Negeri Seribu Candi?..... Oh No

Friday, August 30, 2013
"Bikinkan dulu seribu candi"

Seru Roro Jonggrang saat Bandung Bondowoso ingin melamarnya. Tergopoh-gopoh, satu persatu candi pun dibangun dengan bantuan tenaga ghaib. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, seribu candi yang sedianya dibangun sebagai bukti cinta ternyata tidak selesai dalam semalam,saudara-saudara. Bandung Bondowoso pun gagal mempersunting Roro Jonggrang.

Kisah kasih tak sampai tersebut tak dapat dipisahkan dari sejarah candi di Indonesia. Pun dongeng-dongeng yang turun temurun diceritakan sebagai asal-muasal adanya suatu tepat wisata atau bangunan bersejarah di Indonesia. Kisah seribu candinya Roro Jonggrang tak terlalu berbeda dengan kisah tangkuban perahu di tanah Parahyangan,sama-sama tentang perjuangan memenangkan hati si pujaan hati, so sweeeet.

Memang, begitu mendengar kata candi, di pikiran saya pasti langsung terlintas pulau Jawa dan sekitarnya. Mulai dari candi Borobudur, Prambanan, Candi Boko, Pawon,Mendut,candi Umbul,Plaosan,Karangnongkocandi sewu di Semarang




Sejak maskapai-maskapai penerbangan mulai tumbuh bak jamur di musim hujan dan banting harga beberapa tahun silam dengan munculnya armada-armada seperti Jatayu airlines,Adam air,lion,Air Asia dan belakangan Tiger air, kegiatan travelilng menjadi bukan barang mewah lagi. Kalau dulu kita harus mengeluarkan rupiah sampai digit 7 ke atas untuk melakukan satu perjalanan ke luar negeri, sekarang ngga lagi. Cukup beberapa ratus ribu saja kita sudah bisa bertandang ke negara tetangga. Bahkan untuk waktu-waktu tertentu, para maskapai tersebut beramai-ramai mengadakan promo yang membuat harga tiket bisa gila-gilaan murahnya. Terbang ke Singapur hanya 99 ribu??? Woooow, ngga kebayang kan?.

Apalagi bagi warga Medan, jarak tempuh yang pendek antara Medan-Malaysia, Medan-Singapure dan beberapa kota yang masih termasuk dalam negara ASEAN, membuat tiket penerbangan menjadi semakin murah. Ngga heran banyak orang Medan yang lebih memilih liburan ke Malaysia atau Singapure dibanding jauh-jauh ke Jogja misalnya. Disamping lebih murah terdengar lebih keren, ke luar negeri gitu loooo.

Tapi, yang namanya bertandang ke negeri orang itu tentu saja tetap beda dengan wara-wiri di negeri sendiri. Kalau misalnya kita mau jalan-jalan ke Bali, cukup hanya beli tiket, terbang, udah bisa langsung jalan-jalan. Berbeda ceritanya kalau mau ke negeri seberang . Untuk memasuki negara orang kita perlu tanda pengenal yang berlaku internasional, atau yang sering kita sebut dengan paspor.

Paspor itu fungsinya sama dengan KTP, jadi didalamnya ada foto kita plus data diri. Setiap kita akan memasuki suatu negara, si paspor ini diperlukan agar kita tidak terindikasi menjadi imigran gelap. 

Paspor bisa didapatkan di kantor Imigrasi setempat, tidak harus dari daerah asal kita. Jika kita berdomisili di Jakarta dan memegang KTP di luar Jakarta kita hanya perlu membawa syarat-syarat sebagai berikut ke kantor imigrasi di Jakarta:
  1. Kartu Tanda Penduduk
  2. Surat keterangan kerja atau Akte Kelahiran Orang Tua untuk yang belum bekerja
  3. Akte Kelahiran
  4. Ijazah terakhir
  5. Foto 3×4
Biaya pengajuan paspor saat ini adalah Rp. 255.000 rupiah tanpa tambahan biaya apapun. Prosesnya pun cukup mudah. Hanya dengan datang mengisi formulir dan menyerahkan berkas maka akan keluar jadwal untuk wawancara. Satu dua hari setelah wawancara, jika diapprove paspor setebal 48 halaman akan jadi lebih kurang 2-4 hari.
Paspor berlaku selama 5 tahun. Tapi hampir semua negara mempersyaratkan adanya minimal 6 bulan masa berlaku sebelum kadaluarsa. Enam bulan sebelum kadaluarsa, sebaiknya paspor diperpanjang untuk diganti buku yang baru. Setiap masuk dan keluar dari suatu negara paspor akan diberikan stempel di imigrasi sebagai tanda approval kita datang dan meninggalkan wilayah negara tersebut tanpa masalah apapun.
Passports stamps
Passports stamps
Semakin banyaknya stamp yang diperoleh di dalam paspor akan mempermudah kita untuk apply visa, terutama negara-negara yang visanya sulit seperti amerika, schengen (visa eropa), dan kanada.

Indonesia, More Than Words

Thursday, August 29, 2013

Borobudur,sebuah Inspirasi

Wednesday, August 28, 2013

Rumput Tetangga Lebih Hijau?.Mari Rawat Rumput Sendiri

Tuesday, August 27, 2013
Saya ingat,saat pertama kali menginjakkan kaki di Semarang pada tahun 2000, saya begitu penasaran dengan warung-warung tenda di sepanjang jalan daerah Tembalang.Tertulis besar-besar di spanduk yang menutupi  bagian depan tenda tersebut “ PECEL LELE”. Lele dipecel? Hmm gimana tuh,apa lelenya diulek sama bumbu kacang ya ? pikir saya. Setahu saya pecel itu adalah campuran sayur-sayuran , daun singkong,kacang panjang,timun, ditambah tahu tempe trus disiram sama bumbu kacang,seger-seger pedes gitu,dan ga pernah tahu kalau ada campuran lelenya. Maka dengan rasa keingintahuan yang besar, malam pertama di Semarang pun saya langsung memesan pecel lele sebagai santap malam.

Saat hidangan tersedia di depan mata,di piring  tergolek manis seekor lele yang digoreng kering dengan asesoris berupa sambal semacam sambal terasi,plus lalapan berupa timun,daun kol,dan tak lupa daun aneh yang belum pernah saya lihat. Belakangan saya tahu kalau itu adalah daun kemangi. Ow ..ow… bayangan saya akan pecel  buyar seketika. Spontan saya bertanya “ Mana pecelnya mas”, xixixixi. “ Lhaaa itu mba, kan pesen pecel lele”

Durian vs Mentimun

Saturday, July 20, 2013




Ada beberapa keuntungan yang aku syukuri menjadi orang sumatera utara. Salah satunya yaitu tersedianya pasokan durian sepanjang tahun yang menjadi favorit suamiku. Lebih khusus lagi, sangat bersyukur bermukim di belantara hutan sawitnya, karena bisa dapat durian secara gratis tentunya ;)).

Hmm tapi berhubung saat ini bukanlah musim durian, maka cukuplah dengan menikmati rujak di siang hari yang gerah sambil ditemani segelas es kelapa muda, yummy.
Ngomong-ngomong soal durian dan rujak, jadi ingat sebuah kalimat dibawah ini :

Hubungan atasan dan bawahan itu ibarat buah durian dan buah mentimun.

Bingung ????, Let me explain it……………

Buah Durian , seperti yang kita kenal selama ini adalah buah ranum dengan duri keras yang melindungi daging buah didalamnya yang lembut dan luar biasa lezat. Buah tersebut merupakan raja dari segala buah. Karena rasanya yang legit, bentuknya yang unik, berbuah hanya pada musim-musim tertentu, dan yang paling penting, buah ini hanya terasa maksimal kelezatannya jika jatuh secara alami dari pohonnya. Bukan karena diperam atau jatuh dijolok galah. Jadi bisa dikatakan durian adalah buah pilihan yang tidak sembarangan. Bahkan harganya bisa sangat mahal saat tidak pada musimnya.

Sama halnya dengan pemimpin. Seorang pemimpin bukanlah orang sembarangan. Ia adalah seseorang yang terpilih,. Seorang pemimpin tidak secara instan terlahir. Ia telah ditempa banyak hal, baik pendidikan,pelatihan dan pengalaman. Karena itu tidak banyak orang yang bisa atau tepatnya pantas menjadi pemimpin. Sama seperti durian ,dengan kebijakannya seorang pemimpin akan terlihat keras diluar namun didalamnya penuh dengan kesahajaan dan itu hanya akan terjadi saat ia bukan hasil karbitan , namun seiring dengan kematangan jiwanya yang akan melahirkan kerendahan hati.

Lain halnya dengan mentimun. Buah ini bisa kita jumpai di pasar-pasar pagi dan sore. Jumlahnya cukup banyak dengan harga yang tidak terlalu mahal. Pasokannya tersedia di sepanjang tahun. Rasanya yang segar membuat buah ini bisa diolah menjadi berbagai macam makanan, baik sebagai pelengkap seperti lalapan maupun bahan utama untuk membuat acar dan rujak . Dari segi fisik, mentimun tidaklah sekeras durian. Ia tidak dapat bertahan terlalu lama setelah dipetik .Jika tidak disimpan dalam lemari es akan cepat membusuk karena kulitnya yang cenderung tipis.

Ibarat mentimun, seperti itulah bawahan. Tidak sementereng durian.
Nah sekarang coba bayangkan jika buah mentimun jatuh menimpa durian, apa yang terjadi??,

Yah minimal ia akan terbentur di beberapa bagian tubuhnya yang terkena langsung kulit durian, syukur-syukur hanya keserimpet sedikit, sehingga sisanya yang utuh masih bisa diolah menjadi makanan yang lezat.

Sedangkan durian??. Tidak akan terjadi apa-apa pada si durian. Ia hanya akan seperti durian yang kejatuhan mentimun. Ia tetap keras dan tetap lezat.
Lalu bagaimana jika durian jatuh menimpa mentimun?? Rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Pastilah mentimun yang malang akan babak belur, hancur lebur terlindas tubuhnya. Dan sekali lagi, tidak terjadi apa-apa pada durian. Ia tetaplah si buah raja.

Nah, dimanakah posisi kita sekarang?? Si mentimun atau si durian.
Mungkin perlu berfikir seribu kali saat berurusan dengan si buah berduri ini.

Insiden Honeymoon

Tuesday, July 16, 2013
Cerita ini terjadi sudah lima tahun yang lalu. 

Kalau menurutmu honeymoon itu selalu semanis madu, think again.

Begitu suami melamar saya untuk menikah, persiapan menjelang hari H pun mulai saya lakukan. Mulai dari sewa rias pengantin, jahit baju, sewa tenda, pesen undangan dan pernak-pernik yang kelihatan kecil ternyata bikin ribet dan menghabiskan waktu serta biaya yang tidak sedikit. Dari semua persiapan pernikahan, saya paling excited mempersiapkan perjalanan bulan madu.

Saya pencinta pantai, dan saya belum pernah ke Bali, maka tanpa ada keraguan saya dan suami sepakat menikmati bulan madu kami di pulau Dewata tersebut.

Rumput Tetangga [Selalu] lebih Hijau

Wednesday, July 10, 2013
Minggu ini di grup BB saya lagi hangat membicarakan tentang hasil tes manajer yang seharusnya saya ikuti beberapa waktu lalu.

" Si A jadi MP di Kuta, si B di Medan PH,si C, di Jakarta kota"

Seneng denger kabar teman-teman yang berhasil lulus dan melaju ke jenjang karir berikutnya. Namun ternyata tak dapat saya pungkiri terselip sedikit rasa iri di hati.

" Duh, enaknya mereka, sudah selangkah di depan saya".

Sebagai manusia biasa terkadang kita memang tak bisa terhindar dari rasa iri melihat kesuksesan orang lain. Isltilah "Rumput tentangga lebih hijau" itu benar adanya. Di satu sisi banyak teman saya yang mungkin iri melihat hidup saya, saya pun demikian melihat mereka.

Ada ketakutan-ketakutan akan tertinggal dibanding teman-teman seangkatan yang ujung-ujungnya menjadi " Kalau saja kemarin saya ikut", " Mungkin saja bisa penempatan Medan", dst dst andai andai yang katanya pintu masuknya setan pun menguasai saya.

Kemudian saya lihat wajah putri kecil saya yang sedang menyusu dengan semangatnya. Ah, tiba-tiba saya malu pada diri sendiri, malu pada sang Pencipta. Saya ini sudah dilimpahi banyak rezeki tapi kok ya masih tidak bersyukur juga, masih merasa kurang juga.

" Sesungguhnya orang yang berkecukupan adalah orang yang di hatinya selalu merasa cukup dan orang fakir adalah orang yang hatinya selalu rakus " (HR.Ibnu Hibban )

Plak, tertampar rasanya. Berarti mungkin saya masih termasuk orang fakir. Hmmm semoga di Ramadhan ini saya bisa mencuci otak saya dan menjadi orang yang berkecukupan dengan selalu merasa bersyukur.

Custom Post Signature