Lebaran Kemana Kita Tara?

Tuesday, June 23, 2015


Kayak yang saya tulis sebelumnya, sekarang ini papanya Tara memang lagi hobi banget jagain si anak wedok. Ealah sayanya ketagihan banget. Pengennya apa-apa si papa aja lah yang ngurusin Tara. Jadi kepikiran juga, lebaran kali ini kayaknya saya ngga ikutan pulkam ke Jogja sama suami. Suami saya suruh pulkam dewean aja. Soalnya kan hamilnya ini masih muda banget, lebaran nanti baru masuk usia 4 bulan, masih was-was kalau harus naik pesawat. Lagian lebaran ini adik saya yang di Bandung juga bakal pulkam giliran lebaran di Medan dia, trus abang saya juga mau pindahan kerja ke Jakarta, jadi lebaran ini terakhir mereka sekeluarga di Medan. Yo wis, kayaknya mending saya ngga ikutan dulu pulkam ke Kutoarjo, kampung halamannya suami. Tapi terus kepikiran lhaaa kalau papanya pulkam berarti Tara bakal saya sendiri dong yang jaga, kan wawak yang ngurus Tara selama ini juga libur, dan galaulah emaknya ini. 

Nick Name Kesayangan

Monday, June 22, 2015


Selama ini saya dan suami bukan orang yang hobi ngoprek hape satu sama lain. Saya jarang banget ngecek-ngecek hapenya dia, suami pun minimlah liat-liat isi hape saya. Masa-masa curigation dengan isi hape pasangan itu sudah berlalu di keluarga kami.

Kalau dulu, awal baru nikah, diiih itu hape saya tiap hari discreening sama suami. Dibukain satu-satu inboxnya , sent itemnya, semualah. Iya, kita kan yang nikah ngga pakai pacaran lama-lama gitu. Kenal sebulan, bulan berikutnya lamaran, empat bulan kemudian nikah, udah gitu aja. Dan dengan pengalaman punya mantan yang seabrek, bisa jadi menjadi pemicu cembokur-cembokur suami ke eikeh.

Papa dan Anak Gadisnya

Friday, June 19, 2015
Hari ini usia kandungan saya udah 12 minggu, horeeee. Ngitung kehamilan kali ini lebih mudah karena saya inget pas periksa pertama itu pas hari Jum'at, jadi ngitung minggunya ya pas Jum'at juga. 

Kata orang hamil yang kedua pasti lebih gampang dari hamil yang pertama. Uuugh, tapi kayaknya itu ngga terjadi sama saya. Hamil yang kedua ini lebih berat karena bawaan saya lapeeer terus. Beda banget sama pas hamil Tara. Waktu hamil Tara, saya baru yang jadi pemakan segalanya itu di usia kandungan 5 bulan ke atas. Tapi yang iniiiih, dari awal ketahuan hamil sampai sekarang maunya makaaan terus. Ngeri bayangin berat badan finish nanti, hii. Tapi untungnya sih sama kayak waktu hamil Tara, yang ini juga minim drama xixixi, tapi bawaannya males ngapa-ngapain. Jadi kalau udah nyampe rumah pengennya tidur-tiduran sambil mainan hape aja. Sebenarnya ngga ada yang istimewa-istimewa juga sih yang mau diceritain soal kehamilan kali ini, ya iyalah ya masih dua bulan juga, trus kan udah pernah juga, jadi so so lah, kayak yang udah ahli gitu.

Buka Puasa Bareng Yukkks

Thursday, June 18, 2015
Hari pertama Ramadhan enaknya ngomongin apa ya????

Daripada laper mari kita ngomongin soal buka puasa, xixixi, baru aja mulai puasa udah mikirin buka.

Iya, soale pas bulan puasa gini, pasti banyak banget ajakan buka puasa bareng. Entah dari teman kantor, teman arisan, teman kantornya suami, dari komunitas, waaah, kalau dijembrengin bisa-bisa separohnya bulan puasa bakal buka di luar teruuus. Ini aja masih setengah hari puasa, saya udah dapat undangan bukber dari dua biji.

Angelina,Kakak Mia dan Kepedulian Kita

Thursday, June 11, 2015

Kakak mia kakak Mia minta anak barang seorang
Kalau dapat kalau dapat hendak saya suruh berdagang
Anak yang mana akan kau pilih? Anak yang mana akan kau pilih ?
Itu yang gemuk yang saya pilih, bolehlah ia menjual sirih
Sirih sirih siapa beli? Sirih.. sirih siapa Beli

Lagu anak-anak tersebut mungkin tak asing di telinga kita. Kalau kita perhatikan memang ada yang salah dengan kata-katanya, seolah-olah melegalkan human trafficking sekaligus eksploitasi pada anak.

Bagaimana tidak? Si Kakak Mia itu minta anak barang seorang kepada seseorang (yang entah siapa) . Kemudian ia disuruh memilih anak yang mana, seolah-olah seorang anak adalah sebuah barang yang bisa dipilih sesuai kebutuhan seseorang. Dan Kakak Mia memilih anak yang badannya gemuk, soalnya anak itu bukan untuk disayang atau dirawat tapi semata hanya untuk disuruh menjualkan dagangannya.

Ulala, alangkah mengerikan lagu anak ini. Terang-terangan menggambarkan proses eksploitasi anak yang tidak semestinya.

Kita yang dari dulu mendengar lagu ini beredar di televise, di kaset-kaset pun sepertinya tidak terlalu terusik. Mungkin kurang menyadari konteks di dalam lirik yang dinyanyikan karena hanya focus dengan iramanya yang memang sangat menghibur dan enak didengar.

Seperti itulah yang terjadi pada kasus hilangnya gadis kecil Angeline di Bali.

Angeline dilaporkan hilang saat sedang bermain di depan rumah pada tanggal 16 Mei 2015 silam oleh orangtuanya. Banyak media memberitakannya, hingga tanggal 10 Juni 2015 pencairan bocah cantik tersebut berakhir sudah. Di timbunan sampah di antara kotoran ternak jasad mungilnya ditemukan, sambil memeluk bonekanya, yang mungkin satu-satunya temannya selama ini.

Tak lama bermunculanlah pengakuan dari para guru, tentang Angeline yang selalu terlambat datang ke sekolah. Tentang Angeline yang selalu berbau kotoran ternak, tentang Angeline yang selalu kelaparan.

Sama seperti lagu Kakak Mia tersebut, sepertinya tetangga, guru, kurang merenungi lirik lagu yang berusaha disampaikan oleh Angeline semasa hidupnya. Wajah kuyu lelah dan tubuh kurusnya seharusnya menjadi alarm bahwa ada yang salah dengan anak kecil tersebut. Ketidakterbukaan orangtua angkatnya saat didatangi menteri menjadi alarm juga bahwa ada yang salah dengan keluarga ini. Sehingga hampir sebulan kemudian jasad Angeline baru ditemukan di lokasi yang hanya selemparan batu dari tempat si pelapor. Miris.

Kekerasan pada anak, eksploitasi anak sepertinya bukan merupakan hal baru terjadi di negara ini. Mungkin kasus Angelina menjadi puncak gunung es , menguak betapa empati dan kepedulian lingkungan sekitar terhadap nasib anak-anak korban kekerasan masih minim.

Anak-anak korban kekerasan berkeliaran di sekitar kita dengan ciri yang sebenarnya bisa kita kenali. Anak yang murung, agresif, bahkan dalam kasus Angeline si anak sudah mengungkapkan bahwa setiap hari ia harus memberi makan puluhan ternak, sehingga badannya pun berbau kotoran ternak. Bahwa ia kekurangan makan, pihak sekolah mungkin bisa mencegah melayangnya nyawa si gadis malang kalau saja lebih berani dalam bersikap.

Ciri-ciri korban kekerasan anak jelas terlihat pada diri Angeline jika mengacu kepada keterangan si guru sekolahnya, tapi ternyata tidak ada aksi dan upaya untuk melepaskan si gadis kecil dari penderitaannya.

Kita semua pasti tak ingin kasus yang sama tejadi lagi kepada anak manapun di muka bumi ini. Kita tidak cukup merasa lega bahwa anak kita bukan termasuk anak anak malang tersebut. Namun ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah kasus serupa terulang.

Pertama, Aware terhadap lingkungan sekitar

Jika melihat ada perilaku anak yang aneh di sekitar kita, tidak ada salahnya kita menaruh curiga. Terhadap anak tetangga yang terlihat bekas kekerasan pada fisiknya. Terhadap anak didik yang selalu murung dan tampak ketakutan. Jika anak dititip kepada pengasuh, selalu lakukan screening pada malam hari, lihat ada yang janggal dengan dengan anggota tubuhnya. Tanda-tanda kekerasan dan sejenisnya.

Kedua, Konfirmasi Langsung

Tanyakan pada si anak langsung, apa penyebab luka atau lebam fisik di tubuhnya. Jika si anak masih terlalu kecil lihat cara dia bereaksi terhadap orang sekitar. Misalnya sebagai orangtua, perhatikan perilaku anak kita saat berada di samping kita. Apakah takut dengan pengasuhnya?. Atau malah bersikap agresif dengan melakukan pemukulan atau penolakan kepada si pengasuh.

Ketiga, Lakukan Tindakan

Jika kecurigaan semakin kuat segera lakukan investigasi awal. Sebagai orangtua bisa dengan mengintai kegiatan harian anak kita dengan pengasuhnya, cuti tanpa diketahui si pengasuh. Pencegahan yang bisa dilakukan, pasang CCTV di rumah. Sebagai tetangga, laporkan kecurigaan kita kepada pihak berwenang, untuk tahap bisa kepada pak RT, Pak lurah, Komnas HAM atau kepolisian. Sebagai guru, bisa dengan memanggil dan meminta penjelasan kepada orangtuanya. Atau melakukan pengecekan sesekali ke rumah anak didik.

Kepedulian kita, bisa jadi menyelamatkan nyawa Angeline Angeline lain di sekitar kita.


Tentang Idealisme

Wednesday, June 10, 2015
Siang-siang bahasannya berat banget neng.

Iya dong, bukan aktivis BEM aja yang harus punya idealisme, seorang blogger pun harus punya idealisme dan konsekuen sama yang menjadi idealismenya, halah belibet.

Pengen nulis ini, soalnya saya mengalami bentrokan idealisme berulang-ulang sebagai blogger. Yah yang namanya blogger yang belum jelas niche blognya ini saya suka serabutan sih nulis tema apa saja. Dari mulai nulis tentang anak sampai otomotif. Dari gendongan bayi sampai travelling. Dari soal kosmetik sampai keuangan, hajar bleh selagi bisa. Tapi tetep yah ada juga rambu-rambu yang saya pegang dan sebisa mungkin ngga dilanggar.

Dapat Gaji dari BRI tanpa Jadi Pegawai BRI

Friday, June 5, 2015
Teman di facebook saya itu banyak banget yang punya usaha dagang. Saya kadang kala belanja kulakan mereka kalau ada yang cocok dan sesuai kebutuhan. Biasanya mereka bakal ngasih no rekening untuk transfer pesanannya. Setelah konfirmasi baru deh barang yang diorder di proses. 

Custom Post Signature