Korupsi Temannya Setan

Tuesday, November 5, 2013

Tiba-tiba sebuah amplop disodorkan begitu saja di meja saat saya sedang sibuk mengerjakan spreadsheet untuk menganalisa pengajuan kredit seorang calon debitur.

Eh apa-apaan ini, pikir saya.

“ Ini untuk ibu, makasi udah dibantu bu” kata bapak di hadapan saya.

PLN Bersih, Untuk Kita Semua

Monday, October 28, 2013


Tidak hanya di bank atau di jalanan, atau di kelurahan,kemungkinan terjadinya praktek suap dan gratifikasi bisa terjadi di institusi manapun, tak terkecuali pada perusahaan pelayanan public. PLN salah satunya.

Saya ingat, beberapa tahun yang lalu saat orangtua saya selesai membangun rumah dan ingin memasang listrik, ternyata prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Saat kita ke kantor PLN biasanya petugas akan mengatakan bahwa material tidak tersedia, harus nunggu antrian dan banyak alasan lain yang intinya kita tidak bisa begitu saja memasukkan listrik ke rumah. Karena ribetnya proses pendaftaran untuk memasang listrik di rumah melalui kantor PLN, akhirnya ibu memilih jalan pintas, langsung ke calo yang biasanya adalah petugas PLN sendiri untuk mengurusnya.  Tentu saja dengan biaya yang jauh lebih mahal. Jika biaya normal pemasangan listrik sebesar   maka dengan menggunakan jasa calo tarif membengkak menjadi 3 kali lipatnya.
Tak menunggu lama, listrik pun menyala di rumah mungil kami. Entah darimana material yang tadi katanya lagi kosong tiba-tiba jadi ada.

Lama kelamaan masyarakat jadi enggan untuk berurusan ke kantor PLN,kebanyakan memilih langsung ke calo jika ingin pasang baru, karena lebih cepat dan lebih mudah

Apakah negara dirugikan?

Sebenarnya tidak, karena tarif yang ditetapkan PLN untuk memasang listrik tetap masuk ke perusahaan. Sedangkan sisanya yang memang bukan hak perusahaan masuk ke kantong petugas. Jadi negara tidak dirugikan secara materil,namun secara reputasi PLN tercemari akibat ulah oknum petugasnya. Disini pelangganlah yang telah dirugikan karena membayar lebih dari kewajibannya.

Trus, kenapa PLN dianggap perusahaan dengan korupsi yang lumayan tinggi?

Ya iya, entar si petugas-petugas yang terbiasa menerima suap dan gratifikasi tadi, lama-kelamaan menjadi suatu hal yang dianggap wajar. Maka saat ia memangku jabatan tertentu, bisa-bisa dengan mudahnya ia melakukannya juga. Misalnya saat melakukan pemesanan material atau barang logistic, saat melakukan tender, dia bisa saja memenangkan kontraktor yang memberi penawaran tertinggi yang menguntungkannya ( bukan menguntungkan PLN ). Trus nanti dia merasa sudah berjasa dong, memenangkan tender si kawan, akhirnya ia meminta imbalan, udah disuap di awal nerima gratifikasi lagi. Trus lama-lama, makin biasa, mulai deh naik-naikin tagihan secara tidak wajar. Harga barang A yang seharusnya Rp 1 M misalnya dimark-up jadi dua kali lipatnya. Jadi deh korupsi. Ingat, maling itu ngga terlahir jadi seorang pencuri tapi banyak hal yang mempengaruhi. Selain kebanyakan kalau ditangkap ngakunya karena terpaksa, factor kebiasaan dan pemahaman nilai-nilai moral yang salah pun menjadi pemicunya.

Sebagai perusahaan yang menguasai hidup orang banyak ( listrik boooooo, nggak ada listrik kehidupan bisa lumpuh) PLN memang memegang peranan vital di tengah masyarakat. Gimana ngga?. Setiap rumah pasti memakai peralatan listrik untuk memperlancar kehidupannya. Punya kulkas untuk nyimpen semua makanan, biat ga bolak-balik belanja, mana sempaaaat sekarang ini tiap hari belanja, saya aja belanja seminggu sekali doang. Bayangkan kalau listrik ngga ada atau mati, amu dikemanain tuh ikan-ikan yang membusuk dan sayuran yang layu. Belum lagi stock ASI ibu menyusui ( pengalaman pribadi). Saat listrik mati berja-jam di Medan, saya kerja ngga tenang, itu ASIP ku pagimane maaak?. Susah payah diperah kalau sampai mencair dan ngga bisa diminum, bisa patah hati saya.

Itu baru kulkas, belum AC. Cuaca yang semakin hari semakin panas membuat peralatan elektronik ini luar bisa dibutuhkan. Atau minimal kipas angin deh. Apalagi yang punya baby kayak saya. Begitu mati listrik, halah si Tara yang tadinya tidur nyenyak sontak bangun, nangis kepanasan. Salah saya juga sih, kok dibiasain ber-AC ria dari kecil tapi yah mau gimana lagi, panas gilak.

Trus si papanya Tara tuh hobi banget nonton bapalan atau sepak bola di tivi. Saat mati listrik, euuugh bisa uring-uringan dia.

Sejujurnya  saya pribadi tidak pernah misuh-misuh kalau listrik mati. Buat apa?? Lah emang kalau saya marah-marah listrik bakal nyala gitu?. Nyalahkan petugas PLN, melempari kantornya?

Idiih ngga deh, lah rumah si petugas PLN juga mati kok, kantornya juga mati kok. Dan saya yakin mereka pun pasti tidak mau di rumahnya listrik padam. Dan yang namany pekerja, pasti maunya kerjaannya beres, memuaskan pelanggan, supaya entar kalau pelanggan puas, bayar ngga nunggak, kalau ngga ada yang nunggak, laba cepat tercapai. Kalau laba tercapai atasan puas, syukur-syukur dapat bonus atau minimal naik gajilah. Itu pasti harapan pekerjanya. Sama seperti saya yang juga bekerja di pelayanan publik walaupun perusahaan saya tidak sevital PLN.

Maka saat listrik mati apalagi di hari Sabtu-Minggu, Tara ngamuk kepanasan, si papa uring-uringan karena ga bisa nonton bola dan balapan, saya juga suntuk karena laptop kehabisan batere ngga bisa nulis. Daripada marah ngga jelas dinikmati saja, ambil kunci mobil, capcus jalan-jalan bego. Sambil jalan nyusuin Tara, kena sepoi-sepoi AC mobil Tara pun tidur nyenyak. Si Papa pun bisa nonton di tivi mobil atau ngga ke tempat makan yang pakai genset jadi tetap ngga ketinggalan acara favorit. Balik ke rumah, biasanya listrik udah nyala. Tara dibobokin, tinggal bunda sama papa deh berduaan xixixi. Hati senang tak perlu mengumpat.

Tapi tentu saja, tidak semua orang berfikiran seperti itu. Dan namanya tingkat kesabaran manusia berbeda-beda.

Menyadari hal tersebut, pihak PLN sepertinya mulai berbenah diri. Perusahaan yang belakangan banyak dihujat, dicaci maki, bahkan ditimpukin ini mulai melakukan sesuatu. Demi melakukan perbaikan dan menciptakan budaya kerja yang sehat, khususnya dalam proses pengadaan barang dan jasa serta terhadap pelayanan pelanggan, PLN mulai menerapkan GCG ( Good Corporate Governance) atau gampangnya adalah tata kelola perusahaan yang baik., yaitu dengan mencanangkan PLN bersih.

Bersih dari apa?

Dari praktek suap menyuap, gratifikasi, dan tindak korupsi. Jadi biar kejadian-kejadian di atas ngga terus-menerus menjadi citra buruk PLN. Perusahaan negara gitu lho, dengan asset trilyunan rupiah.

Apalagi dirut PLN Nur Pramudji baru saja mendapatkan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) 2013 yaitu penghargaan atas upayanya dalam pemberantasan dan mencegah korupsi di perusahaan yang dipimpinnya. BHACA menilai Dirut PLN ini sebagai individu yang tidak korupsi.

Saat dicanangkannya PLN bersih, banyak masyarakat yang mencibir, Apa bisa?????

Saya pun awalnya demikian. Dan beberapa waktu yang lalu saya membuktikan salah satunya

Kebetulan adik saya baru selesai membangun rumah. Jadi ia mau mendaftar di PLN untuk memasukkan listrik ke rumahnya. Saya menemani adik saya itu ke kantor PLN deket rumah ( PLN Medan). Saat kami mendaftar, eh ternyata ngga bisa dilayani sama petugasnya. Kata si mba-mba cantik disana, sekarang kalau mau pasang lstrik baru, pelanggan bisa langsung menghubungi nomor telepon 123 dan mendaftar secara online.

Line Telepon Gratis untuk Pelanggan di Kantor PLN Medan 
Sama si mba, kami ditunjukkan telepon yang tersedia di dalam hall kantor tersebut. Katanya gratis untuk pelanggannya.

Begini prosedurnya:
  1. Telepon ke 123
  2. Pilih no 3, untuk pemasangan baru atau tambah daya
  3. Ntar ada mba-mba yg bicara, kita ditanya-tanya, dijelasin dulu ini itunya
  4. Trus ntar kita dapat no agenda dan nomor regristrasi
  5. Nomor regristasi tersebut kita bawa ke bank
  6. Bayar deh uang pemasangan baru di bank yang ditunjuk. Saat ini ada BRI,Bukoppin, kantor pos dan loket-loket pembayaran, malah bisa melalui ATM BRI Looo (sekalian promosi )
  7. Dapat slipnya, balik aja langsung ke rumah, ngga usah nungguin banknya tutup J)
  8. Udah gitu tinggal nunggu di rumah, dalam beberapa hari akan ada petugas yang datang
  9. Listrik bakal terpasang di rumah kita
  10. Ingaaat jangan ngasih tips sama si petugas , itu yang dipesankan si mba tadi sebelum mengakhiri pembicaraan
Komputer, jika pelanggan ingin mengakses website PLN
Ngga pake calo-caloan, ngga ada bayar apa-apa lagi. Karena semua kan sudah kita bayar di bank. Semua uang masuk ke negara, ngga ke oknum-oknum tak bertanggung jawab lagi. Ngga ada kesempatan suap menyuap atau gratifikasi. Kalau mau ngucapin terima kasih sama si abang yang masaingin listriknya, boleh lah ngasi segelas sirup dingin sama cemilan ringan.

Katanya sih dengan line telepon 123 yang disediakan PLN untuk pelanggan ini diharapkan dapat mengurangi interaksi pelanggan dengan para petugas yang dulu-dulunya terindikasi menjadi tempat tumbuh suburnya praktek suap,gratifikasi maupun korupsi secara langsung maupun tidak langsung.

Jadi sekarang pelanggan benar-benar membayar hanya sesuai kewajibannya saja. Hmmmm oke juga programnya.

Untuk lebih mantap lagi, PLN kini bekerjasama dengan TII (Transparency International Indonesia ) yang akan mengawasinya berjalannya PLN bersih ini.  Kerjasama ini bertujuan untuk lebih memastikan bahwa PLN dalam menjalankan usahanya menyediakan listrik bagi masyarakat luas dengan bersungguh-sungguh menerapkan praktek GCG dan anti korupsi.

Untuk itu, PLN membangun sebuah sistem yang berlandaskan empat pilar utama yang dikenal dengan PITA. Enak banget kan diingat PITA, yaitu Partisipasi, Integritas, Transparasi, dan Akuntabilitas.

PARTISIPASI

Seluruh pegawai PLN dan stakeholder yaitu masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya,berpartisipasi dalam berkomitmen untuk menjalankan dan mendukung program PLN bersih. Dalam hal ini PLN telah melakukan deklarasi collective Action yang merupakan komitmen bersama antara PLN,vendor dan public untuk mencegah terjadinya korupsi dalam pengadaan barang dan jasa.

INTEGRITAS

Integritas itu bisa berarti kejujuran dan itikad dari pegawai PLN sendiri dalam melaksanakan program PLN bersih

TRANSPARANSI

Atau keterbukaan, dilakukan PLN baik dalam hal informasi maupun sikap responsive terhadap pelanggan. Salah satunya dengan website PLN yang bisa diakses siapapun yang ingin mengetahui tentang kabar-kabar dan agenda dari PLN

AKUNTABILITAS

Mencakup sikap responsive pegawai PLN terhadap setiap keluhan pelanggan. Salah satunya dengan menyediakan line telepon 123 yang bisa diakses masyarakat umum. Setiap saat jika dibutuhkan masyarakat dan pelanggan bisa langsung mengungkapkan uneg-unegnya tanpa dibatasi. Dan setiap telepon yang masuk akan mendapat nomor agenda untuk ditindaklanjuti segera. PLN juga mengimplementasikan wishtle blower system dan program pengendalian gratifikas

Mau melaporkan pelanggaran?

bisa mengirimkannya ke plnbersih123@gmail.com atau PO Box 6043 GN JKS 12120.
Bagi Pelapor yang laporannya benar dan dapat ditindaklanjuti serta bersedia membuka  identitasnya kepada Direksi, akan diberikan insentif yang menarik

Keempat pilar yang dicanangkan PLN tersebut menurut saya sangat bagus jika memang benar-benar bisa diterapkan. Namun ada satu pilar lagi yang sebaiknya ditambahkan PLN. Karena PITA tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari SDM yang mumpuni. Dan secara naluriah pegawai akan lebih bersemangat jika ada reward and punishment yang jelas sebagai rangsangan mereka untuk bekerja lebih baik lagi.

Mungkin PLN bisa menambahkan dengan pilar Responsibility sebagai bentuk tanggung jawab seluruh pegawai untuk mensukseskan PLN bersih dan juga PENGHARGAAN TERHADAP SDM.

PENGHARGAAN TERHADAP SDM

Bisa diimplementasikan dalam bentuk penilain kinerja tahunan. Dimana ada parameter yang jelas untuk mengukur kinerja masing-masing pegawai. Mencakup berbagai aspek, termasuk aspek finasial dalam hal pencapaian target dan laba, aspek pelayanan terhadap pelanggan, integritas,responsibility terkait dengan tekad PLN bersih.

Nantinya penilaian tersebut akan berpengaruh terhadap insentif pegawai jika PLN mencapai laba atau sebagai penambah dalam perhitungan kenaikan gaji. Jadi tidak sama antara pegawai yang bekerja baik dan bersih dengan pegawai yang bekerja seadanya saja.

Akhirnya, sebagai perusahaan listrik negara yang menguasai hajat hidup orang banyak, apa yang telah diusahakan PLN ini akan sia-sia jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat umum. Jika kita ingin PLN bersih sukses yang nantinya tentu akan berimbas langsung kepada kualitas pelayanan PLN terhadap pelanggan, termasuk tercukupinya pasokan listrik di tiap daerah, kita harus mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung.

Caranya?

  1. Minimal dengan tidak buru-buru pesimis. Beri kesempatan kepada PLN untuk membuktikan kesungguhannya.
  2. Dengan tidak berupaya melakukan suap atau gratifikasi lagi dengan alasan apapun termasuk biar cepat dilayani.
  3. Melaporkan jika masih ada oknum-oknum yang melakukan praktek-praktek suap, gratifikasi maupun korupsi melalui whistle blower
Dukungan Blogger?

Sebagai seorang blogger yang biasa mengaktualisasikan diri melalui tulisan dan dunia maya. Saya pun turut mendukung PLN bersih dengan cara turut mensosialisasikan apa-apa saja yang menjadi target dan tekad PLN. Dengan dukungan para blogger tentu saja informasi terkait berita-berita PLNwww.pln.co.id dapat lebih cepat sampai di masyarakat karena blogger menulis dengan cara yang lebih membumi dan dengan bahasa sehari-hari. Dukungan blogger juga bermanfaat untuk memonitor pelaksaan PLN bersih, karena apa yang terjadi di lapangan sangat cepat bisa terupdate di sebuah blog ( hati-hati nih PLN )

Ayo Kita Dukung PLN Bersih untuk kepentingan kita bersama.

PLN Bersih, Masyarakat Peduli,Listrik Tercukupi,Negara Sejahtera



Jangan Takut Untuk Berbagi

Tuesday, October 22, 2013
Sabtu kemarin kantor saya mengadakan acara FPK ( Forum Peningkatan Kinerja) di Danau Toba dengan tema 80-an. Demi untuk memeriahkan acara dan menghormati panitia yang telah bersusah payah merancang acara saya pun berusaha mengikuti tema yang telah ditentukan. Hmm sebenarnya baju tema 80-an itu agak susah sih, soalnya yang namanya mode kan berulang. Saat ini pun banyak pakaian era 80-an keluar lagi. Saya jadi bingung mau memakai pakaian gimana.

Akhirnya daripada pusing, saya disarankan teman untuk memakai pakaian emak saya saja saat tahun 80-an dulu. Xixixix maka jadilah saya dengan semangatnya berdandan ala 80-an dilengkapi dengan pakaian bling-bilng kepunyaan emak teman saya. Untuk lebih menghayati tema saya pun memakai lipstik merah menyala dan kaca mata hitam. Pokoke total abis lah. Harapannya bisa memenangkan the best costume, soalnya hadiahnya lumayan boooo duit 2 juta rupiah.

Saat acara berlangsung saya sudah pede sekali bakal menang, melihat sebagian besar teman yang lain mengenakan pakaian hampir seragaman , legging warna-warni, kaos warna-warni dilengkapi dengan bandana dan gelang aneka warna, plus sepatu kets. Iiiih perasaan bagusan sayah kemana-mana. Apalagi saat saya masuk ke ruangan tempat acara berlangsung, langsung disambut oleh tepuk tangan saat melihat penampilan saya.








Acara berlangsung meriah. 

Tibalah saat pengumuman pemenang the best Costum. Teriakan-teriakan memenuhi ruangan. Sebagian besar menjagokan nama saya sebagai pememenangnya. Tentu saja saya geer bukan kepalang. Sudah kebayang 2 juta bakal di tangan

Dannnnnnnnnnn................ 

Hiyaaaa ternyata saya bahkan juara 3 pun tidak. 

SEBEL ?................. PASTI
GONDOK ? ..... BANGET
KECEWA? ..................... YA iya lah

Saat itu ada bisikan di hati saya

" Itulah gunanya orang lain, untuk menilai dari luar"

Haduuuuuh ya sudahlah, mau ngga mau suka ngga suka akhirnya saya mengikhlaskannya.

Tiba giliran doorprize....
Saat nama saya disebut, ternyata saya dapat kompor gas ( lagi). Huuuuu jujur saja terbersit rasa kecewa di hati, soalnya kan saya baru dapat hadiah kompor gas dari Toshiba. sebenarnya saya pengen banget dapet blender karena blender saya rusak dan sayang banget mau beli baru xixixixi.

Saat pengambilan hadiah, seorang cleaning service kantor menanyai saya
" Kakak dapet apa?"
" Kompor gas"
" Aku dapet box makan kak"
" Wah bagus dong box makannya kan stainless"
" Iya, tapi enakan kakak dong dapat kompor gas, tukaran dog kak"

Dan entah kenapa, saya langsung mau aja tukaran. Kompor gas ditukar box makan, hiyaaaaa. Beberapa teman bilang, sayang sekali saya menukarnya ngga sebanding harganya. Saya sih ngga mikir demikian, saolanya saya memangg ngga butuh itu kompor gas, daripada mubazir mending dikasih sama yang butuh, apalagi ini kan gratisan jadi ngga ada itung-itungan untung rugi. Jadilah kompor gas ditukar dengan box makan. Ntar kan box makannya bisa buat bekal Tara xixixi.

Menjelang siang, saat ngobrol-ngobrol sama wapinwil, bapak itu cerita kalau dia dapat doorprize berupa blender. Iiiiiih langsung mupeng, saya kan butuh blender. Waktu saya bilang saya lagi butuh blender, eh sama si bapak blendernya dikasih ke saya. Wow Wow wow langsung koprol

Aseeek saya malah dapet blender plus box makan yang tahan panas itu ;))

Makanya, jangan takut berbagi, jangan takut rezeki tertukar. Dan ngga usah ngotoT kalau memang bukan rezeki kita. Ingat rezeki ngga pernah salah alamat , ngga pernah datang telat dan ngga pernah salah ukuraN


SETUJUUUUUUUUUUU!!!!!




Cantik Dengan Kosmetik Halal

Wednesday, October 16, 2013
Haloooo selamat datang di windiland



Bagi yang pertama kali berkunjung kesini, saya perkenalkan diri terlebih dahulu

Saya windi. Kalau di dunia maya lebih dikenal dengan nama Windi Teguh. 
Bukaaan.... bukaaaan, saya bukan istrinya Mario Teguh, bukan anaknya, bukan emaknya, bukan sepupunya, pokoknya saya bukan siapa siapanya si Mario Teguh itu. 
Tapi saya memang istrinya pak Teguh, halah.

Dehidrasi Ide

Saturday, October 12, 2013
Dan malam ini saya tiba-tiba tersadar, bahwa kemampuan menulis itu sangat berbanding lurus dengan waktu yang kita sisihkan untuk membaca, setidaknya itu menurut saya.Praktis hampir empat bulan ini saya sama sekali tidak membaca satu buku pun. Berpuluh buku yang saya beli dan saya kumpulkan sejak saya hamil dengan harapan bakal dibaca saat saya cuti melahirkan hanya teronggok begitu saja di rak buku saya. Bahkan sampul plastiknya pun masih menempel disana.

Biasanya kebanyakan saat saya membaca satu buku, berpuluh ide bagai melompat-lompat di pikiran saya. Membaca satu kalimat saja bisa menghasilkan satu postingan di blog ini. 

Saat ini, setiap mau ikutan lomba atau mau nulis sesuatu, begitu lepi sudah dibuka, waktu sudah diluangkan dan siap untuk menulis, otak saya kosong. Mau nulis apapun kok ya rasanya garing banget. Ngga berisi sama sekali, hanya celotehan ngga jelas. Walau itu pun masih mending daripada tidak menulis sama sekali.

Awalnya saya pikir karena saya lagi tidak mood, tapi masa iya sih ngga mood kok setiap saat. Setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin penyebab terbesar adalah karena saya mulai malas membaca buku. Dan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Saya MALAS membaca buku????? hal tersebut tidak pernah terjadi dalam 1 dasawarsa terakhir, aiiih. Membaca itu sudah seperti air minum bagi saya. Tidak membaca dalam satu hari harusnya sudah membuat saya dehidrasi. Dan sekarang, kenyataannya saya sudah absen minum air sampai berbulan-bulan, berarti patut dipertanyakan pentingnya sebuah buku bagi saya. 

Saat saya mempertanyakan itu, barulah saya sadari, saya memang sudah dehidrasi berat. Benar-benar kekeringan ide sama sekali untuk bahkan menulis satu paragraph saja. Untuk itu harusnya saya sudah diinfus saat ini, diberi asupan cairan yang bisa mengembalikan stamina saya.

Jadi, pembaca yang budiman, berhati-hatilah saat anda mulai kekeringan ide, ogah-ogahan dalam menulis. Barangkali bukan karena ide yang tak kunjung datang, atau mood yang lagi labil atau tema yang terlalu sulit. Bisa jadi karena anda mengalami dehidrasi seperti saya. WASPADALAH....................

What a Wonderfull Day

Wednesday, October 9, 2013
Setelah pontang-panting selama dua hari ini, akhirnya bisa merebahkan badan sejenak. Karena si papa lagi tidur dan Tara main sama mba nya, iseng ngisi blog lagi .

Ya, Dua hari ini energi saya terkuras habis. Pasalnya suami tercinta sakit dan harus opname di RS. Kalau diinget-inget lagi, saya jadi merasa bersalah banget sama si beliau.

I Love You Tara

Tuesday, October 8, 2013
Dear Putriku tercinta.........

Sabtu kemarin tanggal 28 September 2013  genap empat bulan usiamu, yang artinya sudah empat bulan ini dirimu menjadikanku resmi menyandang status sebagai seorang ibu. Dulu kupikir memiliki anak itu kerjaannya cium-cium bayi, main-main sama kamu, ngajak jalan-jalan, trus asik belanja-belanji baju-baju lucu untukmu.

Ternyata tidak segampang itu. 

Orang Pintar banyak Cara, Orang Malas Banyak Alasan

Tuesday, September 10, 2013
Orang Pintar Banyak Cara, Orang Malas Banyak Alasan

Kalau kalian sempat, sekali-kali mampirlah ke BRI di jalan Putri Hijau Medan. Kalimat di atas akan menyambut siapapun yang menginjakkan kaki ke dalam gedung berlantai tiga tersebut. Dalam satu hari saya bisa membacanya sampai puluhan kali. Dulu kalimat ini pun menghiasi tembok putih di unit kerja saya sebelumnya yaitu Tebing Tinggi.

Saya tidak bisa lebih setuju dengan apa yang terkandung di dalamnya ( ceilah bahasa guweh udah kayak vicky ajah). Bahwa hanya orang malas yang apa-apa selaluuu aja punya alasan. 

" Kok karirmu gitu-gitu terus? "
" Iya, bos saya nepotismenya tinggi sih "

" Ngerjain berkas kredit satu debitur ajaaaa lamanya minta ampun "
" Abis jaringan lelet sih, masukin data ke aplikasi jadi lama"

dst .....dst......

Ini Milikku bukan Milikmu

Monday, September 2, 2013
Tahun 2010 yang lalu saya membeli sebidang tanah beserta bangunan rumah di atasnya dengan ukuran tanah 15 m x 25 m. Cukup luas untuk hunian yang nyaman menurut saya.Rumah tersebut saat kami beli belum memiliki pagar. Maka demi keamanan, saya dan suami berencana untuk membangun pagar di sekeliling rumah. Agar tahu estimasi biaya dan titik tempat pagar dibangun, dimulailah pengukuran tanah sesuai dengan yang tertera di sertifikat tanah dan rumah tersebut. 

Saat suami mengukur bersama seorang tukang bangunan yang sedianya bakal meembangun pagar tersebut, kami dikejutkan oleh ketidaksesuaian antara sertifikat tanah dan kondisi di lapangan. Ternyata, bangunan rumah itu selama ini telah melewati batas tanah seperti yang telah dituangkan di surat tanah. Wooow panik deh saya, boro-boro mau bangun pagar, lha bangunan yag sekarang aja sudah lewat batas.Sebenarnya saya heran juga, kok selama ini yang punya tanah di sebelah ngga protes.

Tanah yang saya beli ini adalah milik nenek saya. Ketika nenek dan kakek saya meninggal dunia, anak-anaknya sepakat menjual rumah tersebut. Dan dengan banyak pertimbangan saya pun membeli rumah yang merupakan rumah masa kecil ibu saya.Sejak tahun 1970 sampai dengan saat ini tetangga kiri kanan, muka belakang tak mengalami pergeseran, sehingga disana semua saling kenal. Mungkin itulah yang menyebabkan selama ini tidak pernah ada masalah dengan bangunan rumah yang sudah masuk tanahnya tetangga.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, saya dan suami pun mendatangi tetangga rumah yang merupakan pemilik tanah sebelah. Setelah memohon maaf karena ketidaktahuan kami, suami malah meminta mereka untuk menjual sekitar 1-2 m tanah mereka agar cukup untuk membangun pagar. Syukurnya mereka mau, karena bagi mereka kehilangan satu meter tanahnya tak mempengaruhi apapun, sedangkan bagi kami satu meter itu sangat berguna . Karena sudah menganggap saudara sendiri,  kami hanya melakukan transaksi jual beli dalam selembar kuitansi yang tidak punya kekuatan hukum.


Laos, Penambah Cita Rasa ASEAN

Saturday, August 31, 2013
LAOS

Jujur saja, saat mendengar kata Laos, hal yang pertama terlintas di benak saya adalah bumbu dapur berwarna merah muda,xixixi. Memang diantara teman-temannya seperti jahe,kunyit,kencur, laos termasuk umbi-umbian yang gampang saya ingat,soalnya bentuknya berbeda dibanding kroni-kroninya.

Harumnya Duet Maut Kopi Indonesia dan Vietnam

Seminggu yang lalu sebuah berkas paket kredit mendarat di meja kerja saya. Permohonan baru sebesar Rp 40M dari sebuah perusahaan pengolahan kopi di Sumatera Utara. Menurut prosedur, yang harus saya lakukan adalah melakukan prescreening, memastikan apakah usaha debitur yang akan dilayani masih masuk dalam Pasar sasaran dan tidak termasuk dalam negative list  usaha yang dibiayai.

Negeri Seribu Candi?..... Oh No

Friday, August 30, 2013
"Bikinkan dulu seribu candi"

Seru Roro Jonggrang saat Bandung Bondowoso ingin melamarnya. Tergopoh-gopoh, satu persatu candi pun dibangun dengan bantuan tenaga ghaib. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, seribu candi yang sedianya dibangun sebagai bukti cinta ternyata tidak selesai dalam semalam,saudara-saudara. Bandung Bondowoso pun gagal mempersunting Roro Jonggrang.

Kisah kasih tak sampai tersebut tak dapat dipisahkan dari sejarah candi di Indonesia. Pun dongeng-dongeng yang turun temurun diceritakan sebagai asal-muasal adanya suatu tepat wisata atau bangunan bersejarah di Indonesia. Kisah seribu candinya Roro Jonggrang tak terlalu berbeda dengan kisah tangkuban perahu di tanah Parahyangan,sama-sama tentang perjuangan memenangkan hati si pujaan hati, so sweeeet.

Memang, begitu mendengar kata candi, di pikiran saya pasti langsung terlintas pulau Jawa dan sekitarnya. Mulai dari candi Borobudur, Prambanan, Candi Boko, Pawon,Mendut,candi Umbul,Plaosan,Karangnongkocandi sewu di Semarang




Sejak maskapai-maskapai penerbangan mulai tumbuh bak jamur di musim hujan dan banting harga beberapa tahun silam dengan munculnya armada-armada seperti Jatayu airlines,Adam air,lion,Air Asia dan belakangan Tiger air, kegiatan travelilng menjadi bukan barang mewah lagi. Kalau dulu kita harus mengeluarkan rupiah sampai digit 7 ke atas untuk melakukan satu perjalanan ke luar negeri, sekarang ngga lagi. Cukup beberapa ratus ribu saja kita sudah bisa bertandang ke negara tetangga. Bahkan untuk waktu-waktu tertentu, para maskapai tersebut beramai-ramai mengadakan promo yang membuat harga tiket bisa gila-gilaan murahnya. Terbang ke Singapur hanya 99 ribu??? Woooow, ngga kebayang kan?.

Apalagi bagi warga Medan, jarak tempuh yang pendek antara Medan-Malaysia, Medan-Singapure dan beberapa kota yang masih termasuk dalam negara ASEAN, membuat tiket penerbangan menjadi semakin murah. Ngga heran banyak orang Medan yang lebih memilih liburan ke Malaysia atau Singapure dibanding jauh-jauh ke Jogja misalnya. Disamping lebih murah terdengar lebih keren, ke luar negeri gitu loooo.

Tapi, yang namanya bertandang ke negeri orang itu tentu saja tetap beda dengan wara-wiri di negeri sendiri. Kalau misalnya kita mau jalan-jalan ke Bali, cukup hanya beli tiket, terbang, udah bisa langsung jalan-jalan. Berbeda ceritanya kalau mau ke negeri seberang . Untuk memasuki negara orang kita perlu tanda pengenal yang berlaku internasional, atau yang sering kita sebut dengan paspor.

Paspor itu fungsinya sama dengan KTP, jadi didalamnya ada foto kita plus data diri. Setiap kita akan memasuki suatu negara, si paspor ini diperlukan agar kita tidak terindikasi menjadi imigran gelap. 

Paspor bisa didapatkan di kantor Imigrasi setempat, tidak harus dari daerah asal kita. Jika kita berdomisili di Jakarta dan memegang KTP di luar Jakarta kita hanya perlu membawa syarat-syarat sebagai berikut ke kantor imigrasi di Jakarta:
  1. Kartu Tanda Penduduk
  2. Surat keterangan kerja atau Akte Kelahiran Orang Tua untuk yang belum bekerja
  3. Akte Kelahiran
  4. Ijazah terakhir
  5. Foto 3×4
Biaya pengajuan paspor saat ini adalah Rp. 255.000 rupiah tanpa tambahan biaya apapun. Prosesnya pun cukup mudah. Hanya dengan datang mengisi formulir dan menyerahkan berkas maka akan keluar jadwal untuk wawancara. Satu dua hari setelah wawancara, jika diapprove paspor setebal 48 halaman akan jadi lebih kurang 2-4 hari.
Paspor berlaku selama 5 tahun. Tapi hampir semua negara mempersyaratkan adanya minimal 6 bulan masa berlaku sebelum kadaluarsa. Enam bulan sebelum kadaluarsa, sebaiknya paspor diperpanjang untuk diganti buku yang baru. Setiap masuk dan keluar dari suatu negara paspor akan diberikan stempel di imigrasi sebagai tanda approval kita datang dan meninggalkan wilayah negara tersebut tanpa masalah apapun.
Passports stamps
Passports stamps
Semakin banyaknya stamp yang diperoleh di dalam paspor akan mempermudah kita untuk apply visa, terutama negara-negara yang visanya sulit seperti amerika, schengen (visa eropa), dan kanada.

Indonesia, More Than Words

Thursday, August 29, 2013

Borobudur,sebuah Inspirasi

Wednesday, August 28, 2013

Rumput Tetangga Lebih Hijau?.Mari Rawat Rumput Sendiri

Tuesday, August 27, 2013
Saya ingat,saat pertama kali menginjakkan kaki di Semarang pada tahun 2000, saya begitu penasaran dengan warung-warung tenda di sepanjang jalan daerah Tembalang.Tertulis besar-besar di spanduk yang menutupi  bagian depan tenda tersebut “ PECEL LELE”. Lele dipecel? Hmm gimana tuh,apa lelenya diulek sama bumbu kacang ya ? pikir saya. Setahu saya pecel itu adalah campuran sayur-sayuran , daun singkong,kacang panjang,timun, ditambah tahu tempe trus disiram sama bumbu kacang,seger-seger pedes gitu,dan ga pernah tahu kalau ada campuran lelenya. Maka dengan rasa keingintahuan yang besar, malam pertama di Semarang pun saya langsung memesan pecel lele sebagai santap malam.

Saat hidangan tersedia di depan mata,di piring  tergolek manis seekor lele yang digoreng kering dengan asesoris berupa sambal semacam sambal terasi,plus lalapan berupa timun,daun kol,dan tak lupa daun aneh yang belum pernah saya lihat. Belakangan saya tahu kalau itu adalah daun kemangi. Ow ..ow… bayangan saya akan pecel  buyar seketika. Spontan saya bertanya “ Mana pecelnya mas”, xixixixi. “ Lhaaa itu mba, kan pesen pecel lele”

Custom Post Signature