Alumni Hati

Thursday, October 1, 2015
Setelah bertahun-tahun menghilang dari dunia per-SMA-an , akhirnya seminggu yang lalu saya bersedia juga dicemplungin ke group WA SMA #eeeeaaaaa.

Yup, dalam hal dunia per-renuian saya memang termasuk golongan orang-orang cemen, haish. Dari dulu agak gimana gitu kalau diajak reuni. Eh iyalah, group WA SMA atau kuliah itu kan termasuk kategori reuni yah. Berkali-kali diminta temen gabung, gw ogah, ngga mau, yang tahu no hape dan sosmed saya pun cuma segelintir teman dekat saja, dan itupun teman cewek. 

Kenapa?

Ngga tahu, cuma memang rada males aja. Malas melihat masa lalu, hahahaha. takut gagal move on. Karena sadar diri saya type orang yang susah melupakan kenangan. Dan sialnya masa-masa SMA itu jejak-jejak asmaranya buanyak banget, jadi  demi kebaikan semua umat, begitu menikah, saya putuskan semua contact dari masa lalu. Hahaha kayak yang dicariin aja neng. Kayaknya emang yang nyari bukan orangnya tapi pasangan si someone. Soale jamannya friendster dulu, masih bisa dilihat siapa saja yang kepoin profil kita, daaaaan eng ing eng, yang ngubek-ngubek friendster saya malah istri-istri ato pacarnya blio-blio di masa lalu.

Saya sendiri juga ngga berusaha nyari-nyari blio blio itu, kecuali beberapa orang spesial, sempetlah kulik-kulik google, ngetikin namanya pengen tahu aja kabarnya gimana. Udah tahu, ya udah, ngga niat juga buat add Fb nya atau twitter, atau apapun lah. Just want to know ajah.



Gitu gabung di group WA, whoaaaaa bener aja,segala nostalgila kembali berhamburan. Apalagilah ya ngga jauh-jauh dari ngomongiiiin............... MANTAN, bip...bip...bip alert.... alert. 

'Eh inget ngga dulu kan kamu sama si anu punya cerita bla... bla  bla..."
"Yang mana?"
"Yang waktu itu"
"Ah masa sih...."

" Jadi sebenarnya, yang waktu kelas sekian itu ceritanya gimana, kok bisa jadi begitu"
" Wah ternyata gitu tooh"

Ngomongin mantan sama sohib... ah biasa
Ngomongin mantan sama temen kerja, ah keciiiill...
Ngomongin mantan, dimana dia juga ada disitu. Matilah kau....# ini ngetiknya sambil senyum-senyum.

Kalau kata orang kan, mantan itu alumni hati, maka suatu saat bisa jadi reuni kembali, uhuk. Tapi bagi saya, rumus itu ngga berlakulah. Ngapain juga, dulu aja ngga nyari-nyari kok, masa gitu ketemu harus reuni hati lagi.

Trus, dari percakapan panjang kali lebar di group kemarin, sampai akhirnya tiba-tiba tercetus pertanyaan,

" Jadi Win, masih punya hati nih sama si anu, masih ada buku yang belum ditutup?"



" Ngga lah, Dia itu the one that got away". 

What,?? entah napa tiba-tiba keluar kalimat itu. Spontan aja, kayaknya karena pernah baca postingan siapa gitu tentang the one that got away, abis itu langsung cari di you tube , lagunya si eneng Katty Perry. Selama ini sih ngga pernah terlalu menghayati lagu itu. ternyata lihat videonya, eeeea dalem banget cuy. Padahal kemarin maksud bilang gitu ngga ada relasinya dengan isi video. Maksudnya sih, mau bilang bahwa dia seseorang yang udah kubiarkan pergi dari hatiku, kok keluarnya malah kalimat itu #uhuklagi.



Sebenarnya kalau mau jujur, ngga bisa dipungkiri juga sih, kadang ada saat-saat tiba-tiba keinget seseorang dari masa putih abu-abu itu.  Eh ternyata ga saya sendiri yang punya pikiran seperti itu. Terbukti, saat dilempar tanya, beberapa teman di group ngomongin, " Gimana kalau dulu....."

Gimana kalau dulu ngga putus
Gimana kalau dulu ngga membiarkannya pergi

Aaah. kalau udah gitu, trus dipasangin sama lagunya Katty Perry tadi, yakin deh lo, pada mewek. Apalagi kalau, ternyata sebab musabab proses menjadi mantan itu diluar kendali kita. Kayak yang ngga disetujui ortu lah, kayak yang cuma salah paham, atau malah karena berbeda prinsip. Kalau karena orang ketiga sih, go to the hell ajah, ngga usah dipikirin.

Gimana kalau....

Tapi yah gitu, hidup tidak seperti bermain games kata teman saya. Dimana saat kita failed, kita bisa restart dan ulang lagi, bisa undo sesuka hati. 

Like me, bertahun-tahun memendam sakit hati. Iya boook, dakuh sakit hati, sama si blio, dulu putus tanpa penjelasan, sampai bikin saya yang ilfil gitu sama cowok ( ngga mungkiiiiiin, ahahaha). Ngga sih, ngga sampe bikin saya ngejomblo juga gara-gara dia, tapi sempat bikin saya kehilangan respek sama para pria, makanya pas kuliah tak satupun teman kuliah yang menarik di mata saya, . Sempet juga bikin saya berkhayal, kalau suatu saat ketemu blio saya bakal tampolin tuh orang muka belakang, atas bawah. Sangkinkan marahnya. Kalau bisa sambil ngeluarin segala sumpah serapah. But, kemudian saya mikir, untuk apa?.

Emangnya dengan saya marah, bisa balik lagi ke masa lalu. Lagian kalau punya mesin waktu kayak yang dibilang si eneng Katty, saya juga ngga mau. Untuk apa ?, saya juga ngga merasa dia the one nya saya. Hanya saja yaitu, ternyata rasa penasaran itu memang sungguh berbahaya. Penasaran, kenapa begini, kenapa begitu. 

Yup, rasa penasaranlah yang bisa membuat pasangan-pasangan di dunia ini tercerai berai. Makanya ngga jarang kan dengar cerita gara-gara reuni, ada yang CLBK. ya karena rasa penasaran itu. Kembali lagi, gara-gara pertanyaan " gimana kalau......"

Padahal yang namanya kenangan itu bisa indah karena memang adanya cuma di memory kita, tidak berubah wujud jadi kenyataan. Makanya juga pernikahan terkadang tak seromantis yang diceritakan di film-film. Karena film itu banyakan imajinasinya, sementara pernikahan yang kita jalani itu dunia nyata. ya ngga sesuai cuuuuy. Ngga heran, banyak orang yang mencari imaji nya di luaran, padahal belum tahu aja dia, begitu imajinasinya berubah nyata, ya sami mawon, tetap ngga bakal seindah lagu-lagu atau film-film cinta itu.

Itu pernah lho kejadian sama saya. Jadi dulu banget pas jaman SMA, ada gitu yang naksir saya  cTapi ngga saya tanggepin, sampai tamat SMA, kami masih contact-contact-an tapi hanya sebatas nanya kabar, gimana, dimana, basa-basi para remaja lah. Bertahun-tahun begitu. Saya tahu dia masih menyimpan rasa, dan dia tahu saya masih sibuk dengan si anu. Begitu tahu saya putus, dia pun memberanikan diri mendekati saya lagi. Padahal udah berlalu hampir 5 tahunan lho. Dan karena saya merasa dia sudah seperti sahabat ya sudah kami jadian. Apa yang terjadi? Hanya sebulan saja, lalu kami sama-sama sepakat untuk mengakhiri hubungan. 

Kenapa?

Karena ternyata semua tidak seperti yang kami bayangkan. Yang dia bayangkan atau yang saya inginkan. Karena semuanya hanya pelampiasan rasa penasaran. Karena semuanya hanya mau tahu jawaban atas pertanyaan  "Gimana kalau...."

Saran saya sih, kalau ada orang-orang dari masa lalu kembali, trus dia minta menjalin hubungin, lupakan. Trust me, lupakan saja. Kecuali emang lo dah cinta mati banget. Inget aja tuh kayak serial Friends, Ross yang penasaran abis sama Rachel sejak jaman sekolahan, ketemu bertahun-tahun kemudian, akhirnya jadian, malah berantem terus, malah saling menyakiti. Eh itu kan cuma film yah. Iya sih, tapi memang kenyataannya banyak yang seperti itu. Karena kita berubah, karena dia berubah, karena yang dulu kita anggap indah, keren, baik, bagus, belum tentu saat ini pas untuk kita.

Balik lagi ke soal reunian.

Trus apa sebaiknya ngga usah datang aja kalau ada reuni. Apa sebaiknya leave aja dari grup yang beranggotakan orang-orang dari masa lalu.

Kayaknya sih ngga gitu juga. Jalani aja. Kalau saya pribadi mah saat ini ngga khawatir dengan yang namanya potensi CLBK gara-gara reunian, gara-gara group WA. Soale, jujur aja ya bagi saya pasangan saat ini itu udah so perfect to me . Ngga adalah yang bisa dibandingkan dengannya, dan saya juga ngga pernah banding-bandingin suami dengan someone dari masa lalu. Gimana ngga ? Suami saya tuh orangnya benar-benar yang sebagai balancing bagi saya yang meledak-ledak, penenang sifat saya yang grasa grusu. blio juga pendengar yang baik untuk istrinya yang super duper cerewet ini. Plus, bisa memenuhi melebihi apa yang saya butuhkan hahahaha #ini penting ditulis. Dan yang pasti, dia dipilih oleh hati saya bukan karena gejolak romansa yang meletup-letup, tapi dari hasil curhat sama sang Pencipta, dipertemukan di saat yang paling tepat di waktu terbaik dalam hidup saya Coba..... mana ada yang bisa ngalahin.



So, untuk yang memiliki alumni hati, biarkanlah tetap jadi alumni. Ngga usah didengarkan rasa-rasa penasaran di dalam diri. Ngga usah dilawan tapi jangan diikuti. Ingat yah, nostalgia itu bukan untuk mengenang-ngenang yang telah berlalu, tapi untuk menyadari bahwa sutradara kehidupan tidak pernah salah.

Walau akan selalu ada terbersit tanya, gimana kalau , ah itu cuma godaan syaitooni rojiim kok. Bagaimanapun seseorang dari masa lalu itu tidak akan mungkin hilang dari kepingan puzzle-puzzle lukisan hidupmu, ucapkan terima kasih saja, karena tanpa mereka , pigura berisi kepingan puzzlemu bakal bolong-bolong. Daripada mellow yellow, dengerin aja lagu  Rain feat Endang Soekamti ini " Terlatih Patah Hati", 

Para mantaaaaan, mana suaranyaaaaa,,, #eeeea

Aku sudah mulai lupaSaat pertama rasakan laraOleh harapan yang pupusHingga hati cedera serius

Terima kasih kalianBarisan para mantanDan semua yang pergiTanpa sempat aku milikiTak satupun yang aku sesaliHanya membuatku semakin terlatih

Begini rasanya terlatih patah hatiHadapi getirnya terlatih disakitiBertepuk sebelah tangan (sudah biasa)Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)Penuh luka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi





NB: Tara, kalau kamu baca tulisan bunda ini, saran bunda cuma satu, JANGAN PACARAN . Ikuti jejak papamu, biar kamu ngga perlu buang-buang space di hatimu untuk sesuatu yang tidak pasti. 

Untuk para alumni hati, jangan serius kali bacanya. Kisah di atas hanya fiktif belakaaa kok, ahahahaha.



Jelajah Fauna Dunia di Gallery Rahmat Shah Medan

Wednesday, September 23, 2015

UUU yeaaah, yang namanya pepatah rumput tetangga lebih hijau itu kayaknya berlaku sama saya. Bertahun-tahun tinggal di Medan, objek-objek wisata di Medan yang yahud-yahud dan terkenal seantereo negeri malah belum saya kunjungi. Malah sibuk, nyari-nyari destinasi wisata ke pulau Jawa, ke Bali, ke Lombok.

FYI aja, saya belum pernah lho masuk ke mesjid raya Medan yang sudah menjadi ikon kota Medan itu, aaiiiih parah gilak. Kalau Istana Maimoon sih udah, itu pun dulu banget saat masih kecil, dibawa bapak saya. Rumah Tjong Afie aja baru saya kunjungi beberapa bulan lalu. ( Baca: Menjelajah Masa Lalu di RUmah Tjong A Fie ). Orang Medan macam apah dirimuuuu.

Nutrisi dan Stimulasi Tepat Untuk Lindungi Eksplorasi si Kecil

Monday, September 21, 2015
Menjadi orangtua itu memang tidak mudah. Apalagi menjadi seorang ibu. Sudahlah mengandung selama 9 bulan, mules-mules  menjelang melahirkan, melewati sakit ribuan decibel untuk melihat si malaikat mungil sampai akhirnya menjadi penentu tumbuh kembang si anak.

Udah tahu sulit gitu, tapi tetap aja ya kita-kita mau bersusah payah melaluinya. Saya sih disuruh menukar seluruh isi dunia dengan kesempatan menjadi orangtua , ya tetap pilih jadi ortu laaah. Soalnya jadi orangtua itu membuat kita terus menerus harus belajar.

Belajarnya dimana?

Itulah dia, sayangnya tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua.

Mommy Shower

Tuesday, September 15, 2015
gambar dari sini




Lihat timelinne facebook, berseliweran kabar emak-emak yang baru lahiran, alhamdulillah ya senang banget melihatnya. Trus deg-degan bayangin giliran saya ntar. Masih teringat bagaimana proses lahiran anak pertama dulu. Less drama karena ngga pake kontraksi di rumah yang bikin panik. Malah tenang-tenang menyerahkan diri ke rumah sakit, sempet baca-baca novel lagi sampai akhirnya neng Tara brojol.

Pilah Pilih Powerbank

Saturday, September 12, 2015
[SP] Tips Memilih Power Bank

Yang paling menyebalkan dari memiliki smartphone itu ialah , lagi hot-hotmya browsing, klak klik sosial media, lagi live tweet acara eh tiba-tiba tuuut... tut... trus di layar hape muncul tulisan " baterai anda tinggal 5 %" (xixixi tulisan tepatnya apa yah), buru-buru cari colokan ternyata ga adaaa, kalaupun ada jauuuuh dan udah penuh dipakai orang , disitu saya merasa hampa. Duh langsung bete.


Waktu saya jadi account officer lebih parah lagi. Karena punya smartphone jadi pede aja kemana-mana ngga bawa kamera. Mau ots (on the spot) ke debitur pun senjatanya cuma hape. Padahal kan kalau mau prospek calon debitur, atau mau nilai agunan kredit, atau nilai usahanya, wajib dilengkapi dengan foto-foto sebagai bukti dan sebagai dokumentasi kredit. Ealah..... udah jauh-jauh datangi rumah si debitur, tahu-tahu hape lowbat.  Mau nyolokin charger, mimpi kali yeee..... wong usaha debiturnya perkebunan sawit, manalah ada colokan listrik di tengah kebun. Akhirnya saya cuma wawancaa doang, tanpa foto dan minggu depannya balik maning, cuma untuk foto lagi hiks, sialnya dirikuh. Gitu kalau belum berpengalaman.

Emang ngga punya powerbank apa?

Ya punya, tapi nasibnya sama saja. Giliran dibutuhkan biasanya dia ikutan low juga. Ngga tau yah apa mungkin karena saya salah beli, hehehe soale pas beli powerbank yang dilihat cuma bentuknya sih. Kirain makin gede makin besar kapasitasnya. Dan saya kira juga makin berat makin bagus, aiih. salah besar ya.

Eh kebetulan beberapa waktu lalu saya dikirimin powerbank ASUS. Melihat ukurannya sih saya langsung under estimate gitu, alaaah palingan dicolokin sebentar juga lowbat juga. Soale ukurannya itu lebih kecil dari powerbank-powerbank yang pernah saya miliki. Apalagi bobotnya juga ringan, makin tidak yakinlah diriku. Makanya saya kasihkan saja sama suami. Saya tetap pakai powerbank yang lama.

Powerbank yang saya punya. Dari ukuran gede sampe mini ^_^


Hanya saja beberapa hari ke depannya , agak sedikit heran, kok suami batere hapenya awet terus yah, sementara saya rempong book. Tiap malam harus ngecharge hape. Abis hapenya penuh, ganti ngecharge powerbanknya. Sementara suami saya asik mainin hapenya yang terpasang powerbank ASUS yang saya kasih ituuuu.  Isenglah saya nanya

" Emang awet ya mas"

" Iya dek, bagus nih , kapasitasnya gede. Mas charge kemarin malam, tadi mas pakai di kantor, eh ini juga masih nyala". 

Waah langsung takjub. Maklum lah saya sih ngga ngerti-ngerti banget soal gadget. 

" Soalnya ini dayanya sampai 10050 mAh, beda jauh sama powerbank adek yang gede itu cuma 7500 mAh "





OOo pantesan aja lebih awet . Buru-buru saya minta tukaran , hahaha , dasar ye istri ngga mau kalah.

Trus setelah saya pikir-pikir powerbank ini cocok banget untuk saya. Soalnya ASUS Zenpower ini kan ukurannya cuma sebesar kartu kredit dan ngga berat, jadi bisa masuk ke dalam dompet saya. 

Asus Zen Power, Kecil dan ringan banget
Pas saya lihat di websitenya ASUS, malah mupeng sama warna-warninya. Lucu-lucu boook, ada pink, biru, gold. Cocok banget untuk gaya-gayaan. Apalagi ternyata harganya ngga nyampe 300 ribu perak. Cocok di mata cocok di kantong namanya





ekarang sih, mau ke debitur, mau jalan-jalan sama Tara, ngga pernah takut hape lowbat dan ngga bisa foto-foto. Mau meeting di kantor pun pede aja cuma bawa smartphone, kan semua data udah ada di google drive saya, asal hape nyala, ngga ada masalah lah yaauuu.

Ngga ada lagi deh cerita hape lowbat, kerjaan terganggu, mati gaya dan tas berat kebanyakan printilan.

Nah saya punya tips nih pilah pilih powerbank

  1. Ngga ada hubungannya ya antara besar powerbank dengan kapasitasnya.
  2. Kapasitas itu tertulisnya dalam bentuk mAh. semakin besar semakin baik. Xixixi saya juga baru tahu ini.
  3. Charge powerbank sama kayak perlakuan terhadap hape, jangan kelamaan, jangan ditinggal tidur. Cukup 1-2 jam saja. 
  4. Tanda udah penuh, lihat titik warna di powrbank. Misalnya ada 4 titik, kalau empat-empatnya udah berwarna biru berarti sudah penuh, segera cabut chargenya.
  5. Biar awet, jangan dikasih pinjem temen, suruh dia beli sendiri.
  6. Dan terakhir, jangan sampai lupa masukin ke dompet, karena percuma juga punya powerbank yahud kalau ditinggal di rumah.
Sekian, dan terima endorse :)

#sponsored post



Outfit Of The Day

Friday, September 11, 2015
Kalau udah hari Jum'at bawaannya pengen santaaaaai aja, soale besoknya weekend. jadi mari kita bahas yang ringan-ringan.

Gara-gara kemarin baru dibeliin si papa hape baru #uhuk, jadi masih kemaruk buat futu-futu dan selfie sukaesih. Tapi..... ngga tau mau diposting dimanah itu foto-foto keceh aku. Ntar dianggap spammer lagi kebanyakan narsis. Kalau di blog boleh ya... boleh ya..... blog sendiri ini.

Jadi, belakangan saya suka upload di IG @winditeguh iyaaa sekalian promosi, follow IG ku kakaaaaa dengan hastag OOT,, yes Outfit Of The Day. Seringnya sih Foto Tara, soale Tara itu lagi centil-centilnya, suka banget minta dipakein baju ala Princess, Tara nyebutnya baju Sophia, itu lho baju kembang-kembang terusan gitu. Abis dipakein pasti langsung bergaya minta di foto.

Gara-gara anaknya kecentilan, emaknya pun ngga mau kalah hahaha, pengen jugalah punya hastag #ootd gitu. Tapi apalah daya seringnya pak suami ogah motoin saya.katanya saya sok kecentilan, Iiih padahal kan foto-foto obat stress yah. 

Saya itu paling suka pakai baju terusan ala-ala gaun gitu,, soale lebih nyaman dan lebih pas jatuhnya di badan . Saya punya masalah bagian pinggang yang ramping tapi pinggulnya yang agak gede xixix, jadi kalau misalnya beli celana panjang, pasti pas ngeliat saya SPGnya ngirain ukuran saya 27-28 gitu # cieeee, ngga taunya ahahaha auk ah malu bilangnya.

Makanya saya ngga suka pakai celana, disamping susah nyarinya juga ngga enak aja, berasa ada yang nyangkut, kalau pakai terusan adeeeem.

Yo Wis mari kita pamer OOTD ala emaknya Tara. 



Kadang-kadang suka juga pakai terusan yang pakai dalaman. Tapi ngga sering sih soalnya ribet. Lebih suka pakai yang terusan langsung kayak gini.







Ini agak burem yah cahayanya, soale memang fotonya di tempat temaram, Iyaaa itu di toilet hahaha. Sempet-sepetnya di toilet pakai futu-futu. Sekarang mau lebih syar'i dalam berpakaian, tapi koleksi khimarnya belum banyak, masih nyicil belinya.Yang mau ngasih ngga nolak lho ;).

Nah itu outfit sehari-hari kalau jalan-jalan santai sama Tara dan papanya. 

Kalau undangan, teteeep saya lebih suka pakai gaun, ngga terlalu suka pakai kebaya yang model potongan soalnya saiuah sudah genduuuuut jadi suka nyesek kalau pakai rok hahaha.

Ini beberapa contoh kalau saya undangan. Ngga sering banget sih undangan, jadi ya ngga pelu juga punya baju undangan segambreng. Sebenarnya kalau undangan pengen gitu matching sama tara dan papanya. Tapiiiii pak suami kan ngga suka beli baju, jadi baju ya itu-itu aja xixixi. Ketauan istrinya yang ngabisin duit. Maknya kadang suka ngga match gitu warnanya. Tapi ga apalah ya, yang penting ngga sampai tabrak lari. Kalau sama tara diusahain matching soale lebih gampang.


Ini bajunya beli Online lho, lumayan bagus kan padahal harganya murceee :)

Ini juga Beli Online, ukurannya pas banget sama saya





Gimana....... lumayan oke kan bundanya Tara ini walau lagi hamil bukan berarti penampilan jadi kucel ya mak.

EH iya gara -gara lagi belajar berpakaian lebih sopan dan menutup aurat, saya jadi sadar ternyata semakin sederhana potongan dan model pakaian serta jilbab, bawaan hidup itu jadi lebih nyaman dan enteng yah. gga ribet puntir-puntir jilbab, Pakai baju sret-sret, pakai jilbab, masukin di kepala sematin peniti, udah selesai. Jadi kalau mau pergi-pergi , pak suami juga ngga nunggu lama-lama.

Oiya, bagi yang suka terusan dan pakai gaun kayak saya ini, saya punya tips nih bagaimana milih pakaian yang oke :

1. Modelnya

Kalau beli pakaian jadi, jangan pilih yang modelnya ngembang kayak rok payung , soale bikin kita tambah gendut. Itu tuh yang kayak banyak dijual online yang biasanya kainnya katun jepang. Kenapa? karena dia pakai karet di pinggang, trus model bawahannya ala princess. Kalau yang badannya memang lurus dan langsing dari atas sampe bawah sih cocok-cocok aja, tapi kalau yang punya pinggul gede mending ngga usah deh

Beli yang modelnya lurus saja atau A line. karena jatuhnya lebih bagus, apalagi kalau dipadukan sama khimar, lebih adem dan lebih enak lihatnya.

2. Motif dan Warna

Kalau saya lebih suka beli terusan polos dengan warna-warna netral, hitam, coklat, krem,abu, bitu dongker. SOalnya lebih gampang padu padannya. Kalaupun mau yang bermotif, pilih yang motifnya kecil-kecil. Kalau mau pilih motif yang gede kayak buga gitu, pilih yang tidak terlalu rame.

3. Bahan

Tergantung selera sih ya, tapi kalau saya menghindari bahan jersey, soalnya dia menempel di badan dan kalau keringetan agak ngga enak baunya. Kalaupun suka bahan jersey beli yang bagusan sekalian, kayak yang dijual oki setiana. Kalau harganya dibawah Rp 150 ribu biasanya bahannya masih tipis banget. 

Kalau suka katun, pilih yang katun Jepang, tapi yang asli atau yang KW I lah . Kebanyakan yang dijual online tuh katun jepang abal-abal, ngga adem dipakai dan agak keras. 

Paling adem sih pakai bahan kaos, yang merk lumama tuh bagus ( cari di IG pakai hesteg #lumama). Ukurannya pas dan jatuh di badan.


4. Jilbab

Belilah jilbab dengan warna hitam,coklat muda/krem,abu-abu,merah. Kalau udah punya empat warna ini, mau punya pakaian warna  apapun masih bisa dimatchingin.Jilbabnya pilih yang agak panjang yah minimal menutupi dada dan bokong, biar nyaman kalau bergerak.

4. Baju Pesta

Ke undangan susah pakai pakaian syar'i? 
Ngga tuh, itu baju saya yang biru masih tetap kece kan. Biar tetap agak beda sama pakaian sehari-hari, motif, brokat, atau payet yang mau dipasang letakin di bagian bawah pinggang, soalnya kalau di atas kan ketutup jilbab. Supaya lebih cantik, pilih bahan dan warna yang agak glamour, kayak warna gold, silver, atau bahan brokat dan satin.

Pokoknya ngga harus norak kok kalau undangan, pakai baju sederhana tapi dikasih detail dikit aja kita bisa tetap cantik.

Terakhir , kata suami, jangan suka numpuk-numpuk pakaian di lemari yaaaah. Beli baju secukupya saja. Kalau mau beli baju baru, jangan lupa baju lama disumbangin ke orang, biar ngga perlu beli lemari lagi. 

Nah , semoga bermanfaat yah tipsnya, 

Betewe kalau kalian paling suka model baju saya yang mana nih ? 


Tentang Zodiak

Wednesday, September 9, 2015
Jum'at lalu akhirnya ketahuan juga jenis kelamin si dede. 

Sebenarnya dari bulan lalu saya sudah menduga dokternya itu sudah tahu jenis kelaminnya. Tapi disuruh nunggu sampai bulan ini. Tadi pun pas USG si dokter tetap ngga mau bilang , nyuruh saya nunggu bulan depan lagi. Duuuh langsung curiga ane. Makanya saya bilang aja, supaya dokter bilang, apapun hasilnya no problema.

Diskriminasi Bangsa Sendiri

Tuesday, September 8, 2015
Desclaimer : Postingan ini tidak bermaksud Sara, hanya curhat semata.


Lagi iseng BW , baca tentang Diskriminasi terhadap bangsa sendiri disini. Ih jadi pengen cerita juga. Judulnya ga saya ubah, Iyaaa saya ngga kreatif hahah.

Kalian pernah ngga sih mengalami yang namanya deskriminasi? Tapi bukan oleh orang luar atau orang lain tapi oleh bangsa sendiri. 


Kalau yang tinggal di Medan udah kenyanglah sama perlakuan model begini. FYI aja yah , di kota Medan itu penduduknya terdiri dari berbagai macam suku. Mulai dari Jawa, Melayu, Batak, Karo, Arab, India, sampai warga Tionghoa. Jadi salah banget yah kalau bilang orang Medan mayoritas suku batak. Ngga lho, kalau di daerah Tapanuli, Toba atau tanah Karo iya mayoritas , tapi kalau di kota Medan nya sih udah berbaur semua.

Nah , sialnya yah di Medan itu, penguasa ekonominya mayoritas adalah warga Tionghoa. Sebagian besar para pedagang skala besar adalah mereka. Mulai dari pedagang elektronik, otomotif, gadget, waaah hampir semualah. Coba aja ke Jalan Asia, jalan Sutomo, Jalan Pemuda, semuaaalllah toko-tokonya milik orang Tionghoa. Makanya berbeda dengan di Jawa, Jakarta, Bandung yang mana warga Tionghoanya gape berbahasa daerah setempat, China Medan wah boro-boro, yang ada malah kita yang orang pribumi yang harus belajar bahasa Tionghoa kalau mau melebur bersama. Aneh kan yah. Itulah sankin berkuasanya mereka disini.

Nah ngomongin diskriminasi, itu yang bikin saya sebal. Kadang perlakuan para pelayan toko yang notabene orang pribumi suka sekali membeda-bedakan antar pembeli orang Indonesia asli dengan orang keturunan. Kalau sama orang Tionghoa pasti perlakuannya manis banget, eh giliran kita yang belanja kadang diterge pun ngga. Ngga hanya belanja, kalau sedang bertransaksi di bank aja, customer service suka beda-bedain. Ngga semua sih yah tapi kebanyakn seperti itu. Pokoknya tinggal di Medan itu,, kalau masalah kayak gini, bikin empet deh.

Tapi kalau mau jujur sih ya, ini bukan salah mereka sepenuhnya. Namanya manusia pasti senanglah diperlakukan istimewa. Tapi yang bikin annoying itu ya, orang pribuminya sendiri yang suka beda-bedain orang.

Saya pikir cuma di Medan aja yang seperti itu, ternyata ngga lho. Rata-rata orang Indonesia ya kayak gitu itu. Suka berlaku diskriminatif terhadap bangsa sendiri. Mungkin karena merasa inferior yah . Padahal kita lho yang punya negeri ini. Bukan kita yang numpang

Ada suatu kejadian yang saya inget banget.

Jadi ceritanya pas saya honeymoon di Bali. Saya sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya, biar dapat tiket promo. Semua berjalan lancar saja, sampai tiba saatnya pulang. 

Dan bencana pun datang saat saya check-in.

Begitu saya serahkan print out tiket dan kode booking ke petugas check-in, dengan heran si petugas memandangi saya.

“ Bu, penerbangan ini tidak ada di jadwal kami, sudah dibatalkan”

APAAA, saya kaget bukan kepalang, namun masih tetap bisa tenang.

“ Ngga ada gimana maksudnya mas, itu saya pesan online udah jauh-jauh hari lo”
“ Iya bu,namun beberapa minggu lalu kami telah memberitahukan kepada seluruh penumpang tentang perubahan jadwal yang kami lakukan “

Haduh, makin spanning saya mendengarnya.

“ Ibu silahkan ke bagian ticketing disana untuk memastikannya” kata si petugas sambil menunjuk kantor perwakilan maskapai tersebut.

Bergegas saya menuju ke tempat yang ditunjuk.

Di kantor maskapai berinisial M itu,petugas menegaskan kembali bahwa jadwal penerbangan yang tertera di tiket saya itu sudah dibatalkan. Oh my God, bukan dicancel atau di delay tapi DIBATALKAN, yang artinya kami tidak bisa terbang ke jogja hari itu. Padahal saya sudah pesan tiket lanjutan Jogja-Jakarta untuk keesokan harinya. Ya kami memang hanya merencanakan sehari saja di Jogja karena hari cuti yang terbatas.Itu artinya lagi kalau kami tidak bisa sampai di Jogja hari ini,berarti tiket lanjutan kami bakal hangus juga,Pun tiket Jakarta-Medan berikutnya. Wooow panik tingkat brahmana.

Sambil berfikir saya tetap mendengarkan penjelasan si petugas.

“Jadi bu,kami akan mengembalikan uang tiket ibu 100 %” katanya sambil menyerahkan tujuh lembar uang seratus ribuan.

Tentu saja saya tidak terima

“ Maaf ya mas kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya”
“Ada bu,semua penumpang telah kami beritahu melalui SMS”
“Tapi saya tidak mendapat SMS nya” saya mulai emosi.

Capek berdebat dengan si petugas, akhirnya saya minta dipertemukan dengan kepala perwakilan maskapai tersebut. Awalnya mereka tidak mau, dengan alasan si manajer sedang tidak berada di tempat. Namun karena saya ngotot ( sampai adu urat syaraf) kira-kira 2 jam kemudian datanglah si Manajer. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang.

Lagi-lagi penjelasan si manager sama, mereka hanya mau mengganti tiket saya dengan uang tunai 100 persen dan saya dipersilahkan untuk membeli tiket di maskapai lain secepatnya karena hanya tinggal dua penerbangan lagi ke Jogja untuk hari itu.

“ Saya ngga mau uang, saya mau diganti tiket, jadi kalian saja yang beli tiketnya, karena kesalahan bukan pada saya” ujar saya bersikeras

Si Manajer tetep ngotot bahwa semua penumpang telah diberitahu. Duuuh rasanya saya sudah pengen mengobrak-abrik itu kantor. Saya minta ditunjukkan bukti bahwa mereka sudah mengirim pemberitahuan ke saya. Saya juga minta disambungkan ke kantor pusat maskapai tersebut di Jakarta.

Saat itulah, setelah dilakukan pengecekan ke system mereka, terbukti bahwa hanya saya penumpang yang tidak diSMS untuk pemberitahuan pembatalan penerbangan. Namun demikian mereka tetap tidak mau mengganti tiket saya. Waktu semakin berjalan, jam menunjukkan pukul 5 sore, satu pesawat telah tinggal landas menuju Jogja, berarti tinggal satu penerbangan lagi.

“ Bu, percuma ibu berdebat dengan saya, nanti ibu juga yang rugi, karena kalau ibu tidak segera membeli tiket, ibu tidak bisa ke Jogja hari ini”

Sebenarnya dalam hati saya mulai ragu, terfikir untuk mengalah saja. Penerbangan yang tersisa tinggal satu itupun hanya tersisa dua kursi di kelas bisnis. Yang memberatkan saya tentu saja harga tiket yang akan diganti oleh si maskapai M tidak sebanding dengan tiket yang akan saya beli, karena dulu saya belinya saat promo, bahkan pengembalian dua tiket pun tak bisa membeli satu tiket di maskapai GI.

Tak terasa air mata saya menitik membayangkan tiket-tiket berikutnya yang bakal hangus juga. Apalagi tujuan kami ke Jogja untuk menemui orangtua suami yang tidak dapat menghadiri pernikahan kami karena factor usia dan kesehatan. Saya tahu kalau saya bersikap lemah, saya akan kalah. Padahal sekali lagi bukan saya yang melakukan kesalahan. Maka saya pun mulai mengeluarkan sisi keras diri saya.

“ Kalau kalian tidak menerbangkan kami ke Jogja malam ini saya akan kirim surat pembaca ke Kompas” ancam saya

“ Silahkan saja bu” jawab si manajer yang membuat amarah saya makin naik ke ubun-ubun.

Si manajer tidak bergeming. Ia tetap bersikeras dengan pedoman perusahaan tentang peraturan penggantian tiket.

Waktu semakin berjalan. Jam menunjukkan pukul 6 sore, hanya tersisa satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Jogja untuk hari itu. Kalau saya tidak segera membeli tiket maka pupuslah sudah. Artinya saya tidak akan ke Jogja hari itu dan tiket Jogja-Jakarta-Medan hari berikutnya juga akan hangus.

Setengah putus asa,sedih,kecewa bercampur amarah saya pun berkata dengan ketus

" Kalian memperlakukan saya seperti ini karena saya orang pribumi, coba kalau kejadian ini terjadi pada bule-bule itu, saya yakin 100 % perlakuan kalian akan sangat berbeda. Saya yakin kalian akan langsung mengganti tiketnya dengan penerbangan lain. Tapi sayang, bagi kalian bangsa sendiri itu tidak ada harganya. ".

Setelah berkata demikian, saya segera berdiri bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba si manajer menyuruh saya duduk kembali. ENtah apa yang dikatakannya kepada pegawainya yang pasti tak lama kemudian, dua lembar tiket sudah ada di tangan saya, tertera disana nomor kursi 2A dan 2 B kelas bisnis. Satu jam kemudian kami telah menjejakkan kaki di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta.

Tuh lihat kan, apa yang saya katakan benar. Mungkin karena malu saya skak mat langsung beitu, makanya si Manajer langsung mengganti tiket kami. Tapi memang demikian adanya.

Oya, cerita tentang pembatalan penerbangan ini pernah saya tulis di blog ini,, tapi di postingan sebelumnya saya ngga mengutarakan percakapan terakhir itu. Tapi saya pikir-pikir ngga ada salahnya juga saya posting, biar nih ya siapa saja dari kita entah itu pegawai bank, penjual, pedagang, siapa aja deh, jangan lah sampai membeda-bedakan perilaku gitu, apalagi sampai mendiskriminasikan bangsa sendiri, ngga malu apa. Dan lagian kalau kita yang ngalaminya, percayalah itu sangat menyakitkan da mengecewakan.

Saran dari saya kalau mengalami atau melihat perlakuan diskriminatif seperti itu :

1. Jangan diam saja. Tegur tuh pelayan. pegawai bank, tukang parkir, pedagangnya. Bilang kita juga konsumen yang harus dilayani.

2. Jangan mau ngalah. Enak saja. Sekali-kali biar mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu tidak benar.

3. Langsung saja skak mat dengan kalimat langsung kayak saya itu, biar merasa tertampol. Tapi kalau orangnya ndableg yah sudahlah.

Pokoknya jangan terima kalau diperlakukan diskriminatif, enak saja, di mata Allah aja kita semua sama kok,, masa di mata manusia kita terima aja.

Kalau kalian, pernah ngga ngalamin perbuatan diskriminasi?

Monday, September 7, 2015

Serba Serbi America's Next Top Models Cycle 22

Siapa disini yang suka nonton America's Next top Model yang cycle 22 ini?

Saya...saya

Di musim yang ini banyak peserta yang unik-unik ya. Kayak Nyle yang Tuna Rungu. Hadassah dan Mame yang juga kontestan ratu kecantikan. Devin yang aneh dan over percaya diri, Courtney yang cengeng sampai Bello yang sifatnya irian banget.


Di setiap episodenya banyak banget lho hal-hal yang bisa membuat kita merenung. Kayak kemarin tuh waktu mereka di makeover sama Tyra. Seluruh kontestan di ubah gaya rambutnya. Devin dipotong cepak. Rambut Mame yang keriting makin dikeritingin, Ashley dipotong pendek ala Tyra. Dan yang paling dahsyat si Hadassah rambutnya dicukur samping. Hadassah yang di kompetisi itu berlagak bak Putri shock, bahkan sampe nangis-nangis dan niat mengundurkan diri saat rambutnya mau dicukur. Jujur saja yah, kalau saya jadi Hadassah saya pun pasti bakal galau seperti dese. Tapi ternyata dunia modelling itu beda banget. 

Saya ingat dulu di America's Next Top Model season awal-awal ada juga kontestan yang bersungut-sungut saat dirias yang ngga sesuai dengan kemauannya. Oleh Tyra dia dinasehati, " Bahkan kalau sapu pun client minta diletakkan di kepalamu, kamu harus nurut, karena itulah tugas model. Haduh kesian amat yak.

Nah si Hadassah pun kemarin dinasehatin sama panel juri. Santai aja, di dunia modelling segalanya berubah cepat, cuma masalah rambut aja ngga boleh membuat seorang model sampai ngga mood. Gitu kira-kira.

Tapi ye dasar si Hadassah, teteeep aja ngomel-ngomel, sampai si Nyle yang tunarungu komen (pakai bahasa isyarat dan menggunakan tulisan di henpong OPPO), dia bilang begini " Kalian terus saja mengeluhkan hal-hal sepele, seperti masalah rambut. Coba kalian seperti aku, aku bahkan tidak mengeluhkan bahwa aku tidak bisa mendengar"




Nyesek banget ngga sih dengarnya. ya ampuuun Nyle jadi langsung pengen meluk kamu deh. 

Itu yang dikatakan si Nyle itu nyata banget yah terjadi di hidup kita sehari-hari. Kita sibuk ngeluhkan anak yang rewel, anak yang lasaknya minta ampun,, padahal di luar sana banyak banget pasutri yang merindukan rumahnya diacak-acak buah hatinya.

Kita sibuk mengeluhkan gaji yang tak kunjung naik, lelahnya dikejar deadline, atasan yang ngga asyik, padahal di luar sana jutaan orang masih berjibaku memperebutkan apa yang tengah kita jalani.

Kita sibuk mencaci maki pemerintah, mengeluhkan jaringan internet yang lemot, perang urat syarat masalah ASI vs Sufor, Daycare vs ART. Wueeeeh, coba kalau si Nyle yang ngomong langsung di muke kita tuh, persis seperti yang dibilangnya ke Hadassah, muka mana muka, mau ditaruh dimana cobaaa???

Bisa jadi apa yang kita keluhkan saat ini adalah mimpi orang lain sejak dulu. 

Benar yak benar..

Trus banyak lagi lho yang bisa dipelajari dari ANTM itu. Salah satunya berbagai karakter mereka yang mungkin mewakili kebanyakan orang.

1. Si Tukang Iri

Yup padahal mereka semua punya kelebihan masing-masing tapi adaaa aja yang irian. Hadassah iri sama Mame menganggap Mame over confidence, padahal dia sendiri juga gitu. Bello iri sama Devin mengganggap Devin ngga pantas ada di antara mereka, nyatanya Devin memenangkan foto terbaik.
.

Pokoknya si tukang iri ternyata kalah sama yang diirin. Hadassah malah berkali-kali masuk 2 terbawah dan Mame melesat memenangkan kamar suite Tyra. Kasihan kan ngelihatnya


2. Si Sok Paling Keren

Itu tuh si Sefano Ya ampyuun dese emang soka paling keren dari awal. Di awal tayangan dia udah membully salah satu peserta cewek, Alexa. Ngata-ngatain si Alexa cuma modal boobs gede doang. Ih sampe sebel lihatnya. Pas foto couple Stefano dipasangin ke Ava, Dese sok nasehatin Ava supaya mengikuti perintah dia, karena dia lebih berpengalaman. 



Hasilnyaaa... yeee si Ava fotonya keren banget die malah habis dikritik juri. Di episode selanjutnya Stefano masih aja sombong, nganggap dirinya paling keren. eh pas di penjurian masuk 2 terbawah dan akhirnya dieliminasi. Yaaah sombong sih yah.

3. Si Ratu Drama

Ya si Courtney lah . Setiap pemotretan adaa aja yang menimpa dia. Yang perutnya sakitlah, yang kakinya gemetaranlah, dan dia ini tukang ngadu, cengeng. Duh bikin pusing kali yah kalo dapat teman sekamar model Courtney.


4. SI Tukang Ngatur

Siapa lagi kalo bukan Hadassah. Awal masuk rumah karantina dia udah belagak ngebossy. Ini ngga boleh, aku ngga suka begini, aku ngga suka begitu. Xixixi pengen dijitak nih orang.

Tapiiii ternyata memang yah kita ngga boleh ngejudge orag segampang melihat penampilannya doang tanpa tahu latar belakangnya.

Kayak si Hadassah itu, ternyata dia dari kecil udah diringgal-tinggal sama ortunya. Dia dirawat sama pengasuh bukan karena dia sok Princess atau sok orang kaya, tapi karena ortunya memang ngga ngurusin dia. Sedih kan. Walau tetep aja dese itu orangnya arogan sih menurut saya.

Dan saya salut sih sama si Devin walau diremehin, diketawain,dianggap aneh tetep aja dia kalo foto all out banget. Kayaknya dia punya prinsip anjing menggonggong kafilah berlalu. Makanya Bello makin kesel sama dia hahaha.

Makanya yah kita tuh jadi orang jangan suka ngeremehin orang lain, jangan suka sok merasa paling hebat, jangan ngeluhkan hal-hal sepele, jangan kebiasaan ngejudge orang. Karena kita ngga pernah tahu apa yang akan terjadi. #ambil kaca.

Heheh ini postingan ngga penting banget yah, ngomongin ANTM hahaha. Ya ga apalah ya.

Betewe saya paling suka sama Lacey, dia tenang, fokus ngga ngurusin masalah orang lain. Yang kayak gini ini biasanya yang sukses.




Kalau kalian jagoin siapa nih jadi pemenang ANTM 22.

Drama ART

Friday, September 4, 2015
Alohaaaa, wuih dah lama banget ngga curhat di blog #kibas-kibas kemoceng. Ada yang kangen dengan saya ngga??????...... Ngga ? Yo wis lah gpp.Ngga diinget juga gpp, dah aku mah apa.

Jadi, kemana aja neng ngga nongol sekian lama?

Stereotype Banker

Thursday, July 2, 2015


Sterotype bisa melekat di profesi apa saja, ngga terkecuali banker. banyak banget orang menempelkan image tertentu ke orang yang kerja di bank, padahal kadang ngga semua benar. Sebenernya pengertian banker sendiri ngga semata orang yang kerja dibank sih. Tapi biar gampang, maksud kata banker disini adalah orang yang kerja di bank. Jangan ditimpuk pake kamus ya eykeh.

Banker = Jago Ngitung Uang


Jadi katanya stereotype seorang banker itu adalah jago ngitung. Hahahaha, bener banget tuh. Saya sering mengalaminya berkali-kali. Kalo ada acara-acara sering didaulat jadi bendahara lah, jadi tukang ngumpulin duit lah, lhaa malah menjurus jadi kasir. Sepertinya orang-orang membayangkan kalau kerjaan banker di kantor itu ngitungin duit mulu. Ada sih yang memang kerjaannya demikian, itulah Teller, emang kerjaannya ya ngitung duit. Tahu kan kalau teller di bank itung ngitung duit bisa cepet banget, bahkan pada jago-jago ngitung duit pakai 3 jari, sreeet sreeet. Makanya dianggap banker ngitung duit? Keciiil. Xixixi, padahal ngga semua teller juga lho jago ngitung duit manual gitu, apa pada ngga tau ya sekarang mah para teller ngitung duit pakai mesin hitung uang, tinggal letakin di mesin, mesinnya yang ngitung sendiri.

Karena saya ngga pernah jadi teller, kadang tengsin juga kalau didaulat ngitung duit cepet-cepet, yang ada ntar malah ketelingsut lagi. Aku tidak ahli ngitung duit cyiiin, ahlinya ngabisin duit.




Gambar dari sini


Banker = Ahli Ekonomi

Disamping dianggap jago ngitung, banker itu sering dianggap ahli ekonomi.

Dulu saat ikut suami tinggal di perkebunan ( di unitnya), tanpa pakai pertimbangan, saya langsung ditunjuk jadi seksi ekonomi, soalnya ada kata ekonomi, dan banker harusnya ahli ekonomi. Padahal tugas seksi ekonomi itu kebanyakan terkait dengan kegiatan menghasilkan uang kayak ngadain bazaar, jualan apa gitu. Lhaa coba apa hubungannya sama banker.


Banker = Ahli akuntansi dan Keuangan


Selain itu banker juga dianggap ahli akuntansi dan ahli keuangan. . Ini juga ngga sepenuhnya benar. Memang di bank ada divisi yang khusus ngurusin soal keuangan, investment, global market gitu, namanya Divisi Treasury, tapi juga ngga bikin mereka semua jadi jago ekonomi dan ahli keuangan sih. Job desknya juga beda-beda yah. Ada juga divisi yang khusus ngurusin pembukuan ,akuntansi. Nah di satu divisi itu sendiri, tugas masing-masing orang beda-beda. Ada yang khusus ngurusin pajak, ada yang khusus ngurusin laporan publikasi, dan ada yang memang tugasnya ya membuat jurnal akuntansi yang biasa dimengerti orang. Jadi sangat spesifik, tidak bisa digeneralisir.


Banker = Financial Planner

Gara-gara dianggap sebagai ahli perencanaan keuangan, saya sering banget dimintain pendapat untuk perencanaan keuangan orang lain. Ditanyain asuransi apa yang bagus. Bahkan pernah dikirimin inbox minta wawancara soal financial planner dan wealth management. Duh, itu bukan keahlian saya.

Ditambah lagi, dianggap juga kalau keuangan saya pasti yang sehat walafiat, tertata rapi dan terencana dengan baik. Hahaha, kalau untuk ini sih saya masih mengusahakannya demikian. Bukan karena saya banker tapi karena yang namanya keluarga memang wajib punya perencanaan keuangan yang baik.


Mungkin belum banyak yang tahu kalau financial planner itu ada profesinya. Maka kalau mau merencanakan keuangan, tanyalah ke ahlinya langsung. Jadi ngga tepat kalau mengatakan banker itu pasti ahli keuangan. Walau demikian, ngga sepenuhnya salah juga, soalnya pas saya jadi account Officer dulu, selain tugasnya sebagai marketing dan menganalisa kredit, tak jarang saya juga harus ngasih semacam saran dan solusi untuk keuangan debitur. Tujuannya ya tentu saja, biar keuangan si debitur sehat, usahanya maju dan bisa bayar kredit tepat waktu.


E tapi walau anggapan-anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, di bank saya kerja, kami memang dituntut untuk bisa segalanya. Makanya dulu pas pendidikan segala macam ilmu digelontorkan , mulai dari akuntansi, makro ekonomi, mikro ekonomi, logistic, hukum, perkreditan, investasi, operasional perbankan, sampai menata berkas kredit pun dipelajari. Tapi begitu kerja di lapangan, kalau kebetulan penempatan di kantor pusat, maka yang dikerjakan ya akan sangat spesifik. Bahkan di satu divisi pun, beda bagian saja kerjaannya sudah beda banget. Kayak misalnya nih, di bagian perkreditan kayak saya ini. Ada yang khusus berkutat dengan kebijakan dan aturan, ada yang nangani khusus asuransi, notaries, dan appraisal, ada yang nangani khusus portofolio kreditnya, dan ada yang khusus soal hukum perkreditan dan legalitasnya. Nah lho, jadi walau satu divisi, kalau nanya ngga dengan orang yang nangani ya ngga ngerti. Ngerti sih tapi ngga mendalam.


Tapi giliran penempatan udah ke cabang atau ke unit kerja, malah memang dituntut harus mengerti semua itu. Karena yang namanya nasabah, kadang mana mau tahu kita kerja di bagian apa. Tahunya pokoknya kita pegawai bank, dimana pegawai bank harus tahu kalau dia mau nanya soal tabungan, kredit, atm, reksadana, e banking, kartu kredit, bahkan sampai masalah penukaran uang. Xixixi beratnya laaah hidup banker.

Positifnya sih, kalau saya, jadi berusaha tahu juga kerjaan bagian lain. Untungnya di kantor kami, setiap briefing pagi, bergilir masing-masing bagian mempresentasikan pekerjaannya. Jadi walau bukan kerjaan dan bagian kita, minimal tahulah apa yang lagi menjadi issue, apa yang baru, apa yang sedang bermasalah. Minimal kalau ditanya orang ngga blank-blank banget.

( Baca : Dapat Gaji dari BRI tanpa Jadi Pegawai BRI )


Tapi, dari semua anggapan itu, juaranya adalaaah ……….


Banker = Suka ngintipin rekening Orang

Ini anggapan yang parah banget. Suatu saat saya berpapasan sama teman SMA yang udah bertahun-tahun ngga pernah bersua. Ketemunya juga ngga sengaja saat dia lagi ngambil ATM di kantor saya. Eh udah ngobrol bas bis bus bentar, pas saya mau pamit, dia tiba-tiba ngomong “ Win, ntar kamu jangan ngecek-ngecek isi tabunganku ya, soalnya itu cuma rekening numpang lewat aja, tabunganku yang beneran ada lagi”, LOL

Ya ampuuun, speechless mendengarnya. Kayak yang ngga ada kerjaan aja sih akyu ngecek-ngecek rekening orang. Rekening suami sendiri aja ngga pernah kuintip, hahaha. Lagian yah, FYI, pekerja bank itu yang punya akses untuk melihat no rek nasabah itu cuma segelintir book. Yang punya akses untuk ngintipin kamu punya tabungan berapa, kreditmu ada berapa juga ngga sembarangan. Bahkan kalau kita ketauan membocorkan data atau rekening nasabah kita bisa dituntut lho, kena pasal kerahasiaan bank. Jadi jangan khawatir ya, tenang-tenang aja sono nyimpen uang di bank, ngambil kredit di bank, kecuali kamu nunggak, yang ngga berkepentingan ngga akan tahu kok berapa saldo di rekeningmu.


Banker = Gaji besar berlimpahan materi

Uhuuuuk didoain aja deh supaya benar #ngelus dada



Banker = Cantik, Ganteng, Rapi, Wangi


Masa siiih. Coba kita lihat














Oiya ya cantik dan kasep- kasep hahaha.


Jujur aja deh, kalo kalian ke bank trus nemuin teller atau CS yang ngga bening, pasti kzl kan yaaaah, xixixi. Malah jangan-jagan ada yang ke bank cuma buat ngecengin teller sama cs-nya. Kalau anggapan ini sepertinya hampir benar , tapi yah balik maning ke selera orang. . .Tapi memang penampilan menjadi pertimbangan dalam penerimaan pekerja. Apalagi untuk frontliner ada standar tinggi badan tapi ya ngga kayak pemilihan miss universe juga. Pokoknya yang penting ngga parah-parah banget, asal memenuhi syarat dan lulus test , maka bisa diterima jadi pegawai bank. Nah setelah resmi jadi pekerjanya, baru deh dikasih aturan dalam berpenampilan. Ada aturan rambutnya harus gimana, baju warna apa saja yang boleh dipakai, model baju yang dilarang. FYI banker itu ngga boleh lho pakai rok di atas lutut. Jadi kalau ada pegawai bank yang pakaiannya seksi-seksi, dianya aja tuh yang ngga profesional.


Mengapa penampilan sangat penting untuk seorang banker?

Karena bisnis bank adalah bisnis kepercayaan. Dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat kita, orang lebih mudah mempercayai seseorang yang berpenampilan rapi, wangi, cantik. Jadi jangan salahkan dooong kalau harus memilih satu diantara dua pekerja yang sama pinter, sama nilai testnya , trus yang dipilih yang lebih cantik. siapa yang salah cobaaa siapaaaa #mulai lebay.


Trus, jadi yang benar, apa dong kerjaan banker ?


Yaaa, semuanya benar. Di Bank itu, ada berpuluh Divisi yang mengerjakan berbagai hal yang intinya mengerucut ke pelayanan kepada nasabah. Jadi kami punya divisi khusus kredit ( ini pun dibagi-bagi lagi), ada Divisi khusus Dana, Divisi yang tugasnya ngurusin keuangan perusahaan dan pembukuannya, yang ngurusin aturan pelayanan, logistic, treasury, manajemen risiko, yang ngurusin khusus transaksi internasional, dan ada Divisi Hukum yang kerjaannya khusus ngurusin permasalahn hukum di bank. Ini adanya di Kantor Pusat sana di Jakarta.


Trus, semua kebijakan yang digodok di sono, diturunkan ke kantor wilayah sebagai coordinator, trus di lempar maning ke Kantor Cabang dan Kantor Unit, yang mana mereka-mereka disinilah yang akan nasabah temui.

Dan satuan terkecil yang ada di bank yang sering kalian temui itu terdiri dari Customer Service yang tugasnya sebagai pintu awal pelayanan, tempat nanya-nanya informasi, tempat buka tabungan, tempat nasabah berkeluh kesah, complain , etc etc.

Trus ada juga yang namanya teller, yang nasabah temui untuk nyetor duit, ngambil duit, nukar duit, transfer, bayar tagihan. Belakangan fungsi teller ini sudah tergantikan dengan teknologi, kayak ATM yang bisa menggantikan fungsi teller untuk ngambil uang, bayar tagihan, transfer, semualah yang biasa dilakukan teller bisa dilakukan ATM. Trus ada juga CDM ( Cash Deposit Machine) yang fungsinya menggantikan fungsi teller dalam hal penyetoran uang. Jadi sekarang ini ngga harus ke teller kalau mau nyetor atau nabung. Cukup di CDM saja sudah bisa. Makanya jangan kaget, kalau ke depannya, profesi teller ini mungkin akan menghilang.

Lalu, ada yang namanya account officer, yang nasabah hubungi kalau mau mengajukan kredit, kalau di unit namanya mantri. Ada juga yang namanya Funding Officer yang tugasnya nyari dana ke nasabah.

Selain itu ya pekerja support, kayak IT, logistic, petugas SDM, satpam dan tentu saja Pemimpin unit kerja .

Nah, jadi jangan langsung menganggap teman kamu yang kerja di bank ngga cakap cuma karena dia ngga ngerti saat kamu tanyain reksadana. Atau langsung memandang sepele saat dia ngga bisa ngitung duit cepat ala teller. Bukannya membela diri, tapi yah kadang memang ada kok yang ngga tau, samalah ya kayak orang kerja di tempat lain juga.































Custom Post Signature