Pentingnya SPF15 Untuk Perlindungan Optimal Setiap Hari

Wednesday, May 8, 2013

Sampai saat ini saya merasa beruntung sekali terlahir dan besar di tanah Indonesia. Kenapa? 

Banyak alasan yang mendasarinya, mulai dari kulinernya, keindahan alamnya, sampai siraman sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Saya ngga bisa bayangkan kalau Indonesia turun salju,wah bisa-bisa penyakit lama saya biduran bakal kambuh setiap saat. Tidak itu saja, menurut saya warna kulit perempuan paling eksotis itu ya warna kulit orang Asia, terutama lagi warna kulitnya orang Indonesia. Ada yang bilang sawo matang, ada juga yang menyebutnya kuning langsat. Tapi yang pasti kulit perempuan Indonesia itu permukannya cenderung mulus, ngga berbintik-bintik.

Namun terkadang apa yang menjadi keberuntungan bisa juga berbalik menjadi sesuatu yang harus diwaspadai. Contohnya ya sinar matahari tadi. Walaupun sinar matahari itu baik untuk kesehatan terutama di pagi hari karena mengandung vitamin D, namun saat beranjak tengah hari, paparan sinar matahari malah membahayakan, terutama untuk kulit. Apalagi beberapa tahun belakangan, cuaca sudah sangat ekstrim dan sulit diprediksi akibat perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global. Siang hari panasnya bisa ampun-ampunan.

First Love

Monday, May 6, 2013

Sosok itu, dia duduk tepat di seberang mejaku. Kulitnya putih bersih,wajahnya tergolong manis untuk ukuran  jenis kelamin laki-laki, ia tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek, tak pernah ada satu katapun yang pernah keluar dari mulutnya. Baik sekedar menyapaku atau menanyakan sesuatu padaku, ah apa yang ada dalam pikirannya.

Teknologi Hijau, Penerapan Mobil Ramah Lingkungan

Sunday, May 5, 2013
Setelah hampir 8 tahun tinggal di Sumatera, baru nyadar ternyata suami saya belum pernah sekalipun ke Berastagi. Daerah Puncaknya Sumatera Utara yang terkenal dengan Bukit Gundalingnya. Kalau di Jawa ya mirip-mirip Kaliurang atau Tawangmangu. Daerah bukit dengan udara yang sejuk. Rasanya kok Mesake banget si mas belum pernah ke daerah wisata kebanggaan orang Medan ini. Jadi, setahun yang lalu, saat ponakan saya Fadlan berulangtahun kami pun berbondong-bondong sekeluarga besar merayakannya di Berastagi. Kami menyewa sebuah villa yang  besar untuk menampung 4 keluarga.

Saya sendiri, terakhir ke Berastagi sudah beberapa tahun yang lalu. Soalnya kalau liburan mau kesana, sudah bisa dipastikan macetnya poll, persis keadaan lalu lintas kalau mau ke puncak saat libur panjang. Karena sudah lama ya memory saya masih merekam kondisi Berastagi beberapa tahun yang lalu.

Hari Pendidikan Vs Hari Buruh

Friday, May 3, 2013
Kemarin baru saja diperingati sebagai hari pendidikan nasional di negeri ini. Hari yang ditujukan untuk menghormati salah seorang pahlawan bernama Ki hajar Dewantara. 

Setelah satu hari sebelumnya diperingati sebagai hari buruh.

Pendidikan dan buruh, seperti dua mata uang yang bertolak belakang. Pendidikan identik dengan kesempatan untuk belajar, memperoleh ilmu yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Istilah orang terdidik, orang berpendidikan identik dengan seseorang dengan sopan santun dan budi pekerti luhur. Yang memiliki tindak tanduk ala ningrat dan tentu saja dengan tutur kata dan penampilan yang bersahaja.

Sementara buruh. Apa yang terpikir saat mendengar kata buruh?. Pekerja pabrik?. orang yang digaji, orang yang bisa setiap saat dipecat jika sang majikan selesai keperluan dengannya. Buruh, di bully dan disuruh.

Kenyataannya orang berpendidikan pun sejatinya adalah seorang buruh, sepanjang ia masih bergantung pada pihak lain dan menunggu satu tanggal di tiap bulan untuk mengasapi dapur. Jadi masihkah kita bangga dengan segala titel dan embel-embel pendidikan yang berderet panjang di belakang nama kita?

Pantaslah hari pendidikan disandingkan dengan hari buruh, untuk lebih mengingatkan kita bahwa setinggi apapun pendidikan yang kita kenyam, pada akhirnya kita tetaplah buruh jika masih saja mau di bully dan disuruh.

Hari pendidikan, momentum untuk membebaskan diri dari sifat ke-buruh-an dalam diri kita. Menjadi diri yang merdeka. tanpa menggantungkan nasib pada pihak lain. Ah entah kapan itu bisa terwujud.

DecorativeJI, Pengalaman Seru Mewujudkan Warna Impian

Thursday, May 2, 2013
Mau cerita tentang rumah lagi nih. 

Saya pernah bilang kalau nyari rumah itu gampang-gampang susah. Sama seperti yang pernah saya alami. Setahun yang lalu suami saya dimutasi ke kantor direksi yang berada di Medan. Kami yang sebelumnya selalu menikmati fasilitas rumah dinas dari perusahaan, mau tak mau harus mencari rumah sendiri karena penempatan untuk kantor direksi tidak difasilitasi rumah dinas. 

Syukurnya walau ngga dikasi rumah dinas tapi oleh perusahaan diberi tunjangan uang perumahan. Daripada digunakan buat ngontrak, kami memutuskan untuk membeli rumah saja sekalian, lumayan buat tambahan angsuran. Mulailah saya dan suami hunting rumah sana-sini. Ternyata ngga gampang lho nyari rumah yang sesuai keinginan. Saya dan suami pengennya rumah dengan luas yang lumayan, namun ternyata perumahan baru yang ada rata-rata memiliki luas yang sangat terbatas. Kebanyakan developer hanya menawarkan rumah dengan lebar 6x15, seukuran ruko. Ada sih yang agak lebar, bisa 8 meter depannya, tapi harganya sudah selangit, ngga pas dengan budget yang kami punya.

Custom Post Signature