yang cocok untuk investor pemula”

Walau udah dijelaskan berkali-kali, pertanyaan ini tuh kayak pertanyaan template ya, hahaha. Ga di aku, ya di beberapa postingan financial planner lain, pertanyaan ini eksis terus.

Jawaban paling gampang, mulai dari reksadana pasar uang.

Kenapa?

Karena reksadana pasar uang adalah instrumen investasi dengan risiko paling rendah.

Kenapa?

Karena di reksadana pasar uang, para manajer investasi menempatkan danamu dan dana investor-investor lain ke deposito dan ke obligasi-obligasi jangka waktu kurang dari 1 tahun.

Risiko menjadi rendah karena ya produknya deposito. Sistemnya deposito, kamu masukkan uang di bank, dapat bunga tiap bulan, kalao kamu pakai sistem Add on rollover, mka bunganya setiap bulan akan dimasukkan ke pokok lagi.



Di deposito, nominal 100 juta dengan nominal 5 Milyar akan mendapat bunga yang berbeda. Maka karena kamu masukin uang beramai-ramai bersama investor lain, walaupun duit yang kamu setor cuma 250 rb, maka return yang kamu dapat seolah-olah kamu nabung 5 milyar


Risiko di deposito hanya akan terjadi kalau bank tempat si manajer investasi naroh duitnya bankrut. Nah ini kecil kemungkinan terjadi ya jika bank pilihan manajer investasi merupakan bank dengan kondisi financial yang baik.

Jadi, berinvestasi di reksadana pasar uang, hampir tidak ada bedanya dengan kamu berinvestasi di deposito namun dengan return yang lebih tinggi dan modal yang lebih kecil. Sangat jarang, walaupun ada, reksadana pasar uang yang returnya turun. Kalaupun turun pasti karena ada kaitannya dengan kebijakan suku bunga.

Yaiyalah ya, namanya juga penempatannya di deposito, kalau deposito di bank turun yg kemarin 6%, sekarang jadi 4% ya udah jelas return akan berkurang, tapi sangat jarang menjadi negatif layaknya saham.





Makanya untuk investor pemula, jenis investasi ini dianggap paling pas, karena sebagai investore pemula biasanya kamu ngga suka kalau uangmu mengalami penurunan jumlah apalagi sampai minus Kamu nga bisa lihat nabung 5 bulan harusnya 1 juta kok sekarang malah cuma 800 ribu. Tapi kamu masih bisa mentolerir, kemarin dapet return 100 rb, kok bulan ini cuma 800 rupiah. Kamu masih bisa nih menolerir ini, asal pokok investasimu ngga berkurang aja.

Maka RD Pasar uang cocok untuk latihan, melatih disiplin menyisihkan uang setiap bulan, sekaligus melatih kesabaran dalam berinvestasi.

Jadi bagi para investor pemula, boleh mulai belajar dari reksadana pasar uang.

Cara Menghitung NAB Pada Reksadana

Wednesday, November 21, 2018
Kemarin abis sharing Tentang Reksadana, ada yang minta aku nulis gimana cara perhitungan yang riil pada saat pembelian reksadana. Karena selama ini kan kalo baca-baca di internet gitu, cara ngitungnya kebanyakan mengabaikan faktor biaya. Jadi kayak permisalan-permisalan yang tidak mencerminkan kondisi riil saat beli.


Sumber : Danareksa.com



Aku coba jabarkan dikit ya. Semoga bisa membantu.

NAB

Pertama aku mau bahas soal NAB dulu.

Kalau di reksadana dikenal istilah NAB/unit. Nilai aktiva bersih per unit.

Fungsinya NB ini ada beberapa macam :
  • Sebagai harga beli atau jual saat membeli/menjual reksadananya
  • Sebagai indikator hasil untung atau rugi
  • Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis reksadana kita
  • Sebagai sarana pembanding kinerja reksadana yag satu dengan yang lain.
Yang menghitung NAM itu bank kustodian ya gengs, dan ini akan diumumkan setiap hari oleh si bank melalui harian bisnis atau di webnya langsung. Nilai NAB ini pokoke ditentukan oleh kinerja si Manajer Investasi dan juga ditentukan oleh kondisi pasar secara umum.

Contoh transaksi Beli/jual reksadana .

Misal kita beli reksadana sebesar 10 juta.
Pembelian :

Pada saat kita beli, NAB/Unit reksadana yang mau kita beli nilainya Rp 1000.
Nah, perhitungannya itu ga langsung 10 juta/1000. karena di sini ada biaya pembelian yang harus ditanggung pembeli. Besarnya 1 % dari harga NAB/unit.

Sehingga nilai NAB pada saat beli ditambahkan 1% = 1000 + (1%xRp 1000) = 1010 (ini disebut NAB/unit efektif beli)

Maka saat pembelian NAB/unit yang kita miliki menjadi = 10.000.000 / 1010 = 9.900,990 unit.

Penjualan :

Pada saat kita mau menjual, ternyata harga NAB/unit si reksadana sudah bertambah krn investasinya mayan bagus. Misalnya NAB/unitnya menjadi Rp 1200.

Maka saat kita ingin menjual, lagi-lagi kita kena biaya penjualan sebesar 1 % dari harga NAB/unit.

Sehingga, harga NAB/Unit efektif jual = 1200 - (1% x Rp 1200) = 1188.

Maka duit yang kita terima menjadi = (harga NAB/Unit) x jumlah unit yg kita miliki
= 9.900990 x 1188 = Rp 11.762.376,23

Keuntungan/Kerugian

Dari contoh di atas, maka kita dapet untung nih reksadananya:
( 1200 - 1000 ) /1000 = 20%

Namun, dengan adanya biaya pembelian " yang menaikkan harga NAB/Unit " dan penjualan " yang menurunkan harga NAB/Unit", maka keuntungan bersih kita tidak di angka 20 %, melainkan sbb :

(Rp 11.762.376 - Rp 10.000.000)/10.000.000 = 17.62%

Nah itu tuh keuntungan kita, prosentasenya sebesar 17.62 %. atau kalo dirupiahkan maka keuntungan kita Rp 1.762.376,-

Begitu ya. Semoga jelas, hahahaha

Beda Investasi Langsung dengan Reksadana

Wednesday, November 14, 2018


Mending Depo langsung atau RD Pasar Uang?

Mending Invest saham langsung atau RD saham?

Baca sebelumnya Tentang Reksadana


Depo vs RD Pasar Uang


Nominal : minimal depo bank beda-beda, tapi di kisaran 5 jutalah min. RD, min 10 ribu udah bisa ikut RD.

Jangka Waktu : Depo ditentukan 1 bln, 3 bln, 6 bln. RD tidak ditentukan, boleh diambil sewaktu-waktu
.
Keuntungan : Depo pasti, karena diperjanjikan di awal. RD ga pasti, tergantung penempatan si MI bank mana saja.

Terkait nominal, kayakk yang aku bilang di postingan sebelumnya. Misal kalian punya duit 100 juta aja. Ini depo di bank bunganya 5%. Potong pajak 20%, berarti 4 juta pertahun. Atau Rp 333 ribu per bulan.

( Baca : Tentang Reksadana )

Nah kalo RD. Kalian punya duit yang sama, 100 juta. Dimasukin RD, digabungin sama duit orang-orang. Masukin ke depo, misal terkumpul 5 M. Bunganya udah beda banget. Mungkin bisa dapat bunga nego sampe 6.5% (tergantung banknya).

Ga usahkan 100 juta, kalian nyetornya 250 rb pun, ya dapat bunganya tetapdi 6.5% persen. Karena kan masukin deponya gelondongan sama duit orang lain.

Tapi reksadana ada biayanya ya, karena kan yang ngolah MI, ya masak MInya ga dibayar.


Mending Invest saham langsung atau RD saham?

Hampir mirip sama jawaban depo langsung atau RD PU.

Dari segi nominal. Kalo beli saham langsung hrs minimal 1 lot, ga bs beli ketengan. Ada sih saham yang murah yang under 100 ribu aja bisa dapat 1 lot. Tapi kalian harus memiliki kemampuan untuk menganalisa secara langsung saha-saham yang kalian beli itu.

Kalo kalian memang paham dan mau mantengin pergerakan saham, jelas lebih untung invest saham, karena ya lagi-lagi ga kena biaya kan yah, dan dapat keuntungan dividen langsung. Dividen itu pembagian keuntungan dari perusahaan.

Kalo RD Saham ga akan dapat dividen tapi dikonversi ke NAB.

Tapi yang pasti sama nilainya fluktuatif sehingga sama-sama dibutuhkan kesabaran, ga asal panik main jual-jual aja kalo turun hahaha.

Yg pasti sebenernya, kayak aku bilang tadi, reksadana ini hanya salah satu cara berinvestasi.
Kalian mau invest langsung ke depo ya gpp, ke emas, ya gpp, mau  invest saham ya gpp. Bahkan mau nabung biasa aja juga gpp.

Asal rutin, dan asal dimulai lho. Daripada nanya-nanya terus tapi ga mulai-muali #nohok hahahaha

Hanya gini, daripada beli kopi seminggu 50 rb, sebulan 250 rb. mending buka reksadana aja, mayan kan daripada buat jajan-jajan ga jelas. Beli kopinya sachetan ajah #bukantimkopisachetan sebenernya tapi ya gpplah demi masa depan yang lebih baik, halah

Kalo kayak adekku, dia males mempelajari reksadana edebre-edebre gini. jadi dia investnya ke emas. Dia nabung nih sebulan berepa, tiap 3 bln dibeliin emas, 5 gram 5 gram, ya mayan juga. Ga papa daripada ga nabung sama sekali, hahaha

Jadi ya kelen jg ga mesti ikut-ikut. O-orang beli reksadana. Yuuuks beli.
Orang beli ORI, yuuuuuk beli.

Kayak masteg, suamiku ituh, dia ga syuka sama yg begini2. Dia kalo ada duit dikumpulin, trus beli tanah. Ada duit dikumpulin trus beli sawah. Ya gpp bgt.invest saham

Mana yg paling bikin kalian nyaman aja. Nabung biasa juga ga papa bgt, asal disiplin.
Sekali lagi pelajari dulu ya frend. Nabung itu piye, investasi itu piye. Oceh

Tentang Reksadana



Bahas reksadana yuks, karena di IG ku banyak banget yang request tema ini.

disclaimer dulu yah, aku nulis ini untuk pemula banget. Jadi mungkin akan sangat annoying bagi yang udah expert.

Tapi sebelum ke reksadananya, aku mau check sound dulu pada tau ga bedanya nabung sama investasi?

Kebanyakan dari kita pasti udah pahamlah ya sama kegiatan menabung. Banyak contoh tabungan saat ini yg ditawarkan di bank-bank.

Nah bedanya menabung dengan investasi itu apa?

Sebenarnya mirip aja sih hahahaha. Investasi itu ya proses menabung juga tapi bedanya dia pake perencanaan, ada tujuannya, ada jumlah yang mau dicapai, dan ada target jangka waktunya

Nah selama ini tuh kita-kita  yg taunya Cuma nabung doang, kebanyakan ya udah pokoknya aku sisihin duit sekian perbulan di tabunganku, Tapi ga mikirin hal-hal ini:

1. Tujuannya utk apa

2. Goalnya berapa untuk tujuan itu

3. Kapan tabungan itu mau dipake

Jadi kebiasaan nabung kita selama ini kalo digambarin begini nih.

“ Aku mau nabung utk anakku masuk SMP (saat ini anak masih balita), biaya masuk SMP saat ini 25 juta, punya waktu ngumpulin duitnya 10 tahun. Ya udah bagi aja 25 juta : 10:12. Sebulan berarti harus nyisihin 208 rb,

Pas anaknya usia masuk SMP, diambil deh tabungannya. Dan jeng jeeeeeng, kurang dong yah, hahahah.

Ya kurang karena pas 10 thn ke depan uang masuknya udah berubah jadi 75 jutaan misalnya. Waduh, capek2 nabung kok tetep kurang nih.

Makanya untuk planning-planning tertentu seperti itu, kita ga cukup cuma nabung doang. Tapi bolehlah mulai belajar soal investasi. Ga usah yang susah-susah dan njelimet kayak trading saham dsb itu. Cukup yang gampang-gampang aja sesuai kapasitas kita. Mulai pelan-pelan biar ga kaget.


Instrumen Investasi


Instrumen investasi yang paling sering kita denger tuh sebenernya ada 3 jenis saja :

1. Deposito
2. Obligasi
3. Saham

Deposito :

Kalian udah taulah ya. Ini tabungan dengan jangka waktu tertentu di bank dengan imbalan berupa bunga. Hasil investasinya di kisaran 0-5% - 0.9 % perbulan tergantung nominalnya.

Iya semakin besar nominal depositonya maka bunganya semakin tinggi. Kepemilikannya pake bilyet yg hrs ditunjukkan saat deposito itu mau dicairkan. Jadi masukin depo 100 juta tidak akan sama bunganya dengan masukin depo 1 milyar.

Obligasi

Obligasi ini hampir mirip dengan deposito, tp dia bukan produk bank. Jangan salah ya. Berjangka juga, tapi jangka waktunya menengah, biasanya dari 1 tahun sampai 3 atau 5 tahun. Imbal jasanya bukan bunga, tapi kupon. Dan bisa diperjual belikan di pasar sekunder.

Misal, perusahaan butuh dana untuk membiayai usahanya. Pastilah dia punya modal sendiri kan. Tapi ngga cukup, dia butuh sokongan dana dr pihak luar, biasanya pinjem di bank atau berhutang ke investor langsung. Nah kalo dia mau minjem sama investor, dia harus terbitin surat utang, nama surat utang yang dikeluarkan ini adalah obligasi.

Kenapa ga minjem bank aja?  kok harus nerbitin surat utang?

Karena bunga bank mahal gengs

Misal ya sekarang, bunga bank untuk pinjaman komersil itu di kisaran 9% sd 13 % setahun. Berarti kalo dia pinjem ke bank dia harus bayar ke bank bunga sebesar itu setiap tahunnya, bagilah perbulannya berapa.

Nah kalo perusahaan nerbitin obligasi untuk dapat pinjaman dari investor langsung, dia cukup tawarkan kupon sebesar 8% misalnya. Lebih murah kan dibanding pinjem di bank. Begicu.

Dari sisi masyarakat/investor, kenapa tertarik beli obligasi?

Karena kuponnya lebihh gede dari yang ditawarkan oleh bank.

Wah bank bisa ga laku dong?

Ga juga. Kalo bank, misalnya depo gitu ya dari BRI, kan udah jelas banget reputasinya, jadi walau bunga lebih kecil tapi keamanan lebih terjamin.

Sebaliknya obligasi, kita sebagai investor harus analisa dulu nih perusahaan yang nerbitin obligasi gimana track recordnya. Jadi ada risikonya terkait baik buruk kinerja si perusahaan.

Balik lagi ke high risk high return. Low risk ya low return.


Sekarang Saham

Perusahaan butuh modal nih buat usahanya. Selain modal sendiri dia bisa pinjem ke bank, nerbitin surat utang melalui obligasi, atau dengan menjual sebagian kepemilikannya. Nah kepemilikan inilah yang disebut saham.

Kalau ada perusahaan yang menjual sahamnya, ini artinya perusahaan itu udah Go Public.

Kalau kita membeli saham salah satu perusahaan, misal beli saham BRI, maka ya kita jadi punya andil kepemilikan di situ. Yang namanya pemilik, maka saat untung dia akan dapat untung, saat perusahaan rugi ya dia nanggung ruginya juga. Jadi istilahnya bagi untung dan bagi rugi.

Inilah makanya investasi di saham, risikonya lebih besar dibanding dua jenis instrument investasi sebelumnya tadi (depo dan obligasi).

Jadi kalau mau kita urutkan, risiko investasi dari rendah ke tinggi itu :

Deposito – obligasi – saham.

Apa beda Depo dan Obligasi?

Perbedaan antara depo dengan oblgasi dan saham salah satunya adalah depo tidak diperdagangkan di pasar sedangkan obligasi dan saham diperdagangkan. Makanya harganya bisa berfluktuasi karena sangat tergantung dengan supply and demand di pasaran.

Supplly dan demandnya sendiri dipengaruhi oleh situasi politiklah, isu-isu nasional, nilai tukar uang, edebre-edebre, makanya ga heran ya kalo ada isu-isu yang nyerang pemerintah, maka harga saham dalam negeri bisa turun, sebaliknya kalo wajah pemerintah lagi baguss, saham-saham juga ngikut naik.

Makanya ayo jgn suka bikin isu-isu negatif ke pemerintah. Lhaaaa

Ini ngomongin reksadananya kapaaaaan?

Sabar. Karena kalo ga dijelasin dari awal, ntar pada bingung soal penempatannya.

Naaaaaah, sebagai calon investor nih, kita mau dong yah nempatin duit kita ke satu instrument tadi. Tapi………. Seperti kata pepatah don’t put all eggs in one basket.

Jangan taruh telurmu di satu keranjang. Diversivikasi men, diversifikasi. Biar ga apa kali kalo ada apa-apa sama satu instrument yang kita beli. Begicu.

Jadi missal naruh deposito, ya taruhlah di beberapa bank.
Kalo mau beli obligasi, ya belilah obligasi beberapa perusahaan
Kalo mau beli saham gitu juga, ya belilah beberapa macem saham, jangan ditaruh semua duitnya di satu saham doang.

Lebih jauh lagi, ya taruhlah di beberapa instrument investasi. Sebagian di depo, sebagian di obligasi, sebagian di saham.


Lho banyak amat duitnya kok bisa beli macem-macem gitu wahahaha.

Puyeng ngga ngurus itu semua?

Kalau kayak aku, jelas aku bilang puyeng. Karena ga punya waktu buat mantengin pergerakan nilai saham satu perusahaan. Tapi bagi yang memang udah ngerti dan punya waktu, ya lebih bagus sih urus sendiri segala investasinya ini.

Nah, untuk melayani orang-orang yang ga punya waktu dan males ribet maka keluarlah suatu produk bernama reksadana. Hasek, mashoook dia





Reksadana

Reksadana itu adalah satu cara untuk berinvestasi.

Ada banyak banget cara berinvestasi lain.

Kalau mau investasi secara langsung, kamu bisa langsung buka depo ke bank (kalau mau depo), beli obligasi ke bank (kalo mau beli obligasi), atau nabung saham sendiri ke perusahaan sekuritas.

Kalau kamu ga mau langsung nangani itu semua karena sibuk, ga ngertilah, lalalala alasan lain, ada cara investasi lain yaitu reksadana.

Jadi reksadana itu apa?


Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Sebelum masuk ke penjabarannya, kamu perlu tahu siapa saja pihak yang terlibat dalam reksadana ini.

Nah di reksadana itu ada beberapa pihak yg terlibat :

Investor : Kita nih yg mau beli reksadana

Manajer Investasi : Ini org yg akan mengolah duitny kita, diinvestasikan ke instrument keuangan mana aja gitu. MI ini hrs buat kontrak dulu bersama bank custodian, ntar dia daftar ke bapepam untuk dpt ijin menjual reksadana.

Agen Penjual : Untuk beli reksadana kita bisa langsung ke Manajer investasi, atau melalui agent penjual. Ibaratnya kalo MI ini pabrik, maka agen penjual ini kayak distributornya. Agent penjual ini bisa bank, bisa perusahaan sekuritas (Danareksa, Trimegah,MNC)

Bank Kustodian :
Nah bank custodian ini tempat urusan administratifnyalah pokoke Ya pencatatannya, ngitung NAB nya, edebre edebre.


Di mana beli reksadana?

Reksadana bisa dibeli di bank, atau di perusahaan sekuritas kayak Bareksa, Danareksa, MNC, apalagi ya. Pokoke semua agent penjual yang udah dikasi ijin.

Kalo kalian ga tau di mana perusahaan sekuritasnya, ya udin ke bank aja biar gampang. #teteup yah.

Caranya mirip kayak nabung.

Kalian datang ke bank, kalo di BRI, kalian bisa datang ke kantor cabang yg ada Sentra Layanan Prioritasnya. Di Medan ada di Cabang Medan Iskandar Muda, di Medan Putri Hijau, dan di Medan SM Raja.

Ntar ada petugas yang melayani. Kalian akan dikasih form untuk diisi. Sebelum mengisi kalian akan dijelaskan dulu tentang reksadana, jenis-jenisnya, trus dikasi tau pilihan Manajer Investasinya, ditanyain untuk kebutuhan apa, baru deh pilih mau beli reksadana apa.

Isi form, ntar selanjutnya didaftarkan oleh si petugas. Tapi reksadana ngga ada bilyet atau buku tabungan gitu ya, dia cuma dicatatkan aja ntar di sistem.


Jenis-Jenis Reksadana



Reksadana itu ada brbrp jenis :

1. RD Pasar Uang : Deposito, SBI. Obligasi jk < 1 thn.

2. RD Pendapatan Tetap : SUKUK (obligasi Syariah)
SBN (Surat Berharga Negara), Obligasi pada perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta.

3. Reksadana Saham : Saham

4. RD Campuran


Reksa Dana Pasar Uang

Ini RD yg risiko paling kecil. Biasanya ditempatkan di depo bank atau obligasi jk pendek. Keuntungan ya paling kecil dibanding reksadana lain, tp tetep lbh tinggi dr kalo km depo langsung sendiri. Hasilnya mayan cepet kelihatan, makanya RD ini cocok utk kebutuhan investasi Jk pendek. Misal utk rencana nikah, rencana liburan.

Bagi yg baru mulai dan masih takut2 dg risiko investasi, boleh nyoba RD jenis ini dulu


Reksa Dana Pendapatan Tetap

Ini risikonya sedenganlah. Penempatan RD jenis ini di obligasi atau ke surat2 utang negara. Nilainya tergantung naik turun BI rate. Cocok utk investasi jangka menengah. sampe 3 tahunan gitulah bisa. Hasilnya biasanya lbh tinggi dr RD pasar uang.

Ini kalo misal mau invest utk dana pendidikan anak, atau naik haji, atau invest utk rehab rumah. bolelebo.


Reksa Dana Saham

Naini, penempatannya ya ke saham2 yg bagus2lah. Dari segi hasil, RD ini paling gede keuntungannya. Tapi ya risikonya jg paling gede, krn pengaruh byk hal yg aku bilang td di depan.

Makanya RD saham cocok utk tujuan investasi jangka panjang, lebih dari 5 tahun. Krn kalo mau diambil 3 thn doag misalnya, pas harga saham lagi turun, ntar panik sendiri hahaha.

Wah kok pusing. Pengen hasil gede, tp risiko kecil aja kakaaaa

Ya sud dimix aja

Reksa Dana Campuran

Reksa dana campuran ini risiko lebih tinggi dari RD pasar uang dan Pendapatan Tetap, tp lebih rendah dr RD saham.  Keuntungan juga di tengah-tengah.

Oleh Manager Investasi ntar dia bakal pilih-pilih penempatannya biar keuntungan bisa gede tapi risiko bisa seimbang.

Jadi ntra komposisinya ya terdiri dari Dua atau mix tiga jenis di atas.
Bisa PU+PT
Bisa PU+PT+Saham.

Jadi di reksadana itu yang sangat berperan adalah si Manajer Investasi.

Cara Kerjanya gimana sih? masih bingung nih  

Bayanginnya gini, Kamu punya duit 250 ribu.

Kebanyakan instrumen investasi itu dana awalnya harus gede baru bisa mulai. Contohnya nih mau buka deposito di bank. Ada nominal minimalnya. Saat ini sekitar 5 jutaanlah. Maka dengan duit 250 rb kamu belum bisa buka deposito.

Kalian mau beli obligasi juga ga bisa, karena min beli obligasi biasanya jutaan. Kalo obligasi pemerintah bisalah Rp 1 juta.

Kalau mau beli saham langsung? Bisa dengan uang 250 ribu, tapi harus urus sendiri semuanya..

Nah gimana caranya biar dengan 250 ribu kamu sdh bisa investasi?

Reksadana ini mewadahinya.

Karena ntar kita setor duit 250 ribu ini ke Manajer Investasi,  duit kita akan digabung rame-rame sama duit-duit org lain, diolahlah sama si Manajer Investasi.

Kayak yang aku bilang tadi, depo 100 juta akan berbeda hasilnya dengan depo 1 M. jadi karena rame-rame tadi duitnya, jadi banyak, maka kalo seandainya si MI, mau nempatin ke depo, ya hasilnya jelas  lebihh tinggi daripada kamu buka depo sendiri.

NAB 


NAB itu nilai aktiva bersih.
Satuan unit yg kamu dapat saat kamu beli reksadana.



Misal kita buka reksadana pertama kali di BRI. setor duit Rp 250 rb.
Kita pilih dulu Manajer Investasinya (ntar dikasi daftarnya).

Trus kita tentuin mau penempatan di mana?. Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Saham, Atau Campuran.

Nah, disitu ada dikasi tau, brp nilai perunit reksadana yg mau kita beli.
Misal RD Campuran saat itu 1 unit Rp 1000.

Maka dr duitmu yg 250.000 itu, kamu dpt 250.000/1000 = 250 unit.

Bulan depan km tambahin lagi reksadanamu, 250.000 lagi. Saat itu NABnya ternyata naik, jd 1100.
Maka dg 250 rb, km ga dpt lg 250 unit tp 250.000/1100 = 227 unit

(blm memperhitungkan biaya ya cuy semuanya)

Gitu trs. Jd km sekarang punya 250+227 unit = 477
Nilainya brp? = 477 x 1100= 524.700


Lanjut di Post Berikutnya yah : Beda Investasi Langsung Dengan Reksadana

Custom Post Signature