Sebulan yang lalu saya mengunjungi
salah seorang debitur di daerah Rantau Prapat. Karena si debitur adalah pemasok
TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yg mana sehari-hari menghabiskan waktu di
lapo tuak,maka saya pun menemuinya disana sekaligus melihat langsung aktivitas
usahanya. Di Sumut terutama di daerah-daerah Kabupatennya,lapo tuak memang
menjadi semacam central point untuk
berkumpul.Merupakan pemandangan biasa bagi saya melihat para lelaki berkumpul
di lapo tuak sambil minum minuman tradisional yang terbuat dari nira tersebut.
Namun hal yg membuat saya terkejut adalah saat mendapati beberapa remaja bahkan
anak-anak yang ikut meneguk tuak.
Krn penasaran saya pun bertanya
pada si debitur
“ Pak itu yang diminum tuak yah “
“ Iya, kenapa?ibu pengen nyicip?”
“ Hehe,ngga ah pak,ngga biasa “
“Yang diminum adek itu juga tuak
?” tanya saya lagi sambil menunjuk ke arah seorang remaja tanggung berusia
sekitar 15 tahun.
“ Iyalah bu,masa teh manis” jawabnya
“ Emang ngga apa-apa gitu pak,anak
di bawah umur minum tuak?”
“ Ngga papa bu,asal ngga
berlebihan,lagian ini bagus kok buat stamina dan kesehatan,biar ntar kuat dia saat
mensortir sawit dari petani.Istri saya saja selesai melahirkan saya kasih tuak
biar banyak ASI nya “
Haduh, saya langsung terdiam dan
tak melanjutkan pertanyaan.
Dari situ saya berfikir masih
banyak masyarakat kita yg belum mengerti akan bahaya minuman keras.Contohnya ya
debitur saya itu.Mereka masih menganggap tuak sebagai minuman tradisional.Padahal
kadar alkohol di dalam tuak sangat tinggi,bisa mencapai 10 persen.Minuman
dengan kadar alkohol diatas 5 persen sudah dikategorikan sebagai minuman keras.Sedangkan
jika kadar alkohol di bawah 5 % masuk kategori minol (minuman beralkohol). Namun,
berapapun kadar alkoholnya, saya masih tak habis pikir dengan orangtua yang mengizinkan
anaknya yang masih di bawah umur (< 21 tahun) meneguknya.
Kesadaran masyarakat terutama
para orangtua tentang bahaya miras belumlah setinggi kesadaran akan bahaya zat
adiktif lainnya seperti narkoba,rokok bahkan aktivitas judi. Miras dianggap
paling banter hanya merugikan diri si peminum,padahal lingkungan pun turut
mendapat akibat dari konsumsi miras.
Nyawa melayang akibat miras
sudah terlalu banyak.Tahun 2011,WHO mencatat sebanyak 2,5 juta penduduk dunia
meninggal akibat alkohol dan kematian itu terjadi pada usia berkisar 15-29
tahun. Ngga jauh-jauh, kecelakaan Tugu Tani yang menewaskan 9 nyawa pun disinyalir
karena miras.
Jika ditelisik lebih lanjut,dampak
konsumsi miras dan minol sangat mengerikan. Miras memiliki efek domino.
Ngga percaya?
Alkisah seorang pemuda soleh
dijebak oleh seorang wanita.Ia diberi 3 pilihan.Menggaulinya,membunuh bayi atau
minum khamr (miras).Dengan pertimbangan mudharat terkecil ia memilih menenggak
miras karena hanya akan berdampak untuk dirinya saja.Setelah mabuk,ia malah
menggauli si wanita,dan dengan biskan setan ia pun membunuh bayi di dekatnya. Karena
miras,3 kejahatan dan dosa besar malah dilakukannya.
Tentu saja kita tidak bisa
langsung menyalahkan orangtua atau para remaja tersebut. Pernah tidak kita
melihat seseorang dihukum akibat miras?.Misalnya sekelompok pemuda diadili karena
tertangkap tangan sedang pesta miras.Sepertinya belum ada.Kenapa hal ini bisa
terjadi?, Karena memang belum ada aturan yang jelas tentang hukum dan
batasan-batasan konsumsi miras dan minol.Jadi kalau ada berita di tivi mengenai
pemusnahan sejumlah miras,bukan karena larangan produksi,konsumsi atau
perdagangan mirasnya tetapi karena masalah perizinan.Apalagi kampanye anti
miras juga tidak segencar kampanye anti narkoba,anti judi,bahkan anti rokok.
Sudah saatnya pemerintah dibantu
oleh masyarakat lebih aware terhadap
bahaya miras dan minol.Terutama pada kaum muda.Karena usia di bawah 21 tahun
merupakan usia rawan yang masih labil,mudah terpengaruh oleh pergaulan, gaya
hidup dan lingkungan sekitar.
Caranya?
- Pernah nonton film Glee di Starworld?.Disitu ada adegan,saat para remaja berpesta dan ingin minum miras,mereka harus menunjukkan KTP.Bahkan di negara yang menganut paham kebebasan pun,aturan pembatasan usia berlaku untuk melindungi kaum mudanya,Apalah lagi negara kita ini yg terkenal dengan adat istiadat dan moral yang tinggi.
- Kampanye anti miras harus digalakkan dan jangan kalah gaung dengan kampanye anti narkoba.Salah satunya dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan memasukkan bahaya miras ke dalam kurikulum diikuti dengan menunjuk change agent dari kaum muda sebagai duta anti miras.
- Penitikberatan pada aturan penjualan miras sehingga tidak dengan mudah ditemui di supermarket atau di kafe-kafe yang merupakan tempat nongkrong anak muda. Karena miras merupakan pintu gerbang kehancuran dan kejahatan seperti pembunuhan,pemerkosaan, pencurian bahkan pintu gerbang narkoba yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga lingkungan
Mari kita mulai dari lingkungan keluarga,lindungi
anak-anak kita dari bahaya miras dengan pendidikan dan bekal agama. Jika bukan kita
siapa lagi,Jika tidak sekarang kapan lagi.
Sepertinya masyarakatnya kurang edukasi. Padahal miras itu mengandung zat adiktif, selain menjadikannya pecandu berat, juga memicu peminumnya untuk meningkatkan kadar kandungan alkoholnya.
ReplyDeleteSalam Pejuang #AntiMiras
iya, pertama segelas, besok dua gelas, lama2 kayak minum air mineral ;)
DeleteBener sekali, MBak, minuman kerasa memang sumber kerusakan. Belum lama ini di desa sebelah tempat saya tinggal ada beberapa remaja minum minuman keras, lalu memperkosa seorang kawan (putri), lalu dibunuh, untuk menghilangkan jejak lalu dibakar. Biadab dan keji sekali.
ReplyDeleteiih ngerinya, sadis banget. iya mas banyak kejahatan yang bermula dari miras, makanya harusnya kita lebih aware lag terhadap bahaya miras
Deletesayangnya masih banyak masyarakat yang menggunakan miras sebagai simbol "kekuatan" dan "keberanian"...
ReplyDeletemiris ya :(
iyaaa, apalagi banyak tuh di film2 kan ngga disensor adegan minum miras yang menggambarkan org yang kuat dan sangar, halah
DeleteBahkan ada yang bilang, "kalau gak minum, cowok banci"
ReplyDeleteHadeeeh
iyaaa kesannya macho gitu kalo minum2, padahal pas mabuk aduuuh ngga banget deh
DeleteSelain itu, minum minuman alkohol jug berdampak buruk untuk tubuh mbak, bahkan dulu aku pernah dengar cerita tentang seseorang yang tidak mempan di bius waktu operasi karena tubuhnya udah terbiasa minum alkohol
ReplyDeleteiyaaa , walau udah pada tau miras itu merusak tubuh ya tetep aja masih banyak yg ngga kapok. malah dijadikan lifestyle
DeleteAda yang bilang, peminum tapi bukan pemabuk.
ReplyDeleteHalaaah, apa coba bedanya?
Miris sekali mbak, ada di suatu daerah yg saya lihat sendiri, bapak minum bareng dgn anak laki-lakinya. Astaghfirullah.
Rendahnya keimanan.
nah itu mba, pendidikan orangtua itu perlu banget, walau ngga bisa jamin juga di luaran anak kita gimana, tapi minimal sbg ortu kita ngasih contoh dan pemahaman yang benar sama anak2 kita
Deletesepakat nih mbak..
ReplyDeletekalo gitu toss dulu :D
Deletesepakat juga... aku juga dukung kampanye antimiras dan anti minol
ReplyDeletetoss juga mba ade ;)
Deleteyuk nyanyi Mirasantika nya Bang Haji Rhoma mbaak...yang enak-enak dari syaitan katanya :)
ReplyDeletengga tau lagunya mba dwi ;D
DeleteMenyedihkan. Di sini ada minuman tradisional seperti tuak itu mbak, namanya ballo' tapi yang minum laki2 dewasa, anak2nya nggak.
ReplyDeleteSy punya tulisan yang tersimpan ttg miras, sejak tahun lalu saya tulis saya mo coba renov ahh ....
Moga menang yaa :)
iya mba, masyarakat masih mengira kalau minuman tradisional itu ngga masuk miras, padahl ya itu miras lokal
Deletejadi inget tiap liat serial korea pasti ada adegan "minum". moga penontonnya bisa menyaring. good luck mbak.
ReplyDeletehe eh di Korea tuh minum miras sudah merupakan gaya hidup dan kebiasaan. Ada temenku yg pernah tinggal di Korea, dia bilang ya mereka tuh minum miras itu kayak minum air biasa saja. APa pengaruh udara dingin yah?.
Delete