Di kantor saya banyak banget pekerja yang masih unyu-unyu, fresh
graduate lah istilahnya,dengan usia di range 21-25 tahun. Hwaaa berasa tua deh
gw. Kadang berasa gimana gitu kalo dipanggil dengan sebutan mba.. mba. Padahal
saya kan masih kinyis-kinyis jugaa hahaha.
Nah gara-gara dianggap dewasa aka tua, saya tuh sering
dicurhatin mereka-mereka ini. Apalagilah topik yang paling menarik bagi anak
muda selain masalah.... jodoh. Yup jodoh.....jodoh.... jodoh... jodoh
#saup-sayup terdengar suara manis manja group.
Dari segala lagu tentang jodoh yang dinyanyiin para artes, saya
paling suka dengan lagunya Manis Manja Group, eaaaa ketauan ya neng usianya
berapa.
Biar Satu Sembunyi Di Dasar
Laut
Satu Di Atas Langit
Kalau Memang Sudah Jodoh
Di Depan Penghulu Pasti 'Kan Bertemu
Biar Satu Anak Santri
Yang Satu Anak Si Tukang Parkir
Kalau Memang Sudah Jodoh
Di Meja K-U-A 'Kan Bertemu Juga
La La La La..
Jodoh, Jodoh Jodoh
Tak Usah Diramal-Ramal Aach
Tak Usah Dikhayal-Khayal
Ini Rahasia Sang Pencipta
Jodoh, Jodoh Jodoh
Tak Usah Dikejar-Kejar Ihh
Tak Usah Dipaksa-Paksa
Bila Saatnya 'Kan Datang Juga
Kalau Dipaksa-Paksa, Sakit Rasanya
Kalau Dipaksa-Paksa, Nanti
Kecewa
Biar Satu Tujuh Puluh (70)
Tahun
Yang Satu Tujuh Belas (17) Tahun
Kalau Memang Sudah Jodoh
Di Ranjang Pengantin 'Kan Bertemu
Juga
Biar Satu Di Istana Yang Megah
Satu Di Kolong Jembatan
Kalau Memang Sudah Jodoh
Apapun Jadinya Syah-Syah Syah-Syah
Saja
Jodoh, Jodoh Jodoh...
Suka lho, bukan berarti setuju. Soalnya lagunya asik sih yah,
dan menularkan semangat pantang menyerah bagi para pencari jodoh.
Jadi, rata-rata anak unyu-unyu di kantor pada nanyain, " Kak
gimana sih kita tahu kalo dia itu jodoh kita, kalau dia itu the one nya kita
?"
Pertanyaan yang bikin saya harus mikir dulu dooong untuk
menjawabnya.
Jodoh itu misteri Ilahi.... Yup Setuju
Jodoh itu jangan dipaksa-paksa...... setuju banget
Jodoh itu ga kenal usia..... masih setuju
Jodoh itu ga kenal kaya miskin...............eeeeeng
Jodoh itu ga usah dicari-cari nanti datang
sendiri...................ehmmmm
Saya setuju banget kalau yang namanya jodoh itu misteri Ilahi,
sudah digariskan sama Yang Kuasa. Tapi sebagai manusia, kita ya harus berusaha
supaya dapat jodoh yang sesuai keinginan kita. Yang namanya manusia pastilah
pengen jodoh yang baik, baik akhlaknya, baik keturunannya, baik rezekinya
maupun baik penampilannya, ya kan? Ngga ujug-ujug pasrah, pokoknya siapa yang
datang itu adalah jodohku.
( Baca : Kun Fa ya Kun )
Tapi saya juga percaya, mau seberapa keras pun usaha kita kalau
yang namanya ngga jodoh, ya ngga jodoh aja. Ada aja penghalang yang bikin dua
sejoli
ngga bisa ketemu di pelaminan sebagai pengantin.
ngga bisa ketemu di pelaminan sebagai pengantin.
Iya sih ketemu juga di pelaminan, tapi sebagai tamu kayak Risna
dan Raiz yang orang Bugis yang sempat bikin heboh media.
Jadi, gimana kak, kita tahu kalau dia itu jodoh kita?
Iya yah, gimana yah kita tahu kalau seseorang yang sekarang
dekat dengan kita, atau seseorang yang melamar kita itu adalah jodoh kita.
Jangan-jangan bukan dia?, jangan-jangan akan ada orang lagi setelah
dia yang lebih baik?
Jangan-jangan jodoh kita sedang menunggu kita. Kalau sampai
salah gimana, aduh..... jangan-jangan....
Kalau masih bertanya-tanya gitu mah fixed dia bukan jodoh kita,
menurut saya.
Jodoh itu adalah seseorang yang membuat kita tenang. Ini
teorinya sayah.
Bukan… bukan berarti dia adalah orang yang tanpa masalah. Orang
yang lurus dan ngga neko-neko atau orang yang berhati malaikat.
Bukan seperti itu.
Tapi seseorang yang dengannya kita tahu, bahwa nanti pasti akan
banyak masalah yang kita hadapi, akan banyak rintangan, mungkin kita bakal
bertengkar dengannya, mungkin kita bakal pengen keluar dari pernikahan yang
kita jalani, tapi sekaligus juga kita yakin, kalau bukan dengan dia, kita ngga
mau menghabiskan sisa hidup ini.
Eeeeaaaaa.
Iya, ini sih pengalaman pribadi aja.
Saya juga ngga tau apa yang bakal terjadi esok hari, atau
beberapa tahun ke depan. Apa saya dan suami akan everlasting.
Tapi itu yang saya rasakan dulu.
Saat suami melamar saya. Ngga… ngga ada yang berdebar-debar ala
abege gitu. Perasaan saya juga ngga yang kayak ada kembang api meletus atau
gimana.
Yang ada itu perasaan tenang dan yakin kalau dia bakal menjadi
seseorang yang melindungi saya. Eh iya lho, itu yang pertama terfikir.
Seseorang yang mungkin bakal complain dengan tingkah laku saya,
mungkin bakal ngga suka dengan beberapa sifat saya, tapi sekaligus akan
menerima sambil mengarahkan saya menjadi orang yang lebih baik.
“ Wah kak, kalo gitu mungkin pacarku yang sekarang bukan jodohku
yah”
Tanya si anak unyu di kantor
“Kenapa?”
“ Soalnya dia tuh bikin saya pusing kak. Banyak banget nuntut
ini itu. terus aku kalau ketemu dia bawaannya was-was, ntar dia bakal marah
karena apa yah, ntar dia bakal minta apalagi yah”
“ Yup, dia bukan the onenya kamu tuh” jawab saya enteng.
Hahaha, salah sendiri nanyanya sama saya. Iyalah kalau pasanagan
kita bukannya bikin tenang malah bikin kita pusing, ngapain dilanjutin. Mau
secantik atau setampan ataupun tapi bikin hati lelah, mending skip deh. Karena
menikah itu kan bukan Cuma sehari dua hari tapi perjalanan seumur hidup. Yakin
mau capek hati terus sepanjang hidup?.
“ Kak, kalau aku udah cocok sih sama dia, tapi ada yang aku
kurang sreg”
Curhat anak unyu lain. Kali ini seorang cewek manis.
“ Apaan yang ngga sreg”
“ Kalau jalan sama dia, masa masalah bayar-bayaran selalu
masing-masing . Tapi aku maklum sih soalnya gaji dia memang ngga sebesar
gajiku”
“ Menurutmu itu mengganggu ga?” saya tanya balik
“ Mengganggu lah kak, lha ntar kalau dah nikah, jangan-jangan
kebutuhan rumah tangga,aku harus penuhi sendiri”
“ Kira-kira ada kemungkinan dia berubah ngga”
“ Ngga, kayaknya. Soalnya apa-apa pake perhitungan, harus bagi
rata”
Yeee, udah deh tinggalin aja. Ntar kamu bakal makan hati,
nasehat saya sok bijak.
Kecuali kamu memang nyaman dengan itu. Karena menurut pengalaman
saya dan teman-teman yang saya tahu, masalah keuangan ini masalah paling
krusial yang bisa bikin keluarga yang baik-baik aja jadi ngga baik sama sekali.
Jadi kalau dari awal udah ada tanda-tanda si dia bakal yang itung-itungan sama
kita mending ngga usah dilanjutin deh. Kalau pacarannya aja yang masa-masanya
manis-manis udah demikian, apalagi pas nikah.
Ya ampun, kok susah banget sih nemu pasangan yang klik
Ngga juga lho. Mikirnya simple aja, kalau belum nemu yang klik
gitu ya berarti memang belum ketemu sama jodoh kita.
Trus, saat sudah ketemu sesorang yang kita rasa klik di hati,
apa kita harus mengajukan segabruk pertanyaan sebelum memutuskan menerima dia
menjadi pasangan kita?
Hmmm, kemarin saya mendiskusikan ini dengan suami.
Setelah diingat-ingat ternyata kami dulu ngga sempat mengajukan
banyak pertanyaan sebelum menikah, hahahaha, parah nih. Pokoknya, menurut
pertimbangan saya saat itu, agamanya baik, orangnya baik, ekonominya bagus,
punya niat baik, ngga punya history macem-macem, keluarga setuju, saya suka-
dia suka, yuk mare kita ke penghulu xixixi.
Saya hanya menanyakan beberapa hal yang prinsip saja
Kenapa dia memilih saya?
Saya juga udah hampir lupa sih jawabanya. Tapi kurleb suami
bilang, karena saya dan dia sekufu. Kami berasal dari latar belakang keluarga
yang kurang lebih sama. Saya anak seorang guru blio juga demikian, Jadi dia
merasa ngga akan ada masalah dalam hal perbedaan tingkat ekonomi. Pendidikan
kami juga sama, dan gaya hidup kami ngga beda jauh. ok sip.
Catet tuh, sekufu itu penting menurut saya. Jadi walau kata
manis manja grup, biar satu tinggal di istana dan yang satu di gubuk derita,
kalau memang sudah jodoh ya bakal nikah juga, saya sih kurang setuju. Mending
pilih pasangan yang kondisinya ngga jomplang deh sama kita. Bikin hati lebih
tenang dan posisi kita square.
Alasan lain sih, kayaknya agak gombal, yang kayak saya cakep
lah#uhuk, mandirilah bla bla bla……, homoris, pinter xixixi. Ini beneran jawaban
suami, apa muji diri sendiri neng.
Dia akan mengizinkan saya tetap bekerja atau tidak?
Pertanyaan kedua itu juga penting banget, menyangkut identitas
kita sebelum ketemu dia dan menyangkut kesiapan kita akan perubahan status.
Untungnya suami saya yang ngga masalah gitu mau saya kerja atau tidak, Semua
diserahkan ke saya. Ih seneng banget deh, soalnya walau saya ngga bercita-cita
menjadi wanita karir selamanya namun saya juga mau kalau suatu saat saya resign
dari pekerjaan itu bukan karena terpaksa, tapi karena kemauan saya sendiri.
Dia mau ngga menerima saya beserta kesalahan-kesalahan di masa lalu?
Yang ketiga, bagi saya penting juga karena namanya suami istri
itu ngga boleh ada rahasia, bisa berabe nanti. Pernah dengar kan pepatah yang
bilang “ Seorang pria dilihat dari masa depannya, seorang wanita dilihat dari
masa lalunya”. Makanya saran saya, jangan ada dusta di antara kita. Kalau dia
ngga bisa menerima masa lalu kita, yo wis mungkin dia memang bukan jodoh kita.
Penting gitu cerita semua-muanya ?
Penting pakai banget. Apalagi kalau kamu punya kisah kasih
panjang. Apalagi kamu jenis orang yang suka bercerita, yakin ngga bakal
keceplosan ?, xixixi. Makanya daripada menjadi bom waktu, mending cerita aja.
Tentang si A, si B, si C. Kalau memang dia jodohmu, ntar kalian bakal nertawain
cerita-cerita itu, dan jika suatu saat kepentok di jalan sama sesorang di masa
lalu, ya biasa aja gitu, ngga pakai rikuh-rikuhan.
Apa pandangannya tentang poligami
Suami saya sih bilangnya pada saat itu, dia pengen seperti
bapaknya, yang Cuma setia sama ibunya. Pengen kayak abang-abangnya yang
menganggap keluarga adalah segalanya. Yup cukuplah jawabannya. Walau ngga
secara tersurat bilang ngga setuju poligami.
Bagaimana kalau kami ngga punya anak ?
Dunia ngga bakal kiamat kan?
Oke, mantap
Dia mau berhenti merokok atau ngga?
Nah, ini nih yang mikirnya panjang banget. Di keluarga saya ngga
ada yang merokok. Bapak saya ngga merokok, abang saya juga ngga merokok, saya
juga ngga pernah punya pacar yang perokok. Jadi pas ketemu suami yang perokok
hmmm saya agak keberatan.
Dia cuma berjanji, ngga akan merokok di dalam rumah.
Apa itu ditepatinya?
Sampai sekarang masih sih. Kalau merokok, suami bakal ke
belakang rumah, ke ruangan yang terbuka. Walau ngga sesuai harapan, tapi
menurut saya ini hal yang masih bisa saya tolerir. Ngga membuat masalah berarti
di keluarga. Ngga tau yah kalau orang lain. Mungkin ada istri yang sama sekali
ngga mentolerir asap rokok di rumahnya.
Palingan, kalau suami saya udah batuk-batuk karena rokoknya itu,
saya yang bakal ngedumel panjang lebar, trus seminggu kemudian dia bakal
mengurangi rokoknya, abis itu ya kumat lagi. Ahhh semoga aja suami saya mau
berubah untuk hal yang satu ini. Biar dianya lebih sehat gitu dan berumur
panjang aamiin.
Udah, Cuma 6 pertanyaan itu doang. Lain-lain saya ngga tanyain,
Kayak masalah keuangan.
Kenapa?
Karena selama masa penjajakan, ngga sekalipun ia menunjukkan
tanda-tanda sebagai cowok pelit. Karena saya tahu penghasilannya xixixi. Trus
saat mau nikah, dia sama sekali juga ngga itung-itungan. Malah ATM langsung
dikasih ke saya, hahaha.
Nah kalau soal keuangan ini, saya lebih percaya perbuatan
daripada omongan. Percuma juga dia janji bakal ngasih seluruh penghasilannya ke
kita tapi pas ngajak makan, kita bayar sendiri. Atau bilang ntar kita bakal
jadi manajer keuangan keluarga, tapi pas mau nikah aja itungan banget ngasih
hantarannya, # dasar matre kau.
Bisa juga dilihat dari isi tabungannya dibanding lama ia
bekerja. Dari situ kan bisa dilihat juga tuh seperti apa cara dia mengelola
keuangannya selama ini.
Masalah ngurus rumah gimana?
Bagi saya saya pekerjaan rumah
tangga itu porsinya beda. Yang berat-berat kayak perbaiki air,genteng bocor,listrik itu urusan suami. Tapi untuk urusan masak,nyuci,ngepel, tanggung jawab istri. Suami sekedar membantu. Membantunya cukup dengan kasih asisten untuk saya wakakaka, dasar pemalas kau.
Ngurus anak?
Tetek bengeknya sih urusan istri, suami sebagai pendukung.
Membantu dan mendukungnya boleh dengan cara turun tangan langsung
atau dengan cara memberi uang lebih untuk mempekerjakan orang jiahahaha, sama
aja toh.
Jadi saya memang ngga mencari suami yang mau ikut ngepel, atau
jago masak, atau mau nyuciin baju saya. Ngga sama sekali. Lhaaa saya aja ngga
gape urusan itu, masa suami harus ahli sih, ngga lah. Tapi kalau suami mau
melakukannya, saya anggap itu bonus dan rezekinya saya kayak yang pernah saya ceritakan disini
Pria dan wanita, walau digaung-gaungkan sama derajatnya,
kesetaraan gender, namun bagi saya memang ada hal-hal yang istri harusnya lebih
intens dibanding suami. Similar to kayak walau sama-sama cari duit dan bekerja,
namun tanggung jawab perekonomia keluarga ya di tangan suami. Hanya pada
case-case tertentulah, istri mengambil alih jadi tulang punggung.
Bagi saya kodrat pria dan wanita itu sih sudah diatur dengan pas. Sepanjang sama-sama enak, ya jalani aja, Kalau merasa suami kurang membantu ya dibilangin aja ga pake nunggu suami mengerti dengan sendirinya. Kadang kan pria itu emang kurang peka.
Bagi saya kodrat pria dan wanita itu sih sudah diatur dengan pas. Sepanjang sama-sama enak, ya jalani aja, Kalau merasa suami kurang membantu ya dibilangin aja ga pake nunggu suami mengerti dengan sendirinya. Kadang kan pria itu emang kurang peka.
Masalah teman, kongkow-kongkow, me time?
Dari awal kami sepakat ikut aturan agama aja. Karena saya yakin
Islam sudah mengatur yang sebaik-baiknya.
Misalnya nih, mau keluar rumah harus ijin suami, mau
kongkow-kongkow sama teman harus ijin suami dulu, yang tahu no telepon kita
harus yang diijinkan suami juga. Bagi saya ini ngga memberatkan sama
sekali. Jadi saya ikut aturan suami.
Terkesan kok suaminya kayak dictator ya. Ah itu perasaan kamu
saja, kalau kita bukan orang yang neko-neko, yakin deh suami juga ga bakal
ngelarang-larang. Lagian kalau udah dapat ijin suami, kongkow-kongkow bareng teman jadi lebih nyaman malah kadang dikasih sangu sekalian wahahaha.
Menurut saya itu cukup fair.
Sama aja, kita toh juga ga bakal rela kalau suami sering-sering
hangout bareng teman-teman wanitanya. Atau suami yang bonceng sana sini sama
rekan kerja wanita.
Eh ini kok ngomongnya udah kemana-mana.
Balik maning, jadi kalau sudah cocok sama orangnya secara hati,
cocok juga secara logika, pertanyaan-pertanyaan penting udah diajukan, bisa
langsung tahu nih dia jodoh kita atau bukan?
Kalau udah gitu, baru deh minta restu sama yang Maha Kuasa.
Tahu jawabannya gimana?
Pokoke tunggu sampai hati dan akalmu bilang yes. Itu baru fair. Karena sekali lagi menikah bukan kencan semalam tapi perjalanan seumur hidup. Makanya cari trman jalannya harus yang potensial membuat hidup kita lebih baik ke depan, ahsek.
Kalau mau dijadiin lagu, kira-kira saya yakin seseorang itu jodoh saya, the one nya saya, kayak yang dibilang Jessie J ini deh
I see the shadows long beneath the mountain top
I'm not afraid when the rain won't
stop
stop
'Cause you light the way
You light the way,
You light the way
I got all I need when I got you and I
I look around me, and see a sweet life
I'm stuck in the dark but you're my flashlight
You're getting me, getting me, through the night
Lalu bagaiamana kalau setelah menikah, saat ini ternyata kita merasa suami atau istri bukanlah orang yang tepat untuk kita. Apa dunia jadi kiamat, atau kita harus cepat-cepat mengakhiri pernikahan dan mencari lagi jodoh kita sebenarnya.
Hmmm..... kembali ke pasal awal, bahwa jodoh itu misteri Ilahi, jadi hanya dia yang tahu. Kita hanya berusaha untuk menemukan jodoh yang terbaik untuk diri kita.
Biar tetap sakinah mawaddah wa rahmah yaa.... aamiin.
Hmmm..... kembali ke pasal awal, bahwa jodoh itu misteri Ilahi, jadi hanya dia yang tahu. Kita hanya berusaha untuk menemukan jodoh yang terbaik untuk diri kita.
" Jika kau tak bisa memiliki apa yang kau cintai, Maka Cintailah apa yang kau miliki "
Biar tetap sakinah mawaddah wa rahmah yaa.... aamiin.
Saya dlu jg pernah mendpatkan pertanyaan tentang pekerjaan istri. Saya dlu memberi keputusan sepenuhnya kepada dia. Dgn tidak melupakan kewajibn sebgai istri. Dan ternyata, dia malah mengurangi jam ngantornya. :)
ReplyDeleteSalam hangat dari Bondowoso.
nah tuh kan, perempuan itu kalau dikasih kepercayaan malah tahu diri lho. kalau dikekang2 malah ngelunjak :)
Deleteternyata pertanyaan soal jodoh tuh beragam sekaliiii ya mbak :D
ReplyDeleteberagam lah. jawabannya pun beragam, namanya rahasia Ilahi xixixi
Deleteternyata jodoh itu yang bikin tenang ya, mba win :D kalau masih was-was berarti belum yakin hehe
ReplyDeleteah itu sih pendapatku ajah la. tapi kalo bikin was-was masa mau lanjut sih
DeleteSaya dulu pacaran waktu smea, mikirnya ga terlalu panjang jadi terima aja meskipun pengangguran. Eh ga taunya malah jadi jodoh saya.
ReplyDeleteTapi yg jadi pertimbangan saya waktu mau terima lamaran adalah dia ngerti agama. Dan alhamdulillah setelah menikah menjadi pekerja keras dan bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
kalau ngerti agama insha allah tahu kewajibannya dan tanggung jawabnya sebagai suami ya maaak.
DeleteKata temen, jodoh itu memang di tangan Tuhan tapi kalau gak di jemput ya tetep masih di tangan Tuhan haha
ReplyDeletehahaha sama tuh kayak yg dibilang manis manja grup, ga perlu dicari nanti datang sendiri. kayaknya harus dijemput lah ya mak, minimal usaha gitu ;)
Deletejodoh itu rejeki
ReplyDelete:*
langgeng terus ceu windi
aamiin , sama2 mak echa.
Deleteiya setuju jodoh itu rezeki yah. tapi ada juga yang bilang bisa jadi cobaan hahaha
emang banyak hal yang harus didiskusikan sama calon jodoh, hehehe... tapi mah selow aja :D
ReplyDeleteiyeeesss
DeleteJodoh oh jodoh... tapi bener lho mbak, diapa apain kalau belum / gak jodoh, ya tidak lanjut.
ReplyDelete"Kalau masih bertanya-tanya gitu mah fixed dia bukan jodoh kita, menurut saya". <--- saya setuju banget. Saya dengan yang ini ya jalan gitu aja.
Semoga kita berbahagia selalu ya :)
aamiin,
DeleteBagaimana kalau pasangan kita ternyata bukan jodoh kita?
ReplyDeleteeh pas ketemu jodoh lagi usianya jauh dibawah kita. Jangan-jangan jodoh kita belum lahir yak? haha..
*terinpohtainmen
Asseeekk....setuju banget deh sama kakak. Klu emang jodoh pasti dipermudah👍👍👍
ReplyDeleteAsseeekk....setuju banget deh sama kakak. Klu emang jodoh pasti dipermudah👍👍👍
ReplyDeleteya... kalau jodoh..nanti kan bertemu juga dipelaminan..
ReplyDeletekalau nggak jadi teman bersandingnya... ya jadi tamu...hahhaaha *sakit...
Setuju sama kakak, jodoh itu harusnya menenangkan
ReplyDeleteSalam kenal kak ~ lynur :D