Tentang Zodiak

Wednesday, September 9, 2015
Jum'at lalu akhirnya ketahuan juga jenis kelamin si dede. 

Sebenarnya dari bulan lalu saya sudah menduga dokternya itu sudah tahu jenis kelaminnya. Tapi disuruh nunggu sampai bulan ini. Tadi pun pas USG si dokter tetap ngga mau bilang , nyuruh saya nunggu bulan depan lagi. Duuuh langsung curiga ane. Makanya saya bilang aja, supaya dokter bilang, apapun hasilnya no problema.

Diskriminasi Bangsa Sendiri

Tuesday, September 8, 2015
Desclaimer : Postingan ini tidak bermaksud Sara, hanya curhat semata.


Lagi iseng BW , baca tentang Diskriminasi terhadap bangsa sendiri disini. Ih jadi pengen cerita juga. Judulnya ga saya ubah, Iyaaa saya ngga kreatif hahah.

Kalian pernah ngga sih mengalami yang namanya deskriminasi? Tapi bukan oleh orang luar atau orang lain tapi oleh bangsa sendiri. 


Kalau yang tinggal di Medan udah kenyanglah sama perlakuan model begini. FYI aja yah , di kota Medan itu penduduknya terdiri dari berbagai macam suku. Mulai dari Jawa, Melayu, Batak, Karo, Arab, India, sampai warga Tionghoa. Jadi salah banget yah kalau bilang orang Medan mayoritas suku batak. Ngga lho, kalau di daerah Tapanuli, Toba atau tanah Karo iya mayoritas , tapi kalau di kota Medan nya sih udah berbaur semua.

Nah , sialnya yah di Medan itu, penguasa ekonominya mayoritas adalah warga Tionghoa. Sebagian besar para pedagang skala besar adalah mereka. Mulai dari pedagang elektronik, otomotif, gadget, waaah hampir semualah. Coba aja ke Jalan Asia, jalan Sutomo, Jalan Pemuda, semuaaalllah toko-tokonya milik orang Tionghoa. Makanya berbeda dengan di Jawa, Jakarta, Bandung yang mana warga Tionghoanya gape berbahasa daerah setempat, China Medan wah boro-boro, yang ada malah kita yang orang pribumi yang harus belajar bahasa Tionghoa kalau mau melebur bersama. Aneh kan yah. Itulah sankin berkuasanya mereka disini.

Nah ngomongin diskriminasi, itu yang bikin saya sebal. Kadang perlakuan para pelayan toko yang notabene orang pribumi suka sekali membeda-bedakan antar pembeli orang Indonesia asli dengan orang keturunan. Kalau sama orang Tionghoa pasti perlakuannya manis banget, eh giliran kita yang belanja kadang diterge pun ngga. Ngga hanya belanja, kalau sedang bertransaksi di bank aja, customer service suka beda-bedain. Ngga semua sih yah tapi kebanyakn seperti itu. Pokoknya tinggal di Medan itu,, kalau masalah kayak gini, bikin empet deh.

Tapi kalau mau jujur sih ya, ini bukan salah mereka sepenuhnya. Namanya manusia pasti senanglah diperlakukan istimewa. Tapi yang bikin annoying itu ya, orang pribuminya sendiri yang suka beda-bedain orang.

Saya pikir cuma di Medan aja yang seperti itu, ternyata ngga lho. Rata-rata orang Indonesia ya kayak gitu itu. Suka berlaku diskriminatif terhadap bangsa sendiri. Mungkin karena merasa inferior yah . Padahal kita lho yang punya negeri ini. Bukan kita yang numpang

Ada suatu kejadian yang saya inget banget.

Jadi ceritanya pas saya honeymoon di Bali. Saya sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya, biar dapat tiket promo. Semua berjalan lancar saja, sampai tiba saatnya pulang. 

Dan bencana pun datang saat saya check-in.

Begitu saya serahkan print out tiket dan kode booking ke petugas check-in, dengan heran si petugas memandangi saya.

“ Bu, penerbangan ini tidak ada di jadwal kami, sudah dibatalkan”

APAAA, saya kaget bukan kepalang, namun masih tetap bisa tenang.

“ Ngga ada gimana maksudnya mas, itu saya pesan online udah jauh-jauh hari lo”
“ Iya bu,namun beberapa minggu lalu kami telah memberitahukan kepada seluruh penumpang tentang perubahan jadwal yang kami lakukan “

Haduh, makin spanning saya mendengarnya.

“ Ibu silahkan ke bagian ticketing disana untuk memastikannya” kata si petugas sambil menunjuk kantor perwakilan maskapai tersebut.

Bergegas saya menuju ke tempat yang ditunjuk.

Di kantor maskapai berinisial M itu,petugas menegaskan kembali bahwa jadwal penerbangan yang tertera di tiket saya itu sudah dibatalkan. Oh my God, bukan dicancel atau di delay tapi DIBATALKAN, yang artinya kami tidak bisa terbang ke jogja hari itu. Padahal saya sudah pesan tiket lanjutan Jogja-Jakarta untuk keesokan harinya. Ya kami memang hanya merencanakan sehari saja di Jogja karena hari cuti yang terbatas.Itu artinya lagi kalau kami tidak bisa sampai di Jogja hari ini,berarti tiket lanjutan kami bakal hangus juga,Pun tiket Jakarta-Medan berikutnya. Wooow panik tingkat brahmana.

Sambil berfikir saya tetap mendengarkan penjelasan si petugas.

“Jadi bu,kami akan mengembalikan uang tiket ibu 100 %” katanya sambil menyerahkan tujuh lembar uang seratus ribuan.

Tentu saja saya tidak terima

“ Maaf ya mas kenapa tidak ada pemberitahuan kepada saya”
“Ada bu,semua penumpang telah kami beritahu melalui SMS”
“Tapi saya tidak mendapat SMS nya” saya mulai emosi.

Capek berdebat dengan si petugas, akhirnya saya minta dipertemukan dengan kepala perwakilan maskapai tersebut. Awalnya mereka tidak mau, dengan alasan si manajer sedang tidak berada di tempat. Namun karena saya ngotot ( sampai adu urat syaraf) kira-kira 2 jam kemudian datanglah si Manajer. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang.

Lagi-lagi penjelasan si manager sama, mereka hanya mau mengganti tiket saya dengan uang tunai 100 persen dan saya dipersilahkan untuk membeli tiket di maskapai lain secepatnya karena hanya tinggal dua penerbangan lagi ke Jogja untuk hari itu.

“ Saya ngga mau uang, saya mau diganti tiket, jadi kalian saja yang beli tiketnya, karena kesalahan bukan pada saya” ujar saya bersikeras

Si Manajer tetep ngotot bahwa semua penumpang telah diberitahu. Duuuh rasanya saya sudah pengen mengobrak-abrik itu kantor. Saya minta ditunjukkan bukti bahwa mereka sudah mengirim pemberitahuan ke saya. Saya juga minta disambungkan ke kantor pusat maskapai tersebut di Jakarta.

Saat itulah, setelah dilakukan pengecekan ke system mereka, terbukti bahwa hanya saya penumpang yang tidak diSMS untuk pemberitahuan pembatalan penerbangan. Namun demikian mereka tetap tidak mau mengganti tiket saya. Waktu semakin berjalan, jam menunjukkan pukul 5 sore, satu pesawat telah tinggal landas menuju Jogja, berarti tinggal satu penerbangan lagi.

“ Bu, percuma ibu berdebat dengan saya, nanti ibu juga yang rugi, karena kalau ibu tidak segera membeli tiket, ibu tidak bisa ke Jogja hari ini”

Sebenarnya dalam hati saya mulai ragu, terfikir untuk mengalah saja. Penerbangan yang tersisa tinggal satu itupun hanya tersisa dua kursi di kelas bisnis. Yang memberatkan saya tentu saja harga tiket yang akan diganti oleh si maskapai M tidak sebanding dengan tiket yang akan saya beli, karena dulu saya belinya saat promo, bahkan pengembalian dua tiket pun tak bisa membeli satu tiket di maskapai GI.

Tak terasa air mata saya menitik membayangkan tiket-tiket berikutnya yang bakal hangus juga. Apalagi tujuan kami ke Jogja untuk menemui orangtua suami yang tidak dapat menghadiri pernikahan kami karena factor usia dan kesehatan. Saya tahu kalau saya bersikap lemah, saya akan kalah. Padahal sekali lagi bukan saya yang melakukan kesalahan. Maka saya pun mulai mengeluarkan sisi keras diri saya.

“ Kalau kalian tidak menerbangkan kami ke Jogja malam ini saya akan kirim surat pembaca ke Kompas” ancam saya

“ Silahkan saja bu” jawab si manajer yang membuat amarah saya makin naik ke ubun-ubun.

Si manajer tidak bergeming. Ia tetap bersikeras dengan pedoman perusahaan tentang peraturan penggantian tiket.

Waktu semakin berjalan. Jam menunjukkan pukul 6 sore, hanya tersisa satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Jogja untuk hari itu. Kalau saya tidak segera membeli tiket maka pupuslah sudah. Artinya saya tidak akan ke Jogja hari itu dan tiket Jogja-Jakarta-Medan hari berikutnya juga akan hangus.

Setengah putus asa,sedih,kecewa bercampur amarah saya pun berkata dengan ketus

" Kalian memperlakukan saya seperti ini karena saya orang pribumi, coba kalau kejadian ini terjadi pada bule-bule itu, saya yakin 100 % perlakuan kalian akan sangat berbeda. Saya yakin kalian akan langsung mengganti tiketnya dengan penerbangan lain. Tapi sayang, bagi kalian bangsa sendiri itu tidak ada harganya. ".

Setelah berkata demikian, saya segera berdiri bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba si manajer menyuruh saya duduk kembali. ENtah apa yang dikatakannya kepada pegawainya yang pasti tak lama kemudian, dua lembar tiket sudah ada di tangan saya, tertera disana nomor kursi 2A dan 2 B kelas bisnis. Satu jam kemudian kami telah menjejakkan kaki di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta.

Tuh lihat kan, apa yang saya katakan benar. Mungkin karena malu saya skak mat langsung beitu, makanya si Manajer langsung mengganti tiket kami. Tapi memang demikian adanya.

Oya, cerita tentang pembatalan penerbangan ini pernah saya tulis di blog ini,, tapi di postingan sebelumnya saya ngga mengutarakan percakapan terakhir itu. Tapi saya pikir-pikir ngga ada salahnya juga saya posting, biar nih ya siapa saja dari kita entah itu pegawai bank, penjual, pedagang, siapa aja deh, jangan lah sampai membeda-bedakan perilaku gitu, apalagi sampai mendiskriminasikan bangsa sendiri, ngga malu apa. Dan lagian kalau kita yang ngalaminya, percayalah itu sangat menyakitkan da mengecewakan.

Saran dari saya kalau mengalami atau melihat perlakuan diskriminatif seperti itu :

1. Jangan diam saja. Tegur tuh pelayan. pegawai bank, tukang parkir, pedagangnya. Bilang kita juga konsumen yang harus dilayani.

2. Jangan mau ngalah. Enak saja. Sekali-kali biar mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu tidak benar.

3. Langsung saja skak mat dengan kalimat langsung kayak saya itu, biar merasa tertampol. Tapi kalau orangnya ndableg yah sudahlah.

Pokoknya jangan terima kalau diperlakukan diskriminatif, enak saja, di mata Allah aja kita semua sama kok,, masa di mata manusia kita terima aja.

Kalau kalian, pernah ngga ngalamin perbuatan diskriminasi?

Monday, September 7, 2015

Serba Serbi America's Next Top Models Cycle 22

Siapa disini yang suka nonton America's Next top Model yang cycle 22 ini?

Saya...saya

Di musim yang ini banyak peserta yang unik-unik ya. Kayak Nyle yang Tuna Rungu. Hadassah dan Mame yang juga kontestan ratu kecantikan. Devin yang aneh dan over percaya diri, Courtney yang cengeng sampai Bello yang sifatnya irian banget.


Di setiap episodenya banyak banget lho hal-hal yang bisa membuat kita merenung. Kayak kemarin tuh waktu mereka di makeover sama Tyra. Seluruh kontestan di ubah gaya rambutnya. Devin dipotong cepak. Rambut Mame yang keriting makin dikeritingin, Ashley dipotong pendek ala Tyra. Dan yang paling dahsyat si Hadassah rambutnya dicukur samping. Hadassah yang di kompetisi itu berlagak bak Putri shock, bahkan sampe nangis-nangis dan niat mengundurkan diri saat rambutnya mau dicukur. Jujur saja yah, kalau saya jadi Hadassah saya pun pasti bakal galau seperti dese. Tapi ternyata dunia modelling itu beda banget. 

Saya ingat dulu di America's Next Top Model season awal-awal ada juga kontestan yang bersungut-sungut saat dirias yang ngga sesuai dengan kemauannya. Oleh Tyra dia dinasehati, " Bahkan kalau sapu pun client minta diletakkan di kepalamu, kamu harus nurut, karena itulah tugas model. Haduh kesian amat yak.

Nah si Hadassah pun kemarin dinasehatin sama panel juri. Santai aja, di dunia modelling segalanya berubah cepat, cuma masalah rambut aja ngga boleh membuat seorang model sampai ngga mood. Gitu kira-kira.

Tapi ye dasar si Hadassah, teteeep aja ngomel-ngomel, sampai si Nyle yang tunarungu komen (pakai bahasa isyarat dan menggunakan tulisan di henpong OPPO), dia bilang begini " Kalian terus saja mengeluhkan hal-hal sepele, seperti masalah rambut. Coba kalian seperti aku, aku bahkan tidak mengeluhkan bahwa aku tidak bisa mendengar"




Nyesek banget ngga sih dengarnya. ya ampuuun Nyle jadi langsung pengen meluk kamu deh. 

Itu yang dikatakan si Nyle itu nyata banget yah terjadi di hidup kita sehari-hari. Kita sibuk ngeluhkan anak yang rewel, anak yang lasaknya minta ampun,, padahal di luar sana banyak banget pasutri yang merindukan rumahnya diacak-acak buah hatinya.

Kita sibuk mengeluhkan gaji yang tak kunjung naik, lelahnya dikejar deadline, atasan yang ngga asyik, padahal di luar sana jutaan orang masih berjibaku memperebutkan apa yang tengah kita jalani.

Kita sibuk mencaci maki pemerintah, mengeluhkan jaringan internet yang lemot, perang urat syarat masalah ASI vs Sufor, Daycare vs ART. Wueeeeh, coba kalau si Nyle yang ngomong langsung di muke kita tuh, persis seperti yang dibilangnya ke Hadassah, muka mana muka, mau ditaruh dimana cobaaa???

Bisa jadi apa yang kita keluhkan saat ini adalah mimpi orang lain sejak dulu. 

Benar yak benar..

Trus banyak lagi lho yang bisa dipelajari dari ANTM itu. Salah satunya berbagai karakter mereka yang mungkin mewakili kebanyakan orang.

1. Si Tukang Iri

Yup padahal mereka semua punya kelebihan masing-masing tapi adaaa aja yang irian. Hadassah iri sama Mame menganggap Mame over confidence, padahal dia sendiri juga gitu. Bello iri sama Devin mengganggap Devin ngga pantas ada di antara mereka, nyatanya Devin memenangkan foto terbaik.
.

Pokoknya si tukang iri ternyata kalah sama yang diirin. Hadassah malah berkali-kali masuk 2 terbawah dan Mame melesat memenangkan kamar suite Tyra. Kasihan kan ngelihatnya


2. Si Sok Paling Keren

Itu tuh si Sefano Ya ampyuun dese emang soka paling keren dari awal. Di awal tayangan dia udah membully salah satu peserta cewek, Alexa. Ngata-ngatain si Alexa cuma modal boobs gede doang. Ih sampe sebel lihatnya. Pas foto couple Stefano dipasangin ke Ava, Dese sok nasehatin Ava supaya mengikuti perintah dia, karena dia lebih berpengalaman. 



Hasilnyaaa... yeee si Ava fotonya keren banget die malah habis dikritik juri. Di episode selanjutnya Stefano masih aja sombong, nganggap dirinya paling keren. eh pas di penjurian masuk 2 terbawah dan akhirnya dieliminasi. Yaaah sombong sih yah.

3. Si Ratu Drama

Ya si Courtney lah . Setiap pemotretan adaa aja yang menimpa dia. Yang perutnya sakitlah, yang kakinya gemetaranlah, dan dia ini tukang ngadu, cengeng. Duh bikin pusing kali yah kalo dapat teman sekamar model Courtney.


4. SI Tukang Ngatur

Siapa lagi kalo bukan Hadassah. Awal masuk rumah karantina dia udah belagak ngebossy. Ini ngga boleh, aku ngga suka begini, aku ngga suka begitu. Xixixi pengen dijitak nih orang.

Tapiiii ternyata memang yah kita ngga boleh ngejudge orag segampang melihat penampilannya doang tanpa tahu latar belakangnya.

Kayak si Hadassah itu, ternyata dia dari kecil udah diringgal-tinggal sama ortunya. Dia dirawat sama pengasuh bukan karena dia sok Princess atau sok orang kaya, tapi karena ortunya memang ngga ngurusin dia. Sedih kan. Walau tetep aja dese itu orangnya arogan sih menurut saya.

Dan saya salut sih sama si Devin walau diremehin, diketawain,dianggap aneh tetep aja dia kalo foto all out banget. Kayaknya dia punya prinsip anjing menggonggong kafilah berlalu. Makanya Bello makin kesel sama dia hahaha.

Makanya yah kita tuh jadi orang jangan suka ngeremehin orang lain, jangan suka sok merasa paling hebat, jangan ngeluhkan hal-hal sepele, jangan kebiasaan ngejudge orang. Karena kita ngga pernah tahu apa yang akan terjadi. #ambil kaca.

Heheh ini postingan ngga penting banget yah, ngomongin ANTM hahaha. Ya ga apalah ya.

Betewe saya paling suka sama Lacey, dia tenang, fokus ngga ngurusin masalah orang lain. Yang kayak gini ini biasanya yang sukses.




Kalau kalian jagoin siapa nih jadi pemenang ANTM 22.

Drama ART

Friday, September 4, 2015
Alohaaaa, wuih dah lama banget ngga curhat di blog #kibas-kibas kemoceng. Ada yang kangen dengan saya ngga??????...... Ngga ? Yo wis lah gpp.Ngga diinget juga gpp, dah aku mah apa.

Jadi, kemana aja neng ngga nongol sekian lama?

Custom Post Signature