Jangan Takut Untuk Berbagi

Tuesday, October 22, 2013
Sabtu kemarin kantor saya mengadakan acara FPK ( Forum Peningkatan Kinerja) di Danau Toba dengan tema 80-an. Demi untuk memeriahkan acara dan menghormati panitia yang telah bersusah payah merancang acara saya pun berusaha mengikuti tema yang telah ditentukan. Hmm sebenarnya baju tema 80-an itu agak susah sih, soalnya yang namanya mode kan berulang. Saat ini pun banyak pakaian era 80-an keluar lagi. Saya jadi bingung mau memakai pakaian gimana.

Akhirnya daripada pusing, saya disarankan teman untuk memakai pakaian emak saya saja saat tahun 80-an dulu. Xixixix maka jadilah saya dengan semangatnya berdandan ala 80-an dilengkapi dengan pakaian bling-bilng kepunyaan emak teman saya. Untuk lebih menghayati tema saya pun memakai lipstik merah menyala dan kaca mata hitam. Pokoke total abis lah. Harapannya bisa memenangkan the best costume, soalnya hadiahnya lumayan boooo duit 2 juta rupiah.

Saat acara berlangsung saya sudah pede sekali bakal menang, melihat sebagian besar teman yang lain mengenakan pakaian hampir seragaman , legging warna-warni, kaos warna-warni dilengkapi dengan bandana dan gelang aneka warna, plus sepatu kets. Iiiih perasaan bagusan sayah kemana-mana. Apalagi saat saya masuk ke ruangan tempat acara berlangsung, langsung disambut oleh tepuk tangan saat melihat penampilan saya.








Acara berlangsung meriah. 

Tibalah saat pengumuman pemenang the best Costum. Teriakan-teriakan memenuhi ruangan. Sebagian besar menjagokan nama saya sebagai pememenangnya. Tentu saja saya geer bukan kepalang. Sudah kebayang 2 juta bakal di tangan

Dannnnnnnnnnn................ 

Hiyaaaa ternyata saya bahkan juara 3 pun tidak. 

SEBEL ?................. PASTI
GONDOK ? ..... BANGET
KECEWA? ..................... YA iya lah

Saat itu ada bisikan di hati saya

" Itulah gunanya orang lain, untuk menilai dari luar"

Haduuuuuh ya sudahlah, mau ngga mau suka ngga suka akhirnya saya mengikhlaskannya.

Tiba giliran doorprize....
Saat nama saya disebut, ternyata saya dapat kompor gas ( lagi). Huuuuu jujur saja terbersit rasa kecewa di hati, soalnya kan saya baru dapat hadiah kompor gas dari Toshiba. sebenarnya saya pengen banget dapet blender karena blender saya rusak dan sayang banget mau beli baru xixixixi.

Saat pengambilan hadiah, seorang cleaning service kantor menanyai saya
" Kakak dapet apa?"
" Kompor gas"
" Aku dapet box makan kak"
" Wah bagus dong box makannya kan stainless"
" Iya, tapi enakan kakak dong dapat kompor gas, tukaran dog kak"

Dan entah kenapa, saya langsung mau aja tukaran. Kompor gas ditukar box makan, hiyaaaaa. Beberapa teman bilang, sayang sekali saya menukarnya ngga sebanding harganya. Saya sih ngga mikir demikian, saolanya saya memangg ngga butuh itu kompor gas, daripada mubazir mending dikasih sama yang butuh, apalagi ini kan gratisan jadi ngga ada itung-itungan untung rugi. Jadilah kompor gas ditukar dengan box makan. Ntar kan box makannya bisa buat bekal Tara xixixi.

Menjelang siang, saat ngobrol-ngobrol sama wapinwil, bapak itu cerita kalau dia dapat doorprize berupa blender. Iiiiiih langsung mupeng, saya kan butuh blender. Waktu saya bilang saya lagi butuh blender, eh sama si bapak blendernya dikasih ke saya. Wow Wow wow langsung koprol

Aseeek saya malah dapet blender plus box makan yang tahan panas itu ;))

Makanya, jangan takut berbagi, jangan takut rezeki tertukar. Dan ngga usah ngotoT kalau memang bukan rezeki kita. Ingat rezeki ngga pernah salah alamat , ngga pernah datang telat dan ngga pernah salah ukuraN


SETUJUUUUUUUUUUU!!!!!




Cantik Dengan Kosmetik Halal

Wednesday, October 16, 2013
Haloooo selamat datang di windiland



Bagi yang pertama kali berkunjung kesini, saya perkenalkan diri terlebih dahulu

Saya windi. Kalau di dunia maya lebih dikenal dengan nama Windi Teguh. 
Bukaaan.... bukaaaan, saya bukan istrinya Mario Teguh, bukan anaknya, bukan emaknya, bukan sepupunya, pokoknya saya bukan siapa siapanya si Mario Teguh itu. 
Tapi saya memang istrinya pak Teguh, halah.

Dehidrasi Ide

Saturday, October 12, 2013
Dan malam ini saya tiba-tiba tersadar, bahwa kemampuan menulis itu sangat berbanding lurus dengan waktu yang kita sisihkan untuk membaca, setidaknya itu menurut saya.Praktis hampir empat bulan ini saya sama sekali tidak membaca satu buku pun. Berpuluh buku yang saya beli dan saya kumpulkan sejak saya hamil dengan harapan bakal dibaca saat saya cuti melahirkan hanya teronggok begitu saja di rak buku saya. Bahkan sampul plastiknya pun masih menempel disana.

Biasanya kebanyakan saat saya membaca satu buku, berpuluh ide bagai melompat-lompat di pikiran saya. Membaca satu kalimat saja bisa menghasilkan satu postingan di blog ini. 

Saat ini, setiap mau ikutan lomba atau mau nulis sesuatu, begitu lepi sudah dibuka, waktu sudah diluangkan dan siap untuk menulis, otak saya kosong. Mau nulis apapun kok ya rasanya garing banget. Ngga berisi sama sekali, hanya celotehan ngga jelas. Walau itu pun masih mending daripada tidak menulis sama sekali.

Awalnya saya pikir karena saya lagi tidak mood, tapi masa iya sih ngga mood kok setiap saat. Setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin penyebab terbesar adalah karena saya mulai malas membaca buku. Dan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Saya MALAS membaca buku????? hal tersebut tidak pernah terjadi dalam 1 dasawarsa terakhir, aiiih. Membaca itu sudah seperti air minum bagi saya. Tidak membaca dalam satu hari harusnya sudah membuat saya dehidrasi. Dan sekarang, kenyataannya saya sudah absen minum air sampai berbulan-bulan, berarti patut dipertanyakan pentingnya sebuah buku bagi saya. 

Saat saya mempertanyakan itu, barulah saya sadari, saya memang sudah dehidrasi berat. Benar-benar kekeringan ide sama sekali untuk bahkan menulis satu paragraph saja. Untuk itu harusnya saya sudah diinfus saat ini, diberi asupan cairan yang bisa mengembalikan stamina saya.

Jadi, pembaca yang budiman, berhati-hatilah saat anda mulai kekeringan ide, ogah-ogahan dalam menulis. Barangkali bukan karena ide yang tak kunjung datang, atau mood yang lagi labil atau tema yang terlalu sulit. Bisa jadi karena anda mengalami dehidrasi seperti saya. WASPADALAH....................

What a Wonderfull Day

Wednesday, October 9, 2013
Setelah pontang-panting selama dua hari ini, akhirnya bisa merebahkan badan sejenak. Karena si papa lagi tidur dan Tara main sama mba nya, iseng ngisi blog lagi .

Ya, Dua hari ini energi saya terkuras habis. Pasalnya suami tercinta sakit dan harus opname di RS. Kalau diinget-inget lagi, saya jadi merasa bersalah banget sama si beliau.

I Love You Tara

Tuesday, October 8, 2013
Dear Putriku tercinta.........

Sabtu kemarin tanggal 28 September 2013  genap empat bulan usiamu, yang artinya sudah empat bulan ini dirimu menjadikanku resmi menyandang status sebagai seorang ibu. Dulu kupikir memiliki anak itu kerjaannya cium-cium bayi, main-main sama kamu, ngajak jalan-jalan, trus asik belanja-belanji baju-baju lucu untukmu.

Ternyata tidak segampang itu. 

Orang Pintar banyak Cara, Orang Malas Banyak Alasan

Tuesday, September 10, 2013
Orang Pintar Banyak Cara, Orang Malas Banyak Alasan

Kalau kalian sempat, sekali-kali mampirlah ke BRI di jalan Putri Hijau Medan. Kalimat di atas akan menyambut siapapun yang menginjakkan kaki ke dalam gedung berlantai tiga tersebut. Dalam satu hari saya bisa membacanya sampai puluhan kali. Dulu kalimat ini pun menghiasi tembok putih di unit kerja saya sebelumnya yaitu Tebing Tinggi.

Saya tidak bisa lebih setuju dengan apa yang terkandung di dalamnya ( ceilah bahasa guweh udah kayak vicky ajah). Bahwa hanya orang malas yang apa-apa selaluuu aja punya alasan. 

" Kok karirmu gitu-gitu terus? "
" Iya, bos saya nepotismenya tinggi sih "

" Ngerjain berkas kredit satu debitur ajaaaa lamanya minta ampun "
" Abis jaringan lelet sih, masukin data ke aplikasi jadi lama"

dst .....dst......

Ini Milikku bukan Milikmu

Monday, September 2, 2013
Tahun 2010 yang lalu saya membeli sebidang tanah beserta bangunan rumah di atasnya dengan ukuran tanah 15 m x 25 m. Cukup luas untuk hunian yang nyaman menurut saya.Rumah tersebut saat kami beli belum memiliki pagar. Maka demi keamanan, saya dan suami berencana untuk membangun pagar di sekeliling rumah. Agar tahu estimasi biaya dan titik tempat pagar dibangun, dimulailah pengukuran tanah sesuai dengan yang tertera di sertifikat tanah dan rumah tersebut. 

Saat suami mengukur bersama seorang tukang bangunan yang sedianya bakal meembangun pagar tersebut, kami dikejutkan oleh ketidaksesuaian antara sertifikat tanah dan kondisi di lapangan. Ternyata, bangunan rumah itu selama ini telah melewati batas tanah seperti yang telah dituangkan di surat tanah. Wooow panik deh saya, boro-boro mau bangun pagar, lha bangunan yag sekarang aja sudah lewat batas.Sebenarnya saya heran juga, kok selama ini yang punya tanah di sebelah ngga protes.

Tanah yang saya beli ini adalah milik nenek saya. Ketika nenek dan kakek saya meninggal dunia, anak-anaknya sepakat menjual rumah tersebut. Dan dengan banyak pertimbangan saya pun membeli rumah yang merupakan rumah masa kecil ibu saya.Sejak tahun 1970 sampai dengan saat ini tetangga kiri kanan, muka belakang tak mengalami pergeseran, sehingga disana semua saling kenal. Mungkin itulah yang menyebabkan selama ini tidak pernah ada masalah dengan bangunan rumah yang sudah masuk tanahnya tetangga.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, saya dan suami pun mendatangi tetangga rumah yang merupakan pemilik tanah sebelah. Setelah memohon maaf karena ketidaktahuan kami, suami malah meminta mereka untuk menjual sekitar 1-2 m tanah mereka agar cukup untuk membangun pagar. Syukurnya mereka mau, karena bagi mereka kehilangan satu meter tanahnya tak mempengaruhi apapun, sedangkan bagi kami satu meter itu sangat berguna . Karena sudah menganggap saudara sendiri,  kami hanya melakukan transaksi jual beli dalam selembar kuitansi yang tidak punya kekuatan hukum.


Custom Post Signature