Hai-hai, karena banyak yang request soal dana pensiun, jadi yuk mari kita bahas tuntas di sini.
Kemarin kan aku pernah sharing ya, beberapa tujuan keuangan itu diantaranya :
1. Dana pendidikan anak
2. Dana Darurat
3. Dana Haji/liburan
4. Dana pensiun
Tergantung masing-masing keluarga dan masing-masing orang.
Lho kok dana pensiun hrs dipikirkan kan sih? Pernah denger istilah sandwich generation kan?
Itu istilah untuk generasi yang terjepit kayak sandwich. Di samping harus menanggung biaya hidup keluarga masa depan ( anak) juga harus membiayai keluarga terdahulu (orangtua).
Ini banyak bangett terjadi lho. Jadi alih-alih hanya mikirin biaya pendidikan anak, generasi sandwich ini juga hrs memikirkan biaya hidup ortu, biaya sekolah adiknya bahkan sampai biaya pernikahan adik). Berat ya.
Menolong orangtua tentulah sangat dianjurkan, namun kalau jatuhnya kayak jadi punya dua sampai tiga tanggungan hidup tentulah yang harusnya bisa optimal mikirin masa depan keluarga jadi harus memikirkan keluarga lain juga.
Ini biasanya terjadi pada generasi terdahulu, di mana emang keuangannya pas-pasan sehingga kemungkinan i ortu ga sempat memikirkan rencana pensiun karena uangnya habis untuk membiayai sekolah anaknyayang jumlahnya juga tidak sedikit.
Kalau memang kondisi terpaksa demikian ya mau apalagi ya, namanya kondisi ekonomi orang kan beda-beda.
Nah kalo di jaman skrng sandwich generation tetep banyak juga, mungkin kita-kita juga si generasi sandwich itu, karena alasan-alasan, kayak ortu memang ga punya penghasilan lagi, sampe ya karena kita sendiri yang memang bergantung ke mereka disebabkan punya kebutuhan untuk menjaga anak-anak kita.
Maka kita nih sebagai generasi yang saat ini udah jadi orangtua. Kalaupun saat ini kitalah si generasi sandwich itu, sebisa mungkin yuks putus rantainya.
Jangan sampai masa pensiun nanti kita menjadikan anak kita generasi sandwich berikutnya.
Pastilah pengennya anak kita bisa mulai hidup barunya ya start dengan lbh ringan ya, biar larinya bisa kenceng, ga diganduli oleh biaya hidup kita di masa tua. Makanya perlu banget mempersiapkan dana pensiun dari sekarang.
Kok kita harus persiapkan, Kan udah disediain perusahaan? Well pada kenyataannya uang pensiun yang dikasi perusahaan biasanya jauh dari yang diharapkan. Maka kita sendiri perlu nyiapin secara mandiri uang pensiun kita.
Mengenai kenapanya?
Tanya aja ke SDM atau HC masing-masing kantor ya hahaha ntar dijelasin deh itungan uang pensiun itu dari mana dan berapa-berapa persennya. Pokoke paling cukup untuk kebutuhan dasar aja ntar setelah pensiun.
Ngga percaya? Tanya aja sama para pensiunan yang sering kalian temui. Tanya berapa penghasilan pensiun dibanding kebutuhan biaya hidup saat ini.
Kalo aku sama masteg, kami nyiapin dana pensiun kami masing2.
Kebetulan di kantorku, aku dapatnya dua jenis pensiun. Yg pertama JHT, yg satu lagi dapat yang DPLK PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti)
Nah mas Teguh tuh di kantornya sama dapat pensiun JHT juga. Tapi tau kan yah, yang namanya pensiun dr perusahaan itu itungannya dari gaji pokok. Kalo kebetulan gaji pokoknya gede, selamatlah pensiunnya. Kalo gaji pokoknya kecil ya salam.
Karena kebanyakan perusahaan itu gaji pokok kecil, gedenya di tunjangan-tunjangan. Makanya gitu pensiun ngedrop banget penghasilannya. Jadi sila lihat slip gaji masing-masing
Yang biasa gaji 20 juta, tiba-tiba pensiun cuma gaji 4 jutaan, apa ga jetlag langsung tuh.Padahal gaya hidup belum tentu berubah, pasti berkurang sih biaya hidupnya tapi ga sebanding dengan pengurangan penghasilannya. listrik, air ya tetep harus dibayar, makan ya tetep makan, makanya kudu ditambahin investasi untuk pensiunnya.
Nah masteg itu aku bukain juga DPLK di BRI, biar ntar saat pensiun ga kaget-kaget amat.
Jadi, ngerencanain uang pensiun saat masa produktif itu tujuannya di samping biar ga membebani anak-anak kita tersayang juga biar ngurangi post power syndrom terkait gaya hidup.
Begicu.
Bu bu panjang ama ye mukaddimahnya wahahahha.
Oke masuk ke pembahasan DPLKnya ya.
Apa itu DPLK?
Kayak aku bilang tadi, DPLK itu adalah kependekan dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Ini kepesertaannya bisa korporasi bisa individu.
Jadi misal di kantormu kamu udah punya program pensiun yg dikasi kantor, kamu tetep bisa ikut program pensiun DPLK ini secara terpisah krn memang sifatnya ya kayak investasi perorangan gitu.
DPLK itu ada dua macam.
Aku mau bahas yg Program Iuran Pastinya aja ya. Krn ini yg paling pas untuk kita. Iurannya pasti, manfaatnya mengikuti nilai investasi.
Jadi seperti investasi pada umumnya, hasilnya ya bakal mengikuti perkembangan nilai investasi yang kita masukin.
Sitemnya gimana? Jadi sistemnya itu kita bayar iuran tiap bulan ke DPLK (kayak nabung). Trus ntar oleh pihak DPLKnya uang kita tersebut akan diinvestasikan ke beberapa instrumen keuangan.
Ada pilihan untuk penempatan dana kita:
- Saham
- Pasar uang
- Pendapatan tetap
- kombinasi ketiganya
Jadi pengelolaannya seperti reksadana.
Kita bisa pilih mau ditempatin di saham aja, di pasar uang aja, atau mau kombinasi. Perhitungannya pake NAB gitu. Kalo saham kan pake lembar, maka ini pake NAB.
NAB itu Nilai Aktiva Bersih.
Jadi misal kamu daftar DPLK, setoran 250 rb. Saat km daftar, NAB di angka 1000, maka kamu dpt 250.000/ 1000 = 250 unit.
Ntar kalo dah diinvestasikan, dan nilai NAB nya naik jadi 1200 misalnya, maka duitmu jadi RP 250x 1200 = 300.000
Ntar kamu rutin terus setor pake autodebet gitu dari rekeningmu setiap bulan. Nilainya boleh tetap aja gitu tiap bulan,boleh berubah2, bebaaas.
Jadi misal kamu punya duit bln ini 500 rb, masukin 500 rb, trus bln depan eh dpt rezeki nomplok trus km mau tambahin jd 1 juta. ya boleh. Eh pas bonusan kamu mau masukin langsung 20 juta ah, ya boleh juga.
Karena ntar itungannya ya ke NAB pada saat kamu setor.
Kapan diambilnya? Diambilnya pas usia kamu pensiun.
Yang dimaksud usia pensiun di DPLK itu ada beberapa macam :
- Pensiun Normal, manfaat pensiun diberikan saat mencapai usia pensiun yang ditetapkan peserta pada awal masa kepesertaan (usia 55).
- Pensiun Dipercepat, manfaat pensiun diberikan kepada peserta yang minimal berusia 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal dan berhenti dari kepesertaan
- Pensiun Cacat, manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat tetap dan tidak dapat melanjutkan iurannya.
- Pensiun Meninggal Dunia, apabila peserta meninggal dunia sebelum Usia Pensiun Normal, manfaat pensiun dibayarkan kepada janda/duda atau ahli waris peserta.
Tapi ada aturan pengambilannya, ga bisa langsung diambil semua, tapi dijadiin anuitas, semacam gaji bulanan. Jadi dibayarin per bulan gitu kayak kamu nerima uang pensiun dari kantor.
Aturan POJKnya tuh:
- 20% dr saldo DPLK mu dibayarkan tunai
- 80% nya, kalo saldomu < 500 juta boleh dibayar tunai langsung.
- Kalo > 500 juta =< 1,5 M, wajib dibelikan anuitas.
Anuitas ini akan dibayarkan terus ke kamu sampe tutup usia. Setelah si peserta meninggal, maka akan dibayarkan ke pasangannya istri atau suami. Setelah pasangan meninggal, akan dibayarkan ke anaknya, sampe si anak usia 25 tahun. Jadi beneran kayak pensiun.
Untung banget kan.
Syaratnya apa aja? Sama kayak nabung doang .
- Datang ke BRI, ke kantor cabangnya aja biar gampang.
- Bawa KTP, buka rek dulu kalo blm ada, kalo ada ya udah ga perlu
- Isi form DPLK
- Ntar isi berapa mau setoran per bulannya
- Dipasangin autodebet.
- Udah gitu aja.
Ntar tiap bulan rekmu akan didebet utk disetor ke DPLK.
Report? Setiap 3 bulan kamu dapat hasil perkembangan investasi di DPLKmu. Laporannyabisa berbagai cara :
- Atau bisa langsung cek di web www.dplk.bri.co.id
Gampang Kaaaan.
Kalo mau jelasnya, kamu bisa simulasi dulu.
Misal: Usia sekarang berapa, masa investasi sampe pensiun berapa tahun, pengennya ntar pensiun dapat uang bulanan sekian, maka berapa nih tiap bulan hrs nyisihin duit untuk dimasukin DPLK.
Simulasikan aja di
www.dplk.bri.co.id.
Pesertanya?Jadi, DPLK ini bener-bener bisa untuk siapa saja, ga harus pegawai kantoran. Ibu rumah tangga, petani, pedagang, freelancer, pegawai swasta ya bisa banget.
Nah ada beberapa pertanyaan yang tadi mampir di Instagramku. Aku jawab aja sekalian di sini ya .
DPLK ini sama ngga dengan Reksadana? DPLK dan Reksadana ini banyak kesamaannya tapi ada bedanya.
Persamaan :
- Sebagai investor kita sama-sama bisa milih sendiri penempatan dananya. Mau di pasar uang, saham, pendapatan tetap atau campuran
- Sama-sama hitungannya unit penyertaan
- Iuran sama-sama tdk bersifat mengikat kayak yg aku bilang td. Mau setor berapapun gpp tiap bulan, ga harus dipatok
- Sama-sama punya risiko. Ya namanya juga investasi, pasti ada risikolah. Bobo aja ada risiko. Risiko dibangunin ayank, eeeaaaa.
Perbedaan Reksadana dan DPLK
Reksadana :
- Penarikan dana bisa sewaktu-waktu
- Bebas mencairkan dananya. Mau diambil sekalian semua bisa
- Pihak yg memasarkan : Manajer Investasi langsung, agent penjual bank, dan agent penjual non bank
DPLK :
- Penarikan hrs di usia pensiun, tdk bisa sewaktu-waktu
- Pencairan dana ada ketentuannya (td di depan udah aku jabarin). Jadi untuk saldo tertentu, 20% bisa diambil tunai, sisanya harus dibelikan annuitas yg dibayar bulanan kayak gaji pension.
- Pihak yg memasarkan : DPLK, atau asuransi. DPLK dipasarkan juga melalui bank. BRI salah satunya.
Ada Risikonya ngga
Ya
adalah, namanya juga investasi. Nabung di celengan aja ada risiko.
Hidup ini penuh risiko mas bro (mulai drama). Naah makanya dipelajri
dulu dulu, trus sesuaikan sama profil risiko diri kita, beraninya ambil
risiko yang mana ini.
Ni, aku kasi tau, tingkat risiko masing-masing penempatan tadi ya.
Risiko Rendah
Penempatan ke DPLK Pasar Uang.
Instrumen investasinya : Deposito, SBI. Obligasi jk < 1 thn.
Deposito udah paham ya.
Obligasi, itu contohnya ORI, baca bahasan ORI di High Lightku.
Nah, kalo kamu yg punya profil risiko rendah alias mau aman ya ntar DPLKnya minta ditempatin di pasar uang.
Tapi tentu saja berlaku rumus High risk, high return.
Low Risk ya low return.
Risiko Sedang .Penempatan di DPLK Pendapatan Tetap.
Instrumen Investasinya :
SUKUK (obligasi Syariah)
SBN (Surat Berharga Negara)
Obligasi pada perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta.
Risiko Tinggi.Penempatan : DPLK Saham
Instumen Investasi :
- Reksadana Saham
- Saham
Aduh aku mau yg risiko ga gede-gede banget tp returnnya tinggi dong.Bisaaaa.
Minta penempatannya ke DPLK Campuran/kombinasi.
Jadi ngga semuanya ditaruh di satu jenis, tapi boleh dicampur sesuai prosentase yang kita inginkn.
Misal :
DPLK Saham : 20%
DPLK Pasar Uang : 40%
DPLK Pendapatan Tetap : 40%
Atau mau lebih gede lagi
Saham : 50%
Pasar uang : 50%
Aku maunya di instrumen Syariah aja bisa ngga?Bisa.
Ada juga jenis DPLK PSU Syariah.
Ini risiko rendah. Sama dengan DPLK Pasar Uang, tapi penempatannya di bank2 syariah.
Deposito ya ke bank syariah, obligasi ya ditaroh ke SUKUK.
Yang risiko sedang-tinggi : DPLK Berimbang Syariah
Ini kombinasi antara SUKUK dan Saham/reksadana syariah
Kelebihan DPLK apa, dibanding kita beli reksadana langsung?
Kalau hasil sama aja sih tergantung pengembagan investasi.
Namun,jika di reksa dana, investor bebas mencairkan sebagian atau seluruh dananya. Kalau di DPLK nilai penarikan dana ada ketentuan dari Kementerian Keuangan. Dimana apabila akumulasi iuran dan hasil pengembangannya di atas Rp 500 juta, maka sebanyak 20% boleh ditarik tunai dan 80% dibayarkan dalam bentuk anuitas.
Misalkan pada usia pensiun, dana yang terkumpul adalah Rp 1 milliar setelah pajak, maka nilai dana yang boleh ditarik secara tunai adalah Rp 200 juta dan Rp 800 juta dibayarkan dalam bentuk anuitas.
Anuitas adalah manfaat pensiun yang dibayarkan secara bulanan.
Anuitas ini dibuat karena khawatir si pensiuanan tidak bijak dalam mengelola dana. Jadi kalo diambil semua bisa habislah dalam sekejap.
Nah anuitas ini manfaat pensiunnya kalo ybs meninggal, akan diteruskan ke istri .
Kalo istri meninggal diteruskan ke anak, sampe anaknya usia 25 thn.
Tentu besarnya beda ya kalo udah ke ahli waris dibanding si pensiunan sendiri yg dpt.
Kalau reksadana kan ga gitu. Kalau udah diambil ya udah tergantung gimana cara pemakaiannya.
Ada plus minusnyalah.
Di Tengah Jalan boleh Diganti Ngga alokasi DPLKnya?
Bisa saja. Tapi ntar isi form lagi ya di bank.
Oke deh. Semoga bisa memberi pencerahan soal dana pensiun ya. Jadi mau pake produk apapun mah ga masalah. Yang penting kenali dulu sebelum memutuskan. Yang masalah kalau cuma rencana doang, tapi ga dieksekusi-eksekusi.
Ibarat pacaran doang ga ke pelaminan pelaminan, wahahahaha.
Yuks