#CelotehTara : Bunda Jangan Kerja

Monday, March 13, 2017
Sekarang Tara udah cerewet banget. Ngomongnya banyaaak banget. Dia bisa tahan ngoceh ngga berhenti-henti, padahal saya udah hampir setengah watt sangkin capeknya pulang kerja.

Iya, sejak beberapa bulan ini saya nyampe rumah selalu malam. Jadi ya terkadang udah capek pengennya lansgung bobo, tapi anaknya masih ngajak main.


Boong bangetlah yang bilang, kalau melihat anak di rumah, semua lelah langsung hilang.

Ngga..... bahagia iya.

Seneng iya melihat mereka.

Tapi yang namanya capek ya capek aja.

Oke, ini bukan postingan mau ngeluh sih ah.

Jadi weekend kemarin, seperti biasa saya selama dua hari yang maiiiin terus sama Tara dan Divya. Pokoknya weekend adalah haknya merekalah. 

Nah karena Tara udah pinter ngomong dan omongannya juga udah bermakna gitu, jadi kadang sering bikin mellow.

Jadi sekarang dia tiap saya pulang kerja, trus saya mau mandi, pasti langsung ngomong " Bunda ngga mana mana lagi kan siap ini, bunda ngga mana mana kan?, bunda di rumah aja kan"

Kalau lagi normal sih saya fine -fine aja dengernya.

Palingan dijawab

" Ngga sayang, bunda di rumah aja, kan udah pulang"

Tapi kalau pas PMS, huhuhu langsung mberebes mili dengernya.

Kemarin malam juga gitu. Abis mandi sore, saya makein baju Tara, trus sambil dipakein baju dia peluk-peluk saya gitu.

" Bunda... bunda jangan kerja yah, biar papa aja yang kerja, bunda di rumah aja jaga Tara sama adek. ya kan bunda... ya kan..."

Sesaat saya diem.

Pertama, wow saya kaget dengan kosakata Tara yang komplit dan teratur banget gitu.

Kedua saya speechless nih anak ngerti ngga sih apa yang diomongin. Kok bisa dia ngomong gitu.

Huhuhuhu makanya langsung mellow.

Trus saya jawablah 

" Bunda kan kerjanya cuma dari pagi sampai sore, malamnya kan kita tetap main. Boleh ya bunda kerja"

" Ehmmmm (sambil mikir dia, jari telunjuknya diketuk2an ke dagu, ala orang dewasa), ok deh bunda, tapi jangan lama-lama ya"


Tapi ada kalanya, dia yang fine-fine aja kalau lihat saya berangkat kerja , bahkan kadang ikut menyiapkan tas kerja saya.

" Bunda mau kerja ya"

" Iya... boleh ya"

" Boleh bundaa....ati-ati yah"


Nah itu kalau lagi bahagia dia, xixixi.


Ni inti ceritanya apa nih.

Ngga ada intinya sih. Cuma mau cerita aja.

Terkadang menjadi ibu bekerja itu tantangannya bukan karena tekanan pekerjaan, tapi ya yang gini-gini ini. 

Kalau kebetulan lagi mellow bisa kepikiran. Tapi seiring jalannya waktu, yah si anak kadang ngga peduli, kadang komplain sama ibunya.

Hmmm, begitulah namanya juga hidup.

Buat ibu-ibu bekerja di luaran sana. Stay strong, stay cool.

Saat perasan mellow melanda, jangan malu untuk terbawa perasaan. Mungkin akan muncul rasa bersalah, mungkin akan muncul rasa tidak tega.

Its oke. Hadapi saja, nikmati saja.

Besok-besok, saat anak kita lupa perkatannya, tetap selalu ingat bahwa ada anak kita di rumah yang selalu menunggu kepulangan kita.

Sini-sini yuk pelukan dulu, saling menguatkan.

Jodoh Di Tangan Tuhan

Friday, March 10, 2017
Jodoh di tangan Tuhan?

Kalau Tuhan bilang dia jodoh guwe
Lo bisa apa?




Xixixi, mungkin ini meme pas banget yah diucapin oleh Haqy ke mantannya mba Selma.

Eaaaa, mau ngomongin yang lagi ngehits nih, mba Selma dan mas Haqy serta mantan yang ditinggalkan.

Duh sedih.

Cerita komplitnya mah baca sendiri yah disini :

http://www.hipwee.com/wedding/kisah-cinta-realistis-selmadena-haqy-rais-gimana-jika-ada-cowok-yang-berani-lamar-pacarmu-duluan/


Kok saya sedih. Iya sedih mikirin mantannya mba Selma. Mimpi apa dia, tiba-tiba jadi peran antagonis di kisah #HaqySelmaJourney.


" Pria punya hak memilih, namun wanita punya hak memutuskan"

Kalimat yang quotable banget nih dari mba Selma.

Benarkah demikian?

Well, benerlah masa salah sih.

Hai kalian para lelaki, terserahlah, koleksi seberapa banyak wanita yang kau inginkan, pilih sesuka hatimu. Tapi ingat, kami, wanitalah yang menentukan mau menjadikanmu MANTEN atau MANTAN, Lol.

We O We.

Yang menarik dari cerita viral ini adalah adanya dua kubu yang berseberangan. Yang satu mengelu-elukan mba Selma sebagai perempuan tegas, realistis, berani memilih, and so inspiring. Kubu lain menyebut mba Selma sang pengkhianat cinta, ealah

Seru deh.

Kalau menurut saya sendiri?

Hmmm, realistis? Yes

Inspiring? ehmmmm tunggu dulu.

Well saya ngga mau ngejudge si mba Selma ah. Hidup hidup dia ini. Serahlah mau ambil keputusan apa.

Dan jika saya ada di posisi mba Selma, mungkin (Mungkin ya) saya akan pilih Haqy. My realistic alter pasti pilih Haqy.

Tapi melihat usahanya yang begitu keras untuk menjelaskan ke publik alasan ia memilih menikahi Haqy dibanding menunggu sang mantan , setidaknya mengajarkan saya satu hal.

Bahwa sebenarnya untuk menunjukkan bahwa pilihan kita benar tak perlulah sampai melukai harga diri orang lain.

Apalagi orang lain itu adalah seseorang yang mungkin pernah mengisi mimpi mimpi kita. Mungkin orang itu adalah seseorang yang telah mengukir banyak jejak tawa di wajah kita.

Dan yang paling penting, seseorang itu harusnya jadi korban,lha napa bisa jadi penjahatnya.

Yes,menunjukkan bahwa pilihan kita benar tidak selalu berarti harus ada pihak yang salah.

Eh kalian pernah ga sih nonton drama korea . Saya ambil contoh serial Endless love yah.

Disitu ceritanya kan si kakaknya Ensu yang saat itu memiliki pacar akhirnya memilih Ensu dan meninggalkan pacarnya.

Si Ensu juga akhirnya meninggalkan Han Te Su karena memang dari dulu cintanya hanya untuk si Kakak.



Nah di serial itu kita sebagai penonton sama sekali ga menyalahkan Ensu atau kakaknya. Padahal disitu ada hati yg tersakiti yaitu pacar si kakak dan pacar Ensu yg ditinggalkan.

Kenapa?

Karena sang sutradara sama sekali tidak menggambarkan bahwa pacar mereka berdua memiliki kesalahan sehingga pantas untuk ditinggalkan.

Ceritanya hanya fokus bahwa akhirnya masing masing mereka memilih meninggalkan pacarnya dan memutuskan bersama kembali.



Sebagai penonton kita dibawa ke suasana yang membuat kita berfikir. Iyalah ga apa si pacar ditinggalkan. Toh En Su dan kakaknya saling mencintai. Kasihan si pacar tapi mau gimana lagi,namanya udah cinta.

Iyep, sama sekali ga ada digambarkan kejelekan si pacar, sehingga kita tidak diberi ruang  untuk mencibir si pacar " tuh pantes lu ditinggalin rese sih misalnya"

Tidak ada digambarkan mereka mencari cari alasan bahwa dia memilih EnSu dibanding pacar, karena si pacar begini begitu. Just, i love her, so i choose her.that' s it.

Nah,kisah cinta Selma Haqy sebenarnya sangat bisa berakhir kayak endless love itu.

Sebagai penonton yang tiba2 disuguhkan cerita cinta yang katanya luar biasa ini,kita bisa banget jadi penonton endless love versi endonesia.

Tapi sayang, gagal sodara-sodara.

Yah kita harus puas disuguhi tontonan ala sinetron indonesia. Dimana si peeran utama trying too hard ingin muncul menjadi si peri baik, maka harus ada peran antagonis menyertainya.

Jadi di sinetron indonesia tuh ga bisa banget ceritanya,si pemeran utama baik,dan ga ada peran yang jahat.

Makanya ga heran ya kisah cinta SelQi ini pun ya akhirnya jadi seperti cerita cerita sinetron pada umumnya.

SelQi si pemeran utama yang happy ending,dan Senna si pemeran antagonis yang ketiban sial nerima komentar " Makanya jadi cowok jangan suka menggantung, kasih kepastian dong" lol

Padahal yah,cerita bisa banget lho dibuat ala korea gitu

Sini saya kasih skenarionya.

Pilihan mba S untuk memilih H dibanding Senna menurut saya super realistis.

Iyalah,ada cowok ganteng,anak orang terkemuka, mapan, soleh, plus kita punya perasaaan sama dia (walaupun cuma seujung kuku-bullshitlah kalo ngga) trus bilang cinta,ngajak nikah dan mau menjadikanmu ratu di istananya.

Ada setidaknya 6 K di diri Haqy yang ngga hanya Selma, mungkin perempuan lain pun sulit menolaknya : Kemapanan, Ketampanan, Kesolehan,Kepintaran, Keluarga, dan Kepastian

Wanita mana sih yang sanggup menolak paket kombo super komplit seperti itu.

Dicari-cari belum tentu ketemu, eh ini nongol mak ndudul di depan idung. Ya maulaaaah.

Dear mba Selma,percayalah . Siapapun wanitanya. Ngga cuma mba Selma pastilah langsung bilang yes kalau si Haqy nongol di depan mata.

Ngga ada yang salah sama sekali. Bukan sesuatu yang luar biasalah ini.

Wazaar banget.

Dari jzman Cinderella juga sudah terjadi.

So not inspiringlah.

Maka di posisi ini kita ngga boleh ngga setuju kalau bilang Selma adalah perempuan beruntung yang tepat dalam mengambil keputusan. No wonder.

Sip,Selma benar, Selma tidak salah. Selma hanya bertindak selayaknya wanita pada umumnya.

Not special.

Beda cerita kalau tadi doi menolak Haqy,judul cerita jadi " Seorang wanita cantik menolak lamaran putra Amin Rais demi kekasih yang sedang berjuang menyongsong masa depan" misalnya.

Nah kalau gitu mungkin ada nilai inspiringnya berupa KESETIAAN.

But, apa Selma Salah?

Off course not.

Haqi juga benar dan wajar wajar saja. Seorang pria mencintai Selma yang cantik, pintar dan dari keluarga baik baik.

Even Selma saat itu sedang berpacaran dengan seseorang. Yang penting janur kuning belum melengkung,cincin belum disematkan di jari manis. Menyatakan cinta kepada seorang gadis plus dengan berani memberi kepastian untuk menikahi harus kita akui adalah perbuatan yang laki banget, gentlemen.

Inget ya Selma belum jadi istri orang dan belum tunangan,jadi masih available sih statusnya.

Maka Haqi pantas mendapat applause. Apalagi disertai dengan memberi Selma pilihan. "Kalau mau, kita lanjut,kalau kamu tidak mau saya akan berhenti disini". Setidaknya dia mengembalikan pilihan ke tangan Selma. So good.

Bagaimana dengan mantan Selma?

Dia bisa banget menjadi seseorang yang innocent. Ngga bersalah dan ngga bisa disalahkan.

Ya gimana,namanya orang lagi kuliah ( hasil kepo ternyata doi lagi pendidikan Taruna, ya jelaslah ga bisa menikah saat ini), tentu punya pertimbangan sendiri kenapa ngga memutuskan menikahi Selma di saat itu.

Menuntut ilmu kan juga bagian dr mempersiapkan masa depan.

So cerita seharusnya, harapan penonton adalah , Selma tidak salah memilih orang yang memiliki kriteria sempurna untuk dijadikan pasangan hidup.

Ya iyalah ini Haqy gengs.

Haqi ga salah karena dengan gentle melamar seorang gadis,dan Senna sang mantan juga ga salah menuntut ilmu demi mempersiapkan masa depan bersama Selma yang waktunya sebenarnya pasti sudah terplanning namun tidak dalam waktu right time right now (napa gw agak dejavu ya xixixi).

Ngga ada yang salah.

Teman teman Cinta juga ga salah,eh.

Nah kalau begini kan jadi semua senang semua bahagia ya. Palingan kita cuma bakal puk puk mas Senna. Karena bagaimanapun benar kata neng Selma. Yang namanya patah hati itu pasti sakit,tapi akan sembuh seiring berjalannya waktu.

Dan neng Selma juga ga salah saat mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Witing tresno jarane seko kulino.
(Kalo saah dikoreksi,malas googling).


Bukankah itu sudah dipraktekkan dan dibuktikan orang orang sejak jaman dulu kala?

Palingan penonton cuma komen,yaaa yang datang lebih pasti sih. Udah paling gitu doang.

Namun cerita jadi ga asik,ga fair saat ada pihak yang pengen jadi si Cinta  di aadc sehingga harus menghadirkan sosok Banyu Biru yang entah gimana kok jadi dia yang salah.

Padahal ya its oke bangetlah memilih yg terbaik untuk teman hidup.

Its oke banget memilih sesuatu yang ada di depan mata ketimbang harus bersabar menunggu.

No problema

But napa harus membuat kisah yang berpotensi indah ini jadi cacat.

Napa harus playing victim.

Di caption ini nih. Harus banget pake capslock di beberapa kata.



Dengan captionnya ini penonton digiring untuk menganggap si mantan:

Tidak punya tujuan hidup yang jelas
Tidak memberi kepastian
Membiarkan wanitanya menunggu sia sia
Tidak beriman

Duh puk puk mas mantan.

Padahal simpel banget yah.

Kalau emang tujuannya dari dulu mau langsung menikah muda mencari lelaki yang to the point ngajak ke pelaminan mengapa menghabiskan waktu dengan pacaran,LDR an pulak. Plus ternyata si mantan adalah taruna yang pastilah udah diketahui dari awal berapa lama pendidikannya.

Kalau memang ngga suka menunggu, seperti kalimatnya yang quotable banget, "wanita berhak membuat keputusan". Termasuk keputusan untuk tidak menunggu seseorang yg jelas jelas lagi study.

Iyes itu bisa banget dilakukan sejak kapan tau, sebelum ketemu sama pangeran tampan berkuda putih. Tanya ke mas mantan, kapan mau nikahi aku. Kalau masih lama,ya putuslaaaah.

Lha ini kan udah sepakat LDR-an pacaran napa tiba tiba ada kata "terpaksa" dan "menunggu sia sia", " setengah hati".

Tambahan lagi si mas mantan dibilang ga punya tujuan hidup. Huhu sejak kapan study taruna dianggap tidak punya tujuan hidup.

Waah kalau dijembrengin bisa panjang banget nih.

Jadi ga heran sih banyak penonton kecewa. Kecewa karena si pemain sekaligus penulis cerita banyak ngelesnya.

Too hard to explain.

Bahkan pakai kalimat "semoga menginspirasi "

Menginspirasi di bagian mananya 😜

Seorang perempuan memilih menikah dengan pemuda dengan 6 K yang saya sebut di atas,mah biasa.

Beruntung , mungkin
Jodoh,iya
Realistis,banget.
Menginspirasi? 😳

Padahal sekali lagi ga ada salahnya memilih seseorang yang lebih baik dr seseorang yg menjadi pacar kita untuk dijadikan pasangan hidup.

Yaelah namanya juga nyari pasangan seumur hidup, ya harus sepaketlah sampai hati dan otak bilang yess. Until your both head and heart say yes kata mba jihan.

But ga mesti juga si mantan jadi pihak yang salah.

Ini ibaratnya, lu yang ninggalin gw, napa jadi gw yang dibilang kurang keimanan?.

Lu yang mendua hati napa gw yang disebut tidak memberi kepastian?. (Gw lagi pendidikan cuy)

Ah si mba, playing victim banget.

Apa susahnya bilang "Iya gw pilih Haqy karena dia yang terbaik untuk gw"

" Iya gw pilih Haqy, krn Haqy memenuhi semua syarat suami impian saya"

Titik habis.

Ibaratnya , mulia tanpa menjelekkan.

Jadi pahlawan tanpa ada yang jadi penjahat juga bisa lho.

(Tapi disini ga ada yang jadi pahlawan sih)

Memutuskan tanpa harus merendahkan.


So ladies, kalo saat ini kamu lagi menunggu seseorang trus tiba tiba ada orang lain yang menurutmu lebih baik drpada yang kamu tunggu, your head and your heart say yes,go ahead. Kendali hidup ada di tanganmu.

But jangan sampe ah melukai harga diri si dia yang mungkin saat ini menyesali karena tak bisa memililkimu.

Cukuplah dia merasa kehilanganmu seraya mendoakan kebahagiaanmu tanpa harus menjadi pihak yang dipaksa bersalah.

Ga semua film kok harus ada peran jahatnya.


Huuuft ga heranlah serial korea lebih asoy geboy dibanding sinetron kita.

Buat mas senna, stop being sad and be awesome instead.

Buat mba selma, selamat berbahagia yaaaaa.

Buat mas haqy, coba ngomong gini


Bagi para pria pria kesepian, udah ga perlu langsung buru buru mau nikung jodoh yang lagi dijaga orang. Kamu bukan mas Haqy, dan yang mau kamu tikung juga bukan mas Senna,jangan bikin perkara,😂😂😂

Ini tadi hasil kepo di IG,caption - caption dari sohib Senna sang mantan,inspiratif menurut saya.





Biar ga salah paham dengan tulisan saya ini,sepertinya perlu saya buat kesimpulan :

Bahwa menurut saya (dan ini ga penting sih,siapa gw), Keputusan Selma memilih Haqy itu TEPAT dan sangat REALISTIS.

Tapi, menjelaskan di publik secara panjang lebar sembari menyudutkan sang mantan disana sini seolah olah dia begitu karena si mantan yang tak kunjung memberi kepastian,tidak gentle dst dst itu sungguhlah seharusnya tak perlu dilakukan.


Btw kalian setuju ga sih,jodoh itu di tangan Tuhan?

( Baca : Tentang Jodoh )


Film Paling Bikin Baper

Wednesday, March 8, 2017

Hai haaaaai, hari ini GesiWindiTalk ganti banner. Wuwuwuwuwuwu excited banget, hahaha.

Sangkin excitednya , kita sampai ngga bisa mikir tema yang serius, ya udahlah bahas yang ringan-ringan tapi bikin baper. Lol



Ngomongin film memang ngga ada matinya. Karena film itu kalau dihayati dan diresapi ceritanya pasti banyak banget yang bisa diambil hikmahnya.

Baca Punya Gesi:


Saya sebenarnya bukan orang yang hobi banget nonton film. Nonton film itu bagi saya cuma sebagai hiburan doang, bukan hobi atau kegemaran. Jadi kalau pas senggang , ngga tau ngapain mungkin saya bakal nonton film. kalau ngga penegn ya ngga nonton.

Jadi saya bukan penikmat film kayak orang-orang, yang setiap ada film baru bakal nonton, atau merencanakan nonton film anu jauh-jauh hari. Nggaaaa, .

Tapi, walau demikian, ada beberapa film yang berkesan banget bagi saya dan sempet bikin baper berat. Huhuhu, bapernya ini bisa baper hepi, bisa juga baper sedih. Emak baperan, apa-apa bisa jadi baperlah, lol.

Ini berdasar tingkat kebaperan, makin ke bawah bapernya makin maksimal.


1. UP

Aaargh film ini bikin baper parah. Saya nontonnya sampe nangis (tapi ngga yang nangis bombay sih). abis nonton langsung mellow, nelfon suami, trus nangis lagi.

Film ini menceritakan tentang dua anak kecil carl and Ellie yang memiliki mimpi untuk berpetualang. Mereka sahabatan dari imut-imut sampai akhirnya menikah. Mereka menabung setiap hari demi perjalanan impian ke air terjun surga.



Seiring berjalannya waktu, si istri Ellie divonis dokter ngga bakal bisa punya anak . Duh pas bagian ini, hati saya mencelos, langsung keinget diri sendiri. Iya waktu nonton ini, saya udah beberapa tahun menikah dan belum ada tanda-tanda punya anak. jadi sambil nonton, berasa melihat diri sendiri.

Mereka menua bersama, sampai Ellie meninggal, dan Carl menjadi ya duda tua pada umumnya. yang suka marah-marah, ngga semangat, dan murung.

Hingga suatu hari, ia teringat akan mimpi-mimpinya bersama Ellie saat kecil dulu. Dengan berbekal sisa tenang tuanya, dan balon yang udah dipasangnya di atas rumah, maka Ellie terbang menuju air terjun surga.




Huhuhu ni film bikin sedih, bikin terharu, tapi bikin seneng, bikin kita merasa " Wah ternyata impina itu memang harus dikejar, jangan dibiarkan teronggok di sudut angan saja"

Meijing, betapa film animasi gini yang kelihatan ringan ternyata isinya berat boook. Yang belum nonton, tontonlah, rekomended banget.

Laaf



2. AADC 

Terbaper berikutnya adalah AADC. Huhuiiii iyalah, siapa sih yang ngga baper.

Nonton AADC itu saat kuliah. Lagi pacaran sama someone yang udah jadi mantan.

Kenapa baper?

Karena pas nonton, saya merasa seolah-olah jadi Cinta. Why oh why hahahaha.

Pokoke Cinta is me. I am Cinta.

Bagian paling baper adalah saat Cinta mutusin ngga berhubungan sama Rangga karena teman-temannya ngga suka Rangga.

Oh Shit, ini pernah banget saya alamin. Suka sama orang tapi teman-teman rese ngga setuju. Cuma satu kata yang bisa mendeskripsikannya

NELANGSA.

Pengen kelihatan pura-pura ngga butuh, padahal hati keinget terus. Kalau ketemu doi, pengen kelihatan " Aku ngga suka kamu, jangan dekati aku" , karena di sekeliling ada teman-teman kita, padahal dalam hati pengen teriak " I Miss You", huhuhu.



I feel You Cinta, i feel you , Lol

Iya ni film pokoke bikin baper.

Tapi yang pertama doang yah, AADC yang kedua saya nontonnya biasa aja. Nonton sama suami, dan yah saya pikir saya udah cukup dewasa untuk ngga melakukan apa yang dilakukan si Cinta di AADC 2, wahahahaha

( Baca : Alumni Hati )


3. Kuch Kuch Ho Ta Hai


Hwaaa, fansnya Sahrul Khan mana suaranyaaaa.

Film yang kalau diitung-itung entah sudah berapa kali saya tonton.  Pertama nonton pas SMA, di ruangan Audio Visual Asrama . Iya saya anak asraman, asrama saya keren, ada ruangan bioskopnya hahahha.

( Baca : Warna-Warni Sekolah Kenangan )

Kenapa fil ini masuk film terbaper saya?

Karena, lagi-lagi pas nonton ini keadaan saya pas banget kayak si Anjali, wahahahaahha. yee ngaku-ngaku aja buuu.

Kan ada tuh adegan si Anjali mau nikah, udah pakai baju pengantin, Trus bimbang, gundah gulana, menentukan apakah dia akan menikahi Amman atau kembali ke pelukan Rahul, ooooooouch.

Adegan terbaper, gundah gulana,
Merasa inilah takdirku
aku akan merana setelah itu
Oh Tuhan beri keajaiban

Thanks God, ga jadi nikah sama dia ;)


Ngga sih, kondisi saya bukan sama persis mau nikah gitu, tapi di saat yang sama, saat itu hati saya sedang mendua. Lagi sama seseorang tapi pikiran ke orang lain.

Trus saat akhirnya, Amman menyerahkan Anjali ke Rahul, huhuhu saya nangis, terharu sampe baper kepikiran gimana kalau itu terjadi padaku. Gimana kalau pas aku mutusin nikah sama seseorang ternyata aku meragu. Meragu trus melihat si pujaan hati ada di depan mata, available, bisa dimiliki saat itu, tapi harus menyakiti hati seseorang yang udah pakai baju pengantin.

Ouch, baperlah.

Syukurnya itu ngga pernah terjadi di saya, hanya sekedar pertanyaan gimana-gimana.


4. Personal Taste

Maaf pemirsah, ternyata ngga banyak film yang membuat saya baper. Hanya tiga film itu doang.

Yang keempat ini, bukan film, tapi serial Korea. Yang main Lee Min Ho.

Aaak, nonton ini saat saya LDR an sama suami. Saya di Jakarta suami di Medan.

Ngga ada hubungan sih dengan LDR-annya, tapi karena nontonnya pasti pas malam, di kost-an , jadi bapernya lebih berasa.

Karena nontonnya udah lama, saya udah agak lupa ceritanya.

Adegan terbaper, saat si Cewek datang ke acara nikahan temannya, sahabatnya banget, yang tinggal serumah sama dia, yang ngerti segala-galanya tentang dia. Eh ternyata, pasangan si teman cewek adalah PACARNYA dia, huhuhu sedih banget.



Baper parah pengen nangis gila. bayangin kalau saya di posisi dia, udah saya cabik-cabik tuh sohib kayak gitu. And yes she did it. Di pesta pernikahan itu, si cewek ngamuk  hahaha.

Trus terbaper lagi, ya kelanjutannya. Saat si Lee Min Ho yang pura-pura gay, akhirnya jatuh cinta sama si cewek ini. Adegan-adegannya so sweet. Apalagi di bagian ehm ehm nya, so sweeeeet. Laaaf.


Ini adegan si cewek lagi kecewa gimana gitu sama pacarnya,
 trus min Ho datang dan langsung kiss si cewek, DISAKSIKAN sang mantan pacar, aaaaak.

Gara-gara nonton ini saya sempet bikin tulisan fiksi, hahahahaha, duh malu.

( Baca : Segores Rindu Untukmu )


Duh kayaknya cuma 4 film itu aja deh yang bisa bikin saya baper, sampai yang kepikiran, sampai yang kebawa ke hati. Sampe yang pas inget adegannya, saya bisa nangis, saya bisa nyesek, dan bisa ketawa bahagia seolah-olah saya yang ngalamin.

Cih, ternyata selera film saya ya begitu itu yah, hahahaha.

Kalau kalian, ada ngga film yang bikin kalian baper banget. Baper yang sampe ikut merasa kalian adalah si pemeran di film itu., Lol.

And kalau ada yang punya rekomendasi film yang bisa bikin saya mendalami sampai menusuk ke hati, tolong kasih tau akuuuuuuh.




Price Tag And Your Self Value

Tuesday, March 7, 2017



Halo.. halo....

Siapa pembaca disini yang kenal sama mba Nuniek Tirta.

Itu lho, nyonya cantik yang tempo hari sempat viral gegara istri direktur  pakai baju 50 ribuan.

Ini nih saya ingatkan kalau udah pada lupa.



statusnya yang viral banget

Nah, kebetulan minggu lalu mba Nuniek lagi berkunjung ke Medan. Saya ikut hadir di acara Nutsmeetup bersama blogger Medan yang lain.

Sebenarnya saya tahu mba Nuniek mah udah lama, jauh sebelum status viral blio itu beredar di medsos, sesama blogger pasti kenallah dengan mba Nuniek, dan emang dia dari dulu udah keren, jadi yaaa no wonder semenjak viral jadi makin keren, xixixi.

Acaranya sendiri diadakan di Pillastro Cafe.

Hadir juga disitu abege-abege dan emak-emak fansnya mba Nuniek. Iyalah perempuan kece, pinter , stylenya selalu keren lagi, siapa sih yang ngga suka. 

Di acara ini mba Nuniek sharing soal #SuperAffordableStyle and Fashion, Grooming and Personal Branding.

Tema yang sangat menarik menurut saya.  Namun, saya ngga akan ulas satu persatu disini, tapi saya bakal berbagi hal-hal yang menurut saya sangat menarik terkait apa yang disampaikan mba Nuniek

Kita bisa tampil dengan budget murah, tapi tidak murahan.

Jadi di Instagramnya mba Nuniek tuh, sehari-harinya blio sering memposting gaya berbusananya dengan hesteg Superaffordablestyle. Maksudnya kurang lebih, gimana bisa bergaya dan berbusana kece tapi dengan budget yang terjangkau. 

Silahkan di cek deh ke instagramnya blio. Kalau melihat IG nya, mba Nuniek tuh sering kasih harga ootdnya top to toe dan kamu pasti bakal tercengang ngga percaya. Soalnya dengan gaya kece, dan keren tapi ternyata budgetnya ngga mahal sama sekali.

Ni, total look nya cuma Rp 370 ribu, Head to toe. meijing


Saya ngga bakal jembrengin tips-tips berbusana yang baik dan benar , karena sebenarnya kemungkinan kita semua sudah taulah rumus berbusana yang baik. 

Know Your Body

Yaitu kenali bentuk tubuh  kita, tonjolkan kelebihan tutupin kekurangannya. 

Misal, punya bokong gede, ya alihkanlah perhatian orang ke bagian atas tubuh, seperti memakai kalung, or aksen di bagian leher or dada, atau jilbab. Jadi mata orang ngga menuju ke bokong kita.

Ni contohnya, Mba Nuniek itu kekurangannya di bagian bawah yang lumayan gede,
jadi mensiasatinya dengan memakai ornamen mencolok di bagian dada,
jadi fokus orang ke dada bukan ke bawah.

FYI lagi, harga baju mba Nuniek itu cuma 80 ribu., sepatunya Rp 150 rb
 (Aku merasa gagal jadi wanita hahaha)


Mix and match

Ini juga salah satu triknya. Biar budget untuk pakaian ngga turah-turah, maka saat membeli pakaian, pikirkan kalau celana or rok ini bisa ngga dimatch dengan baju kita yang lain. jadi dengan satu celana misalnya atau dengan satu rok, bisa dipasangkan ke beberapa atasa. nah itu kan sudah menghemat budget banget.

Be Proper

Kemudian jangan lupa, berpakaianlah sesuai tempat, biar ngga salah kostum. 

Ya saat di kantor, berpakaianlah layaknya orang kantoran. kalau di kantor yang memang busananya resmi trus kita pakai kaos oblong, itu kan namanya ngga sesuai tempat. Walau bukan dari apa yang dipakai kita dinilai, tapi kalau kita sendiri ngga bisa nempatin diri, ya gimana orang mau respek sama kita. 

Dan semua itu bisa banget diwujudkan dengan low budget, seperti kata mba Nuniek.


Coba Tebak, outfit saya berapaan ini, wahahahaha


Saya setuju nih dengan pendapat mba Nuniek. Karena menurut saya, pakaian murah kalau kita pinter memix and matchnya trus sesuai dengan proporsi tubuh kita dan dipakai dengan percaya diri, pasti jatuhnya tetap keren dan ngga kelihatan murahan.

Salah satu tips mba Nuniek, sering-seringlah ke acara bazar-bazar, atau ngga belanjalah saat diskon, jadi bisa dapat barang kualitas bagus dengan harga miring.

Jangan sampai demi penampilan, kantong terkuras habis ya ceu.

Karena memang sejatinya berbusana itu mah yang penting rapi, membuat kita nyaman, dan membuat orang yang melihatnya nyaman, udahlah bakal kece.

( Baca : Perempuan Cantik )

Jadi, bukan soal harga pakaiannya atau apapun yang kita pakai, tapi lebih ke bagaimana pembawaan kita atas apa yang kita kenakan.



Don't let The Pricetag Define Your Self Value

Ini nampol banget menurut saya

Betapa kita sering kebalik-balik dalam menempatkan posisi benda baik busana atau apapunlah yang kita pakai.

Kita sering banget berfikir bahwa sebuah benda mahal bisa meningkatkan nilai diri kita.

Pengennya pakai baju mahal, sepatu dan tas branded, dengan harapan, kita jadi kelihatan keren karenanya.


Jangan heran kalau lihat orang-orang yang berusaha mati-matian membeli segala barang branded demi mengupgrade nilai diri.

Ngga salah sih, karena ngga bisa dipungkiri yang namanya barang-barang branded itu biasanya lebih bagus, lebih nyaman dan memang kelihatan lebih wow. Dan ngga salah juga kalau kita berharap setelah kita mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membelinya, maka nilai diri kita, kepercayaan diri kita bakal terdongkrak karenanya.

Namun, pemikiran seperti itu yang sebaiknya diubah.

Karena yang namanya baju, sepatu, tas, jam tangan, apapun lah yang kita pakai, sebenarnya hanyalah benda biasa ciptaan manusia. Sedangkan diri kita adalah ciptaan yang maha Kuasa. Ya masa, ciptaan manusia bisa kalah sama ciptaan Tuhan?

Maka, seharusnya bukan sebuah barang yang meningkatkan value kita, tapi diri kitalah yang meningkatkan value suatu barang.

Ibaratnya begini, si Om Mark penemu facebook itu, pakai baju cuma kaos biasa doang warna abu-abu. Di orang lain mungkin kaos itu ya terlihat seperti kaos biasa seharga gocap. tapi ketika dipakai Mark, kaos itu jadi bernilai lebih.

om Mark

Om Steve

So, sebelum kita capek-capek mengupgrade penampilan demi nilai diri yang lebih, baiknya dibalik aja, tingkatkan dulu nilai diri kita, maka saat kita memakai baju atau barang apapun, maka barang-barang itu yang bakal terdongkrak nilainya karena kita yang pakai.

Ini bukan berarti kita ngga boleh pakai barang branded lho. Sepanjang kita mampu dan memang dibutuhkan ya kenapa tidak? . Hanya jangan sampai demi citra diri ,kita sampai menghabiskan dana berlebih yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

Oke Sip.


Investasi Mahal Tapi Tak Mahal

Bah, apa maksudnya ini? Mahal kok ngga mahal.

Yup, jadi, ada beberapa hal yang mungkin saat kita mengeluarkan sejumlah dana kelihatannya mahal, padahal sebenarnya ngga mahal.

Contohnya dalam hal penampilan. Saat kita invest dengan membeli skincare mahal, sebenarnya itu bisa dibilang ngga mahal. Karena kalau wajah kita udah bagus, mau pake makeup apapun , yang murah sekalipun, jatuhnya ya bagus aja. Inilah yang disebut mahal tapi tak mahal.

Bisa juga, dengan kita ngeluarin duit untuk ngegym, kelihatannya mahal, tapi jadi ngga mahal, karena dengan ngegym badan kita sehat, kita jadi jarang sakit, biaya berobat bisa zero. Trus karena kita ngegym, badan jadi bagus, jadi langsing, jadi mau pakai baju apa aja, pantes dan enak dilihat. tahu kan, baju untuk orang lansging-langsing itu banyak yang murah ya sis, beda banget sama baju untuk orang semohay, Lol.

So, dalam mengeluarkan duit, apapun itu, kita harus tau tujuannya apa, dan apa kegunaan dan keuntungan untuk kita.

Bisa jadi kelihatan mahal tapi sebenarnya tidak mahal.

Malah bisa dibalik juga tuh, misal kita mau murah nih, belilah kosmetik abal-abal yang mengandung mercury, yang bisa cepet banget bikin kulit putih. Awalnya memang mura, beli cream cuma 50 ribuan , tapi setelahnya wajah kita rusak, mungkin malah bisa terkena penyakit kulit, akhirnya pengeluaran malah makin gede.

Maka, ini disebut, murah yang tidak murah, auk ah.



Selain mba Nuniek, disitu hadir juga suaminya, Mas Natalie Adrianto. Nah dari si mas natalie ini juga ada beberapa hal menarik yang menjadi catatan saya. Menurut beliau salah satu kunci hidup bahagia adalah pintar memanage ekspektasi.

Mas Natalienya lagi sharing, Mba Nunieknya yang senyam senyum


Manage Expectation

Maksudnya, biar hidup kita tenang dan jauh-jauh dari rasa kecewa, maka sebaiknya kita memiliki kemampuan untuk memanage ekspektasi kita terhadap sesuatu.

Kalau dikaitkan dengan penampilan tadi, misal nih kita pesen barang di online shop seharga 80 ribuan. ya ekspektasinya jangan berharap kita bakal dapat barang dengan kualitas 500 ribu. Ekspektasikanlah dengan barang seharga 80 ribu. Sehingga saat barangnya datang ternyata kualitasnya ya seharga kualitas barang 80 ribuan, kita ngga kecewa. pun jika ternyata kualitas barangnya malah di atas itu, kitanya jadi hepi.

Demikian juga dalam kehidupan berkeluarga. Ngga usah memasang ekspektasi terlalu tinggi kepada pasangan, biar lebih bahagia menjalani hidup.

Misal nih, udah tau memang dari kenal dulu, suami bukan orang yang romantis, ya jangan sampai kita pasang ekspektasi di setiap ultah kita bakal dikirimin buket mawar, dinner romantis, dihadiahi kalung berlian.

Yang ada kita bakal kecewa.

Ya kalau kenalnya dulu emang orangnya ngga romantis, ya ekspektasinya juga disitu. Sehingga kalau dia ngga bawain mawar ya kita ngga kecewa, but kalau tiba-tiba doi ngajak dinner romantis, atau ngasih coklat bentuk love -love, kita bakal surprise dan bahagia.

Xixixi, sederhana ya rumusnya, tapi kadang susah dilakukan.



Entahlah, kok bisa-bisanya yang lain belum pesen makanan
makanan saya udah ada aja di atas meja, hahahah

Orang Ingin Kita Menjadi Biasa

Trus berikutnya, mas Natalie menyampaikan bahwa saat ini, banyak orang yang berusaha menjadikan orang-orang di sekelilingnya menjadi orang biasa.

Iyep, ibaratnya nih, kalau kalian pernah lihat sekumpulan kepiting di sebuah baskom gede. Nah, perhatikanlah, kalau ada aja kepiting yang berusaha mencapai ujung baskom, pasti ada kepiting lain yang bakal menariknya, sehingga jatuh lagi. Gitu terus, sampai akhirnya ngga ada kepiting yang berhasil keluar dari baskom.

Nah begitu juga dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya di pekerjaan. banyak banget kan kita ketemu sama orang atau rekan kerja yang kalau kita berbuat outstanding, mereka malah berusaha agar kita menjadi biasa.

" Alaaah, ngapain lu rajin banget kerja, sama kok gajinya, nyantai ajalah kayak kita"

Sounds familiar?

Tapi percayalah yang namanya orang-orang menonjol itu dimanapun dia berada, pasti bakal banyak keuntungannya.

Mas Natalie mencontohkan, seperti dia dulu saat bekerja. Dimana, teman-temannya itu selalu berpakaian ala kadarnya. Pakai kaos oblong, jeans dan sepatu biasa kadang pakai sendal malah. Nah mas Natalie tuh tiap hari selalu berpakaian rapi, pakai kemeja, atau ngga kaos berkerahlah minimal, pakai celana, dan sepatu yang rapi.

Hingga bila ada meeting dengan client, si bos butuh mengajak anggota untuk mendampingi, ya yang bakal diajak otomatis mas Natalie, karena dia yang paling ready secara penampilan.

Itu contoh kecil, dimana kalau kita berbeda , tetapi berbeda yang positif ya, maka ngga akan pernah rugi sama sekali.


So, inti dari sharing mba Nuniek dan Mas Natalie yang bisa saya sampaikan sama teman-teman semua adalah.


  • Bahwa yang namanya penampilan itu memang bukan utama, tetapi akan jauh lebih baik kalau kita berpenampilan baik. Karena saat orang berkenalan dengan kita pertama kali yang pasti dilihat adalah penampilan, kita ngga bisa memungkiri hal tersebut.
  • Namun, penampilan baik, bukan berarti harus mahal. Kita bisa tampil keren dan pantas dengan budget yang sesuai kantong.
  • Jangan menjadi hamba benda-benda. Bukan mereka yang menambah nilai tambah kita, tapi kitalah yang memberi add value ke barang yang kita pakai. maka, upgrade diri jauh lebih penting daripada upgrade penampilan.
  • Dimanapun berada, tetaplah menjadi orang dengan performa yang bagus, jangan biarkan orang lain mendown grade diri kita.
Overall, saya senang banget dengan acara kemarin. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari pasangan suami istri ini.



Melihat cara mereka berbicara, tindak tanduknya, ngga heranlah kalau dua orang ini menjadi pasangan pemilik start up yang sukses di negeri ini. Orang-orang humble yang tetap berpijak ke bumi walau kesuksesan sudah di genggaman.

Seperti kata mba Nuniek di postingan viralnya dulu :
" Meski income terus bertambah, tapi lifestyle ngga banyak berubah"

Iyes, bukan lifestyle yang mengikuti penghasilan yah, hahaha. Sip deh mba Nuniek. Thank you udah berbagi kisah inspiratif dan seru dengan kami.












Membawa Anak Ke Event Bloger ?

Wednesday, March 1, 2017
Membawa anak ke event blogger?


Jadi lagi rame nih soal sikap dan attitude blogger saat menghadiri sebuah event. Saya ngga mau bahas soal gimana attitude blogger seharusnya yah, karena namanya attitude itu mah berlaku umumlah dimanapun. Berhubungan dengan kepantasan, ngapain diajar-ajarin. Karena terkadang pantas menurut kita belum tentu pantas untuk orang lain, begitupun sebaliknya.

Saya dan Gesi mau bahas soal membawa anak ke event blogger aja.


Baca punya Gesi


Lho kok anaknya dibawa-bawa ke event, emang mau kondangan apa? , LOL

Bagi pembaca yang bukan blogger, saya jelasin dikit yah. bahwa yang namanya blogger itu sekarang ini udah sering banget dijadikan partner oleh brand-brand untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk mereka.

Jadi kerap kali seorang blogger diundang untuk menghadiri event yang diadakan mereka, dengan tujuan agar blogger tahu apa yang ingin mereka sampaikan ke masyarakat luas, menuliskannya di blog untuk kemudian dishare biar semakin banyak orang yang tahu.

Tujuannya tentu saja agar masyarakat lebih aware dengan produk mereka.



Nah, terkadang ada beberapa blogger yang suka membawa anaknya untuk mengikuti event, sehingga terkadang mengganggu jalannya acara. Yah gimana namanya anak-anak , ngga semuanya kan kalem. Ada yang suka lari sana lari sini, ada yang suka teriak-teriak, ada yang suka mondar-mandir, bahkan ada yang hobinya gegulingan di karpet. Lucu yah.

Iya lucu, tapi jadi tidak lucu kalau itu dilakukan di event yang kadang memerlukan konsentrasi dan suasana tenang agar peserta atau undangan lain bisa tenang mendengarkan materi yang disampaikan.

Sebenarnya perkara bawa anak ke event ini memang sungguhlah masalah maha besar di dunia perblogeran.

Kenapa?

Karena ini adalah rantai setan yang susah putus.

Begini .

Hidup kebanyakan perempuan khususnya yang sudah punya anak , tidaklah sama dengan para single happy ataupun perempuan yang belum punya anak. Terkadang ada rasa jenuh yang menghampiri. Ngga cuma ibu rumah tangga, even ibu bekerja pun mengalaminya. Beberapa ada yang mengatasinya dengan menyalurkan hobinya ataupun kemudian menemukan passionnya dalam dunia blogger.

( Baca : Ekspektasi vs Realita Setelah Jadi Ibu )

Ngeblog menjadi sebuah me time, menjadi sebuah terapi, menjadi sebuah hiburan yang membuat para ibu ini tetap bisa menjalani hidup dengan normal disamping drama-drama keseharian yang you knowlah.



Setelah ia meluangkan waktu untuk ngeblog sembari mengasuh anak, eh ternyata ngeblog itu bisa menghasilkan uang. Maka para bloger ibu-ibu ini pun semakin semangat ngeblog. karena ternyata bisa banget menghasilkan uang tanpa meninggalkan anak.

Kemudian seiring perkembangan jaman, ternyata selain bisa menghasilkan uang melalui job berupa tulisan di blog, ada juga kegiatan blogger yang lain yaitu menghadiri event.

Event bloger ini bagi sebagian ibu tidak hanya sekedar untuk cari job yang korelasinya materi, tapi juga sebagai ajang untuk keluar dari sarangnya. Ketemu dengan teman sesama bloger tentulah sangat menyenangkan setelah sepanjang hari berkutat dengan pekerjaan rumah. Bahkan bagi ibu bekerja pun, menghadiri event blogger itu juga menyenangkan, karena ada banyak ilmu dan ya ketemu teman sesama bloger disana. Maka bagi mereka pergi ke event itu sekaligus sebagai hiburan, bahkan me time.

Eh tapi karena dia punya anak, maka menghadiri event itu kadang bisa jadi dilema tersendiri.

Pengen hadir, tapi anak sama siapa?
Mau hadir, tapi boleh bawa anak ngga ya?
Mau hadir, kalau bawa anak, ntar mengganggu acara ngga ya?
Ngga hadir ajalah, tapi kan sayang acaranya kayaknya seru.
Ngga hadir ajalah, tapi lagi butuh keluar rumah nih, suntuk di rumah aja
Ngga hadir, tapi nanti kalau aku nolak, aku ga bakal diundang event lagi, kan sedih.
Ngga hadir, tapi gimana dengan eksistensi, gimanaaaa? eh
Masa gara-gara event anak ditinggal sih, bawa aja ah.
Kalau setiap event ga boleh bawa anak, kapan aku hadir di eventnya, anakku kan ngga ada yang jaga.
Kalau nunggu ada yang jaga anak, kapan ilmuku nambah?



edebre
edebre
edebre
Terusin sendiri



Nah lho, ternyata dibalik kehadiran bloger yang bawa anak ke event itu mungkin sebelumnya sudah ada perang batin terlebih dahulu.

Xixixi, ini saya cuma nebak-nebak lho, tauk bener atau ngga.

Iya, kemungkinan seorang blogger yang bawa anaknya ya karena alasan-alasan di atas. Ada orang-orang yang berpendapat bahwa jangan sampai kegiatan apapun untuk dirinya membuat ia harus meninggalkan anak. bisa jadi dulu dia adalah ibu bekerja yang kemudian resign, maka akan terjadi semacam monolog ke diri sendiri seperti ini

" Aku dulu memutuskan berhenti kerja biar deket anak, setelah di rumah aku jadi punya waktu ngeblog. Setelah aku seneng ngeblog , kok aku malah ninggalin anak untuk kegiatan ngeblog, jadi ngapaan aku berhenti kerja kalo begitu?"

Itu baru satu, yang lainnya ya kayak yang saya tulis di atas. Keinginan untuk bertemu teman, untuk mengupgrade diri, untuk me time, untuk keluar dari rutinitas, untuk cari duit, apalah, bisa apa saja.

( Baca : Ngeblog Itu yang kayak Gini Lho)

Maka membawa anak ke event jadi semacam hal yang lumrah bagi para blogger tersebut. Dengan alasan

" Kan udah nanya ke pembuat acara"
" Kan anakku yang penting anteng ngga ganggu orang"
" Kan gw ngga nyenggol hidup lu"
" Kamu ngga tau sih rasanya punya anak gimana"

Yang intinya adalah, membawa anak seharusnya tidak menjadi issue di kalangan blogger, bukan hal yang harus dipermasalahkan. Karena ibu dan anak harusnya ngga jadi masalah mau dimanapun berada bersama-sama. Kalau harus ninggalin anak mending jadi pekerja kantoran sekalian, ngapain jadi blogger.

Gitu terus loopnya muter. Makanya saya bilang rantai setan.

Benarkah demikian?

Biar ngga los fokus, saya bahas hanya tentang bloger yang datang ke event dan dibayar aja ya. kalau ngga dibayar ntar lain lagi ceritanya.

Kalau ditanyakan ke saya pribadi, membawa anak ke event blogger itu yay or nay, saya bakal jawab

Tergantung orangnya#Plak.

Bagos ya sis, jawabannya sangat idealis banget, cari aman aja, lol.

Ngga ding, saya bakal jawab NAY

Why?

Dalam hal ini, saya menyamakan membawa anak ke event itu sama dengan perkara membawa anak ke kantor. Menurut saya itu sama dan sebanding.

Karena walau bloger itu bukan pekerjaan resmi, dan yang namanya blog itu adalah jurnal yang ditulis secara personal, namun saat seorang bloger memutuskan untuk menerima job, atau mendapat uang dari blognya maka sepantasnya dia memposisikan dirinya saat menerima job or kerjaan itu sebagai kegiatan profesional.

( Baca : Tentang Profesionalisme Ibu bekerja )

Yang saya maksud profesional disini, berarti ada guideline yang jelas. Iya saat menulis di blog, kamu itu adalah personal, namun saat menerima job ya kamu jadi pekerja, karena kamu dibayar dan disitu ada kewajiban yang harus kamu lakukan atas sejumlah imbal jasa yang kamu terima.

Tapi kan blogger bayarannya ngga gede?

Siapa bilang. Yuk hitung.

Misal gaji pekerja pegawai biasa Rp 4 juta/bulan.
Berarti sehari = 4 juta/ 25 = Rp 160.000,- perhari.

Blogger dibayar berapa tiap datang event?

Wew saya ngga tau jawaban kalian apa. Tapi saya kira pasti di atas itu, dan pastinya acara ngga seharian kayak di kantor bukan?

Oke, mungkin ada alasan, kan blogger ngga digaji setiap hari beda dengan pegawai kantoran, but tetep kan yah dia dibayar, yang artinya dia bekerja

So, bisa yah kita bilang blogger yang nerima job untuk datang ke event dan dibayar, maka sama dengan sedang bekerja. Yang bayar brand, yang kerja dia  bersama bloger lain, para wartawan, dan awak media lain.

Clear.

Nah, karena blogger tidak hadir sendirian disana, sama dengan seorang karyawan tidak bekerja sendirian di kantor, maka kita sebagai pekerja tidak bisa seenaknya sendiri. Tidak bisa kita hanya berfikir, ah yang penting aku udah ijin sama bos, ah yang penting anakku anteng ngga ganggu orang, ah kalau anakku ngga dibawa trus anakku sama siapa di rumah.

Untuk jawabannya kembali, coba bayangkan kalau pertanyaan itu ditanyakan kepada ibu bekerja.

Ya sami mawon. Saat seorang bloger memutuskan untuk nerima job or menghadiri event dan dibayar, sebaiknya ia sudah memikirkan konsekuensinya. Ini konsekuensi yang bisa diprediksi ya, beda sama kondisi ibu bekerja yang tiba-tiba anaknya sakit atau tiba-tiba ARTnya pulang kampung ngga bilang-bilang .

( Baca : Dear Rekan Kerja, Maafkan Kami para Working Mom )

Kecuali untuk event yang memang mandatorynya membawa anak ya. Kayak event susu, or playground, or tema-tema parenting yang memang mengharuskan bawa anak, maka membawa anak jadi sesuatu yang wajar-wajar saja.

Ini memang harus bawa anak


Tapi jika bukan acara yang diperuntukkan untuk kehadiran anak, walaupun di undangan tidak tertulis " dilarang membawa anak" ataupun pihak penyelenggara sudah mengizinkan sebaiknya seorang bloger harus berfikir ulang untuk membawa anaknya ke acara.

Saya kasih tau alasanya.


  • Orang lain yang sedang bekerja, tentu ingin bekerja secara tenang (ingat sama dengan kerja di kantor)
  • Anak-anak memang menggemaskan, namun akui saja mereka itu kadang berisik, kadang lari-lari kesana kemari, kadang nangis, kadang guling-guling, kadang minta makan, minta dikawanin ke kamar mandi, mondar-mandir dan yang pasti mereka bosenan, kalau udah bosen biasanya cranky, nangis. Wah banyak deh. Yang tentu saja itu bisa menganggu orang lain yang saat itu sedang bekerja dan berusaha untuk melaksanakan pekerjaannya dengan sebaiknya.
  • Saat kita membawa anak ke tempat kerja, tentu kita ngga akan seratus persen konsen ke kerjaan. Semulti tasking multi taskingnya perempuan, tetep aja kalau ada anak di samping kita, pasti pikiran kita terbelah, ekor mata kita pasti ngikutin gerak-geriknya. Akibatnya apa yang disampaikan di acara ngga akan maksimal kita perhatikan or dengarkan (padahal kita dibayar untuk itu)
  • Mau ngga mau saat anak kita berisik, atau nangis, atau berbuat selayaknya anak-anak, kita jadi menuntut orang sekitar untuk mengerti. karena saat misal anak kita nangis trus orang sebelah bilang " Ssssst diem dek" kita pasti tersinggung. ya ngga sih?
Nah itu tuh alasan yang harus kita pikirkan. Jadi ngga semata soal diri kita pribadi, tapi ada hak orang lain juga disana dan tentu saja karena kita bekerja atas nama blog kita yang artinya blog kita itu diwakilkan oleh diri kita sendiri sebagai brandnya, ya kita juga harus menampilkan personal yang mencerminkan branding kita (halah belibet)

Kok susah sih?

Lha iya, siapa bilang bekerja itu gampang. 

Ngeblog itu ngga susah, boleh seenaknya kamu, semaunya kamu sesuai tujuan ngeblogmu, karena memang blog itu sifatnya personal. Namun saat kamu memutuskan memperoleh uang dari blog, menjadikan blog sebagai sumber penghasilan, ya bersikaplah profesional.


Saya ngga ngomongin soal urusan dapur ya. Iya dapur orang siapa yang tau. Mau kamu nerima rate berapapun untuk job yang kamu terima itu urusanmu, tapi saat melibatkan orang lain, itu jadi ngga hanya urusan diri kita sendiri.

Terus bagaimana? kalau penghasilan saya dari blog dan anak saya ngga ada yang jaga, saya harus gimana?

Mungkin bagi blogger yang memang penghasilannya dari ngeblog, hadir ke event dan meninggalkan anak menjadi sesuatu yang mustahil, karena ngga ada anak yang jaga. Nah saat seperti itu, mintalah bantuan pak suami. Kalau memang memungkinkan ajaklah suami ke tempat acara, minta bantuan suami untuk jaga anak, kalau bisa ya ngga usah masuk ke tempat acara juga, karena alasan dia atas tadi. Tapi tentu kamu harus pastikan bayarannya sebanding dengan pengeluaranmu.



Kalau ngga bisa?

Ya ada baiknya, kamu pilih opsi untuk tidak menghadirinya. Toh job bisa dalam bentuk lain, ngga harus dari event.

Iya,ngga ada salahnya lho,menolak event kalau memang kondisi kita ga memungkinkan

Kalau kamu tetep kekeh mau bawa anak, anak-anak guwe kok, penyelenggara aja ngga melarang, sebodo teuing sama orang lain.

Ya ngga apa. It's up to you, but ya kamu juga ngga boleh marah kalau ada orang yang merasa terganggu.

Sama dengan membawa anak ke kantor or ke tempat kerja karena berbagai alasan, ya kita juga harus siap kalau ada yang komplain baik terang-terangan komplain ke kita atau komplain sambil bisik-bisik.

Saya pribadi sebagai ibu bekerja beberapa kali membawa anak saya ke tempat kerja, biasanya sih ke acara semacam outing kantor gitu yang acaranya cenderung santai. Tapi tetap anaknya ngga ikutan ke acara. Dia di kamar or main di hotel, sementara saya mengikuti acara kantor. Sehabis acara baru saya main sama anak.

Ni tara ikut ke kantor hari Sabtu pas saya lembur


Karena apa?

Karena memang kantor, or tempat kerja bukanlah tempat yang tepat untuk anak. Bahkan di sekolah yang notabene penuh dengan anak-anak, sangat jarang kan kita lihat ibu gurunya ngajar sambil bawa anak. Kalaupun ada , tentu ada yang akan merasa tidak nyaman. 

So, terserah kamunya mau menganggap pekerjaanmu or profesimu ini sebagai kerjaan ecek-ecek atau kerjaan yang harus disikapi secara profesional. Apapun itu kembalinya ntar ke diri sendiri kok.

But sekali lagi, ini murni pendapat pribadi saya dengan sudut pandang saya yang notabene sehari-hari sebagai ibu bekerja, punya dua anak, dan memiliki support system yang baik.

Makanya walau saya Nay untuk membawa anak ke event, tapi saya juga ngga ngejudge ibu-ibu yang bawa anak. Saya mengerti kemungkinan mereka punya pertimbangan sendiri.

Dan karena saya memang pilih-pilih banget untuk ikut event, jadi ya pengalaman soal berinteraksi dengan ibu-ibu blogger yang bawa anak ke event itu belum terlalu banyak.

Pernah sekali di acara susu yang notabene memang acara parenting, tapi formatnya seminar, banyak banget ibu yang bawa anak. padahal sudah disediakan playground di luar ruangan untuk anak. tapi ga ada yang mau naruh anaknya disitu, hampir semua bawa anaknya masuk ke ruangan. Saat itu saya kasihan dengan narasumbernya, karena dia ngga bisa ngomong, suaranya ketutup dengan suara tangisan dan teriakan anak-anak. MC nya sampai berkali-kali meminta agar anak-anak dibawa ke playground saja.

Saya yang duduknya agak di tengah, yah lumayan denger sayup-sayup, ngga tau gimana yang duduk di belakang.

Mungkin memang perlu dipikirkan bagaimana baiknya agar kedua pihak bisa terakomodir dengan baik tanpa pihak lain dirugikan

Membawa anak ke event bukan hal yang memalukan, percayalah itu sama juga dengan membawa anak ke kantor juga bukan hal yang memalukan. Tapi kita harus ingat bahwa dalam hal bekerja, ada guideline yang harus kita ikuti. Karena kita kerja ngga sendirian, ada orang lain juga yang berhak melakukan pekerjaannya dengan baik.

Namun, penting diingat juga, bahwa kondisi tiap orang berbeda, jadi ngga bisa juga kita sembarangan menjudge orang. yah kembalilah ke pilihan masing-masing.

#sungkemdulusamaemakemak





Custom Post Signature